ID Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggun

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL

DISCOVERY LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING

Uswatun Hasanah*, Chandra Ertikanto, Ismu Wahyudi


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.
1 *email: uswatunhasan11@gmail.com

Abstract : Comparison of Student’s Learning Using “Discovery Learning” and “Problem Based
Learning” Models. This research aimed to compare the learning outcomes in some aspects, such
as cognitive aspect, scientific attitude, and science process skills of students. The topic was
Circular Motion. This research organized at Senior High School 2 Pringsewu, on 1 th semester in
2016/2017 using Pretest and Posttest Equivalent Group Design as the research design. Discovery
learning model as first experimental class and problem based learning as second experimental
class. Base on research, the average value of the cognitive study with N-gain from both classes
were 0.44 and 0.42, then the average value of science process skills was 53.44 and 55.63, and the
average value of scientific attitude was 79.49 and 83.58. These results indicated that there was no
any difference between cognitive study and science process skills students in both of the experi-
mental class, and scientific attitude aspect of problem based learning class was higher than dis-
covery learning class.

Keywords: discovery learning, problem based learning, study results

Abstrak : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Discovery Learning


Dengan Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil
belajar pada ranah kognitif, sikap ilmiah, dan keterampilan proses sains siswa pada materi gerak
melingkar. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Pringsewu, pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017, dengan desain penelitian Pretest Posttest Equivalent Group Design. Model discovery
learning sebagai kelas eksperimen 1 dan Problem Based Learning sebagai kelas eksperimen 2.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil rata-rata nilai kognitif dengan N-gain
kedua kelas eksperimen adalah 0,44 dan 0,42, hasil rata-rata nilai KPS adalah 53,44 dan 55,63, dan
hasil rata-rata nilai sikap ilmiah adalah 79,49 dan 83,58. Hal ini menunjukkan tidak terdapat
perbedaan hasil belajar kognitif dan KPS pada kedua kelas, sedangkan sikap ilmiah kelas problem
based learning lebih tinggi dari discovery learning.

Kata kunci: discovery learning, problem based learning, hasil belajar

PENDAHULUAN Pendekatan ilmiah (scientific),


Proses Pembelajaran pada sa- tematik terpadu (tematik antar mata
tuan pendidikan diselenggarakan se- pelajaran), dan tematik (dalam suatu
cara interaktif, inspiratif, menye- mata pelajaran) dalam penjabaran
nangkan, menantang, memotivasi Permendikbud Nomor 22 Tahun
peserta didik untuk berpartisipasi 2016 perlu diperkuat dengan diterap-
aktif, serta memberikan ruang yang kannya pembelajaran berbasis pe-
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan nyingkapan/penelitian (discovery/
kemandirian sesuai dengan bakat, inquiry learning). Pembelajaran yang
minat, dan perkembangan fisik serta bertujuan untuk mendorong kemam-
psikologis peserta didik. Proses puan peserta didik dalam mengha-
pembelajaran diharapkan bukan lagi silkan karya kontekstual, baik indivi-
menggunakan pendekatan tekstual, dual maupun kelompok, sehingga sa-
melainkan menggunakan penguatan ngat disarankan menggunakan pen-
penggunaan pendekatan ilmiah. dekatan pembelajaran yang mengha-

109
silkan karya berbasis pemecahan ma- giatan pemecahan masalah. Metode
salah (project based learning). yang sering digunakan adalah meto-
Pembelajaran berbasis penemu- de ceramah. Guru masih merasa ke-
an atau discovery learning menurut bingungan untuk memulai pembel-
Roestiyah (2008: 20) adalah proses ajaran yang akan membuat siswa ak-
mental di mana siswa mampu men- tif, karena guru belum memahami
gasimilasikan suatu konsep atau model mana yang akan baik dalam
prinsip, yang dimaksudkan dengan meningkatkan hasil belajar siswa.
proses mental tersebut antara lain Penggunaan model pembelajar-
ialah mengamati, mencerna, menger- an yang tepat akan membuat hasil
ti, menggolong-golongkan, membuat belajar siswa lebih baik, seperti yang
dugaan, menjelaskan, mengukur, dijabarakan oleh Susanto (2012) bah-
membuat kesimpulan, dan sebagai- wa pemilihan model pembelajaran
nya. yang sesuai bertujuan agar tercipta
Peningkatan kemampuan berpi- pembelajaran yang efektif dan pela-
kir kreatif dengan cara siswa berla- yanan terhadap kemampuan, potensi,
tih menghadapi masalah yang ada minat, bakat, dan kebutuhan peserta
pada kehidupan sehari-harinya, de- didik yang beragam sehingga terjadi
ngan dilakukannya pembelajaran interaksi yang optimal antara guru
berbasis masalah atau Problem Ba- dengan peserta didik, sehingga akan
sed Learning (PBL). Pembelajaran tercipta hasil belajar yang lebih baik
dengan problem based learning pula. Pembelajaran yang aktif dapat
menurut Purnamaningrum (2012) dilakukan dengan siswa melakukan
adalah pembelajaran yang dilakukan suatu penemuan dan kegiatan peme-
dengan menghadapkan siswa pada cahan masalah dalam kehidupan
permasalahan yang nyata pada ke- sehari-hari, terlebih lagi pembela-
hidupan sehari-hari, sehingga siswa jaran fisika sangat dekat kaitannya
dapat menyusun pengeta-huannya dengan kehidupan sehari-hari.
sendiri dalam memecahkan masalah Salah satu prinsip fisika yang
dan mengupayakan berbagai macam erat kaitannya dengan kehidupan
solusinya, yang mendorong siswa siswa adalah pada materi Gerak Me-
untuk berpikir kreatif. Selain itu, lingkar. Penggunaan Prinsip Gerak
PBL melibatkan siswa secara aktif Melingkar telah banyak dimanfaat-
dalam menemukan masalah dan kan dalam kehidupan, permasalahan-
mengutarakan alternatif-alternatif permasalahan yang berkaitan dengan
pemecahannya, sehingga siswa tidak gerak melingkar atau pemanfaatan
merasa jenuh karena dilibatkan se- benda yang bergerak melingkar da-
cara aktif dalam pembelajaran. pat dipelajari ataupun ditemukan
Berdasarkan hasil observasi di oleh siswa dalam materi Gerak Me-
SMA Negeri 2 Pringsewu, pembela- lingkar, sehingga sangat memung-
jaran fisika masih dirasa kurang kinkan sekali siswa untuk melakukan
mendukung dalam meningkatkan ha- suatu kegiatan penemuan atau peme-
sil belajar siswa dan juga pemikiran cahan masalah yang berhubungan
kreatif siswa, karena guru masih dengan materi Gerak Melingkar. Pe-
sangat jarang menggunakan model nerapan model pembelajaran disco-
pembelajaran yang akan memicu very learning dan problem based
siswa untuk bereksplorasi dengan learning memungkinkan untuk dite-
melakukan suatu penemuan dan ke- rapkan pada materi gerak melingkar,

110
terutama untuk lebih meningkatkan kinan hubungan sebab akibat anta-
hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, rafaktor tertentu yang mungkin men-
dilakukan penelitian yang berjudul jadi penyebab gejala yang diselidiki.
“Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pola penelitian komparatif me-
Menggunakan Model Discovery nurut Iskandar (2008: 62) adalah
Learning dengan Problem Based penelitian yang membandingkan satu
Learning pada Materi Gerak Meling- variabel atau lebih dengan sampel
kar”. besar, atau penelitian dilakukan de-
Penelitian perbandingan menu- ngan mengkaji beberapa fenomena-
rut Sedarmayati dan Hidayat (2011: fenomena sosial dalam bidang pen-
33) adalah penelitian yang dilakukan didikan, kemudian dicoba pada lem-
untuk meneliti peristiwa yang terjadi baga pendidikan yang lain. Sehingga
kemudian ditinjau lagi melalui data ditemukan pola perbedaan dan pola
untuk menemukan faktor yang men- kesamaan. Tujuan penelitian
dahului/menentukan kemungkinan komparatif adalah dipakai untuk
sebab atas peristiwa yang diteliti. menguji teori sehingga ditemukan
Penelitian perbandingan menu- perbedaan dan kesamaan. Penelitian
rut Margono (2010: 10) adalah pene- komparatif merupakan bagian dari
litian untuk menyelidiki kemung- penelitian kuantitatif.

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Discovery Learning


Tahap Tingkah Laku
Tahap-1 Guru bertanya dengan mengajukan persoalan
Stimulation atau menyuruh anak didik membaca atau
mendengarkan uraian yang memuat
permasalahan.

Tahap-2 Guru memberi kesempatan kepada siswa


Problem statement untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
(identifikasi masalah) masalah yang relevan dengan bahan ajar.
Kemudian dirumuskannya hipotesis.

Tahap-3 Guru memberi kesempatan kepada siswa


Data collection untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
(pengumpulan data) banyaknya yang relevan untuk membuktikan
hipotesis.

Tahap-4 Siswa mengolah data dan informasi yang telah


Data processing diperoleh melalui wawancara, observasi, dan
(pengolahan data) sebagainya.

Tahap-5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa


Verification (pembuktian) untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan,
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
ia jumpai dalam kehidupannya.

Tahap-6 Guru dan siswa bersama-sama merumuskan


Generalization kesimpulan.
(menarik kesimpulan)
(Cahyo, 2013: 249-251)

111
Pembelajaran discovery menurut melalui proses kerja tim yang sis-
Hanafiah dan Suhana (2012: 77) me- tematis, sehingga siswa dapat mem-
rupakan suatu rangkaian kegiatan perdayakan, mengasah, menguji, dan
pembelajaran yang melibatkan mengembangkan kemampuan berpi-
secara maksimal seluruh kemampuan kirnya secara berkesinambungan.
pe-serta didik untuk mencari dan me- Pembelajaran berbasis masalah
nyelidiki secara sistematis, kritis, dan menurut Ibrahim dalam Trianto
logis sehingga mereka dapat mene- (2011: 97) menjelaskan bahwa di da-
mukan sendiri pengetahuan, sikap lam kelas PBI, peran guru berbeda
dan keterampilan sebagai wujud dengan kelas tradisional. Peran guru
adanya perubahan perilaku. di dalam kelas PBI adalah: (1)
Langkah-langkah pembelajaran dis- Mengajukan masalah atau mengori-
covery learning dijabarkan dalam entasikan siswa kepada masalah
Tabel 1. autentik, yaitu masalah kehidupan
Pembelajaran berbasis masalah nyata sehari-hari; (2) Membimbing
dijabarkan menurut Tan dalam penyelidikan misalnya melakukan
Rusman (2012: 229-232) merupakan pengamatan atau melakukan ekspe-
inovasi dalam pembelajaran, karena rimen atau percobaan; (3) Memfasi-
dalam PBM kemampuan berpikir litasi dialog siswa; dan (4) Mendu-
siswa betul-betul dioptimalisasikan kung belajar siswa.

Tabel 2. Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning


Tahap Tingkah Laku
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena
Tahap-1
atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan
Orientasi siswa pada masa-
masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam
lah pemecahan masalah yang dipilih.

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan


Tahap-2
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
Mengorganisasi siswa un-
dengan masalah tersebut.
tuk belajar
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan in-
Tahap-3
formasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, un-
Membimbing penyelidik-an
tuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masa-
individual maupun ke-
lah.
lompok
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Tahap-4 menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, vid-
Mengembangkan dan eo, dan model, serta membantu mereka untuk
menyajikan hasil karya berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi


Menganalisis dan meng- atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
evaluasi proses pemecahan proses-proses yang mereka gunakan.
masalah
(Suprijono, 2010: 74)
112
Penjelasan mengenai tahapan Tabel 3. Desain Penelitian
pembelajaran pada PBL dijabarkan Kelas Pretest Perlakuan Posttest
dalam Tabel 2 sintaks pembelajaran R1 O1 X1 O2
Problem Based Learning. R2 O3 X2 O4
Hasil belajar menurut Purwanto (Emzir, 2010: 101)
(2013: 46) adalah perubahan perilaku
peserta didik akibat belajar. Peru- sama. Dilakukan pretest dan posttest,
bahan perilaku disebabkan karena yang kemudian hasil N-gain-nya
dia mencapai penguasaan atas sejum- dibandingkan. Desain penelitian ini
lah bahan yang diberikan dalam pro- dapat dilihat pada Tabel 3.
ses belajar mengajar. Penelitian ini terdiri dari dua
Pembagian ranah hasil belajar variabel penelitian, yaitu variabel
menurut Bloom dalam Sudijono bebas dan variabel terikat. Variabel
(2011: 49) mengacu pada tiga ranah bebas penelitian ini adalah Model
atau domain hasil belajar, yaitu: pembelajaran Discovery Learning
Ranah kemampuan proses berpikir (X1) dan Model pembelajaran Pro-
(cognitive domain) yang melibatkan blem Based Learning (X2), variabel
pengetahuan siswa, ranah nilai atau terikatnya adalah hasil belajar siswa
sikap (affective domain) yang meli- dengan perlakuan Discovery Learn-
batkan fisik dan juga mental siswa, ing (Y1) dan hasil belajar siswa
dan ranah keterampilan (psychomo- dengan perlakuan Problem Based
tor domain). Learning (Y2).
Tujuan penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan ins-
untuk mengetahui perbandingan trumen soal pilihan ganda 15 soal
hasil belajar siswa pada ranah untuk mengukur kemampuan kogni-
kognitif, sikap ilmiah, dan tif siswa, untuk mengukur sikap ilmi-
keterampilan pro-ses sains siswa ah menggunakan angket yang terdiri
setelah dilakukan pembelajaran dari 26 pertanyaan. Instrumen untuk
dengan model Disco-very Learning mengukur keterampilan proses sains
dan Problem Based Learning pada siswa adalah dengan soal uraian
materi gerak Meling-kar. tujuh soal.
Pengukuran hasil belajar kogni-
METODE tif siswa dilakuakan dengan mengu-
Penelitian ini dilakukan di SMA kur N-gain yang diperoleh setelah
Negeri 2 Pringsewu dengan pengam- melakukan pretest dan posttest pada
bilan sampel menggunakan teknik kedua kelas, hasil keterampilan pro-
purposive sampling. Penelitian ini ses sains dan sikap ilmiah dilihat
mengambil dua kelas sampel peneli- pada hasil posttest. Dilakukan uji ahli
tian, yaitu kelas X MIPA 2 sebagai untuk menguji instrumen lembar
kelas eksperimen 1 yang diberi perla- kerja siswa.
kuan model discovery learning dan X Data perolehan N-gain kedua
MIPA 1 sebagai kelas eksperimen 2 kelas, perolehan sikap ilmiah kedua
yang akan diberi perlakuan model kelas, dan perolehan nilai keteram-
problem based learning. pilan proses sains kedua kelas selan-
Penelitian ini menggunakan de- jutnya diuji normalitas dan homo-
sain penelitian Pretest Posttest Equi- genitasnya. maka jika data normal
valent Group Design. Kedua kelas dan homogen, dilakukan uji inde-
eksperimen diberi perlakuan yang pendent sample T test.

113
HASIL DAN PEMBAHASAN dan uji ahli kualitas penyajian.
Penelitian ini dilakukan pada Diperoleh keseluruhan uji untuk
kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu, instrumen LKS adalah sangat baik.
dengan kelas X MIPA 2 sebagai ke- Baik untuk instrumen LKS Disco-
las eksperimen 1 yang diberi perla- very learning maupun LKS problem
kuan discovery learning dan kelas X based learning memiliki kelayakan
MIPA 1 sebagai kelas eksperimen 1 yang sangat baik.
yang diberikan perlakuan problem Pada penelitian ini, aspek kog-
based learning. nitif saja yang dinilai kemampuan
Kedua kelas dilakukan dua kali awal dan kemampuan akhirnya (pre-
pertemuan. Sebelum melakukan pe- test dan posttest). Artinya, pada pe-
nelitian, soal kognitif dan keteram- nelitian ini, hanya aspek kognitif
pilan proses sains dilakukan uji va- yang dihitung N-gain-nya. Perolehan
liditas dan reliabilitas, dengan diper- rata-rata N-gain untuk hasil belajar
oleh 15 soal kognitif yang valid dari kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.
25 soal dan terdapat tujuh soal kete- Hasil keterampilan proses sains serta
rampilan proses sains yang valid dari sikap ilmiah terperinci pada Tabel 5,
8 soal. yang menunjukkan bahwa kelas de-
Dilakukan juga uji ahli untuk ngan model discovery learning dida-
mengetahui kevalidan instrumen patkan nilai N-gain yang tidak jauh
yang telah dibuat. Uji ahli yang berbeda dengan N-gain pada kelas
dilakukan adalah uji ahli desain, uji dengan pembelajaran problem based
ahli kelayakan isi, uji ahli bahasa, learning, dengan kriteria “sedang”.

Tabel 4. Perolehan N-gain


No Kelas Pretest Posttest N-Gain Kriteria
1 Model Discovery 21,58 55,42 0,44 Sedang
Learning
2 Model Problem Based 22,02 56,97 0,42 Sedang
Learning

Tabel 5. Rata-rata Hasil Sikap Ilmiah dan Keterampilan Proses Sains


Komponen Hasil Kelas Model Kelas Model Problem
Belajar Discovery Learning Based Learning
Rata-rata keterampilan
53,44 55,63
proses sains
Rata-rata sikap ilmiah 79,49 83,58

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Kognitif, Sikap Ilmiah, dan KPS
Kelas-Distribusi
Komponen Model Tidak Model pro- Tidak
discovery Normal Normal blem based Normal Normal
learning learning
Kognitif 0,06 √ 0,20 √
Sikap Ilmiah 0,16 √ 0,20 √
Keterampilan Proses Sains 0,20 √ 0,20 √

114
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Data Kognitif, KPS, dan Sikap Ilmiah
Hasil Belajar Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kognitif 3,61 1 62 0,06
KPS 0,09 1 62 0,76
Sikap Ilmiah 0,82 1 62 0,37

Pengukuran selanjutnya adalah H1: Terdapat perbedaan rata-rata si-


untuk mengetahui data yang diper- kap ilmiah siswa pada materi Gerak
oleh normal atau tidak, pengujian Melingkar antara model pembelaja-
normalitas data kognitif, sikap il- ran discovery learning dengan prob-
miah, dan keterampilan proses sains lem based learning.
terperinci pada Tabel 6. Menun- Hipotesis ketiga
jukkan bahwa ketiga data hasil bela- H0: Tidak terdapat perbedaan rata-
jar berdistribusi normal di kedua rata keterampilan proses sains pada
kelas. materi Gerak Melingkar antara mod-
Pengujian homogenitas dipero- el pembelajaran discovery learning
leh untuk data kognitif, sikap ilmiah, dengan problem based learning.
dan keterampilan proses sains terpe- H1: Terdapat perbedaan rata-rata
rinci pada Tabel 7. Yang menun- keterampilan proses sains siswa pada
jukkan ketiga data hasil belajar ber- materi Gerak Melingkar antara mod-
distribusi normal dan homogen. el pembelajaran discovery learning
Setelah didapatkan data bahwa de-ngan problem based learning.
ketiga data berdistribusi normal dan Hasil pengujian hipotesis dalam
homogen, dilakukan pengujian hipo- penelitian ini menggunakan teknik
tesis untuk menjawab permasalahan. independent sample T test, hasil
Terdapat tiga hipotesis pada pene- pengujian hipotesis atau uji beda
litian ini, dengan pengujian inde- hasil belajar siswa terperinci pada
pendent sample T test. Hipotesis ter- Tabel 8, yang menunjukkan bahwa
sebut adalah: perolehan hasil belajar kognitif siswa
pada kelas discovery learning de-
Hipotesis pertama ngan problem based learning tidak
H0: Tidak terdapat perbedaan rata- terdapat perbedaan. Hasil keteram-
rata hasil belajar kognitif siswa pada pilan proses sains siswa pada kedua
materi Gerak Melingkar antara mo- kelas eksperimen tidak terdapat
del pembelajaran discovery learning perbedaan, namun terdapat perbe-
dengan problem based learning. daan sikap ilmiah pada kelas eks-
H1: Terdapat perbedaan rata-rata perimen.
hasil belajar ranah kognitif siswa
pada materi Gerak Melingkar antara Tabel 8. Hasil Uji Beda Independent
model pembelajaran discovery learn- Sample T Test
ing dengan problem based learning. Hasil Tidak
Hipotesis kedua Belajar Sig. Berbeda berbeda
H0: Tidak terdapat perbedaan rata- Kognitif 0,779 √
rata sikap ilmiah siswa pada materi KPS 0,691 √
Gerak Melingkar antara model pem-
belajaran discovery learning dengan Sikap Ilmiah 0,004 √
problem based learning.

115
Perbandingan Hasil Belajar Siswa mengingat informasi yang telah
Ranah Kognitif diperoleh.
Hasil belajar kognitif siswa Ketercapaian indikator pembel-
setelah dilakukan pengujian inde- ajaran ranah kognitif setelah dida-
pendent sample T test menunjukkan patkan hasil, siswa mampu menca-
bahwa tidak terdapat perbedaan rata- pai beberapa indikator belajar ranah
rata hasil belajar kognitif antara kognitif dengan dilakukan pembela-
pembelajaran discovery learning jaran discovery learning dan problem
dengan problem based learning. based learning. Hasil pencapaian
Proses pembelajaran dengan indikator kognitif tersebut terperinci
menggunakan model discovery pada Tabel 9.
learning dan model problem based Setiap indikator pencapaian
learning melibatkan siswa berperan hampir sama, namun pada kognitif,
aktif dalam pembelajaran, yaitu tingkatan menganalisis lebih didomi-
dengan melakukan suatu percobaan nasi peningkatannya dengan pembel-
untuk memberikan solusi permasa- ajaran problem based learning. Hal
lahan, dengan melibatkan siswa ini dikarenakan pada pembelajaran
berperan aktif akan memperoleh problem based learning siswa lebih
hasil belajar yang baik. Seperti yang dituntun untuk menganalisis perma-
diungkapkan oleh Andini, dkk. salahan yang ada di dalam kehidupan
(2016), kemampuan yang dikem- sehari-hari mereka, sehingga siswa
bangkan melalui kolaboratif dalam lebih terbiasa dengan menganalisis
tim menyebabkan pembelajaran permasalahan. Namun kemampuan
menjadi aktif, dimana setiap individu menganalisis yang tinggi tidak mem-
memiliki kemampuan yang bervari- pengaruhi pada peningkatan hasil
asi sehingga setiap individu mencoba belajar siswa.
menunjukkan kemampuan yang me- Hasil belajar kognitif yang baik
reka miliki dalam kerja tim mereka. akan mampu dicapai oleh peserta
Selain itu, percobaan juga membe- didik jika proses pembelajaran yang
rikan bekal pemahaman konsep yang diterapkan akan mampu menuntun
bagus terhadap siswa, seperti yang siswa berpikir pada tingkat yang
diungkapkan oleh Rusmiyati dan tinggi. Namun tidak dengan pene-
Yulianto (2009), yaitu bahwa perco- litian yang peneliti teliti, pembel-
baan akan memberikan pemahaman ajaran discovery learning dan pro-
yang lebih jelas dan tepat serta hasil blem based learning pada tahapan
belajar siswa lebih permanen atau pembelajarannya sama-sama menun-
mantap. Siswa akan lebih mudah tun siswa pada tingkat yang tinggi

Tabel 9. Pencapaian Indikator Hasil Belajar Kognitif


Pencapaian (%)
Indikator Kelas Discovery Kelas Problem Based
Learning Learning
Menjelaskan (C1) 80,47 85,94
Menjelaskan (C2) 62,50 59,34
Menguraikan (C2) 34,38 31,12
Menghitung (C3) 45,63 33,13
Menganalisis (C4) 46,09 64,06

116
pada taksonomi pembelajaran, na- siswa jumpai di kehidupan mereka,
mun rata-rata hasil belajar siswa karena dekat dengan kehidupan real
pada kedua kelas dengan kedua mo- siswa, sehingga siswa akan merasa
del pembelajaran ini menunjukkan senang dan terbiasa menghadapi
hasil belajar siswa yang dengan rata- permasalahan di kesehariannya de-
rata “sedang” dan belum sepenuhnya ngan sikap yang ilmiah. Pencapaian
lulus mencapai KKM. Hasil belajar sikap ilmiah dengan menggunakan
kognitif yang belum tuntas pada problem based learning akan lebih
siswa kedua kelas eksperimen dise- meningkat pada pembelajaran fisika
babkan karena kemampuan siswa di SMA, seperti yang diungkapkan
menerima pembelajaran discovery oleh Astika, dkk. (2013), sikap ilmi-
learning dan problem based learn- ah yang diperoleh setelah pembela-
ing, juga pada saat pembelajaran ma- jaran problem based learning akan
sih ada siswa yang belum sepenuh- lebih tinggi daripada dengan meng-
nya mengikuti pembelajaran. gunakan pembelajaran yang sering
digunakan, karena pada tahapannya
Perbandingan Sikap Ilmiah siswa akan lebih sering bersikap
Perolehan rata-rata sikap ilmiah ilmiah dan harapannya bisa diterap-
kedua kelas eksperimen menun- kan kepada kehidupan siswa. Selain
jukkan bahwa hasil rata-rata sikap itu, pencapaian indikator untuk sikap
ilmiah kedua kelas berbeda. Pengu- ilmiah lebih meningkat dengan
jian independent sample T test yang pembelajaran problem based learn-
hasilnya menunjukkan bahwa terda- ing. Pencapaian indikator sikap il-
pat perbedaan sikap ilmiah yang miah siswa pada kedua kelas dengan
dimiliki siswa dengan kelas disco- menggunakan kedua model dija-
very learning dan problem based barkan pada Tabel 10.
learning di mana rata-rata perolehan Pencapaian indikator sikap
nilai sikap ilmiah dengan kelas ilmiah yang diperoleh siswa pada
problem based learning lebih tinggi pembelajaran problem based learn-
daripada rata-rata sikap ilmiah yang ing adalah siswa lebih memiliki sikap
diperoleh dari siswa setelah disco- yang jujur dalam melakukan
very learning. percobaan lebih tinggi dari pembela-
Perbedaan sikap ilmiah yang jaran discovery learning. Siswa lebih
diperoleh dikarenakan pada tahapan teliti saat melakukan percobaan dan
pembelajaran problem based learn- juga menganalisis data, siswa lebih
ing, permasalahan yang diungkapkan disiplin dalam mengumpulkan la-
adalah permasalahan yang sering poran percobaan, dan memiliki rasa

Tabel 10. Pencapaian Indikator Sikap Ilmiah


Pencapaian (%)
Indikator Pencapaian Kelas Discovery Kelas Problem Based
Learning Learning
Jujur 81,0 87,0
Teliti 78,0 84,0
Tanggung Jawab 76,6 80,6
Disiplin 78,3 85,5
Rasa Ingin Tahu 80,0 80,5

117
tanggung jawab yang lebih tinggi Perbandingan Hasil Keterampilan
setelah dilakukan dengan pembela- Proses Sains
jaran problem based learning. Na- Hasil pembelajaran selanjutnya
mun kedua model yaitu problem dilihat pada keterampilan proses
based learning dan discovery learn- sains-nya, hasil pengujian indepen-
ing memberikan rasa ingin tahu yang dent sample T test menunjukkan
tinggi pada siswa saat proses pem- bahwa tidak terdapat perbedaan rata-
belajarannya, karena model pembe- rata keterampilan proses sains sete-
lajaran discovery learning dan pro- lah dilakukan pembelajaran dengan
blem based learning dirasa masih discovery learning dan problem
baru dan siswa mau untuk belajar. based learning.
Peneliti menemukan bahwa Pembelajaran discovery learning dan
sikap ilmiah yang tinggi akan mem- problem based learning melibatkan
pengaruhi pada kemampuan meng- siswa untuk melakukan percobaan,
analisis yang tinggi pula yang dimi- sehingga siswa mengalami pembe-
liki oleh siswa. Walaupun sikap ilmi- lajaran langsung yang lebih mudah
ah disini tidak ada interaksinya de- untuk menanamkan konsep yang
ngan hasil belajar kognitif siswa. diberikan, seperti yang diungkapkan
Seperti yang diungkapkan oleh oleh Subagyo, dkk. (2009), yaitu
Astuti, dkk. (2012), siswa yang me- Pembelajaran sains dengan pende-
miliki sikap ilmiah tinggi akan lebih katan keterampilan proses penting
mudah dalam menguasai dan menje- sekali untuk diterapkan karena
laskan materi pelajaran kepada te- melibatkan siswa untuk aktif dan
man sekelompoknya, guru dan ke- dapat meningkatkan hasil belajar
lompok lainnya sehingga siswa yang siswa sesuai. Hal ini membantu
mempunyai sikap ilmiah tinggi siswa memberikan kesempatan pada
cenderung memiliki prestasi belajar siswa untuk berlaku seperti ilmuwan
afektif yang lebih tinggi, namun sehingga memberikan pengalaman
bukan pada kemampuan kognitif dan yang lebih mendalam tentang konsep
psikomotornya, sementara itu siswa sains fisika. Sehingga konsep
yang mempunyai sikap ilmiah ren- tertanam dengan baik.
dah akan mengalami kesulitan dalam Tidak terdapatnya perbedaan
belajar sehingga sulit menguasai keterampilan proses sains dengan
materi. model discovery learning dan pro-

Tabel 11. Pencapaian Indikator Keterampilan Proses Sains


Pencapaian (%)
Indikator Pencapaian Kelas Discovery Kelas Problem
Learning Based Learning
Membuat Hipotesis 70,0 75,0
Menyiapkan Alat dan Bahan 77,5 77,5
Merencanakan Percobaan 48,0 48,0
Interpretasi Data 50,0 65,0
Berkomunikasi 35,0 55,0
Observasi 62,5 32,5
Menerapkan Konsep 47,5 52,5

118
blem based learning karena kedua yang dimiliki oleh siswa pada materi
model secara keseluruhan mampu Gerak Melingkar antara model dis-
meningkatkan indikator yang dimi- covery learning dan problem based
liki pada keterampilan proses sains. learning.
Ketercapaian indikator keterampilan
proses sains siswa kedua kelas dija- DAFTAR RUJUKAN
barkan pada Tabel 11. Andini, Ni Komang Ayu Sri.,
Siswa dengan perlakuan disco- Nyoman, Jampel., Komang,
very learning dan problem based Sudarma. 2016. Pengaruh Model
learning mempunyai tingkat keter- Pembelajaran PBL Terhadap Hasil
capaian yang tidak berbeda pada Belajar IPA Siswa Kelas IV SD
keterampilan merencanakan perco- Gugus 2 Kecamatan Rendang. Jurnal
baan dan menyiapkan alat dan bahan Jurusan PGSD. Vol. 4. No. 1. Hal. 1-
percobaannya. Namun pada kemam- 10. (Online). Tersedia di e-journal
puan membuat hipotesis, mengin- PGSD Universitas Pendidikan
terpretasikan data, mengkomuni- Ganesha. Diakses pada 18 Januari
kasikan, dan menerapkan konsep le- 2017 pukul 08:20.
bih dominan tinggi dengan model Astika, Kade Urip., Suma, I
problem based learning. Hal ini Ketut., Suastra, I Wayan. 2013.
dikarenakan pembelajaran dengan Pengaruh Model Pembelajaran
problem based learning melibatkan Berbasis Masalah Terhadap Sikap
kehidupan nyata siswa, sehingga Ilmiah dan Keterampilan Berpikir
pembelajaran dan praktik dirasa le- Kritis. Jurnal Program Studi IPA.
bih nyata dan lebih mampu diterima Vol. 3. No.1. Hal. 6-8. (Online).
oleh siswa. Sementara kemampuan Tersedia di e-journal Program
mengobservasi yang dimiliki oleh Pascasarjana Universitas Pendidikan
siswa akan lebih tinggi dengan pem- Ganesha. Diakses pada 8 Desember
belajaran discovery learning karena 2016 pukul 16:52.
pada proses pembelajarannya, model Astuti, Rina., Widha, Sunarno.,
ini menekankan untuk lebih siste- Suciati, Sudarisman. 2012. Pembe-
matis dalam proses ilmiahnya. lajaran IPS dengan Pendekatan Kete-
rampilan Proses Sains Menggunakan
SIMPULAN Metode Eksperimen Bebas Termodi-
Simpulan yang diungkapkan fikasi dan Eksperimen Terbimbing
setelah penelitian adalah: (1) Tidak Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Moti-
terdapat perbedaan hasil belajar kog- vasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri.
nitif pada materi Gerak Melingkar Vol. 1. No. 1. Hal.51-59. (Online).
dengan model discovery learning Tersedia di http://jurnal.pasca.uns.ac.
dan problem based learning; (2) id. Diakses pada 25 Januari 2017
Terdapat perbedaan sikap ilmiah pukul 09:14.
siswa pada materi Gerak Melingkar Cahyo, Agus N. 2013. Panduan
dengan model discovery learning Aplikasi Teori-teori Belajar Menga-
dan problem based learning, dimana jar Teraktual dan Terpopuler.
sikap ilmiah dengan model problem Jogjakarta: Diva Press.
based learning lebih tinggi dari sikap Emzir. 2010. Metodologi Pene-
ilmiah dengan model discovery litian Pendidikan Kuantitatif dan
learning; dan (3) Tidak terdapat per- Kualitatif Edisi Revisi. Jakarta: Raja-
bedaan keterampilan proses sains grafindo.

119
Hanafiah dan Suhana. 2012. Sedarmayati dan Hidayat. 2011.
Konsep Strategi Pembelajaran. Metodologi Penelitian. Bandung:
Bandung: Refika Aditama. Mandar Maju.
Iskandar. 2008. Metodologi Pe- Subagyo., Wiyanto., Marwoto.
nelitian Pendidikan dan Sosial 2009. Pembelajaran dengan
Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Pendekatan Keterampilan Proses
Gaung Persada Press. Sains untuk Meningkatkan
Margono. 2010. Metodologi Pe- Penguasaan Konsep Suhu dan
nelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Pemuaian. Jurnal Pendidikan Fisika
Cipta. Indonesia. Vol. 5. No.1. Hal.42-46.
Purnamaningrum, Arifah. 2012. (Online). Tersedia di
Peningkatan Kemamuan Berpikir http://journal.unnes.ac.id. Diakses
Kreatif melalui Problem Based pada 25 Januari 2017 pukul 09:13.
Learning (PBL) pada Pembelajaran Sudijono, Anas. 2011. Pengan-
Biologi Siswa Kelas X-10 SMA tar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran Rajagrafindo Persada.
2011/2012. Jurnal Pendidikan Suprijono, Agus. 2010.
Biologi. Vol. 4. No. 3. Hal. 3-4. Cooperative Learning Teori dan Ap-
(Online). Tersedia di likasi PAKEM. Yogyakarta: Pustaka
http://journal.unnes.ac.id. Diakses Pelajar.
pada 8 September 2016 pukul 11:10. Susanto, Joko. 2012. Pengem-
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil bangan Perangkat Pembelajaran Ber-
Belajar. Jogja: Pustaka Pelajar. basis Lesson Study dengan Koopera-
Roestiyah. 2008. Strategi Bela- tif Tipe Numbered Heads Together
jar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Rusman. 2012. Model-model Hasil Belajar IPA di SD. Journal of
Pembelajaran: Mengembangkan Primary Education. Vol. 1. No.2.
Profesionalisma Guru edisi kedua. Hal. 72-77. (Online). Tersedia di
Depok: Rajagrafindo Persada. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
Rusmiyati dan Yulianto. 2009. hp/jpe. diakses pada 7 Oktober 2016
Peningkatan Keterampilan Proses pukul 15:04.
Sains dengan Menerapkan Model Trianto. 2011. Mendesain Model
Problem Based-Instruction. Jurnal Pembelajaran Inovatif-Progresif;
Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 5. Konsep, Landasan, dan Implemen-
No. 1. Hal. 75-78. (Online). Tersedia tasi pada Kurikulum Tingkat Satuan
di http://journal.unnes.ac.id. Diakses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
pada 25 Januari 2017 pukul 09:01.

120

You might also like