Professional Documents
Culture Documents
Siti Fatimah, Suyata, Tien Setyaningtyas PDF
Siti Fatimah, Suyata, Tien Setyaningtyas PDF
Siti Fatimah, Suyata, Tien Setyaningtyas PDF
Abstract
Research on electrodecolorization of dye rhodamine B has done. The dye rodamin B is one kind of
various components in the liquid waste textiles, especially in the dyeing process, Use of the dye
rodamin B reaches approximately 60% to 70% and 10% to 15 % lost in the dyeing process. The
aim of this study is to provide an alternative method for dealing with liquid wastewater. The
method in this study is experimentally to test the qualitative and quantitative test. This study used
an electrolysis process in which iron is used as a carbon anode and cathode. Iron anode
electrolysis cells will form a metal hydroxide that acts as a coagulant so that the dye can be exempt
from a mixture of origin. The first step in this research was to determine the optimum time and the
optimum voltage. Conditions that shew the greatest percentage decolorization used in this study.
Voltage used is 12V while the optimum use of time is 5 minutes. The results showed that at pH 3, 4,
and 6 percentage decolorization relatively close to 100% than at pH 9 and 10. This indicates that
the maximum decolorization percentage acidic conditions, because the atmosphere in the case of
acid neutralization negative charge of hydroxide ions by hydrogen ions so as to assist the binding
molecule H2O2 rodamin B. In addition to the concentration of 300 mg / L occur decolorization
greater than without the addition of H2O2
47
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
logam yang terbentuk melalui elektrolisis setiap antar muka timbul beda potensial secara
dapat bertindak sebagai koagulan yang dapat spontan. Beda potensial sel terukur langsung
mengikat brom timol biru, sehingga zat warna pada voltameter dan tidak bergantung pada
tersebut dapat dibebaskan dari campuran elektroda acuan sehingga potensial sel meliputi
asamnya. Pengikatan ini terjadi secara kovalen potensial standar setengah sel katoda (Ek) dan
dengan mengasumsikan bahwa zat warna anoda serta potensial ohmik (IR). Perolehan
tersebut bertindak sebagai ligan (L). Adapun harga total E bernilai negatif oleh sebab itu
mekanismenya adalah sebagai berikut : harga ∆G bernilai positif sehingga reaksi
L-H + (HO)OFe L-OFe + H2O berjalan tidak spontan. Reaksi akan berjalan
Keberhasilan Ibanez et al., (1998) tersebut secara spontan jika harga ∆G bernilai negatif
kemudian penulis kembangkan untuk sehingga diperlukan energi listrik dari luar
melakukan dekolorisasi zat warna rodamin B. yang dialirkan ke dalam sel (Dogra,1990).
Zat warna rodamin B ini diharapkan dapat Suatu sel yang terdiri dari dua elektrode
terikat pada koagulan besi hidroksida sebagai dengan menggunakan karbon sebagai katoda
hasil elektrolisis. Hal-hal yang dapat dan besi sebagai anoda. Jika kedua sel tersebut
mempengaruhi proses terbentuknya koagulan dicelupkan ke dalam suatu larutan elektrolit
tersebut antara lain adalah pH, sehingga perlu yang dapat menghantarkan ion, maka antara
adanya control pH yang sesuai. elektrolit dan elektroda tersebut akan
Selain koagulan kation besi juga mampu membentuk sistem yang saling berinteraksi.
menjadi katalis dalam pembentukan reagen Pada anoda akan terjadi oksidasi ion Fe
Fenton yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi kationnya, sedangkan pada katoda
penanganan limbah cair. Reagen ini dapat karena karbon bersifat inert maka yang
digunakan sebagai zat untuk dekolorisasi zat tereduksi adalah pelarut (air) yang ada dalam
warna, menghilangkan sifat racun limbah, dan system membentuk gas H2 dan ion OH- yang
menurunkan BOD maupun COD (Ariana, akan membantu pembentukan hidroksida besi
1993). Reagen Fenton didapatkan dengan cara dengan cara menetralkan muatan negatif pada
menambahkan hidrogen peroksida berlebih sistem koloid (Quagliano, 1969).
sedikit demi sedikit pada suatu larutan. Menurut Ibanez (1998) pembentukan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh hidroksida besi melalui dua mekanisme yaitu
Endang (2000), bahwa penambahan hidrogen 4Fe(s) 4Fe2+(aq) + 8e-
2+
peroksida dapat meningkatkan persentase 4Fe (aq) + 10H2O(l) + O2(g)
dekolorisasi indigo dibandingkan bila tanpa 4Fe(OH)3(s) +8H+
penambahan hidrogen peroksida. Dalam Reaksi keseluruhannya menjadi :
penelitian ini akan mengoptimasi pH dan 4Fe(s) + 10H2O(l) + O2(g)
penambahan konsentrasi hidrogen peroksida 4Fe(OH)3(s) + 8H+
dalam proses dekolorisasi rodamin B. Gelembung-gelembung hidrogen naik menuju
Sel elektrokimia adalah sel yang permukaan sambil mendorong flokulan. Besi
menghasilkan transfer bentuk energi listrik (III) hidroksida inilah yang berperan dalam
menjadi energi kimia atau sebaliknya melalui dekolorisasi. Mekanisme reaksi yang kedua
saling interaksi antara arus listrik dan reaksi adalah pembentukan hidroksida besi sebagai
redoks. Terdapat dua macam sel elektrokimia berikut :
yaitu sel volta atau sel Galvani dan sel Fe(s) Fe3+(aq) + 2e E0=0,440V
2+ -
elektrolisis. Pada sel elektrolisis akan terjadi Fe (aq) + 2OH Fe(OH)2(s)
perpindahan elektron. Elektroda yang 2H2O(l) + 2e H2(g) + 2OH- E0=0,8
mengalami reaksi oksidasi disebut dengan (aq) 30V
anoda, dan elektroda yang mengalami reaksi Fe(s)+2H2O(l) H2(g)+Fe(O Et=-
reduksi disebut dengan katoda. Beda potensial H)2(s) 0,390V
elektrode sangat menentukan mekanisme Reaksi di atas tidak berlangsung spontan
reaksi elektrokimia, karena adanya fenomena dikarenakan harga ∆E bernilai negatif,
lapisan listrik ganda yang menyebabkan pada sehingga diperlukan sejumlah arus dari luar
48
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
49
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
persen dekolorisasi maksimal digunakan dalam warna rodamin B yang diharapkan mudah
penelitian ini. dipisahkan setelah akhir elektrolisis.
Pengikatan berdasarkan atas adanya muatan
Penentuan waktu optimum parsial positif pada hidroksida besi dan muatan
Pada penentuan waktu optimum kondisi negatif pada rodamin B.
larutan sama dengan penentuan voltase Pada penelitian ini jarak antar elektrode dibuat
optimum dengan memvariasikan waktu 1 cm dengan maksud agar gas H2 yang
elektrolisis pada voltase optimum. Adapun dihasilkan pada katoda selama proses
waktunya yaitu 1 menit sampai dengan 10 elektrolisis dapat mengenai permukaan anoda
menit dengan interval 1. Waktu yang secara lebih merata sehingga dapat
menghasilkan persentase dekolorisasi mempercepat proses pengapungan dan
maksimum digunakan dalam penelitian ini. pengumpulan flok-flok besi hidroksida yang
dihasilkan selama proses elektrolisis.
Elektrodekolorisasi rodamin B dengan Selain jarak antar elektrode yang dibuat tetap,
variasi pH dan konsentrasi H2O2 temperatur dan konsentrasi zat warna rodamin
Besi spiral dengan diameter 0,5 cm B dibuat tetap, Temperatur merupakan salah
dimasukkan ke dalam sel elektroisis sebagai satu factor yang dapat mempengaruhi proses
anoda dan batang karbon sebagai katoda. Ke elektrolisis. Pada penelitian ini suhu yang
dalam beker gelas dimasukkan 40 mL larutan digunakan adalah suhu kamar atau lingkungan
zat warna rodamin B 25 mg/L ditambah 0,71 yang dianggap konstan. Sedangkan untuk
gram Na2SO4 dan ditambah H2SO4 0,1 N konsentrasi zat warna rodamin B yang
sampai pH menunjukkan 3 kemudian diukur digunakan adalah 25 mg/L dengan maksud
absorbansinya. Larutan dipindahkan ke dalam agar dengan konsentrasi yang kecil maka
sel elektrolisis kemudian dihubungkan dengan setiap kali terjadi pengurangan konsentrasi
potensial listrik luar pada waktu optimum dan akibat elektrolisis dapat teramati. Selain itu
voltase optimum. Setelah selesai elektrolisis juga kemampuan spektrofotometer untuk
larutan hasil elektrolisis disaring dan diukur mengukur absorbansi suatu larutan juga
absorbansinya. terbatas untuk konsentrasi yang kecil.
Variasi konsentrasi H2O2 dengan kondisi dan Adsorbansi rodamin B sebelum dan sesudah
perlakuan yang sama ditambahkan H2O2 300 elektrolisis ditentukan pada panjang
mg/L sebanyak 4 mL. Pada variasi konsentrasi gelombang maksimum. Pada proses
600 mg/L sebanyak 2 mL, dan pada variasi elektrolisis untuk memaksimalkan oksidasi
konsentrasi 900 mg/L sebanyak 1,4 mL. besi dibentuk spiral. Pada daerah lekukan
Perlakuan diulang untuk variasi pH. terjadi uluran atau renggangan akibatnya luas
permukaan yang kontak dengan elektrolit
semakin luas sehingga besi akan bersifat lebih
3. HASIL DAN PEMBAHASAN akti dan semakin banyak yang teroksidasi
Penelitian telah dilakukan berdasarkan metode (Petrucci, 1989).
elektrokimia dengan menggunakan elektroda Pembuatan kurva kalibrasi larutan standar
besi sebagai anoda dan karbon dari batu baterai dilakukan dengan membuat grafik absorbansi
bekas sebagai katoda. Penggunaan karbon terhadap variasi konsentrasi larutan standar
dapat mengadsorbsi zat warna dari senyawa rodamin B. Selanjtnya dibuat kurva garis lurus
organic. Prosedur penelitian melibatkan seperti Gambar 1.
elektroda, larutan elektrolit dan potensial
eksternal.
Besi dimanfaatkan sebagai anoda dengan
alasan supaya menghasilkan flok-flok
hidroksida besi yang tidak larut dalam air.
Flok-flok besi hidroksida besi bertindak
sebagai flokulan-koagulan yang mengikat zat
50
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
51
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
4. Pengaruh H2O2
Hidrogen peroksida akan mampu
mengoksidasi atau mereduksi suatu larutan
dengan laju reaksi yang berlangsung sangat
cepat terutama dalam larutan asam. Ion Fe2+
dapat menjadi katalis bagi H2O2 menghasilkan
Gambar 4. Grafik Pengaruh pH radikal OH yang dapat digunakan untuk
52
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
menghilangkan zat warna rodamin B, dimana bahwa Fe2+ yang dihasilkan hanya cukup untuk
radikal OH ini akan mereduksi zat warna mengkatalisis H2O2 300 mg/L yang akan
rodamin Bmenjadi CO2 setelah melalui menghasilkan radikal OH sebagai penghilang
serangkaian keadaan intermediet. Secara tepat zat warna rodamin B menjadi partikel yang
mekanisme penghilangan zat warna ini belum tidak berbahaya.Pada penambahan 600 mg/L
banyak diketahui. Selama ini katalis Fe2+ dan 900 mg/L diperoleh persentase
diperoleh dengan menambahkan garam-garam dekolorisasi yang hampir mendekati 100%
Fe2+, namun dengan melihat bahwa hasil hanya sampai pada pH 6. Hal ini dikarenakan
pertama kali elektrolisis besi adalah Fe2+ maka oleh beberapa hal antara lain pada suasana
di dalam penelitian ini diasumsikan bahwa basa H2O2 akan teroksidasi menjadi H2O
sebelum proses kopresipitasi zat warna sehingga tidak terjadi proses katalisis
rodamin B oleh Fe(OH)3 terlebih dahulu terjadi pembentukan radikal hidroksil. Pada peristiwa
reduksi sebagian zat warna rodamin B oleh ini H2O2 teroksidasi terlebih dahulu sebelum
radikal OH yang didapat dari H2O2 yang sempat bereaksi dengan Fe2+ untuk bias
dikatalisis oleh Fe2+. menghasilkan radikal hidroksil. Pada
Fe(s) Fe2+(aq) penambahan 900 mg/L H2O2 radikal hidroksil
2+
Fe (aq) + H2O2 Fe3+(aq) + yang dihasilkan kereaktifannya sudah
-
OH (aq) + ●OH berkurang.
Asumsi tersebut menunjukkan bahwa proses Pada penambahan H2O2 sebanyak radikal
dekolorisasi zat warna rodamin B tidak hanya hidroksil yang dihasilkan tidak cukup untuk
dengan elektrokoagulasi atau elektroflokulasi mereduksi zat warna rodamin B menjadi
saja, tetapi dengan mereduksi zat warna partikel yang tidak berbahaya. Zat warna
rodamin B menjadi partikel yang tidak rodamin B agar dapat berikatan dengan
berbahaya. Penelitian ini dilakukan denga FeO(OH) harus melepaskan gugus
memvariasi konsentrasi H2O2 yaitu 300 mg/L, hidroksilnya sehingga sesuai dengan konsep
600 mg/L, 900 mg/L. Berdasarkan penelitian kesetimbangan asam basa. Pelepasan gugus
sebelumnya menyebutkan bahwa H2O2 yang hidroksil yang merupakan suatu basa akan
dibutuhkan adalah 200 mg/L sampai dengan lebih mudah terjadi pada suasana asam. Oleh
100 mg/L. setelah dilakukan penelitian maka sebab itu, kompleks besi-zat warna rodamin B
diperoleh hasil seperti gambar berikut : akan lebih banyak. Hasil terbaik didapat pada
penambahan H2O2 sebesar 300 mg/L.
53
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
rodamin B. Kopresipitasi zat warna rodamin B sehingga ion Fe3+ akan lebih mudah terikat
oleh endapan gelatin besi hidroksida tersebut pada gugus karboksil
dapat terjadi karena adanya interaksi antara
besi hidroksida dan zat warna rodamin Boleh 4. SIMPULAN
adanya gaya Van der Walls yang disebabkan Telah dilakukan penelitian tentang dekolorisasi
oleh perbedaan muatan pada permukaan kedua zat warna rodamin B dengna cara elektrolisis
partikel tersebut. dengan menggunakan karbon sebagai katoda
Selain akibat pengaruh gaya Van der Walls dan besi sebagai anoda. Elektrodekolorisasi
yang disebabkan oleh perbedaan muatan antara efektrif dilakukan pada suasan asam
besi hidroksida dan zat warna rodamin B, dibandingkan pada suasana basa, Hasil
proses dekolorisasi zat warna rodamin Bjuga maksimum didapatkan pada pH 3 dan 4.
bias terjadi karena terbentuknya kompleks besi Penambahan H2O2 dapat meningkatkan
dengan zat warna rodamin B yang memiliki persentase dekolorisasi zat warna rodamin B
berat molekul besar sehingga kompleks dibandingkan tanpa penambahan H2O2, Hasil
tersebut mudah mengendap. maksimal didapatkan pada penambahan H2O2
Menurut Ibanez et al.(1998) ikatan yang terjadi sebesar 300 mg/L. Dari hasil penelitian yang
antara zat warna dan besi merupakan ikatan telah dilakukan maka sarankan perlu dilakukan
kovalen koordinasi, dengan asumsi besi penelitian lebih lanjut untuk diterapkan pada
berperan sebagai atom pusat dan zat warna zat warna lain dengan variasi jarak antar
sebagai ligand. Adapun mekanisme elektrodenya
pembentukannya adalah sebagai berikut :
L-H + (HO)OFe L-OFe + H2O 5. REFERENSI
Dimana L adalah zat warna rodamin B. Reaksi Abadulla, E.T. Tzanov,
tersebut memperlihatkan bahwa hidroksida Costa.2000.Decolourization and
besi mengikat ion oksigen pada posisi atom Detoxification of Textile Dyes with A
karboksilat dan bukan pada posisi amida. Hal Loccase from Trametes Hirruta. Applied
tersebut diakibatkan karena sifat keasaman ion Environmental Microbiology. 66(8),
karboksilat lebih besar dari sifat keasmanan 3357-3362
ion amida. Sifat keasaman tersebut
mengakibatkan muatan negative ion oksigen Ariana. 1993. Pengolahan Limbah Uranium.
pada gugus karboksilat lebih besar daripada No.4. Tabloid STTL. Yogyakarta
awan muatan ion klorida pada amida sehingga
ion oksigen pada ion karboksilat lebih mudah Culp, R.L.1978. Hand Book of Advanture
menyerang ion positif besi hidroksida, Waste Water Treatment. Second edition.
walaupun sebenarnya ada kemungkinan Litton Educational Publishing Inc. USA
hidroksida besi berikatan dengan nitrogen. Hal
ini disebabkan karena nitrogen memilki Darjito. 2000. Kajian Pengaruh pH Dalam
sepasang elektron bebas yang bias Pembuatan Sol Magnetit Adsorben
disumbangkan untuk membentuk ikatan Logam. Jurnal Ilmu Teknik
dengan Fe(III). (Enginering). 12(2)
Menurut teori asam basa Pearson, Fe3+ yang
merupakan asam keras akan lebih cenderung Daneshvar, N., Khataee, A. R., & Djafarzadeh,
berikatan dengan oksigen yang merupakan N. (2006). The use of artificial neural
basa keras dibandingkan dengan nitrogen yang networks (ANN) for modeling of
merupakan basa lunak. Akibatnya interaksi decolorization of textile dye solution
antara Fe(III) dengan oksigen dari zat warna containing CI Basic Yellow 28 by
rodamin B lebih dimungkinkan terjadi. Selain electrocoagulation process. Journal of
itu pada gugus amida halangan steriknya lebih hazardous materials, 137(3), 1788-1795.
besar dibandingkan pada gugus hidroksil,
Dogra,S. 1990. Kimia Fisik. UI press. Jakarta
54
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
E.Ronald dan Walpole. 1995. Ilmu Peluang Petrucci. 1989. Kimia Dasar Untuk
Dan Statistik Untuk Insinyur Dan Universitas. Gramedia. Jakarta
Ilmuwan. ITB. Bandung
Rahmanto, T.H.2000. LAju
Famila dan Rahmanto. 2000. Jurnal Sains Dan Elektrodekolorisasi Fenolftalein Sebagai
Matematika. 8(1),25-28 Fungsi Voltase Dua Waktu. Jurnal Sains
Dan Matematika, 8(2), 55-58
Fessenden, R.J Fessenden. 1999. Kimia
Organij. Jilid 2. Erlangga. Jakarta Robinson. 2001. Remediation of Dyes in
Textile Effluent : A Critical Review on
Greeanwood, N.1984. Chemistry of Elements. Current Treatment Technologies with A
First edition. Pergamon press. Canada Proposed alternative. Bioresource
Technology, 77, 247-255
House a Barbara. 2001. Dringking Water
Chemistry: A Laboratory Mamal. Rivai Harizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia.
Lewish Publisher. Florida UI Pers. Jakarta
55