Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Identifikasi Pupa Jantan dan Pupa Betina dengan Metode


Pemisahan Berdasarkan Ukuran Tubuh Pupa Aedes aegypti

Ratih Ristyanti*), Lintang Dian Saraswati**), Retno Hestiningsih**)


*)Mahasiswa Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM UNDIP
e-mail : ristyantiratih@gmail.com

ABSTRACT

Sterile Insect Technique (SIT) is one of controlling dengue fever by


releasing sterile male mosquitoes into the field, the stadium is best for
irradiation is the pupa stage. Therefore, it takes technique separation of
male and female pupa accurate. The purpose of this research is to
calculate the accuracy of separation techniques based on body size pupae.
The type of research is descriptive research with survey method. The
sample in this research is the number of pupae were identified from the
colonies maintained. After being separated for calculating the level of
accuracy is maintained until the pupa turns into adult mosquitoes seen
contamination in cage. The results is 600 males pupae and 600 females
pupae were identified. Based on the calculation of the accuracy of each
colony male and female pupa is 99.83% with a 0.17% contamination.
Concluded that the level of accuracy of separation based on body size
pupa pupa is quite high at 99.83%. Advice given to the researcher that can
be checked again to pupa which have been separated so that no
contamination in the colony pupae

Keyword : Sterile male mosquitoes, pupae, body size pupae,


accuracy level Bibliographies : 67 (1960-2015)

PENDAHULUAN
Teknik Serangga Mandul (TSM) menetas. Banyaknya perkawinan steril
merupakan salah satu pengendalian hama yang terjadi mengakibatkan turunnya
dengan cara mengiradiasi suatu koloni populasi nyamuk Ae. aegypti di alam.2–4
serangga kemudian melepaskan serangga Pelepasan di lapangan tentunya
jantan mandul hasil iradiasi dalam jumlah membutuhkan nyamuk jantan mandul
besar ke alam agar kawin dengan dalam jumlah yang besar. Dimana teknik
populasi serangga yang sama di alam pelepasan yang digunakan di lapangan
sehingga populasinya menurun.1 Pada menggunakan perbandingan populasi 9:1,
pengendalian vektor Demam Berdarah oleh sebab itu dilakukan kegiatan rearing
Dengue (DBD) serangga yang dilepaskan massal untuk serangga yang akan dilepas
yaitu nyamuk jantan mandul Aedes ke lapangan agar berumur sama.5 Dari
aegypti. Perkawinan yang terjadi antara beberapa penelitian yang telah dilakukan
nyamuk jantan mandul dan betina normal, stadium pupa terbukti paling baik untuk
tetap menghasilkan telur, namun telur dilakukan iradiasi.6 Hal tersebut dikarena
yang dihasilkan steril atau tidak bisa stadium pupa merupakan stadium

184
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

perkembangan organ muda menjadi organ


dewasa yaitu berlangsungnya proses
spermatogenesis dan oogenesis, HASIL PENELITIAN
sehingga pada stadium ini dengan radiasi Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
dosis rendah sudah dapat menimbulkan di laboratorium diperoleh hasil identifikasi
kemandulan.2 sebagai berikut:
Selain rearing karena stadium yang Tabel 1. Hasil Pemisahan Pupa Jantan
diiradiasi adalah stadium pupa dan dan betina
nyamuk yang dilepas ke alam adalah Pupa Jantan Pupa Betina Total
nyamuk jantan maka diperlukan teknik 600 600 600
pemisahan pupa jantan dan betina
sebelum dilakukan iradiasi. Oleh sebab itu Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui total
penelitian ini bertujuan menghitung tingkat pupa yang teridentifkasi adalah 1200 pupa
akurasi teknik pemisahan pupa yang terdiri dari 600 pupa jantan dan 600
berdasarkan ukuran tubuh pupa. pupa betina.
Diharapkan dengan adanya peneltian ini
teknik pemisahan pupa dapat lebih akurat Tabel 2. Hasil Penghitungan Tingkat
lagi. Akurasi Pemisahan Pupa
Jenis Jumlah Pupa ♀ Tingkat
METODE PENELITIAN Kelamin Pupa dan ♂ yang Akurasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian ditemukan
eksperimental murni dengan rancangan ♀ 600 1 99,83%
post test only. Analisis data menggunakan ♂ 600 1 99,83%
analisis univariat yang disajikan dalam Rerata 600 1 99,83%
bentuk tabel dan narasi sebagai bahan
informasi. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
Populasi dalam penelitian ini adalah tingkat akurasi dari masing-masing
semua pupa yang dikoleksi di identifikasi adalah 99,83% dengan rata-
Laboratorium Hama dan Penyakit Pusat rata kontaminasi 0,17%
Aplikasi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga
Nuklir Nasional. PEMBAHASAN
Pengumpulan data dilakukan dengan Pemisahan pupa dilakukan
memisahkan pupa dengan larva dari tray berdasarkan ukuran, besar abdomen dan
menggunakan pipet kemudian diletakan cepalothorax. Proses pemisahan tersebut
pada tray yang telah dipersiapkan. dapat dilakukan dengan cara manual
Setelah semua pupa berhasil dipisahkan maupun dengan menggunakan alat
dari larva kemudian dilakukan pemisahan pemisah pupa yaitu plate separator. Pada
pupa jantan dan betina yang diamati pupa Ae. aegypti terlihat perbedaan
berdasarkan ukuran tubuh pupa. Pupa ukuran yang signifikan antara pupa jantan
jantan memiliki ukuran yang lebih kecil dan betina sehingga dapat dimanfaatkan
dibanding pupa betina. Pemisahan pupa untuk memudahkan pemisahan antar
juga dilakukan dengan menggunakan alat pupa. Pupa jantan cenderung lebih kecil
pemisah pupa yaitu plate separator. dibanding pupa betina.7
Dihitung hasil pemisahan pupa jantan dan Pada penelitian ini teknik yang
betina kemudian dimasukkan ke kandang digunakan dalam pemisahan pupa yaitu
untuk dilihat dan dihitung tingkat dengan mengamati ukuran pupa. Dari
akurasinya. Tingkat akurasi dapat dihitung hasil pengamatan diperoleh tingkat
dengan rumus sebagai berikut: akurasi pupa yang berhasil dipisahkan
adalah 99,83% untuk pupa jantan dan
∑nyamuk jantan yang ditemukan
♀= ∑pupa
x 100 99,83% untuk pupa betina dengan rata-
rata kontaminasi 0,17%. Untuk pemisahan
∑nyamuk betina yang ditemukan pupa dalam jumlah besar dapat digunakan
♂= ∑pupa
x 100 alat berupa plate separator yang bekerja

185
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

memisahkan antara larva, pupa jantan, 2. Nurhayati S. Prospek Pemanfaatan


dan pupa betina berdasarkan ukuran Radiasi dalam Pengendalian Vektor
pupa. Larva memiliki ukuran lebih kecil Penyakit Demam Berdarah
dibanding pupa jantan dan pupa jantan Dengue. Bul. Al. 2014;7(1&2).
memilki ukuran lebih kecil dibandingkan Available at:
pupa betina.7 Pada penelitian yang http://jurnal.batan.go.id/index.php/Al
dilakukan Sharma dkk, 1972. dengan ara/article/view/1624. Accessed
menggunakan alat pemisah pupa March 26, 2015.
diperoleh hasil pada koloni jantan 97%
3. Krafsur ES. Sterile Insect
jantan dan 3% betina, sedangkan pada
Technique for Suppressing and
koloni betina diperoleh 97,34% dan 2,66%
Eradicating Insect Population : 55
jantan.8 Di Brazil dengan metode yang
Years and Counting l. J. Agric.
sama diperoleh hasil pemisahan pupa
Entomol. 1998;15(Lindquist
jantan berdasarkan ukuran yang telah
1955):303-317.
dilakukan yaitu 99,88% jantan dengan
rata-rata kontaminasi betina sebesar 4. Sutrisno S. Prinsip Dasar
0,02%.7 Adanya kontaminasi tersebut Penerapan Teknik Serangga
dapat dikarenakan faktor kecukupan Mandul untuk Pengendalian Hama
makanan yang diberikan pada saat larva pada Kawasan yang Luas. J. Ilm.
dimana akan mempengaruhi Apl. Isot. dan Radiasi 2006;2 No.2
perkembangannya yaitu ukuran pupa Des:35-47.
sampai menjadi dewasa.9 Selain itu juga 5. Dame D a, Curtis CF, Benedict MQ,
perlu diperhatikan kepadatan larva dalam Robinson AS, Knols BGJ. Historical
tray pemeliharaan. Untuk tray yang Applications of Induced Sterilisation
digunakan yaitu berukuran 37 x 27 cm in Field Populations of Mosquitoes.
dengan tinggi 7 cm dalam setiap tray Malar. J. 2009;8 Suppl 2:S2.
sekitar 1000-1500 ekor larva. Apabila doi:10.1186/1475-2875-8-S2-S2.
melebihi maka akan menganggu
perkembangan larva dan pupa.10 Maka 6. Nurhayati S, Rahayu A. Potensi
agar pemisahan lebih akurat saat Teknik Nuklir dalam Pengendalian
pemeliharan larva perlu pemberian makan Nyamuk Aedes aegypti sebagai
yang cukup dan kepadatan normal. Vektor Penyakit Demam Berdarah
Dengue. 2006. Available at:
KESIMPULAN http://digilib.batan.go.id/ppin/katalog
Tingkat akurasi pemisahan pupa /file/0216-3128-2006-3-185.pdf.
berdasarkan ukuran tubuh pupa sudah Accessed March 31, 2015.
baik yaitu 99,83%. 7. Carvalho DO, Nimmo D, Naish N,
et al. Mass Production of
SARAN Genetically Modified Aedes aegypti
Saat pemisahan pupa telah selesai for Field Releases in Brazil. J. Vis.
dilakukan hendaknya dilakukan Exp. 2014;(83):e3579.
pengecekan ulang agar lebih doi:10.3791/3579.
meminimalisir adanya kontaminasi jenis
kelamin lain pada pupa hasil pemisahan 8. Sharma VP, Patterson RS, Ford
apabila terdapat lebih dari 1% kontaminasi HR. A device for the rapid
maka pemisahan dapat diulang. separation of male and female
mosquito pupae. Bull. World Health
Daftar Pustaka Organ. 1972;47(3):429-32.
1. Dyck VA, Hendrichs J, Robinson Available at:
AS. Sterile Insect Technique http://www.pubmedcentral.nih.gov/a
Principles and Practice in Area- rticlerender.fcgi?artid=2480716&too
Wide Integrated Pest Management. l=pmcentrez&rendertype=abstract.
Netherlands: Springer; 2005. Accessed May 25, 2015.

186
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

9. Benedict MQ, Knols BG, Bossin


HC, et al. Colonisation and mass
rearing: learning from others. Malar.
J. 2009;8:S4. doi:10.1186/1475-
2875-8-S2-S4.
10. Nurhayati S, Santoso B, Rahayu A.
Pengendalian Populasi Nyamuk
Aedes aegypti dan Anopheles sp
sebagai Vektor Demam Berdarah
Dengue (DBD) dan Malaria dengan
Teknik Serangga Mandul (TSM).
Semin. Nas. Keselam. Kesehat.
dan Lingkung. VI 2010:15-16.

187

You might also like