Kajian Pembangunan Pelabuhan Bagusa Di Kabupaten M

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Kajian Pembangunan Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo

Raya Provinsi Papua


Development of Bagusa Ports in Mamberamo Raya District Papua
Teguh Pairunan Putra*
Puslitbang Transportasi Laut, Badan Litbang Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat
E-mail: *teguhputra661@yahoo.com
Diterima : 23 Oktober 2017, revisi 1: 10 November 2017, revisi 2: 11 Desember 2017, disetujui: 20 Desember 2017

Abstract
Limitations of facilities and infrastructure of sea transportation are almost identic in all regions of Indonesia,
especially in rural areas of Papua, which located in rivers. Mamberamo Raya is a new regency that was expanded
since 2007 from Sarmi Regency. Its Natural Resources has not been well managed to provide value added for the
economic growth. The purpose of the research was to analyze and evaluate the development of Bagusa seaport
in Mamberamo Raya, Papua. The method used Location Quotient (LQ) and weighted analysis. The results of the
research indicated that the underlying sector with the value of LQ > 1 in the hinterland area of Bagusa Port are
the agricultural sector, as the non-base industry with LQ < 1 are, mining, and excavation sector. The feasibility
result of the development of Bagusa Port by taking into several aspects of the criteria that is location, technical,
operational, demand for sea transportation service, development needs, economic, and environmental, the result
analysis was 77% Bagusa declared eligible to build. For strengthen these reasons, there will be a sea highway
route 2018 that will transit at the Port of Sarmi and Teba.
Keywords: Development, Port of Bagusa, Mamberamo Raya.
Abstrak
Keterbatasan fasilitas dan infrastruktur transportasi laut hampir terjadi di semua daerah Indonesia khususnya di
daerah pedalaman Papua yang berlokasi di sungai-sungai. Kabupaten Mamberamo Raya merupakan kabupaten baru
yang dimekarkan sejak tahun 2007 dari Kabupaten Induknya yaitu Kabupaten Sarmi. Potensi sumber daya alam
yang dimiliki belum dapat dikelola dengan baik untuk memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan perekonomian
daerah Mamberamo Raya secara khusus dan Papua secara umum. Melihat potensi sumber daya alam yang ada
tidak mungkin dapat dikelola dengan baik jika tidak dimulai dengan menyiapkan fasilitas transportasi yang
memadai dan terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan pembangunan
Pelabuhan laut Bagusa di Kabupaten Mamberamo Raya, Papua. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
Location Quotient (LQ) dan analisis pembobotan. Hasil kajian menunjukkan bahwa sektor basis dengan nilai
LQ > 1 yang ada di kawasan hinterland Pelabuhan Bagusa, yaitu sektor pertanian, sedangkan sektor non basis
dengan nilai LQ < 1, yaitu sektor pertambangan dan penggalian. Kelayakan pembangunan Pelabuhan Bagusa
dengan memperhatikan beberapa aspek kriteria, yaitu aspek lokasi, aspek teknis, aspek operasional, aspek
prakiraan permintaan jasa angkutan laut, aspek kebutuhan pengembangan, aspek ekonomi, dan aspek lingkungan
berdasarkan analisis pembobotan mendapat jumlah nilai sebesar 77%, sehingga pembangunan Pelabuhan Bagusa
dinyatakan layak untuk dibangun. Selain alasan tersebut juga adanya rencana trayek tol laut 2018 akan singgah di
Pelabuhan Sarmi dan Teba.
Kata kunci : Pembangunan, Pelabuhan Bagusa, Mamberamo Raya.

Kajian Pembangunan Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, Teguh Pairunan Putra
http://dx.doi.org/10.25104/warlit.v29i2.587
253
Pendahuluan pembangunan Pelabuhan Bagusa, 3) Apakah perlu
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan pembangunan fasilitas Pelabuhan Bagusa saat ini?
terbesar di dunia, dengan luas lautan yang lebih Sesuai dengan surat Bupati Mamberamo Raya
besar dari luas daratan. Luas lautan Indonesia kepada Menteri Perhubungan dengan tembusan
mencapai 3,9 juta km2, sedangkan luas daratan ke Kepala Balitbang Kemenhub Nomor 525/06/
mencapai 1,9 juta km2. Selain itu, letak Indonesia BUP/II/2017, perihal permintaan bantuan sarana
yang berada di antara dua benua dan dua samudra dan prasarana transportasi, yang salah satunya
membuat Indonesia berada di jalur lalu lintas pembangunan fasilitas Pelabuhan laut Bagusa,
internasional dan berpotensi menjadi tempat transit berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan
jalur perdagangan dunia. Oleh karena itu kegiatan “Kajian Usulan Pembangunan Pelabuhan Bagusa
transportasi laut yang menghubungkan daerah Di Kabupaten Mamberamo Raya”.
pedalaman dan pulau-pulau di Indonesia serta Maksud dari penelitian adalah untuk mengetahui
mempunyai peran yang sangat strategis dan penting bagaimana kondisi Pelabuhan laut Bagusa saat
sebagai pendukung kegiatan perekonomian, ini, sedangkan tujuan dari penelitian adalah
industri, pembangunan dan perdagangan. untuk menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan
Keterbatasan fasilitas dan infrastruktur pembangunan Pelabuhan laut Bagusa.
transportasi laut hampir terjadi di semua daerah
Indonesia diantaranya keterbatasan tempat sandar, Metodologi
hambatan di alur pelayaran karena dangkal dan A. Metode Pengumpulan Data
sempit, keterbatasan gudang penumpukan dan Jenis dan sumber data terdiri dari data primer
depo peti kemas, serta terbatasnya penyediaan dan data sekunder. Data primer berupa
pengedokan kapal. Kinerja Pelabuhan di Papua hasil pengamatan di pelabuhan pada lokasi
perlu ditingkatkan mengingat faktor-faktor seperti survey. Selain itu juga diperlukan data opini
kurangnya pilihan Pelabuhan air dalam dan responden yang didapat dari kuesioner dengan
banyaknya Pelabuhan pedalaman yang berlokasi pertanyaan terbuka, terkait dengan kebutuhan
di sungai-sungai dan memerlukan pengerukan pembangunan pelabuhan yang menjadi obyek
terus-menerus menjadi salah satu hambatan survei. Data sekunder meliputi hasil-hasil
terhadap kinerja Pelabuhan. Dengan adanya studi, direktori pelabuhan, data-data yang
perbaikan sarana transportasi laut di Papua, maka terkait dengan pembangunan pelabuhan, data-
perekonomian dapat semakin tumbuh mengingat data ekonomi, dan sosial/budaya di sekitar
angkutan darat bukan menjadi alternatif utama wilayah pelabuhan. Data sekunder juga
dalam mobilisasi arus barang dikarenakan kondisi diperoleh dengan cara melakukan studi pustaka
geografisnya berupa wilayah kepulauan dan (library research) pada disertasi, tesis, jurnal
pegunungan. ilmiah, internet serta menggunakan informasi-
Kabupaten Mamberamo Raya merupakan informasi yang dihasilkan oleh instansi terkait.
kabupaten baru yang dimekarkan pada tahun 2007 Sumber data primer dan sekunder meliputi
dari Kabupaten Induknya yaitu Kabupaten Sarmi. instansi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Kabupaten Mamberamo Raya yang merupakan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan.
Kabupaten baru belum sepenuhnya terkoneksi B. Pengolahan Data
dengan baik sehingga mobilitas barang dan Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif
manusia masih terbatas karena kurangnya fasilitas kuantitatif, untuk menganalisis dan
sarana dan prasarana transportasi. Berdasarkan mengevaluasi kebutuhan pembangunan
permasalahan/kendala yang sedang dihadapi Pelabuhan laut Bagusa. Proses pengolahan
tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai data sekunder menggunakan metoda analisis
berikut, 1) Bagaimana kondisi eksisting fasilitas location quotient untuk mengetahui sektor
Pelabuhan Bagusa saat ini?, 2) Sektor apa saja yang basis dan non basis di Kabupaten Mamberamo
menjadi sektor basis dan non basis perekonomian Raya. Kemudian dilakukan penilaian dengan
Kabupaten Mamberamo Raya dalam mendukung

254 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 29, Nomor 2, Juli - Desember 2017
pendekatan skala likert dengan menilai Di mana:
scoring potensi Pelabuhan berdasarkan data PDRBb,i =PDRB sektor i di Kab. Mamberamo Raya
ΣPDRBb =Total PDRB di Kab. Mamberamo Raya
dan informasi diperoleh baik primer maupun
PDRBss,i =PDRB sektor i di Propinsi Papua pada
sekunder. Sehubungan dengan penilaian tahun tertentu.
scoring, maka dapat dilakukan untuk ΣPDRBss =Total PDRB di Propinsi Papau pada tahun
menentukan kriteria yang akan digunakan. tertentu.
Selanjutnya kriteria-kriteria tersebut yang
Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan
nantinya akan dinilai sesuai dengan indikator-
dalam persamaan di atas, maka ada tiga
indikator yang digunakan, sehingga dalam
kemungkingan nilai LQ yang dapat diperoleh
hal penilaian tersebut dapat disesuaikan
(Bendavid-Val:1991), yaitu:
dengan nilai scoring yang sudah ditetapkan
dalam mengevaluasi pembangunan Pelabuhan 1. Nilai LQ = 1. Ini berarti bahwa tingkat
Bagusa. Identifikasi dan invetarisasi terhadap spesialisasi/basis sektor i di daerah Kab.
data yang diperlukan diatas baik data sekunder Mamberamo Raya, adalah sama dengan
maupun data primer, kemudian dilakukan sektor yang sama dalam perekonomian
evaluasi kebutuhan pembangunan Pelabuhan. Propinsi Papua.
Hasil analisis dan evaluasi, diharapkan dapat 2. Nilai LQ > 1. Ini berarti bahwa
disusun rekomendasi pembangunan Pelabuhan tingkat spesialisasi/basis sektor i di
Bagusa. daerah Mamberamo Raya lebih besar
dibandingkan dengan sektor yang sama
C. Metode Analisis Data
dalam perekonomian Propinsi Papua.
Dalam analisis data digunakan beberapa 3. Nilai LQ < 1. Ini berarti bahwa
metode, yang dimulai dari perhitungan tingkat spesialisasi/basis sektor i di
Location Quotient (LQ) untuk mengetahui daerah Mamberamo Raya lebih kecil
seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis dibandingkan dengan sektor yang sama
atau sektor unggulan pada daerah hinterland dalam perekonomian Propinsi Papua.
Pelabuhan Bagusa, dan analisis pembobotan
dengan memperhatikan beberapa aspek Apabila nilai LQ>1, maka dapat disimpulkan
kriteria, yaitu aspek lokasi, aspek teknis, aspek bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis
operasional, aspek prakiraan permintaan jasa dan potensial untuk dikembangkan sebagai
angkutan laut, aspek kebutuhan pengembangan, penggerak perekonomian wilayah tersebut.
aspek ekonomi, dan aspek lingkunganuntuk Sebaliknya apabila nilai LQ<1, maka sektor
mengetahui kelayakan pembungunan tersebut bukan merupakan sektor basis dan
Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo kurang potensial untuk dikembangkan sebagai
Raya, Provinsi Papua. penggerak perekonomian wilayah tersebut.
Untuk mendapatkan nilai LQ menggunakan Tahap selanjutnya dilakukan evaluasi untuk
metode yang mengacu pada formula yang menilai kelayakan pembangunan Pelabuhan
dikemukakan oleh Bendavid-Val dalam Bagusa dengan pembobotan. Dalam melakukan
Kuncoro (2004:183) sebagai berikut: perhitungan hasil pembobotan dengan cara
melihat beberapa aspek berdasarkan data
dan informasi diperoleh baik primer maupun
sekunder. Penentuan penilaian ini dilakukan
dari hasil yang diberikan pada indikator sesuai
(1) dengan kriteria penilaian dan selanjutnya dapat
untuk menghitung secara rekapitulasi.
Data yang terkumpul diproses dengan cara
dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah
yang diharapkan dan diperoleh persentase

Kajian Pembangunan Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, Teguh Pairunan Putra
255
(Arikunto, 1996: 244), atau dapat ditulis berkembangnya sektor lain serta berdampak
dengan rumus sebagai berikut. pada penciptaan lapangan kerja.
(2) Analisis sektor basis dan non basis dikawasan
hinterland Pelabuhan Bagusa yakni Kabupaten
Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik Mamberamo Raya pada Tahun 2010 sampai
analisis deskriptif kuantitatif yang diungkapkan dengan 2016 dapat dilihat pada Tabel L1
dalam distribusi skor dan persentase terhadap (lampiran).
kategori skala penilaian yang telah ditentukan. Berdasarkan grafik Gambar L1 (lampiran)
Setelah penyajian dalam bentuk persentase, analisis LQ selama 7 tahun terakhir (2010-
langkah selanjutnya mendeskriptifkan dan 2016), jasa pendidikan yang mempunya nilai
mengambil kesimpulan tentang masing- LQ yang paling tinggi dan nilai rata-rata LQ-
masing indikator. nya di atas angka satu (LQ > 1) yaitu sebesar
Tabel 1. Tabel Skala Persentase 3,9 pada tahun 2016, sedangkan sektor yang
terkait dengan pengangkutan kapal yaitu sektor
Persentase pencapaian Interpretasi
pertanian dengan nilai LQ sebesar 2,1 pada
76 – 100 % Layak tahun 2016. Hal ini berarti sektor ini adalah
56 – 75 % Cukup layak sektor unggulan di Kabupaten Mamberamo
40 – 55 % Kurang layak Raya. Sektor tersebut mengalami peningkatan
0 – 39 % Tidak layak walaupun cenderung fluktuatif dan selama 7
Sumber: Suharsimi Arikunto (1996: 244)
tahun terakhir tidak pernah berpindah ke sektor
Analisis Dan Pembahasan non basis, ini mengindikasikan bahwa daerah ini
telah mampu memenuhi sendiri kebutuhannya
Kabupaten Mamberamo Raya terbagai atas 4 (empat) disektor tersebut dan dimungkinkan untuk
wilayah kecamatan (Distrik) dan desa/ kelurahan mengekspor keluar daerah barang dan jasa
sebanyak 31 dengan ibukota kabupaten berada pada sektor ini.
di Kecamatan Mamberamo Tengah yaitu Kota
Burmesso. Pengembangan Kecamatan Mamberamo Hasil dari perhitungan LQ untuk wilayah
Tengah sebagai ibukota kabupaten sesuai dengan Kabupaten Mamberamo Raya seperti pada tabel
arahan rencana tata ruang Kawasan Mamberamo diatas sektor pertambangan dan penggalian
tahun 2008-2028. memiliki LQ rata-rata sebesar 0,05 ini berarti
non basis sehingga untuk memenuhi kebutuhan
Berdasarkan hasil survey pengumpulan data dan dalam wilayah Kabupaten Mamberamo Raya
informasi pada lokasi rencana pembangunan masih dibutuhkan impor sebesar 0,95 dari
Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo daerah lain, namun dalam Peraturan Daerah
Raya, Papua maka kajian ini akan menganalisis dari Provinsi papua Nomor 23 Tahun 2013 Tentang
beberapa aspek, yaitu aspek lokasi, aspek teknis, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua
aspek operasional, aspek prakiraan permintaan jasa Tahun 2013-2033, Kabupaten Mamberamo
angkutan laut, aspek kebutuhan pengembangan, Raya merupakan kawasan pertambangan
aspek ekonomi, dan aspek lingkungan dengan batubara.
menggunakan metode analisis Location Quotient
(LQ), dan analisis pembobotan. B. Analisis model pembobotan
A. Analisis Location Quotient (LQ) Penilaian kelayakan pembangunan Pelabuhan
Bagusa dengan metode pembobotan dapat dilihat
Metode LQ digunakan untuk mengkaji kondisi pada Tabel L2 (lampiran).
perekonomian, mengarah pada identifikasi
Berdasarkan hasil perhitungan analisis
spesialisasi/basis kegiatan perekonomian.
pembobotan tersebut diatas penilaian kelayakan
Sehingga nilai LQ yang sering digunakan untuk
terhadap pembangunan Pelabuhan Bagusa
penentuan sektor basis dapat dikatakan sebagai
mendapat jumlah nilai sebesar 77%, sehingga
sektor yang akan mendorong tumbuhnya atau

256 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 29, Nomor 2, Juli - Desember 2017
pembangunan Pelabuhan Bagusa dinyatakan b. gelombang
layak untuk dibangun. Pelabuhan Bagusa yang direncanakan
1. Aspek Lokasi berada pada pesisir sungai dan jauh
a. Pelabuhan Bagusa di Kabupaten dari muara, sehingga bebas dari
Mamberamo Raya, Provinsi Papua gerakan gelombang laut, namun Tinggi
terdapat dalam Keputusan Menteri gelombang akibat kapal yang lewat
Perhubungan Republik Indonesia dilokasi antara 2 – 3 meter.
Nomor KP 901 Tahun 2016 Tentang c. Topografi
Rencana Induk Pelabuhan Nasional
Dari hasil survey lapangan, topografi
sebagai Pelabuhan pengumpan lokal.
sekitar lokasi kawasan Pelabuhan
b. Kabupaten Mamberamo Raya belum merupakan daerah kategori datar (0-
mempunyai Rencana Tatat Ruang 8%) yang dapat dijadikan sebagai areal
Wilayah Kabupaten, namun dalam terbangun untuk sarana dan prasarana
Peraturan Daerah Provinsi papua Nomor penunjang Pelabuhan. Ketinggian area
23 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata daratan dengan jarak + 3 meter dari
Ruang Wilayah Provinsi Papua Tahun bibir sungai mencapai 5 meter, sehingga
2013-2033 tercantum Pelabuhan Bagusa secara alami merupakan dermaga
merupakan Pelabuhan Pengumpan yang alam dan bebas dari pengaruh banjir.
berfungsi sebagai jaringan transportasi Berdasarkan kondisi tersebut, kawasan
sungai.
perencanaan Pelabuhan memiliki daya
c. Aspek penggunaan lahan khususnya dukung lahan yang cukup baik, karena
dikawasan Pelabuhan Bagusa kurang penghambatnya. Begitu juga
merupakan penggunaan lahan yang dengan kedalam air pada bibir sungai
merupakan budidaya masyarakat, baik pada jarak 5 meter dari tepi sungai
sebagai permukiman penduduk dengan mempunyai kedalaman > 15 meter,
beberapa fasilitas seperti Sekolah sehingga memungkinkan dengan aman
Dasar, Puskesmas pembantu dan
kapal berbobot besar dapat bersandar
Gereja. Dari hasil wawancara dengan
pada Pelabuhan ini. Dengan kedalaman
tokoh masyarakat Kampung Bagusa,
yang yang cukup besar, sehingga
bahwa kawasan untuk pengembangan
memberi manfaat yang cukup besar bagi
Pelabuhan sudah disetujui secara adat
kegiatan kapal yang akan menggunakan
setempat untuk dijadikan sebagai
lokasi Pelabuhan. Khusus untuk area dermaga tersebut
pengembangan Pelabuhan apabila d. Erosi
Pelabuhan Bagusa kedepan berkembang Masyarakat yang memanfaatkan
dengan pesat, maka lahan untuk pingiran sungai untuk kawasan
pengembangan kawasan Pelabuhan terbangun utamanya sebagai kawasan
tidak menjadi kendala karena areal permukiman dengan membuka lahan
disekitarnya masih merupakan lahan yang merupakan tanaman mangrove
kosong. sehingga berpengaruh terhadap kondisi
2. Aspek Teknis lingkungan sekitar wilayah daerah aliran
a. angin sungai. Pengembangan areal yang terus
Angin terbesar dari arah barat (angin berlangsung tersebut dapat diantisipasi
barat) namun tidak menyebabkan dengan menetapkan kawasan-kawasan
gelombang ombak, Penentuan tertentu sebagai kawasan penyangga
gelombang hanya disebabkan akibat untuk mengantisipasi kerusakan
pasang surut. lingkungan utamanya erosi.

Kajian Pembangunan Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, Teguh Pairunan Putra
257
Dengan tingginya erosi yang terjadi, baik Untuk itu, dalam perencanaan
pada bagian atas maupun pada bagian Pelabuhan, utamanya dermaga perlu
bawah tanah, akan dapat berdampak ditinggikan dengan melihat rata-rata
terhadap terjadinya longsor ditepi ketinggian air sungai dan kondisi banjir
sungai, sehingga dalam perencanaan yang terjadi.
Pelabuhan akan dilakukan pengamanan Areal daratan rencana lokasi
lebar sungai terlebih dahulu sebelum pembangunan Pelabuhan relatif
pembangunan dermaga dilakukan. terbebas dari banjir, karena merupakan
e. Sedimentasi zona ketinggian. Lahan daratan yang
Sungai Mamberamo dengan arus yang digunakan sebagai areal Pelabuhan,
sangat deras berpengaruh terhadap telah lama dimanfaatkan masyarakat
besarnya sedimen yang mungkin terjadi. sebagai lokasi Pelabuhan alami.
Tebal sedimentasi di sepanjang tepian h. Kecepatan Arus
sungai cukup tebal bisa mencapai 1 – Kecepatan arus di lokasi rata-rata 1.432
2 meter dalam setiap tahun, sehingga m/det, dengan demikian potensi erosi
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan oleh arus perlu diperhitungkan. Dari
lokasi dermaga, sehingga kebutuhan hasil survey lapangan diperairan Sungai
kedalaman air pada lokasi dermaga Mamberamo, utamanya pada kawasan
tetap dapat memenuhi persyaratan. Pelabuhan Bagusa, menujukkan
f. Pasang Surut adanya perbedaan kecepatan, baik arus
permukaan maupun arus bawah. Pada
Lokasi rencana Pelabuhan sudah jauh
bagian barat sungai khususnya dilokasi
dari muara sungai, sehingga pengaruh
Pelabuhan kecepatan arus air baik pada
pasang surut sudah tidak terlalu besar.
permukaan maupun arus bawah relatif
Untuk menentukan taraf dermaga harus
tinggi, sehingga ancaman terjadinya
diperhitungkan terhadap Muka air
erosi relatif tinggi.
banjir, yang biasanya mencapai bibir
sungai pada saat Pasang surut pada Begitu juga pada bagian timur lokasi
kawasan Pelabuhan Bagusa. Pasang Pelabuhan kecepatan aliran air yang
surut air sungai disebabkan banjir relatif kecil, sehingga pada daerah ini
setinggi 5 meter. terjadi sedimentasi akibat transpormasi
sedimen dari daerah hulu. Besar
g. Rawan Banjir
kecilnya arus yang terjadi dilokasi
Sungai Mamberamo dengan potensi Pelabuhan memberikan dampak
banjir yang cukup, utamanya pada terhadap tambatan kapal.
daerah hulu dan bagian tengah sungai
sangat mempengaruhi aktivitas i. Lebar Sungai
kegiatan pelayaran. Kondisi banjir juga Lebar sungai Mamberamo yang
dipengaruhi oleh rusaknya kawasan digunakan sebagai aksesibilitas jalur
pada wilayah hulu akibat banyaknya pelayaran, baik pelayaran regional
alih fungsi lahan dan penebangan maupun pelayaran lokal. Rata-rata lebar
pepohonan yang dilakukan masyarakat sungai Mamberamo antara 150- 600
yang mengeksploitasi sumberdaya meter memberikan dampak terhadap
alam untuk kepentingan individu atau potensi pelayaran, potensi tersebut perlu
kelompok yang tidak memperhatikan dijaga dengan tetap menjaga kondisi
kondisi lingkungan yang berdampak lingkungan sekitar pinggiran sungai agar
pada rusaknya alam. tidak terjadi erosi yang mengakibatkan
lebar sungai terus bertambah dan
mengalami pendangkalan.

258 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 29, Nomor 2, Juli - Desember 2017
Kawasan Bagusa yang direncanakan dilengkapi dengan sarana bantu navigasi
Pelabuhan dengan lebar sungai + 590 di perairan hilir Sungai Mamberamo ke
meter, berpengaruh terhadap kegiatan arah Pelabuhan.
pelayaran. Agar kondisi sungai yang b. Keterpaduan intra dan antarmoda;
dikawasan tersebut tidak mengalami
Berdasarkan pola pergerakan yang
pelebaran sungai yang diakibatkan oleh
terjadi di Kabupaten Mamberamo Raya,
pengaruh arus dan banjir, sehingga jalur
maka konsep pengembangan sistem
hijau yang menjadi pengaman sungai
transportasi di wilayah Kabupaten
tetap dipelihara, begitu juga dengan
Mamberamo Raya secara geografis
kawasan terbangun yang memanfaatkan
merupakan daerah yang dikelilingi oleh
pinggiran sungai perlu dizonasi untuk
sungai sehingga interaksi antar wilayah
mengurangi perkembangan kawasan
dengan menggunakan transportasi
terbangun. Kondisi tersebut tetap
intermoda dan antar moda (laut, udara
dijaga baik pasca perencanaan maupun
dan darat).
pembangunan Pelabuhan.
Pengembangan Pelabuhan sebagai
3. Aspek operasional
moda transportasi laut memberikan
a. Keamanan dan keselamatan pelayaran pengaruh terhadap moda transportsai
Berdasarkan hasil peninjauan lapangan lainnya, utamanya transportasi darat.
dan data, lokasi rencana Pelabuhan Pengembangan infrastruktur tranportasi
Bagusa dapat menjamin keamanan dan khususnya darat yang digunakan
keselamatan pelayaran karena kedalam sebagai aksesibilitas untuk mengangkut
air pada bibir sungai rencana lokasi berbagai kebutuhan dan hasil produksi
Pelabuhan Bagusa pada jarak 5 meter baik dari Kabupaten Mamberamo
dari tepi sungai mempunyai kedalaman Raya maupun dari wilayah sekitarnya
> 15 meter, sehingga memungkinkan dengan memanfaatkan Pelabuhan laut.
dengan aman kapal berbobot besar Dengan dibukanya jaringan jalan yang
dapat bersandar pada Pelabuhan ini. menghubungkan Pelabuhan Bagusa
Lokasi Pelabuhan yang berada di dengan daerah-daerah produksi dapat
perkampungan Bagusa dengan lebar memberikan manfaat serta terbukanya
kurang lebih 200-300 meter yang daerah yang terisolasi yang mempunyai
dimanfaatkan sebagai kolam Pelabuhan sumberdaya alam yang dapat
sehingga tambatan kapal mempunyai dimanfaatkan dan dikembangkan.
ruang gerak yang aman dan cukup. Berdasarkan arahan tata ruang kawasan
Lokasi Pelabuhan Bagusa yang Mamberamo, pembangunan Bandar
direncanakan berada pada pesisir sungai Udara di Kabupaten Mamberamo
dan jauh dari muara, sehingga bebas Raya diarahkan pada Desa Baudi dan
dari gerakan gelombang laut. Desa Kapeso yang berada di Distrik
Mamberamo Hilir.
Ketinggian area daratan dengan jarak
+ 3 meter dari bibir sungai mencapai 5 Interaksi antar wilayah dengan
meter, sehingga secara alami merupakan Kabupaten Mamberamo Raya Raya
dermaga alam dan bebas dari pengaruh saat ini dengan menggunakan moda
banjir. transportasi laut dan udara sehingga
aksesibilitas antar wilayah masih
Untuk menjamin terciptanya rendah, sehingga pengembangan
keselamatan kapal yang berlayar yang terus dilakukan adalah dengan
diperairan, maka di alur masuk mengembangankan sistem transportasi
Pelabuhan Bagusa direncanakan akan laut dengan melihat potensi wilayah

Kajian Pembangunan Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, Teguh Pairunan Putra
259
yang ada, yaitu dengan adanya sungai pengumpan lokal dimana jarak dengan
Mamberamo yang dijadikan sebagai Pelabuhan lokal lainnya minimal 5
alur pelayaran dalam menghubungkan – 20 mil. Pelabuhan terdekat dengan
beberapa wilayah hinterland yang ada. Pelabuhan Bagusa adalah Pelabuhan
c. Adanya aksesibilitas terhadap daerah Teba dengan jarak sekitar 63 mil.
hinterland/ akses jalan 4. Aspek prakiraan permintaan jasa angkutan
Aksesibilitas antar kawasan khususnya laut
dalam kawasan pengembangan Pergerakan arus barang dan penumpang dari
Pelabuhan Bagusa hanya dengan tahun ketahun mengalami perkembangan,
memanfaatkan air sungai Mamberamo dimana kegiatan terus berkembang seiring
sebagai akses perairan. Untuk jalan dengan perkembangan wilayah Kabupaten
darat yang menghubungkan kawasan Mamberamo Raya. Kawasan Mamberamo
sekitar dengan perkampungan Bagusa Raya utamanya Bagusa yang diarahkan
yang merupakan lokasi Pelabuhan pemerintah Provinsi Papua sebagai
belum ada, begitu juga dikawasan kawasan industri yang didukung oleh
perkampungan Bagusa. infrastuktur, utamanya jaringan jalan dan
Pengembangan areal Pelabuhan Pelabuhan sebagai sarana pengangkutan
sebagai lahan terbangun diharapkan yang diharapkan berfungsi untuk dapat
dapat memberikan manfaat bagi melayani kegiatan yang ada nantinya.
masyarakat sekitarnya, serta a. Prakiraan jumlah pergerakan kapal
dikembangkannya jaringan jalan darat tahunan;
yang menghubungkan kota kecamatan Arus kapal yang berkunjung pada
(distrik) untuk mengurangi kesenjangan Pelabuhan Bagusa belum tercatat
antar wilayah khususnya di Kabupaten sehingga data Pelabuhan Teba yang
Mamberamo Raya. terletak di Daerah Warembori yang
Berdasarkan arahan tata ruang wilayah, diambil perbandingan dengan asumsi
maka pengembangan sistem transportasi bahwa kapal yang sandar di Pelabuhan
darat direncanakan jaringan jalan yang Teba itu juga yang sandar di Pelabuhan
akan melintasi wilayah Memberamo Bagusa. Apabila di lihat dari  Rata-
Raya, dari Jayapura-Sarmi- rata Tingkat Pertumbuhan kunjungan
Memberamo Raya-Waropen. Kebijakan kapal tiap bulan pada tahun 2015 dan
pengembangan jaringan jalan Utara 2016 di Pelabuhan Teba mengalami
Propinsi Papua akan bersinergi dengan pertumbuhan positif meskipun tidak
keberadaan Pelabuhan Memberamo signifikan yaitu sebesar 13,23% pada
kedepan, sehingga dipandang dari tahun 2015 dan 0,8% pada tahun 2016.
kebijakan pengembangan jaringan jalan
darat, maka Pelabuhan Memberamo Kawasan Mamberamo yang didukung
depan akan mempunyai yang signifikan oleh sumberdaya alam yang cukup
terhadap pengembangan ekonomi dan melimpah memberikan pengaruh yang
wilayah sekitarnya. cukup besar bagi kegiatan pengangkutan
dalam jumlah yang cukup besar.
d. Jarak dengan Pelabuhan lainnya.
b. Prakiraan jumlah pergerakan
Pelabuhan Bagusa di Kabupaten penumpang tahunan
Mamberamo Raya, Provinsi Papua
Arus penumpang baik yang berangkat
dalam Keputusan Menteri Perhubungan
maupun yang datang di Pelabuhan
Republik Indonesia Nomor KP 901
Mamberamo dengan melihat tingkat
Tahun 2016 Tentang Rencana Induk
pertumbuhan arus penumpang di
Pelabuhan Nasional sebagai Pelabuhan

260 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 29, Nomor 2, Juli - Desember 2017
Pelabuhan Teba yang merupakan wilayah yang menjadi transportasi utama menuju
hinterland Pelabuhan Mamberamo. Kabupaten Mamberamo Raya dengan
Apabila di lihat dari  rata-rata tingkat alur pelayaran sungai Mamberamo.
pertumbuhan naik turun penumpang Pemanfaatan arus sungai sebagai akses
tiap bulan pada tahun 2015 dan 2016 utama menuju Pelabuhan Bagusa yang
di Pelabuhan Teba untuk penumpang berada diwilayah tengah Kabupaten
naik mengalami pertumbuhan positif Mamberamo Raya dengan potensi yang
meskipun tidak signifikan yaitu sebesar cukup baik menjadikan daerah tersebut
12,45% pada tahun 2015 dan mengalami diarahkan sebagai pengembangan
pertumbuhan negatif sebesar -2,76% Pelabuhan dalam menunjang kegiatan
di tahun 2016, sedangkan rata-rata pengembangan pembangunan wilayah
tingkat pertumbuhan turun penumpang Kabupaten Mamberamo Raya.
tiap bulan pada tahun 2015 mengalami 6. Aspek Ekonomi
pertumbuhan positif sebesar 10,19%
dan juga mengalami pertumbuhan Pengembangan wilayah Kabupaten
positif sebesar 13,75% di tahun 2016. Mamberamo Raya yang merupakan
wilayah pemekaran dari Kabupaten Sarmi
c. Prakiraan volume bongkar muat barang
dengan potensi yang dimiliki mampu
tahunan
berkembang dan menerobos kawasan yang
Arus barang bongkar dan muat di masih terisolir maupun antara kota dan
Pelabuhan Mamberamo dengan wilayah pedalaman masih terbatas.
membandingkan dengan arus bongkar
muat barang di Pelabuhan Teba Perairan Pelabuhan Bagusa yang didukung
yang merupakan wilayah hinterland oleh sungai Mamberamo dengan lebar dan
Pelabuhan Mamberamo. Arus bongkar dalam, sungai yang sangat cukup sebagai
muat yang diperkirakan melalui alur pelayaran, sehingga berpengaruh
Pelabuhan Mamberamo berdasarkan terhadap pengembangan kegiatan
data bongkar muat Pelabuhan terdekat, perekonomian masyarakat serta ditunjang
yaitu Pelabuhan Teba. Barang-barang dengan daerah hinterland Pelabuhan yang
yang diangkut berupa barang kemasan berpotensi untuk menghasilkan berbagai
untuk kebutuhan masyarakat dibeberapa produk seperti kehutanan dan perkebunan
distrik. Data bongkar cargo dari UPP serta diarahkan sebagai wilayah agro
Sarmi di Pelabuhan Teba pada Tahun industri.
2015 tercatat sebanyak 7.909,36 ton dan Sarana transportasi laut merupakan sarana
tahun 2016 tercatat sebanyak 17.334,47 perhubungan yang sangat penting dan
ton, mengalami pertumbuhan positif strategis bagi Kabupaten Mamberamo
yang pesat yaitu sebesar 119% Raya, karena daerah ini mempunyai
wilayah perairan (Sungai Mamberamo)
5. Aspek kebutuhan pengembangan yang menjadi aksesibilitas bagi daerah
Pergerakan distribusi yang terjadi di hinterland, sehingga prasarana terpenting
Kabupaten Mamberamo Raya khususnya dari transportasi laut di Kabupaten
di Pelabuhan Bagusa saat ini dari beberapa Mamberamo Raya adalah Pelabuhan
wilayah, baik dari wilayah kota propinsi sebagai simpul koleksi distribusi barang
yaitu dari Jayapura, Kota Sarmi, Kota dan orang dari wilayah hinterland ke pusat-
Biak dan Kota Serui. Distribusi untuk pusat pelayanan kota dan pusat pemasaran
mensuplai berbagai jenis kebutuhan baik dalam wilayah maupun luar wilayah.
baik makanan maupun sandang untuk 7. Aspek lingkungan
keperluan sehari-hari. Kegiatan tersebut
Berdasarkan hasil observasi lapangan, pada
dengan memanfaatkan transportasi laut
kawasan Pelabuhan Bagusa mempunyai

Kajian Pembangunan Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, Teguh Pairunan Putra
261
daya dukung lingkungan yang relatif baik, b. Dampak Negatif
namun tetap mempunyai faktor-faktor • Pelayanan kapal diPelabuhan,
penghambat. Untuk tetap mempertahankan berdampak negatif terhadap
daya dukung lingkungan yang ada, dengan komponen lingkungan; kualitas air,
tetap menjaga jalur hijau sepanjang aliran kualitas udara, sedimentasi, biota
sungai Mamberamo yang ada dalam air, kependudukan dan persepsi
kawasan perencanaan, sedangkan secara masyarakat.
makro areal hutan bagian barat kawasan
perencanaan tetap merupakan zona hutan • Bongkar barang umum, berdampak
dan areal konservasi. Tujuan penetapan negatif terhadap komponen
zona-zona tersebut untuk tetap menjaga lingkungan; kualitas air, kualitas
keseimbangan lingkungan. udara, kebisingan, pelayanan umum,
dan persepsi masyarakat.
Dengan didukung oleh kondisi sungai • Bongkar material, berdampak
yag cukup sehingga perlu mengantisipasi negatif terhadap komponen
dampak lingkungan sekitar kawasan lingkungan; kualitas air, kualitas
Pelabuhan, yaitu perlu adanya zona udara, kebisingan, biota air,
kawasan terbangun kawasan lindung kesehatan masyarakat dan persepsi
dengan tetap menjaga tanaman mangrove masyarakat.
yang menjadi penahan erosi maupun abrasi
yang setiap saat mungkin terjadi. • Perawatan kapal, berdampak negatif
terhadap komponen lingkungan;
Identifikasi awal lingkungan dapat kualitas air, kualitas udara,
diperkirakan akan menimbulkan dampak kebisingan dan persepsi masyarakat.
terhadap lingkungan baik positif atau • Angkutan transportasi, berdampak
negatif. negatif terhadap komponen
a. Dampak Positif lingkungan; kualitas udara,
• Pelayanan kapal diPelabuhan kebisingan, pelayanan umum,
berdampak positif terhadap persepsi masyarakat dan kebudayaan
komponen lingkungan; ekonomi, dan pranata.
pelayanan umum, sikap dan persepsi • Pemeliharaan Pelabuhan,
masyarakat, dan ketenagakerjaan. berdampak negatif terhadap
• Bongkar muat, berdampak positif komponen lingkungan; sedimentasi,
terhadap komponen lingkungan; kualitas air, kualitas udara, dan
ekonomi, pelayanan umum, sikap persepsi masyarakat
dan persepsi masyarakat, dan Kesimpulan
ketenagakerjaan.
Pelayanan Pelabuhan Bagusa belum ada mengingat
• Perawatan kapal, berdampak positif Pelabuhan tersebut belum dikelola. Pelayanan
terhadap komponen lingkungan; Pelabuhan Bagusa selama ini hanya dijadikan
ekonomi, pelayanan umum, sikap sebagai tempat sandar Pelabuhan untuk bermalam
dan persepsi masyarakat, dan sebelum melanjutkan pelayaran ke Trimuris atau
ketenagakerjaan. ke Pelabuhan Teba, mengingat kondisi sungai yang
• Angkutan transportasi darat, banyak limbah kayu yang bertebaran sepanjang
berdampak positif terhadap sungai sehingga pelayaran pada malam hari tidak
komponen lingkungan; aman untuk berlayar.
kependudukan, ekonomi, pelayanan
Pembangunan Pelabuhan mempertimbangkan
umum, sikap dan persepsi
potensi ekonomi wilayah sehingga permintaan
masyarakat, dan ketenagakerjaan.
pelayanan Pelabuhan Bagusa berdasarkan analisis

262 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 29, Nomor 2, Juli - Desember 2017
LQ adalah untuk sektor basis pertanian, sektor dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga
tersebut mengalami peningkatan walaupun mengurangi kesenjangan antar wilayah khususnya
cenderung fluktuatif dan selama 7 tahun terakhir di Kabupaten Mamberamo Raya.
tidak pernah berpindah ke sektor non basis, ini Pembangunan Pelabuhan Bagusa diharapkan
mengindikasikan bahwa daerah ini telah mampu dapat dibangun sehingga mendukung kegiatan
memenuhi sendiri kebutuhannya disektor tersebut perekonomian, industri, pembangunan,
dan dimungkinkan untuk mengekspor keluar daerah perdagangan dan mendukung kegitan tol laut yang
barang dan jasa pada sektor ini, sedangkan sektor pada tahun 2018 direncanakan akan singgah di
non basis pada kawasan hinterland Pelabuhan Pelabuhan Sarmi dan Teba dengan rute pelayaran
Bagusa adalah pertambangan dan penggalian, Tanjung Perak – Biak – Oransbari – Waren – Teba
sehingga untuk memenuhi kebutuhannya di sektor – Sarmi, dan diharapkan nantinya Pelabuhan
tersebut masih dibutuhkan impor dari daerah lain. Bagusa bisa menjadi Pelabuhan feeder tol laut
Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Bagusa untuk kawasan Mamberamo Raya
dengan memperhatikan beberapa aspek kriteria,
yaitu aspek lokasi, aspek teknis, aspek operasional, Ucapan Terima Kasih
aspek prakiraan permintaan jasa angkutan laut, Penulis mengucapkan terima kasih kepada
aspek kebutuhan pengembangan, aspek ekonomi, Kapuslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau
dan aspek lingkungan berdasarkan analisis dan Penyeberangan dan Dr. Ir. Paulus Raga,
pembobotan mendapat jumlah nilai sebesar MsTr selaku pembimbing yang telah banyak
77%, sehingga pembangunan Pelabuhan Bagusa memberi saran. Penulis juga mengucapkan
dinyatakan layak untuk dibangun. terima kasih kepada Kepala UPP Kelas III Sarmi
Selain itu adanya rencana trayek tol laut 2018 dan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
akan singgah di Pelabuhan Sarmi dan Teba dengan Mamberamo Raya yang telah membantu dalam
rute pelayaran Tanjung Perak – Biak – Oransbari mendapatkan data dan menjadi responden dalam
– Waren – Teba – Sarmi, dimana Pelabuhan Teba penelitian ini.
berada di muara sungai mamberamo, sehingga Daftar Pustaka
diharapkan nantinya Pelabuhan Bagusa yang
[1] Basrowi dan Suwandi, 2010, Memahami Penelitian
berada di bagian tengah alur pelayaran sungai
Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta.
Mamberamo dapat berperan sebagai Pelabuhan [2] Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: Suatu
pengumpan lokal untuk kapal-kapal feeder tol pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
laut dan kapal-kapal pelra ke wilayah hilir yang [3] Arikunto, S. (2009). Manajemenn Penelitian. Jakarta:
merupakan daerah hinterland dari Kabupaten Rineka Cipta.
[4] Kuncoro, Mudrajat, (2004), Otonomi dan pembangunan
Mamberamo Raya begitu juga sebaliknya jika
daerah, Erlangga, Jakarta.
ingin menuju kewilayah hulu Sungai Mamberamo. [5] Chairunnisa, 2013, Analisa Kebutuhan Kapasitas
Dermaga General Cargo Pelabuhan Makassar Dalam
Rekomendasi Mendukung Konektivitas Intrakoridor Sulawesi, Jurnal
Riset dan Teknologi Kelautan, Volume 11, No. 1, hal. 76
Kawasan rencana Pelabuhan Mamberamo dengan [6] Rachmat, 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ)
akses darat baik daerah hinterlandnya maupun Dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Jurnal
dalam kawasan permukiman penduduk belum informatika pertanian vol.12.
ada, dimana sarana jalan untuk menghubungkan [7] Maulia, 2012. Pengembangan Pelabuhan Bau-Bau dalam
mendukung perdagangan intrasulair (Tesis). Makassar:
dengan kawasan produksi secepat mungkin
Universitas Hasanuddin.
dikembangkan untuk dapat menunjang kegiatan [8] Mukminin, 2010. Kelayakan Pengembangan Pelabuhan
Kepelabuhanan. Dengan dibukanya jaringan belawan menjadi pelabuhan hub internasional dengan
jalan yang menghubungkan Pelabuhan Bagusa menggunakan metode sistem dinamik (Tesis). Jakarta:
dengan daerah-daerah produksi dapat memberikan Universitas Indonesia.
[9] Notterboom, T. And J.-P. Rodrigue, ‘Port regionalization:
manfaat serta terbukanya daerah yang terisolasi
towards phase in port development’, Maritime Policy
yang mempunyai sumberdaya alam yang dapat and Management, 32(3), 297, 2005.

Kajian Pembangunan Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, Teguh Pairunan Putra
263
[10] Wei, 2010. Port Hinterland Analysis. Thesis. Civil and [16] Rencana Induk Pelabuhan Mamberamo.
Environmental Engineering. National University of [17] BPS Kabupaten Mamberamo Raya. 2006. Kabupaten
Singapore. Mamberamo Raya Dalam Angka 2006. Mamberamo
[11] Olukoju, 2006. Ports, Hinterlands and Forelands. Raya: Pemkab Mamberamo Raya – Badan Pusat
Universitas Lagos. Statistik Kabupaten Mamberamo Raya.
[12] Puspitasari, Nopa, Ririn Irnawati, Adi Susanto. 2013. [18] Undang-undang No. 17 tahun 2008, Tentang Pelayaran
Kajian strategi pengembangan pelabuhan perikanan [19] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 61
nusantara karangantu Kota Serang Provins Banten. Tahun 2009, Tentang Kepelabuhanan. Novindo Pustaka
Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan 2 (2), 159-169. Mandiri, jakarta.
[13] Kadir, 2006. Transportasi: Peran dan Dampaknya dalam [20] Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 901 Tahun
Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Jurnal Perencanaan 2016 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional.
dan Pengembangan Wilayah Wahana Hijau. Vol 1 No.3.
[14] Suparno. 2008. Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi
dan Penentuan Sektor Ekonomi Unggulan Kawasan
Sulawesi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
[15] Triatmodjo, Bambang, 2010, Perencanaan Pelabuhan,
Beta Offset, Yogyakarta.

Lampiran

Sumber : Analisis, 2017


Gambar L1. Grafik Perkembangan LQ di Kabupaten Mamberamo Raya

264 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 29, Nomor 2, Juli - Desember 2017
Tabel L1. Rekap Perhitungan LQ Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2010 – 2016 (Juta Rupiah)

Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016


Pertanian 2,728666 2,345402 2,17417 2,187525 2,072746 2,047612 2,117649
Pertambangan & Penggalian 0,028784 0,03465 0,046993 0,050943 0,054134 0,054153 0,052825
Industri Pengolahan 0,194159 0,168019 0,157329 0,158717 0,147366 0,146471 0,150349
Peng. Listrik dan Gas 0 0 0 0 0 0 0
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0 0 0 0 0 0 0
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 2,391351 2,033777 1,854113 1,920081 1,815955 1,743328 1,764545
Perdagangan Besar dan Eceran. 1,685441 1,405065 1,303846 1,25189 1,205751 1,183348 1,219141
Transportasi dan Pergudangan 1,144072 0,987248 0,892798 0,910133 0,837149 0,771475 0,748831
Penyediaan Akomodasi dan Makan
1,323159 1,117278 1,003774 0,972866 0,892229 0,887064 0,920695
Minum
Informasi dan Komunikasi 0 0 0 0 0 0 0
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,122977 0,094494 0,079981 0,075154 0,067611 0,064402 0,061729
Real Estate 0,859664 0,689316 0,702806 0,718456 0,662366 0,675268 0,709173
Jasa Perusahaan 0,184954 0,159756 0,17327 0,170474 0,153447 0,154354 0,156583
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
3,399167 3,236769 3,054206 3,035203 2,875464 2,897363 2,939521
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 4,803314 4,045034 3,71456 3,902132 3,752247 3,80792 3,902672
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,454394 3,017923 2,859915 2,91254 2,795709 2,807984 2,84433
Jasa lainnya 2,839127 2,335709 2,149137 2,251937 2,238393 2,352411 2,444507
Sumber : Hasil Analisis, 2017

Tabel L2. Penilaian kelayakan pembangunan Pelabuhan Bagusa


No Aspek kriteria Indikator Bobot Nilai Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (4) x (5)
1. Terdapat dalam KP 901, Tentang Rencana
5
1. Aspek Lokasi Induk Pelabuhan Nasional 10 100
2. Kesesuaian dengan RTRW 5
1. Topografi 4
2. Aspek Teknis 20 140
2. Hidrooceanografi 3
1. Keamanan dan keselamatan pelayaran 4
2. Keterpaduan antarmoda 4
3. Aspek operasional 20 200
3. Adanya aksesibilitas terhadap daerah
3
hinterland
1. Prakiraan jumlah pergerakan kapal
4
Aspek prakiraan tahunan
4. permintaan jasa angkutan 2. Prakiraan jumlah pergerakan penumpang 10 90
4
laut tahunan
3. Prakiraan vol. Bongkar muat tahunan; 4
Aspek kebutuhan
5. 1. Pengembangan Pelabuhan 10 3 30
pengembangan
6. Aspek Ekonomi 1. Pertumbuhan ekonomi 20 4 80
1. Daya dukung lingkungan 4
7. Aspek lingkungan 10 60
2. Keseimbangan lingkungan 4
TOTAL 770
Sumber : Hasil Analisis, 2017

Kajian Pembangunan Pelabuhan Bagusa di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, Teguh Pairunan Putra
265
Halaman ini sengaja dikosongkan

266 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 29, Nomor 2, Juli - Desember 2017

You might also like