Professional Documents
Culture Documents
ID Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggun
ID Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggun
ID Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggun
Abstract : Comparison of Student’s Learning Using “Discovery Learning” and “Problem Based
Learning” Models. This research aimed to compare the learning outcomes in some aspects, such
as cognitive aspect, scientific attitude, and science process skills of students. The topic was
Circular Motion. This research organized at Senior High School 2 Pringsewu, on 1 th semester in
2016/2017 using Pretest and Posttest Equivalent Group Design as the research design. Discovery
learning model as first experimental class and problem based learning as second experimental
class. Base on research, the average value of the cognitive study with N-gain from both classes
were 0.44 and 0.42, then the average value of science process skills was 53.44 and 55.63, and the
average value of scientific attitude was 79.49 and 83.58. These results indicated that there was no
any difference between cognitive study and science process skills students in both of the experi-
mental class, and scientific attitude aspect of problem based learning class was higher than dis-
covery learning class.
109
silkan karya berbasis pemecahan ma- giatan pemecahan masalah. Metode
salah (project based learning). yang sering digunakan adalah meto-
Pembelajaran berbasis penemu- de ceramah. Guru masih merasa ke-
an atau discovery learning menurut bingungan untuk memulai pembel-
Roestiyah (2008: 20) adalah proses ajaran yang akan membuat siswa ak-
mental di mana siswa mampu men- tif, karena guru belum memahami
gasimilasikan suatu konsep atau model mana yang akan baik dalam
prinsip, yang dimaksudkan dengan meningkatkan hasil belajar siswa.
proses mental tersebut antara lain Penggunaan model pembelajar-
ialah mengamati, mencerna, menger- an yang tepat akan membuat hasil
ti, menggolong-golongkan, membuat belajar siswa lebih baik, seperti yang
dugaan, menjelaskan, mengukur, dijabarakan oleh Susanto (2012) bah-
membuat kesimpulan, dan sebagai- wa pemilihan model pembelajaran
nya. yang sesuai bertujuan agar tercipta
Peningkatan kemampuan berpi- pembelajaran yang efektif dan pela-
kir kreatif dengan cara siswa berla- yanan terhadap kemampuan, potensi,
tih menghadapi masalah yang ada minat, bakat, dan kebutuhan peserta
pada kehidupan sehari-harinya, de- didik yang beragam sehingga terjadi
ngan dilakukannya pembelajaran interaksi yang optimal antara guru
berbasis masalah atau Problem Ba- dengan peserta didik, sehingga akan
sed Learning (PBL). Pembelajaran tercipta hasil belajar yang lebih baik
dengan problem based learning pula. Pembelajaran yang aktif dapat
menurut Purnamaningrum (2012) dilakukan dengan siswa melakukan
adalah pembelajaran yang dilakukan suatu penemuan dan kegiatan peme-
dengan menghadapkan siswa pada cahan masalah dalam kehidupan
permasalahan yang nyata pada ke- sehari-hari, terlebih lagi pembela-
hidupan sehari-hari, sehingga siswa jaran fisika sangat dekat kaitannya
dapat menyusun pengeta-huannya dengan kehidupan sehari-hari.
sendiri dalam memecahkan masalah Salah satu prinsip fisika yang
dan mengupayakan berbagai macam erat kaitannya dengan kehidupan
solusinya, yang mendorong siswa siswa adalah pada materi Gerak Me-
untuk berpikir kreatif. Selain itu, lingkar. Penggunaan Prinsip Gerak
PBL melibatkan siswa secara aktif Melingkar telah banyak dimanfaat-
dalam menemukan masalah dan kan dalam kehidupan, permasalahan-
mengutarakan alternatif-alternatif permasalahan yang berkaitan dengan
pemecahannya, sehingga siswa tidak gerak melingkar atau pemanfaatan
merasa jenuh karena dilibatkan se- benda yang bergerak melingkar da-
cara aktif dalam pembelajaran. pat dipelajari ataupun ditemukan
Berdasarkan hasil observasi di oleh siswa dalam materi Gerak Me-
SMA Negeri 2 Pringsewu, pembela- lingkar, sehingga sangat memung-
jaran fisika masih dirasa kurang kinkan sekali siswa untuk melakukan
mendukung dalam meningkatkan ha- suatu kegiatan penemuan atau peme-
sil belajar siswa dan juga pemikiran cahan masalah yang berhubungan
kreatif siswa, karena guru masih dengan materi Gerak Melingkar. Pe-
sangat jarang menggunakan model nerapan model pembelajaran disco-
pembelajaran yang akan memicu very learning dan problem based
siswa untuk bereksplorasi dengan learning memungkinkan untuk dite-
melakukan suatu penemuan dan ke- rapkan pada materi gerak melingkar,
110
terutama untuk lebih meningkatkan kinan hubungan sebab akibat anta-
hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, rafaktor tertentu yang mungkin men-
dilakukan penelitian yang berjudul jadi penyebab gejala yang diselidiki.
“Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pola penelitian komparatif me-
Menggunakan Model Discovery nurut Iskandar (2008: 62) adalah
Learning dengan Problem Based penelitian yang membandingkan satu
Learning pada Materi Gerak Meling- variabel atau lebih dengan sampel
kar”. besar, atau penelitian dilakukan de-
Penelitian perbandingan menu- ngan mengkaji beberapa fenomena-
rut Sedarmayati dan Hidayat (2011: fenomena sosial dalam bidang pen-
33) adalah penelitian yang dilakukan didikan, kemudian dicoba pada lem-
untuk meneliti peristiwa yang terjadi baga pendidikan yang lain. Sehingga
kemudian ditinjau lagi melalui data ditemukan pola perbedaan dan pola
untuk menemukan faktor yang men- kesamaan. Tujuan penelitian
dahului/menentukan kemungkinan komparatif adalah dipakai untuk
sebab atas peristiwa yang diteliti. menguji teori sehingga ditemukan
Penelitian perbandingan menu- perbedaan dan kesamaan. Penelitian
rut Margono (2010: 10) adalah pene- komparatif merupakan bagian dari
litian untuk menyelidiki kemung- penelitian kuantitatif.
111
Pembelajaran discovery menurut melalui proses kerja tim yang sis-
Hanafiah dan Suhana (2012: 77) me- tematis, sehingga siswa dapat mem-
rupakan suatu rangkaian kegiatan perdayakan, mengasah, menguji, dan
pembelajaran yang melibatkan mengembangkan kemampuan berpi-
secara maksimal seluruh kemampuan kirnya secara berkesinambungan.
pe-serta didik untuk mencari dan me- Pembelajaran berbasis masalah
nyelidiki secara sistematis, kritis, dan menurut Ibrahim dalam Trianto
logis sehingga mereka dapat mene- (2011: 97) menjelaskan bahwa di da-
mukan sendiri pengetahuan, sikap lam kelas PBI, peran guru berbeda
dan keterampilan sebagai wujud dengan kelas tradisional. Peran guru
adanya perubahan perilaku. di dalam kelas PBI adalah: (1)
Langkah-langkah pembelajaran dis- Mengajukan masalah atau mengori-
covery learning dijabarkan dalam entasikan siswa kepada masalah
Tabel 1. autentik, yaitu masalah kehidupan
Pembelajaran berbasis masalah nyata sehari-hari; (2) Membimbing
dijabarkan menurut Tan dalam penyelidikan misalnya melakukan
Rusman (2012: 229-232) merupakan pengamatan atau melakukan ekspe-
inovasi dalam pembelajaran, karena rimen atau percobaan; (3) Memfasi-
dalam PBM kemampuan berpikir litasi dialog siswa; dan (4) Mendu-
siswa betul-betul dioptimalisasikan kung belajar siswa.
113
HASIL DAN PEMBAHASAN dan uji ahli kualitas penyajian.
Penelitian ini dilakukan pada Diperoleh keseluruhan uji untuk
kelas X SMA Negeri 2 Pringsewu, instrumen LKS adalah sangat baik.
dengan kelas X MIPA 2 sebagai ke- Baik untuk instrumen LKS Disco-
las eksperimen 1 yang diberi perla- very learning maupun LKS problem
kuan discovery learning dan kelas X based learning memiliki kelayakan
MIPA 1 sebagai kelas eksperimen 1 yang sangat baik.
yang diberikan perlakuan problem Pada penelitian ini, aspek kog-
based learning. nitif saja yang dinilai kemampuan
Kedua kelas dilakukan dua kali awal dan kemampuan akhirnya (pre-
pertemuan. Sebelum melakukan pe- test dan posttest). Artinya, pada pe-
nelitian, soal kognitif dan keteram- nelitian ini, hanya aspek kognitif
pilan proses sains dilakukan uji va- yang dihitung N-gain-nya. Perolehan
liditas dan reliabilitas, dengan diper- rata-rata N-gain untuk hasil belajar
oleh 15 soal kognitif yang valid dari kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.
25 soal dan terdapat tujuh soal kete- Hasil keterampilan proses sains serta
rampilan proses sains yang valid dari sikap ilmiah terperinci pada Tabel 5,
8 soal. yang menunjukkan bahwa kelas de-
Dilakukan juga uji ahli untuk ngan model discovery learning dida-
mengetahui kevalidan instrumen patkan nilai N-gain yang tidak jauh
yang telah dibuat. Uji ahli yang berbeda dengan N-gain pada kelas
dilakukan adalah uji ahli desain, uji dengan pembelajaran problem based
ahli kelayakan isi, uji ahli bahasa, learning, dengan kriteria “sedang”.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Kognitif, Sikap Ilmiah, dan KPS
Kelas-Distribusi
Komponen Model Tidak Model pro- Tidak
discovery Normal Normal blem based Normal Normal
learning learning
Kognitif 0,06 √ 0,20 √
Sikap Ilmiah 0,16 √ 0,20 √
Keterampilan Proses Sains 0,20 √ 0,20 √
114
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Data Kognitif, KPS, dan Sikap Ilmiah
Hasil Belajar Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kognitif 3,61 1 62 0,06
KPS 0,09 1 62 0,76
Sikap Ilmiah 0,82 1 62 0,37
115
Perbandingan Hasil Belajar Siswa mengingat informasi yang telah
Ranah Kognitif diperoleh.
Hasil belajar kognitif siswa Ketercapaian indikator pembel-
setelah dilakukan pengujian inde- ajaran ranah kognitif setelah dida-
pendent sample T test menunjukkan patkan hasil, siswa mampu menca-
bahwa tidak terdapat perbedaan rata- pai beberapa indikator belajar ranah
rata hasil belajar kognitif antara kognitif dengan dilakukan pembela-
pembelajaran discovery learning jaran discovery learning dan problem
dengan problem based learning. based learning. Hasil pencapaian
Proses pembelajaran dengan indikator kognitif tersebut terperinci
menggunakan model discovery pada Tabel 9.
learning dan model problem based Setiap indikator pencapaian
learning melibatkan siswa berperan hampir sama, namun pada kognitif,
aktif dalam pembelajaran, yaitu tingkatan menganalisis lebih didomi-
dengan melakukan suatu percobaan nasi peningkatannya dengan pembel-
untuk memberikan solusi permasa- ajaran problem based learning. Hal
lahan, dengan melibatkan siswa ini dikarenakan pada pembelajaran
berperan aktif akan memperoleh problem based learning siswa lebih
hasil belajar yang baik. Seperti yang dituntun untuk menganalisis perma-
diungkapkan oleh Andini, dkk. salahan yang ada di dalam kehidupan
(2016), kemampuan yang dikem- sehari-hari mereka, sehingga siswa
bangkan melalui kolaboratif dalam lebih terbiasa dengan menganalisis
tim menyebabkan pembelajaran permasalahan. Namun kemampuan
menjadi aktif, dimana setiap individu menganalisis yang tinggi tidak mem-
memiliki kemampuan yang bervari- pengaruhi pada peningkatan hasil
asi sehingga setiap individu mencoba belajar siswa.
menunjukkan kemampuan yang me- Hasil belajar kognitif yang baik
reka miliki dalam kerja tim mereka. akan mampu dicapai oleh peserta
Selain itu, percobaan juga membe- didik jika proses pembelajaran yang
rikan bekal pemahaman konsep yang diterapkan akan mampu menuntun
bagus terhadap siswa, seperti yang siswa berpikir pada tingkat yang
diungkapkan oleh Rusmiyati dan tinggi. Namun tidak dengan pene-
Yulianto (2009), yaitu bahwa perco- litian yang peneliti teliti, pembel-
baan akan memberikan pemahaman ajaran discovery learning dan pro-
yang lebih jelas dan tepat serta hasil blem based learning pada tahapan
belajar siswa lebih permanen atau pembelajarannya sama-sama menun-
mantap. Siswa akan lebih mudah tun siswa pada tingkat yang tinggi
116
pada taksonomi pembelajaran, na- siswa jumpai di kehidupan mereka,
mun rata-rata hasil belajar siswa karena dekat dengan kehidupan real
pada kedua kelas dengan kedua mo- siswa, sehingga siswa akan merasa
del pembelajaran ini menunjukkan senang dan terbiasa menghadapi
hasil belajar siswa yang dengan rata- permasalahan di kesehariannya de-
rata “sedang” dan belum sepenuhnya ngan sikap yang ilmiah. Pencapaian
lulus mencapai KKM. Hasil belajar sikap ilmiah dengan menggunakan
kognitif yang belum tuntas pada problem based learning akan lebih
siswa kedua kelas eksperimen dise- meningkat pada pembelajaran fisika
babkan karena kemampuan siswa di SMA, seperti yang diungkapkan
menerima pembelajaran discovery oleh Astika, dkk. (2013), sikap ilmi-
learning dan problem based learn- ah yang diperoleh setelah pembela-
ing, juga pada saat pembelajaran ma- jaran problem based learning akan
sih ada siswa yang belum sepenuh- lebih tinggi daripada dengan meng-
nya mengikuti pembelajaran. gunakan pembelajaran yang sering
digunakan, karena pada tahapannya
Perbandingan Sikap Ilmiah siswa akan lebih sering bersikap
Perolehan rata-rata sikap ilmiah ilmiah dan harapannya bisa diterap-
kedua kelas eksperimen menun- kan kepada kehidupan siswa. Selain
jukkan bahwa hasil rata-rata sikap itu, pencapaian indikator untuk sikap
ilmiah kedua kelas berbeda. Pengu- ilmiah lebih meningkat dengan
jian independent sample T test yang pembelajaran problem based learn-
hasilnya menunjukkan bahwa terda- ing. Pencapaian indikator sikap il-
pat perbedaan sikap ilmiah yang miah siswa pada kedua kelas dengan
dimiliki siswa dengan kelas disco- menggunakan kedua model dija-
very learning dan problem based barkan pada Tabel 10.
learning di mana rata-rata perolehan Pencapaian indikator sikap
nilai sikap ilmiah dengan kelas ilmiah yang diperoleh siswa pada
problem based learning lebih tinggi pembelajaran problem based learn-
daripada rata-rata sikap ilmiah yang ing adalah siswa lebih memiliki sikap
diperoleh dari siswa setelah disco- yang jujur dalam melakukan
very learning. percobaan lebih tinggi dari pembela-
Perbedaan sikap ilmiah yang jaran discovery learning. Siswa lebih
diperoleh dikarenakan pada tahapan teliti saat melakukan percobaan dan
pembelajaran problem based learn- juga menganalisis data, siswa lebih
ing, permasalahan yang diungkapkan disiplin dalam mengumpulkan la-
adalah permasalahan yang sering poran percobaan, dan memiliki rasa
117
tanggung jawab yang lebih tinggi Perbandingan Hasil Keterampilan
setelah dilakukan dengan pembela- Proses Sains
jaran problem based learning. Na- Hasil pembelajaran selanjutnya
mun kedua model yaitu problem dilihat pada keterampilan proses
based learning dan discovery learn- sains-nya, hasil pengujian indepen-
ing memberikan rasa ingin tahu yang dent sample T test menunjukkan
tinggi pada siswa saat proses pem- bahwa tidak terdapat perbedaan rata-
belajarannya, karena model pembe- rata keterampilan proses sains sete-
lajaran discovery learning dan pro- lah dilakukan pembelajaran dengan
blem based learning dirasa masih discovery learning dan problem
baru dan siswa mau untuk belajar. based learning.
Peneliti menemukan bahwa Pembelajaran discovery learning dan
sikap ilmiah yang tinggi akan mem- problem based learning melibatkan
pengaruhi pada kemampuan meng- siswa untuk melakukan percobaan,
analisis yang tinggi pula yang dimi- sehingga siswa mengalami pembe-
liki oleh siswa. Walaupun sikap ilmi- lajaran langsung yang lebih mudah
ah disini tidak ada interaksinya de- untuk menanamkan konsep yang
ngan hasil belajar kognitif siswa. diberikan, seperti yang diungkapkan
Seperti yang diungkapkan oleh oleh Subagyo, dkk. (2009), yaitu
Astuti, dkk. (2012), siswa yang me- Pembelajaran sains dengan pende-
miliki sikap ilmiah tinggi akan lebih katan keterampilan proses penting
mudah dalam menguasai dan menje- sekali untuk diterapkan karena
laskan materi pelajaran kepada te- melibatkan siswa untuk aktif dan
man sekelompoknya, guru dan ke- dapat meningkatkan hasil belajar
lompok lainnya sehingga siswa yang siswa sesuai. Hal ini membantu
mempunyai sikap ilmiah tinggi siswa memberikan kesempatan pada
cenderung memiliki prestasi belajar siswa untuk berlaku seperti ilmuwan
afektif yang lebih tinggi, namun sehingga memberikan pengalaman
bukan pada kemampuan kognitif dan yang lebih mendalam tentang konsep
psikomotornya, sementara itu siswa sains fisika. Sehingga konsep
yang mempunyai sikap ilmiah ren- tertanam dengan baik.
dah akan mengalami kesulitan dalam Tidak terdapatnya perbedaan
belajar sehingga sulit menguasai keterampilan proses sains dengan
materi. model discovery learning dan pro-
118
blem based learning karena kedua yang dimiliki oleh siswa pada materi
model secara keseluruhan mampu Gerak Melingkar antara model dis-
meningkatkan indikator yang dimi- covery learning dan problem based
liki pada keterampilan proses sains. learning.
Ketercapaian indikator keterampilan
proses sains siswa kedua kelas dija- DAFTAR RUJUKAN
barkan pada Tabel 11. Andini, Ni Komang Ayu Sri.,
Siswa dengan perlakuan disco- Nyoman, Jampel., Komang,
very learning dan problem based Sudarma. 2016. Pengaruh Model
learning mempunyai tingkat keter- Pembelajaran PBL Terhadap Hasil
capaian yang tidak berbeda pada Belajar IPA Siswa Kelas IV SD
keterampilan merencanakan perco- Gugus 2 Kecamatan Rendang. Jurnal
baan dan menyiapkan alat dan bahan Jurusan PGSD. Vol. 4. No. 1. Hal. 1-
percobaannya. Namun pada kemam- 10. (Online). Tersedia di e-journal
puan membuat hipotesis, mengin- PGSD Universitas Pendidikan
terpretasikan data, mengkomuni- Ganesha. Diakses pada 18 Januari
kasikan, dan menerapkan konsep le- 2017 pukul 08:20.
bih dominan tinggi dengan model Astika, Kade Urip., Suma, I
problem based learning. Hal ini Ketut., Suastra, I Wayan. 2013.
dikarenakan pembelajaran dengan Pengaruh Model Pembelajaran
problem based learning melibatkan Berbasis Masalah Terhadap Sikap
kehidupan nyata siswa, sehingga Ilmiah dan Keterampilan Berpikir
pembelajaran dan praktik dirasa le- Kritis. Jurnal Program Studi IPA.
bih nyata dan lebih mampu diterima Vol. 3. No.1. Hal. 6-8. (Online).
oleh siswa. Sementara kemampuan Tersedia di e-journal Program
mengobservasi yang dimiliki oleh Pascasarjana Universitas Pendidikan
siswa akan lebih tinggi dengan pem- Ganesha. Diakses pada 8 Desember
belajaran discovery learning karena 2016 pukul 16:52.
pada proses pembelajarannya, model Astuti, Rina., Widha, Sunarno.,
ini menekankan untuk lebih siste- Suciati, Sudarisman. 2012. Pembe-
matis dalam proses ilmiahnya. lajaran IPS dengan Pendekatan Kete-
rampilan Proses Sains Menggunakan
SIMPULAN Metode Eksperimen Bebas Termodi-
Simpulan yang diungkapkan fikasi dan Eksperimen Terbimbing
setelah penelitian adalah: (1) Tidak Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Moti-
terdapat perbedaan hasil belajar kog- vasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri.
nitif pada materi Gerak Melingkar Vol. 1. No. 1. Hal.51-59. (Online).
dengan model discovery learning Tersedia di http://jurnal.pasca.uns.ac.
dan problem based learning; (2) id. Diakses pada 25 Januari 2017
Terdapat perbedaan sikap ilmiah pukul 09:14.
siswa pada materi Gerak Melingkar Cahyo, Agus N. 2013. Panduan
dengan model discovery learning Aplikasi Teori-teori Belajar Menga-
dan problem based learning, dimana jar Teraktual dan Terpopuler.
sikap ilmiah dengan model problem Jogjakarta: Diva Press.
based learning lebih tinggi dari sikap Emzir. 2010. Metodologi Pene-
ilmiah dengan model discovery litian Pendidikan Kuantitatif dan
learning; dan (3) Tidak terdapat per- Kualitatif Edisi Revisi. Jakarta: Raja-
bedaan keterampilan proses sains grafindo.
119
Hanafiah dan Suhana. 2012. Sedarmayati dan Hidayat. 2011.
Konsep Strategi Pembelajaran. Metodologi Penelitian. Bandung:
Bandung: Refika Aditama. Mandar Maju.
Iskandar. 2008. Metodologi Pe- Subagyo., Wiyanto., Marwoto.
nelitian Pendidikan dan Sosial 2009. Pembelajaran dengan
Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Pendekatan Keterampilan Proses
Gaung Persada Press. Sains untuk Meningkatkan
Margono. 2010. Metodologi Pe- Penguasaan Konsep Suhu dan
nelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Pemuaian. Jurnal Pendidikan Fisika
Cipta. Indonesia. Vol. 5. No.1. Hal.42-46.
Purnamaningrum, Arifah. 2012. (Online). Tersedia di
Peningkatan Kemamuan Berpikir http://journal.unnes.ac.id. Diakses
Kreatif melalui Problem Based pada 25 Januari 2017 pukul 09:13.
Learning (PBL) pada Pembelajaran Sudijono, Anas. 2011. Pengan-
Biologi Siswa Kelas X-10 SMA tar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran Rajagrafindo Persada.
2011/2012. Jurnal Pendidikan Suprijono, Agus. 2010.
Biologi. Vol. 4. No. 3. Hal. 3-4. Cooperative Learning Teori dan Ap-
(Online). Tersedia di likasi PAKEM. Yogyakarta: Pustaka
http://journal.unnes.ac.id. Diakses Pelajar.
pada 8 September 2016 pukul 11:10. Susanto, Joko. 2012. Pengem-
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil bangan Perangkat Pembelajaran Ber-
Belajar. Jogja: Pustaka Pelajar. basis Lesson Study dengan Koopera-
Roestiyah. 2008. Strategi Bela- tif Tipe Numbered Heads Together
jar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Rusman. 2012. Model-model Hasil Belajar IPA di SD. Journal of
Pembelajaran: Mengembangkan Primary Education. Vol. 1. No.2.
Profesionalisma Guru edisi kedua. Hal. 72-77. (Online). Tersedia di
Depok: Rajagrafindo Persada. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
Rusmiyati dan Yulianto. 2009. hp/jpe. diakses pada 7 Oktober 2016
Peningkatan Keterampilan Proses pukul 15:04.
Sains dengan Menerapkan Model Trianto. 2011. Mendesain Model
Problem Based-Instruction. Jurnal Pembelajaran Inovatif-Progresif;
Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 5. Konsep, Landasan, dan Implemen-
No. 1. Hal. 75-78. (Online). Tersedia tasi pada Kurikulum Tingkat Satuan
di http://journal.unnes.ac.id. Diakses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
pada 25 Januari 2017 pukul 09:01.
120