Professional Documents
Culture Documents
JURNAL
JURNAL
Anifatus Tsaniyah ¹
Burhan Bungin ²
A.A.A.I Prihandari Satvikadewi ³
ABSTRACT
This study discusses the discourse that is represented in the article "When Women
Indonesia Have Relationships with Pakistani Men" On Blog
Amiratnawatiutami.blogspot.com. cyberlove can occur with the development of
technology ie the Internet. Cyberlove between Indonesian women with Pakistani Men
starting from dating site or online dating site. The interactions made through online
messaging have different meanings with the interactions that are done directly. This
research uses technical analysis of Sara Mills discourse with Symbolic Interactionist
theory and Computer Mediated Communication (CMC). The object of the study is the
article "When Indonesian Women Have Relationships with Pakistani Men" with
Ratnawati Utami as a writer. The results of the study were cyberlove that occurred
between Indonesian women and most Pakistani men did not progress to a more serious
level. That's because the nature of the Pakistani man who was mostly a playboy in the
cyberlove world. Pakistani men are the subject of storytelling by interpreting the
character of the Pakistani man who is just playing games in cyberlove. While
Indonesian women are intended as readers with a little picture as the subject of being as
easily seduced by Pakistani men's seduction. These positions are illustrated by the
author through his experience.
Keywords: cyberlove, Indonesian women, Pakistani men, dating site, online dating,
discourse analysis
¹Anifatus Tsaniyah., S.I.Kom, alumni Prodi S-1 Ilmu Komunikasi, FISIP, Untag
Surabaya
²Prof.Dr.H. Burhan Bungin, M.Si.,Ph.D, dosen Prodi S-1 Ilmu Komunikasi, FISIP,
Untag Surabaya
³A.A.A.1 Prihandari Satvikadewi, dosen Prodi S-1 Ilmu Komunikasi, FISIP, Untag
Surabaya
2
Ratnawati membuat group facebook artikel tersebut?, Hal itulah yang akan
dengan nama group yang sama dengan peneliti ungkap dalam penelitian ini.
judul artikelnya karena banyaknya
permintaan konsultasi. Ratnawati adalah LANDASAN TEORI
blogger aktif sejak april 2010, tulisannya Teori Interaksionis Simbolik Herbert
sudah tercatat hingga ratusan artikel dari 5 Blumer
blog yang ia kelola. Pada blog Dalam penjelasan konsepnya
amiratnawatiutami.blogspot.com ini tentang interaksi simbolik, Blumer
kebanyakan artikelnya membahas tentang
menunjuk kepada sifat khas dari tindakan
pengalamannya menjalani cyberlove atau interaksi antarmanusia. Kekhasannya
dengan pria asing, bahkan salah satu bahwa manusia saling menerjemahkan,
artikelnya menyebutkan bahwa dia pernah mendefenisikan tindakannya, bukan hanya
diwawancarai oleh salah satu stasiun reaksi dari tindakan seseorang terhadap
televisi dalam acara sudut pandang orang lain. Tanggapan seseorang, tidak
mengenai pengalamannya berkenalan dibuat secara langsung atas tindakan itu,
dengan seorang pria asing dari aplikasi tetapi didasarkan atas “makna” yang
badoo yang ternyata scammer dan tertipu diberikan. Olehnya, interaksi dijembatani
500 US$. oleh penggunaan simbol, penafsiran, dan
Situs dan aplikasi kencan online penemuan makna tindakan orang lain.
serta sosial media membuka peluang Dalam konteks ini, menurut Blumer, actor
terjadinya cyberlove antar negara. akan memilih, memeriksa, berpikir,
cyberlove adalah sebutan untuk suatu mengelompokkan, dan
hubungan percintaan yang berawal dan mentransformasikan makna sesuai situasi
dilakukan melalui media internet. dan kecenderungan tindakannya (Basrowi
Hubungan ini bisa terjadi pada orang- dan Sukidin, 2002). Pada bagian lain,
orang di berbagai tempat, berbagai negara, Blumer dalam Soeprapto (2002)
sisi yang berbeda dari dunia, atau bahkan mengatakan bahwa individu bukan
orang-orang yang tinggal di daerah yang dikelilingi oleh lingkungan obyek-obyek
sama tapi tidak berkomunikasi secara potensial yang mempermainkan dan
langsung. membentuk perilakunya, sebaliknya ia
Situs dan aplikasi perjodohan membentuk obyek-obyek itu. Dengan
menjadi wadah bagi para masyarakat begitu, manusia merupakan actor yang
maya untuk berkenalan dan menemukan sadar dan reflektif, yang menyatukan
pasangan sesuai impian dari seluruh obyek yang diketahuinya melalui apa yang
belahan dunia. Kencan online membuat disebutnya sebagai self-indication.
fenomena cyberlove antar negara yang Maksudnya, proses komunikasi yang
bagi masyarakat nyata mungkin hanya sedang berjalan dimana individu
seperti lelucon, namun para cyberlover mengetahui sesuatu, menilainya, memberi
justru banyak yang menggantungkan masa makna dan memberi tindakan dalam
depannya pada pasangan mayanya. konteks sosial. Menurutnya dalam teori
Diketahui juga bagaimana seorang pria interaksi simbolik mempelajari suatu
Pakistan dapat begitu menarik di mata masyarakat disebut “tindakan bersama”.
wanita Indonesia meski tidak pernah
saling bertemu dan hanya melakukan Teori Computer Mediated Communication
komunikasi digital. Lalu, wacana apa yang (CMC)
bisa direpresentasikan dari interaksi antara
“CMC adalah suatu proses
pria Pakistan dan wanita Indonesia dalam
komunikasi atau pertukaran informasi
yang dilakukan melalui medium, dalam
4
hal ini komputer. Dalam prakteknya, CMC dalam hal ini yaitu siapa yang menjadi
biasanya dikaitkan dengan komunikasi subjek penceritaan dan siapa yang menjadi
manusia pada, melalui, atau menggunakan obyek penceritaan yang akan menentukan
internet dan web.” (Tomic dalam Astuti bagaimana struktur teks dan bagaimana
dalam Octavia, 2015:17 ). makna diperlakukan dalam teks secara
Kapasitas atau porsi seseorang keseluruhan. Selain itu seperti yang
untuk melakukan adaptasi lingkungan dikatakan dalam (Eriyanto, 2009:200),
dalam CMC lebih rendah dibandingkan Mills juga memusatkan perhatian pada
pada komunikasi langsung. Dalam bagaimana pembaca dan penulis
komunikasi face to face, nada bicara, ditampilkan dalam teks, tentang
gesture, ekspresi menjadi hal yang sangat bagaimana si pembaca mengidentifikasi
berpengaruh, tetapi dalam CMC, dan menempatkan dirinya dalam
keseluruhan kondisi tersebut dapat penceritaan teks. Posisi ini akan
diperbaiki dan diterima sesuai dengan menempatkan pembaca pada salah satu
ekspektasi komunikan. Seseorang tidak posisi yang mana dapat mempengaruhi
perlu memahami kondisi lingkungan bagaimana teks itu akan dipahami dan
sekitar untuk dapat memahami bagaimana aktor sosial ini ditempatkan.
komunikannya. Pemahamannya akan lebih Pada akhirnya cara penceritaan dan posisi-
kecil dibandingkan dengan komunikasi posisi yang ditempatkan dan ditampilkan
langsung (Dijk, 1999: 228). dalam teks ini membuat satu pihak
menjadi legitimate dan pihak lain menjadi
Komunikasi menggunakan CMC
illegitimate.
juga memiliki kelemahannya sendiri.
Obyek penelitian adalah artikel
Bahasa dan tanda yang datang melalui
berjudul “Bila Wanita Indonesia Punya
sebuah layar berbeda dengan bahasa dan
Hubungan dengan Pria Pakistan” pada
tanda yang datang secara langsung.
blog Amiratnawatiutami.blogspot.com.
Terdapat empat aspek yang Peneliti melakukukan metode
merupakan ciri utama dari pengumpulan data dengan melakukan
computer mediated communication analisis wacana terhadap artikel Ratnawati
(Dijk, 1999: 228), yaitu: Utami. Selanjutnya dilakukan keabsahan
1. Partner komunikasi tidak harus data melalui 4 standart yaitu; Standart
berada di satu tempat yang sama. Kredibilitas, Standart Transferabilitas,
2. Tidak harus berkomunikasi Standar Dependabilitas dan Standart
dalam waktu yang bersamaan. Konfirmbilitas.
3. Komputer atau media dapat
menjadi pengganti manusia DESKRIPSI OBYEK
sebagai partner komunikasi, baik Obyek dalam penelitian ini
hanya sebagian atau keseluruhan. berupa artikel yang berjudul “Bila Wanita
Indonesia Punya Hubungan dengan Pria
4. Proses mental selama
Pakistan”. Artikel tersebut mempunyai
berkomunikasi dapat tergantikan
respon komentar paling banyak dibanding
oleh alat proses informasi.
artikel-artikel ratnawati yang lain dan
artikel-artikel tema serupa dari penulis
METODE PENELITIAN
yang lain. Sejak dipublish pada tanggal 19
Penelitian ini menggunakan
Juli 2016 hingga saat ini 20 Juli 2017
analisis wacana Sara Mills. Sara Mills
sudah mempunyai 268 komentar. Berikut
melalui teori yang digagasnya
kutipan artikelnya:
memaparkan bagaimana posisi-posisi
aktor ditampilkan dalam teks. Posisi
5
akhirnya tidak ada yang serius. Ratnawati penggalan kalimat “pria Pakistan ini saat
mencoba belajar dari pengalamannya merayu wanita Indonesia bisa bikin klepek
sehingga memunculkan persepsi demikian. klepek,”. Pesan-pesan yang dikirimkan
Proses komunikasi yang dikatakan dalam pria Pakistan melalui simbol-simbol
teks '”uka sekali menggombal, ngerayu, diterima oleh si wanita dengan makna
ngajak pacaran, cepet ngajak nikah... “ yang mungkin berbeda dengan maksud
yang dilakukan melalui pesan online sebenarnya si pria Pakistan, karena sifat
awalnya akan dianggap serius oleh si pesan yang dikirimkan melalui media
wanita karena bahasa dan tanda yang internet bisa mempunyai arti yang berbeda
datang melalui sebuah layar berbeda dari maksud komunikator dan persepsi
dengan bahasa dan tanda yang datang komunikan. Proses mental kedua aktor
secara langsung. selama berkomunikasi tergantikan oleh
Penulis mengatakan bahwa pria alat proses informasi. Itulah mengapa
Pakistan di negaranya dibatasi untuk maksud pesan yang sebenarnya bisa
menjalin hubungan dengan wanita karena diartikan berbeda oleh komunikan.
adat dan tradisi negaranya, karena itulah Penulis memberi saran bagi
mereka banyak bermain-main di situs-situs wanita-wanita indonesia yang sedang
kencan online. Adat dan tradisi yang menjalani cyberlove dengan pria Pakistan
mengakar bersama agama membuat agar lebih berhati-hati dan
batasan hubungan antara pria dan wanita mempertimbangkan dari berbagai sisi agar
di Pakistan. Tapi di akhir kalimat penulis mendapat gambaran nantinya setelah
memberi sedikit pengecualian bahwa tidak menikah akan berakhir bahagia atau
semua pria Pakistan dalam situs kencan terpuruk. Hal itu bisa dilakukan dengan
hanya main-main, ada juga yang benar- rencana masa depan yang jelas, dapat
benar serius mencari jodoh. Dalam kalimat beradaptasi dengan adat-istiadat serta
terakhir yaitu “Tapi tentunya tidak semua tradisi negara si pria Pakistan dan tentunya
begitu” juga merupakan hasil persepsi dari dapat beradaptasi di lingkungan keluarga
pengalaman Ratnawati yang menemukan si pria. Jangan hanya bermodal cinta dan
beberapa kasus yang berbeda dari kepercayaan dengan semua yang
kebanyakan. dijanjikan si pria Pakistan. Wanita
Penulis dalam paragraf 5 Indonesia juga harus pintar dan selektif
memberikan dua perbandingan bagi dalam memilih pasangan.
pembaca, pertama, bahwa banyak kasus Dalam paragraf ke-6 penulis
wanita Indonesia yang tertipu dengan memberi penekanan khusus dengan
manisnya janji-janji pria Pakistan saat membuat font lebih besar dan memakai
menjalani cyberlove, tapi setelah menikah bold. Pemakaian font lebih besar dan bold
janji-janji itu pupus dengan diperlakukan memberi makna seperti sebuah teriakan
tidak baik. Perbandingan kedua, penulis ditengah tengah penuturan. Bahwa hal
juga mengatakan ada juga kisah pria inilah yang paling penting dan harus
Pakistan yang baik dan memenuhi janji- diperhatikan oleh wanita Indonesia.
janjinya setelah menikah dengan wanita Penulis seakan memberi warning pada
Indonesia. Dalam uraian paragraf tersebut pembaca bahwa tidak semua pria Pakistan
juga ditemukan bahwa wanita Indonesia itu pendusta tapi kebanyakan seperti itu
dan pria Pakistan saling berinteraksi dan dan harus lebih berhati-hati dalam
saling memberi makna. Wanita Indonesia menjalin cyberlove dengan pria Pakistan.
memaknai kata-kata dalam chat yang Penulis dalam paragraf ketujuh
dikirimkan oleh si pria Pakistan sesuai arti dalam kalimat pertama memberikan data-
bahasa yang sesungguhnya, seperti pada data dan fakta untuk mendukung
9