Professional Documents
Culture Documents
Upload e Journal
Upload e Journal
Upload e Journal
5 Citations
Ad
5.21
Bogor Agricultural University
Yusalina
Abstract
ScienceDirect online journal is a scholarly publication that presents the latest scientific information and
has a strategic role in the development and dissemination of knowledge. To identify the factors that
influence the willingness of students in the use of online journals in the Library ScienceDirect IPB used a
research model adapted from a model study. This study is a type of quantitative research using a
questionnaire survey in data collection. To examine the use ScienceDirect online journals used in the
preparation of a thesis citation analysis method through the titles of articles in electronic journals that
are used as references on each thesis. The results obtained that the number of respondents who use
online journals ScienceDirect and its utilization rate is not maximized. Utilization rates as indicated by
the frequency and number of articles downloaded is still low. Of the five factors tested their effects on
motivation utilizing ScienceDirect online journals, ease of use factor is the most powerful influence that
is equal to 33.27%, next is the quality of information (12.30%), followed by user friendly interface
(24.3%) and most little effect is the ability to use computers (6.45%). While the relevance of the
information content of the information needs of users with no effect on the motivation of the use of
ScienceDirect online journal. As for the ScienceDirect online journals are much used as reference in
preparing the student's thesis is pascasarjana S2 IPB Aquaculture is equal to 38.68%.
Full-text (PDF)
89
PERPUSTAKAAN IPB
Abstract
ScienceDirect online journal is a scholarly publication that presents the latest scienti c information and
has
a strategic role in the development and dissemination of knowledge. To identify the factors that
in uence the
willingness of students in the use of online journals in the Library ScienceDirect IPB used a research
model
adapted from a model study. This study is a type of quantitative research using a questionnaire survey in
data collection. To examine the use ScienceDirect online journals used in the preparation of a thesis
citation
analysis method through the titles of articles in electronic journals that are used as references on each
thesis.
The results obtained that the number of respondents who use online journals ScienceDirect and its
utilization
rate is not maximized. Utilization rates as indicated by the frequency and number of articles
downloaded is
still low. Of the ve factors tested their effects on motivation utilizing ScienceDirect online journals, ease
of
use factor is the most powerful in uence that is equal to 33.27%, next is the quality of information
(12.30%),
followed by user friendly interface (24.3%) and most little effect is the ability to use computers (6.45%).
While
the relevance of the information content of the information needs of users with no effect on the
motivation of
the use of ScienceDirect online journal. As for the ScienceDirect online journals are much used as
reference
Key words : online journal, ScienceDirect, citation analysis, ease of use, user friendly interface, intention
to use
Abstrak
Jurnal online ScienceDirect adalah publikasi ilmiah yang menyajikan informasi ilmiah terbaru dan
memiliki
peran strategis dalam pengembangan dan penyebaran pengetahuan. Untuk mengidenti kasi faktor-
faktor yang
digunakan model penelitian yang diadaptasi dari model pembelajaran (Kim, 2005) dan (Nisonger, 2004).
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif menggunakan survei kuesioner. Untuk menguji
penggunaan
jurnal online ScienceDirect dalam penyusunan tesis menggunakan metode citation analysis melalui judul
artikel yang digunakan sebagai referensi pada setiap tesis. Hasil yang diperoleh adalah bahwa jumlah
responden yang menggunakan jurnal online ScienceDirect dan tingkat pemanfaatannya belum
maksimal.
Tingkat pemanfaatan yang ditunjukkan dengan frekuensi dan jumlah artikel diunduh masih rendah. Dari
lima
faktor diuji pengaruhnya terhadap motivasi memanfaatkan jurnal online ScienceDirect, faktor
Kemudahan
penggunaan adalah pengaruh yang paling kuat yaitu sebesar 33,27%, berikutnya adalah Kualitas
informasi
(30,12%), diikuti oleh Antarmuka sistem (24,3%) dan sedikit oleh Kemampuan komputer (6,45%).
Sementara
Relevansi isi informasi dengan kebutuhan informasi pengguna tidak berpengaruh pada motivasi
penggunaan
jurnal online ScienceDirect. Adapun judul Jurnal dalam ScienceDirect yang banyak digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan tesis mahasiswa Pascasarjana S2 IPB adalah Aquaculture yaitu sebesar
38,68%.
Kata kunci: Jurnal online ScienceDirect, Citation analysis, Motivasi, Kemudahan penggunaan,
Aquaculture
PENDAHULUAN
90
analisis sitiran.
METODE PENELITIAN
91
pengguna.
Variabel Penelitian
tion to use)
Disain Penelitian
Hipotesis Penelitian
92
pascasarjana S2 IPB
Program Magister Jumlah Persentase
Kehutanan 1 1.6
Perikanan 14 22.6
Pertanian 11 17.7
Peternakan 1 1.6
JUMLAH 62 100
93
pascasarjana S2 IPB
Semester I 1 2
Semester II 18 29.03
Semester IV 29 46.77
Semester V 2 3.23
Semester VI 5 8.06
JUMLAH 62 100
penyelesaian studinya.
ScienceDirect
ScienceDirect
Elektronik ScienceDirect
kategori kuat.
MahasiswaPascasarjana S2 IPB
artikel.
95
Kesimpulan
ScienceDirect.
Saran
ScienceDirect.
ScienceDirect.
DAFTAR PUSTAKA
unlimited.
Routledge
University, 2005)
, 19 (2), 5-20
McGraw-Hill/ Irwin.
McQuail D. 1985. Broadcasting structure and nance.
65
dari http://lu.com/odlis/odlis.html
Jakarta : UI Press.
http://jode.ecs.soton.ac.uk/Articles/v01/i03/
KAJIAN SITIRAN TERBITAN BERKALA PADA KEGIATAN RISET MINYAK DAN GAS BUMI YANG
TEREKAM MEDIA TERAKREDITASI (CITATION STUDY OF OIL AND GAS RESEARCH ACTIVITIES
RECORD IN PERIODICAL MEDIA ACCREDITATION)
Article
Full-text available
o Dec 2015
o
Himawanto
View
207-389-1-SM
Data
May 2016
Himawanto
View
Produktivitas Penulis Indonesia di Riset Energi Internasional (Kajian Jurnal ScienceDirect)
Article
Full-text available
Jun 2016
Himawanto
View
EVALUASI PUBLIKASI ILMIAH SCIENCEDIRECT BIDANG ENERGI WILAYAH INDONESIA (EVALUATION
OF SCIENCEDIRECT PUBLICATIONS IN THE FIELD OF ENERGY AT INDONESIAN TERRITORY)
Article
Full-text available
Jun 2016
Himawanto
View
PROFIL ARTIKEL ILMIAH BIDANG LINGKUNGAN DI INDONESIA: ANALISIS BIBLIOMETRIK
Article
Full-text available
Jan 2017
Himawanto
View
Recommendations
Discover more publications, questions and projects in Journalism
Project
Erni Sumarni
Kajian ini menggunakan metode ServQual yang melihat ekspektasi dan persepsi masyarakat terhadap
layanan Perpustakaan BSN.
View project
Project
Muhammad Bahrudin
Erni Sumarni
View project
Article
Indikator kinerja perpustakaan menurut ISO 11620:2008 (Information and Documentation - Library
Perfo...
January 2013
Read more
Article
Indikator Kinerja Perpustakaan Menurut ISO 11620: 2008 (Information and Documentation – Library
Perf...
January 2013
Mengukur kinerja sebuah perpustakaan merupakan upaya untuk mengetahui pencapaian perpustakaan
tersebut terhadap visi, misi, dan tujuan perpustakaan. Sejak tahun 1998 ISO telah menerbitkan standar
cara mengukur indikator kinerja perpustakaan yaitu dengan menerbitkan ISO 11620:1998. Sesuai
dengan perkembangan layanan yang ada di perpustakaan standar ISO tersebut sudah tidak dapat
mengakomodir... [Show full abstract]
Read more
Presentation
Komposisi Angka Kredit Pada PAK (Penetapan Angka Kredit) Kenaikan Pangkat/Jabatan Pustakawan
Tingkat...
March 2018
Pustakawan merupakan salah satu jabatan fungsional tertentu yang kenaikan pangkat dan atau
jabatannya ditentukan oleh Angka Kredit yang diperoleh oleh pejabat fungsional tersebut memenuhi
syarat yang sudah ditetapkan. Angka Kredit tersebut dibagi dua bagian yaitu yang termasuk unsur utama
di mana angka kredit yang diperoleh tidak boleh kurang dari 80% dan unsur penunjang di mana jumlah
angka... [Show full abstract]
Read more
Thesis
STUDY ON THE USE OF CDS/ISIS FOR ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE FOR INDONESIAN UNIVERSITY
LIBRARIES...
July 1991
This study attempts to explore and examine the possibility of the use of Micro CDS/ISIS for Online Public
Access Catalogue to support the library network and resource sharing in Indonesian University Libraries.
The characteristic and performance of Micro CDS/ISIS Software package, which is released by UNESCO is
presented. Some literatures in Micro CDS/ISIS are reviewed to give an understanding... [Show full
abstract]
Read more
Discover more
About
News
Company
Careers
Support
Help center
FAQ
Business solutions
Recruiting
Conferences
Advertising
Ad
Imprint
Terms
Privacy
or
Log in
Latar Belakang
Teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini, memacu
perpustakaan untuk menyediakan koleksinya tidak hanya dalam
bentuk tercetak
tetapi juga koleksi yang menggunakan sarana elektronik. Sarana
elektronik ini
sangat dibutuhkan bagi perpustakaan, terutama bagi Perpustakaan
Universitas
Perguruan Tinggi, agar akses penggunaan sumber-sumber informasi
ini sangat
berguna bagi kelancaran proses belajar mengajar, karena prasarana
ini akan
memudahkan komunitas untuk mencari informasi-informasi yang
dibutuhkan
terutama untuk mendukung pembalajaran.
Perpustakaan perguruan tinggi dalam buku pedoman perpustakaan
perguruan tinggi merupakan unsur penunjang Tri Dharma Perguruan
tinggi yang
mempunyai beberapa fungsi yaitu edukasi, sumber informasi,
penunjang riset,
rekreasi, publikasi, deposit dan interpretasi informasi.
1
3-4.
2
berubah dalam mencari sumber-sumber informasi dan
memperhatikan kepuasan
pengguna dalam memanfaatkan fasilitas yang disediakan.
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan
diri
dalam rangka menunjang visi misi perpustakaan. Sejalan dengan visi
misi
perpustakaan, Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
secara fisik
mempunyai tempat layanan dan kapasitas ruang yang cukup
memadai, sehingga
layanan-layanan yang diberikan kepada pemustaka bisa
dimaksimalkan.
Selain itu, peningkatan ketersediaan koleksi juga mengarah pada
kegiatan
pengakomodasian yang diperlukan oleh pemustakanya, seperti
tersedianya
ruangan audio visual yang menyediakan sarana, untuk mengakses
sumber-sumber
informasi secara elektronik. Salah satu sumber informasi elektronik
yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang proses belajar mengajar, kegiatan
mahasiswa
yang berkaitan dengan tugas akhir dan penelitian adalah tersedianya
jurnal
elektronik. Jurnal elektronik didefinisikan sebagai terbitan berkala
yang
didalamnya selalu memuat isu terkini (
current
) dalam bentuk format elektronik
yang terbaca oleh kompoter.
2
Liza Chan,
.(Dalam
3
Perkembangan jurnal elektronik menjadi
database
jurnal elektronik
bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi. Yang mampu
membuat
jurnal ilmiah dari berbagai penerbit dikumpulkan dalam suatu
pengkalan data
sehingga memudahkan pemustaka untuk mencari artikel dari berbagai
jurnal
secara cepat dan tepat. Sehingga memungkinkan seseorang dapat
menemukan
lebih banyak informasi yang dibutuhkan. Fasilitas-fasilitas yang
disediakan oleh
pangkalan data yang berisi beragam jenis jurnal ilmiah akan
mempengaruhi
jumlah jurnal ilmiah yang terbaca (terakses), selain itu dengan strategi
pencarian
yang tepat juga akan didapatkan hasil yang memang diinginkan.
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melanggan jurnal
elektronik diantaranya seperti, database jurnal elektronik EBSCO,
PROQUEST,
EMERALD, CAMBRIDGE, SPRINGER, OXFORD, SCIENCE DIRECT
dan
lain
-lain, sebagai salah satu faktor yang penting dalam kegiatan belajar
mengajar
dan merupakan faktor penting dalam dukungan terhadap kegiatan
penelitian.
Jurnal elektronik biasanya digunakan oleh dosen sebagai rujukan
dalam
proses kegiatan belajar mengajar seperti melengkapi bahan ajar,
memberikan
keterkaitan informasi yang ada dalam jurnal elektronik kepada
mahasiswanya
serta dapat digunakan untuk sumber-sumber informasi penelitian.
Sedangkan
jurnal elektronik digunakan oleh mahasiswa untuk menambah
pengetahuan dan
menjadi rujukan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan
referensi
untuk tugas akhir. Informasi-informasi yang didapat dari jurnal
elektronik
menjadikan proses pembelajaran akan menjadi lebih lengkap dari
sumber-sumber
informasi terkini yang selalu diperbaharui.
4
Fasilitas akses jurnal elektronik dapat diakses di seluruh area kampus
yang
terhubung dengan jaringan seperti laboratorium dan ruang kerja,
maupun fasilitas
hot spot
. Akses di luar kampus tetap dapat dilakukan dengan menggunakan
ID
accaunt
dan
password
yang disediakan oleh perpustakaan dengan harapan
penggunaannya dapat maksimal tidak hanya terbatas di area fisik
perpustakaan
dan kampus, sehingga tidak ada halangan dalam penggunaan jurnal
elektronik.
Berdasarkan data awal yang merupakan rangkuman akses jurnal
elektronik
selama tiga tahun berturut-turut, menunjukkan bahwa pemanfaatan
jurna
l
elektronik mengalami naik turun, yaitu pada tahun 2012 sebanyak
131.173, pada
tahun 2013 sebanyak 177.471 dan pada tahun 2014 sebanyak
127.549. Tidak
sebanding antara pengguna yang melukan akses informasi melalui
jurnal
elektronik yaitu baru sekitar 18-19% pengguna yang mendapatkan
hasil dari
memanfaatkan jurnal elektronik. Sehingga belum diketahui faktor-
faktor
apasajakah yang mempengaruhi pengguna terhadap pemanfaatan
jurnal
elektronik, yang dalam hal ini peneliti menggunakan pamanfaatan
pahan pustaka
jika dilihat dari sisi penggunanya. Evaluasi rendahnya pemanfaatan
jurnal
elektronik ini belum pernah dilakukan oleh Perpustakaan Universitas
Gadjah
Mada Yogyakarta. Sehingga nantinya penelitian ini juga dapat
digunakan untuk
mengetahui kesulitan dan kendala pengguna dalam penamfaatan
jurnal elektronik.
Perpustakaan dapat mengatahui tindakan yang harus dilakukan untuk
memaksimalkan penggunaan jurnal elektronik sebagai salah satu jasa
layanan
yang penting dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
5
Melihat di Indonesia sendiri masih begitu kurang dalam pemanfaatan
jurnal elektronik. Rendahnya penggunaan jurnal elektronik membuat
keprihatinan
tersendiri. Sekarang ini Indonesia jauh tertinggal di Asia, ASEAN dan
Timur
Tengah. Penurunan ini menjadikan indeksi kemajuan Iptek Indonesia
yang
lambat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) mencatat
masih
rendahnya mahasiswa Indonesia yang memanfaatkan jurnal
elektronik sebagai
sumber-sumber referensi, sehingga Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi
membuat tim monitoring tentang evaluasi pemanfaatan jurnal
elektronik.
4
Hasil
lapangan me
mbuktikan bahwa, ada beberapa kendala yang mengakibatkan
sedikitnya pengaksesan jurnal elektronik dan khususnya jurnal ilmiah.
Salah satunya kendala yang dihadapi dalam penggunaan jurnal
elektronik
adalah dari segi bahasa, hal ini dapat dibuktikan bahwa memang ada
bahasa yang
domain dalam jurnal yaitu hampir 50% artikel ilmu pengetahuan dan
teknologi
terit dalam bahasa Inggris, 20% dalam bahasa Rusia, 7% dalam
bahasa Jerman,
5% dalam bahasa Perancis, 4% dalam bahasa Jepang, 3% dalam
bahasa Italia dan
3% dalam bahasa Spanyol
5
http://news.palcomtech.com/2012/09/monitoring-
penggunaan-e-journal-internasional-dikti/
Lasa Hs,
. Artikel (Dalam
http://i-
lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=4327
diakses pada tanggal 28 September 2013. )
6
merupakan Perguruan Tinggi terbaik dan ternama di Yogyakarta.
Melihat tidak
sedikit biaya yang dikeluarkan oleh Perpustakaan untuk melanggan
dan bisa
mengakses jurnal-jurnal elektronik tersebut, akan sangat disayangkan
jika
pemanfaatan jurnal elektronik tidak dimaksimalkan. Sebelumnya
peneliti telah
melakukan observasi terkait penelitian ini, di Perpustakaan
Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta belum pernah ada yang meneliti tentang p
emanfaatan jurnal
elektronik. Melihat pentingn ya pemanfaatan jurnal elektronik di suatu
perguruan
tinggi itu sangat penting, maka dengan penelitian ini diharapkan
peneliti ingin
memberikan kontribusi kepada perpustakaan dalam mengetahui
sejauhmana
pemanfaatan
jurnal elektronik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas
dalam penelitian ini adalah;
“Bagaimanakah pemanfaatan jurnal elektronik
yang dilanggan oleh Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta oleh pemustaka
”.
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai
berikut: ”Untuk mengetahui pemanfaatan jurnal elektronik terhadap
pemustaka
yang ada di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta”.
7
Sedangkan kegunaan penelitian ini dapat dideskripsikan berikut;
Penelitian
ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan pertimbangan
pemanfaatan jurnal
elektronik dan tolak ukur bagi perpustakaan dalam pengembangan
pemanfaatan
jurnal elektronik, menjadikan referensi berupa evaluasi bagi
Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk mengoptimalkan jasa
layan jurnal
elektronik.
8
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
metode
survey. Analisis data yang digunakan dalam peneiltian ini adalah
menggunakan
pendekatan
Partial Least Square
(PLS) untuk menjelaskan ada atau tidak adanya
hubungan antar variabel. Berdasarkan analisis data yang dilakukan
diperoleh
kesimpulan bahwa mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta dalam
menggunakan jurnal
elektronik dipengaruhi oleh
Self Efficacy, User Training, Complexity, Percaived
Usefulness, Percaived Ease of Use dan Intention to Use
.
Penelitian yang pertama dilakukan oleh, Siti Umi Hani
7
(2012) yang
berjudul “PemanfaatanJurnal Elektronik Sebagai Sumber Belajar
Mahasiswa di
UPT Perpustakaa
n Universitas Negeri Yogyakarta”. Dalam penelitian ini peneliti
bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan jurnal elektronik sebagai
sumber belajar
mahasiswa UNY. penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif,
dengan subjek seluruh mahasiswa yang terdaftar sebagai pemustaka
di UNY.
Hasil penelitian yang di didapat oleh penelitian ini adalah secara
keseluruhan
besar mahasiswa 70% memanfaatan jurnal elektronik setiap kali
berkunjung ke
perpustakaan, sedangkan 50% mahasiswa menyatakan bahwa dalam
satu minggu
lebih dari empat hari berkunjung ke perpustakaan untuk memanfaatan
jurnal
elektronik. sedangkan kendala yang dihadapi dalam pemenfaatan
jurnal elektronik
adalah minimnya jurnal elektronik yang tersedia yang sesuai dengan
kebutuhan
pengguna, sebagaian besar 52% menyatakan hanya sebagian kecil
cakupan yang
sesuai dengan kebutuhan sumber belajar mahasiswa. Sedangkan
63% mahasiswa
menyatakan bahwa merasa kesulitan saat memanfaatan jurnal
elektronik
7
Siti Umi Hani, “Pemanfaatan Jurnal Elektronik Sebagai Sumber Balajar Mahasiswa
di UP
T
Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta”. [Tesisi]. Yogyakarta: Universitas
Negeri
Yogyakarta. 2012.
9
berbahasa asing, hal ini menyebabkan sebanyak 58% mahasiswa
sering
mengurungkan niat untuk memanfaatan jurnal elektronik sebagai
sumber belajar.
Kelengkapan fasilitas pencarian temu kembali informasi, 76%
mahasiswa
menyatakan sangat lengkap, tetapi 78% menyatakan bahwa jumlah
nya masih
belum sebanding dengan jumlah pengguna perpustakaan. Sedangkan
pada aspek
sumber belajar 64% mahasiswa menyatakan bahwa buku teks yang
selalu yang
pertama kali dicari untuk mendukung sumber belajar dan 56%
mahasiswa
penyatakan bahwa buku teks sebagai sumber belajar yang selalu
dijadikan
rujukan.
E.
Kerangka Teori
a.
Jurnal
Jurnal merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang paling
dibutuhkan
oleh pengguna untuk menemukan informasi tentang penemuan ilmiah
terkini
(
curent
). Dalam hal ini pengelompokan koleksi perpustakaan, pada dasarnya
jurnal termasuk ke dalam kategori koleksi serial. Menurut bahasa,
jurnal adalah
catatan harian, surat kabar khusus
8
. Menurut istilah, jurnal adalah terbitan berkala
yang berisi tulisan ilmiah yang diterbitkan pada waktu tertentu, tulisan
ini
biasanya berupa berupa hasisl penelitian, artikel ilmiah, maupun
ringkasan karya
akademik
9
.
8
Moelino, dkk, Yususf hadi. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: CV
Rajawali.
9
Lasa Hs. 1999. Pengelolaan terbita Berseri. Yogyakarta: Kanisius.
10
b.
Kriteria Jurnal Yang Berkualitas
Menyadari bahawa kondisi berkala ilmiah Indonesia belum dapat
dikatakan berbobot, Ditjen Dikti melaksanakan kebijakan untuk
meningkatkan
mutu berkala dalam memenuhi persyaratakan minimum seperti telah
dituangkan
dalam kriteria yang titetapkan. Kriteria yang dipergunakan dalam
akreditasi
tertuang dalam panduan Akreditasi Berkala Ilmiah yang disusun
bersama oleh
LIPI, Ikatan Penyunting Indonesia, Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi
serta DP2M Ditjen Dikti.
Tujuan Akreditasi adalah untuk meningktakan berkala ilmiah
Indonesia,
sehingga dapat meningkatkan komunitas ilmiah antar peneliti dan
masyarakat
pengguna untuk mencapai sasaran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan
kebutuhan pengembangan Indonesia.
Nilai dan pembobotan diukur berdasarkan dimensi fisik/penampilan,
manajeman dan substansi yang diperinci ke dalam berbagai aspek
denan bobotnya
masing-masing yaitu: Penamaan Berkala (5), Kelembagaan Penerbit
(5),
Penyunting (21), Penamp
ilan (9), Gaya Penulisan (11) Substani Isi (36),
Keberkalaan (10) dan Kewajiban Pascaterbit (3).
10
Berdasarkan penjelasan diatas
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa jurnal yang berkualitas baik
adalah
jurnal yang sudah terakreditasi dan dinilai baik oleh Badan Akreditasi
dalam hal
ini Ditjen Dikti.
10
Dalam.
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah
.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/akreditasi-
online.http
11
Sebagian besar jurnal diterbitkan oleh institusi pendidikan maupun
lembaga-lembaga penelitian, sehingga sebuah jurnal umumnya
memiliki reputasi
yang baik dan inf
ormasinya dapat dipertanggungjawabkannya
11
.
Dalam buku Panduan Perpustakaan Universitas, mengamukakan b
ahwa “
Koleksi serial adalah semua bahan pustaka yang diterbitkan secara
berlanjut
bukan terbitan tunggal (monograp) seperti buku
12
.
c.
Jenis-jenis Jurnal Elektronik
Pada umumnya jurnal terbagi ke dalam dua jenis yaitu jurnal tercetak
dan
jurnal elektronik. Seiring dengan perkembangan teknologi dan
informasi, jenis
jurnal semakin beraneka ragam, sebagai mana Chen dalam Heni
mengkatagorikan
jenis jurnal sebagai berikut:
(1)
Print only (p), these were title that only are available in print format, (2)
Electronic priced separately (E), these were journal with electronic
version
that were available with surcharge or were priced separately (3)
Combination price (C) these were the elecrtonic version of print
journals thst
were offered “free online” with print subscription, (4) Aggregated
pricing
(A), titles that were available for purchase as a collection trough
publisher
13
.
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa jurnal terbagi atas empat
jenis, yaitu:
1.
Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk cetak
11
Saleh, Abdul Rahman. 1996. Pengolahan Terbitan Berseri. Jakarta: Universitas
Terbuka
Depdikbud.
12
Siregar, Ridwan. 2004. Perpustakaan Energi Pembangun bangsa. Medan: USU
Press.
13
Siti Umi Hani, “Pemanfaatan Jurnal Elektronik Sebagai Sumber Balajar Mahasiswa
di UPT
Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta”. [
Tesisi]. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta. 2012.
12
2.
Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk elektronik
3.
Jurnal versi elektronik dari jurnal yang terbit tercetak yang ditawarkan
sacara
free online
4.
Jurnal-jurnal yang tersedia untuk dibeli melalui penerbit.
d.
Jurnal Elektronik
Jurnal elektronik mempunyai berbagai sebutan seperti
e-serial, e-
periodikal, digital serial atau d-journal
. Sebutan ini menunjukkan bahwa jurnal
elektronik dapat didefinisikan dalam berbagai pengertian.
AACR (
Angglo American Cataloguing Rule
) mendefinisikan bahwa jurnal
elektronik adalah sebuah publikasi dalam media yang diterbitkan
berturut-turut
yang berhubungan secara numeric atau secara kronologis, dapat
diakses melalui
web, memiliki fitur seperi jurnal, majalah atau teritan berseri dan
memiliki ISSN
(
International Standard Serial Number
). Definisi lain disampaikan oleh
Online
Dictionary for Library and Information Science
(ODLIS), sebagai versi digital
dari suatu jurnal tercetak atau publikasi elektronik berupa jurnal tanpa
versi
tercetaknya yang tersedia melalui
website
atau akses internet.
Woordward dan McKnight Hitcokc mendefinisikan bahwa jurnal
elektronik merupakan publikasi dalam format elektronik dan
mempunyai ISSN
(
International Standard Serial Numb
er
), isinya biasanya berupa artikel ilmiah,
karya ilmiah atau proceeding dari suatu seminar yang berformat
HTML dan PDF
13
atau format lain yang mendukung.
14
Bentuk penerbitan jurnal elektronik
diidentifikasi menjadi tiga: 1) jurnal elektronik yaitu jurnal yang
terpasang
melalui komputer, 2) Jurnal pada CD-ROM adalah jurnal individu
berbentuk teks
penuh yang dikoleksi dari berbagai subjek jurnal tercetak yang ada
dan versi
elektroniknya ditempatkan pada CD-ROM, sedangkan 3) Jurnal pada
network
adalah jurnal dalam bentuk jaringan kerja yang didasarkan pada
perangkat lunak
aplikasi komputer
client
server termasuk didalamnya FTP dan
World Wide Web
(WWW) pada situs web internet.
Jurnal elektronik memiliki beberapa ragam variasi dalam memberikan
informasi kepada penggunanya yaitu:
1.
Database E-journal
yang awalnya tidak direncang sebagai jurnal
fulltext
tetapi sebagai sumber informasi sekunder. Dengan berlalunya waktu
mulai
memberikan jurnal
fulltex
t. Database lebih memberikan kemampuan yang
memadai dan memberikan fasilitas-fasilitas yang memudahkan
pengguna.
2.
Virtual journal
yang berisi artikel yang diterbitkan di berbagai jurnal dan
menerbitkannya sebagai sebuah jurnal elektronik.
3.
Secondary journal
yang berisi index dan abstrak jurnal secara elektronik
15
.
14
Woord, H., Rowland, F., McKnight, C.Prichett, C., & Meadows, J.
Cafe Jus: an
Electronic Jurnals user survey
.( Journal of Digital Information dalam
http://eseerx.ist.put.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.54.9137&rep
diakses pada tanggal 3
Oktober 2013.
15
Yogendra, Singh
.E
-Journal-Characteristics, Publishing, Polotics and Economics
. (INDEST-
AICTE Workshop and Seventh Annual Meet 13-15 January 2010. India: Central
Library, IIT-
Khargpur. Dalam
http://www.library.iitkgp.ernet.in/sites/workshop/pdf/
diakses pada tanggal 9
Oktober 2013.
14
Jurnal elektronik merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang
saat ini
dikembangkan sebagai fasilitas yang diharapkan mampu mendorong
seluruh
komponen di perguruan tinggi.
e.
Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Menurut handoko pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan jika
dilihat
dari sisi pengguna dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
16
.
Faktor internal meliputi:
a.
Kebutuhan
Adapun yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan
jurnal
elektronik sebagai sumber belajar mahasiswa, setiap individu memiliki
perbedaan
dalam kebutuhan informasi
17
. Sedangkan dalam dunia perpustakaan, kebutuhan
pengguna perpustakaan akan informasi berbeda-beda sesuai dengan
latar belakang
pencari informasi, antara lain untuk meningkatkan pengetahuan,
mengikuti
perkembangan zaman, mendukung dan merencanakan penelitian,
mengajar,
manajemen, serta mengutip sitasi bibliografi bagi karya tulis.
Identifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan
current
approach
, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi mutakhir,
every day approach
yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan
sehari-hari,
exhaustive approach
yaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara
16
Prawati, Budi. 2002. Keterampila Koleksi, Majalah Ilmu Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran
Teknologi Pertanian Oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian”. Dalam
http://PustakaBogor.net
..
Hlm.25.
17
Ibid., Prawati, Budi.. Hlm.6.
15
menyeluruh, dan
catching up approach
yaitu kebutuhan pengguna akan informasi
singkat
secara tepat
18
.
b.
Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan-
alasan
atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat
sesuatu
19
.
Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, motivasi
adalah
alasan seseorang untuk melaksanakan sesuatu baik secara sadar
maupun tidak
sadar untuk melakukan suatu perbuatan dengan tujuan tertentu
20
.
c.
Minat
Menurut Kamus Bahasa Indonesia minat adalah kecenderungan hati
yang
tinggi terhadap sesuatu
21
. Sedangkan menurut Sulistyono minat secara istilah
merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang
menaruh perhatian
terhadap seseorang, sesuatu objek atau aktifitas tertentu
22
. Untuk mengetahui
faktor minat dalam penelitian ini terdapat dua item pertanyaan yang
mewakili
yaitu; frekuensi kunjungan dan frekuensi pemanfaatan. Setiap penggu
na
perpustakaan mempunyai frekuensi kunjungan dalam menggunakan
fasilitas
perpustakaan yang berbeda. Hal ini tergantung kebutuhan mereka
akan informasi
dan yang lainnya, sebab setiap orang mempunyai waktu dan
kesempatan yang
berbeda pula. Oleh karena itu frekuensi pemanfaatan merupakan
salah satu kisi-
18
Ibid. Hlm.43.
19
Ibid. Hlm. 6-7
20
Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. 2002. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm.
997.
21
Moelino, dkk, Yususf hadi. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: CV
Rajawali.
Hlm.583
22
Sulistyo-Basuki. 1993
.
Pengantar Ilmu Perpustakaan
. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm.
4.
16
kisi dalam menyusun pertanyaan untuk melihat bagaimana pengguna
perpustakaan memanfaatkan fasilitas yang tersedia pada
perpustakaan.
Perpustakaan yang mempunyai fasilitas dan koleksi yang sesuai
dengan
kebutuhan para penggunanya biasanya memiliki pengguna yang
cukup sering
berkunjung memanfaatkan perpustakaan dan begitupun sebaliknya.
Hal ini cukup
wajar, karena pada dasarnya pengguna mengunjungi perpustakaan
disebabkan
informasi yang dibutuhkan tersedia pada perpustakaan sehingga
dapat dipastikan
suatu perpustakaan yang memiliki kelengkapan koleksi akan lebih
sering
dikunjungi oleh penggunanya.
Definisi
frekuensi
menurut
Kamus
Bahasa
Indonesia
adalah
“Kekerapan”
23
, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer
frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur
24
. Adapun
definisi penggunaan sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer adala 21
akat kunci gabungan dengan
Boolean Logic
yang berhubungan dengan informasi
yang diinginkan.
Untuk menelusur informasi melalui media elektronik diperlukan
pengetahuan tentang cara mengoperasikan komputer atau membuka
program,
organisasi data, subjek, isi dan cakupan tahun. Selain itu Houghton
dan Convey
dalam Ariyani yang dikutip oleh Yudistira berpendapat ada dua
karakteristik
pengguna yang mempengaruhi keberhasilan dalam menemukan
informasi
30
, yaitu:
1.
Acquired knowledge and skilli
, mencakup keahlian tentang subjek yang
didalamnya pengetahuan tentang perintah penggunaan sistem dan
kemampuan magnetik.
2.
Innate skills or personality
, yaitu kemampuan berpikir secara logis dan
analitis yang membantu pengguna dalam mengidentifikasi masalah
dan rasa
ingin tahu yang mengarahkan untuk melakukan pendekatan analitis
dalam
proses pencarian informasi.
Informasi yang ditemukan dan diperoleh dari berbagai sumber belum
sepenuhnya memenuhi kebutuhan pengguna. Namun menurut
Yudistira kepuasan
pengguna terhadap informasi yang ditemukan tergantung pada jumlah
faktor
yaitu
31
:
30
Yudistira. Pemanfaatan Jurnal Elektronik di Perpustakaan Universitas Negeri Sunan
Kalijaga
Yogyakarta oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu perpustakaan. [skripsi].
Yogyakarta: 2012. Hlm
31.
31
Ibid. Hlm.32
22
1.
Kelengkapan
2.
Kecepatan
3.
Ketepatan
4.
Kebutuhan informasi
5.
Ketersediaan fasilitas yang dapat dimanfaatkan pengguna
Kepuasan pengguna terhadap informasi juga tergantung pada
kecepatan
jasa, banyak pertanyaan pengguna yang dapat terjawab, ketepatan
informasi,
kemutakhiran, luas cakupan informasi dan kemudahan prosedur
pemakaian
32
.
f.
Pemanfaatan Jurnal Elektronik
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
“Pemanfaatan mengandung arti proses, cara dan perbuatan
memanfaa
takan
sesuatu untuk kepentingan sendiri”.
Pendapat lain mengatakan bahwa “Pemanfaatan jurnal adalah suatu
proses
beraktivitas pengguna dalam hal memanfaatkan informasi pada jurnal
untuk
memenuhi kebutuhnanya, Informasi ilmiah yang terdapat dalam jurnal
cukup
berperan dalam bidang kajian ilmu pengetahuan, yang selalu
membutuhkan data
mutakhir (
curen
t) dan akurat”
33
.
Manfaatan jurnal elektronik banyak dirasakan oleh pengguna untuk
menambah pengetahuan dan memberikan solusi kebutuhan
informasi. Secara
32
Ibid. Hlm. 37
33
Sari deni Batubara.”Pemanfaatan Jurnal Online Proquest Medical Library Oleh
Mahasiswa Kedokteran USU Pada Perpustakaan Medical Library Sumatra Utara”.
Dalam
http://repository.usu.ac.id/handle/186356497/1353
di akses Pada tanggal 19 Oktober2013.
23
mendalam, perilaku pencarian informasi (
Informations Seeking Behaviour
) diteliti
dalam kaitan dengan pencarian suatu informasi. Batasan kajian yang
berkaitan
dengan pengguna sistem informasi dikemukanan oleh Wilson
34
:
1.
Perilaku informasi (
information behaviour
) yang merupakan keseluruhan
perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan seluruh informasi,
termasuk
perilaku pencarian dan pemanfaatan informasi baik secara aktif
maupun
secara pasif, menonton TV dapat dianggap sebagai perilaku
informasi,
demikian pula komunikasi antar muka.
2.
Perilaku penemuan informasi (
informations seeking behaviour
) merupakan
upaya menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat
dari danya
kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam upaya ini
seseorang bisa
saja berinteraksi dengan sistem informasi hastawi (suratkabar,
sebuah
perpustakaan) atau berbasis komputer (misal www).
3.
Perilaku pencarian informasi (
information searching behaviour
) merupakan
perilaku tingkat mikro berupa perilaku yang ditunjukka seseorang
ketika
berinteraksi dengan sistem informsi. Perilaku ini terdiri dari berbagai
bentuk
interaksi dengan sistem, baik tingkat interaksi dengan komputer
(misalnya
pengguna mouse atau tindakan meng-klik sebuah link), maupun di
tingkat
intelektual dan mental (misalnya penggunaan strategi boolean atau
keputusan
memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak
perpustakaan).
34
T.D Wilson,
Human Information Behaviour
. Informing Science. 3(2), pp.49-56.
24
g.
Tujuan Penggunaan Jurnal Elektronik
Pada umumnya jurnal elektronik digunakan oleh pengguna dengan
tujuan
yang beragam, selain sebagai pendukung materi penelitian atau studi
kasus, sering
kali pengguna juga menggunakannya sebagai pemenuhan tugas
kuliah tergantung
ada atau tidak adanya kaitan isi jurnal yang diakses dengan tugas
kuliah yang
diberikan dosen kepada mahasiswanya.
Informasi yang terkandung dalam jurnal bersifat ilmiah, oleh katena itu
jurnal banyak digunakan untuk kepentingan penelitian, studi kasus,
tesis, serta
disertasi.
h.
Kemampuan Pengguna dalam Penelusuran Jurnal Elektronik
Setiap pengguna perpustakaan memiliki tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang berbeda dalam melakukan penelusuran informasi.
Kebarhasilan setiap pengguna dalam hal mencari informasi sangat
tergantung dari
kemampuan yang dimiliki oleh pengguna tersebut. Kemampuan
adalah
kesanggupan atau kecakapan
35
. Kemampuan tersebut adalah pengetahuan
pengguna tentang sistem komputer maupun motode penelusuran
informasi. Dalam
melakukan temu kembali informasi, agar informasi dapat ditemukan
secara efektif
dan efisien seorang pengguna harus mempunyai pengetahuan dalam
menggunkan
suatu sistem pangkalan data yang dipakai untuk melakukan
penelusuran
informasi. Namun mengingat tingkat kemampuan pengguna yang
berbeda-beda
dalam penelusuran informasi maka, hal ini perlu mendapat perhatian
dari
35
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm 628.
25
perpustakaan, oleh sebab itu perpustakaan perlu mempertimbangkan
dalam
pemilihan perangkat lunak atau pangkalan data khususnya
penelusuran informasi
yang mudah penggunaanya oleh pengguna yang berbeda tingkat
pengetahuan dan
kemampuannya dalam melakukan penelusuran informasi.
i.
Relevensi Kebutuhan Pengguna
Banyaknya informasi yang tersedia pada suatu basis data penyedia
jurnal
elektronik memaksa pengguna untuk meningkatkan kemampuannya
untuk dapat
memformulasikan
query
sedemikian rupa sehingga informasi yang ditemukan
kembali sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini dikenal dengan relevasi
kebutuhan.
Relevansi merupakan konsep yang sangat penting dalam sistem temu
kembali informasi karena hal inilah yang akan menggambarkan
kinerja
(
performance
) dan efektivitas sistem temu kembali yang ditentukan berdasarka
n
informasi yang relevan. Kim Park seperti yang dikutip Yudistira,
mengungkapkan
bahwa “sistem temu kembali informasi bertujuan untuk menemukan
dokumen
yang relevan bagi pengguna”
36
.
Pengertian relevansi berdasarkan pendapat Saracevic yang dikutip
oleh
Chowdhury disebutkan bahwa
“.. relevance is a measure of the contact between a
source and a destination, i.e. between a document and its user”
37
.
Pendapat
36
Yudistira. Pemanfaatan Jurnal Elektronik di Perpustakaan Universitas Negeri Sunan
Kalijaga
Yogyakarta oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu perpustakaan. [skripsi].
Yogyakarta: 2012. Hlm
30
. Hlm.35.
37
Chaudry, A.S. 1993. Informatioan Needs and Their Satisfaction in a Utility Company.
Libraries
review. 42 (1). Hlm. 202.
26
tersebut dapat diartikan bahwa relevansi adalah sebuah ukuran dari
hubungan
antara sumber dan tujuan. Seperti contoh suatu dokumen dengan
penggunanya.
Sementara itu Pao menyatakan bahwa
“A retrival transaction is
considered successfull when the retrieved documents a relevant to the
patron who
request them. Hance relevance maybe thought of as the criterion of
retrival
success. Is is a measure of effectiveness between the information
source and the
recipient”
38
.
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa suatu transaksi temu
kembali
dianggpa sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan
permintaannya.
Karenanya relevansi dapat dijadikan kriteria keberhasilan suatu temu
kembali.
Relevansi adalah suatu ukuran keefektivitasan antara sumber
informasi dan
penerima informasi.
Jadi dalam teknik penelusuran ini yang menjadi penentu relevan atau
tidaknya
suatu informasi dalam jurnal elektronik terhadap pengguna adalah
pengguna itu
sendiri yang melakukan pada basis data jurnal elektronik. sedangkan
teknik
penelusuran dari query hanyalah sebagai alat bantu penelusuran.
38
Pao, Miranda Lee. 1989. Concets of Information retrivel Colorado: Lobraries
Unlimited. Inc.
Hlm. 54.
27
j.
Hambatan Penggunaan Jurnal Elektronik
Adapun hambatan atau kelemahan jurnal elektronik menurut King dan
Tenopir dapat dilihat dari masalah sebagai berikut
39
:
1.
Ketidakadaan pengenalan akan informasi lain dari datbase atau jurnal
baru
(salah satunya karena alasan sitiran).
2.
Ketidakadaan pelatihan yang memadai dalam hal bagimana
pengaksesan
sumber-sumber elekteonik.
a.
Terkadang ditanyakan sebagai ketidaadaan waktu untuk
memanfaatkan
atau ketidakadaan kenyamanan dengan teknologi atau teknik “
Know-
How
” atau kemampuan dalam hal membawa jurnal elekteonik.
3.
Ketidakadaan sumber-sumber penelitian dalam internet (cakupan,
lingkup
dan relevensi subjek).
4.
Ketiakpastian bentuk arsip dari sumber elektronik, membuatnya sulit
untuk
mambawa dan memindah tempatkan.
5.
Informasi dalam artikel yang meragukan dalam posting di internet,
terkadang
dirasakan sebagai ketidakadaan persepsi atau tinjauan bahwa jurnal
elektronik
belum dapat dikatakan publikasi yang nyata atau berpengaruh seperti
halnya
jurnal tercetak.
6.
Membutuhkan standarisasi dalam penggunaan dan publikasi sumber-
sumber
elektronik.
a.
Ketidaksesuaian antara format
39
King,D.W & C Tenopir. Using and Reding Schorlarly Literatur. Annual Review of
Information Science an Technology, 34, 423-427
.
28
b.
Perbedaan penggunaan format dapat
7.
Pembatasan terhadap pengindeksan dan
search engine
di internet/indeks dan
abstrak yang tidak setandar.
a.
Pengindeksan tidak memadai
b.
Adanya kesulitan navigasional yang dapat dihubungkan kepada
ketidakadaan teknik “
Khow-How
”.
8.
Pembajakan/keamanan bahan (berorientasi untuk perubahan tulisan).
9.
Terlalu berorientasi ke negara Amerika.
10.
Permasalahan Undang Undang Hak cipta.
F.
Sistematika Pembahasan
BAB I berupa Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitan, Kajian Pustaka, Kerangka Teor
i dan Sistematika
Pembahasan.
BAB II berupa Metode Penelitian, Metode pengumpulan data dan
Variabel
Penelitian.
BAB III berupa Gambaran Umun UPT Perpustakaan Universitas
Pembangunan
Nasionel Veteran Yogyakarta.
BAB IV
berupa Hasil penelitian yang terdiri dari data yang di dapat
dilapangan.
Pada bagian ini terdiri dari analisis deskripsi variabel, analisis data
serta
bembahasan dari hasil data yang didapat.
BAB V berupa PENUTUP berisi
simpulan dan saran. 21
akat kunci gabungan dengan
Boolean Logic
yang berhubungan dengan informasi
yang diinginkan.
Untuk menelusur informasi melalui media elektronik diperlukan
pengetahuan tentang cara mengoperasikan komputer atau membuka
program,
organisasi data, subjek, isi dan cakupan tahun. Selain itu Houghton
dan Convey
dalam Ariyani yang dikutip oleh Yudistira berpendapat ada dua
karakteristik
pengguna yang mempengaruhi keberhasilan dalam menemukan
informasi
30
, yaitu:
1.
Acquired knowledge and skilli
, mencakup keahlian tentang subjek yang
didalamnya pengetahuan tentang perintah penggunaan sistem dan
kemampuan magnetik.
2.
Innate skills or personality
, yaitu kemampuan berpikir secara logis dan
analitis yang membantu pengguna dalam mengidentifikasi masalah
dan rasa
ingin tahu yang mengarahkan untuk melakukan pendekatan analitis
dalam
proses pencarian informasi.
Informasi yang ditemukan dan diperoleh dari berbagai sumber belum
sepenuhnya memenuhi kebutuhan pengguna. Namun menurut
Yudistira kepuasan
pengguna terhadap informasi yang ditemukan tergantung pada jumlah
faktor
yaitu
31
:
30
Yudistira. Pemanfaatan Jurnal Elektronik di Perpustakaan Universitas Negeri Sunan
Kalijaga
Yogyakarta oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu perpustakaan. [skripsi].
Yogyakarta: 2012. Hlm
31.
31
Ibid. Hlm.32
22
1.
Kelengkapan
2.
Kecepatan
3.
Ketepatan
4.
Kebutuhan informasi
5.
Ketersediaan fasilitas yang dapat dimanfaatkan pengguna
Kepuasan pengguna terhadap informasi juga tergantung pada
kecepatan
jasa, banyak pertanyaan pengguna yang dapat terjawab, ketepatan
informasi,
kemutakhiran, luas cakupan informasi dan kemudahan prosedur
pemakaian
32
.
f.
Pemanfaatan Jurnal Elektronik
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
“Pemanfaatan mengandung arti proses, cara dan perbuatan
memanfaa
takan
sesuatu untuk kepentingan sendiri”.
Pendapat lain mengatakan bahwa “Pemanfaatan jurnal adalah suatu
proses
beraktivitas pengguna dalam hal memanfaatkan informasi pada jurnal
untuk
memenuhi kebutuhnanya, Informasi ilmiah yang terdapat dalam jurnal
cukup
berperan dalam bidang kajian ilmu pengetahuan, yang selalu
membutuhkan data
mutakhir (
curen
t) dan akurat”
33
.
Manfaatan jurnal elektronik banyak dirasakan oleh pengguna untuk
menambah pengetahuan dan memberikan solusi kebutuhan
informasi. Secara
32
Ibid. Hlm. 37
33
Sari deni Batubara.”Pemanfaatan Jurnal Online Proquest Medical Library Oleh
Mahasiswa Kedokteran USU Pada Perpustakaan Medical Library Sumatra Utara”.
Dalam
http://repository.usu.ac.id/handle/186356497/1353
di akses Pada tanggal 19 Oktober2013.
23
mendalam, perilaku pencarian informasi (
Informations Seeking Behaviour
) diteliti
dalam kaitan dengan pencarian suatu informasi. Batasan kajian yang
berkaitan
dengan pengguna sistem informasi dikemukanan oleh Wilson
34
:
1.
Perilaku informasi (
information behaviour
) yang merupakan keseluruhan
perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan seluruh informasi,
termasuk
perilaku pencarian dan pemanfaatan informasi baik secara aktif
maupun
secara pasif, menonton TV dapat dianggap sebagai perilaku
informasi,
demikian pula komunikasi antar muka.
2.
Perilaku penemuan informasi (
informations seeking behaviour
) merupakan
upaya menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat
dari danya
kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam upaya ini
seseorang bisa
saja berinteraksi dengan sistem informasi hastawi (suratkabar,
sebuah
perpustakaan) atau berbasis komputer (misal www).
3.
Perilaku pencarian informasi (
information searching behaviour
) merupakan
perilaku tingkat mikro berupa perilaku yang ditunjukka seseorang
ketika
berinteraksi dengan sistem informsi. Perilaku ini terdiri dari berbagai
bentuk
interaksi dengan sistem, baik tingkat interaksi dengan komputer
(misalnya
pengguna mouse atau tindakan meng-klik sebuah link), maupun di
tingkat
intelektual dan mental (misalnya penggunaan strategi boolean atau
keputusan
memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak
perpustakaan).
34
T.D Wilson,
Human Information Behaviour
. Informing Science. 3(2), pp.49-56.
24
g.
Tujuan Penggunaan Jurnal Elektronik
Pada umumnya jurnal elektronik digunakan oleh pengguna dengan
tujuan
yang beragam, selain sebagai pendukung materi penelitian atau studi
kasus, sering
kali pengguna juga menggunakannya sebagai pemenuhan tugas
kuliah tergantung
ada atau tidak adanya kaitan isi jurnal yang diakses dengan tugas
kuliah yang
diberikan dosen kepada mahasiswanya.
Informasi yang terkandung dalam jurnal bersifat ilmiah, oleh katena itu
jurnal banyak digunakan untuk kepentingan penelitian, studi kasus,
tesis, serta
disertasi.
h.
Kemampuan Pengguna dalam Penelusuran Jurnal Elektronik
Setiap pengguna perpustakaan memiliki tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang berbeda dalam melakukan penelusuran informasi.
Kebarhasilan setiap pengguna dalam hal mencari informasi sangat
tergantung dari
kemampuan yang dimiliki oleh pengguna tersebut. Kemampuan
adalah
kesanggupan atau kecakapan
35
. Kemampuan tersebut adalah pengetahuan
pengguna tentang sistem komputer maupun motode penelusuran
informasi. Dalam
melakukan temu kembali informasi, agar informasi dapat ditemukan
secara efektif
dan efisien seorang pengguna harus mempunyai pengetahuan dalam
menggunkan
suatu sistem pangkalan data yang dipakai untuk melakukan
penelusuran
informasi. Namun mengingat tingkat kemampuan pengguna yang
berbeda-beda
dalam penelusuran informasi maka, hal ini perlu mendapat perhatian
dari
35
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Jakarta: Balai Pustaka. Hlm 628.
25
perpustakaan, oleh sebab itu perpustakaan perlu mempertimbangkan
dalam
pemilihan perangkat lunak atau pangkalan data khususnya
penelusuran informasi
yang mudah penggunaanya oleh pengguna yang berbeda tingkat
pengetahuan dan
kemampuannya dalam melakukan penelusuran informasi.
i.
Relevensi Kebutuhan Pengguna
Banyaknya informasi yang tersedia pada suatu basis data penyedia
jurnal
elektronik memaksa pengguna untuk meningkatkan kemampuannya
untuk dapat
memformulasikan
query
sedemikian rupa sehingga informasi yang ditemukan
kembali sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini dikenal dengan relevasi
kebutuhan.
Relevansi merupakan konsep yang sangat penting dalam sistem temu
kembali informasi karena hal inilah yang akan menggambarkan
kinerja
(
performance
) dan efektivitas sistem temu kembali yang ditentukan berdasarka
n
informasi yang relevan. Kim Park seperti yang dikutip Yudistira,
mengungkapkan
bahwa “sistem temu kembali informasi bertujuan untuk menemukan
dokumen
yang relevan bagi pengguna”
36
.
Pengertian relevansi berdasarkan pendapat Saracevic yang dikutip
oleh
Chowdhury disebutkan bahwa
“.. relevance is a measure of the contact between a
source and a destination, i.e. between a document and its user”
37
.
Pendapat
36
Yudistira. Pemanfaatan Jurnal Elektronik di Perpustakaan Universitas Negeri Sunan
Kalijaga
Yogyakarta oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu perpustakaan. [skripsi].
Yogyakarta: 2012. Hlm
30
. Hlm.35.
37
Chaudry, A.S. 1993. Informatioan Needs and Their Satisfaction in a Utility Company.
Libraries
review. 42 (1). Hlm. 202.
26
tersebut dapat diartikan bahwa relevansi adalah sebuah ukuran dari
hubungan
antara sumber dan tujuan. Seperti contoh suatu dokumen dengan
penggunanya.
Sementara itu Pao menyatakan bahwa
“A retrival transaction is
considered successfull when the retrieved documents a relevant to the
patron who
request them. Hance relevance maybe thought of as the criterion of
retrival
success. Is is a measure of effectiveness between the information
source and the
recipient”
38
.
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa suatu transaksi temu
kembali
dianggpa sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan
permintaannya.
Karenanya relevansi dapat dijadikan kriteria keberhasilan suatu temu
kembali.
Relevansi adalah suatu ukuran keefektivitasan antara sumber
informasi dan
penerima informasi.
Jadi dalam teknik penelusuran ini yang menjadi penentu relevan atau
tidaknya
suatu informasi dalam jurnal elektronik terhadap pengguna adalah
pengguna itu
sendiri yang melakukan pada basis data jurnal elektronik. sedangkan
teknik
penelusuran dari query hanyalah sebagai alat bantu penelusuran.
38
Pao, Miranda Lee. 1989. Concets of Information retrivel Colorado: Lobraries
Unlimited. Inc.
Hlm. 54.
27
j.
Hambatan Penggunaan Jurnal Elektronik
Adapun hambatan atau kelemahan jurnal elektronik menurut King dan
Tenopir dapat dilihat dari masalah sebagai berikut
39
:
1.
Ketidakadaan pengenalan akan informasi lain dari datbase atau jurnal
baru
(salah satunya karena alasan sitiran).
2.
Ketidakadaan pelatihan yang memadai dalam hal bagimana
pengaksesan
sumber-sumber elekteonik.
a.
Terkadang ditanyakan sebagai ketidaadaan waktu untuk
memanfaatkan
atau ketidakadaan kenyamanan dengan teknologi atau teknik “
Know-
How
” atau kemampuan dalam hal membawa jurnal elekteonik.
3.
Ketidakadaan sumber-sumber penelitian dalam internet (cakupan,
lingkup
dan relevensi subjek).
4.
Ketiakpastian bentuk arsip dari sumber elektronik, membuatnya sulit
untuk
mambawa dan memindah tempatkan.
5.
Informasi dalam artikel yang meragukan dalam posting di internet,
terkadang
dirasakan sebagai ketidakadaan persepsi atau tinjauan bahwa jurnal
elektronik
belum dapat dikatakan publikasi yang nyata atau berpengaruh seperti
halnya
jurnal tercetak.
6.
Membutuhkan standarisasi dalam penggunaan dan publikasi sumber-
sumber
elektronik.
a.
Ketidaksesuaian antara format
39
King,D.W & C Tenopir. Using and Reding Schorlarly Literatur. Annual Review of
Information Science an Technology, 34, 423-427
.
28
b.
Perbedaan penggunaan format dapat
7.
Pembatasan terhadap pengindeksan dan
search engine
di internet/indeks dan
abstrak yang tidak setandar.
a.
Pengindeksan tidak memadai
b.
Adanya kesulitan navigasional yang dapat dihubungkan kepada
ketidakadaan teknik “
Khow-How
”.
8.
Pembajakan/keamanan bahan (berorientasi untuk perubahan tulisan).
9.
Terlalu berorientasi ke negara Amerika.
10.
Permasalahan Undang Undang Hak cipta.
F.
Sistematika Pembahasan
BAB I berupa Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitan, Kajian Pustaka, Kerangka Teor
i dan Sistematika
Pembahasan.
BAB II berupa Metode Penelitian, Metode pengumpulan data dan
Variabel
Penelitian.
BAB III berupa Gambaran Umun UPT Perpustakaan Universitas
Pembangunan
Nasionel Veteran Yogyakarta.
BAB IV
berupa Hasil penelitian yang terdiri dari data yang di dapat
dilapangan.
Pada bagian ini terdiri dari analisis deskripsi variabel, analisis data
serta
bembahasan dari hasil data yang didapat.
BAB V berupa PENUTUP berisi
simpulan dan saran.
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
........................................................
32
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Varibel Pemanfaatan Jurnal Elektronik
.........
39
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pemanfaatan Jurnal Elektronik
....
41
Tabel 4 Kriteria Analisis Deskriptif
...........................................................
43
Tabel 5
Analisi Indikator Minat ................................................................
. 54
Tabel 6
Analisis Indikator Motivasi ...........................................................
56
Tabel 7
An
alisis Indikator Kebutuhan .......................................................
58
Tabel 8 Analisis Indikator Kelengkapan Koleksi ................................
......
61
Tabel 9
Analisi Indikator Keterampilan Pustakawan ................................
. 63
Tabel 10
Analisis Indikator Fasi
litas Temu Kembali Informasi ................ 65
Tabel 11
Jawaban responden Terhadap Pemanfaatan Jurnal Elektronik .... 86
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Pertanyaan Penelitian
................................................
76
Lampiran 2 Daftar Uji Coba Kuesioner Penelitian Pemanfaatan Jurnal
Elektronik di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta ................................
..............................................
82
Lampiran 3
Hasil
Uji Coba Validitas Pemanfaatan Jurnal Elektronik di
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ..............
84
Lampiran 3
Hasil Uji Coba Reliabilitas Pemanfaatan Jurnal Elektronik di
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
..............
85
Lampiran 4
Tabulasi Kuesioner Penelitian ................................................
86
Lampiran 5 Daftar Nama Mahasiswa yang masih aktif sebagai
pemustaka
Di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ..........
90
Lampiran 5 Database Pengaksesan Jurnal Elektronik Di
Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
................................
... 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini, memacu
perpustakaan untuk menyediakan koleksinya tidak hanya dalam
bentuk tercetak
tetapi juga koleksi yang menggunakan sarana elektronik. Sarana
elektronik ini
sangat dibutuhkan bagi perpustakaan, terutama bagi Perpustakaan
Universitas
Perguruan Tinggi, agar akses penggunaan sumber-sumber informasi
ini sangat
berguna bagi kelancaran proses belajar mengajar, karena prasarana
ini akan
memudahkan komunitas untuk mencari informasi-informasi yang
dibutuhkan
terutama untuk mendukung pembalajaran.
Perpustakaan perguruan tinggi dalam buku pedoman perpustakaan
perguruan tinggi merupakan unsur penunjang Tri Dharma Perguruan
tinggi yang
mempunyai beberapa fungsi yaitu edukasi, sumber informasi,
penunjang riset,
rekreasi, publikasi, deposit dan interpretasi informasi.
1
3-4.
2
berubah dalam mencari sumber-sumber informasi dan
memperhatikan kepuasan
pengguna dalam memanfaatkan fasilitas yang disediakan.
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan
diri
dalam rangka menunjang visi misi perpustakaan. Sejalan dengan visi
misi
perpustakaan, Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
secara fisik
mempunyai tempat layanan dan kapasitas ruang yang cukup
memadai, sehingga
layanan-layanan yang diberikan kepada pemustaka bisa
dimaksimalkan.
Selain itu, peningkatan ketersediaan koleksi juga mengarah pada
kegiatan
pengakomodasian yang diperlukan oleh pemustakanya, seperti
tersedianya
ruangan audio visual yang menyediakan sarana, untuk mengakses
sumber-sumber
informasi secara elektronik. Salah satu sumber informasi elektronik
yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang proses belajar mengajar, kegiatan
mahasiswa
yang berkaitan dengan tugas akhir dan penelitian adalah tersedianya
jurnal
elektronik. Jurnal elektronik didefinisikan sebagai terbitan berkala
yang
didalamnya selalu memuat isu terkini (
current
) dalam bentuk format elektronik
yang terbaca oleh kompoter.
2
Liza Chan,
.(Dalam
Zen, Medode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2008) hlm.
34
3
Perkembangan jurnal elektronik menjadi
database
jurnal elektronik
bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi. Yang mampu
membuat
jurnal ilmiah dari berbagai penerbit dikumpulkan dalam suatu
pengkalan data
sehingga memudahkan pemustaka untuk mencari artikel dari berbagai
jurnal
secara cepat dan tepat. Sehingga memungkinkan seseorang dapat
menemukan
lebih banyak informasi yang dibutuhkan. Fasilitas-fasilitas yang
disediakan oleh
pangkalan data yang berisi beragam jenis jurnal ilmiah akan
mempengaruhi
jumlah jurnal ilmiah yang terbaca (terakses), selain itu dengan strategi
pencarian
yang tepat juga akan didapatkan hasil yang memang diinginkan.
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melanggan jurnal
elektronik diantaranya seperti, database jurnal elektronik EBSCO,
PROQUEST,
EMERALD, CAMBRIDGE, SPRINGER, OXFORD, SCIENCE DIRECT
dan
lain
-lain, sebagai salah satu faktor yang penting dalam kegiatan belajar
mengajar
dan merupakan faktor penting dalam dukungan terhadap kegiatan
penelitian.
Jurnal elektronik biasanya digunakan oleh dosen sebagai rujukan
dalam
proses kegiatan belajar mengajar seperti melengkapi bahan ajar,
memberikan
keterkaitan informasi yang ada dalam jurnal elektronik kepada
mahasiswanya
serta dapat digunakan untuk sumber-sumber informasi penelitian.
Sedangkan
jurnal elektronik digunakan oleh mahasiswa untuk menambah
pengetahuan dan
menjadi rujukan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan
referensi
untuk tugas akhir. Informasi-informasi yang didapat dari jurnal
elektronik
menjadikan proses pembelajaran akan menjadi lebih lengkap dari
sumber-sumber
informasi terkini yang selalu diperbaharui.
4
Fasilitas akses jurnal elektronik dapat diakses di seluruh area kampus
yang
terhubung dengan jaringan seperti laboratorium dan ruang kerja,
maupun fasilitas
hot spot
. Akses di luar kampus tetap dapat dilakukan dengan menggunakan
ID
accaunt
dan
password
yang disediakan oleh perpustakaan dengan harapan
penggunaannya dapat maksimal tidak hanya terbatas di area fisik
perpustakaan
dan kampus, sehingga tidak ada halangan dalam penggunaan jurnal
elektronik.
Berdasarkan data awal yang merupakan rangkuman akses jurnal
elektronik
selama tiga tahun berturut-turut, menunjukkan bahwa pemanfaatan
jurna
l
elektronik mengalami naik turun, yaitu pada tahun 2012 sebanyak
131.173, pada
tahun 2013 sebanyak 177.471 dan pada tahun 2014 sebanyak
127.549. Tidak
sebanding antara pengguna yang melukan akses informasi melalui
jurnal
elektronik yaitu baru sekitar 18-19% pengguna yang mendapatkan
hasil dari
memanfaatkan jurnal elektronik. Sehingga belum diketahui faktor-
faktor
apasajakah yang mempengaruhi pengguna terhadap pemanfaatan
jurnal
elektronik, yang dalam hal ini peneliti menggunakan pamanfaatan
pahan pustaka
jika dilihat dari sisi penggunanya. Evaluasi rendahnya pemanfaatan
jurnal
elektronik ini belum pernah dilakukan oleh Perpustakaan Universitas
Gadjah
Mada Yogyakarta. Sehingga nantinya penelitian ini juga dapat
digunakan untuk
mengetahui kesulitan dan kendala pengguna dalam penamfaatan
jurnal elektronik.
Perpustakaan dapat mengatahui tindakan yang harus dilakukan untuk
memaksimalkan penggunaan jurnal elektronik sebagai salah satu jasa
layanan
yang penting dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
5
Melihat di Indonesia sendiri masih begitu kurang dalam pemanfaatan
jurnal elektronik. Rendahnya penggunaan jurnal elektronik membuat
keprihatinan
tersendiri. Sekarang ini Indonesia jauh tertinggal di Asia, ASEAN dan
Timur
Tengah. Penurunan ini menjadikan indeksi kemajuan Iptek Indonesia
yang
lambat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) mencatat
masih
rendahnya mahasiswa Indonesia yang memanfaatkan jurnal
elektronik sebagai
sumber-sumber referensi, sehingga Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi
membuat tim monitoring tentang evaluasi pemanfaatan jurnal
elektronik.
4
Hasil
lapangan me
mbuktikan bahwa, ada beberapa kendala yang mengakibatkan
sedikitnya pengaksesan jurnal elektronik dan khususnya jurnal ilmiah.
Salah satunya kendala yang dihadapi dalam penggunaan jurnal
elektronik
adalah dari segi bahasa, hal ini dapat dibuktikan bahwa memang ada
bahasa yang
domain dalam jurnal yaitu hampir 50% artikel ilmu pengetahuan dan
teknologi
terit dalam bahasa Inggris, 20% dalam bahasa Rusia, 7% dalam
bahasa Jerman,
5% dalam bahasa Perancis, 4% dalam bahasa Jepang, 3% dalam
bahasa Italia dan
3% dalam bahasa Spanyol
5
http://news.palcomtech.com/2012/09/monitoring-
penggunaan-e-journal-internasional-dikti/
Lasa Hs,
Pemanfaatan Jurnal; kendala dan mengantisipasinya
. Artikel (Dalam
http://i-
lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=4327
6
merupakan Perguruan Tinggi terbaik dan ternama di Yogyakarta.
Melihat tidak
sedikit biaya yang dikeluarkan oleh Perpustakaan untuk melanggan
dan bisa
mengakses jurnal-jurnal elektronik tersebut, akan sangat disayangkan
jika
pemanfaatan jurnal elektronik tidak dimaksimalkan. Sebelumnya
peneliti telah
melakukan observasi terkait penelitian ini, di Perpustakaan
Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta belum pernah ada yang meneliti tentang p
emanfaatan jurnal
elektronik. Melihat pentingn ya pemanfaatan jurnal elektronik di suatu
perguruan
tinggi itu sangat penting, maka dengan penelitian ini diharapkan
peneliti ingin
memberikan kontribusi kepada perpustakaan dalam mengetahui
sejauhmana
pemanfaatan
jurnal elektronik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas
dalam penelitian ini adalah;
“Bagaimanakah pemanfaatan jurnal elektronik
yang dilanggan oleh Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta oleh pemustaka
”.
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai
berikut: ”Untuk mengetahui pemanfaatan jurnal elektronik terhadap
pemustaka
yang ada di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta”.
7
Sedangkan kegunaan penelitian ini dapat dideskripsikan berikut;
Penelitian
ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan pertimbangan
pemanfaatan jurnal
elektronik dan tolak ukur bagi perpustakaan dalam pengembangan
pemanfaatan
jurnal elektronik, menjadikan referensi berupa evaluasi bagi
Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk mengoptimalkan jasa
layan jurnal
elektronik.
D.
Kajian Pustaka
Mengetahui penelitian terdahulu merupakan hal yang penting untuk
diketahui guna mengetahui aspek apa saja yang telah diteliti oleh
peneliti
terdahulu, sehingga tidak akan terjadi pengulangan penelitian dalam
hal aspek dan
lokasi atau objek kajian yang sama. Selain itu kajian pustaka sangat
membantu
untuk mengetahui apakah bahan rujukan yang terkait dengan subyek
penelitian
tersedia.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh, Anastasia Tri Susianti
6
(2011) yang
berjudul “Pemanfaatan Jurnal Elektronik di Perpustakaan ATMA Jaya
Yogyakarta”. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui
pemanfaatan jurnal
elektronik dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa
dalam
memanfaatkan jurnal elektronik. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini
adalah
Technology Acceptance Model
(TAM) yaitu perilaku seseorang dalam
memanfaatkan teknologi. Selain itu tujuan penelitian ini untuk menguji
model
teori Davis (1989) dan memasukkan variabel eksternal yang
mendukung teori.
6
Yogyakarta”
8
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
metode
survey. Analisis data yang digunakan dalam peneiltian ini adalah
menggunakan
pendekatan
Partial Least Square
(PLS) untuk menjelaskan ada atau tidak adanya
hubungan antar variabel. Berdasarkan analisis data yang dilakukan
diperoleh
kesimpulan bahwa mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta dalam
menggunakan jurnal
elektronik dipengaruhi oleh
Self Efficacy, User Training, Complexity, Percaived
Usefulness, Percaived Ease of Use dan Intention to Use
.
Penelitian yang pertama dilakukan oleh, Siti Umi Hani
7
(2012) yang
berjudul “PemanfaatanJurnal Elektronik Sebagai Sumber Belajar
Mahasiswa di
UPT Perpustakaa
n Universitas Negeri Yogyakarta”. Dalam penelitian ini peneliti
bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan jurnal elektronik sebagai
sumber belajar
mahasiswa UNY. penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif,
dengan subjek seluruh mahasiswa yang terdaftar sebagai pemustaka
di UNY.
Hasil penelitian yang di didapat oleh penelitian ini adalah secara
keseluruhan
besar mahasiswa 70% memanfaatan jurnal elektronik setiap kali
berkunjung ke
perpustakaan, sedangkan 50% mahasiswa menyatakan bahwa dalam
satu minggu
lebih dari empat hari berkunjung ke perpustakaan untuk memanfaatan
jurnal
elektronik. sedangkan kendala yang dihadapi dalam pemenfaatan
jurnal elektronik
adalah minimnya jurnal elektronik yang tersedia yang sesuai dengan
kebutuhan
pengguna, sebagaian besar 52% menyatakan hanya sebagian kecil
cakupan yang
sesuai dengan kebutuhan sumber belajar mahasiswa. Sedangkan
63% mahasiswa
menyatakan bahwa merasa kesulitan saat memanfaatan jurnal
elektronik
7
Siti Umi Hani, “Pemanfaatan Jurnal Elektronik Sebagai Sumber Balajar Mahasiswa
di UP
Yogyakarta. 2012.
28
b.
Perbedaan penggunaan format dapat
7.
Pembatasan terhadap pengindeksan dan
search engine
di internet/indeks dan
abstrak yang tidak setandar.
a.
Pengindeksan tidak memadai
b.
Adanya kesulitan navigasional yang dapat dihubungkan kepada
ketidakadaan teknik “
Khow-How
”.
8.
Pembajakan/keamanan bahan (berorientasi untuk perubahan tulisan).
9.
Terlalu berorientasi ke negara Amerika.
10.
Permasalahan Undang Undang Hak cipta.
F.
Sistematika Pembahasan
BAB I berupa Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitan, Kajian Pustaka, Kerangka Teor
i dan Sistematika
Pembahasan.
BAB II berupa Metode Penelitian, Metode pengumpulan data dan
Variabel
Penelitian.
BAB III berupa Gambaran Umun UPT Perpustakaan Universitas
Pembangunan
Nasionel Veteran Yogyakarta.
BAB IV
berupa Hasil penelitian yang terdiri dari data yang di dapat
dilapangan.
Pada bagian ini terdiri dari analisis deskripsi variabel, analisis data
serta
bembahasan dari hasil data yang didapat.
BAB V berupa PENUTUP berisi
simpulan dan saran.
71
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Setelah melakukan penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat
memberikan simpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
Pemanfaatan jurnal elektronik di Perpustakaan Universitas Gadjah
Mada
Yogyakarta dari beberapa indikator dan faktor-faktor tentang
pemanfaatan jurnal
elektronik diperoleh nilai rata-rata 2,82
, sehingga hasil perolehan tersebut pada
analisis interval menunjukkan bahwa pemanfaatan jurnal elektronik
oleh
pemustaka di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dalam kategori
baik atau tinggi. Hal itu dibuktikan dimana hasil dari masing-masing
indikator
diperoleh simpangan interval standar deviasinya tidak melebihi batas
dari 0,75,
dimana nilai standar deviasi berfungsi sebagai mengetahui pola
sebarapa data
yang akan memberikan gambaran mengenai karakter sampel, apakah
cukup
konsisten untuk dapat diterima sebagai karakter sampel yang
sebenar-benarnya
(tidak bias), sehingga informasi ini dapat digunakan sebagai bahan
atau pijakan
untuk mengambil suatu keputusan dalam konteks pemanfaatan jurnal
elektronik.
Selain itu dari keseluruhan indikator pemanfaatan jurnal elektronik,
indikator
kebutuhan mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan indikator
lainnya
yaitu 3,02. Sedangkan indikator fasilitas temu kembali mempunyai
nilai paling
rendah yaitu 2,26, dan di ikuti indikator minat yaitu 2,62, indikator
motivasi yaitu
73
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Tri Susiati, “Pemanfaatan Jurnal Elektronik di Perpustakaan
Universitas
ATMA Jaya Yogyakarta”. [Tesis]. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada:
2011.
Arikunto, Suharsimi. 2006.
Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik
.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, Muhammad. 1983. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.
Bandung:
Angkasa.
Abdurrahman, Dudung.
Pengantar Metode Penelitian.
(Yogyakarta: Kurnia
Kalam, 2003). Dalam. Pusat
Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah
.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/akreditasi-online.http
.
Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarat: Pustaka
Pelajar.
Chaudry, A.S. 1993. Informatioan Needs and Their Satisfaction in a
Utility
Company. Libraries review. 42 (1).
Departeman Pendidikan Nasional. Perpustakaan Perguruan Tinggi:
Buku
Pedoman. (Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional RI, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004).
Kartono. 1999. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bnadung: Mandar
Maju.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Jakarta: Balai Pustaka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. 2002. Jakarta: Balai
Pustaka.
King,D.W & C Tenopir. Using and Reding Schorlarly Literatur. Annual
Review
of Information
Science an Technology, 34, 423-427.
Lasa Hs. 1999. Pengelolaan terbita Berseri. Yogyakarta: Kanisius
Lasa Hs 2009.
Kamus Perpustakaan indonesia.
Yogyakarta: Pinus.
Lasa, Hs.
Kamus Perpustakaan indonesia.
(Yogyakarta: Pinus, 2009).
Liza Chan,
Electronic Journal And Academic Libraries. Library Hi-Tech
.(Dalam
http:/www.proquest.com/pqdweb
diakses pada tanggal 27 september 2013)
74
LPPM STMIK-POLTEK PalComTech. 2012. Monitoring Penggunaan
e-journal
elektronik
Internasional
Dikti.
(Dalam
http://news.palcomtech.com/2012/09/monitoring-penggunaan-e-
journal-
internasional-dikti/
di akses pada tanggal 29 September 2013).
Lasa Hs,
Pemanfaatan Jurnal; kendala dan mengantisipasinya
. Artikel (Dalam
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=4327
diakses pada tanggal 28
September 2013. )
Moelino, dkk, Yususf hadi. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: CV
Rajawali.
Pao, Miranda Lee. 1989. Concets of Information retrivel Colorado:
Lobraries
Unlimited. Inc. Hlm. 54.
Paul, cosby.
Methods in Behavioural research
. ( Yogyakarta: Pustaka pelajar,
2009).
Putu Laxman pendit.
Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu
pengantar Diskusi, Epistimologi dan Metodologi
. Jakarta: JIP-FSUI, 2003.
Prawati, Budi. 2002. Keterampila Koleksi, Majalah Ilmu Pusat
Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian Oleh Peneliti Badan Litbang
Pertanian”.
Dalam
http://PustakaBogor.net
. Diakses pada tanggal 15 April 2914. Pukul
20.19 WIB.
Rahmat, Jalaludin.
Metode Penelitian Komunikasi
. Cet.4. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009.
Riduwan,
Pengantar Statistik: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, ekonomi
Komunikasi, dan Bisnis.
Bandung: Alfabeta, 2009.
Rowley, Jennifer. The Elektronik Library London: Library Association
Publishing. 1998.
Siti Umi Hani, “Pemanfaatan Jurnal Elektronik Sebagai Sumber
Balajar
Mahasiswa di
UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta”. [Tesisi].
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2012.
Simamora, Bilson. 2004.
Panduan Riset Perilaku Konsumen.
Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Saleh, Abdul Rahman. 1996. Pengolahan Terbitan Berseri. Jakarta:
Universitas
Terbuka Depdikbud.
Sulistyo-Basuki. 1993
.
Pengantar Ilmu Perpustakaan
. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
76
Nama
: .....................................
...
Fakultas/Jursan : ........................................
ANGKET PENELITIAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Perkenankanlah saya, mahasiswa Program Pascasarjana Program
Studi
Interdisciplinary Islamic Studies
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam rangka
penulisan
tesis saya
yang berjudul “
Pemanfaatan Jurnal Elektronik di Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
”.
Saya memerlukan data untuk penelitian tersebut. Data yang saya
butuhkan adalah
dalam bentuk angka, yang nantinya akan dijawab oleh saudara.
Adapun petunjuk
pengisiannya
adalah sebagai berikut:
1.
baca dengan seksama setiap pertanyaan
2.
berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan anda
3.
selamat mengerjakan dan terima kasih.
Berdasarkan hal tersebut, saya menginginkan kejujuran saudara
dalam
menjawabnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Atas bantuan
saudara
semua, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Yo
gyakarta, Mei 2014
Peneliti
Ana Kurnia Sari., SIP
NIM.122001000
2
77
DAFTAR PERTANYAAN
1.
Faktor Interal
A.
Minat
1.
a.
Selalu
b.
Sering
c.
Kadang-kadang
d.
Tidak pernah
2.
a.
Selalu
b.
Sering
c.
Kadang-kadang
d.
Tidak pernah
B.
Motivasi
3.
a.
Sangat tinggi
b.
Tinggi
c.
Kurang tinggi
d.
Rendah
4.
a.
Sangat tinggi
b.
Tinggi
c.
Kurang tinggi
d.
Rendah
78
5.
a.
Sangat tinggi
b.
Tinggi
c.
Kurang tinggi
d.
Rendah
6.
Bagaimana motivasi anda menggunakan koleksi jurnal elektronik yang
dilanggan
informasi baru?
a.
Sangat tinggi
b.
Tinggi
c.
Kurang tinggi
d.
Rendah
C.
Kebutuhan
7.
Apakah jenis informasi yang anda butuhkan harus sesuai dengan tugas-
tugas
kuliah anda?
a.
sangat sesuai
b.
sesuai
c.
Kurang sesuai
d.
Tidak
ses
uai
8.
a.
sangat mutakhir
b.
mutakhir
c.
kurang mutakhir
d.
tidak mutakhir
79
9.
Apakah jenis informasi yang anda butuhkan yang terdapat dalam jurnal
a.
sangat baik
b.
baik
c.
kurang baik
d.
tidak baik
10.
a.
Selalu
b.
Sering
c.
Kadang-kadang
d.
Tidak pernah
2.
Faktor Eksternal
A.
Kelengkapan Koleksi
11.
Apakah menurut anda koleksi jurnal elektronik yang dilanggan oleh
Perpustakaan
(aktual)?
a.
sangat mutakhir
b.
mutakhir
c.
kurang mutakhir
d.
tidak mutakhir
12.
anda?
a.
Sangat sesuai
b.
Sesuai
c.
Kurang sesuai
d.
Tidak sesuai
80
13.
a.
sangat baik
b.
baik
c.
kurang baik
d.
tidak baik
14.
a.
sangat lengkap
b.
lengkap
c.
kurang lengkap
d.
tidak lengkap
15.
a.
Selalu
b.
Sering
c.
Kadang-kadang
d.
Tidak pernah
16.
a.
Salalu
b.
Sering
c.
Kadang-kadang
d.
Tidak pernah
B.
Keterampilan Pustakawan
17.
a.
Sangat diandalkan
b.
Diandalkan
Utama
Profil
EResources
Undip
Beasiswa
Links
Download
Portal
beranda
Utama » Artikel
Abstrak :
Nilai informasi tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang berfungsi sebagai keterangan
yang bisa dijadikan alat menambah pengetahuan semata, tetapi bagi perpustakaan
yang mempunyai kewajiban menyajikan informasi terkadang mengalami kesulitan
menseleksi jenis informasi yang berguna bagi kepentingan pengguna secara umum.
Untuk menghasilkan informasi yang berdaya guna maka diperlukan seleksi informasi
dari sumber-sumber informasi global yang ada, seperti halnya pemanfaatan e-journal
yang dilayankan oleh perpustakaan kepada pemustaka. Sudut pandang yang
melandasi layanan e-journal bagi perpustakaan perguruan tinggi adalah kebutuhan
pemustaka yang memiliki sifat dan karakter berbeda dalam hal mendapatkan layanan
informasi yang terkini, cepat dan tepat, oleh karena itu perpustakaan sudah seharusnya
melaksanakan tindakan strategi digital untuk meningkatkan mutu dan layanan
pemanfaatan e-journal. Perpustakaan yang memberikan layanan e-journal harus
terlebih dahulu mempersiapkan komponen-komponen pendukung untuk
melayankannya seperti menyediakan fasilitas-fasilitas yang berorientasi cyber.
Sosialisasi pemanfaatan layanan dan menganalisa perilaku pencari informasi dapat
menjadi acuan dalam melaksanakan strategi pemasaran untuk pelayanan e-journal.
Pendahuluan
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi para pemustaka. Definisi
perpustakaan tersebut tentunya memiliki korelasi dan perubahan paradigma dengan
kondisi masyarakat sekarang yang lebih menggantungkan pada aspek keabsahan dan
kemutakhiran nilai informasi sebagai tulang punggung dalam berbagai aspek
kehidupan. Tidak mengherankan apabila kondisi masyarakat sekarang ini telah terbiasa
dengan jargon “the age of networked intellegence” yang lebih menitikberatkan pada
nilai informasi global yang merupakan komoditi publik yang dipengaruhi oleh sinergi
antara perangkat teknologi informasi dan sumber-sumber informasi global.
Masyarakat telah jamak mengenal istilah browsing, chatting, mailist, social networking
yang kesemuanya telah menjelma menjadi media standar yang harus ada untuk
mendapatkan informasi. Abad informasi dengan metode one klik menjadi keseharian
masyarakat dimanapun dan kapan pun. Tidak dapat dipungkiri bahwa nilai informasi
semakin berkembang sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Informasi
tidak saja tergolong dalam kondisi bebas dalam mengaksesnya, tetapi terdapat pula
informasi yang memerlukan biaya dan keahlian khusus dalam mendapatkan atau
mengaksesnya.
Nilai informasi tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang berfungsi sebagai keterangan
yang bisa dijadikan alat menambah pengetahuan semata, akan tetapi lebih dari itu.
Semua informasi mempunyai potensi berarti bagi masyarakat, tetapi bagi perpustakaan
yang mempunyai kewajiban menyajikan informasi terkadang mengalami kesulitan
menseleksi jenis informasi apa yang berguna bagi kepentingan pengguna secara
umum. Perpustakaan mempunyai wewenang untuk mengolah informasi dalam bentuk
apapun. Perpustakaan seharusnya menjadi institusi pertama memberikan layanan hasil
olahan “produk informasi” yang sebenarnya merupakan peluang bagi perpustakaan
untuk menjadi pusat sumber informasi utama dalam tatanan masyarakat.
Untuk menghasilkan informasi yang berdaya guna maka diperlukan seleksi informasi
dari sumber-sumber informasi global yang ada. Seperti halnya dengan pemanfaatan e-
journal yang dilayankan oleh perpustakaan kepada pemustaka. Tidak dapat dipungkiri
bahwa saat ini telah terjadi euforia di kalangan perpustakaan perguruan tinggi. Pemicu
dari situasi tersebut adalah berkaitan dengan maraknya pengembangan konsep
perpustakaan berbasis digital. Istilah perpustakaan digital, digitalisasi, layanan digital
berbasis online, seperti layanan virtual, layanan online dan lainnya sering menjadi
bahan perdebatan di antara pustakawan khususnya pustakawan perguruan tinggi.
Permasalahan tersebut sering menjadi tema sentral di berbagai seminar ataupun
diskusi ilmiah di kalangan pustakawan, bahkan di beberapa milis pustakawan.
Selain itu, dari segi kebutuhannya pun lebih jelas yaitu informasi terkini (current
information) dalam bentuk hasil-hasil penelitian atau pendapat para ahli di bidangnya.
Semuanya lebih banyak tersedia di jurnal-jurnal ilmiah. Cakupan online journal berisi
berbagai subjek dalam bentuk artikel hasil penelitian dan juga pandangan para ahli.
Banyak diantaranya dituliskan kembali di jurnal ilmiah yang kemudian artikelnya
dialihmediakan menjadi artikel digital.
Sudut pandang yang melandasi layanan e-journal bagi perpustakaan perguruan tinggi
adalah kebutuhan pemustaka yang memiliki sifat dan karakter berbeda dalam hal
mendapatkan layanan informasi yang terkini, cepat dan tepat, oleh karena itu
perpustakaan sudah seharusnya melaksanakan tindakan strategi digital untuk
meningkatkan mutu dan layanan pemanfaatan e-journal. Bentuk strategi digital tersebut
berupa konsep strategi pemasaran produk secara umum yang memiliki kaitan dengan
pengembangan layanan e-journal di perpustakaan perguruan tinggi.
e-journal
Lasa HS (2009) mendefinisikan jurnal atau journal adalah catatan peristiwa dari hari
kehari. Penggunaan kata jurnal untuk berbagai bidang juga memberi arti yang
bervariasi, misalnya jurnal dalam bidang ekonomi menunjukan sistem pembukuan
rangkap. Jurnal dalam bidang pelayaran diartikan sebagai logbook berarti buku untuk
mencatat semua kejadian selama pelayaran. Jurnal sebenarnya merupakan publikasi
ilmiah yang memuat informasi tentang hasil kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi minimal harus mencakup kumpulan atau kumulasi pengetahuan baru,
pengamatan empiris dan pengembangan gagasan atau usulan.
Media online dalam hal ini internet memiliki peran yang utama dalam penyebaran dan
pemanfaatan jurnal, oleh karena itu perbedaan terminologi jurnal itu sendiri apakah
online journal, jurnal elektronik maupun e-journal pada prinsipnnya adalah sama yaitu
jurnal untuk media cetak menggunakan kertas, yang intinya adalah sebagai suatu hasil
pengetahuan yang dilakukan secara empiris tentang gagasan-gagasan terbaru untuk
menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berguna bagi masyarakat pada
umumnya.
Jurnal sendiri memiliki fungsi penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Perpustakaan sebagai lembaga yang mempunyai fungsi informasi dan penelitian,
secara langsung menjadi mata rantai proses perkembangan ilmu tersebut. Seorang
ilmuwan akan menyebarkan informasi atau ilmu yang dimilikinya kepada orang lain
dengan artikel yang ditulis oleh ilmuwan tersebut. Proses penyebaran ilmu melaui
artikel jurnal merupakan salah satu mata rantai perkembangan ilmu. Jurnal sebagai
media dimana artikel ditulis memberikan peranan yang besar.
Sebagai sumber informasi mutakhir maka jurnal dalam media cetak dan media
elektronik merupakan salah satu unsur terpenting dalam upaya menyebarkan ilmu
pengetahuan terkini kepada pengguna perpustakaan, ditambah dengan kemampuan
jurnal itu sendiri berkolaborasi dengan perangkat teknologi informasi dan jaringan maka
akan menambah nilai mutu informasi yang berguna bagi masyarakat pada umumnya.
Jurnal kemudian bermetamorfosa dalam media elektronik dan jaringan global, secara
terminologi masyarakat menyebutnya dengan e-journal.
Namun pemasaran harus dilihat sebagai suatu penerapan ilmu manajemen, yang
mencakup proses pengambilan keputusan yang didasarkan atas asas konsep
pemasaran dan proses manajemen yang mencakup analisis, perencanaan,
pelaksanaan kebijakan, strategi, dan pengendalian. Dengan kata lain manajemen
pemasaran merupakan strategi pemasaran terpadu (marketing mix strategi) yang
sangat penting dalam pengelolaan suatu institusi yang berorientasi pada konsumen.
Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal
perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan serta analisis
kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya. Disamping
itu strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan harus dinilai kembali
apakah masih sesuai dengan kondisi saat ini. Penilaian atau evaluasi ini menggunakan
analisis keunggulan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Hasil penilaian digunakan
sebagai dasar untuk menyusun dan menentukan strategi yang akan dijalankan pada
masa yang akan datang.
Dengan adanya alasan historis media digital yang menjadi tulang punggung dalam
proses pemasaran tersebut, maka memunculkan tindakan strategi digital untuk dapat
mengikat dan memasarkan kepada pelangan, stakeholder, media, dan siapapun untuk
menjadi target pemasaran yang sudah disiapkan. Dengan kata lain stratagi digital
diperlukan untuk mempengaruhi pola pikir pengguna untuk mau melaksanakan
tindakan seperti yang diinginkan, dengan memanfaatkan media digital seperti internet,
komputer dan teknologi komunikasi.
Faktor pemasaran, produksi organisasi perpustakaan dan sumber daya manusia dalam
strategi pemasaran dapat dijadikan blue print perpustakaan dalam proses pelayanan
dan pemanfaatan e-journal kepada pemustaka. Pemasaran dan produksi informasi bagi
perpustakaan memang merupakan kondisi yang baru ditengah kondisi masyarakat
yang sadar akan nilai informasi, tetapi bagi perpustakaan yang menganut “misi sosial”
layanan agaknya masih dalam perdebatan.
Pustakawan sebagai seorang penyaji informasi harus sadar dan mau merubah
paradigma bahwa pemustaka memerlukan informasi yang betul-betul diharapkan dan
menjadi tulang punggung dalam aspek kehidupan. Pustakawan harus meningkatkan
ketrampilan, kemampuan, keahlian komunikasi dengan media digital untuk melayani
pemustaka.
Strategi digital pada dasarnya adalah kegitan strategi pamasaran dalam lingkup
pengambilan keputusan, analisa kebutuhan pengguna, kebijakan layanan yang
dilaksanakan secara terpadu dengan menggunakan perangkat teknologi digital. Bagi
perpustakaan yang melaksanakan layanan digital online seperti pemanfatan e-journal
langkah strategi digital sangat diperlukan untuk mengetahui kemampuan dan
kebutuhan antara pemustaka dan pustakawan sebagai pihak yang saling
menggantungkan satu sama lain. Pustakawan sebagai penyaji informasi harus
melaksanakan kegiatan strategi digital untuk mengetahui perilaku pemustaka akan
layanan informasi dari layanan e-journal.
Penutup
Akad perpustakaan kepada pemustaka dan kepada masyarakat secara umum adalah
sebagai sumber informasi dan sebagai penyaji informasi. Salah satunya adalah
perpustakaan memberikan layanan informasi cyber berupa e-journal. Pemustaka
sebagai konsumen informasi bagi perpustakaan tentunya menyambut gembira berbagai
jenis layanan terkini yang memang sangat dibutuhkan sebagai referensi dan untuk
memenuhi kebutuhan informasi secara umum. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai
salah satu jenis perpustakaan yang berkembang di kalangan masyakarat harus
meningkatkan mutu layanan dengan cara melayankan dan meningkatkan pemanfatan
e-journal sebagai salah satu sumber informasi yang sangat diperlukan oleh civitas
akademika. Masyarakat yang mengakses informasi dikalangan perguruan tinggi begitu
tanggap dan haus akan informasi ilmiah terkini yang diperlukan untuk referensi ilmiah,
penelitian, pendidikan dan pengabdian masyakarat.
Strategi digital harus menjadi tulang punggung pustakawan dan perpustakaan untuk
melayankan informasi kepada pemustaka. Kondisi masyarakat sekarang telah
bertransformasi menjadi masyarakat informasi dengan kaidah informasi sebagai
landasan utama dalam aspek kehidupan. Kalau perpustakaan tidak berusaha
mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan informasi, mungkinkah perpustakaan
disebut sebagai pusat sumber infomasi?
Daftar Pustaka
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran; Dasar, konsep dan strategi. Jakarta: PT
. RajaGrafindo Persada.
Hudspeth, Neil .2010. Digital Strategy Menghasilkan Multiple ROI. Majalah SWA
Sembada no 26./xxvi/9-19 Desember.
Tuliskan komentar Anda atau berikan trackback dari website Anda. Anda juga dapat Comments
Feed melalui RSS.
Nama
Website (opsional)
Website ini menggunakan Gravatar. Untuk mendapatkan avatar pribadi Anda, silakan register
dan upload avatar Anda di Gravatar.
EJournal
ISSN: 2354
-
9629
79
*
Alumni
Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Alauddin Makassar
(
harisya
hanafi@
gmail.com)
**
Dosen
Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar
(muh.azwar@uin
-
alauddin.ac.id)
Email :
harisyahanafi
@gmail.com
ABSTRAK
Jurnal
merupakan referensi yang paling sering digunakan sebagai dasar dalam melakukan
penelitian di perguruan tinggi, karena materi
-
materi yang dipublikasikan merupakan materi
terkini dan merupakan hasil temuan atau hasil penelitian.
Pada saat sekarang ini, muncu
lnya
jurnal elektronik mengakibatkan perpustakaan lebih memilih untuk berlangganan jurnal
elektronik dibanding dengan media cetak. Hal ini dikarenakan jurnal elektronik lebih mudah
diakses dibandingkan dengan jurnal cetak. UPT Perpustakaan Universitas Hasa
nuddin
merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang melanggan jurnal elektronik. Akan
tetapi, jurnal elektronik yang dilanggan oleh UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin
belum dimanfaatkan secara merata oleh mahasiswa khususnya Mahasiswa Fakul
tas
Kedokteran Universitas Hasanuddin. Mahasiswa tidak memanfaatkan jurnal elektronik
tersebut bukan dikarenakan mereka tidak membutuhkan jurnal elektronik yang telah
dilanggan. Akan tetapi, sebahagian besar dari mahasiswa belum mengetahui adanya jurnal
e
lektronik yang telah dilanggan oleh UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin.
Kata Kunci
:
j
urnal
e
lektronik, Mahasiswa Fakultas Kedokteran
UNHAS
ABSTRACT
Journal is one of information
forms
. It is often used as a primary source to research, mostly in
higher
education. Journal, as many defined it, consists of contemporary thought
s
and knowledge, and research
findings as well. Nowadays, electronic journals are considered as the main
option for many higher
institutions
to subscribe compared to its printed form. It is due to the easiness and accessable usage.
UPT Perpustakaan Hasanuddin (Hasanuddin University Library) is one of those academic libraries that
has been
subscribed electronic journals. Nevertheless, those ele
c
tronic journals were lack of usage
by
degree medical students. The main reaso
n
was the lack of promotion or dissemination by the library.
Key Words:
electronic journal,
degree students of F
aculty of
M
edicine UNHAS
K
ATA KUNCI
:
Bagian ini berisi
kata atau frasa yang menjadi kata kunci dari inti keseluruhan tulisan
Pemanfaatan Jurnal Elektronik oleh
Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar
Harisyah*, Muhammad Azwar**
Pengutipan:
Harisyah, &
Azwar, M
. (2014).
Pemanfaatan jurnal elektronik oleh mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar
.
Jurnal
Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan
Kearsipan
Khizanah
Al
-
Hikmah
,
3(
1
),
7
9
-
88
.
Diambil
dari
http://journal.uin
-
alauddin.ac.id/index.php/khizanah
-
al
-
hikmah/article/view/588
KHIZANAH AL
-
HIKMAH Vol. 3 No. 1,
Januari
–
Juni 2015
80
1.
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Masalah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor
24
t
ahun
2014
tentang Pelaksanaan
Undang
-
undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan yang secara garis besar
menjelaskan bahwa Perpustakaan Perguruan
Tinggi adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang merupakan bagian integral dari kegiatan
pendidikan,
penelitian
dan
pengabdian
kepada masyarakat dan berfungsi sebagai
pusat sumber belajar untuk mendukung
tercapainya
tujuan
pendidikan
yang
berkedudukan
di
perguruan tinggi
(Republik
Indonesia, 2014
:3
)
.
Di era teknologi informasi saat ini,
publikasi karya ilmiah dalam bentuk online
merupakan cara
yang paling mudah dan
dapat menjangkau semua lapisan masyarakat
yang ada. Sebagai contoh jurnal ilmiah yang
biasanya disediakan oleh lembaga
-
lembaga
pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.
Banyak universitas yang ada saat ini
memiliki atau berlangganan
jurnal
-
jurnal
ilmiah
,
baik dalam maupun luar negeri yang
memang
disadari
akan
pentingnya
keberadaan jurnal
-
jurnal tersebut.
Jurnal elektronik yang memiliki reputasi
tinggi biasanya menyediakan kandungan
-
kandungan informasi yang berkualitas dan
terpercaya.
Namun tidak sedikit juga jurnal
yang ada, khususnya y
ang tidak terkelola
dengan baik
menyediakan informasi ya
ng
kurang baik dan memiliki tingkat validitas
dan kepercayaan yang rendah
atau
juga
menawarkan kandungan informasi yang tidak
kontemporer.
Berkait
an dengan paragraf di atas, dalam
Surah Al
-
Hujarat (49:6), Allah swt berfirman:
ا
ُ
ُ
ُ
ُا أَن
ُ
َُ
َُ
َُ
ُ
َُ
َُ
ُ
ُ
ُ
َُ
ُ
ُ
َُء
َُ
ُا إن
ُ
َُ
َُ َءا
ُ
ٱ
َُ
َُ
َُ
َُ
ُ
ُ
َُ
ُ
ُ
ُ
َُ
َُ
َُ
ََُ
ا
ُ
ُ
ُ
ُ
َُ
ُ
َُ
َُ
َُ
َُ
ُ
َُ
yang
terjemahnya :
Hai orang
-
orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas p
erbuatanmu itu.
Kehidupan manusia dan interaksinya
haruslah didasarkan hal
-
hal yang diketahui
dan jelas. Manusia sendiri tidak bisa
menjangkau seluruh informasi, karena itu ia
membutuhkan pihak lain. Pihak lain
itu ada
yang jujur dan memiliki integritas sehingga
hanya menyampaikan hal
-
hal yang benar dan
ada pula sebaliknya. Karena itu pula berita
harus disaring, dikhawatirkan jangan sampai
seseorang melangkah tidak dengan jelas atau
dalam ayat di atas disebut
bi
jahaalah
yang
berarti kebodohan
(Shihab, 2002
: 128
)
.
Teknologi informasi dan komunikasi yang
berkembang pesat telah membawa dampak
yang begitu b
esar terhadap berbagai bidang
kehidupan, tidak terkecuali Perpustakaan
Perguruan Tinggi.
Perpustakaan Perguruan
Tinggi harus bisa memenuhi berbagai
kebutuhan informasi para pemustakanya.
Perpustakaan Perguruan Tinggi tidak
hanya memberikan layanan yang s
ama dari
tahun ke tahun namun harus menyesuaikan
dengan perubahan kebutuhan pemustaka,
diawali
dari
perpustakaan
manual,
perpustakaan terotomasi sampai kepada
perpustakaan digital.
Jika tidak mengikuti
perkembangan tersebut, perpustakaan akan
ditinggalkan
pemustakanya.
Perkembangan sebuah perpustakaan tidak
lagi diukur dengan skala luas gedung, jumlah
koleksi yang tersedia maupun jumlah
pengunjung yang datang ke perpustakaan.
Akan
tetapi,
sekarang
ini
sebuah
perpustakaan dikatakan sebagai sebuah
perpustakaan yang maju dapat diukur dari
penerapan
teknologi
informasi
yang
digunakan. Penggunaan teknologi informasi
pada perpustakaan akan mempermudah
pertukaran informasi, sehingga penyebaran
Berikut ini adalah versi HTML dari file https://media.neliti.com/media/publications/209454-analisis-
promosi-perpustakaan-di-layanan.docx. Google membuat versi HTML dokumen secara otomatis saat
kami meng-crawl web.
Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau ⌘-F (Mac)
dan gunakan bilah cari.
Jl. Prof. Soedarto, S.H, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Analasis Promosi Layanan Multimedia UPT Perpustakaan Universitas Islam
Sultan Agung Semarang”. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalsis promosi layanan multimedia
UPT Perpustakaan menggunakan teori marketing mix. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Adapun yang menjadi informan adalah delapan pengunjung layanan multimedia,
dua staf layanan multimedia, satu pustakawan UPT Perpustakaan Unissula dan kepala UPT
Perpustakaan Unissula dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara, FGD, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini dengan teori Van Kaam. Dalam penelitian ini menggunakan teori
marketing mix dari Philip Kotler dan Gary Armstrong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk
yang dipromosikan adalah CD local content, e-book, e-jurnal, CD software, CD majalah dan fasilitasnya
adalah wifi, scanner, printer, komputer, flipbook, serta repository dengan metode mulut kemulut.
Pemustaka dikenakan harga tertentu dalam memanfaatkan fasilitas printer, scanner, dan fotokopi.
Tempat layanan multimedia sudah strategis karena lokasinya yang dekat dengan keramaian. Promosi
yang sudah dilakukan dengan advertising menggunakan website, sales promotion dengan cara
bertatap muka secara langsung dengan pemustaka, public relation dan publicity dilakukan
melakukan kordinasi dengan sesama layanan dan karyawan, personal selling dengan metode mulut
kemulut dan direct marketing dengan mengirim email kepada pemustaka.
Kata kunci: UPT Perpustakaan Unissula, Layanan Multimedia, Promosi, Marketing Mix.
Abstract
This research entitled “Analysis Promotion Method Multimedia Services in Sultan Agung Islamic
University Libraries Semarang”. The aims of this research are to analysis promotion method which
used by multimedia services in Unissula’s Library using marketing mix theory. This research uses
qualitative design research with descriptive type. As for who became informants are eight
multimedia’s visitor, two staffs multimedia service, a librarian of Unissula’s library, and head of
Unissula’s library by using purposive sampling technique. Data collection methods used were
observation, interviews FGD, and documentation. Techniques of data analysis used in this research
with Van Kaam theory. In this research, using the theory of marketing mix from Philip Kotler and Gary
Armstrong. The results showed that the product being promoted is CD local content, e-books, e-
journals, CD software, CD magazines and facility are wifi, scanner, printer, computer, flipbook, as well
as the repository with the mouth to mouth method. Visitor have to in utilizing the facility of a printer,
scanner, and copier. Place of multimedia services is already positioned because of its location close to
the crowd. Promotion has been done by using website , sales promotion by means of face-to-face with
visitors, public relations and publicity done with other services and employees, personal selling
method mouth to mouth and direct marketing by sending an email to visitors
*) Penulis Korespondensi.
E-mail: alimuhammad439@gmail.com
1. Pendahuluan
Era digital seperti sekarang ini, kegiatan promosi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
macam media, karena kemudahan dalam akses dan penggunaanya kegiatan promosi digital lebih
banyak memberikan manfaat dalam rangka mengenalkan produk atau jasa yang ditawarkan. Internet
merupakan salah satu media pemasaran atau distribusi yang sangat besar dengan pangsa pasar yang
beragam. Hal ini menyebabkan terdapatnya banyak sekali peluang sekaligus tantangan yang akan
dihadapi oleh para pelaku marketing yang ingin sukses menerapkan program marketing di era digital.
Meskipun pemasaran konvensional masih sangat penting keberadaannya, namun lebih efektif jika
ditambahkan atau dilengkapi dengan penerapan digital marketing untuk menambah jangkauan pasar
Jumlah pengguna internet Indonesia setiap tahunnya terus mengalami peningkatan yang signifikan. Ini dapat
dilihat dari jumlah pengguna media sosial di indonesia, menurut sebuah survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (2014), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Pusat Statistik (BPS)
mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 71,19 juta orang hingga akhir tahun lalu. Jumlah
tersebut berarti tumbuh 13 persen dibandingkan catatan akhir 2012 yang sebanyak 63 juta orang. Dari sisi
pemanfaatan internet di sektor bisnis, ternyata e-mail (mengirim dan menerima) menduduki posisi teratas (95,75%),
kedua internet dimanfaatkan untuk mencari berita/informasi (78,49%), ketiga mencari barang/jasa (77,81%),
keempat informasi lembaga pemerintahan (tender) sebesar (65,07%), kelima untuk sosial media (61,23%). Data ini
menunjukkan potensi menggunakan promosi kreatif dengan menggunakan bantuan media sosial masih sangat besar.
(5 media sosial yang sering dipakai di dunia, Merdeka.com, 2014).
Perpustakaan yang merupakan lembaga yang berorientasi kepada kepuasan pengguna seharusnya melakukan
kegiatan promosi yang lebih kreatif. Tidak bisa dipungkiri bahwa kesuksesan sebuah lembaga perpustakaan adalah
dilihat dari jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan. Seiring berkembangnya teknologi, media yang
digunakan sebagai alat promosi lebih bervariasi dan mudah untuk diakses. Perpustakaan dituntut untuk lebih kreatif
dalam upaya menunjukan eksistensinya kepada masyarakat luar. Khususnya perpustakaan perguruan tinggi.
Perpustakaan perguruan tinggi memiliki pangsa pasar tersendiri. Sehingga lebih mudah untuk melakukan kegiatan
promosi.
Menurut Badan Standar Nasional (2009:2) perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di lingkungan
perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi dapat juga dibuka untuk publik. Sedangkan menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2014 pasal 3 ayat 10 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa: Perpustakaan
Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk
mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di perguruan tinggi
Secara garis besar perpustakaan memiliki tiga macam layanan, yaitu layanan teknis : layanan ini biasanya berupa
pengadaan dan pengolahan bahan pustaka, serta menginformasikan bahan pustaka yang telah diolah, serta
ketersediaan berbagai fasilitas penunjang lainnya, layanan pemakai: biasanya layanan yang berhubungan langsung
dengan pengguna perpustakaan yaitu: Sirkulasi, Skirpsi, Referensi, Reserve, OPAC, Internet, Multimedia dan lain
sebagainya, layanan administrasi: layanan administrasi terdiri dari dua kategori, yaitu layanan untuk administrasi
perpustakaan/staf perpustakaan dan administrasi untuk pengguna perpustakaan, jenis layanan biasanya berupa surat
menyurat dan pengarsipan dokumen.
Perpustakaan harus mempunyai beragam layanan dan faslitas yang ditawarkan. Untuk keperluan
perpustakaan banyak fasilitas dan layanan yang harus dimiliki untuk menarik pengunjung supaya
datang ke perpustakan. Seiring berkembangnya teknologi, rasanya perpustakaan harus memiliki
fasilitas yang dapat menggabungkan berbagai macam format yaitu format multimedia. Menurut ISO
(2004) ”Multimedia Framework is based on two essential concepts: the definition of a fundamental
unit of distribution and transaction (the Digital Item) and the concept of Users interacting with Digital
Items”.
Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, belakang ini
multimedia juga diadopsi oleh lembaga perpustakaan. Menurut IFLA dalam Royan (2004) multimedia
is Containing two or more audiovisual expressions, e.g. sound and image, text and animated graphics.
Menurut Hofstetter (2001) menerangkan bahwa: multimedia adalah penggunaan komputer untuk
menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan
koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.
1. Multimedia Interaktif
Pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemen-elemen multimedia akan dikirimkan atau ditampilkan
2. Multimedia Hiperaktif
Multimedia jenis ini mempunyai suatu struktur dari elemen-elemen terkait dengan pengguna yang dapat
mengarahkannya. Dapat dikatakan bahwa multimedia jenis ini mempunyai banyak tautan atau link yang
menghubungkan elemen-elemen multimedia yang ada.
3. Multimedia Linier
Pengguna hanya menjadi penonton dan menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hingga
akhir
Menurut Syam (2016) “Audio visual dikoleksi di perpustakaan dengan beberapa tujuan. Pertama,
bahan tercetak di perpustakaan tidak sepenuhnya efektif dalam penyampaian pesan”. Misalnya saja
dalam pembelajaran yang membutuhkan grafik atau gambar. Audio visual dapat menyempurnakan
informasi yang ada dalam bentuk tercetak. “Kedua, bahwa perpustakaan bukanlah hanya sekedar
berurusan dengan buku, tetapi perpustakaan urusannya adalah dengan informasi, dan informasi
bukan hanya berasal dari buku”. Perpustakaan harus memberitahukan kepada masyarakat
bahwasanya perpustakaan adalah semua yang berhubungan dengan informasi, bukan hanya informasi
yang berasal dari buku saja. “Ketiga, media audio visual berperan penting dalam pembelajaran yang
bersifat rekreasi”. Audio visual menjalankan fungsi perpustakaan yaitu fungsi rekreatif untuk
pembelajaran.
Saat ini pengembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan layanan perpustakaan
lebih beragam dan aktraktif. Dengan melalui visualisasi multimedia yang meliputi teks, citra suara,
video, dan animasi/film, layanan perpustakaan lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami.
Menurut Seminar (2006) “dengan multimedia telah mengubah paradigma layanan perpustakaan dari
hanya melihat dan membaca, menjadi melihat, mendengar, mengamati dan mengerjakan”. Koleksi
perpustakaan juga semakin meningkat dan mengarah kepada dokumen dokumen multimedia yang
menuntut manajemen layanan perpustakaan yang jauh lebih dinamis dan kreatif.
Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan produk barang, tapi produk jasa, dalam hal ini adalah jasa
informasi. Perpustakaan memiliki kekayaan yang bisa dipasarkan guna kepentingan user/pemakai perpustakaan.
Promosi perpustakaan menurut Yankova (2013) “The library marketing is the part of library management that
influences in the most direct way the creation and the growth of library product and services and their adequate
offer to the costumers”.
Agar promosi perpustakaan dapat berjalan dengan baik maka menurut Suryana (1999: 3-4)
diperlukan beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu :
1. Merumuskan suatu strategi pelayanan. Yaitu strategi tingkat keunggulan yang dijanjikan kepada
pelanggan. Hal ini meliputi; bidang usaha apa yang berhubungan dengan olahraga, siapa calon
pelanggannya, dan apa yang dibutuhkan pelanggan layanan / jasa merupakan jenis layanan yang ada dan
diberikan oleh perpustakaan.
2. Mengkomunikasikan kualitas pada pelanggan. Yaitu menginformasikan kepada pelanggan sehingga
mengetahui dengan jelas tingkat pelayanan yang akan diperoleh, antara lain ruang tunggu, peralatan yang
modern, pemeriksaan kesehatan yang berkala dan lain-lain.
3. Menetapkan suatu standart yang jelas dan terukur. walaupun pada jasa sulit untuk menetapkan standar,
tetapi perlu diusahakan sehingga bagi pelanggan akan jelas mengenai tingkat kualitas yang akan dicapai.
4. Media /Chanel adalah saluran atau peralatan yang dipakai sebagai sarana penyampai promosi
5. Menetapkan sistem pelayanan yang efektif pada pelanggan. Yaitu memberikan suatu sistem, metode, dan
prosedur yang efektif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara tepat.
6. Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan. Yaitu instruktur, pelatih, atau tukang pijat yang
berkualitas dan bersertifikat serta mengetahui dengan jelas standar kualitas pelayan
7. Survey tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan. Yaitu instansi/ perusahaan selalu melakukan survey
secara periodik dan sistimatis sehingga dapat mengetahui tentang kepuasan pelanggan dan
kebutuhannya yang selalu berubahubah.
Penggunaan media internet dapat membantu pihak perpustakaan untuk memberitahukan informasi
kepada masyarakat umum. Menurut Agha (2004: 6-9) aktivitas pemasaran online untuk perpustakaan
dapat dilakukan dengan pendaftaran anggota secara online, melakukan survey lewat internet,
membuat bulletin perpustakaan, mendesain website semenarik mungkin, membuat buku elektronik,
mengiklankan produk secara online, layanan referensi online, mengadakan tour perpustakaan secara
online, dan lain sebagainya. Menurut Mahmood (2004: 20) mengemukakan bahwa “Library activities
should be communicated through local newspapers and local news bulletins of TV and radio. If budget
allows, activities should be advertised through mass media”.
Promosi perpustakaan adalah upaya mengenalkan seluruh aktivitas yang ada di perpustakaan agar
diketahui oleh khalayak umum. Promosi perpustakaan pada dasarnya merupakan forum pertukaran
informasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberikan informasi tentang
produk atau jasa yang disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk pengguna untuk bereaksi
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Adapun tujuan promosi perpustakaan menurut
Prihartanta (2015: 3) adalah :
Salah satu faktor penting terhadap keberhasilan pemasaran jasa perpustakaan adalah promosi.
Sebagai dasar pemikiran untuk melakukan kegiatan promosi adalah komunikasi, karena dengan
adanya komunikasi diharapkan terjadi interaksi antara produsen dengan konsumen. Komunikasi akan
berjalan dengan baik apabila pesan yang diterima sama dengan pesan yang dikirim. Promosi sebagai
bentuk usaha komunikasi yang menjembatani kesenjangan antara produsen dengan konsumen
merupakan jalur utama menuju ke benak konsumen. Karena itu, produsen suatu produk atau jasa
harus melintasi jalur tersebut untuk mengkomunikasikan produk ke pengguna atau calon konsumen
Ada 4 elemen dalam kegiatan promosi, menurut Kotler dan Armstrong (2010) yaitu product, price, place, dan
promotion. Untuk kepentingan dibidang jasa dan lembaga nonprofit, elemen yang paling diutamakan adalah
Promotion, karena kegiatan promosi merupakan kegiatan yang mempunyai pengaruh paling besar diantara 4 elemen
lainnya. Menurut Kotler dan Armstrong (2010) promosi merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang
berhubungan langsung dengan pengguna. Tapi bukan hanya sebagai alat komunikasi namun juga sebagai alat untuk
mempengaruhi pengguna dalam memanfaatkan jasa dalam hal ini adalah jasa perpustakaan.
Penerapan 4 elemen baruan promosi dalam bidang perpustakaan merupakan penerapan dari teori
marketing mix Philip Khotler yang diterapkan di bidang perpustakaan.
Menurut Syahid (2013) produk perpustakaan perguruan tinggi sudah ditentukan oleh lembaga
maupun kesepakatan umum yaitu bahan pustaka dan layanan perpustakaan. Hal serupa juga
dijelaksan oleh Widuri (2000) elemen produk di perpustaaan adalah koleksi serta jasa layanan yang
dimiliki perpustakaan yang bersangkutan. Ada aspe-aspek yang harus diperhatikan ketika memilih
produk di perpustakaan, yaitu:
1. Kualitas barang/jasa harus baik. Keberadaan koIeksi yang lengkap, dan aktual mempunyai nilai relevansi
tinggi
2. Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidak rumit.
3. Barang atau jasa harus mudah dikenal (mudah dilihat) serta mudah dicerna oleh pengetahuan. Kaitannya
dengan dunia perpustakaan dan pemasaran jasa informasi adalah prosedur peminjaman, pelayanan serta
penelusuran yang cepat, tepat dan akurat
4. Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin.
5. Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen
6. Menciptakan suatu iklim suasana lingkungan perpustakaan (ruangan) yang mendukung kebetahan,
kesenangan serta kenyamanan pengunjung.
Koleksi dan layanan yang merupakan produk dari perpustakaan harus dapat disediakan sebagai
bagian dari layanan perpustakaan, dan bisa digunakan oleh pengguna. Kualitas produk juga harus
diperhatikan untuk kepuasan pengguna.
Penerapan harga di bidang perpustakaan merupakan dilema karena hakikat dari perpustakaan itu
sendiri yang merupakan penyedia jasa informasi yang gratis untuk siapapun. Menurut Darmanto
(2011) “dalam lingkungan perpustakaan universitas sendiri sebenarnya beban terhadap penggunaan
fasilitas yang diberikan perpustakaan telah dibebankan di awal perkuliahan”. Sebuah lembaga
perpustakaan yang merupakan lembaga nirlaba tidak menetapkan harga untuk koleksi dan layananya.
Karena, perpustakaan merupakan lembaga penyedia jasa informasi yang menyebarkan informasi
kepada pemustaka secara cuma-cuma atau gratis. Tapi sebenarnya pengguna perpustakaan sudah
membayar biaya pembangunan diawal. Seperti di perpustakaan perguruan tinggi, mahasiswa
membayar segala biaya perkuliahan yang disyaratkan, sebagian biaya tersebut dialokasikan untuk
pembangunan dan pengembangan perpustakaan.
Menurut Widuri (2000) “Pada kegiatan pemasaran jasa informasi perlu diperhatikan Iokasi yang
strategis, mudah dijangkau oleh semua pihak dalam segala kesempatan”, Lokasi pemasaran yang
berada dipusat Ialu Iintas dari berbagai penjuru.
Promosi perpustakaan perlu dilakukan supaya seluruh aktivitas yang berhubungan dengan jasa
perpustakaan dapat diketahui dan dipahami oleh pengguna. Promosi merupakan salah satu komponen
pemasaran, dengan mempromosikan kelembagaan, koleksi, sistem dan jenis pelayanan, maka
terjadilah proses pendekatan informasi kepada pengguna. Pengguna menjadi tahu koleksi apa yang
ada, pelayanan apa saja yang tersedia, sedangkan yang belum tahu atau tahu tapi belum pernah
memanfaatkan jasa layanan akan mengenal kemudian tertarik untuk datang atau memanfaatkan,
sehingga pengunjung bertambah, pemakaian bahan pustaka ataupun jasa layanan perpustakaan
semakin tinggi. Seperti inilah harapan yang diinginkan perpustakaan. Menurut Widuri (2000) Promosi
merupakan suatu bentuk komunikasi penyampaian pesan-pesan atau informasi yang tujuanya to
inform (menginformasikan), to influence (mempengaruhi), to persuade (membujuk).
UPT Perpustakaan Unissula dalam kegiatanya sudah melakukan kegiatan promosi. Hal ini dapat
dilihat dari kunjungan perpustakaan yang sebagai berikut:
Tabel 1. Kunjungan UPT Perpustakaan Unissula Periode Januari Sampai September 2016 ( UPT
Perpustakaan Unissula, 2016)
No Bulan Jumlah
1 Januari 514
2 Februari 324
3 Maret 1066
4 April 648
5 Mei 510
6 Juni 399
7 Juli 84
8 Agustus 222
9 September 538
Kunjugan pemustaka untuk memanfaatkan layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula lebih sedikit
dibanding dengan pemanfaatan pengunjung di layanan sirkulasi UPT Perpustakaan Unissula. Berdasarkan sajian
data diatas, maka timbul pertanyaan bahwa bagaimanakah promosi yang dilakukan oleh layanan multimedia UPT
Perpustakaan Unissula?. Padahal di layanan ini terdapat fasilitas yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran,
seperti layanan e-book, koleksi digital skripsi dan banyak lagi. Menurut data pra penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan tidak mengetahui tentang layanan multimedia di UPT
Perpustakaan Unissula.
Penelitian ini akan mengkaji tentang analisis promosi perpustakan di layanan multimedia di UPT Perpustakaan
Unissula. Penelitian ini akan menganailisis setiap media atau alat promosi yang dilakukan oleh UPT Perpustakan
Unissula, sehingga nanti terlihat peran setiap alat promosi yang digunakan. Teori yang digunakan merupakan teori
yang dicetuskan oleh Philip Kotler yaitu teori promotion mix. Ada 4 elemen utama dalam teori ini yaitu place,
product, price, promotion. Serta mengunakan teori pendukung yaitu macam-macam kegiatan promosi oleh Philip
Kotler yaitu Advertising, Sales Promotion, Publicity, Personal Selling, Direct Marketing. Data diambil dengan
menggunakan teknik wawancara, obsevasi, dan studi dokumentasi. Kemudian data akan diolah dengan reduksi data
dan akhirnya akan mendapatkan simpulan dari analisis data. Alur penelitian ini bisa dituangkan dalam kerangka
pikir sebagai berikut:
Hardware
Network
Printer
CD penelitian
E-Book
Marketing Mix
1. Product
2. Place
3. Price
4. Promotion
o Advertising
o Sales Promotion
o Publicity
o Personal Selling
o Direct Marketing
(Kotler, 2010)
Hasil Analisis
Bagan 1. Kerangka Pikir
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan pemasaran perpustakaan yang dilakukan oleh
layanan multimedia UPT Peprustakaan Unissula. Meliputi produk yang ditawarkan, tempat atau lokasi
layanan multimedia UPT Peprustakaan Unissula, penetapan harga untuk fasilitas, dan kegiatan
promosi yang dilakukan oleh layanan multimedia UPT Peprustakaan Unissula.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini tidak akan mengukur suatu
masalah melainkan menyuguhkan gambaran dan melaporkan hasil-hasil yang didapatkan oleh
Peneliti selama penelitian. Menurut Moleong (2010: 6) “penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
bermaksut memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, presepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain”. Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk memahami
gambaran sosial dengan cara menggambarkan secara nyata fenomena yang terjadi dilapangan
Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif karena Peneliti ingin menggambarkan secara
detail dan menginterpretasikan data atau gejala yang diperoleh selama penelitian berlangsung.
Menurut Sulistyo-Basuki (2006: 110) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mencari
deskriptif yang tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses dan manusia. Jenis penelitian ini
juga dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian, yang menurut Peneliti lebih tepat dilakukan
dengan jenis penelitian diskriptif, sehingga peneliti akan menggambarkan secara detail pelaksanaan
promosi yang dilakukan UPT Perpustakaan Unissula khususnya di layanan multimedia.
Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu dengan cara memilih informan
berdasarkan pada tujuan atau kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah bahwa informan merupakan
staf yang bertugas di layanan multimedia UPT Peprustakaan minimal 1 tahun, pustakwan minimal 2
tahun bekerja di UPT Peprustakaan Unissula, mahasiswa yang memiliki kartu anggota peprustakaan
Unissula, dan kepala perpustakaan UPT Perpustakaan Unissula. Informan penelitian ini meliputi
beberapa macam satu (1) informan kunci yaitu kepala perpustakaan Unissula, informan utama, yaitu
staf multimedia dan mahasiswa Unissula, informan tambahan, yaitu pustakawan UPT Peprustakaan
Unissula.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah observasi non partisipan, wawancara semi
terstruktur dengan jenis wawancara mendalam , FGD (focus group discussion), dan studi dokumentasi.
Pada proses analisis data penulis menggunakan tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Upaya yang dilakukan penulis dalam
menjaga keabsahan data di dalam penelitian ini dengan melakukan triangulasi sumber data, dengan
metode, dan triangulasi dengan teori.
Layanan multimedia merupakan layanan yang dapat menggabungkan beberapa layanan yang
terpisah menjadi satu, sehingga pelanggan tidak perlu mendapatkannya secara terpisah. Layanan
multimedia juga menggunakan komputer sebagai antarmukanya, tetapi tidak menutup kemungkinan
bila ada perangkat lain yang bisa mendukung layanan multimedia ini. Karena kebutuhan akan
multimedia meningkat seiring berjalannya waktu, maka dibutuhkan perubahan dari sistem teknologi
yang digunakan.
Layanan multimedia dalam konteks perpustakan merupakaan sarana dan prasana yang dapat
menunjang kegiatan lembaga induknya dalam melakukan visi dan misinya. Koleksi layanan
multimedia haruslah masuk dalam kriteria multimedia, yaitu penggabungan minimal dua unsur
menjadi satu contohya teks dengan suara. Pemilian koleksi layanan multimedia sebuah perpustakaan
sebelumnya harus mengetahui dulu apa yang dibutuhkan masyarakat dalam lembaga induknya.
Kebutuan masyarakat megenai informasi perlu diperhatikan supaya kebutuhannya dapat terpenuhi.
Perpustakaan Unissula terdapat ruangan multimedia yang merupakan tempat pelayanan koleksi
skripsi dalam bentuk CD, e-jurnal, e-book, buku elektronik, CD software. Tujuanya adalah untuk
menunjang kegiatan civitas akademika Unissula dengan menggunakan teknologi digital. Layanan
multimedia UPT Prpustakaan Unissula pada dasarnya merupakan tempat untuk melayankan koleksi
CD penelitian saja, namun semakin tinggi permintaan dan perkembangan jaman, layanan multimedia
perkembang seperti sekarang ini. Seperti hasil wawancara dari Informan mengatakan bahwa layanan
multimedia merupakan bagian dari perpustakaan yang melayani CD peneltian. CD penelitian yang
dimaksud oleh informan adalah CD skripsi dari kakak kelas mereka. Faishal mengatakan bahwa
“Saya tahu layanan ini buat ngeprint, internetan, nyari jurnal, ngerjain tugas, browsing terus
tempat penyimpanan CD skripsi, ada film edukasi juga” (Faishal, 19 Oktober 2016)
Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan informan mendapat pengetahuan baru dari peneliti
mengenai layanan multimedia, informan tersebut mengetahui secara detail layanan multimedia UPT
Peprustakaan Unissula. Dalam hal ini staf multimedia harus bertanggung jawab untuk
mengkomunikasikan tentang layanan multimedia. Seperti fungsi komunikasi menurut Effendy (2003)
“komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide
dan pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan”.
Pengetahuan staf mengenai layanan multimedia harus disebarkan ke pengunjung layanan multimedia,
supaya para pengunjung tidak salah faham mengenai layanan multimedia.
3.3 Intensitas dan Pemanfaatan Layanan Multimedia UPT Perpustakaan Unissula Oleh Pemustaka
Sesuai dengan pernyataan dari informan mengenai intensitas kunjungannya masing-masing, dapat
diketahui bahwa masing-masing informan setidaknya pernah berkunjung ke layanan multimedia UPT
Perpustakaan Unissula. Bahkan ada seseorang di antaranya yang berkunjung dalam waktu empat
sampai tujuh kali dalam sebulan. Hingga informan yang memiliki intensitas kunjungan yang sangat
tinggi di layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula yakni 10-15 kali bahkan yang setiap hari.
“Kayaknya setiap hari saya kesini daripada waktu kosong mending kesini karena ruangan atas
(sirkulasi) penuh, disini lebih sepi lebih adem, disini juga banyak teman buat ngobrol” . Saya
menggunakan fasilitas ngeprint, browsing nyari materi itu yang sering saya gunakan makanya
sering kesini” ( Faishal, 19 Oktober 2016).
Informan mengaku lebih senang datang ke layanan multimedia daripada datang ke layanan sirkulasi,
dengan alasan lebih adem dan tidak ramai.
Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti serta
wawancara dengan pengunjung. Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka informan tersebut layak untuk
menjadi informan dalam penelitian mengenai ini. Informan penelitian sudah termasuk dalam kegiatan
penelitian ini. Informan juga sudah memenuhi kriteria yang peneliti tetapkan sebelumnya. Sedangkan,
pemanfaatan layanan multimedia dapat dilihat dari tujuan pengunjung yang datang ke layanan
multimedia UPT Perpustakaan Unissula yaitu memanfaatkan fasilitas print dan fotokopi, untuk
faslitas CD penelitian, CD edukasi, e-jurnal, e-book dimanfaatkan oleh desen, mahasiswa tingkat akhir
dan karyawan yang sedang melanjutkan kuliahnya
3.4 Analisis Produk dan Fasilitas Layanan Multimedia UPT Perpustakaan Unissula
Produk merupakan barang fisik yang ditawarkan kepada pasar sasaran. Produk merupakan elemen
marketing mix yang pertama yang perlu kita ketahui, untuk dapat menyusun proses pemasaran
selanjutnya. Pengertian produk dalam kegiatan pemasaran perpustakaan ialah produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perpustakaan yang pada dasarnya berupa informasi baik terekam maupun tercetak.
Selain itu, pengertian produk juga dapat bersifat intangible (tidak terlihat), misalnya menjawab
pertanyaan dari pengguna tentang suatu topik tertentu.
Layanan multimedia di perpustakaan pusat Unissula pada konsepnya merupakan ujung tombak
dari seluruh layanan yang ada di UPT Perpustakaan Unissula. Sebagai layanan ujung tombak di
perpustakan layanan multimedia harus mampu menginterpretasikan keseluruhan layanan yang ada di
UPT Perpustakaan Unissula. Layanan multimedia merupakan fasilitas yang ada di perpustakaan yang
bertujuan untuk menyimpan dan melayankan koleksi digital yang dimiliki oleh perpustakaan seperti
koleksi CD/DVD local content, film edukasi dan lain sebagainya. Produk multimediapun pada
konsepnya harus menggabungkan dan minimal terdiri dari dua media yang digabungkan menjadi satu.
Menurut Vaughan (2004) : Multimedia adalah beberapa kombinasi dari teks, gambar, suara, animasi
dan video dikirim ke anda melalui komputer atau alat elektronik lainnya atau dengan manipulasi
digital. Produk multimedia yang ada di layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula merupakan
koleksi digital dari CD/DVD local content, film edukasi, layanan print, fotokopi dan lain-lain.
“Di sini ada CD skrpsi, KTI, TA, Thesis, Disertasi, CD majalah, CD buku juga, e-jurnal. Untuk
fasilitasnya disini ada ngeprint, fotokopi, scan, wifi, komputer, flipbook, repository”(Fivi, 17
Oktober 2016).
Berdasarkan pengertian dan konsep konten multimedia, layanan multimedia di UPT Perpustakaan
Unissula sudah termasuk konten multimedia yaitu penggabungan minimal dua media input dan output.
Kemudian produk multimedia UPT Perpustakaan Unissula dihasilkan dari kebijakan perpustakaan
yang mewajibkan mahasiswa yang lulus untuk menyetorkan skripsinya dalam bentuk CD ke layanan
multimedia dan pengadaan yang rutin dilakukan setiap tahunnya.
Secara tradisional perpustakaan memberikan jasa secara cuma-cuma, tetapi dengan tersedianya
jasa yang ditawarkan secara khusus seperti layanan internet dan lain-lain dengan menggunakan
fasilitas komputer atau media lain maka perlu dipertimbangkan penetapan biaya operasionalnya.
Penentapan biaya terhadap setiap layanan yang diberikan kepada kosumen atau pelanggan
memang merupakan suatu hal yang sulit bagi pengelola perpustakaan, apalagi sebagian besar
pengguna atau pelanggan masih mengharapkan bahwa layanan perpustakaan itu diberikan secara
gratis. Sebenarnya upaya ini dapat dilakukan asalkan cara pengelolaan produk (informasi) dilakukan
secara profesional karena hakekatnya pengguna/pelanggan akan memberikan harga terhadap apa
yang mereka butuhkan dan akan membayar terhadap sesuatu yang menurut mereka patut diberikan
harga. Oleh karena itu, dalam menentukan suatu kebijakan jenis layanan yang akan diberikan terlebih
dahulu perlu diawali dengan studi kelayakan sehingga pada gilirannya layanan yang disajikan akan
memberikan nilai kepuasan bagi pelanggan/pengguna serta dapat mendatangkan nilai tambah bagi
perpustakaan. Adapun mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh konsumen/pengguna
perpustakaan dapat berupa biaya iuran anggota, denda, fotokopi, print, dan lain sebagainya.
Layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula menetapkan harga dalam salah satu fasilitas yang
dimilikinya. Penetapan harga sendiri dikarenakan untuk penggantian biaya penyusutan dan
operasional dari fasilitas tersebut. Menurut staf multimedia mengatakan bahwa
“Iya memasang tarif terutama ketika mereka mau ngeprint pelembarnya Rp 300, dan jika
mereka ingin mencetak karya ilmiah yang ada di layanan multimedia kita kasih tarif Rp 500
perlembarnya” (Ety, 17 Oktober 2016).
Hasil wawancara dapat dilihat bahwa penetapan biaya untuk salah satu fasilitas di layanan
multimedia tidak berpengaruh terhadap pengunjung. Bahkan, fasilitas ini dapat memancing
pengunjung untuk datang dan memanfaatkan layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula.
Kebijakan penetapan biaya untuk salah satu fasilitas layanan multimedia memang harus diadakan
yaitu untuk pengganti biaya operasional, Menurut Rachmawati (2004) mengatakan bahwa “Mengenai
pengertian harga dalam konteks pemasaran perpustakaan yaitu penetapan biaya produksi dan harga
pertukaran antara organisasi/perpustakaan dengan konsumen/pengguna alas produk atau jasa yang
diberikan”. Penetapan biaya tersebut haruslah dapat memancing pengunjung untuk datang bukan
malahan untuk penghambat pengunjung untuk datang ke layanan multimedia.
Layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula terletak di lantai 1 gedung Perpustakaan pusat
Unissula. Dari letak ruangan, ruangan multimedia berada di samping ruang pengolahan koleksi
perpustakaan Unissula. Disebelah kanan ruangan multimedia merupakan jalan penghubung antara
ruangan yang biasanya digunakan pengunjung untuk bersantai dengan lobby utama perpustakaan
pusat Unissula. Jadi, ruangan multimedia tepat berada di keramaian orang berlalu-lalang ketika
pengunjung masuk ke perpustakaan. Berikut denah lokasi layanan multimedia UPT Perpustakan
Unissula yang berada di lantai 1:
Penempatan yang dekat dengan berbagai fakultaspun menjadi factor yang penting juga untuk
lokasi ruangan multimedia, seperti pernyataan informan berikut ini:
“Sudah strategis karena berasa di depan pintu masuk perpustakaan pusat. Kan saya baru
pertama kesini, saya kira saya akan sulit untuk mencari ruangan ini, ternyata masuk
perpustakaan langsung keliatan ruanganya” (Zaki, 19 Oktober 2016).
Layanan multimedia perpustakaan pusat Unissula menurut informan sudah strategis. Seperti teori
yang dikemukakan oleh Tarigan (2006:77) “Analisis Pola Ruang Analisis keruangan merupakan
analisis lokasi yang menitikberatkan pada tiga unsur, yaitu jarak (distance), kaitan (interaction), dan
gerakan (movement)”. Dari wawancara yang sudah dilakukan peneliti bahwa penempatan ruangan
multimedia UPT Perpustakaan menurut informan penempatanya yang dekat dengan lalu lintas
pengunjung dan didepan pintu masuk utama perpustakaan UPT Perpustakaan Unissula merupakan
tempat yang strategis. Jarak antar ruangan juga menentukan tempat ini mudah untuk ditemukan.
Sehingga mudah untuk melakukan koordinasi dengan layanan lainnya di UPT Perpustakaan Unissula.
Tempatnya yang strategis ini pula menjadikan pengunjung memanfaatkan fasilitas yang disediakan di
layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula.
3.7 Analisis Promosi Layanan Mutimedia UPT Perpustakaan Unissula
Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang dilakukan baik oleh perusahaan
maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk, harga dan tempat.
Informasi itu bersifat memberitahukan, membujuk, mengingatkan kembali kepada konsumen, para
perantara atau kombinasi keduanya.
Peran pemasaran lain yang juga penting adalah memonitor kepuasan konsumen, mengevaluasi
persaingan, serta mengidentifikasi kecenderungan dan peluang pasar. Dengan demikian bagian
pemasaran memberikan umpan balik kepada manajer operasional dan manajer sumberdaya manusia
untuk meningkatkan penampilan dan kualitas perusahaan/organisasi di mata konsumen.
Lembaga nirlaba seperti perpustakaan yang hakikatnya adalah lembaga yang berjalan dibidang
jasa informasi harus melakukan kegiatan promosi karena besarnya pengaruh promosi bagi
keberlangsungan lembaga perpustakaan. Promosi merupakan salah satu komponen pemasaran,
dengan mempromosikan kelembagaan, koleksi, sistem dan jenis pelayanan, maka terjadilah proses
pendekatan informasi kepada pengguna. Pengguna menjadi tahu koleksi apa yang ada, pelayanan apa
saja yang tersedia, sedangkan yang belum tahu atau tahu tapi belum pernah memanfaatkan jasa
layanan akan mengenal kemudian tertarik untuk datang atau memanfaatkan, sehingga pengunjung
bertambah, pemakaian bahan pustaka ataupun jasa layanan perpustakaan semakin tinggi. Promosi
perpustakaan harus dilakukan secara efektif supaya jasa yang mereka tawarkan dapat digunakan oleh
pengguna (pemustaka).
Peranan promosi dalam kegiatan pemasaran perpustakaan merupakan bagian yang sangat penting
dalam mengkomunikasikan pesan-pesan pada individu, kelompok atau organisasi baik langsung
maupun tidak langsung tentang suatu produk informasi yang dihasilkan oleh lembaga perpustakaan.
Menurut Mustafa (1996 : 20) mengemukakan pengertian promosi sebagai berikut : “Promosi adalah
mekanisme persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi
perpustakaan merupakan forum pertukaran informasi antara perpustakaan dengan pengguna dengan
tujuan memberikan informasi dan layanan serta fasilitas yang tersedia di perpustakaan, sekaligus
mengajak pengguna atau memanfaatkan informasi serta fasilitas dan layanan yang ada di
perpustakaan”.
Peranan promosi pada era pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan. Adanya
kebutuhan akan promosi saat ini diantaranya karena jarak produsen dan konsumen yang jauh. Dalam
hal ini promosi berperan untuk menyebarkan informasi agar pengguna aktual maupun potensial
mengetahui lebih banyak tentang produk yang bersangkutan. Antara promosi dan produk tidak dapat
dipisahkan, harus ada keseimbangan antara produk yang baik, sesuai dengan selera konsumen, dan
didukung teknik promosi yang tepat. Selain itu promosi sebagai upaya perusahaan untuk
berkomunikasi dengan individu, kelompok, atau organisasi secara langsung ataupun tidak langsung
dengan mempengaruhi untuk menerima atau membeli produk yang dihasilkan perusahaan.
Promosi perpustakaan bisa diperinci dengan melakukan promosi di setiap layanan yang ada.
Pemustaka tidak hanya tahu gambaran perpustakaan secara umum tapi juga mengetahui keseluruah
perpustakaan secara lebih rinci. Dilihat dari pentingnya kegiatan promosi di era sekarang setiap
layanan multimedia harus berlomba-lomba tidak hanya pelayanannya saja tetapi juga dalam
melakukan promosi. Banyaknya pengunjung yang datang tidak hanya ke perpustakaan namun
memanfaatkan setiap layanan yang ada merupakan hal yang diharapkan oleh setiap perpustakaan.
UPT Perpustakaan Unissula mempunyai beberapa layanan salah satunya layanan multimedia.
Layanan ini yang dijadikan objek penelitian karena saat peneliti magang di layanan multimedia
terdapat masalah mengenai kegiatan promosi yang dilakukan. Kegiatan promosi disetiap layanan
perpustakaan merupakan hal yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan efisiensi pemanfaatan
fasilitas yang disediakan. Pemanfaatan fasilitas oleh pengunjung dikatakan bagus ketika banyak yang
memanfaatkan fasilitas layanan. Benyaknya pengunjung yang memanfaatkan dapat diperoleh jika
sebuah layanan perpustakaan mempunyai mekanisme promosi yang bagus.
Peran penanggung jawab/staf disebuah layanan perpustakaan sangatlah besar. Pengetahuan yang
luas dari seorang staf akan membantun keberlangsungan sebuah layanan di perpustakaan. Staf
layanan perpustakaan dituntut untuk belajar sesuai perkembangan jaman. Seiring berkembangnya
jaman yang semakin modern menuntut seorang staf sebuah layanan perpustakaan harus berpikir
kreatif dan terus berkembang. Hal ini penting supaya sebuah layanan di perpustakaan tidak termakan
menghilang eksistensinya oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat. Kredibilitas seorang staf
layanan perpustakaan sebelumnya harus sudah diuji sebelum seseorang terpilih menjadi staf layanan.
Apalagi untuk staf layanan multimedia sebuah perpustakaan haruslah yang melek teknologi dan
pengetahuannya luas. Tidak pengetahuan tentang multimedianya saja melainkan harus paham
mengenai sesuatu hal yang menyangkut keberlangsungan sebuah layanan multimedia. Mulai dari
aspek-aspek yang ada di sebuah layanan mulrimedia sampai metode promosi yang cocok untuk
kegiatan promosi layanan multimedia.
Luasnya pengetahuan mengenai metode promosi sangat berpengaruh besar untuk eksistensi
layanan ke masyarakat umum. Agar sebuah layanan multimedia tidak dibilang menghilang dan
termakan oleh jaman, kemampuan staf untuk mengkomunikasikan sebuah layanan ke masyarakat
pengguna sangat dibutuhkan. Kemampuan komunikasi seorang staf tidak hanya bisa saja namun
harus berkembang atau dinamis sesuai tuntuntan teknologi yang sudah semakin maju.
Advertising atau periklanan adalah alat penting yang digunakan oleh perusahaan untuk
melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat yang ditargetkan. Pada
dasarnya periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi
pemasaran. Periklanan harus mampu membujuk konsumen supaya berperilaku sedemikian rupa
sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mendapatkan penjualan dan keuntungan.
Disamping itu periklanan juga dipandang sebagai salah satu media yang peling efektif di dalam
mengkomunikasikan suatu produk barang atau jasa. Selain itu juga periklanan yang diluncurkan oleh
setiap perusahaan tidak lain agar konsumen tertarik dan berharap tidak akan berpaling ke
perusahaan sejenis. Dan untuk menciptakan hal tersebut dapat dengan cara menerapkan promosi
periklanan yang menarik dan seefektif mungkin.
Menurut Djaslim Saladin (2007:129) yang mengartikan periklanan sebagai berikut: “Periklanan
adalah semua bentuk penyajian yang sifatnya nonpersonal, dan promosi ide-ide, promosi barang-
barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor”.
Menurut salah satu informan mengatakan bahwa promosi di layanan multimedia perlu. Berikut
pendapat beliau
“Perlu buat media pemasaran, karena disini banyak koleksi skripsi yang bagus, buat
mahasiswa tingkat akhir kayak saya perlu banget soalnya teman-teman saya juga tidak tahu
kalau disini ada layanan cd skripsi” (Zaki, 19 Oktober 2016).
Menurut informan layanan multimedia perlu melakukan kegiatan promosi karena disamping koleksi
skripsi yang banyak dan bagus, informan juga mengaku kalau banyak dari temannya tidak mengetahui
kalau di UPT Perpustakaan Unissula terdapat layanan multimedia
Pengguna perpustakaan datang ke perpustakaan untuk beragam tujuan. Ada yang mencari
literature untuk mendukung kegiatan belajar mereka, meminjam dan mengembalikan buku
serta menelusur informasi. Perpustakaan memberikan pelayanan dalam bentuk konsultasi,
memberitahu atau membantu dan melayani konsumen Di sinilah pustakawan bertemu secara langsung
dengan pengguna. Mutu pelayanan yang diberikan berpengaruh langsung terhadap kepuasan
konsumen dan terhadap pemanfaatan produk atau jasa itu.
Kepuasan pelanggan menjadi tujuan dari aktivitas pemasaran. Maka dari itu perpustakaan harus
dapat membangun sebuah ‘partner’ dengan pengguna sehingga pengguna perpustakaan akan
merasakan sisi humanis dari pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan dan merasakan kepuasan
akan pelayanan yang telah diberikan. Senada hal tersebut, Muktiyo (2006:11) menyatakan bahwa
“salesmanship merupakan kegiatan menjual dengan hati dan cinta”. Pustakawan,dalam hal
ini sebagai seorang salesmanship harus mampu ‘menjual’ produk-produk dan layanan yang ada di
perpustakaan. Kegiatan pustakawan tidak sekedar bertransaksi dengan pengguna lalu selesai, akan
tetapi pustakawan harus dapat melakukan strategi marketing dengan mengedepankan hati dan cinta
dalam dalam melayani pengguna perpustakaan.
Kegiatan personal selling ini dapat diimplementasikan dengan cara penyebaran brosur secara
langsung oleh pihak perpustakaan kepada masyarakat luas. Sales Promotion bisa dilakukan dengan
menyebarkan brosur atau membuat spanduk. Pada kegiatan ini, Pustakawan dapat bertemu langsung
dengan calon pengguna perpustakaan dan memberitahu serta menginformasikan pada mereka produk
dan layanan apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan. Selain menginformasikan tentang produk dan
layanan perpustakaan , pustakawan yang dalam hal ini sebagai “shalesmanship’ harus dapat
membujuk masyarakat tersebut agar mau datang dan berkunjung ke perpustakaan dan
memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan.
Dilihat dari hasil wawancara dan FGD tentang sales promotion di layanan multimedia UPT
Perpustakaan Unissula menjelaskan bahwa di layanan multimedia memang belum mengadakan
kegiatan sales promotion baik untuk Hardware, Network, Printer, CD penelitian, E-Book maupun
layanan multimedia secara umum. Hal ini berkaitan dengan kegiatan di layanan multimedia yang
sangat padat
3.7.3 Public Relation and Publicity di Layanan Multimedia UPT Perpustakaan Unissula
Kegiatan Public Relation di perpustakaan bertujuan untuk menumbuhkan dan memelihara saling
pengertian, dukungan, kepercayaan, kerjasama, dan saling menghargai yang dilandasi oleh itikad baik
(goodwill) yang dilaksanakan oleh suatu perpustakaan dengan berbagai publiknya diharapkan akan
mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perpustakaan yang bersangkutan.
Melalui kegiatan public relations, diharapkan suatu perpustakaan dapat membangun citra yang baik
di mata publiknya, untuk selanjutnya akan memperoleh perhatian, pengertian, dukungan, kepercayaan
serta penghargaan.
Menurut diskusi yang sudah peneliti lakukan bersama dua informan tambahan dan dua informan
utama dalam FGD (Focus Group Discussion). Didapati hasil bahwa Public Relation perlu dilakukan
untuk kapasitas yang lebih besar, menurut beliau jika Public Relation diterapkan di perpustakaan
memang perlu dan di perpustakaan Unissula sudah ada. Layanan multimedia perlu melakukan Public
Relation, mereka hanya melakukan ke sesama pegawai dan layanan yang ada di UPT Perpustakaan
Unissula. Untuk Public Relation yang berkaitan dengan masyarakat umum sudah menjadi tanggung
jawab manajemen perpustakaan Unissula.
Menurut hasil wawancara diketahui bahwa, layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula hanya
melakukan kegiatan Public Relation terhadap sesama pegawai dan layanan perpustakaan Unissula.
Yaitu menjalin hubungan yang harmonis demi kelangsungan kegiatan UPT Perpustakaan Unissula.
Komunikasi antar layanan ini menghasilkan sinergisitas antar layanan karena setiap layanan tidak
bisa berdiri sendiri melainkan sesama layanan harus berkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama.
Hal ini sesuai dengan teori Menurut Jefkins (2003:9) mendefinisikan “Public relations adalah semua
bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan
semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian”. Sedangkan Public Relation perpustakan sudah dilakukan oleh manajemen perpustakaan
Unissula.
Perpustakaan memberikan pelayanan langsung kepada pemakai melalui komunikasi tatap muka
(face to face). Di sinilah pentingnya peran pustakawan sebagai komunikator dalam memasarkan
perpustakaan. Pustakawan harus menunjukkan etika berkomunikasi yang baik dengan pengguna.
Keramahan dan sikap professional harus dimiliki pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada
pengguna perpustakaan. Setiap manusia senang diperlakukan spesial, begitu juga dengan pengguna
perpustakaan. Pustakawan harus komunikatif dan menguasai ketrampilan teknik informasi dengan
baik,sehingga dapat secara cepat dan tepat menyajikan informasi kepada pengguna perpustakaan.
Personal selling di perpustakaan, merupakan interaksi antar individu, saling bertemu muka, yang
ditunjukan untuk konsumen/pelanggan guna meciptakan, memperbaiki, menguasai, atau memelihara
hubungan pertukaran yang salling menguntungkan dengan pihak lain, seperti pelanggan
perpustakaan. Personal selling untuk jasa perpustakaan memiliki keuntungan, cara ini memungkinkan
staf perpustakaan dapat berkomunikasi langsung dengan pelangganya. Perpustakaan dapat
menyampaikan apa yang dimiliki, yang meliputi layanan, kegiatan, maupun koleksinya. Demikian juga
pelanggan berkesempatan untuk dapat member masukan pada perpustakaan mengenai kegiatan yang
selama ini diadakan, apakah benar-benar member kemanfaatan pada mereka atau tidak, sekaligus
mereka dapat member masukan perpustakaan mengenai apa yang ingin mereka dapatkan dari
perpustakaan, termasuk di dalamya mereka dapat menyampaikan koleski macam apa yang mereka
butuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka.
“Promosi yang sudah kita lakukan khususnya ke mahasiswa ya dilakukan dengan mulut ke
mulut, jadi kita ngasih tahu ketika mereka datang kesini bahwa disini ada layanan buat
ngeprint loh ada koleksi cd skripsi juga” (Ety, 17 Oktober 2016).
Menurut baliau kegiatan promosi personal selling layanan multimedia lewat mulut ke mulut.
Maksutnya adalah staf memberitahukan kepada pemustaka tentang layanan multimedia kemudian
pemustaka meneruskan hal ini kepada pemustaka lainnya
Layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula menurut keterangan informan yaitu staf
multimedia sudah melakukan kegiatan personal selling yaitu dengan metode mulut ke mulut. Mereka
memberi keterangan kepada mahasiswa tentang layanan multimedia mulai dari produk dan fasilitas.
Hal ini dilakukan supaya banyak orang yang mengunjungi layanan multimedia. Mulut ke mulut
merupakan salah satu bentuk Personal Selling menurut Alma (2007: 185) “Personal Selling melibatkan
komunikasi interpersonal antara pembeli dan penjual untuk memenuhi kebutuhan pembeli dan
kepentingan kedua belah pihak”.
Hasil FGD menjelaskan bahwa layaan multimedia sudah melakukan kegiatan personal selling
melalui kegiatan promosi mulut ke mulut. Menurut hasil FGD personal selling harus lebih ditingkatkan
lagi untuk kedepanya karena kegiatan ini cukup berhasil. Produk dan fasilitas yang belum
dikomunikasikan diharapkan staf multimedia mengkomunikasikannya juga. Hal ini penting supaya
pengetahuan pengunjung mengenai layanaan multimedia UPT Perpustakaan Unissula menjadi
lengkap. Dan supaya yang dimanfaatkan tidak hanya printer dan CD skripsi saja tapi semua produk
dan fasilitas yang ada di layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula
Pemasaran langsung adalah pendekatan pemasaran yang bersifat bebas dalam menggunakan
saluran distribusi dan/atau komunikasi pemasaran, yang memungkinkan perusahaan memiliki
strategi tersendiri dalam berhubungan dengan konsumen.
Perpustakaan dapat melakukan pemasaran langsung kepada pengguna perpustakaan. Ada
beberapa media yang digunakan dalam melakukan pemasaran langsung. Dari sekian banyak media
yang digunakan, yang paling banyak digunakan untuk media pemasaran langsung adalah melalui
surat langsung dan internet. Perpustakaan dapat menggunakan surat langsung ketika pengguna
perpustakaan mengalami keterlambatan dalam pengembalian buku. Surat tersebut langsung
ditujukan ke alamat rumah pengguna seperti yang telah tercatat pada kartu anggota. Di era digital
ini,surat langsung dapat digantikan dengan surat elektronik (e-mail). Perpustakaan dapat
menginformasikan produk atau layanan baru melalui e-mail yang diberikan pengguna
perpustakaan.Internet juga merupakan media yang paling umum digunakan instansi atau lembaga
dalam memasarkan promosinya.
Dan hal ini selaras dengan teori Menurut Kotler dan Armstrong (2010)Direct marketing :
penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lainnya untuk
berkomunikasi secara langsung dan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan
calon pelanggan”.
Hasil FGD yang sudah dilakukan mendapat hasil bahwa sama seperti public relation. Untuk layanan
multimedia memang tidak harus menggunakan kegiatan direct marketing. Hal ini didapati karena
pertimbangan bahwa koleksi multimedia tidak dipinjamkan jadi tidak perlu melakukan direct
marketing. Selain itu, kegiatan direct marketing juga sudah dilakukan oleh perpustakaan pusat. Dan
menurut mereka pengiriman e-mail sudah cukup untuk kegiatan perpustakaan secara umum saja.
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka berikut ini akan disajikan simpulan penelitian
mengenai Analisis Promosi Layanan Multimedia UPT Perpustakaan Unissula Semarang. Produk yang
ditawarkan di layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula adalah CD local content, e-book, e-
journal, CD software, CD majalah dan fasilitas yang tersedia di UPT Perpustakaan Unissula adalah wifi,
scanner, printer, komputer, flipbook, serta repository. Layanan multimedia menetapkan harga
tertentu untuk fasilitas scanner, printer, dan fotokopi, untuk fasilitas yang lainnya tidak dikenakan
biaya. Tempat atau lokasi layanan multimedia sudah strategis, karena dekat dengan pintu masuk UPT
Perpustakaan Unissula dan dekat keramaian, yang berarti lalu lintas di sekitar layanan multimedia
UPT Peprustakaan Unissula tergolong ramai. Kegiatan promosi yang sudah dilakukan oleh layanan
multimedia UPT Perpustakaan Unissula adalah dengan metode mulut kemulut.
Advertising layanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula sudah mempunyai website yang
terintegrasi dengan website UPT Perpustakaan Unissula. Sales promotion layanan multimedia tidak
dilakukan di layanan ini. Public Relation and Publicity di layanan multimedia diterapkan ke sesama
layanan dan pegawai yang ada di UPT Perpustakaan Unissula. Public Relation and Publicity ke
masyarakat umum sudah dilakukan atau di“cover” oleh manajemen UPT perpustakaan Unissula.
Personal selling dilayanan multimedia UPT Perpustakaan Unissula dilakukan dengan metode mulut
kemulut. Direct marketing dilayanan multimedia sudah dilakukan oleh manajemen UPT Perpustakaan
Unissula dengan cara mengirim e-mail tentang layanan dan keterlambatan pengembalian koleksi.
Daftar Pustaka
Agha, Syed Salim. 2004. Marketing Library Services Online: Strategies and Challenges For
Academic Libraries. Journal Of Information And Communication Technology Vol. 9 No. 16
2004. Kedah: Universitas Utara Malaysia
APJII. 2014. “Penggunaan Internet Sektor Bisnis 2013”. Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia
Badan Standar Nasional. 2009. SNI Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Badan Standar
Nasional
Hofstetter, Fred T.2001. Multimedia Literacy. Third Edition. New York : McGraw-Hill
International Edition
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2010. Principles of Marketing. New York: Pearson
Mahmood, Khalid. 2004. Libraries and promotion of reading habits in the digital age. Pakistan
Library and Information Science Journal, Vol 35. Punjab: Department of Library & Information
University of the Punjab
Mustafa, Badallahi. 1996. Materi Pokok Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: UT Depdikbud
Prihartanta, Widayat. 2015. Tujuan Promosi Perpustakaan. Journal Adabiya, Vol. 3 No. 83
Tahun 2015. Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-raniry
Rachmawati, Tine Silvina. 2004. Faktor 4P, 3P dan 4C Serta Aplikasinya Dalam Kegiatan
Pemasaran Perpustakaan (Library Marketing). Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Vol. 28 No. 1
Juni 2004. Bandung: Universitas Padjajaran
Royan, Bruce. 2004. Guidelines for Audiovisual and Multimedia materials in libraries and
other institution. IFLA Audiovisual and Multimedia Section
Syam, Abdi Mubarak. 2016. Koleksi Audio- Visual Sebagai Alat Promosi Budaya: Studi Kasus
Perpustakaan Korean Culture Center. Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol. 1 No. 1.
Medan: UIN Sumatra Utara
Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional : Teori & Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Widuri, Noorika Retno. 2000. Pemasaran Jasa Informasi Di Indonesia. Jurnal PDII-LIPI Vol. 25
No. 3-4. Jakarta: PDII-LIPI
Yankova, Ivanka Vasileva. 2013. Marketing of Library Service. Journal of Balkan Library Union,
Vol 1, No 1. Turkey: Edirne Balkan Library Union
Hanya Dapat diakses di
lingkungan Undip
EBooks
SISTI
M
FAKULTAS INFO TAUTAN PENTING
RMAS
I
Akade
mik |
Reg-
Online
| E-
Learni
ng |
Vclass
|
Evalua
si
PBM |
Pendik
ar | E-
Proc |
Kalend
er
Akade BAPSI | BAA | BAK | LP2MP |
Kedokteran | Teknik | Hukum | Ekonomika
mik | LPPM | Lab Terpadu |
dan Bisnis | Perikanan dan Ilmu Kelautan |
E- Multimedia | Opensource | Radio Pro
Sains dan Matematika | Peternakan dan
DUK | Alma 97.7 FM Streaming | Time
Pertanian | Ilmu Budaya | Ilmu Sosial dan
Remun Protocol | Sharing File | VoiP | Tes
Ilmu Politik | Kesehatan Masyarakat |
erasi | Kecepatan Internet (local only) |
Psikologi | Program Pasca Sarjana
HelpD Share Space
esk
|Undip
Blog |
Studen
ts Blog
| usNet
| Mail
Dosen/
Staff
@undi
p.ac.id|
Mail
Alumn
i|
Undip
Career
Center
Undip Repository
Berita Undip
Berita LPPM
View My Stats
Copyright © 2016 by Sugeng Priyanto @ Perpustakaan Universitas Diponegoro
Berikut ini adalah versi HTML dari file http://e-journal.uajy.ac.id/11560/1/JURNAL.pdf. Google
membuat versi HTML dokumen secara otomatis saat kami meng-crawl web.
Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau
⌘-F (Mac) dan gunakan bilah cari.
Page 1
EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Oleh :
CATHARINA ESMI TRININGSIH
NIM: 742014802
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
OKTOBER 2016
Page 2
Page 3
Page 4
Page 5
EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA
1)
Catharina Esmi Triningsih
2)
Elizabeth Sri Lestari
3)
Anton Hermawan
Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email:
1)
742014802@student.uksw.edu
2)
elizabeth@staff.uksw.edu
3)
anton.hermawan@staff.uksw.edu
Abstract
Library promotion is one the library activities to market the library facilities and
functions. The purpose of this study to explain how much influences the forms of
promotion that has been done on the level of utilization of the library. The type which is
used for the research is a descriptive study using a quantitative approach. The
populations which are taken of this research are students, lectures, staff, and external
users. The results showed that 9 form of promotion that routinely held every year were
positive effect on utilization rates in library of Atma Jaya Yogyakarta University. From
this research, it can be concluded the form of promotion that has the highest percentage
is a library tour, with a score of 3.97 and the lowest one is WIPA magazine, with a score
of 3.43.
Keywords: Effectiveness, Strategies, Promotion Library
Abstrak
Promosi perpustakaan merupakan salah satu kegiatan perpustakaan untuk
memperkenalkan manfaat dan peran perpustakaan kepada pengguna. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh bentuk-bentuk promosi yang telah
dilakukan terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun
populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dosen, karyawan, dan
pengguna luar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 9 bentuk promosi yang rutin
dilaksanakan setiap tahun berpengaruh positif terhadap tingkat pemanfaatan Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
bentuk promosi yang memiliki persentase tertinggi adalah library tour, dengan skor 3,97
dan terendah pada majalah WIPA, dengan skor 3,43.
Kata Kunci: Efektivitas, Strategi, Promosi Perpustakaan
1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Kristen
Satya Wacana
2 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
3 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Page 6
1
1. Pendahuluan
Pepustakaan merupakan salah satu tempat yang menjadi pusat
informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan, dan rekreasi. Oleh karena itu keberadaan perpustakaan
ditengah-tengah masyarakat dirasakan sangat penting. Perpustakaan
perguruan tinggi merupakan salah satu jenis perpustakaan yang ada di
lembaga pendidikan tinggi dan dimanfaatkan khususnya oleh civitas
akademika. Sebagai unsur penunjang pendidikan, perpustakaan perguruan
tinggi berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi
perguruan tinggi. Dalam pelaksanaan kegiatannya, perpustakaan tidak hanya
pasif menunggu penggunanya untuk datang ke perpustakaan mencari
informasi. Perpustakaan harus bisa meyakinkan kepada pengguna bahwa
perpustakaan sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Untuk itu perlu dilaksanakan promosi perpustakaan agar pengguna merasa
tertarik untuk memanfaatkan perpustakaan.
Promosi adalah salah satu strategi bauran pemasaran yang memegang
peranan penting bagi kelangsungan layanan perpustakaan. Pemasaran
mencakup kegiatan analisa perencanaan pelaksanaan dan pengendalian
program-program yang telah dirancang secara cermat yang dibuat untuk
menciptakan tukar-menukar sesuatu secara sukarela untuk mencapai sasaran
sesuai dengan tujuan organisasi [1]. Sedangkan promosi merupakan
kegiatan komunikasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama
memperkenalkan produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi dengan
saluran distribusi. Kegiatan promosi mempunyai tujuan membujuk
konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa tersebut. Kegiatan
promosi sangat penting dilakukan agar konsumen mengetahui layanan yang
disediakan dan manfaat yang akan diperoleh.
Dalam mempromosikan perpustakaan dibutuhkan media yang
digunakan untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan. Beberapa
bentuk atau media promosi yang setiap tahunnya digunakan oleh
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta yaitu brosur, buku
pedoman, display koleksi terbaru, pameran perpustakaan, web perpustakaan,
library tour, pelatihan literasi informasi bagi mahasiswa dan dosen,
penerbitan majalah WIPA, dan bedah buku. Kegiatan promosi tersebut
berdampak positif pada perpustakaan, yaitu dari data yang diperoleh tahun
2013-2015 Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta berturut-turut
telah mencapai target jumlah pengunjung yaitu minimal 200 orang per hari.
Promosi yang telah dilakukan oleh Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta telah mencapai hasil yang diharapkan, namun dari
berbagai bentuk promosi yang pernah dilakukan Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta tersebut belum diketahui berapa tingkat
efektivitasnya. Bentuk promosi dengan tingkat efektivitas tinggi akan
dipertahankan dan yang masih kurang dapat lebih ditingkatkan.
Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam
suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Page 7
2
Pengertian efektivitas tersebut menunjukkan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan. Hasil yang semakin
mendekati sasaran memiliki tingkat efektivitas yang semakin tinggi. Media
promosi dapat dikatakan efektif apabila hasil yang didapat sesuai dengan
tujuan organisasi yang ingin dicapai. Tujuan media promosi perpustakaan
yaitu untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan
(interest), dan berakhir dengan tindakan pemanfaatan (using) yang
dilakukan oleh pengguna terhadap produk atau jasa yang disediakan. Efektif
atau tidaknya media promosi dapat diketahui dengan mengukur tingkat
efektivitasnya yaitu pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-
tujuan yang ditentukan.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui penerapan strategi yang
digunakan dalam mempromosikan perpustakaan dan tingkat efektivitas dari
bentuk-bentuk promosi yang dilakukan oleh perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Adapun manfaat yang diharapkan adalah pertama,
diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan daya pikir serta
pengetahuan dengan melakukan penelitian langsung agar memahami
tentang strategi promosi yang dilakukan perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. Kedua, diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan
pertimbangan bagi perpustakaan untuk menentukan kebijakan strategi
promosi yang akan datang. Ketiga, diharapkan dapat dijadikan bahan acuan
bagi peneliti lain yang mengambil topik tentang efektivitas bentuk-bentuk
promosi perpustakaan dan memberi wawasan bagi pengembangan penelitian
bidang Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Penelitian ini akan mengukur
tingkat efektivitas dari bentuk-bentuk promosi yang secara rutin
dilaksanakan setiap tahunnya oleh perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Respondennya adalah pengguna perpustakaan yaitu dosen,
mahasiswa, karyawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan pengguna dari
luar.
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian Sonia Mustinda bertujuan untuk mengetahui cara dan
sarana promosi yang dilakukan perpustakaan serta kendala yang dihadapi
dalam melaksanakan kegiatan promosi tersebut [2]. Hasil penelitian
menyatakan bahwa cara promosi yang memiliki persentase tertinggi adalah
kontak perorangan dan bimbingan pengguna, sebanyak 43%, sarana
promosi memiliki persentase tertinggi adalah brosur, sebanyak 61%.
Kendala yang dihadapi perpustakaan adalah kendala dari dalam
perpustakaan salah satunya kebijakan yang ada sering menghambat
pelaksanaan kegiatan promosi.
Penelitian Tessa Simahate bertujuan untuk mengetahui 1) Proses
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh pustakawan; 2) Efektivitas
komunikasi pemasaran yang dilaksanakan oleh perpustakaan; 3) Tingkat
kepuasan pengguna perpustakaan terhadap layanan perpustakaan; 4)
Efektivitas komunikasi persuasif dan komunikasi pemasaran terhadap
Page 8
3
kepuasan pengguna perpustakaan [3]. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa komunikasi persuasif pustakawan dan komunikasi pemasaran
perpustakaan UNIMED berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna
perpustakaan UNIMED.
Penelitian Nova Afriani dan Yunaldi bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan pelaksanaan promosi yang ada di Perpustakaan Umum
Kota Solok; (2) mendeskripsikan kendala yang di hadapi dalam melakukan
promosi Perpustakaan Umum Kota Solok serta usaha mengatasi kendala
yang dihadapi oleh perpustakaan umum kota solok [4]. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan belum memberikan hasil
yang optimal. Hal ini terlihat dari data statistik pengguna perpustakaan
tahun 2011 dimana angka penurunan pengguna lebih mendominasi
dibandingkan angka kenaikan jumlah pengguna yang datang ke
Perpustakaan Umum Kota Solok.
Selain 3 penelitian di atas, penelitian M. Rizal Pahlefi bertujuan untuk
menjelaskan strategi promosi yang digunakan oleh Perpustakaan Universitas
Jambi [5]. Hasilnya diketahui bahwa strategi promosi yang digunakan oleh
Perpustakaan Universitas Jambi belum optimal. Untuk itu, pustakawan perlu
menentukan strategi yang tepat seperti menentukan kebutuhan penggunanya
melalui analisa SWOT Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunities (peluang dan kesempatan), Threats (ancaman dan tantangan).
Hubungan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah
membahas mengenai promosi. Perbedaannya adalah penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat efektivitas dari bentuk-bentuk promosi yang
dilakukan oleh perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Efektivitas (effectivity) adalah melakukan pekerjaan yang benar/doing
the right things. Agar efektif dan efisien dalam mengkomunikasikan
informasi, jasa, dan fasilitas perpustakaan kiranya perlu memperhatikan; 1)
keterbukaan/openness; 2) empati/emphaty; 3) dukungan/suportivity; 4)
sikap positif dan; 5) kesetaraan. Kelima indikator tersebut digunakan
sebagai gambaran seberapa efektif pelaksanaan suatu program untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh perpustakaan [6].
Strategi adalah kiat untuk mencapai tujuan. Strategi biasanya mengacu
pada rencana yang menyeluruh atau berjangka panjang yang mencakup
serangkaian gerakan yang langsung diarahkan untuk mencapai tujuan yang
menyeluruh. Strategi diimplementasikan melalui mekanisme spesifik,
teknik-teknik, atau alat-alat untuk mengarahkan sumber daya organisasi
mencapai tujuan strategisnya. Ini merupakan gambaran dasar yang
menentukan apakah tujuan strategis bisa dicapai secara efektif [7].
Secara umum, strategi adalah teknik atau cara untuk mendapatkan
keberhasilan dalam pencapaian tujuan (to achieve goals). Strategi
merupakan sekumpulan cara secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, sebuah perencanaan dalam kurun waktu tertentu.
Strategi adalah rencana aksi global yang menggambarkan alokasi sumber
daya dan aktivitas lainnya dalam menghadapi lingkungan dan menolong
organisasi mencapai tujuan tertingginya.
Page 9
4
Promosi menurut Kamus Kepustakawanan Indonesia adalah
pertukaran informasi antar organisasi/lembaga dan konsumen dengan tujuan
utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang tersedia dalam
organisasi dan membujuk calon konsumen untuk bereaksi terhadap produk
atau jasa tersebut. Promosi bertujuan untuk: 1) menarik perhatian; 2)
menciptakan kesan; 3) membangkitkan minat; 4) memperoleh tanggapan; 5)
mempengaruhi untuk menerima ide, konsep, atau barang yang
dipromosikan.
Promosi perpustakaan merupakan aktivitas memperkenalkan
perpustakaan dari segi fasilitas, koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang
dapat diperoleh oleh setiap pengguna perpustakaan secara lebih terperinci.
Sebanyak dan sebagus apapun koleksi yang dimiliki perpustakaan, jika tidak
dikenalkan ke seluruh lapisan civitas akademika maka akan selamanya
menjadi sesuatu yang asing bagi pengguna. Oleh karena itu perpustakaan
perlu memperkenalkan diri dengan segala aktivitasnya kepada pengguna
melalui promotion of library.
Promosi bertujuan memberikan dorongan, arahan atau pengertian pada
masyarakat tentang perpustakaan dengan fasilitas-fasilitas yang dimilikinya.
Kegiatan ini bertujuan merubah sikap dan pandangan masyarakat dalam
memahami, menyenangi serta memanfaatkan perpustakaan. Promosi
perpustakaan merupakan satu langkah praktis yang dapat dilakukan
perpustakaan untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan, yang pada
akhirnya akan meningkatkan pula citra dan apresiasi masyarakat terhadap
perpustakaan. Untuk itu promosi perpustakaan perlu dilakukan agar seluruh
aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat diketahui dan
dipahami oleh masyarakat.
Sarana promosi dibagi menjadi beberapa bentuk, antara lain: bentuk
tercetak, bentuk kegiatan perpustakaan dan bentuk elektronik. Beberapa
sarana promosi bentuk tercetak yaitu brosur, poster, pamflet, spanduk,
majalah internal, dan buku pedoman perpustakaan. Promosi dalam bentuk
kegiatan perpustakaan antara lain pameran perpustakaan, bazar, library tour,
bedah buku, program magang, dan pelatihan literasi informasi. Sedangkan
dalam bentuk elektronik yaitu televisi, radio, internet, pemutaran film, dan
pangkalan data.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif tipe deskriptif dengan
metode survei. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat
sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang
menjadi pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui mengapa suatu situasi atau
kondisi tercipta atau apa yang mempengaruhinya. Sedangkan yang
dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan
dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel
Page 10
5
penelitian sehingga diperoleh gambaran diantara variabel-variabel tersebut
[8].
Penelitian deskriptif yang dilakukan ini dapat diartikan sebagai proses
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Setelah
mendapatkan hasil analisa efektivitas, berikutnya akan dilihat apakah
bentuk-bentuk promosi tersebut efektif atau tidak terhadap peningkatan
jumlah pengguna Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh anggota
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada tahun 2015 yang
berjumlah 12.699 orang. Adapun metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik ini mencakup
orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat
oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Kriterianya adalah sebagai
berikut:
a.
Pengguna Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, baik itu
dosen, mahasiswa, karyawan, maupun pengguna dari luar.
b. Pengguna Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang
masih aktif di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:
1) Kuesioner, ditujukan untuk mengumpulkan data tentang seberapa
besar pengaruh promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta terhadap minat pengguna untuk memanfaatkan
perpustakaan. Kuesioner berbentuk pertanyaan berstruktur yaitu pertanyaan
yang dibatasi dalam memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif
jawaban. Skala yang digunakan adalah skala Likert. Pengukuran dilakukan
dengan memberikan pertanyaan kepada responden. Responden akan
menjawab satu dari 5 (lima) pilihan jawaban yang masing-masing memiliki
nilai berbeda. Kuesioner ini diberikan kepada pengguna perpustakaan yang
masih aktif, yaitu mereka yang masih tercatat sebagai anggota Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
2) Studi pustaka, yaitu cara mengumpulkan data yang diperoleh dari
buku-buku literatur dan sumber lain yang berhubungan dan mendukung
penelitian ini. Studi pustaka ini merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori dan konsep yang erat
hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Selain itu studi pustaka
juga bermanfaat sebagai landasan teori untuk memperkuat analisa data
dalam penelitian. Teori dan konsep dalam penelitian ini terkait dengan
pengertian strategi, efektivitas, dan bentuk-bentuk promosi yang biasa
dilakukan oleh perpustakaan guna menarik minat pengguna dalam
memanfaatkan perpustakaan.
3) Observasi, memungkinkan peneliti mengamati lebih dekat gejala
yang diteliti. Dalam hal ini peneliti semata-mata hanyalah sebagai
pengamat, yaitu mengamati tentang bentuk-bentuk promosi yang
dilaksanakan oleh Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Observasi dilakukan untuk memudahkan pengumpulan kuesioner yang akan
Page 11
6
dibagikan kepada para responden dan untuk mendapatkan data yang sesuai
dengan topik penelitian.
4) Metode dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen dan data
yang diperlukan dalam permasalahan penelitian kemudian ditelaah secara
intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan
pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran bentuk-bentuk
promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
5) Wawancara (interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai [9]. Dalam
melakukan wawancara, peneliti tidak menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
dalam bentuk tertulis. Responden yang diwawancara adalah mereka yang
sekaligus mengisi kuesioner penelitian, dan pertanyaan yang diajukan
berdasarkan pernyataan-pernyataan dari kuesioner yaitu tentang 9 bentuk
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data yang didapat dari hasil
penelitian, data tersebut terdiri dari data karakteristik responden dan data
hasil pengisian jawaban responden pada kuesioner yang telah diisi.
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian berjumlah 102 orang yang berasal dari
berbagai usia, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Berdasarkan usia,
sebagian besar responden berusia antara 18 sampai dengan 30 tahun yaitu
sebanyak 99 responden (97,6%) sedangkan sisanya sebanyak 1 responden
berusia antara 41 sampai dengan 50 tahun (0,98%) dan 2 responden berusia
lebih dari 50 tahun (1,96%). Dari unsur pendidikan, sebagian besar
responden adalah sarjana sebanyak 88 responden (86,28%), akademi
sebanyak 4 responden (3,92%), pascasarjana sebanyak 3 responden (2,94%)
dan 7 responden berpendidikan lain-lain (6,86%). Berdasarkan profesi,
sebagian besar responden adalah mahasiswa yaitu sebanyak 91 responden
(89,22%), sedangkan sisanya sebanyak 2 responden berprofesi sebagai
dosen (1,96%), sebanyak 2 responden berprofesi sebagai karyawan (1,96%)
dan 7 responden berprofesi lain-lain (6,86%).
Page 12
7
Analisa Efektivitas Strategi Promosi
Tingkat keefektifan media promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta diukur berdasarkan kategori keefektifan dengan
pengelompokan sebagai berikut : [10]
Tabel 1. Karakteristik Skor Efektivitas Media Promosi
Tingkat Efektivitas
Rentang Skor
Sangat Tidak Efektif (STE)
1,000 – 1,800
Tidak Efektif (TE)
1,801 – 2,600
Cukup Efektif (CE)
2,601 – 3,400
Efektif (E)
3,401 – 4,200
Sangat Efektif (SE)
4,201 – 5,000
Berdasarkan hasil perhitungan dan kategorisasi efektivitas media
promosi, berikut ini adalah hasil analisa efektivitas strategi promosi dengan
menggunakan 9 media yang diteliti :
a. Efektivitas Promosi dengan Media Brosur
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi yang menjelaskan
persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan media brosur
sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta:
Tabel 2. Efektivitas Media Brosur
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STE)
0
0.00
3,65
Efektif
Tidak Efektif (TE)
6
5.88
Cukup Efektif (CE)
14
13.73
Efektif (E)
65
63.73
Sangat Efektif (SE)
17
16.67
Jumlah
102
100.00
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan
strategi promosi dengan media brosur adalah efektif, yaitu sebanyak
65 responden (63,73%), sedangkan sisanya sebanyak 17 responden
menyatakan sangat efektif (16,67%), sebanyak 14 responden
menyatakan cukup efektif (13,73%) dan sebanyak 6 responden
menyatakan tidak efektif (5,88%). Secara keseluruhan perhitungan
rata-rata skor persepsi responden terhadap efektivitas brosur adalah
3,65 sehingga dapat disimpulkan penggunaan brosur dalam strategi
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah
efektif.
Page 13
8
b. Efektivitas Buku Pedoman Perpustakaan
Tingkat keefektifan buku pedoman perpustakaan sebagai media
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dapat dilihat
pada tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 3. Efektivitas Media Buku Pedoman Perpustakaan
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,82
Efektif
Tidak Efektif (TE)
4
3.92
Cukup Efektif (CE)
11
10.78
Efektif (E)
57
55.88
Sangat Efektif (SE)
29
28.43
Jumlah
102
100.00
Pada tabel 3 menjelaskan bahwa sebagian besar responden
menyatakan strategi promosi dengan media Buku Pedoman
Perpustakaan adalah efektif, yaitu sebanyak 57 responden (55,88%),
sedangkan sisanya sebanyak 29 responden menyatakan sangat efektif
(28,43%), sebanyak 11 responden menyatakan cukup efektif
(10,78%), sebanyak 4 responden menyatakan tidak efektif (3,92%)
dan sebanyak 1 responden menyatakan sangat tidak setuju (0,98%).
Berdasarkan perhitungan rata-rata keseluruhan skor persepsi
responden terhadap efektivitas Buku Pedoman Perpustakaan adalah
3,82 sehingga dapat disimpulkan penggunaan Buku Pedoman
Perpustakaan dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta adalah efektif.
c.
Efektivitas Display Koleksi Terbaru
Dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah tabel distribusi
frekuensi yang menjelaskan persepsi responden terhadap keefektifan
penggunaan media display koleksi terbaru sebagai media promosi
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Tabel 4. Efektivitas Media Display Koleksi Terbaru
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
0
0.00
3,60
Efektif
Tidak Efektif (TE)
6
5.88
Cukup Efektif (CE)
17
16.67
Efektif (E)
63
61.76
Sangat Efektif (SE)
16
15.69
Jumlah
102
100.00
Page 14
9
Berdasarkan tabel 4, sebagian besar responden menyatakan
bahwa strategi promosi dengan media display koleksi terbaru adalah
efektif, yaitu sebanyak 63 responden (61,76%), sedangkan sisanya
sebanyak 16 responden menyatakan sangat efektif (15,69%), sebanyak
17 responden menyatakan cukup efektif (16,67%) dan sebanyak 6
responden menyatakan tidak efektif (5,88%). Perhitungan rata-rata
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas display
koleksi terbaru adalah 3,60 sehingga dapat disimpulkan penggunaan
display koleksi terbaru dalam strategi promosi Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah efektif.
d. Efektivitas Pameran Perpustakaan
Tingkat efektivitas pameran perpustakaan sebagai media
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dapat
dilihat dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 5. Efektivitas Media Pameran Perpustakaan
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
0
0.00
3,83
Efektif
Tidak Efektif (TE)
3
2.94
Cukup Efektif (CE)
14
13.73
Efektif (E)
58
56.86
Sangat Efektif (SE)
27
26.47
Jumlah
102
100.00
Dalam tabel 5, responden yang menyatakan bahwa strategi
promosi dengan media pameran perpustakaan efektif yaitu sebanyak
58 responden (56,86%), sedangkan sisanya sebanyak 27 responden
menyatakan sangat efektif (26,47%), sebanyak 14 responden
menyatakan cukup efektif (13,73%) dan sebanyak 3 responden
menyatakan tidak efektif (2,94%). Berdasarkan perhitungan rata-rata
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas pameran
perpustakaan adalah 3,83 sehingga dapat disimpulkan penggunaan
pameran perpustakaan dalam strategi promosi Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah efektif.
e.
Efektivitas Web Perpustakaan
Persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan media web
perpustakaan sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta disebutkan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Page 15
10
Tabel 6. Efektivitas Media Web Perpustakaan
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,69
Efektif
Tidak Efektif (TE)
6
5.88
Cukup Efektif (CE)
29
28.43
Efektif (E)
51
50.00
Sangat Efektif (SE)
15
14.71
Jumlah
102
100.00
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan strategi promosi dengan media web perpustakaan adalah
efektif, yaitu sebanyak 51 responden (50,00%), sedangkan sisanya
sebanyak 15 responden menyatakan sangat efektif (14,71%), sebanyak
29 responden menyatakan cukup efektif (28,43%), sebanyak 6
responden menyatakan tidak efektif (5,88%) dan sebanyak 1
responden menyatakan sangat tidak efektif (0,98%). Perhitungan rata-
rata keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas web
perpustakaan adalah 3,69 sehingga dapat disimpulkan penggunaan
web perpustakaan dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta adalah efektif.
f.
Efektivitas Library Tour
Dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah tabel distribusi
frekuensi yang menjelaskan persepsi responden terhadap keefektifan
penggunaan media library tour sebagai media promosi Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Tabel 7. Efektivitas Media Library Tour
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,97
Efektif
Tidak Efektif (TE)
1
0.98
Cukup Efektif (CE)
10
9.80
Efektif (E)
54
52.94
Sangat Efektif (SE)
36
35.29
Jumlah
102
100.00
Berdasarkan tabel 7, sebagian besar responden menyatakan
bahwa strategi promosi dengan media library tour adalah efektif,
yaitu sebanyak 54 responden (52,94%), sedangkan sisanya sebanyak
36 responden menyatakan sangat efektif (35,29%), sebanyak 10
responden menyatakan cukup efektif (9,80%), sebanyak 1 responden
menyatakan tidak efektif (0,98%) dan sebanyak 1 responden
menyatakan sangat tidak efektif (0,98%). Perhitungan rata-rata
Page 16
11
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas library tour
adalah 3,97 sehingga dapat disimpulkan penggunaan library tour
dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta adalah efektif.
g. Efektivitas Pelatihan Literasi
Sesuai dengan hasil pengisian kuesioner, berikut adalah tabel
distribusi frekuensi yang menjelaskan persepsi responden terhadap
keefektifan penggunaan media pelatihan literasi sebagai media
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Tabel 8. Efektivitas Media Pelatihan Literasi
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
0
0.00
3,92
Efektif
Tidak Efektif (TE)
2
1.96
Cukup Efektif (CE)
11
10.78
Efektif (E)
60
58.82
Sangat Efektif (SE)
29
28.43
Jumlah
102
100.00
Pada tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas reponden
menyatakan strategi promosi dengan media pelatihan literasi adalah
efektif, yaitu sebanyak 60 responden (58,82%), sedangkan sisanya
sebanyak 29 responden menyatakan sangat efektif (28,43%), sebanyak
11 responden menyatakan cukup efektif (10,78%) dan sebanyak 2
responden menyatakan tidak efektif (1,96%). Menurut perhitungan
rata-rata keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas
pelatihan literasi adalah 3,92 sehingga dapat disimpulkan bahwa
strategi promosi ini adalah efektif.
h. Efektivitas Penerbitan Majalah WIPA
Persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan media
majalah WIPA sebagai media promosi Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi
berikut:
Tabel 9. Efektivitas Media Majalah WIPA
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,43
Efektif
Tidak Efektif (TE)
13
12.75
Cukup Efektif (CE)
31
30.39
Efektif (E)
51
50.00
Sangat Efektif (SE)
6
5.88
Jumlah
102
100.00
Page 17
12
Berdasarkan tabel 9, sebagian besar responden menyatakan
bahwa strategi promosi dengan media majalah WIPA adalah efektif,
yaitu sebanyak 51 responden (50,00%), sedangkan sisanya sebanyak 6
responden menyatakan sangat efektif (5,88%), sebanyak 31 responden
menyatakan cukup efektif (30,39%), sebanyak 13 responden
menyatakan tidak efektif (12,75%) dan sebanyak 1 responden (0,98)
menyatakan sangat tidak efektif. Dari perhitungan rata-rata
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas majalah
WIPA adalah 3,43 sehingga dapat disimpulkan penggunaan majalah
WIPA dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta adalah efektif.
i.
Efektivitas Bedah Buku
Persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan bedah
buku sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 10. Efektivitas Media Bedah Buku
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,79
Efektif
Tidak Efektif (TE)
2
1.96
Cukup Efektif (CE)
23
22.55
Efektif (E)
50
49.02
Sangat Efektif (SE)
26
25.49
Jumlah
102
100.00
Tabel 10 menunjukan bahwa sebagian besar responden
menyatakan strategi promosi dengan media bedah buku adalah
efektif, yaitu sebanyak 51 responden (50,00%), sedangkan sisanya
sebanyak 6 responden menyatakan sangat efektif (5,88%), sebanyak
31 responden menyatakan cukup efektif (30,39%), sebanyak 13
responden menyatakan tidak efektif (12,75%) dan sebanyak 1
responden (0,98) menyatakan sangat tidak efektif. Perhitungan rata-
rata keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas bedah
buku adalah 3,79 sehingga dapat disimpulkan penggunaan bedah buku
dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta adalah efektif.
Page 18
13
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil keseluruhan dari angket yang dibagikan menunjukkan hasil
pengukuran tingkat efektivitas bentuk-bentuk promosi yang dilaksanakan
oleh Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Diurutkan dari
tingkat efektivitas paling tinggi sampai paling rendah:
Tabel 11. Urutan Tingkat Efektivitas
Urutan
Bentuk Promosi
Skor
Efektivitas
1
Library Tour
3.97
Efektif
2
Pelatihan Literasi
3.92
Efektif
3
Pameran perpustakaan
3,83
Efektif
4
Buku pedoman perpustakaan
3,82
Efektif
5
Bedah Buku
3,79
Efektif
6
Web Perpustakaan
3,69
Efektif
7
Brosur
3,65
Efektif
8
Display Koleksi Terbaru
3,60
Efektif
9
Penerbitan Majalah WIPA
3,43
Efektif
5. Kesimpulan
Hasil pengukuran efektivitas bentuk-bentuk promosi pada Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta menunjukkan bahwa efektivitas media
promosi dinilai efektif terbukti dengan jumlah pengguna yang datang dan
memanfaatkan fasilitas layanan yang ditawarkan perpustakaan. Tingkat efektivitas
tertinggi ada pada bentuk promosi Library Tour dengan nilai 3,97 dan terendah
pada penerbitan majalah WIPA yaitu sebesar 3,43.
Hasil pengukuran efektivitas bentuk-bentuk promosi perpustakaan secara
menyeluruh dijelaskan sebagai berikut: promosi menggunakan library tour dinilai
paling efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 3,97. Dengan kegiatan ini para
pengguna aktif (mahasiswa baru khususnya) menjadi tahu dan paham akan segala
sesuatu terkait Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pelatihan
Literasi dinilai efektif sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta dengan tingkat efektivitas sebesar 3,92. Dengan adanya kegiatan
ini informasi terkait sistem penelusuran untuk keperluan pencarian data-data
semakin mudah. Pameran Perpustakaan dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,83. Dengan menggelar pameran secara rutin para pengunjung
disuguhkan pilihan dan hal-hal baru yang ada di perpustakaan. Promosi
menggunakan Buku Pedoman Perpustakaan dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,82. Media tersebut mampu memuat informasi tentang
perpustakaan secara menyeluruh. Bedah Buku dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,79. Dengan kegiatan ini para pengguna semakin dimudahkan
untuk memahami isi dan kualitas dari suatu buku terbitan baru yang ada. Web
perpustakaan dinilai efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 3,69. Dengan web
perpustakaan pengunjung semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang
Page 19
14
dibutuhkan seperti jenis layanan, jam buka perpustakaan, fasilitas yang ada, dan
berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Brosur dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,65. Media promosi tersebut mampu memberikan informasi
dan pesan secara singkat tetapi jelas dengan fitur yang menarik bagi pengguna
perpustakaan. Display koleksi terbaru dinilai efektif dengan tingkat efektivitas
sebesar 3,60. Dengan cara display koleksi terbaru ini para pengunjung menjadi
tahu dan tertarik untuk melihat koleksi buku/majalah/jurnal terbaru yang ada.
Majalah WIPA dinilai efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 3,43. Dengan
media ini para pengguna diajak untuk berpartisipasi menuliskan karya mereka
agar terpublikasikan.
6. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, 9 bentuk promosi yang rutin
dilaksanakan tersebut berdasarkan penghitungan tingkat efektivitas sudah efektif
dalam menarik minat pengguna untuk memanfaatkan perpustakaan, sehingga
perlu dipertahankan, dikembangkan dan ditingkatkan menjadi sangat efektif.
Library tour memiliki tingkat efektivitas paling tinggi artinya dapat dimanfaatkan
sebagai alat promosi andalan. Untuk pengembangannya perlu ditambahkan
kegiatan yang menarik seperti demo literasi, demo proses pencarian di rak dalam
bentuk tayangan visual atau praktik langsung. Dalam web perpustakaan sebaiknya
ditambah fasilitas-fasilitas yang semakin memudahkan pengguna perpustakaan
dalam memanfaatkan jasa perpustakaan seperti layanan mandiri, layanan unggah
mandiri, dan layanan deteksi plagiasi seperti ‘turnitin’. Bentuk promosi majalah
WIPA mempunyai tingkat efektivitas terendah sehingga perlu ditingkatkan
misalnya dengan penerbitan secara online sehingga jangkauan pembacanya lebih
luas.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan mampu memperluas indikator
variabel-variabel secara lebih mendalam dari setiap bentuk media promosi,
sehingga dimungkinkan mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan
dengan menggunakan strategi baru berbasis teknologi informasi. Tidak menutup
kemungkinan untuk menambah atau mencari alternatif bentuk penelitian tentang
promosi perpustakaan yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
yang menjawab keinginan pengguna secara menyeluruh, khususnya civitas
akademika Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
7. Daftar Pustaka
[1] Mustafa, Badollahi. 2012. Materi Pokok Promosi Jasa Perpustakaan.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
[2] Mustinda, Sonia. 2010. Promosi Yang Dilakukan Di Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional RI. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
[3] Simahate, Tessa. 2015. Efektivitas Komunikasi Persuasif Pustakawan dan
Komunikasi Pemasaran Perpustakaan Unimed terhadap Kepuasan
Pengguna. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 7 (1): 107-118.
Page 20
15
[4] Afriani, Nova dan Yunaldi, 2012. Peranan Promosi Perpustakaan
Terhadap Kunjungan Pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Solok. Jurnal
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol. 1 No.1, 9-16.
[5] Pahlefi, M. Rizal. 2013. Strategi Promosi Perpustakaan Perguruan Tinggi
(Studi Kasus pada Perpustakaan Universitas Jambi). Yogyakarta: Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
[6] Lasa HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
[7] Safaria, Triantoro. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[8] Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana Predana Media Group.
[9] Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
[10] Durianto, Darmadi, Sugiarto, Anton W.W., Hendrawan S. 2003. Invasi
Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Berikut ini adalah versi HTML dari file http://e-journal.uajy.ac.id/11560/1/JURNAL.pdf. Google
membuat versi HTML dokumen secara otomatis saat kami meng-crawl web.
Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau
⌘-F (Mac) dan gunakan bilah cari.
Page 1
EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Oleh :
CATHARINA ESMI TRININGSIH
NIM: 742014802
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
OKTOBER 2016
Page 2
Page 3
Page 4
Page 5
EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA
1)
Catharina Esmi Triningsih
2)
Elizabeth Sri Lestari
3)
Anton Hermawan
Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email:
1)
742014802@student.uksw.edu
2)
elizabeth@staff.uksw.edu
3)
anton.hermawan@staff.uksw.edu
Abstract
Library promotion is one the library activities to market the library facilities and
functions. The purpose of this study to explain how much influences the forms of
promotion that has been done on the level of utilization of the library. The type which is
used for the research is a descriptive study using a quantitative approach. The
populations which are taken of this research are students, lectures, staff, and external
users. The results showed that 9 form of promotion that routinely held every year were
positive effect on utilization rates in library of Atma Jaya Yogyakarta University. From
this research, it can be concluded the form of promotion that has the highest percentage
is a library tour, with a score of 3.97 and the lowest one is WIPA magazine, with a score
of 3.43.
Keywords: Effectiveness, Strategies, Promotion Library
Abstrak
Promosi perpustakaan merupakan salah satu kegiatan perpustakaan untuk
memperkenalkan manfaat dan peran perpustakaan kepada pengguna. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh bentuk-bentuk promosi yang telah
dilakukan terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun
populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dosen, karyawan, dan
pengguna luar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 9 bentuk promosi yang rutin
dilaksanakan setiap tahun berpengaruh positif terhadap tingkat pemanfaatan Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
bentuk promosi yang memiliki persentase tertinggi adalah library tour, dengan skor 3,97
dan terendah pada majalah WIPA, dengan skor 3,43.
Kata Kunci: Efektivitas, Strategi, Promosi Perpustakaan
1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Kristen
Satya Wacana
2 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
3 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Page 6
1
1. Pendahuluan
Pepustakaan merupakan salah satu tempat yang menjadi pusat
informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan, dan rekreasi. Oleh karena itu keberadaan perpustakaan
ditengah-tengah masyarakat dirasakan sangat penting. Perpustakaan
perguruan tinggi merupakan salah satu jenis perpustakaan yang ada di
lembaga pendidikan tinggi dan dimanfaatkan khususnya oleh civitas
akademika. Sebagai unsur penunjang pendidikan, perpustakaan perguruan
tinggi berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi
perguruan tinggi. Dalam pelaksanaan kegiatannya, perpustakaan tidak hanya
pasif menunggu penggunanya untuk datang ke perpustakaan mencari
informasi. Perpustakaan harus bisa meyakinkan kepada pengguna bahwa
perpustakaan sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Untuk itu perlu dilaksanakan promosi perpustakaan agar pengguna merasa
tertarik untuk memanfaatkan perpustakaan.
Promosi adalah salah satu strategi bauran pemasaran yang memegang
peranan penting bagi kelangsungan layanan perpustakaan. Pemasaran
mencakup kegiatan analisa perencanaan pelaksanaan dan pengendalian
program-program yang telah dirancang secara cermat yang dibuat untuk
menciptakan tukar-menukar sesuatu secara sukarela untuk mencapai sasaran
sesuai dengan tujuan organisasi [1]. Sedangkan promosi merupakan
kegiatan komunikasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama
memperkenalkan produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi dengan
saluran distribusi. Kegiatan promosi mempunyai tujuan membujuk
konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa tersebut. Kegiatan
promosi sangat penting dilakukan agar konsumen mengetahui layanan yang
disediakan dan manfaat yang akan diperoleh.
Dalam mempromosikan perpustakaan dibutuhkan media yang
digunakan untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan. Beberapa
bentuk atau media promosi yang setiap tahunnya digunakan oleh
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta yaitu brosur, buku
pedoman, display koleksi terbaru, pameran perpustakaan, web perpustakaan,
library tour, pelatihan literasi informasi bagi mahasiswa dan dosen,
penerbitan majalah WIPA, dan bedah buku. Kegiatan promosi tersebut
berdampak positif pada perpustakaan, yaitu dari data yang diperoleh tahun
2013-2015 Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta berturut-turut
telah mencapai target jumlah pengunjung yaitu minimal 200 orang per hari.
Promosi yang telah dilakukan oleh Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta telah mencapai hasil yang diharapkan, namun dari
berbagai bentuk promosi yang pernah dilakukan Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta tersebut belum diketahui berapa tingkat
efektivitasnya. Bentuk promosi dengan tingkat efektivitas tinggi akan
dipertahankan dan yang masih kurang dapat lebih ditingkatkan.
Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam
suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Page 7
2
Pengertian efektivitas tersebut menunjukkan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan. Hasil yang semakin
mendekati sasaran memiliki tingkat efektivitas yang semakin tinggi. Media
promosi dapat dikatakan efektif apabila hasil yang didapat sesuai dengan
tujuan organisasi yang ingin dicapai. Tujuan media promosi perpustakaan
yaitu untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan
(interest), dan berakhir dengan tindakan pemanfaatan (using) yang
dilakukan oleh pengguna terhadap produk atau jasa yang disediakan. Efektif
atau tidaknya media promosi dapat diketahui dengan mengukur tingkat
efektivitasnya yaitu pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-
tujuan yang ditentukan.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui penerapan strategi yang
digunakan dalam mempromosikan perpustakaan dan tingkat efektivitas dari
bentuk-bentuk promosi yang dilakukan oleh perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Adapun manfaat yang diharapkan adalah pertama,
diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan daya pikir serta
pengetahuan dengan melakukan penelitian langsung agar memahami
tentang strategi promosi yang dilakukan perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. Kedua, diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan
pertimbangan bagi perpustakaan untuk menentukan kebijakan strategi
promosi yang akan datang. Ketiga, diharapkan dapat dijadikan bahan acuan
bagi peneliti lain yang mengambil topik tentang efektivitas bentuk-bentuk
promosi perpustakaan dan memberi wawasan bagi pengembangan penelitian
bidang Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Penelitian ini akan mengukur
tingkat efektivitas dari bentuk-bentuk promosi yang secara rutin
dilaksanakan setiap tahunnya oleh perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Respondennya adalah pengguna perpustakaan yaitu dosen,
mahasiswa, karyawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan pengguna dari
luar.
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian Sonia Mustinda bertujuan untuk mengetahui cara dan
sarana promosi yang dilakukan perpustakaan serta kendala yang dihadapi
dalam melaksanakan kegiatan promosi tersebut [2]. Hasil penelitian
menyatakan bahwa cara promosi yang memiliki persentase tertinggi adalah
kontak perorangan dan bimbingan pengguna, sebanyak 43%, sarana
promosi memiliki persentase tertinggi adalah brosur, sebanyak 61%.
Kendala yang dihadapi perpustakaan adalah kendala dari dalam
perpustakaan salah satunya kebijakan yang ada sering menghambat
pelaksanaan kegiatan promosi.
Penelitian Tessa Simahate bertujuan untuk mengetahui 1) Proses
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh pustakawan; 2) Efektivitas
komunikasi pemasaran yang dilaksanakan oleh perpustakaan; 3) Tingkat
kepuasan pengguna perpustakaan terhadap layanan perpustakaan; 4)
Efektivitas komunikasi persuasif dan komunikasi pemasaran terhadap
Page 8
3
kepuasan pengguna perpustakaan [3]. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa komunikasi persuasif pustakawan dan komunikasi pemasaran
perpustakaan UNIMED berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna
perpustakaan UNIMED.
Penelitian Nova Afriani dan Yunaldi bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan pelaksanaan promosi yang ada di Perpustakaan Umum
Kota Solok; (2) mendeskripsikan kendala yang di hadapi dalam melakukan
promosi Perpustakaan Umum Kota Solok serta usaha mengatasi kendala
yang dihadapi oleh perpustakaan umum kota solok [4]. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan belum memberikan hasil
yang optimal. Hal ini terlihat dari data statistik pengguna perpustakaan
tahun 2011 dimana angka penurunan pengguna lebih mendominasi
dibandingkan angka kenaikan jumlah pengguna yang datang ke
Perpustakaan Umum Kota Solok.
Selain 3 penelitian di atas, penelitian M. Rizal Pahlefi bertujuan untuk
menjelaskan strategi promosi yang digunakan oleh Perpustakaan Universitas
Jambi [5]. Hasilnya diketahui bahwa strategi promosi yang digunakan oleh
Perpustakaan Universitas Jambi belum optimal. Untuk itu, pustakawan perlu
menentukan strategi yang tepat seperti menentukan kebutuhan penggunanya
melalui analisa SWOT Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunities (peluang dan kesempatan), Threats (ancaman dan tantangan).
Hubungan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah
membahas mengenai promosi. Perbedaannya adalah penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat efektivitas dari bentuk-bentuk promosi yang
dilakukan oleh perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Efektivitas (effectivity) adalah melakukan pekerjaan yang benar/doing
the right things. Agar efektif dan efisien dalam mengkomunikasikan
informasi, jasa, dan fasilitas perpustakaan kiranya perlu memperhatikan; 1)
keterbukaan/openness; 2) empati/emphaty; 3) dukungan/suportivity; 4)
sikap positif dan; 5) kesetaraan. Kelima indikator tersebut digunakan
sebagai gambaran seberapa efektif pelaksanaan suatu program untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh perpustakaan [6].
Strategi adalah kiat untuk mencapai tujuan. Strategi biasanya mengacu
pada rencana yang menyeluruh atau berjangka panjang yang mencakup
serangkaian gerakan yang langsung diarahkan untuk mencapai tujuan yang
menyeluruh. Strategi diimplementasikan melalui mekanisme spesifik,
teknik-teknik, atau alat-alat untuk mengarahkan sumber daya organisasi
mencapai tujuan strategisnya. Ini merupakan gambaran dasar yang
menentukan apakah tujuan strategis bisa dicapai secara efektif [7].
Secara umum, strategi adalah teknik atau cara untuk mendapatkan
keberhasilan dalam pencapaian tujuan (to achieve goals). Strategi
merupakan sekumpulan cara secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, sebuah perencanaan dalam kurun waktu tertentu.
Strategi adalah rencana aksi global yang menggambarkan alokasi sumber
daya dan aktivitas lainnya dalam menghadapi lingkungan dan menolong
organisasi mencapai tujuan tertingginya.
Page 9
4
Promosi menurut Kamus Kepustakawanan Indonesia adalah
pertukaran informasi antar organisasi/lembaga dan konsumen dengan tujuan
utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang tersedia dalam
organisasi dan membujuk calon konsumen untuk bereaksi terhadap produk
atau jasa tersebut. Promosi bertujuan untuk: 1) menarik perhatian; 2)
menciptakan kesan; 3) membangkitkan minat; 4) memperoleh tanggapan; 5)
mempengaruhi untuk menerima ide, konsep, atau barang yang
dipromosikan.
Promosi perpustakaan merupakan aktivitas memperkenalkan
perpustakaan dari segi fasilitas, koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang
dapat diperoleh oleh setiap pengguna perpustakaan secara lebih terperinci.
Sebanyak dan sebagus apapun koleksi yang dimiliki perpustakaan, jika tidak
dikenalkan ke seluruh lapisan civitas akademika maka akan selamanya
menjadi sesuatu yang asing bagi pengguna. Oleh karena itu perpustakaan
perlu memperkenalkan diri dengan segala aktivitasnya kepada pengguna
melalui promotion of library.
Promosi bertujuan memberikan dorongan, arahan atau pengertian pada
masyarakat tentang perpustakaan dengan fasilitas-fasilitas yang dimilikinya.
Kegiatan ini bertujuan merubah sikap dan pandangan masyarakat dalam
memahami, menyenangi serta memanfaatkan perpustakaan. Promosi
perpustakaan merupakan satu langkah praktis yang dapat dilakukan
perpustakaan untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan, yang pada
akhirnya akan meningkatkan pula citra dan apresiasi masyarakat terhadap
perpustakaan. Untuk itu promosi perpustakaan perlu dilakukan agar seluruh
aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat diketahui dan
dipahami oleh masyarakat.
Sarana promosi dibagi menjadi beberapa bentuk, antara lain: bentuk
tercetak, bentuk kegiatan perpustakaan dan bentuk elektronik. Beberapa
sarana promosi bentuk tercetak yaitu brosur, poster, pamflet, spanduk,
majalah internal, dan buku pedoman perpustakaan. Promosi dalam bentuk
kegiatan perpustakaan antara lain pameran perpustakaan, bazar, library tour,
bedah buku, program magang, dan pelatihan literasi informasi. Sedangkan
dalam bentuk elektronik yaitu televisi, radio, internet, pemutaran film, dan
pangkalan data.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif tipe deskriptif dengan
metode survei. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat
sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang
menjadi pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui mengapa suatu situasi atau
kondisi tercipta atau apa yang mempengaruhinya. Sedangkan yang
dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan
dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel
Page 10
5
penelitian sehingga diperoleh gambaran diantara variabel-variabel tersebut
[8].
Penelitian deskriptif yang dilakukan ini dapat diartikan sebagai proses
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Setelah
mendapatkan hasil analisa efektivitas, berikutnya akan dilihat apakah
bentuk-bentuk promosi tersebut efektif atau tidak terhadap peningkatan
jumlah pengguna Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh anggota
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada tahun 2015 yang
berjumlah 12.699 orang. Adapun metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik ini mencakup
orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat
oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Kriterianya adalah sebagai
berikut:
a.
Pengguna Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, baik itu
dosen, mahasiswa, karyawan, maupun pengguna dari luar.
b. Pengguna Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang
masih aktif di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:
1) Kuesioner, ditujukan untuk mengumpulkan data tentang seberapa
besar pengaruh promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta terhadap minat pengguna untuk memanfaatkan
perpustakaan. Kuesioner berbentuk pertanyaan berstruktur yaitu pertanyaan
yang dibatasi dalam memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif
jawaban. Skala yang digunakan adalah skala Likert. Pengukuran dilakukan
dengan memberikan pertanyaan kepada responden. Responden akan
menjawab satu dari 5 (lima) pilihan jawaban yang masing-masing memiliki
nilai berbeda. Kuesioner ini diberikan kepada pengguna perpustakaan yang
masih aktif, yaitu mereka yang masih tercatat sebagai anggota Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
2) Studi pustaka, yaitu cara mengumpulkan data yang diperoleh dari
buku-buku literatur dan sumber lain yang berhubungan dan mendukung
penelitian ini. Studi pustaka ini merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori dan konsep yang erat
hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Selain itu studi pustaka
juga bermanfaat sebagai landasan teori untuk memperkuat analisa data
dalam penelitian. Teori dan konsep dalam penelitian ini terkait dengan
pengertian strategi, efektivitas, dan bentuk-bentuk promosi yang biasa
dilakukan oleh perpustakaan guna menarik minat pengguna dalam
memanfaatkan perpustakaan.
3) Observasi, memungkinkan peneliti mengamati lebih dekat gejala
yang diteliti. Dalam hal ini peneliti semata-mata hanyalah sebagai
pengamat, yaitu mengamati tentang bentuk-bentuk promosi yang
dilaksanakan oleh Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Observasi dilakukan untuk memudahkan pengumpulan kuesioner yang akan
Page 11
6
dibagikan kepada para responden dan untuk mendapatkan data yang sesuai
dengan topik penelitian.
4) Metode dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen dan data
yang diperlukan dalam permasalahan penelitian kemudian ditelaah secara
intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan
pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran bentuk-bentuk
promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
5) Wawancara (interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai [9]. Dalam
melakukan wawancara, peneliti tidak menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
dalam bentuk tertulis. Responden yang diwawancara adalah mereka yang
sekaligus mengisi kuesioner penelitian, dan pertanyaan yang diajukan
berdasarkan pernyataan-pernyataan dari kuesioner yaitu tentang 9 bentuk
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data yang didapat dari hasil
penelitian, data tersebut terdiri dari data karakteristik responden dan data
hasil pengisian jawaban responden pada kuesioner yang telah diisi.
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian berjumlah 102 orang yang berasal dari
berbagai usia, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Berdasarkan usia,
sebagian besar responden berusia antara 18 sampai dengan 30 tahun yaitu
sebanyak 99 responden (97,6%) sedangkan sisanya sebanyak 1 responden
berusia antara 41 sampai dengan 50 tahun (0,98%) dan 2 responden berusia
lebih dari 50 tahun (1,96%). Dari unsur pendidikan, sebagian besar
responden adalah sarjana sebanyak 88 responden (86,28%), akademi
sebanyak 4 responden (3,92%), pascasarjana sebanyak 3 responden (2,94%)
dan 7 responden berpendidikan lain-lain (6,86%). Berdasarkan profesi,
sebagian besar responden adalah mahasiswa yaitu sebanyak 91 responden
(89,22%), sedangkan sisanya sebanyak 2 responden berprofesi sebagai
dosen (1,96%), sebanyak 2 responden berprofesi sebagai karyawan (1,96%)
dan 7 responden berprofesi lain-lain (6,86%).
Page 12
7
Analisa Efektivitas Strategi Promosi
Tingkat keefektifan media promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta diukur berdasarkan kategori keefektifan dengan
pengelompokan sebagai berikut : [10]
Tabel 1. Karakteristik Skor Efektivitas Media Promosi
Tingkat Efektivitas
Rentang Skor
Sangat Tidak Efektif (STE)
1,000 – 1,800
Tidak Efektif (TE)
1,801 – 2,600
Cukup Efektif (CE)
2,601 – 3,400
Efektif (E)
3,401 – 4,200
Sangat Efektif (SE)
4,201 – 5,000
Berdasarkan hasil perhitungan dan kategorisasi efektivitas media
promosi, berikut ini adalah hasil analisa efektivitas strategi promosi dengan
menggunakan 9 media yang diteliti :
a. Efektivitas Promosi dengan Media Brosur
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi yang menjelaskan
persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan media brosur
sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta:
Tabel 2. Efektivitas Media Brosur
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STE)
0
0.00
3,65
Efektif
Tidak Efektif (TE)
6
5.88
Cukup Efektif (CE)
14
13.73
Efektif (E)
65
63.73
Sangat Efektif (SE)
17
16.67
Jumlah
102
100.00
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan
strategi promosi dengan media brosur adalah efektif, yaitu sebanyak
65 responden (63,73%), sedangkan sisanya sebanyak 17 responden
menyatakan sangat efektif (16,67%), sebanyak 14 responden
menyatakan cukup efektif (13,73%) dan sebanyak 6 responden
menyatakan tidak efektif (5,88%). Secara keseluruhan perhitungan
rata-rata skor persepsi responden terhadap efektivitas brosur adalah
3,65 sehingga dapat disimpulkan penggunaan brosur dalam strategi
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah
efektif.
Page 13
8
b. Efektivitas Buku Pedoman Perpustakaan
Tingkat keefektifan buku pedoman perpustakaan sebagai media
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dapat dilihat
pada tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 3. Efektivitas Media Buku Pedoman Perpustakaan
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,82
Efektif
Tidak Efektif (TE)
4
3.92
Cukup Efektif (CE)
11
10.78
Efektif (E)
57
55.88
Sangat Efektif (SE)
29
28.43
Jumlah
102
100.00
Pada tabel 3 menjelaskan bahwa sebagian besar responden
menyatakan strategi promosi dengan media Buku Pedoman
Perpustakaan adalah efektif, yaitu sebanyak 57 responden (55,88%),
sedangkan sisanya sebanyak 29 responden menyatakan sangat efektif
(28,43%), sebanyak 11 responden menyatakan cukup efektif
(10,78%), sebanyak 4 responden menyatakan tidak efektif (3,92%)
dan sebanyak 1 responden menyatakan sangat tidak setuju (0,98%).
Berdasarkan perhitungan rata-rata keseluruhan skor persepsi
responden terhadap efektivitas Buku Pedoman Perpustakaan adalah
3,82 sehingga dapat disimpulkan penggunaan Buku Pedoman
Perpustakaan dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta adalah efektif.
c.
Efektivitas Display Koleksi Terbaru
Dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah tabel distribusi
frekuensi yang menjelaskan persepsi responden terhadap keefektifan
penggunaan media display koleksi terbaru sebagai media promosi
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Tabel 4. Efektivitas Media Display Koleksi Terbaru
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
0
0.00
3,60
Efektif
Tidak Efektif (TE)
6
5.88
Cukup Efektif (CE)
17
16.67
Efektif (E)
63
61.76
Sangat Efektif (SE)
16
15.69
Jumlah
102
100.00
Page 14
9
Berdasarkan tabel 4, sebagian besar responden menyatakan
bahwa strategi promosi dengan media display koleksi terbaru adalah
efektif, yaitu sebanyak 63 responden (61,76%), sedangkan sisanya
sebanyak 16 responden menyatakan sangat efektif (15,69%), sebanyak
17 responden menyatakan cukup efektif (16,67%) dan sebanyak 6
responden menyatakan tidak efektif (5,88%). Perhitungan rata-rata
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas display
koleksi terbaru adalah 3,60 sehingga dapat disimpulkan penggunaan
display koleksi terbaru dalam strategi promosi Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah efektif.
d. Efektivitas Pameran Perpustakaan
Tingkat efektivitas pameran perpustakaan sebagai media
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dapat
dilihat dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 5. Efektivitas Media Pameran Perpustakaan
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
0
0.00
3,83
Efektif
Tidak Efektif (TE)
3
2.94
Cukup Efektif (CE)
14
13.73
Efektif (E)
58
56.86
Sangat Efektif (SE)
27
26.47
Jumlah
102
100.00
Dalam tabel 5, responden yang menyatakan bahwa strategi
promosi dengan media pameran perpustakaan efektif yaitu sebanyak
58 responden (56,86%), sedangkan sisanya sebanyak 27 responden
menyatakan sangat efektif (26,47%), sebanyak 14 responden
menyatakan cukup efektif (13,73%) dan sebanyak 3 responden
menyatakan tidak efektif (2,94%). Berdasarkan perhitungan rata-rata
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas pameran
perpustakaan adalah 3,83 sehingga dapat disimpulkan penggunaan
pameran perpustakaan dalam strategi promosi Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah efektif.
e.
Efektivitas Web Perpustakaan
Persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan media web
perpustakaan sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta disebutkan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Page 15
10
Tabel 6. Efektivitas Media Web Perpustakaan
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,69
Efektif
Tidak Efektif (TE)
6
5.88
Cukup Efektif (CE)
29
28.43
Efektif (E)
51
50.00
Sangat Efektif (SE)
15
14.71
Jumlah
102
100.00
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan strategi promosi dengan media web perpustakaan adalah
efektif, yaitu sebanyak 51 responden (50,00%), sedangkan sisanya
sebanyak 15 responden menyatakan sangat efektif (14,71%), sebanyak
29 responden menyatakan cukup efektif (28,43%), sebanyak 6
responden menyatakan tidak efektif (5,88%) dan sebanyak 1
responden menyatakan sangat tidak efektif (0,98%). Perhitungan rata-
rata keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas web
perpustakaan adalah 3,69 sehingga dapat disimpulkan penggunaan
web perpustakaan dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta adalah efektif.
f.
Efektivitas Library Tour
Dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah tabel distribusi
frekuensi yang menjelaskan persepsi responden terhadap keefektifan
penggunaan media library tour sebagai media promosi Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Tabel 7. Efektivitas Media Library Tour
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,97
Efektif
Tidak Efektif (TE)
1
0.98
Cukup Efektif (CE)
10
9.80
Efektif (E)
54
52.94
Sangat Efektif (SE)
36
35.29
Jumlah
102
100.00
Berdasarkan tabel 7, sebagian besar responden menyatakan
bahwa strategi promosi dengan media library tour adalah efektif,
yaitu sebanyak 54 responden (52,94%), sedangkan sisanya sebanyak
36 responden menyatakan sangat efektif (35,29%), sebanyak 10
responden menyatakan cukup efektif (9,80%), sebanyak 1 responden
menyatakan tidak efektif (0,98%) dan sebanyak 1 responden
menyatakan sangat tidak efektif (0,98%). Perhitungan rata-rata
Page 16
11
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas library tour
adalah 3,97 sehingga dapat disimpulkan penggunaan library tour
dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta adalah efektif.
g. Efektivitas Pelatihan Literasi
Sesuai dengan hasil pengisian kuesioner, berikut adalah tabel
distribusi frekuensi yang menjelaskan persepsi responden terhadap
keefektifan penggunaan media pelatihan literasi sebagai media
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Tabel 8. Efektivitas Media Pelatihan Literasi
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
0
0.00
3,92
Efektif
Tidak Efektif (TE)
2
1.96
Cukup Efektif (CE)
11
10.78
Efektif (E)
60
58.82
Sangat Efektif (SE)
29
28.43
Jumlah
102
100.00
Pada tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas reponden
menyatakan strategi promosi dengan media pelatihan literasi adalah
efektif, yaitu sebanyak 60 responden (58,82%), sedangkan sisanya
sebanyak 29 responden menyatakan sangat efektif (28,43%), sebanyak
11 responden menyatakan cukup efektif (10,78%) dan sebanyak 2
responden menyatakan tidak efektif (1,96%). Menurut perhitungan
rata-rata keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas
pelatihan literasi adalah 3,92 sehingga dapat disimpulkan bahwa
strategi promosi ini adalah efektif.
h. Efektivitas Penerbitan Majalah WIPA
Persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan media
majalah WIPA sebagai media promosi Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi
berikut:
Tabel 9. Efektivitas Media Majalah WIPA
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,43
Efektif
Tidak Efektif (TE)
13
12.75
Cukup Efektif (CE)
31
30.39
Efektif (E)
51
50.00
Sangat Efektif (SE)
6
5.88
Jumlah
102
100.00
Page 17
12
Berdasarkan tabel 9, sebagian besar responden menyatakan
bahwa strategi promosi dengan media majalah WIPA adalah efektif,
yaitu sebanyak 51 responden (50,00%), sedangkan sisanya sebanyak 6
responden menyatakan sangat efektif (5,88%), sebanyak 31 responden
menyatakan cukup efektif (30,39%), sebanyak 13 responden
menyatakan tidak efektif (12,75%) dan sebanyak 1 responden (0,98)
menyatakan sangat tidak efektif. Dari perhitungan rata-rata
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas majalah
WIPA adalah 3,43 sehingga dapat disimpulkan penggunaan majalah
WIPA dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta adalah efektif.
i.
Efektivitas Bedah Buku
Persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan bedah
buku sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 10. Efektivitas Media Bedah Buku
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,79
Efektif
Tidak Efektif (TE)
2
1.96
Cukup Efektif (CE)
23
22.55
Efektif (E)
50
49.02
Sangat Efektif (SE)
26
25.49
Jumlah
102
100.00
Tabel 10 menunjukan bahwa sebagian besar responden
menyatakan strategi promosi dengan media bedah buku adalah
efektif, yaitu sebanyak 51 responden (50,00%), sedangkan sisanya
sebanyak 6 responden menyatakan sangat efektif (5,88%), sebanyak
31 responden menyatakan cukup efektif (30,39%), sebanyak 13
responden menyatakan tidak efektif (12,75%) dan sebanyak 1
responden (0,98) menyatakan sangat tidak efektif. Perhitungan rata-
rata keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas bedah
buku adalah 3,79 sehingga dapat disimpulkan penggunaan bedah buku
dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta adalah efektif.
Page 18
13
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil keseluruhan dari angket yang dibagikan menunjukkan hasil
pengukuran tingkat efektivitas bentuk-bentuk promosi yang dilaksanakan
oleh Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Diurutkan dari
tingkat efektivitas paling tinggi sampai paling rendah:
Tabel 11. Urutan Tingkat Efektivitas
Urutan
Bentuk Promosi
Skor
Efektivitas
1
Library Tour
3.97
Efektif
2
Pelatihan Literasi
3.92
Efektif
3
Pameran perpustakaan
3,83
Efektif
4
Buku pedoman perpustakaan
3,82
Efektif
5
Bedah Buku
3,79
Efektif
6
Web Perpustakaan
3,69
Efektif
7
Brosur
3,65
Efektif
8
Display Koleksi Terbaru
3,60
Efektif
9
Penerbitan Majalah WIPA
3,43
Efektif
5. Kesimpulan
Hasil pengukuran efektivitas bentuk-bentuk promosi pada Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta menunjukkan bahwa efektivitas media
promosi dinilai efektif terbukti dengan jumlah pengguna yang datang dan
memanfaatkan fasilitas layanan yang ditawarkan perpustakaan. Tingkat efektivitas
tertinggi ada pada bentuk promosi Library Tour dengan nilai 3,97 dan terendah
pada penerbitan majalah WIPA yaitu sebesar 3,43.
Hasil pengukuran efektivitas bentuk-bentuk promosi perpustakaan secara
menyeluruh dijelaskan sebagai berikut: promosi menggunakan library tour dinilai
paling efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 3,97. Dengan kegiatan ini para
pengguna aktif (mahasiswa baru khususnya) menjadi tahu dan paham akan segala
sesuatu terkait Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pelatihan
Literasi dinilai efektif sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta dengan tingkat efektivitas sebesar 3,92. Dengan adanya kegiatan
ini informasi terkait sistem penelusuran untuk keperluan pencarian data-data
semakin mudah. Pameran Perpustakaan dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,83. Dengan menggelar pameran secara rutin para pengunjung
disuguhkan pilihan dan hal-hal baru yang ada di perpustakaan. Promosi
menggunakan Buku Pedoman Perpustakaan dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,82. Media tersebut mampu memuat informasi tentang
perpustakaan secara menyeluruh. Bedah Buku dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,79. Dengan kegiatan ini para pengguna semakin dimudahkan
untuk memahami isi dan kualitas dari suatu buku terbitan baru yang ada. Web
perpustakaan dinilai efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 3,69. Dengan web
perpustakaan pengunjung semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang
Page 19
14
dibutuhkan seperti jenis layanan, jam buka perpustakaan, fasilitas yang ada, dan
berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Brosur dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,65. Media promosi tersebut mampu memberikan informasi
dan pesan secara singkat tetapi jelas dengan fitur yang menarik bagi pengguna
perpustakaan. Display koleksi terbaru dinilai efektif dengan tingkat efektivitas
sebesar 3,60. Dengan cara display koleksi terbaru ini para pengunjung menjadi
tahu dan tertarik untuk melihat koleksi buku/majalah/jurnal terbaru yang ada.
Majalah WIPA dinilai efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 3,43. Dengan
media ini para pengguna diajak untuk berpartisipasi menuliskan karya mereka
agar terpublikasikan.
6. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, 9 bentuk promosi yang rutin
dilaksanakan tersebut berdasarkan penghitungan tingkat efektivitas sudah efektif
dalam menarik minat pengguna untuk memanfaatkan perpustakaan, sehingga
perlu dipertahankan, dikembangkan dan ditingkatkan menjadi sangat efektif.
Library tour memiliki tingkat efektivitas paling tinggi artinya dapat dimanfaatkan
sebagai alat promosi andalan. Untuk pengembangannya perlu ditambahkan
kegiatan yang menarik seperti demo literasi, demo proses pencarian di rak dalam
bentuk tayangan visual atau praktik langsung. Dalam web perpustakaan sebaiknya
ditambah fasilitas-fasilitas yang semakin memudahkan pengguna perpustakaan
dalam memanfaatkan jasa perpustakaan seperti layanan mandiri, layanan unggah
mandiri, dan layanan deteksi plagiasi seperti ‘turnitin’. Bentuk promosi majalah
WIPA mempunyai tingkat efektivitas terendah sehingga perlu ditingkatkan
misalnya dengan penerbitan secara online sehingga jangkauan pembacanya lebih
luas.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan mampu memperluas indikator
variabel-variabel secara lebih mendalam dari setiap bentuk media promosi,
sehingga dimungkinkan mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan
dengan menggunakan strategi baru berbasis teknologi informasi. Tidak menutup
kemungkinan untuk menambah atau mencari alternatif bentuk penelitian tentang
promosi perpustakaan yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
yang menjawab keinginan pengguna secara menyeluruh, khususnya civitas
akademika Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
7. Daftar Pustaka
[1] Mustafa, Badollahi. 2012. Materi Pokok Promosi Jasa Perpustakaan.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
[2] Mustinda, Sonia. 2010. Promosi Yang Dilakukan Di Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional RI. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
[3] Simahate, Tessa. 2015. Efektivitas Komunikasi Persuasif Pustakawan dan
Komunikasi Pemasaran Perpustakaan Unimed terhadap Kepuasan
Pengguna. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 7 (1): 107-118.
Page 20
15
[4] Afriani, Nova dan Yunaldi, 2012. Peranan Promosi Perpustakaan
Terhadap Kunjungan Pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Solok. Jurnal
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol. 1 No.1, 9-16.
[5] Pahlefi, M. Rizal. 2013. Strategi Promosi Perpustakaan Perguruan Tinggi
(Studi Kasus pada Perpustakaan Universitas Jambi). Yogyakarta: Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
[6] Lasa HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
[7] Safaria, Triantoro. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[8] Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana Predana Media Group.
[9] Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
[10] Durianto, Darmadi, Sugiarto, Anton W.W., Hendrawan S. 2003. Invasi
Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Berikut ini adalah versi HTML dari file http://e-journal.uajy.ac.id/11560/1/JURNAL.pdf. Google
membuat versi HTML dokumen secara otomatis saat kami meng-crawl web.
Kiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di halaman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau
⌘-F (Mac) dan gunakan bilah cari.
Page 1
EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Oleh :
CATHARINA ESMI TRININGSIH
NIM: 742014802
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
OKTOBER 2016
Page 2
Page 3
Page 4
Page 5
EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA
1)
Catharina Esmi Triningsih
2)
Elizabeth Sri Lestari
3)
Anton Hermawan
Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email:
1)
742014802@student.uksw.edu
2)
elizabeth@staff.uksw.edu
3)
anton.hermawan@staff.uksw.edu
Abstract
Library promotion is one the library activities to market the library facilities and
functions. The purpose of this study to explain how much influences the forms of
promotion that has been done on the level of utilization of the library. The type which is
used for the research is a descriptive study using a quantitative approach. The
populations which are taken of this research are students, lectures, staff, and external
users. The results showed that 9 form of promotion that routinely held every year were
positive effect on utilization rates in library of Atma Jaya Yogyakarta University. From
this research, it can be concluded the form of promotion that has the highest percentage
is a library tour, with a score of 3.97 and the lowest one is WIPA magazine, with a score
of 3.43.
Keywords: Effectiveness, Strategies, Promotion Library
Abstrak
Promosi perpustakaan merupakan salah satu kegiatan perpustakaan untuk
memperkenalkan manfaat dan peran perpustakaan kepada pengguna. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh bentuk-bentuk promosi yang telah
dilakukan terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun
populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dosen, karyawan, dan
pengguna luar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 9 bentuk promosi yang rutin
dilaksanakan setiap tahun berpengaruh positif terhadap tingkat pemanfaatan Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
bentuk promosi yang memiliki persentase tertinggi adalah library tour, dengan skor 3,97
dan terendah pada majalah WIPA, dengan skor 3,43.
Kata Kunci: Efektivitas, Strategi, Promosi Perpustakaan
1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Kristen
Satya Wacana
2 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
3 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Page 6
1
1. Pendahuluan
Pepustakaan merupakan salah satu tempat yang menjadi pusat
informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan, dan rekreasi. Oleh karena itu keberadaan perpustakaan
ditengah-tengah masyarakat dirasakan sangat penting. Perpustakaan
perguruan tinggi merupakan salah satu jenis perpustakaan yang ada di
lembaga pendidikan tinggi dan dimanfaatkan khususnya oleh civitas
akademika. Sebagai unsur penunjang pendidikan, perpustakaan perguruan
tinggi berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi
perguruan tinggi. Dalam pelaksanaan kegiatannya, perpustakaan tidak hanya
pasif menunggu penggunanya untuk datang ke perpustakaan mencari
informasi. Perpustakaan harus bisa meyakinkan kepada pengguna bahwa
perpustakaan sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Untuk itu perlu dilaksanakan promosi perpustakaan agar pengguna merasa
tertarik untuk memanfaatkan perpustakaan.
Promosi adalah salah satu strategi bauran pemasaran yang memegang
peranan penting bagi kelangsungan layanan perpustakaan. Pemasaran
mencakup kegiatan analisa perencanaan pelaksanaan dan pengendalian
program-program yang telah dirancang secara cermat yang dibuat untuk
menciptakan tukar-menukar sesuatu secara sukarela untuk mencapai sasaran
sesuai dengan tujuan organisasi [1]. Sedangkan promosi merupakan
kegiatan komunikasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama
memperkenalkan produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi dengan
saluran distribusi. Kegiatan promosi mempunyai tujuan membujuk
konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa tersebut. Kegiatan
promosi sangat penting dilakukan agar konsumen mengetahui layanan yang
disediakan dan manfaat yang akan diperoleh.
Dalam mempromosikan perpustakaan dibutuhkan media yang
digunakan untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan. Beberapa
bentuk atau media promosi yang setiap tahunnya digunakan oleh
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta yaitu brosur, buku
pedoman, display koleksi terbaru, pameran perpustakaan, web perpustakaan,
library tour, pelatihan literasi informasi bagi mahasiswa dan dosen,
penerbitan majalah WIPA, dan bedah buku. Kegiatan promosi tersebut
berdampak positif pada perpustakaan, yaitu dari data yang diperoleh tahun
2013-2015 Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta berturut-turut
telah mencapai target jumlah pengunjung yaitu minimal 200 orang per hari.
Promosi yang telah dilakukan oleh Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta telah mencapai hasil yang diharapkan, namun dari
berbagai bentuk promosi yang pernah dilakukan Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta tersebut belum diketahui berapa tingkat
efektivitasnya. Bentuk promosi dengan tingkat efektivitas tinggi akan
dipertahankan dan yang masih kurang dapat lebih ditingkatkan.
Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam
suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Page 7
2
Pengertian efektivitas tersebut menunjukkan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan. Hasil yang semakin
mendekati sasaran memiliki tingkat efektivitas yang semakin tinggi. Media
promosi dapat dikatakan efektif apabila hasil yang didapat sesuai dengan
tujuan organisasi yang ingin dicapai. Tujuan media promosi perpustakaan
yaitu untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan
(interest), dan berakhir dengan tindakan pemanfaatan (using) yang
dilakukan oleh pengguna terhadap produk atau jasa yang disediakan. Efektif
atau tidaknya media promosi dapat diketahui dengan mengukur tingkat
efektivitasnya yaitu pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-
tujuan yang ditentukan.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui penerapan strategi yang
digunakan dalam mempromosikan perpustakaan dan tingkat efektivitas dari
bentuk-bentuk promosi yang dilakukan oleh perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Adapun manfaat yang diharapkan adalah pertama,
diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan daya pikir serta
pengetahuan dengan melakukan penelitian langsung agar memahami
tentang strategi promosi yang dilakukan perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. Kedua, diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan
pertimbangan bagi perpustakaan untuk menentukan kebijakan strategi
promosi yang akan datang. Ketiga, diharapkan dapat dijadikan bahan acuan
bagi peneliti lain yang mengambil topik tentang efektivitas bentuk-bentuk
promosi perpustakaan dan memberi wawasan bagi pengembangan penelitian
bidang Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Penelitian ini akan mengukur
tingkat efektivitas dari bentuk-bentuk promosi yang secara rutin
dilaksanakan setiap tahunnya oleh perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Respondennya adalah pengguna perpustakaan yaitu dosen,
mahasiswa, karyawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan pengguna dari
luar.
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian Sonia Mustinda bertujuan untuk mengetahui cara dan
sarana promosi yang dilakukan perpustakaan serta kendala yang dihadapi
dalam melaksanakan kegiatan promosi tersebut [2]. Hasil penelitian
menyatakan bahwa cara promosi yang memiliki persentase tertinggi adalah
kontak perorangan dan bimbingan pengguna, sebanyak 43%, sarana
promosi memiliki persentase tertinggi adalah brosur, sebanyak 61%.
Kendala yang dihadapi perpustakaan adalah kendala dari dalam
perpustakaan salah satunya kebijakan yang ada sering menghambat
pelaksanaan kegiatan promosi.
Penelitian Tessa Simahate bertujuan untuk mengetahui 1) Proses
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh pustakawan; 2) Efektivitas
komunikasi pemasaran yang dilaksanakan oleh perpustakaan; 3) Tingkat
kepuasan pengguna perpustakaan terhadap layanan perpustakaan; 4)
Efektivitas komunikasi persuasif dan komunikasi pemasaran terhadap
Page 8
3
kepuasan pengguna perpustakaan [3]. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa komunikasi persuasif pustakawan dan komunikasi pemasaran
perpustakaan UNIMED berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna
perpustakaan UNIMED.
Penelitian Nova Afriani dan Yunaldi bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan pelaksanaan promosi yang ada di Perpustakaan Umum
Kota Solok; (2) mendeskripsikan kendala yang di hadapi dalam melakukan
promosi Perpustakaan Umum Kota Solok serta usaha mengatasi kendala
yang dihadapi oleh perpustakaan umum kota solok [4]. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan belum memberikan hasil
yang optimal. Hal ini terlihat dari data statistik pengguna perpustakaan
tahun 2011 dimana angka penurunan pengguna lebih mendominasi
dibandingkan angka kenaikan jumlah pengguna yang datang ke
Perpustakaan Umum Kota Solok.
Selain 3 penelitian di atas, penelitian M. Rizal Pahlefi bertujuan untuk
menjelaskan strategi promosi yang digunakan oleh Perpustakaan Universitas
Jambi [5]. Hasilnya diketahui bahwa strategi promosi yang digunakan oleh
Perpustakaan Universitas Jambi belum optimal. Untuk itu, pustakawan perlu
menentukan strategi yang tepat seperti menentukan kebutuhan penggunanya
melalui analisa SWOT Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunities (peluang dan kesempatan), Threats (ancaman dan tantangan).
Hubungan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah
membahas mengenai promosi. Perbedaannya adalah penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat efektivitas dari bentuk-bentuk promosi yang
dilakukan oleh perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Efektivitas (effectivity) adalah melakukan pekerjaan yang benar/doing
the right things. Agar efektif dan efisien dalam mengkomunikasikan
informasi, jasa, dan fasilitas perpustakaan kiranya perlu memperhatikan; 1)
keterbukaan/openness; 2) empati/emphaty; 3) dukungan/suportivity; 4)
sikap positif dan; 5) kesetaraan. Kelima indikator tersebut digunakan
sebagai gambaran seberapa efektif pelaksanaan suatu program untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh perpustakaan [6].
Strategi adalah kiat untuk mencapai tujuan. Strategi biasanya mengacu
pada rencana yang menyeluruh atau berjangka panjang yang mencakup
serangkaian gerakan yang langsung diarahkan untuk mencapai tujuan yang
menyeluruh. Strategi diimplementasikan melalui mekanisme spesifik,
teknik-teknik, atau alat-alat untuk mengarahkan sumber daya organisasi
mencapai tujuan strategisnya. Ini merupakan gambaran dasar yang
menentukan apakah tujuan strategis bisa dicapai secara efektif [7].
Secara umum, strategi adalah teknik atau cara untuk mendapatkan
keberhasilan dalam pencapaian tujuan (to achieve goals). Strategi
merupakan sekumpulan cara secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, sebuah perencanaan dalam kurun waktu tertentu.
Strategi adalah rencana aksi global yang menggambarkan alokasi sumber
daya dan aktivitas lainnya dalam menghadapi lingkungan dan menolong
organisasi mencapai tujuan tertingginya.
Page 9
4
Promosi menurut Kamus Kepustakawanan Indonesia adalah
pertukaran informasi antar organisasi/lembaga dan konsumen dengan tujuan
utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang tersedia dalam
organisasi dan membujuk calon konsumen untuk bereaksi terhadap produk
atau jasa tersebut. Promosi bertujuan untuk: 1) menarik perhatian; 2)
menciptakan kesan; 3) membangkitkan minat; 4) memperoleh tanggapan; 5)
mempengaruhi untuk menerima ide, konsep, atau barang yang
dipromosikan.
Promosi perpustakaan merupakan aktivitas memperkenalkan
perpustakaan dari segi fasilitas, koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang
dapat diperoleh oleh setiap pengguna perpustakaan secara lebih terperinci.
Sebanyak dan sebagus apapun koleksi yang dimiliki perpustakaan, jika tidak
dikenalkan ke seluruh lapisan civitas akademika maka akan selamanya
menjadi sesuatu yang asing bagi pengguna. Oleh karena itu perpustakaan
perlu memperkenalkan diri dengan segala aktivitasnya kepada pengguna
melalui promotion of library.
Promosi bertujuan memberikan dorongan, arahan atau pengertian pada
masyarakat tentang perpustakaan dengan fasilitas-fasilitas yang dimilikinya.
Kegiatan ini bertujuan merubah sikap dan pandangan masyarakat dalam
memahami, menyenangi serta memanfaatkan perpustakaan. Promosi
perpustakaan merupakan satu langkah praktis yang dapat dilakukan
perpustakaan untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan, yang pada
akhirnya akan meningkatkan pula citra dan apresiasi masyarakat terhadap
perpustakaan. Untuk itu promosi perpustakaan perlu dilakukan agar seluruh
aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat diketahui dan
dipahami oleh masyarakat.
Sarana promosi dibagi menjadi beberapa bentuk, antara lain: bentuk
tercetak, bentuk kegiatan perpustakaan dan bentuk elektronik. Beberapa
sarana promosi bentuk tercetak yaitu brosur, poster, pamflet, spanduk,
majalah internal, dan buku pedoman perpustakaan. Promosi dalam bentuk
kegiatan perpustakaan antara lain pameran perpustakaan, bazar, library tour,
bedah buku, program magang, dan pelatihan literasi informasi. Sedangkan
dalam bentuk elektronik yaitu televisi, radio, internet, pemutaran film, dan
pangkalan data.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif tipe deskriptif dengan
metode survei. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat
sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang
menjadi pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui mengapa suatu situasi atau
kondisi tercipta atau apa yang mempengaruhinya. Sedangkan yang
dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan
dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel
Page 10
5
penelitian sehingga diperoleh gambaran diantara variabel-variabel tersebut
[8].
Penelitian deskriptif yang dilakukan ini dapat diartikan sebagai proses
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Setelah
mendapatkan hasil analisa efektivitas, berikutnya akan dilihat apakah
bentuk-bentuk promosi tersebut efektif atau tidak terhadap peningkatan
jumlah pengguna Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh anggota
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada tahun 2015 yang
berjumlah 12.699 orang. Adapun metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik ini mencakup
orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat
oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Kriterianya adalah sebagai
berikut:
a.
Pengguna Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, baik itu
dosen, mahasiswa, karyawan, maupun pengguna dari luar.
b. Pengguna Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang
masih aktif di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:
1) Kuesioner, ditujukan untuk mengumpulkan data tentang seberapa
besar pengaruh promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta terhadap minat pengguna untuk memanfaatkan
perpustakaan. Kuesioner berbentuk pertanyaan berstruktur yaitu pertanyaan
yang dibatasi dalam memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif
jawaban. Skala yang digunakan adalah skala Likert. Pengukuran dilakukan
dengan memberikan pertanyaan kepada responden. Responden akan
menjawab satu dari 5 (lima) pilihan jawaban yang masing-masing memiliki
nilai berbeda. Kuesioner ini diberikan kepada pengguna perpustakaan yang
masih aktif, yaitu mereka yang masih tercatat sebagai anggota Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
2) Studi pustaka, yaitu cara mengumpulkan data yang diperoleh dari
buku-buku literatur dan sumber lain yang berhubungan dan mendukung
penelitian ini. Studi pustaka ini merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori dan konsep yang erat
hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Selain itu studi pustaka
juga bermanfaat sebagai landasan teori untuk memperkuat analisa data
dalam penelitian. Teori dan konsep dalam penelitian ini terkait dengan
pengertian strategi, efektivitas, dan bentuk-bentuk promosi yang biasa
dilakukan oleh perpustakaan guna menarik minat pengguna dalam
memanfaatkan perpustakaan.
3) Observasi, memungkinkan peneliti mengamati lebih dekat gejala
yang diteliti. Dalam hal ini peneliti semata-mata hanyalah sebagai
pengamat, yaitu mengamati tentang bentuk-bentuk promosi yang
dilaksanakan oleh Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Observasi dilakukan untuk memudahkan pengumpulan kuesioner yang akan
Page 11
6
dibagikan kepada para responden dan untuk mendapatkan data yang sesuai
dengan topik penelitian.
4) Metode dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen dan data
yang diperlukan dalam permasalahan penelitian kemudian ditelaah secara
intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan
pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran bentuk-bentuk
promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
5) Wawancara (interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai [9]. Dalam
melakukan wawancara, peneliti tidak menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
dalam bentuk tertulis. Responden yang diwawancara adalah mereka yang
sekaligus mengisi kuesioner penelitian, dan pertanyaan yang diajukan
berdasarkan pernyataan-pernyataan dari kuesioner yaitu tentang 9 bentuk
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data yang didapat dari hasil
penelitian, data tersebut terdiri dari data karakteristik responden dan data
hasil pengisian jawaban responden pada kuesioner yang telah diisi.
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian berjumlah 102 orang yang berasal dari
berbagai usia, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Berdasarkan usia,
sebagian besar responden berusia antara 18 sampai dengan 30 tahun yaitu
sebanyak 99 responden (97,6%) sedangkan sisanya sebanyak 1 responden
berusia antara 41 sampai dengan 50 tahun (0,98%) dan 2 responden berusia
lebih dari 50 tahun (1,96%). Dari unsur pendidikan, sebagian besar
responden adalah sarjana sebanyak 88 responden (86,28%), akademi
sebanyak 4 responden (3,92%), pascasarjana sebanyak 3 responden (2,94%)
dan 7 responden berpendidikan lain-lain (6,86%). Berdasarkan profesi,
sebagian besar responden adalah mahasiswa yaitu sebanyak 91 responden
(89,22%), sedangkan sisanya sebanyak 2 responden berprofesi sebagai
dosen (1,96%), sebanyak 2 responden berprofesi sebagai karyawan (1,96%)
dan 7 responden berprofesi lain-lain (6,86%).
Page 12
7
Analisa Efektivitas Strategi Promosi
Tingkat keefektifan media promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta diukur berdasarkan kategori keefektifan dengan
pengelompokan sebagai berikut : [10]
Tabel 1. Karakteristik Skor Efektivitas Media Promosi
Tingkat Efektivitas
Rentang Skor
Sangat Tidak Efektif (STE)
1,000 – 1,800
Tidak Efektif (TE)
1,801 – 2,600
Cukup Efektif (CE)
2,601 – 3,400
Efektif (E)
3,401 – 4,200
Sangat Efektif (SE)
4,201 – 5,000
Berdasarkan hasil perhitungan dan kategorisasi efektivitas media
promosi, berikut ini adalah hasil analisa efektivitas strategi promosi dengan
menggunakan 9 media yang diteliti :
a. Efektivitas Promosi dengan Media Brosur
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi yang menjelaskan
persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan media brosur
sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta:
Tabel 2. Efektivitas Media Brosur
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STE)
0
0.00
3,65
Efektif
Tidak Efektif (TE)
6
5.88
Cukup Efektif (CE)
14
13.73
Efektif (E)
65
63.73
Sangat Efektif (SE)
17
16.67
Jumlah
102
100.00
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan
strategi promosi dengan media brosur adalah efektif, yaitu sebanyak
65 responden (63,73%), sedangkan sisanya sebanyak 17 responden
menyatakan sangat efektif (16,67%), sebanyak 14 responden
menyatakan cukup efektif (13,73%) dan sebanyak 6 responden
menyatakan tidak efektif (5,88%). Secara keseluruhan perhitungan
rata-rata skor persepsi responden terhadap efektivitas brosur adalah
3,65 sehingga dapat disimpulkan penggunaan brosur dalam strategi
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah
efektif.
Page 13
8
b. Efektivitas Buku Pedoman Perpustakaan
Tingkat keefektifan buku pedoman perpustakaan sebagai media
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dapat dilihat
pada tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 3. Efektivitas Media Buku Pedoman Perpustakaan
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,82
Efektif
Tidak Efektif (TE)
4
3.92
Cukup Efektif (CE)
11
10.78
Efektif (E)
57
55.88
Sangat Efektif (SE)
29
28.43
Jumlah
102
100.00
Pada tabel 3 menjelaskan bahwa sebagian besar responden
menyatakan strategi promosi dengan media Buku Pedoman
Perpustakaan adalah efektif, yaitu sebanyak 57 responden (55,88%),
sedangkan sisanya sebanyak 29 responden menyatakan sangat efektif
(28,43%), sebanyak 11 responden menyatakan cukup efektif
(10,78%), sebanyak 4 responden menyatakan tidak efektif (3,92%)
dan sebanyak 1 responden menyatakan sangat tidak setuju (0,98%).
Berdasarkan perhitungan rata-rata keseluruhan skor persepsi
responden terhadap efektivitas Buku Pedoman Perpustakaan adalah
3,82 sehingga dapat disimpulkan penggunaan Buku Pedoman
Perpustakaan dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta adalah efektif.
c.
Efektivitas Display Koleksi Terbaru
Dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah tabel distribusi
frekuensi yang menjelaskan persepsi responden terhadap keefektifan
penggunaan media display koleksi terbaru sebagai media promosi
Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Tabel 4. Efektivitas Media Display Koleksi Terbaru
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
0
0.00
3,60
Efektif
Tidak Efektif (TE)
6
5.88
Cukup Efektif (CE)
17
16.67
Efektif (E)
63
61.76
Sangat Efektif (SE)
16
15.69
Jumlah
102
100.00
Page 14
9
Berdasarkan tabel 4, sebagian besar responden menyatakan
bahwa strategi promosi dengan media display koleksi terbaru adalah
efektif, yaitu sebanyak 63 responden (61,76%), sedangkan sisanya
sebanyak 16 responden menyatakan sangat efektif (15,69%), sebanyak
17 responden menyatakan cukup efektif (16,67%) dan sebanyak 6
responden menyatakan tidak efektif (5,88%). Perhitungan rata-rata
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas display
koleksi terbaru adalah 3,60 sehingga dapat disimpulkan penggunaan
display koleksi terbaru dalam strategi promosi Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah efektif.
d. Efektivitas Pameran Perpustakaan
Tingkat efektivitas pameran perpustakaan sebagai media
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dapat
dilihat dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 5. Efektivitas Media Pameran Perpustakaan
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
0
0.00
3,83
Efektif
Tidak Efektif (TE)
3
2.94
Cukup Efektif (CE)
14
13.73
Efektif (E)
58
56.86
Sangat Efektif (SE)
27
26.47
Jumlah
102
100.00
Dalam tabel 5, responden yang menyatakan bahwa strategi
promosi dengan media pameran perpustakaan efektif yaitu sebanyak
58 responden (56,86%), sedangkan sisanya sebanyak 27 responden
menyatakan sangat efektif (26,47%), sebanyak 14 responden
menyatakan cukup efektif (13,73%) dan sebanyak 3 responden
menyatakan tidak efektif (2,94%). Berdasarkan perhitungan rata-rata
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas pameran
perpustakaan adalah 3,83 sehingga dapat disimpulkan penggunaan
pameran perpustakaan dalam strategi promosi Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah efektif.
e.
Efektivitas Web Perpustakaan
Persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan media web
perpustakaan sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta disebutkan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Page 15
10
Tabel 6. Efektivitas Media Web Perpustakaan
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,69
Efektif
Tidak Efektif (TE)
6
5.88
Cukup Efektif (CE)
29
28.43
Efektif (E)
51
50.00
Sangat Efektif (SE)
15
14.71
Jumlah
102
100.00
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan strategi promosi dengan media web perpustakaan adalah
efektif, yaitu sebanyak 51 responden (50,00%), sedangkan sisanya
sebanyak 15 responden menyatakan sangat efektif (14,71%), sebanyak
29 responden menyatakan cukup efektif (28,43%), sebanyak 6
responden menyatakan tidak efektif (5,88%) dan sebanyak 1
responden menyatakan sangat tidak efektif (0,98%). Perhitungan rata-
rata keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas web
perpustakaan adalah 3,69 sehingga dapat disimpulkan penggunaan
web perpustakaan dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta adalah efektif.
f.
Efektivitas Library Tour
Dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah tabel distribusi
frekuensi yang menjelaskan persepsi responden terhadap keefektifan
penggunaan media library tour sebagai media promosi Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Tabel 7. Efektivitas Media Library Tour
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,97
Efektif
Tidak Efektif (TE)
1
0.98
Cukup Efektif (CE)
10
9.80
Efektif (E)
54
52.94
Sangat Efektif (SE)
36
35.29
Jumlah
102
100.00
Berdasarkan tabel 7, sebagian besar responden menyatakan
bahwa strategi promosi dengan media library tour adalah efektif,
yaitu sebanyak 54 responden (52,94%), sedangkan sisanya sebanyak
36 responden menyatakan sangat efektif (35,29%), sebanyak 10
responden menyatakan cukup efektif (9,80%), sebanyak 1 responden
menyatakan tidak efektif (0,98%) dan sebanyak 1 responden
menyatakan sangat tidak efektif (0,98%). Perhitungan rata-rata
Page 16
11
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas library tour
adalah 3,97 sehingga dapat disimpulkan penggunaan library tour
dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta adalah efektif.
g. Efektivitas Pelatihan Literasi
Sesuai dengan hasil pengisian kuesioner, berikut adalah tabel
distribusi frekuensi yang menjelaskan persepsi responden terhadap
keefektifan penggunaan media pelatihan literasi sebagai media
promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
Tabel 8. Efektivitas Media Pelatihan Literasi
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
0
0.00
3,92
Efektif
Tidak Efektif (TE)
2
1.96
Cukup Efektif (CE)
11
10.78
Efektif (E)
60
58.82
Sangat Efektif (SE)
29
28.43
Jumlah
102
100.00
Pada tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas reponden
menyatakan strategi promosi dengan media pelatihan literasi adalah
efektif, yaitu sebanyak 60 responden (58,82%), sedangkan sisanya
sebanyak 29 responden menyatakan sangat efektif (28,43%), sebanyak
11 responden menyatakan cukup efektif (10,78%) dan sebanyak 2
responden menyatakan tidak efektif (1,96%). Menurut perhitungan
rata-rata keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas
pelatihan literasi adalah 3,92 sehingga dapat disimpulkan bahwa
strategi promosi ini adalah efektif.
h. Efektivitas Penerbitan Majalah WIPA
Persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan media
majalah WIPA sebagai media promosi Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi
berikut:
Tabel 9. Efektivitas Media Majalah WIPA
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,43
Efektif
Tidak Efektif (TE)
13
12.75
Cukup Efektif (CE)
31
30.39
Efektif (E)
51
50.00
Sangat Efektif (SE)
6
5.88
Jumlah
102
100.00
Page 17
12
Berdasarkan tabel 9, sebagian besar responden menyatakan
bahwa strategi promosi dengan media majalah WIPA adalah efektif,
yaitu sebanyak 51 responden (50,00%), sedangkan sisanya sebanyak 6
responden menyatakan sangat efektif (5,88%), sebanyak 31 responden
menyatakan cukup efektif (30,39%), sebanyak 13 responden
menyatakan tidak efektif (12,75%) dan sebanyak 1 responden (0,98)
menyatakan sangat tidak efektif. Dari perhitungan rata-rata
keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas majalah
WIPA adalah 3,43 sehingga dapat disimpulkan penggunaan majalah
WIPA dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta adalah efektif.
i.
Efektivitas Bedah Buku
Persepsi responden terhadap keefektifan penggunaan bedah
buku sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 10. Efektivitas Media Bedah Buku
Tingkat Efektivitas
Jumlah Persentase Skor Efektivitas
Sangat Tidak Efektif (STS)
1
0.98
3,79
Efektif
Tidak Efektif (TE)
2
1.96
Cukup Efektif (CE)
23
22.55
Efektif (E)
50
49.02
Sangat Efektif (SE)
26
25.49
Jumlah
102
100.00
Tabel 10 menunjukan bahwa sebagian besar responden
menyatakan strategi promosi dengan media bedah buku adalah
efektif, yaitu sebanyak 51 responden (50,00%), sedangkan sisanya
sebanyak 6 responden menyatakan sangat efektif (5,88%), sebanyak
31 responden menyatakan cukup efektif (30,39%), sebanyak 13
responden menyatakan tidak efektif (12,75%) dan sebanyak 1
responden (0,98) menyatakan sangat tidak efektif. Perhitungan rata-
rata keseluruhan skor persepsi responden terhadap efektivitas bedah
buku adalah 3,79 sehingga dapat disimpulkan penggunaan bedah buku
dalam strategi promosi Perpustakaan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta adalah efektif.
Page 18
13
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil keseluruhan dari angket yang dibagikan menunjukkan hasil
pengukuran tingkat efektivitas bentuk-bentuk promosi yang dilaksanakan
oleh Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Diurutkan dari
tingkat efektivitas paling tinggi sampai paling rendah:
Tabel 11. Urutan Tingkat Efektivitas
Urutan
Bentuk Promosi
Skor
Efektivitas
1
Library Tour
3.97
Efektif
2
Pelatihan Literasi
3.92
Efektif
3
Pameran perpustakaan
3,83
Efektif
4
Buku pedoman perpustakaan
3,82
Efektif
5
Bedah Buku
3,79
Efektif
6
Web Perpustakaan
3,69
Efektif
7
Brosur
3,65
Efektif
8
Display Koleksi Terbaru
3,60
Efektif
9
Penerbitan Majalah WIPA
3,43
Efektif
5. Kesimpulan
Hasil pengukuran efektivitas bentuk-bentuk promosi pada Perpustakaan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta menunjukkan bahwa efektivitas media
promosi dinilai efektif terbukti dengan jumlah pengguna yang datang dan
memanfaatkan fasilitas layanan yang ditawarkan perpustakaan. Tingkat efektivitas
tertinggi ada pada bentuk promosi Library Tour dengan nilai 3,97 dan terendah
pada penerbitan majalah WIPA yaitu sebesar 3,43.
Hasil pengukuran efektivitas bentuk-bentuk promosi perpustakaan secara
menyeluruh dijelaskan sebagai berikut: promosi menggunakan library tour dinilai
paling efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 3,97. Dengan kegiatan ini para
pengguna aktif (mahasiswa baru khususnya) menjadi tahu dan paham akan segala
sesuatu terkait Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pelatihan
Literasi dinilai efektif sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Atma
Jaya Yogyakarta dengan tingkat efektivitas sebesar 3,92. Dengan adanya kegiatan
ini informasi terkait sistem penelusuran untuk keperluan pencarian data-data
semakin mudah. Pameran Perpustakaan dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,83. Dengan menggelar pameran secara rutin para pengunjung
disuguhkan pilihan dan hal-hal baru yang ada di perpustakaan. Promosi
menggunakan Buku Pedoman Perpustakaan dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,82. Media tersebut mampu memuat informasi tentang
perpustakaan secara menyeluruh. Bedah Buku dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,79. Dengan kegiatan ini para pengguna semakin dimudahkan
untuk memahami isi dan kualitas dari suatu buku terbitan baru yang ada. Web
perpustakaan dinilai efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 3,69. Dengan web
perpustakaan pengunjung semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang
Page 19
14
dibutuhkan seperti jenis layanan, jam buka perpustakaan, fasilitas yang ada, dan
berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Brosur dinilai efektif dengan tingkat
efektivitas sebesar 3,65. Media promosi tersebut mampu memberikan informasi
dan pesan secara singkat tetapi jelas dengan fitur yang menarik bagi pengguna
perpustakaan. Display koleksi terbaru dinilai efektif dengan tingkat efektivitas
sebesar 3,60. Dengan cara display koleksi terbaru ini para pengunjung menjadi
tahu dan tertarik untuk melihat koleksi buku/majalah/jurnal terbaru yang ada.
Majalah WIPA dinilai efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 3,43. Dengan
media ini para pengguna diajak untuk berpartisipasi menuliskan karya mereka
agar terpublikasikan.
6. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, 9 bentuk promosi yang rutin
dilaksanakan tersebut berdasarkan penghitungan tingkat efektivitas sudah efektif
dalam menarik minat pengguna untuk memanfaatkan perpustakaan, sehingga
perlu dipertahankan, dikembangkan dan ditingkatkan menjadi sangat efektif.
Library tour memiliki tingkat efektivitas paling tinggi artinya dapat dimanfaatkan
sebagai alat promosi andalan. Untuk pengembangannya perlu ditambahkan
kegiatan yang menarik seperti demo literasi, demo proses pencarian di rak dalam
bentuk tayangan visual atau praktik langsung. Dalam web perpustakaan sebaiknya
ditambah fasilitas-fasilitas yang semakin memudahkan pengguna perpustakaan
dalam memanfaatkan jasa perpustakaan seperti layanan mandiri, layanan unggah
mandiri, dan layanan deteksi plagiasi seperti ‘turnitin’. Bentuk promosi majalah
WIPA mempunyai tingkat efektivitas terendah sehingga perlu ditingkatkan
misalnya dengan penerbitan secara online sehingga jangkauan pembacanya lebih
luas.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan mampu memperluas indikator
variabel-variabel secara lebih mendalam dari setiap bentuk media promosi,
sehingga dimungkinkan mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan
dengan menggunakan strategi baru berbasis teknologi informasi. Tidak menutup
kemungkinan untuk menambah atau mencari alternatif bentuk penelitian tentang
promosi perpustakaan yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
yang menjawab keinginan pengguna secara menyeluruh, khususnya civitas
akademika Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
7. Daftar Pustaka
[1] Mustafa, Badollahi. 2012. Materi Pokok Promosi Jasa Perpustakaan.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
[2] Mustinda, Sonia. 2010. Promosi Yang Dilakukan Di Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional RI. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
[3] Simahate, Tessa. 2015. Efektivitas Komunikasi Persuasif Pustakawan dan
Komunikasi Pemasaran Perpustakaan Unimed terhadap Kepuasan
Pengguna. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 7 (1): 107-118.
Page 20
15
[4] Afriani, Nova dan Yunaldi, 2012. Peranan Promosi Perpustakaan
Terhadap Kunjungan Pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Solok. Jurnal
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol. 1 No.1, 9-16.
[5] Pahlefi, M. Rizal. 2013. Strategi Promosi Perpustakaan Perguruan Tinggi
(Studi Kasus pada Perpustakaan Universitas Jambi). Yogyakarta: Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
[6] Lasa HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
[7] Safaria, Triantoro. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[8] Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana Predana Media Group.
[9] Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
[10] Durianto, Darmadi, Sugiarto, Anton W.W., Hendrawan S. 2003. Invasi
Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5
Pemanfaatan Jurnal elektronik
Sebagai Sumber referenSi Dalam PenuliSan
SkriPSi Di inStitut Pertanian bogor
muhammad azwar dan rizka amaliah
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta - Indonesia
muh.azwar@uinjkt.ac.id; ramaliasan@gmail.com
Abstract
The research aims to comprehend the knowledge and utilization of
electronic journal (Proquest, Science Direct, EBSCOhost, dan Cab
Direct) subscribed by library of Institut Pertanian Bogor that have
been performed by students as reference source in thesis writing,
and obstacles faced while looking for the information. The research
applies descriptive research with quantitative approach. Based on the
data acquired: (1) The students’ knowledge toward electronic journal
subscribed is adequately high. 87,9% students realize existence of
electronic journal service, 81,8% reference resource uses electronic
media, and 49,5% utilizes electronic journal; (2) The electronic journal
utilization level is 86,2% which utilizes electronic journal. Electronic
journal utilization level as reference material is relatively high, because
from 86,2% students which utilize electronic journal, 40% utilizes it
2-3 times in a month. 34,7% utilizes electronic journal with duration
less than 2 hours, with downloading electronic journal collection
searched, 34,7% uses 2 articles as reference material for thesis; (3)
Obstacles in utilizing electronic journal are 52% caused by electronic
journal collection mostly using English, and searched collection are not
available. Although there are some difficulties, they keep utilize the
electronic journal.
Keywords: Utilization, Electronic Journal, Proquest, ScienceDirect,
EBSCOhost, CabDirect, Reference Material.
Page 2
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
2
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan jurnal
elektronik (Proquest, ScienceDirect, EBSCOhost, dan CabDirect)
yang dilanggan Perpustakaan Institut Pertanian Bogor oleh
mahasiswa sebagai sumber referensi dalam penulisan skripsi, dan
kendala yang dihadapi saat mencari informasi. Jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Berdasarkan data yang diperoleh: (1) Pengetahuan mahasiswa
terhadap jurnal elektronik yang dilanggan cukup tinggi. 87,9%
mengetahui keberadaan layanan jurnal elektronik, 81,8% sumber
referensi menggunakan media elektronik, dan 49,5% memanfaatkan
jurnal elektronik; (2) Tingkat pemanfaatan jurnal elektronik
86,2% memanfaatkan jurnal elektronik. Tingkat pemanfaatan
jurnal elektronik sebagai bahan referensi relatif tinggi, karena
dari 86,2% responden yang memanfaatkan jurnal elektronik, 40%
memanfaatkan jurnal elektronik dalam kurun waktu 2-3 kali dalam
sebulan. 34,7% memanfaatkan jurnal elektronik dengan durasi waktu
kurang dari 2 jam, dengan mengunduh koleksi jurnal elektronik
yang dicari, 34,7% menggunakan 2 artikel sebagai bahan referensi
untuk skripsi; (3) Kendala dalam memanfaatkan jurnal elektronik
52% merasa penyebab koleksi jurnal elektronik yang kebanyakan
berbahasa asing, serta koleksi yang dicari tidak tersedia. Meskipun
kesulitan, mereka tetap memanfaatkan jurnal elektronik tersebut.
kata kunci: Pemanfaatan, Jurnal Elektronik, Proquest, ScienceDirect,
EBSCOhost, CabDirect, Bahan Referensi.
Pendahuluan
a.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin berkembang saat ini menyediakan suatu metode pembelajaran
yang informasinya tidak hanya dalam bentuk tercetak tetapi juga dalam
bentuk digital. Koleksi digital sangat memudahkan dalam pencarian
sumber informasi yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran.
Salah satu sarana penting dalam pembelajaran adalah
perpustakaan. Perpustakaan menyediakan beragam koleksi, baik
tercetak maupun non cetak (digital). Koleksi digital yang dikembangkan
di perpustakaan merupakan suatu inovasi untuk memudahkan
pemustaka dalam mengakses informasi yang dibutuhkan.
Page 3
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
3
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 24
Ayat 3, perpustakaan perguruan tinggi diharapkan mengembangkan
layanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan penelitian.1 Perkembangan teknologi
digital menyebabkan pertumbuhan jenis sumber daya koleksi digital
meningkat sangat cepat.2 Masyarat pengguna dapat mengakses secara
online koleksi yang dimiliki atau dilanggan perpustakaan melalui
perangkat elektronik yang terhubung internet.
Salah satu koleksi digital yang dimiliki perpustakaan adalah
database online yang berupa buku elektronik dan jurnal elektronik.
Jurnal elektronik merupakan perubahan dari jurnal tercetak yang
dapat dijadikan sebagai sumber referensi ilmiah. Hingga awal
1990-an, jurnal ilmiah tercetak merupakan fokus kegiatan ilmiah
dengan menjadi koleksi utama perpustakaan perguruan tinggi. 3 In
the present and near future, librarian will continue to work primarily
with electronic journals that look and act like print journal, with some
minor differences, and will continue with face major challenges with
providing access to them. As electronic journals mature, they offer new
kinds of oppurtunities and challenges.4 Pustakawan akan terus berkerja
mengembangkan bahan pustaka terutama jurnal elektronik, agar para
pemustaka dapat mengakses informasi dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan yang memberikan suatu peluang dan tantangan dalam
karir dan kehidupan mereka.
Saat ini keadaan sebagian jurnal ilmiah sudah terbit dalam
bentuk elektronik. Menurut Lancaster, jurnal elektronik adalah jurnal
yang tersedia di media elektronik. Secara umum jurnal yang tersedia
dalam bentuk elektronik melalui host online database.5
1Sekretariat Negara Republik Indonesia, “Undang-Undang Republik
Page 4
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
4
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
Penggunaan jurnal elektronik semakin banyak daripada jurnal
tercetak karena memiliki banyak keunggulan. Jurnal elektronik atau
e-journal yang sering kali sudah terbit terlebih dahulu sebelum jurnal
tercetak.6 Pemanfaatan jurnal elektronik juga bisa menghemat waktu,
biaya, dan tenaga. Mahasiswa dapat memanfaatkan jurnal elektronik
tersebut dari mana saja dan kapan saja. Pustakawan juga tidak perlu
mengindeks jurnal tersebut, karena sistem jurnal elektronik sudah
menyediakan fasilitas pengindeksan.7 Fungsi utama dari jurnal tetap
sama, yaitu mendaftar, menyebarkan, memeriksa ke sesama rekan
ilmuan (peer review) dan melestarikan ilmu pengetahuan.8 Kehadiran
jurnal elektronik diharapkan mampu menunjang penelitian serta
proses pembelajaran sivitas akademika perguruan tinggi sebagai
sumber referensi yang dapat diakses dengan mudah dan cepat.
Terdapat dua jenis jurnal elektronik, yaitu open access dan
closed access. Ketersediaan sumber informasi open access (bebas
akses) dimaksudkan untuk mengurangi kesulitan dalam memperoleh
informasi ilmiah, yang tidak semua perguruan tinggi mempunyai dana
memadai dalam melanggan informasi ilmiah.9 Adapun ketersediaan
sumber informasi closed access dilakukan pada sebuah perguruan
tinggi atau institusi yang mempunyai dana dalam melanggan database
informasi ilmiah.
Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah sebuah perguruan tinggi
pertanian negeri yang berkedudukan di Bogor. Perpustakaan IPB
didirikan untuk menunjang terselenggaranya Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Dalam menjalankan fungsi tersebut, Perpustakaaan IPB
Trends, 43 (1995): 522, www.ideals.illinois.edu/bitstream/handle/2142/7981/
librarytrendsv43i4c_opt.pdf?sequence=1.
6Ovie Dwi Rejeki, “Pemanfaatan E-Jurnal yang Dilanggan Perpustakaan
Page 5
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
5
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
menghimpun, mengolah, serta menyebarluaskan informasi bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendokumentasikan karya
ilmiah staf IPB, skripsi, tesis, dan disertasi lulusan IPB. Informasi yang
dikelola berbentuk bahan pustaka tercetak maupun elektronik.10 Jurnal
elektronik yang tersedia ada sepuluh database, yaitu EBSCOhost, Science
Reference Center, Gale Cengage Learning, ScienceDirect, Proquest,
Microsoft Academic Search, BMI Research, IEEE, CabDirect, dan Scopus.
Dengan adanya jurnal elektronik tersebut, sangat membantu para
civitas akademika untuk mendukung proses pembelajaran termasuk
juga sebagai referensi untuk penulisan skripsi atau penelitian ilmiah.
Informasi diperlukan dalam melakukan sebuah penelitian,
sebuah informasi yang digunakan harus informasi ilmiah, ketersediaan
informasi ilmiah memiliki hubungan erat dengan sumber informasi,
sistem komunikasi ilmiah, dan cara memperoleh informasi tersebut.11
Oleh karena itu, sebaiknya mahasiswa lebih aktif dalam memanfaatkan
jurnal elektronik sebagai referensi karena merupakan bahan rujukan
terkini atau up to date.
Namun, sayangnya beberapa mahasiswa masih kurang dalam
memanfaatkan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan sebagai
referensi untuk penulisan skripsi. Mereka menganggap bahasa yang
umumnya terdapat di artikel jurnal elektronik berbahasa Inggris dan
banyak istilah ilmiah yang cenderung sulit dipahami. Keberadaan
search engines seperti Google lebih memudahkan mereka untuk
memperoleh sumber referensi lebih cepat dari pada mengakses jurnal
elektronik yang dilanggan. Hal ini menyebabkan kurangnya referensi
yang berkualitas yang dijadikan sebagai acuan dalam penulisan tugas
akhir mahasiswa. Padahal, jurnal elektronik yang tersedia dalam
database memuat publikasi ilmiah yang berkualitas dan melalui proses
peer-review.
10Perpustakaan Institut Pertanian Bogor, “Profil Perpustakaan IPB”,
1989), 21.
Page 6
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
6
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
Untuk itu, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui
pengetahuan dan pemanfaatan jurnal elektronik yang dilanggan
perpustakaan IPB sebagai bahan referensi yang digunakan mahasiswa
apakah sudah maksimal dalam penulisan skripsi, serta untuk
mengetahui apa saja kendala yang dihadapi mahasiswa dalam
memanfaatkan jurnal elektronik tersebut.
Pembahasan
b.
Perpustakaan Perguruan tinggi
1.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis
dari sekian banyak jenis perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi
adalah perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi
atau sekolah tinggi, akademik, dan pendidikan tinggi lainnya, yang
merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi.12
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian dari
suatu perguruan tinggi, maksudnya perpustakaan perguruan tinggi
memberikan unsur penunjang bagi perguruan tinggi itu sendiri dalam
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta
membantu perguruan tinggi untuk mencapai tujuannya. Karena itu,
perpustakaan perguruan tinggi sering biasa dikenal dengan jantungnya
perguruan tinggi.13
Menurut Sulistyo-Basuki, perpustakaan perguruan tinggi
memiliki tujuan umum, di antaranya:14
Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi,
1.
baik dosen maupun mahasiswa, sering pula para staf perguruan
tinggi;
Menyediakan bahan referensi pada semua tingkat akademis,
2.
artinya dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa
program pascasarjana dan pengajar tersedia kebutuhannya;
Menyediakan ruang belajar untuk para pemakai perpustakaan;
3.
12Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, Manajemen Perpustakaan Perguruan
2007), 7.
17Sekretariat Negara Republik Indonesia, “Undang-undang Republik
381.
19Ade Kohar, Teknik Penyusunan Kebijakan Pengembangan Koleksi.
Page 8
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
8
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
Dalam sebuah perpustakaan perguruan tinggi terdapat
berbagai macam koleksi perpustakaan, di antaranya koleksi dalam
bentuk tercetak, non-cetak serta dalam bentuk elektronik.20
Pemanfaatan Jurnal elektronik
2.
Pengertian pemanfaatan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesiaadalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan.21 Pemanfaatan
dilakukan dengan cara memanfaatkan jurnal elektronik untuk
pemenuh kebutuhan informasi penggunanya.
Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan
pemustaka dalam menggunakan jurnal dalam hal mencari informasi
yang dibutuhkan.22 Pemanfaatan jurnal elektronik pada dasarnya
merupakan layanan cyber dengan beragam informasi yang bersumber
dari jaringan dan mempunyai peran dalam meningkatkan pelayanan
terhadap pemustakanya.23
Pemanfaatan jurnal elektronik yang tersedia merupakan
suatu proses aktivitas yang dilakukan pemustaka untuk memenuhi
kebutuhannya. Informasi yang terdapat dalam jurnal cukup berperan
dalam bidang kajian ilmu pengetahuan yang selalu membutuhkan data
yang mutakhir dan akurat.24
Jurnal elektronik yang dilanggan oleh perpustakaan
dimanfaatkan oleh pemustaka untuk memperoleh informasi yang
Perpustakaan: Suatu Implementasi Studi Retrospektif (Jakarta: t.p., 2003), 6.
20Yuyu Yulia, Pengadaan Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,
1993), 3.
21Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta:
Bisnis Oleh Sivitas Akademika Pada Perpustakaan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
(FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, UIN Syarif Hidayatullah, 2011.
23Harisyah dan Muhammad Azwar, “Pemanfaatan Jurnal Elektronik Oleh
Universitas Riau Pekanbaru”, Jurnal Gema Pustakawan, 1, No. 1 (Mei 2013), 27.
Page 9
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
9
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
dibutuhkannya untuk kajian ilmiah, tesis, dan tugas-tugas yang
membutuhkan suatu data yang akurat.
Jurnal elektronik dapat dibedakan menjadi 2 kelompok dari
segi akses, yaitu: (1) jurnal elektronik dapat diakses tanpa adanya
biaya dan dapat didownload lalu dicetak dengan bebas (open access);
(2) jurnal elektronik tidak dapat diakses bila tidak melanggannya dan
menggunakan password untuk mengaksesnya (closed access). Pendapat
lain tentang jenis jurnal elektronik, yaitu: (1) jurnal yang terbit hanya
dalam bentuk elektronik (electronic-only journal); (2) jurnal versi
elektronik dengan versi cetakannya.25
Jurnal elektronik yang dapat diakses dengan open access
merupakan sebuah jurnal yang berisi sumber informasi yang
memungkinkan pengguna untuk mengkases karya ilmiah secara gratis.
Jurnal elektronik yang tersedia secara online, siapapun di seluruh
dunia dapat mengkasesnya tanpa hambatan baik dalam masalah
legal maupun teknis.26 Adapun jurnal online closed access merupakan
sebuah jurnal yang dilanggan oleh sebuah instansi atau badan dan
dalam mengkasesnya membutuhkan username atau password untuk
mengkases jurnal tersebut.
Ada juga jurnal elektronik yang dapat dibedakan menurut
bentuk pengirimannya, mengidentifikasi adanya tiga bentuk
penerbitan jurnal elektronik, yaitu:
Jurnal elektronik adalah jurnal yang terpasang melalui
1.
komputer utama seperti Bibliographic Retrieval Services;
Jurnal pada CD-ROM adalah jurnal yang berbentuk teks
2.
penuh atau jurnal yang dikoleksi dari berbagai subjek jurnal
tercetak yang ada, dan versi elektroniknya ditempatkan pada
CD-ROM;
Jurnal pada
3.
network adalah jurnal dalam bentuk jaringan kerja
yang didasarkan pada perangkat lunak mailing list atau aplikasi
25Etty Andrianty, “Pemanfaatan Jurnal Elektronis dan Kemuktahiran
Online, 149.
Page 10
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
10
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
komputer klien atau server yang termasuk di dalamnya, seperti:
Gopher, FTP, dan World Wide Web (www) pada situs web
internet.27
Jurnal elektronik Sebagai Sumber referensi
3.
Sumber referensi mengikuti perkembangan teknologi
sehingga pada saat ini sumber referensi tersedia dalam bentuk digital.
Bentuk digital tidak terlepas dari keberadaan jaringan internet yang
mendukung keberadaan sumber referensi digital dan berdampak luar
biasa dalam perkembangan informasi.
Menurut Reitz (2004) dalam Online Dictionary of Library
Information Science, sumber referensi adalah:28
Any publication used by a reference librarian to provide authoritative
information in response to a reference question, including but not
limited to reference books, catalog records, printed indexes and
abstracting services, and online bibliographic databases. Individuals
and services outside the library who can be relied upon to provide
authoritative information are considered resources for referral.
Publikasi yang digunakan pustakawan sebagai referensi untuk
memberikan informasi dalam menanggapi pertanyaan, tidak terbatas
hanya buku referensi, tetapi juga catatan katalog, indeks dan abstrak,
serta pangkalan data online. Layanan di luar perpustakaan dapat
diandalkan untuk memberikan informasi yang dapat dianggap sebagai
bahan rujukan.
Sumber referensi digital dapat berupa buku elektronik dan
jurnal elektronik. Sumber informasi berbasis internet tersedia
sepanjang waktu, terlepas dari waktu buka perpustakaan, dan tidak
rentan terhadap pencurian atau kerusakan, serta mudah diperbaruhi
oleh penerbit, dan internet merupakan sumber utama mahasiswa
dalam pencarian informasi. Untuk sumber referensi, ketersediaan
informasi yang mutakhir sangat dibutuhkan oleh para peneliti.
27H. Woodward, “Cafe Jus: an Electronic Journals User Survey”, Journals
564.
Page 11
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
11
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
Informasi pada jurnal elektronik yang lebih mutakhir berisi artikel-
artikel dari hasil penelitian yang terbaru dan aktual.29
Penelitian mengenai pemanfaatan jurnal elektronik sebagai
sumber referensi di Department of Botany of Aligarh Muslim University
pernah dilakukan oleh Shajarul Islam Khan. Dalam penelitian ini
ditemukan bahwa hampir semua mahasiswa menyadari keberadaan
jurnal elektronik (90,91%), perpustakaan dan internet menjadi sumber
yang memberikan informasi tentang jurnal elektronik baik untuk
para peneliti maupun mahasiswanya. Hampir setiap hari mereka
menggunakan fasilitas jurnal elektronik. ,PDF menjadi format yang
paling disukai untuk membaca artikel. Para peneliti lebih menggunakan
jurnal elektronik sebagai bahan referensi agar penelitiannya lebih
mendalam. Ditemukan kesulitan dalam memanfaatkan jurnal
elektronik di antaranya kurangnya pelatihan, tidak tersedia teks yang
lengkap, dan jumlah jurnal yang dilanggan masih kurang. Walaupun
begitu mereka merasa puas dengan fasilitas infrastruktur untuk
mengakses jurnal elektronik.
Sumber referensi elektronik tetap mempertahankan
karakteristik dari referensi tercetaknya. Jurnal elektronik dapat
dijadikan akses bagi perpustakaan perguruan tinggi dalam
meningkatkan pelayanan terhadap koleksi digital untuk penggunanya.
Pemanfaatan jurnal elektronik sebagai sumber referensi dalam
penulisan skripsi membuat nilai tambahan informasi yang relevan
tentang penelitian yang diambil.
metodologi Penelitian
4.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan pendekatan
penelitian menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di Perpustakaan Institut Pertanian Bogor beralamat di
Jalan Kamper, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Indonesia
16680. Perpustakaan ini melanggan banyak jurnal, baik jurnal
tercetak dan jurnal online. Jurnal online yang dilanggan kebanyakan
mengenai ilmu yang berkaitan dengan pengetahuan alam. Penelitian
29Andrianty, “Pemanfaatan Jurnal Elektronis dan Kemuktahiran
Page 12
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
12
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
ini dilaksanakan selama 8 bulan, dari bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Januari 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester akhir
atau yang sedang mengerjakan skripsi sebanyak 7.603 mahasiswa dari
jumlah mahasiswa angkatan tahun 2012/2013 dan 2013/2014.30
tabel 1. Jumlah Mahasiswa Angkatan 2012/2013 dan 2013/2014
No. Tahun Angkatan
Jenis Kelamin
Jumlah
1
2012
Laki-laki
1.506 (38,9%)
Perempuan
2.361 (61,1%)
2
2013
Laki-laki
1.574 (42,1%)
Perempuan
2.162 (57,9%)
Total
7.603
Sumber: www.tpb.ipb.ac.id
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang pada
saat penelitian berada di perpustakaan dan sedang mengerjakan
skripsi dan bersedia mengisi kuesioner yang disediakan. Rumus yang
digunakan adalah rumus Slovin dengan tingkat kesalahan ± 10%
untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini,31
sebagai berikut.
n = (n/1+n.e2)
Keterangan:
n
= Ukuran sampel
N
= ukuran populasi
e
= Taraf kesalahan sebesar 10%
Berdasarkan perhitungan, maka ditetapkan sampel sebanyak
99 orang. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan
sampel. Purposive sampling adalah teknik yang menetapkan responden
untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria tertentu.32 Metode
pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sekunder
30Tingkat Persiapan Bersama IPB, “TPB dalam Angka 2012/2013”,
34.
32Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi dengan Metode
Page 13
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
13
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
meliputi observasi, menyebarkan kuesioner, studi literatur, dan
dokumentasi.
Uji validitas dan realibilitas dilakukan dengan uji kuesioner
terhadap 75 responden (mahasiswa) di Perpustakaan IPB yang status
sedang dalam penulisan skripsi. Pengujian validitas ini menggunakan
Pearson Correlation. Hasil uji validitas menunjukan bahwa semua
pertanyaan valid. Pertanyaan yang valid dikarenakan Pearson di
atas 0,227. Uji reabilitas ini menggunakan pengukuran reabilitas
pengujian Alpha Cronbach (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha (r11) > 0,6033. Hasil reabilitas dapat
disimpulkan bahwa data yang diperoleh adalah relibel karena Cronbach
Alpha > 0,60.
Data yang telah dikumpulkan, diolah terlebih dahulu kemudian
disajikan dalam bentuk table-tabel untuk kepentingan analisis.
Pengolahan data meliputi editing, coditing, tabulasi dan analisis data.
Hasil dan Pembahasan
5.
Pengetahuan mahasiswa terhadap Jurnal elektronik d yang
a.
Dilanggan Perpustakaan iPb
Tabel di bawah ini merupakan tabel pengetahuan mahasiswa
terhadap jurnal elektronik (Proquest, Science Direct, EBSCOhost,
dan CabDirect) yang dilanggan di Perpustakaan IPB. Dari tabel
berikut, dapat diketahui berapa banyak pemustaka yang mengetahui
keberadaan jurnal online yang dilanggan Perpustakaan IPB.
tabel 2. Pengetahuan Mahasiswa terhadap Jurnal Elektronik
Hal
Jawaban
Terbanyak
Jumlah
Persentase
Pengetahuan mahasiswa terhadap
keberadaan jurnal elektronik
Ya
87 responden
(∑N=99)
87,9%
Media dalam penulisan skripsi
Media
elektronik
81 responden
(∑N=99)
81,8%
Sumber referensi mahasiswa dalam
penulisan skripsi
Jurnal online
49 responden
(∑N=99)
49,5%
33Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, 57.
Page 14
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
14
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
Informasi keberadaan jurnal
elektronik
Dosen
27 responden
(∑N=87)
31%
Informasi cara penelusuran jurnal
elektronik
Belajar
sendiri
35 responden
(∑N=87)
40,2%
Waktu ketika mengetahui
keberadaan jurnal elektronik
Sudah
1-2 tahun
terakhir
42 responden
(∑N=87)
48,3%
Rata-rata Persentase
56,4%
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa hampir seluruh (87,9%)
pemustaka menyadari keberadaan jurnal eletronik yang dilanggan
Perpustakaan IPB. Mereka menjawab hampir seluruh (81,8%)
penggunaan media elektronik sebagai media dalam penulisan skripsi
mereka untuk mencari bahan referensi. Hal tersebut dibuktikan
dengan hampir setengah (49,5%) jurnal eletronik dimanfaatkan
sebagai sumber referensi dalam penulisan skripsi.
Mereka yang mengetahui keberadaan jurnal eletronik hampir
setengahnya menjawab dosen sebagai sumber informasi keberadaan
jurnal eletronik yang dilanggan perpustakaan. Hampir setengah
(40,2%) mahasiswa mengetahui cara penelusuran koleksi jurnal
eletronik dengan belajar sendiri, hal ini terbukti dengan hampir
setengah (48,3%) mahasiswa sudah mengetahui keberadaan jurnal
eletronik sudah 1-2 tahun terakhir.
Berdasarkan data di atas, maka dapat digeneralisasikan untuk
pengetahuan mahasiswa terkait jurnal online yang dilanggan oleh
Perpustakaan IPB yaitu sebagian besar (56,4%) mahasiswa mengetahui
keberadaan jurnal online yang dilanggan. Pernyataan tersebut
didapatkan dari penjumlahan persentase pada tabel 2 kemudian dibagi
dengan enam hal yang terkait dengan pengetahuan mahasiswa tentang
keberadaan jurnal online yang dilanggan. Jadi, jumlah yang didapatkan
dari persentase tersebut 338,7:6 maka didapatkan hasil 56,4%.
Hasil tersebut merupakan hal yang baik karena lebih dari
setengah responden mengetahui tentang jurnal elektronik yang
dilanggan perpustakaan. Ini menunjukkan bahwa sosialisasi
perpustakaan cukup baik, hanya perlu lebih ditingkatkan dan secara
Page 15
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
15
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
rutin mengadakan sosialisasi terkait jurnal elektronik. Misalnya,
mengadakan sosialisasi tentang jurnal elektronik saat ospek mahasiswa
berlangsung agar semua mahasiswa mengetahuinya.
Pemanfaatan Jurnal
b.
OELEKTRONIK d Sebagai Sumber
referensi dalam Penulisan Skripsi
Tabel di bawah ini merupakan tabel pemanfaatan jurnal
eletronik yang dilanggan di Perpustakaan IPB. Dari tabel berikut ini
dapat diketahui berapa banyak mahasiswa yang memanfaatkan koleksi
jurnal eletronik sebagai sumber referensi dalam penulisan skripsi.
tabel 3. Responden Mahasiswa yang Memanfaatkan
Jurnal Elektronik
Hal
Jawaban
Terbanyak
Jumlah
Persentase
Pemanfaatan jurnal elektronik
sebagai sumber referensi dalam
penulisan skripsi
Ya
75 responden
(∑N=87)
86,2%
Pada tabel 3 dapat dilihat hampir seluruh (86,2%)
mahasiswa yang mengetahui keberadaan jurnal eletronik dan juga
memanfaatkannya.
tabel 4. Pemanfaatan Jurnal Elektronik
Hal
Jawaban
Terbanyak
Jumlah
Persentase
Jurnal elektronik yang banyak
digunakan
ScienceDirect
60 responden
(∑N=75)
80%
Hal yang mempengaruhi
pemanfaatan jurnal elektronik
Keinginan untuk
memenuhi
informasi yang
update dan akurat
57 responden
(∑N=75)
76%
Page 16
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
16
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
Estimasi frekuensi pemanfaatan
jurnal elektronik
Jarang (2-3 kali
sebulan)
30 responden
(∑N=75)
40%
Estimasi durasi waktu
pemanfaatan jurnal elektronik
Kurang dari 2 jam
26 responden
(∑N=75)
34,7%
Cara memanfaatkan jurnal
elektronik
Mengunduh
62 responden
(∑N=75)
82,7%
Jumlah artikel yang digunakan
dalam sebagai bahan referensi
3-4 Artikel
26 responden
(∑N=75)
34,7%
Jurnal elektronik memenuhi
kebutuhan mahasiswa
Cukup memenuhi
45 responden
(∑N=75)
60%
Kemudahan dalam mencari
koleksi jurnal elektronik
Mudah
31 responden
(∑N=75)
41,3%
Rata-rata Persentase
56,2%
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa hampir seluruh (80%)
mahasiswa, ScienceDirect merupakan jurnal elektronik yang paling
banyak digunakan sebagai bahan referensi dalam penulisan skripsi.
Dalam hal yang mempengaruhi pemanfaatan jurnal elektronik,
hampir seluruh (76%) mahasiswa memanfaatkan jurnal elektronik
yang dilanggan karena keinginan untuk memenuhi informasi yang
update dan akurat.
Hampir setengah (40%) dari responden menyatakan estimasi
pemanfaatan jurnal elektronik yang dilanggan dalam waktu yang
jarang (2-3 kali sebulan), hampir setengah (34,7%) mahasiswa dapat
menghabiskan waktu sekitar kurang lebih 2 jam, dalam memanfaatkan
jurnal elektronik untuk mencari informasi yang sesuai mereka
inginkan untuk menambah bahan referensi dalam penulisan skripsi.
Para mahasiswa hampir seluruhnya (82,7%) cenderung mengunduh
koleksi jurnal elektronik.
Hampir setengah (34,7%) mahasiswa memakai sebanyak 3-4
artikel untuk bahan referensi dalam penulisan skripsi. Sebagian besar
mahasiswa (60%) menilai bahwa jurnal elektronik yang dilanggan
perpustakaan cukup memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam
penulisan skripsi. Hal ini dibuktikan dengan hampir setengah (41,3%)
mahasiswa menyatakan mudah bagi mereka dalam mencari koleksi
jurnal elektronik.
Page 17
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
17
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan terkait
dalam pemanfaatan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan
untuk bahan referensi, yaitu sebagian besar (56,2%) mahasiswa
memanfaatkan jurnal elektronik yang dilanggan Perustakaan IPB
sebagai bahan referensi dalam penulisan skripsi. Pernyataan tersebut
didapatkan dari penjumlahan persentase pada tabel 4 lalu dibagi
dengan 8 (delapan) hal yang terkait dengan pemanfaatan jurnal
elektronik yang dilanggan. Jadi jumlah yang didapatkan dari persentase
tersebut 449,4:8 maka didapatkan hasil 56,2%.
tabel 5. Rekapitulasi Pemanfaatan Jurnal Elektronik
Secara Keseluruhan
Hal
Jumlah
Persentase
Banyak responden yang memanfaatkan
jurnal elektronik
75 Responden
(∑N=87)
86,2%
Pemanfaatan jurnal elektronik
75 Responden
56,2%
Rata-rata Persentase
71,2%
Dari tabel 5 dapat digeneralisasikan bahwa sebagian besar
(71,2%) responden yang sudah mengetahui keberadaan jurnal
elektronik yang dilanggan perpustakaan. Sebagian besar mahasiswa
memanfaatan jurnal elektronik sebagai bahan referensi dalam
penulisan skripsi. Hal tersebut berarti mahasiswa masih banyak yang
membutuhkan informasi yang update dan akurat dari koleksi pada
jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan.
kendala dalam memanfaatkan Jurnal elektronik yang
c.
Dilanggan Perpustakaan iPb
Tabel di bawah ini merupakan tabel kendala yang dihadapi
dalam pemanfaatan jurnal elektronik yang dilanggan Perpustakaan
IPB.
tabel 6. Kendala yang Dihadapi dalam Pemanfaatan
Jurnal Elektronik
Hal
Jawaban
Terbanyak
Jumlah
Persentase
Page 18
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
18
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
Mahasiswa merasa kesulitan dalam
memanfaatkan jurnal elektronik
Jarang
44 responden
(∑N=75)
58,7%
Jenis kesulitan yang dihadapi
mahasiswa
Koleksi jurnal
elektronik yang
berbahasa asing
39 responden
(∑N=75)
52%
Kesulitan mengurungkan niat
untuk memanfaatkan jurnal
elektronik
Jarang
50 responden
(∑N=75)
66,7%
Rata-rata Persentase
59,1%
Dari tabel 6 dijelaskan bahwa sebagian besar (58,7%) mahasiswa
jarang merasa kesulitan ketika memanfaatkan jurnal elektronik
yang dilanggan perpustakaan, sebagian besar (52%) mahasiswa
menyatakan bahwa kesulitan yang dihadapi mahasiswa paling banyak
karena koleksi jurnal elektronik yang berbahasa asing sehingga sulit
dimengerti. Tetapi mahasiswa yang merasa kesulitan sebagian besar
(66,7%) menyatakan jarang mengurungkan niat untuk memanfaatkan
jurnal elektronik tersebut.
Berdasarkan data di atas, maka dapat digeneralisasikan untuk
kendala dalam memanfaatkan jurnal elektronik yaitu sebagian besar
(59,1%) mahasiswa mendapatkan kendala ketika sedang memanfaatkan
jurnal elektronik. Pernyataan tersebut didapatkan dari penjumlahan
persentase pada tabel 6 kemudian dibagi dengan tiga hal yang terkait
dengan kendala dalam pemanfaatan jurnal elektronik yang dilanggan.
Jadi jumlah yang didapatkan dari persentase tersebut 177,4:3 maka
didapatkan hasil 59,1%. Dengan hal ini, berarti lebih dari setengah
responden merasakan kendala yang dihadapi, dan mereka merasa
kendala seperti koleksi jurnal elektronik yang berbahasa asing menjadi
paling utama dari berbagai kendala yang ada. Hal ini disebabkan
karena jurnal elektronik yang dilanggan Perpustakaan IPB adalah
jurnal internasional.
Simpulan
C.
Pengetahuan mahasiswa terhadap jurnal elektronik yang
dilanggan Perpustakaan IPB cukup tinggi. Tingkat pemanfaatan
jurnal elektronik sebagai bahan referensi juga relatif tinggi. Sebagian
Page 19
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
19
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
besar mahasiswa telah memanfaatan jurnal elektronik sebagai
referensi dalam penulisan skripsi. Ini menunjukkan bahwa mereka
membutuhkan informasi yang update dan akurat dari jurnal elektronik
yang dilanggan perpustakaan. Kendala dalam memanfaatkan jurnal
elektronik disebabkan karena kebanyakan artikelnya berbahasa asing,
serta koleksi yang dicari tidak tersedia. Meskipun kesulitan, mereka
tetap memanfaatkan jurnal elektronik tersebut.
Beberapa saran yang diperlukan adalah perlunya
mensosialisasikan dan meningkatkan promosi terhadap koleksi jurnal
elektronik secara lebih rutin dan teratur kepada para pemustaka, agar
koleksi jurnal elektronik dapat diketahui dan dimanfaatkan lebih baik
lagi oleh para sivitas akademika Institut Pertanian Bogor. Selain itu,
perlunya penambahan koleksi jurnal elektronik dalam berbagai bidang
yang ada di semua fakultas IPB.
Page 20
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
20
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
Daftar PuStaka
Andrianty, Etty. “Pemanfaatan Jurnal Elektronis dan Kemuktahiran
Informasi yang Disitir dalam Publikasi Primer”. Jurnal
Perpustakaan Pertanian, 14, No. 2 (2005).
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara, 2013.
———. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina
Aksara, 1998.
———. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rienke
Cipta, 2013.
Azwar, Muhammad. Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran
Informasi Online. Makasar: Alauddin University Press, 2013,
http://eprints.rclis.org/25687/.
Curtis, Donnelyn. E-Journals: a How to Do It Manual for Building,
Managing, and Supporting Electronic Journal Collections.
London: Facet Publishing, 2005.
Diann, Rusch-Feja, dan Uta Siebeky. “Evaluation of Usage and
Acceptance of Electronic Journals: Result of a Survey of Max
Planck Society Researchers Including Usage Statistics from
Elesevier, Springer, and Academic Press”. D-Lib Magazine,
1999.
Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014.
EBSCOhost. “Database EBSCOhost”.
EBSCOhost, http://
web.b.ebscohost.com/ehost/search/select.
Elsevier. “About ScienceDirect”. Elsevier, https://www.elsevier.com/
solutions/sciencedirect.
Fathur, Akhmad. Cara Mudah Mencari Jurnal Ilmiah dengan Google
Scholar, 2012. http://fathur.dosen.unimus.ac.id/2012/11/19/
cara-mencari-jurnal-ilmiah-dengan-mudah/.
Page 21
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
21
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
Giantama, Pettika Sari. “Pemanfaatan E-Journal pada Pusat
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. UIN Syarif
Hidayatullah, 2014.
Harisyah, Harisyah dan Muhammad Azwar. “Pemanfaatan Jurnal
Elektronik Oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makasar”. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi,
dan Kearsipan Khizanah al-Hikmah, 3, No. 1 (2015), http://
journal.uin-alauddin.a.id/index.php/khizanah-al-hikmah/
article/view/588.
Hariyanto, Didik. “Teknik Penelusuran Informasi Ilmiah”.
Dipresentasikan pada Workshop Penulisan Karya Tulis Ilmiah,
Sidoarjo, 3 Oktober 2015, http://fisip.umsida.ac.id/downlot.
php?file=Materi%20workshop%20penulisan%20karya%20
ilimiah%20sesi%201%20(3%20Oktober%202015).ppt .
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2006.
Hasan, Thamrin. “Kajian Pemanfaatan Jurnal Online pada Perpustakaan
Universitas Riau Pekanbaru”. Jurnal Gema Pustakawan, 1, No.
1 (Mei 2013).
Hermawan, Warsito. Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan
Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Institute for the Future. “E-Journal Usage and Scholarly Practice: an
Ethnographic Perspective on The Role and Impact of E-Journal
Usage among Users of Biomedical Literature”. Stanford
University Libraries, 2001, www.ejust.stanford.edu/findings/
full_0801.pdf.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar dan
Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti
Pemula. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Kantor Manajemen Mutu IPB. “Status Akreditasi IPB”, http://kmm.
ipb.ac.id/status-akreditasi/.
Khan, Shajarul Islam. “Use of E-Journals by Students and Research
Scholars in the Department of Botany of Aligarh Muslim
Page 22
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
22
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
University”. Library Philosophy and Practice, 2012, http://unllib.
unl.edu/LPP/.
Kohar, Ade. Teknik Penyusunan Kebijakan Pengembangan Koleksi
Perpustakaan: Suatu Implementasi Studi Retrospektif. Jakarta:
t.p., 2003.
Lancaster, F.W. “The Evolution of Electronic Publishing”. Library
Trends, 43 (1995), www.ideals.illinois.edu/bitstream/
handle/2142/7981/librarytrendsv43i4c_opt.pdf?sequence=1.
Meriam-Webster, Incoporated. “Definition of Reference”, https://www.
merriam-webster.com/dictionary/reference.
Moghaddam, Golnessa Galyani, dan V.G. Talawar. “The Use of
Scholarly Electronic Journals at the Indian Institute of Science:
a Case Study in India”. Emerald Group Publishing Limited, 36,
No. 1 (2008), http://eprints.uni-mysore.ac.in/13972/1/1697377.
pdf.
Murniati, Andi. “Pemanfaatan E-Journal dan E-Book Oleh Mahasiswa
di Lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska
Riau”. Curriculum Development and Instructional Journal,
http://jurnal.upi.edu/cdid/view/1361/.
Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital: dari A sampai Z. Jakarta:
Cita Karyakarsa Mandiri, 2008.
———. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan
Tinggi. Jakarta: Sagung Seto, 2007.
Perpustakaan Institut Pertanian Bogor. “Fasilitas Perpustakaan”.
Perpustakaan Institut Pertanian Bogor, https://perpustakaan.
ipb.ac.id/fasilitas/.
———. “Keanggotaan Perpustakaan IPB”. Perpustakaan Institut
Pertanian Bogor, https://perpustakaan.ipb.ac.id/keanggotaan/.
———. “Leaflet Perpustakaan IPB”. Perpustakaan Institut Pertanian
Bogor, https://perpustakaan.ipb.ac.id/leaflet/.
———. “Profil Perpustakaan IPB”. Perpustakaan Institut Pertanian
Bogor, http://perpustakaan.ipb.ac.id/in/profil.html.
Page 23
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
23
Pemanfaatan Jurnal Elektronik...
———. “Sejarah Singkat Perpustakaan IPB”. Perpustakaan Institut
Pertanian Bogor, https://perpustakaan.ipb.ac.id/sejarah-
singkat/.
———. “Struktur Organisasi Perpustakaan IPB”. Perpustakaan Institut
Pertanian Bogor, https://perpustakaan.ipb.ac.id/struktur-
organisasi/.
Rahayuningsih, F. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007.
Ratnaningsih. “Judul Database Jurnal Online yang Dilanggan
Perpustakaan IPB”, https://mail.google.com/mail/u/0/#search/
ratna/.
Reitz, Joan M. ODLIS: Online Dictionary of Library and Information
Science. Westport: Western Connecticut State University
Library, 2004, http://repository.wcsu.edu/library_books/1.
Rejeki, Ovie Dwi. “Pemanfaatan E-Jurnal yang Dilanggan
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas bagi
Mahasiswa Kedokteran”. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan
dan Kearsipan, 2, No. 1 (2013).
Saleh, Abdul Rahman, dan Fahidin. Manajemen Perpustakaan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1995.
Salim, Peter. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Modern English Press, 2002.
Santoso, Priyambudi. “Pemanfaatan Media Internet untuk Menulis
Karya Ilmiah Widyaiswara”. 2009, http://docplayer.
info/29757662-Pemanfaatan-media-internet-untuk-menulis-
karya-ilmiah-widyaiswara-oleh-priyambudi-santoso-
widyaiswara-utama.html.
Sawitry, Niken Dwi. “Pemanfaatan Koleksi E-Journal Bidang Ekonomi
dan Bisnis Oleh Sivitas Akademika Pada Perpustakaan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
UIN Syarif Hidayatullah, 2011.
Page 24
Muhammad Azwar dan Rizka Amaliah
24
Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017
Sekretariat Negara Republik Indonesia. “Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan”.
2007.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2013.
Subiyantoro, Arief, dan F.X. Suwarto. Metode dan Teknik Penelitian
Sosial. Yogyakarta: Andi Offset, 2007.
Sudjana, Nana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru, 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi dengan Metode
R&D. Bandung: Alfabeta, 2007.
———. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2014.
———. Statistik Non Parametis untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta,
2001.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Dokumentasi Ilmiah. Jakarta: Gramedia,
1989.
———. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1991.
Sutarno N.S. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Tingkat Persiapan Bersama IPB. “TPB dalam Angka 2012/2013”. Januari
2014, http://tpb.ipb.ac.id/tpb-dalam-angka/category/40-tpb-
dalam-angka-20122013.
Tresnawan, Arif Dj. “Jurnal Elektronik: Berbagi Pengalaman
Proses Berlangsung Jurnal Online di UPT Perpustakaan
UNISBA”. 2004, http://www.digilib.itb.ac.id/agenda/orientasi-
perpustakaan.
Widyawan, Rosa. Agar Inforamsi Menjadi Lebih Seksi: Pengantar
Pelayanan Kemas Ulang Informasi. Jakarta: Media Kampus
Indonesia, 2014.
Woodward, H. “Cafe Jus: an Electronic Journals User Survey”. Journals
of Digital Information, 1, No. 3 (1998).
Yulia, Yuyu. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,
1993.
Page 2
Jamaluddin / JUPITER Vol. XIV No.2 (2015)
39
penulis yang berbeda. Definisi awal oleh
McMillan (1991) dijelaskan jurnal elektronik
sebagai "setiap serial yang diproduksi, diterbitkan,
dan didistribusikan melalui jaringan elektronik
seperti Bitnet dan Internet." Selanjutnya Smith
(2003) memberikan definisi yang jelas tentang e-
jurnal sebagai "setiap jurnal yang tersedia secara
online, termasuk yang tersedia baik elektronik dan
tercetak". E-jurnal, oleh karena itu, adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan sebuah
publikasi berkala yang diterbitkan dalam bentuk
digital yang akan ditampilkan di layar komputer.
E-jurnal diakses melalui jalan raya
informasi global, hingga menuju ke koleksi perpu-
stakaan pada tingkat pertumuhan eksponensial.
Perpustakaan melakukan pekerjaan yang luas
untuk member layanan e-jurnal yang tersedia
untuk pengguna dan menjaga agar sejajar dengan
perkembangan terbaru di bidang yang diminati
pemustaka.
E-jurnal dapat diakses secara gratis, namun
banyak pula yang dilangganan dengan membayar
biaya nominal bersama dengan berlangganan
tercetaknya. Akses ke e-jurnal umumnya
disediakan baik oleh penerbit atau melalui agen.
E-jurnal telah memberikan peluang yang sangat
baik untuk mengakses informasi ilmiah, yang
sebelumnya di luar jangkauan perpustakaan
karena kendala geografis. E-jurnal memiliki
banyak fitur yang ditambahkan untuk fasilitasi
perpustakaan dan masyarakat penggunanya. Ini
menawarkan akses bersamaan dengan konten
ilmiah untuk beberapa pengguna. Jadi ini adalah
keuntungan bagi kampus besar di mana terdapat
ratusan pengguna dengan banyak departemen.
Fitur lain dari e-jurnal meliputi pencarian teks
lengkap, fasilitas multimedia dan link hypertext.
Pencarian teks jauh lebih mudah dan
praktis. E-jurnal juga mencakup multimedia dan
grafis yang menarik pembaca. Juga hypertext yang
tersedia di e-jurnal akan langsung link ke area
minat terbesar dan hasil dalam membaca kreatif.
Maxymuk (2004) menekankan bahwa keuntungan
dari jurnal elektronik adalah tidak membutuhkan
ruang fisik yang diperlukan dan aksesibilitas dari
hampir semua workstation yang dapat terhubung
dari jarak jauh ke jaringan lembaga. Jadi e-jurnal
dapat diakses sepanjang jam di seluruh hambatan
geografis, yang membuat e-jurnal dapat diakses
mana-mana. Hal yang paling beruntung tentang e-
jurnal adalah bahwa baik perpustakaan maupun
pengguna dapat menaklukkan masalah isu hilang
(kehilangan isu pada nomor seri tertentu) dan
keterlambatan dalam menerima isu-isu baru.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa e-jurnal
benar-benar mimpi yang menjadi kenyataan baik
untuk pustakawan maupun pengguna perpusta-
kaan. Akibatnya perpustakaan sekarang dibujuk
untuk berlangganan e-jurnal dari berbagai macam
penerbit dan provider (penyedia layanan).
Perpustakaan mengelola dan menyediakan
e-jurnal guna memenuhi kebutuhan pengguna
perpustakaan yang selalu berubah dan terus
berkembang mengikuti perkembangan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Memahami
bagaimana kebutuhan itu berubah dan berkem-
bang merupakan unsur penting dalam perencanaan
layanan informasi di masa mendatang. Pada
umumnya pengguna perpustakaan membutuhkan
informasi yang cepat dan beragam, artinya
pengguna perpustakaan tidak hanya membutuhkan
informasi sesuai bidang yang sedang didalami
tetapi juga sering kali membutuhkan informasi
lain untuk memperkaya ilmunya, untuk itu
dibutuhkan adanya pelayanan perpustakaan yang
senantiasa dapat memuaskan pengguna perpus-
takaan.
Bila pengelola informasi bisa memahami
kebutuhan informasi pengguna, maka akan mem-
bantu dalam pengembangan layanan perpustakaan.
Hal yang perlu dipikirkan oleh pengelola infor-
masi, diantaranya: a) peningkatan layanan apa saja
yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan e-
jurnal yang sudah ada, b) usaha apa saja yang
harus dilakukan agar layanan e-jurnal diketahui
oleh pemakai, dan c) program kerja apa saja yang
dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan
yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi
pemakai. Imbasnya pustakawan dituntut untuk
selalu menciptakan ide tentang model layanan
guna memenuhi kebutuhan pengguna.
Pengguna perpustakaan perguruan tinggi
dapat dikategorikan sebagai pengguna potensial
online journal. Mereka adalah civitas akademika
dan para peneliti di perguruan tinggi yang
bersangkutan. Selain itu, dari segi kebutuhannya
pun lebih jelas yaitu informasi terkini (current
information) dalam bentuk hasil-hasil penelitian
atau pendapat para ahli di bidangnya. Semuanya
lebih banyak tersedia di jurnal-jurnal ilmiah.
Cakupan online journal berisi berbagai subjek
dalam bentuk artikel hasil penelitian dan juga
pandangan para ahli. Banyak diantaranya
dituliskan kembali di jurnal ilmiah yang kemudian
artikelnya dialihmediakan menjadi artikel digital.
Page 3
Jamaluddin / JUPITER Vol. XIV No.2 (2015)
40
Sudut pandang yang melandasi layanan e-
journal bagi perpustakaan perguruan tinggi adalah
kebutuhan pemustaka yang memiliki sifat dan
karakter berbeda dalam hal mendapatkan layanan
informasi yang terkini, cepat dan tepat, oleh
karena itu perpustakaan sudah seharusnya
melaksanakan tindakan strategi digital untuk
meningkatkan mutu dan layanan pemanfaatan e-
journal. Bentuk strategi digital tersebut berupa
konsep strategi pemasaran produk secara umum
yang memiliki kaitan dengan pengembangan
layanan e-journal di perpustakaan perguruan
tinggi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal elektronik, dalam Wikipedia, (the
free encyclopedia) juga dikenal sebagai ejournals,
e-jurnal, dan serial elektronik, adalah jurnal ilmiah
atau majalah intelektual yang dapat diakses
melalui transmisi elektronik. Dalam prakteknya,
ini berarti bahwa jurnal yang biasanya dipublika-
sikan di Web. Jurnal ini dalam bentuk khusus
dokumen elektronik: yang memiliki tujuan
memberikan bahan studi dan penelitian akademik,
dalam format sekitar seperti artikel jurnal dalam
jurnal tercetak. Banyak jurnal elektronik yang
tercantum dalam direktori seperti Direktori Open
Akses Jurnal (Directory of Open Access Journals),
dan artikel terindeks dalam database bibliografi
dan mesin pencari untuk disiplin akademik.
Lasa HS (2009) mendefinisikan jurnal atau
journal adalah catatan peristiwa dari hari kehari.
Penggunaan kata jurnal untuk berbagai bidang
juga memberi arti yang bervariasi, misalnya jurnal
dalam bidang ekonomi menunjukan sistem
pembukuan rangkap. Jurnal dalam bidang
pelayaran diartikan sebagai logbook berarti buku
untuk mencatat semua kejadian selama pelayaran.
Jurnal sebenarnya merupakan publikasi ilmiah
yang memuat informasi tentang hasil kegiatan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
minimal harus mencakup kumpulan atau kumulasi
pengetahuan baru, pengamatan empiris dan
pengembangan gagasan atau usulan ilmiah.
Dengan demikian jurnal merupakan
representasi dari pengetahuan baru tentang
perkembangan ilmu pengetahuan yang dilaksa-
nakan secara empriris dan biasanya merupakan
gagasan yang terbaru. Sedangkan untuk mende-
finisikan lebih lanjut tentang jurnal elektronik atau
e-journal adalah jurnal yang segala aspek
(penyiapan, review, penerbitan, dan penyebaran)
dilakukan secara elektronik. Latar belakang yang
memunculkan jurnal elektronik adalah mahalnya
percetakan jurnal, kemajuan teknologi komputer
dan meluasnya teknologi jaringan world wide web
(www). Perbedaan media pelayanan yang meng-
garisbawahi jenis layanan antara jurnal dari bahan
tercetak dan e-journal (elektronik jurnal) adalah
dalam bentuk media penyimpanannya saja yakni
elektronik.
Sedangkan Reitz (2007) dalam Siswadi
menggunakan istilah jurnal elektronik (electronic
journals) untuk online journal. Mendefinisikan
bahwa jurnal elektronik sebagai versi digital dari
jurnal tercetak, atau jurnal seperti dalam bentuk
publikasi elektronik tanpa versi tercetaknya,
tersedia melalui email, web atau akses internet.
Baik online journals maupun jurnal tercetak meru-
pakan jurnal dalam cakupan terbitan berseri.
Perbedaannya terletak pada media aksesnya
dimana jurnal tercetak dalam bentuk tercetak
berbahan baku kertas dan dibaca langsung,
sedangkan online journal berupa jurnal dalam
bentuk digital dan untuk membacanya diperlukan
akses internet terlebih dahulu. Keduanya memiliki
sumber informasi yang sama yaitu jurnal.
Karakteristik e-Journal adalah pertama,
memanfaatkan teknologi elektronik dimana antara
penerbit, penulis dan pembaca dapat saling
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
Kedua, memanfaatkan keunggulan TIK (komputer
dan jaringan komputer). Ketiga, data karya tulis
disimpan secara mandiri sehingga dapat diakses
kapan saja dan dimana saja bila penerbit, penulis
dan pembaca memerlukannya.
Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan
media digital, e-jurnal:
1. Ruang dan Waktu. Penggunaan media digital
baik e-book, e-jurnal tentu akan sangat
menghemat ruang, kita tidak perlu membawa
buku-buku tebal yang berat, yang susah mau
dibawa dan dibaca setiap saat. Dengan
bentuknya yang digital, pengguna tinggal
menyimpan dalam bentuk mass storage
device, baik USB,
flashdisk, microSD,
laptop, atau handphone, dan kemudian bisa
membacanya kapan saja.
2. Aksesibilitas. Dengan bertumpu pada format
digital dan ditopang infrastruktur internet,
maka pengguna bisa mengakses file media
digital kapan saja dan dimana saja, dan
melalui perangkat apa saja.
Page 4
Jamaluddin / JUPITER Vol. XIV No.2 (2015)
41
3. Simplisitas. Simpel dan mudah dibawa,
ditransfer ke perangkat apapun.
4. Cost dan harga jual yang lebih terjangkau.
Cost disini meliputi biaya produksi/cetak,
perawatan, distribusi, dan lain-lain.
5. Menggalakkan gerakan Go Green. Dengan
isu global warming yang kuat saat ini dan
kita rasakan dampaknya di berbagai belahan
dunia, salah satunya anomali cuaca, banjir,
dan
lain
sebagainya,
seharusnya
menyadarkan kita untuk semakin mencintai
lingkungan kita. Data menyebutkan bahwa
konsumsi kertas dunia tumbuh 400%
dalam 40 tahun terakhir. Sekarang sekitar 4
juta pohon atau 35% dari total pohon yang
ditebang dipergunakan di industri kertas.
Dalam satu hari ada sampah kertas yang
berasal dari 27.000 batang kayu. Dengan
membaca e-jurnal berarti kita tidak lagi
menggunakan kertas, dengan demikian kita
turut mengurangi penebangan pohon yg
mendukung go-green.
III. PEMBAHASAN
Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan
kegiatan atau aktivitas pengguna dalam menggu-
nakan jurnal dalam hal mencari informasi yang
dibutuhkan. Informasi dalam jurnal bersifat ilmiah
serta mutakhir dan melingkupi berbagai cabang
ilmu pengetahuan. Definisi di atas merupakan
pengembangan dari pengertian pemanfaatan
menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003:
711) yang menyebutkan bahwa “pemanfaatan
mengandung arti yaitu proses, cara, dan perbuatan
memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri”
Manfaat adanya e-jurnal adalah:
1. Merangsang minat baca.
2. Memudahkan akses dan publikasi secara
luas.
4. Meningkatkan daya saing, kualitas, kreatif-
itas, ilmu dan pengetahuan para peneliti/
penulis.
5. Pembuktian kualitas dan kredibilitas institusi
penerbit yang pada akhirnya menjadi media
promosi.
6. Meningkatkan rangking perguruan tinggi.
Namun buku elektronik maupun e-jurnal
sendiri belum populer di kalangan pengguna
internet. Ini merupakan sebuah tantangan seka-
ligus hambatan, selain pada faktor infrastruktur
sendiri. Tantangan untuk memasyarakatkan
penggunaan internet yang cerdas bagi para
akademisi dan mahasiswa di lingkungan pendi-
dikan, dan juga tantangan bagi para penerbit.
Hambatan yang menjadi kendala tentu adalah
faktor infrastruktur jaringan internet, SDM, pera-
watan jaringan dan server, dan minimnya
penyedia layanan untuk convert dari bentuk cetak
ke digital.
Manfaat adanya e-jurnal bagi Pustakawan
Teristimewa bagi pustakawan, e-jurnal
tentu memberi manfaat besar kepada pustakawan
baik sebagai pengelola informasi dalam mening-
katkan layanannya maupun sebagai pejabat
funsional. Manfaat tersebut antara lain:
1. E-jurnal dapat diaplikasikan guna memper-
kaya literatur perpustakaan. Pustakawan
dapat membuat literatur/mengalihmediakan
ke bentuk tercetak maupun CD atau pang-
kalan data sehingga dapat dimanfaatkan
oleh pengguna yang belum bisa mengakses
secara online.
2. Mudah membuat literatur sekunder dengan
subjek khusus dari isi e-jurnal yang dapat
membantu pengguna menunjukkan dan
menemukan informasi ilmiah yang dibu-
tuhkan.
3. E-jurnal yang dilanggan berisi ruang
lingkup subjek yang luas termasuk di
dalamnya bidang ilmu perpustakaan. Pusta-
kawan dapat mengakses dan menemukan
artikel
bidang
perpustakaan
guna
menambah pengetahuan, wawasan berpikir,
dan menemukan ide-ide baru sehingga
dapat meningkatkan kompetensinya sebagai
pengelola perpustakaan.
4. Pemanfaatan internet yang tepat guna, atau
dikatakan internet secara cerdas terutama
penggunaan e-jurnal bagi para pustakawan,
akan mereduksi penggunaan internet pada
hal-hal yang kurang bermanfaat dan tidak
produktif yang akhir-akhir ini didominasi
layanan jejaring sosial. Bukan berarti
penggunaan layanan sosial adalah tidak
cerdas, namun penggunaannya yang
menyita waktu secara berlebihan dan tidak
tepat guna, terbukti sudah menjadi masalah
terutama bagi para pustakawan yang
menjadi tidak produktif karenanya. Selain
itu, harus ada sosialisasi tentang penggu-
naan e-jurnal kepada pustakawan, supaya
tidak terpaku pada kalangan tertentu saja,
dan edukasi penggunaan internet yang
bersifat edukatif, produktif, dan tidak hanya
Page 5
Jamaluddin / JUPITER Vol. XIV No.2 (2015)
42
sisi entertainmentnya saja yang dimanfaat-
kan.
E-jurnal Bagi Pengembangan Karier
Pustakawan
Karier pustakawan dapat lebih berkem-bang
dengan adanya e-jurnal. Pustakawan dapat
mengembangkan ide dengan menciptakan karya
dan bentuk layanan yang menjadi penghubung
antara e-jurnal dengan pengguna sehingga
pengguna dapat mengetahui bahwa di perpus-
takaan terdapat infomasi ilmiah yang dapat
memenuhi kebutuhannya. Di sinilah kompetensi
pustakawan harus ditampilkan untuk membuk-
tikan bahwa pustakawan mampu melakukan
sesuatu yang sangat bermanfaat bagi pengguna
perpustakaan.
Segala bentuk karya dan layanan yang dapat
meningkatkan kualitas layanan perpustakaan
mendapat kontribusi bagi pengembangan karier
pustakawan. Kontribusi ini berupa butir-butir
kegiatan layanan yang dihargai dengan poin
satuan angka kredit yang dapat digunakan untuk
kenaikan jenjang jabatan dan pangkat fungsional
pustakawan.
Ada berbagai karya yang dapat diciptakan
oleh pustakawan dengan memanfaatkan e-jurnal
ini, diantaranya:
a. Membuat literatur sekunter seperti indeks,
abstrak dan semacamnya.
Secara umum indeks adalah petunjuk
yang sistematik kepada satuan-satuan yang
terkandung di dalam, atau konsep yang
diturunkan dari koleksi entitas atau basis
data. Disamping itu, dalam pengertian praktis
indeks juga dapat didefinisikan sebagai daftar
referensi secara alfabetis yang biasanya
terdapat pada bagian akhir sebuah buku.
Dalam ilmu perpustakaan indeks mempunyai
arti yang luas, yang secara umum dapat
diartikan sebagai catatan mengenai nilai-nilai
dari berbagai atribut yang diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar pencarian informasi.
Apabila atribut yang dimaksud adalah subjek
maka bentuk catatan tersebut adalah indeks
subjek, dan apabila atribut yang dimaksud
adalah pengarang maka bentuk catatan
tersebut adalah indeks pengarang. Dalam
pembicaraan kita hari ini, indeks yang
dimaksud adalah indeks judul majalah
ilmiah/jurnal.
Abstrak adalah representasi yang
singkat dan tepat dari kandungan dokumen
yang mencakup semua hal yang penting dari
dokumen asli, dan biasanya mengikuti gaya
dan susunan seperti pada dokumen asli.
Tujuan abstrak adalah untuk menangkap isi
dokumen yang esensial sehingga dalam
waktu yang singkat pembaca dapat
mengetahui informasi yang terkandung dalam
dokumen. Keringkasan (conciseness) dan
keberartian (significance) merupakan dua
konsep penting dalam pengabstrakan.
Abstrak harus ditulis secara jelas, tepat,
komprehensif, tidak terikat (independent) dan
tidak dimaksudkan untuk memberikan kritik
terhadap dokumen. Pembuatan abstrak dapat
dilakukan oleh penulis (author) atau oleh
pengabstrak (abstractor). Penulis merupakan
orang yang paling mengetahui isi dokumen
sehingga diharapkan dapat memilih bagian-
bagian terpenting dalam dokumen yang harus
dituangkan dalam abstrak. Adapun yang
dapat bertindak sebagai pengabstrak adalah
orang yang mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang subjek dokumen yang akan
dibuatkan abstraknya dan memahami metode
pembuatan abstrak.
b. Jasa Kesiagaan Informasi
Layanan Jasa
Informasi Kilat/
Kesiagaan Informasi merupakan jasa yang
diberikan perpustakaan untuk menyebar-
luaskan informasi terbaru yang ada di perpus-
takaan. Dulu, cara yang biasa dilaku-kan
adalah mengirimkan fotocopy daftar isi
majalah atau buku ke pemustaka. Kini,
pustakawan dapat melakukan cara digital
yang lebih cepat dan praktis, yaitu
mengirimkan daftar isi majalah dalam bentuk
e-mail, jadi bukan lagi fotokopi dari daftar isi
majalahnya. Pustakawan perlu menyusun
suatu daftar email pemustaka yang menjadi
pelanggan e-jurnal beserta kajian/disiplin
ilmu yang diminatinya, sehingga mudah
untuk memberikan informasi tentang artikel
terbaru yang berhubungan dengan disiplin
ilmunya. Hal ini perlu dilakukan karena
masih banyak pengguna perpustakaan yang
terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan
sehingga tidak sempat untuk membuka
membaca e-jurnal.
Sasaran JKI ini adalah pengguna
perpus-takaan, peneliti, pengajar, mahasiswa
Page 6
Jamaluddin / JUPITER Vol. XIV No.2 (2015)
43
yang memerlukannya, agar dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini di dunia. Isi JKI dan bidang
kajian yang dapat disajikan adalah berupa
daftar judul majalah pada bidan kajian
tertentu beserta daftar isinya, disusun
menurut abjad judul jurnalnya.
Cara memanfaatkan JKI ini, pertama
peneliti memilih salah satu atau lebih judul
artikel jurnal yang diminati, kemudian meng-
hubungi pustakawan, selanjutnya pustakawan
menelusur dan menemukan artikel yang
diperlukan tersebut. Artikel yang ditemukan
segera diberikan kepada pelanggan dapat
berupa tercetak atau kopi filenya (softcopy).
c. Resensi, Review atau tinjauan
Pengertian Resensi merupakan sebuah
tulisan berupa ulasan mengenai sebuah
buku/artikel dimana didalamnya terdapat
data-data buku/artikel, sinopsis buku/artikel,
bahasan buku/artikel, atau kritikan terhadap
buku/artikel. Tujuan dibuatnya Resensi buku
ini adalah untuk memberikan gambaran
sekilas kepada pembaca (atau calon pembaca
buku) tentang buku tersebut.
Untuk mereview sebuah jurnal ilmiah
atau paper ilmiah terlebih dahulu kita
membaca keseluruhan dari isi jurnal/paper
tersebut dan tahap selanjutnya kita mencoba
untuk menulis-kan kembali dengan bahasa
sendiri pengertian dari jurnal/paper tersebut.
Susah membuat resensi atau tinjauan
suatu artikel tidak menjadi kendala, karena
saat ini artikel dalam e-jurnal seringkali
sudah dilengkapi dengan reviewnya. Pustaka-
wan tinggal mengumpulkan dan menyusun-
nya dalam bentuk buku tinjauan tentang suatu
topik tertentu yang dapat bermanfaat kepada
peng-guna perpustakaan.
d. Kumpulan naskah-naskah untuk diterbitkan
atau didokumentasikan di perpustakaan
Karya pustakawan ini berupa buku
atau monografi yang disusun oleh pustaka-
wan terdiri atas beberapa judul artikel hasil
penelitian, makalah, dan lain-lain. Tiap karya
minimal memuat 7 judul artikel dan setiap
artikel minimal 10 halaman, yang disusun
dan dijilid rapi layaknya sebuah buku yang
akan diterbitkan atau didokumentasikan di
perpus-takaan untuk dibaca oleh pengguna
perpusta-kaan.
Karya-karya pustakawan tersebut di
atas berfungsi untuk lebih mensosialisasi
pemanfaatn e-journal kepada civitas akade-
mika. Jadi walaupun sosialisasi sudah
dilakukan di perpustakaan dengan mengun-
dang beberapa pembicara. Akan tetapi karya
pustakawan tersebut akan lebih mendekatkan
isi dari e-jurnal kepada civitas akademika,
karena masih banyak mahasiswa dan dosen
yang masih kurang memanfaatkan e-jurnal
disebabkan oleh kurangnya informasi yang
merekan dapatkan. Karya-karya tersebut
dapat pula mengenalkan tentang berbagai
jenis produk dan layanan perpustakaan
sehingga pengguna selalu mengunjungi
perpustakaan bila membutuhkan informasi
ilmiah.
Kompetensi Pustakawan dalam Mengopti-
malkan Pemanfaatan E-jurnal
Sumber daya manusia menjadi salah satu
sumber daya terpenting dalam mengoptimalkan
pemanfaatan e-jurnal bagi pustakawan. Krea-
tifitas, ide, motivasi dan upaya pustakawan
menjadi faktor penentu. Oleh karena itu pusta-
kawan harus mempersiapkan dirinya agar
dapat meningkatkan kualitas kompetensi
profesional yang sudah ada dengan menambah
kemampuan penerapan TIK dalam menjalan-
kan tugasnya.
Menurut (Widodo 2012), seiring dengan
berkembangnya digital library, maka pustaka-
wan akan memiliki peran dan tugas, sebagai
Information Manager antara lain:
1. librarian as gateway to future and to the
past
(pustakawan
sebagai
gerbang
manajemen perpustakaan konvensional dan
moderen). Ini menunjukkan bahwa,
kemajuan perpustakaan masih dijiwai atau
diwarnai oleh pengelolaan masa lalu yang
sampai saat ini masih dianggap relevan.
2. librarian as knowledge/information mana-
ger (pustakawan sebagai manajer ilmu
pengetahuan / informasi). Seiring dengan
peran perpustakaannya, para pustakawan
diposisikan sebagai sumberdaya handal
dalam mengelola ilmu pengatahuan/
informasi.
3. librarian as publisher (pustakawan sebagai
penerbit). Ini bisa ditunjukkan dengan
berbagai terbitan yang dihasilkan oleh
perpustakaan.
Page 7
Jamaluddin / JUPITER Vol. XIV No.2 (2015)
44
4. librarians as organizers of networked
resources (pustakawan sebagai pengor-
ganisasi jaringan sumber informasi). Jaring-
an informasi tidak akan bisa berjalan sesuai
yang diharapkan, apabila tidak dikelola
dengan baik dan rapih. Karena itu, pustaka-
wan dituntut untuk memahami jaringan
informasi sampai belahan dunia manapun,
sekaligus mampu mengelola jaringan terse-
but untuk dimanfaatkan secara maksimal.
5. librarians as advocates for information
policy development (pustakawan sebagai
penilai kebijakan pengembangan informa-
si). Pustakawan diharapkan mampu membe-
rikan penilaian informasi mana yang layak
dipublikasikan dan dilayankan, dan mana
informasi yang tidak perlu.
6. librarians as sifters of information resour-
ces (pustakawan sebagai penyaring sumber
informasi). Pustakawan harus mampu
memposisikan dirinya sebagai filtering
informasi.
IV. PENUTUP
E-jurnal sangat penting bukan saja untuk
memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan,
tetapi penting pula bagi pustakawan itu sendiri.
Oleh sebab itu, pustakawan perlu mengelola e-
jurnal dengan baik agar dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Agar e-jurnal dapat dimanfaat-
kan secara maksimal di perpustakaan, maka
pustakawan perlu melakukan sosialisasi kepada
pengguna perpustakaan.
E-jurnal tentu memberi manfaat besar
kepada pustakawan baik sebagai pengelola infor-
masi dalam meningkatkan layanannya maupun
sebagai pejabat funsional. Manfaat tersebut
antara lain: E-jurnal dapat diaplikasikan guna
memperkaya literatur perpustakaan; membuat
literatur sekunder dengan subjek khusus dari isi
e-jurnal; Pustakawan dapat mengakses dan
menemukan artikel bidang perpustakaan guna
menambah pengetahuan, wawasan berpikir, dan
menemukan ide-ide baru; penggunaan e-jurnal
bagi para pustakawan, akan mereduksi penggu-
naan internet pada hal-hal yang kurang berman-
faat dan tidak produktif kearah yang positif dan
bermanfaat.
Karier pustakawan dapat lebih berkem-
bang dengan adanya e-jurnal karena pustakawan
dapat menciptakan karya yang dapat mening-
katkan layanan perpustakaan. Karya tersebut
bermanfaat untuk kepentingan kenaikan jenjang
jabatan fungsional dan kenaikan pangkat
fungsional pustakawan. Semua karya tersebut
dihargai dengan nilai kredit yang memadai guna
memenuhi syarat kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi.
Makalah ini sangat sederhana, jauh dari
kesempurnaan, masih terdapat banyak keku-
rangan, kalau ada benarnya itu datang dari Yang
Maha Pencipta. Oleh karena itu penulis
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya, semoga kita dapat mengambil manfaat
di dalamnya aamiiin.
DAFTAR PUSTAKA
Lasa HS. 1994. Pengelolaan Terbitan Berseri. Yogya-
karta : Penerbit Kanisius.
Surachman, Arif. Layanan Perpustakaan Berbasis
Teknologi Informasi (TI), Makalah disam-
paikan dalam Pelatihan Teknologi Informasi:
Peningkatan Pemahaman dan Ketrampilan
SPBI (Sistem Pembelajaran Berbasis Internet)
bagi Staf Perpustakaan.
Tim Penyusun. 2002. Kamus Besar Bahasa Indone-
sia. (Ed. 3., cet. Ke-2). Jakarta: Pusat Bahasa
Depdiknas.
Yulia, Yuyu & Sujana, J.G ((2009). Pengelolaan Ter-
bitan Berseri, Cet 6, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sumber Website
Anto Satriyo Nugroho https://asnugroho. wordpress.
com/2008/09/24/mereview-paper-2/
http://mahadarmaworld.wordpress.com/2011/07/08/cer
das-di-era-digital-melalui-e-jurnal/
http://digilib.undip.ac.id/index.php/component/content/
article/38-artikel/63-peran-dan-karakteristik-
pustakawan-di-era-digital-library-
http://widodo.staff.uns.ac.id
http://maulana07.blogspot.com/2009/03/ideks-dan-
abstrak.html?zx=f64250b2461b68ea
http://thinktep.wordpress.com/2008/11/12/e-journal/
http://utamitamii.blogspot.com/2012/03/contoh-review-
jurnal.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Electronic_journal
(Wikipedia, the free encyclopedia)