Mmi V.2 PDF

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 202
201 D, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat kehijauan. E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi(III) Klorida P 596 b/v; terjadi warna kuning kecoklatan. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 mi filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pada titik keempat tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP., panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICI; LP. Pada kromatogram. tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No. hRy | tanpa [dengan pereaksi | vanpa | dengan pereaksi pereaksi [1 TL |pereaksif TT 1 kuning | — | kuning | hijaw | — = 2 = = = — | ung | — 3 = = | bijaw | = S = 4 = = = — | merah | — 5. hijau | hijau | hijau | merah | merah | merah 6 — | hijaw | — | merah | merah | merah 7 — | violet | — — | ungu | — 8. [113-116] kuning | — = | hijau | | hijau 3 |ueiz0} | violet | — | = | ung | ~ Catatan ; Harga Rx dihitung ternadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm) Rf bercak warna merah = 65. Tanda 1 = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. Il = Pereaksi AICI; LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 7%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1,5%. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 15,5%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 11,5%. 202 Bahan organik asing. Tidak lebih dari 29. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isl, Alkaloid eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, erisovina, Penggunaan. Pengobatan pasca persalinan Penurun panas (antipiretik) Nama daerah. Stmatera: Dadap minyak. Jawa: Dadap lesang, dadap limit, dadap Tiinyak, dadap longa, dadap lisah, dadap srep, dhadhap meryak dheaiey oleng, theutheuk oleng, 203 ERYTHRINAE VARIEGATAE FOLIUM Daun dadap ayam Daun dadap ayam adalah anak daun dari daun majemuk Enythrina orientalis (L.) Merr., sinonim Erythrina variegata L., suku Papilionaceae. Pemerian. Bau lemah. Makroskopik. Helaian anak daun berwarna hijau kecoklatan, bentuk bundar terbalik, segitiga atau berbentuk belah ketupat melebar, panjang anak daun di ujung 9 em sampai 25cm, lebar 10 cm sampai 30 cm, ujung helaian daun tumpul atau agak berlekuk, pangkal daun runcing. Daun di bawahnya berukuran lebih kecil, pinggir daun rata. Tulang daun menyirip, warna kuning kecoklatan, agak menonjol dari permukaan daun, Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk em- pat persegi panjang, kutikula tipis. Epidermis bawah ter dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang. Mesofi meliputi jaringan palisade atas terdiri dari 3 sampai 5 lapis sel dan palisade bawah 1 sampai 2 lapis sel, dengan sel-sel berbentuk silindrik; jaringan bunga karang terdiri dari 1 sam- pai 2 lapis sel. Hablur kalsium oksalat berbentuk prisma ter- dapat di dalam mesofil dan parenkim tulang daun. Berkas pem- buluh tipe kolateral, dikelilingi serabut berlignin. Kolenkim terdapat pada bagian atas dan bawah tulang daun. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atas atau epidermis bawah berbentuk poligonal, dinding samping umumnya lurus; stomata tipe parasitik, lebih banyak terdapat pada epidermis bawah. Serbuk berwarna hijau tua. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata tipe parasitik; fragmen berkas pembuluh; hablur kalsium oksalat berbentuk prisma lepas atau dalam parenkim. Identifikast, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat merah, B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau tua, 204 GAMBAR SERBUK DAUN DADAP AYAM 1 = Epidermis atas 2 = Jaringan palisade atas 3 = Jaringan palisade bawah 4 = Epidermis bawah 5 = Hablur kalsium oksala: bentuk prisma 206 C: Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59 b/v dalam etanol P;terjadi warna hijau kekuningan. D; Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes amonia (259) P, terjadi warna kuning kecoklatan, E Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi(Il) Klorida P 596 blv; terjadi warna kuning kehijauan. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginker dy jaring: Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat, Pada titik pertama, kedwa dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pi filtrat, Pada titik keempat tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluast dengan dengan sinar bi dengan sinar UV 366 nm No.) BRx [ianpa | dengan pereakel tanpa [dengan pereaksi pereaksi{ — a__| Pereaksif— Tt y | 47, fsoning | hijau [—Pkuning | unga | 27 7 | | hijan | = Junge | = 3. [1346 | = — | hijaw | = | "8 = $ | 2631] hijau | nijau | hijau | merah | merah | merah 5. )3144) —— f ungu | — - =a 6. 6772 | — | violet | — = | urge | = 7._|135-138) kuning | violet | — =| ange | = Catatan ; Harga Ry. dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati fletgan sinar biasa atau wama ungu dengan sinar UV 366 nm), Re bercak warna merah = 65. Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. Ml = Pereaksi AICI, LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 7,59, Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak Jebih dari 3,596, 207 Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 22,5%. Kadar sarl yang larut dalam etanol. Tidak kurang dati 11,59. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Ist. Eritralin, hipaforin, erisovin, minyak lemak, resin, oksireve- ratrol, dihidrooksireveratrol (fenol). eritrinin A, evitrinin B, eritrinin C, osajin, alpinumisoflavon (Flavonoid). Penggunaan. Pelancar ASI, peluruh dahak (ekspetoran), peluruh haid (emenagoga), penurun panas (antipiretik). Nama daerah. . Jawa: Blendung, dadap blendung, dadap ayam, dadap laut, theutheuk ‘Nusatenggara: Dalundung. Maluku: Uken, ngalola datatoro, popa auko, galala kokotu, lola kohori. 208 EUPHORBIAE PULCHERRIMAE FOLIUM Daun racunan Daun racunan adalah daun Euphorbia pulcherrima Willd, ex Klotzch, suku Euphorblaceae. Pemerian, Tidak berbau; rasa agak pahit, Makroskopik. Daun majemuk. Helaian daun berwarna hijau Xecoklatan, bentuk bundar telur, eliptis memanjang, panjang 5 cm sampai 34 cm, lebar 2 cm sampai 12,5 cm, pinggir daun Sedikit berombak. Tangkai daun panjang I cm sampai 9,5 cm, bagian atas berwarna merah keunguan. Ibu tulang daun den anak tulang daun bagian bawah menonjol keluar, Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, bentuk bulat memanjang, tanpa stomata. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, bentuk bulat memanjang, stomata tipe anomositik; rambut penutup terdiri dari 2 sel sampai 3 sel, bentuk kerucut, berkutikula, Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis fel. Pada ibu tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe Kolateral, terdiri dari xilem dan floem. Pada ibu tulang dau, di atas dan di bawah berkas pembuluh terdapat parenkim korteks dan kolenkim. Pada parenkim korteks di bawah ibu tulang daun selnya berisi lateks. Pada sayatan paradermal tam- pak sel epidermis atas dengan dinding antiklinal agak berom. bak, sel epidermis bawah lebih berlekuk; stomata tipe anomositik. Serbuk berwarna hijau kecoklatan, Fragmen pengenal adalah fragmen rambut penutup yang terlepas terdiri dari 3 sel; fragmen stomata tipe anomositik; jaringan bunga karang dan berkas pembuluh; fragmen epidermis atas dengan jaringan mesofil, Identifikasi, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning. B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna kuning. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (259) P; terjadi warna kuning. 209 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN RACUNAN. = Kolenkim Parenkim Korteks, sel-selnya berisi latek Xilem Floein Rambut penutup 6 7 8 GAMBAR SERBUK DAUN RACUNAN 4 Rambut penutup Jaringan mesofil dengan berkas pembuluh = Epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik 210 D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan asam asetat encer P; terjadi warna kuning. E. Mikrodestilasikan 20 mg serbuk daun pada suhu 240°C selama 90 detik menggunakan tanur TAS, tempatkan hasil mikrodestilasi pada titik pertama lempeng KLT. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan anaskan dalam tangas air selama 2 menit, dinginkan, saring, cuci endapan dengan metanol P secukupnya schingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik ke dua lempeng KLT tutulkan 25 al filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 10 yl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm, keringkan lempeng di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan benzena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama, Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut : dengan sinar biasa_| dengan sinar UV 366 nm No.| hRx | tanpa | dengan tanpa dengan Pereaksi | pereaksi | pereaksi | — pereaksi 1. [25 [kuning [mera hijaw kuning 2. | 712 | kuning | — merah kuning | coklat merah 3. | 1419 | kuning | merah kuning | coklat merah 4 | 2023 | = merah bira kuning s. | 2732 | = merah bira | merah oranye 6. | 3236 | — — |merah jambu kuning hijau 7. | 3944 | = merah kkuning hijau 8. | 4a53 | merah kuning hijau 9. | 99.103 | — merah kuning to, f 122-115 | ungu kuning Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak merah Rf bercak warna merah = 68, Kadar abu. Tidak lebih dari 9%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 9,69 Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 8%. Kadar sar} yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 59 Bahan organik asing. Tidak lebih dari 29%. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik au Isi.Resin, Penggunaan. bat luka, Nama daerah Sumatera: Denok, uring benggala, pohon merah (Melayu) Jawa: Denok (Jakarta). 212 EURYCOMAE RADIX Akar pasak bumi Akar pasak bumi adalah akar Eurycoma longifolia Jack., suku Simaroubaceae, Pemerian. Tidak berbau; mula-mula tidak berasa, lama kelamaan agak pahit. Makroskopik. Akar utuh atau berupa potongan tidak beraturan; akar utuh berbentuk silindrik, diameter 2.cm sam- pai 7 cm atau lebih besar, panjang 10 cm sampai 30 cm atau lebih; bagian kulit tipis; permukaan luar berwarna kelabu kekuningan sampai agak kehitaman, bagian kayu umumnya berwarna kuning pucat, kadang-kadang berwarna kelabu sam- pai coklat muda; keras dan sukar dipatahkan. Mikroskopik. Pada penampang melintang akar tampak jaring- an gabus terdiri dari beberapa lapis sel gabus berbentuk segi empat agak beraturan; parenkim korteks dengan sel berdin- ding tipis, berisi butir pati tunggal atau majemuk berbentuk poligonal; pada parenkim korteks terdapat sel batu, tunggal atau berkelompok, bentuk bulat panjang, dinding sel tebal, saluran noktah bercabang-cabang; di bagian dalam korteks ter. dapat kelompok serabut berdinding tipis, bentuk poligonal dan lumen lebar. Pembuluh kayu terdiri dari trakea dan trakeida; Jarijari teras tersusun dari 1 sampai 3 baris sel yang bernoktah. Serbuk berwarna kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah serabut yang berdinding tipis, ujung agak tumpul dan lumen lebar, sel batu dengan saluran noktah yang bercabang-cabang, fragmen parenkim korteks, butir pati tunggal atau majemuk, hilus konsentrik, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan jala, Identifikasi, A. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat ungu. B, Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning. C. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% biv dalam etanol P; terjadi warna kuning. 213 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG AKAR PASAK BUMI aringun gubus 1 2 = Sel hat $= ant part tora 1 = Parenkinn hurted = Trakew 4 Serubur 7 Serabut xitens 214 GAMBAR ‘SERBUK AKAR PASAK BUMI 4 = Serabut 5 = Sel batu 3 = Parenkim 6 = Serabut dengan jarijari teras 215 D. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes amonia (259) P; terjadi terjadi warna kuning, E. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan § tetes larutan besi (III) lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pada Hak ‘Keempat tutulkan $ pl zat warna TL. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 em, Keringkan lem tersebut di udara selama 10 menit, eluasy lagi dengan toluena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang vents Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nn Selanjutnya sem. Popa engan Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. Panaskan pada Suu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan ginar ultraviolet 366 nm, Dengan perlakuan yang sama seperti cara dengan sinar biasa__[ dengan sinar UV 366 mam No} hRx Franpa [dengan pereakal tanpa | dengan pereaksi Pereaksif "ya pereaksi{ 1 bY} $10) = | kuning | Gingua Jingga | jingga 2] 3136 | — - — | bie | bia | biru Lob fenkan sinar biasa atau warna ungu dengan sinc OW ses nm. hRybereak warna merah 65 Tanda I= Pereaksi anisaldehidaasam sulfat LP. II = Pereaksi AICI3 LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 3.96 Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 296. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang ari 396, Kedar sari yang larut dalam etanol, Tidak kurang dari 196. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296, Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Jal. Eurikomolakton, amarolid Penggunaan. Diurctik, antip:rotik 216 Nama daerah, Sumatera: Babi kurus, mempoleh, tungka al lara laut, bidara pait Kalimantan: Pasak bumi, 217 EXOECARIAE FOLIUM Daun remek daging Daun remek daging: adalah daun Exoecaria cochinchinensis Lour., suku Euphorbiaceae, Pemerian. Bau lemah; rasa kelat. Makroskopik, Daun tunggal. Helaian daun Permukaan atas ber. warna hijau tua, permukaan bawah berwarna merah darah Sampai merah ungu, bentuk jorong sampai hampir lanset Pe maniang, panjang 4 cm sampai 13 cm, lebar 1,5 cm sampal iSem, wung daun lancip, pangkal daun lancip, pingyir deen Dereerigi, Tangkai daun panjang 2,5 mm sampai mm Tulone daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun fatu lapis sel, silindrik. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel yang tersusun renggang, ruang antat cel Panyak. Di dalam jaringan palisade dan bunga karang terdapat hablar kalsium oksalat berbentuk roset. Pada ibu tulang daca di bawah epidermis atas dan epidermis bawah terdarce jar- ai bawah berkas pembuluh, Pada sayatan paradermal tampok sel epidermis atas berbentuk segi empat dengan dinding som ping sangat berkelok, kutikula tebal, tidak terdapat stomata, Epidermis bawah dengan dinding samping berkelok, kutikala tebal, stomata tipe parasitik. Serbuk berwarna hijau lumut. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah, fragmen Mesofil dengan hablur kalsium oksalat berbentuk rover fragmen pembuluh kayu, 218 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN REMEK DAGING ToT 1 = Kutikula Kolenkim 7 = Bungakarang 3 = Jaringan parenkim serupa palisade Stomata 4 © Epidermis atas Berkas pembuluh 5 = Jaringan palisade 10 = Serabur 6 = Hablur kalsium oksalat 11 = Saluran getah GAMBAR ‘SERBUK DAUN REMEK DAGING . eth, SB amr” joe a faba” kalsium oksalat bentuk roset $ = Epidermis atas diperbesar) pidermis bawah (diperbesar) 6 = Serabur = Fragmen mesojil bagian atas 7 = Pembuluh kayu (diperbesar) 219 Identifikast. A, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat, B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna merah muda. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan > tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning coklat. D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes besi(III) klorida LP, terjadi warna hijau coklat, E. Mikrodestilasikan 20 mg serbuk daun pada suhu 240°C selama 90 detik menggunakan tanur TAS, tempatkan hasil mikrodestilasikan pada titik pertama lempeng KLT. Tim- bang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan saring, Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik kedua lempeng KLT tutulkan 30 ul filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 10 ul zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm, keringkan lempeng di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan benzena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak dengan war- na dan hRx sebagai berikut dengan sinar biasa_| dengan sinar UV 366 nm No. | hRx tanpa_ | dengan tanpa dengan pereaksi | pereaksi | pereaksi | pereaksi | 47st | hija hijau | merah muda | merah muda 2 | 53.56 = lembayung ~ kuning, 3. | 80-86 = lembayung, = hijaw 4. | 106-110 lembayung - lembayung 5. Jta3aa7 | hijau biru - kuning 6. [149.153] — biru muda - hijau 7. | 183.190 | — lembayung ~ hijau Catatan ; Harga Rx dihitung terhadap bercak warna biru dari kromatogram zat warna I LP. Rf bercak warna biru = 47. abu. tidak lebil dari 8% yang dak larut dalam asim, Vidak lebili dari 19% yang tarut dalam alr. Tidak kutang dari 28%, Kadar surl yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 160 Horganth aatng, Tilak lebih divi 20 Isl. Tanin, asam behemat, triterpinoid eksok Pengyenaan, Perdavalan yang berlebily paula hi 1, silosteral dan i Nama daerah, Jawa: Daun remek daging (Jawa Tengah), daun Sambang darah 221 GARCINIAE FOLIUM Daun manggis Daun manggis adalah daun Garcinia mangostana L., suku Clusiaceae. Pemerian. Tidak berbau; rasa agak kelat. Makroskopik. Helaian daun umumnya tidak utuh, warna kelabu sampai hijau kecoklatan, bentuk jorong sampai jorong memanjang, panjang 12 cm sampai 23 cm, lebar 4,5 cm sam. pai 12 cm, Ujung daun meruncing, pangkal daun meruncing, Pinggir daun rata. Tangkai daun I cm sampai 1,5 cm. Tulang cabang menyirip hampir sejajar. Permukaan atas agak mengkilap, permukaan bawah agak buram. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk em- pat persegi panjang, kutikula tebal, tidak terdapat stomata; epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat Persegi panjang, kutikula tebal, terdapat stomata. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari2 lapis sel, kecil, silin- drik; hablur kalsium oksalat berbentuk roset terdapat pada mesofil; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel yang bundar atau silindrik; idioblas damar terdapat pada mesofil. Berkas pembuluh tipe bikolateral dikelilingi seludang sklerenkim yang berlignin, di sisi bawah terdapat beberapa berkas pembuluh tipe kolateral,. kecil dan berseludang sklerenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas dan epidermis bawah berbentuk poligonal, dinding lurus, dan stomata tipe parasitik. Serbuk berwarna kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah mesofil dengan sel damar, hablur kalsium oksalat bentuk roset, fragmen epidermis atas dan epidermis bawah berbentuk poligonal dan dinding lurus, stomata tipe parasitik, serabut berdinding tebal dan lumen sempit, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan jala Identifikasi. A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat terjadi warna coklat merah. B. Pada 2 mg serbuk daun tambabkan $ tetes larutan natrium hidroksida P 5% biv dalam etanol P; terjadi warna kuning kecoklotan. 222 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN MANGGIS. = Epidermis atas ; “Re , Ej = Jaringan palisade = Jaringan bunga karang Epidermis bawah 1 2 3 4 5 = Hablur kalsium oksalat bentuk roset 6 = Saluran getah 1 = Serabut 8 = Berkas pembuluh 9 = Berkas pembuluh 224 C; Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N: terjadi warna kuning kecoklatan, D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes amonia (2596) P: terjadi warna merah, E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (Iq) Klorida P 596 b/v; terjadi warna kuning kehijauan. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol diperoleh 5 mi filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat, Pada titik keempat tutulkan 5 yl zat warna 1 LP. Eluass dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 em. Keringkan lempeng fersebut diudara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluene & dengan sinar biasa f dengan sinar UV 366 nm No.| BRx |" enpa | dengan pereakel tanpa | dengan pereaksi pereaksi| "Tai Jpereaksif J 1 (38, | Koning |” —“[kuning | — | ianing | Bf ste | | how || | ae? | nie 3] 1924) aw | violet | hijau | meran | MUS? | hia 4) 4248 f= hau |<" | tng | moran | 1] 4855] =f Yhuning | ange | = | ning $ ] 3863) — | vio |<") | gy | Ot zy emp | - | — | > fae | x 8. Juttiaf kuning) © | {> | hie | 9 jusais} =| ung | = | oof Df ot Catatan : Harga Rx dihitung tethadap bercak warna merah (yang diamati fengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). ARpbercak warna merah = 65, Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. MI = Pereaksi AICI3 LP. 225 Kadar abu. Tidak lebih dari 4%, Kadar abu yang tldak larut dalam asam. Tidak lebih dari 0,196, Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 1296 Radar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 26% Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2% Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Isl. Triterpinoid, tanin, resin, mangostin. Penggunaan. Adstringen, antipiretik Nama daerah, Sumatera: Epiko, manggoita, gusteu, mangi, manggi, manggisto, mang: Bis, magi, lakopa, malakopa, manggista, manguusta, manggustan, ‘mang. 0s, manggih, manggus. 226 GARDENIAE FOLIUM Daun kaca piring Daun kaca piring adalah daun Gardenia jasrtinoides Ellis, suku Rubiacese, Pemerian. Bau agak keras, tidak khas; rasa tawar; warna kehijauan. Makroskopik. Daun tunggal, agak liat warna hijau keabu- abuan; helaian daun berbentuk jorong, bundar telur terbalik atau lanset, ujung umumnya meruncing, pangkal runcing atau agak meruncing, pinggir rata; panjang helaian 4,5 cm sampai 13 cm, lebar 2 cm sampai 5 em; permukaan daun gundul agak mengkilat, tulang daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah dan berwarna lebih muda; tangkai daun pendek. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun, tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel yang tampak agak besar, kadang-kadang kecil, dengan lapisan kutikula tebal, epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, bentuk sel lebih kecil dari epidermis atas; terdapat stomata di epidermis ata dan bawah, Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari tiga lapis sel, mengandung butir-butir klorofil; jaringan bunga karang terdiri dari sel yang memanjang dan bulat, mengandung butir-butir klorofil, terdapat ruang antar sel, Pada tulang daun tampak sel-sel kolenkim di bawah epidermis atas dan di atas epidermis bawah; berkas pembuluh tipe kolateral dan dikeli, lingi serabut; pada parenkim di tulang daun terdapat kristal kalsium oksalat bentuk prisma. Serbuk berwarna hijau, rasa hambar, bau tidak sedap. Fragmen pengenal adalah fragmen lamina daun terpotong melintang, tampak epidermis, jaringan palisade dan jaringan bunga karang; hablur kalsium oksalat; fragmen epidermis atas dengan stomata tipe parasitik; fragmen sayatan paradermal epidermis bawah dengan stomata; fragmen xilem dengan penebalan jala; fragmen serabut terpotong tangensial. Identifikasi. A, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P: terjadi warna coklat tua. B, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau tua. 227 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN KACA PIRING 1 = Bpidermis atas ile 2 = Epidermis bawah 7 = "Floem 3 = Kutikula 8 = Kolenkim 4 = Jaringan palisade 9 = Stomata 5 = Jaringan bunga karang 10 = Hablur kalsium oksalat GAMBAR 'SERBUK DAUN KACA PIRING Fragmen lamina terpotong melintang Fragmen hablur kalsium oksalat Fragmen sayatan paradermal epidermis atas Fragmen sayatan paradermal epidermis bawah Fragmen xilem terpotong membujur Fragmen serabut terpotong membujur 228 reads 2 me serbuk daun tambahkan § tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; dalam etanol P; terjadi warna hijau, DPada 2 mg serbuk daun tambahkan $ tetes amon (259) P; terjadi warna hijau muda. F Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (im) Klorida P 596 bi; terjadi wamna hijau tus, F. Timbang 300 mg serbuk daun campur dengan $ ml metanol F dan panaskan di atas tangas air selama 2 ment, dinginkan dan dipersieh g £n4apan dengan metanol P secukupnye sehingga tliperoleh § ml filtrat. Pada titk pertama heen dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebarval aa Hl filtrat, Pada dengan sinar biasa | dengan sinar UV 306 am HRx Tranpa [dengan pereakat tanpa | dengan pereakst pereaksif i feereakstf ya 2 | rote | Mamine| = | kuning Pauning | — Teaming 2 10-14 | hijau ungu hijau | merah ungu | merah & | aegs | Mise || | law | merah | "2S | Merah & | 2833 | hijaw | hijau | hija hijau J merah | hijau be 3s] asa, | Walt fo fae | mierah | hija 6 [135-138] kuning | —" | kuning kuning | — ~ Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak warma ‘merah (yang diamati flengan sinar biasa atau warna ungu dengan iancan 366 nm), Rf bercak warna merah = 65. Tanda Pereaksi anisaldchida-asam sulfat LP. Pereaksi AICI3 LP, 0 229 Kadar abu. Tidak lebih dari 4%, Kedar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 0,79. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 2199. Kadar sari yang larut dalam alkohol. Tidak kurang dari 16%, Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2% Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Isl. Gardenosid, geniposid, genipin—1-B-D—gentibiosid, zat samak krosin; dekstrosa; manit, asam genposid, scandosid meail ester, shanzhisid. Penggunaan. Obat sariawan. ‘Nama daerah, Jawa: Ginje 230 GRANATI CORTEX, Kulit batang delima Kulit batang delima, adalah kulit Punica granatum L., suku Punlcaceae. Pemerian . Bau lemah; rasa agak kelat. Makroskopik. Potongan kulit, agak tergulung pada kedua sisinya, pada permukaan luar terdapat lapisan gabus tipis, war- na coklat tua kehitaman dan sukar dikelupas, permukaan dalam berwarna coklat muda; mudah dipatahkan, bekas patahan berwarna coklat muda. Mikroskopik. Pada penampang melintang kulit tampak ja- ringan gabus yang terdiri dari beberapa lapis sel dengan penebalan bentuk U. Korteks terdiri dari parenkim dengan sel berdinding tipis, berisi butir pati; sel idioblas zat samak berbentuk bulat panjang dan lebih besar dari sel parenkim Floem terdiri dari pembuluh tapis, parenkim floem dengan ukuran sel lebih kecil dari parenkim korteks dan berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset, berderet-deret, dan juga berisi butir pati; jari-jari empulur terdiri dari 1 baris sel, Serbuk berwarna kuning kotor, Fragmen pengenal adalah jar- ingan gabus dengan penebalan bentuk U, dinding bernokiah, sel sekresi berisi zat berwarna kuning dan zat samak; parenkim dengan hablur kalsium oksalat berbentuk roset, berderet-deret; tampak pula hablur dan butir pati yang lepas. Identifikast, ‘A. Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat kekuningan. B. Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning kehijauan. C, Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% blv dalam etanol P; terjadi warna kuning. D, Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat kemerahan. E. Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan S tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna biru kehitaman. F, Timbang 300 mg serbuk kulit batang campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukup- nya sehingga diperoleh 5 ml filtrat, 231 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG KULIT BATANG DELIMA, 1 = Jaringan gabus Parenkim korteks 3 = Sel idioblas berisi zat samak Hablur kalsiuom oksalat bentuk roset 5 = Jari-jari empulur GAMBAR ‘SERBUK KULIT BATANG DELIMA futir pat Mablur katsivm ok: Parenkim dengan tat samak = Jaringan gabus hentuk poligarnal Parenkim floem dengan habhur vung berdererdever 8 = Jaringan gabuy dengan peneba= tat salat yang lepus, 232 Fada titik pertama, kedua dan ketiga dari lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 ul filtrat. Pada titik keen. at tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetane P dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No} ARx | tanpa [dengan pereaksi | iano, | dengan pereaksi pereaksi| 1 T__| pereaksi | 7 1 1.) 36 | kuning | ungu.]| — | kuning | violet | violer 2.) 813 | hijau | ungu | hijau | merah | merah | mecah 3. | 22.28 ~ | hijau | merah | merah | merah 4. | 30:33 violet | — - = = 5. [128-132] = - — | viol | — Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). Rf bercak warna merah =65, Tanda I = pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. IL = pereaksi Al Cl3 LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 696. Kadar abu yang tidak larut dalam asam, Tidak lebih dari 19, Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 20%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 13%, Bahan organtk asing. Tidak lebih dari 296. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup, Isl, Alkaloid, tanin, gula. Penggunaan. Pengelat (astringen). ‘Nama daerah, ‘Sumatera: Glima glineu mekah, dalimo, ende limau, Jawa: Dlima, Sangsalan, dhalima, Nusatenggara: Jeliman,talima, dila dae lok. lelo kase, 233 GRANATI PERCARPIUM Kulit buah delima Mul buah delima adalah kulit buah punica granatum L., yang masak suku Punicaceae. Pemerlan. Tidak berbau; rasa agak pahit sangat kelat. Makroskopik. Kulit buah, Berupa potongan, warna coklat, ben- {uk seperempat bola atau setengah bola dengan garis tengeh 3 cm sampai 5 cm, tebal 3 mm sampai 5 mm. Pada bagian Pangkal umumnya terdapat sisa gagang buah, pada bagian ‘ujung terdapat sisa dasar bunga berbentuk tabung, tinggi sam. pai lebih kurang 1 cm, lebar sampai lebih kurang 1,5 cm. Per- mukean dalam tabung berwarna coklat tua kemerahan, dalam tabung terdapat banyak sisa tangkai sari, di dasar tabung ter, dapat sisa tangkai putik berbentuk silindrik. Permukwar lacy kulit buah agak kasar, agak mengkilat, warna kecoklatan atau coklat kemerahan sampai coklat kehitaman, kadang kadang terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna lebi, tua. Permukaan dalam kulit buah licin dan berwarna kuning sampai kuning kecoklatan. Terdapat sisa sekat buah dan sisa tembuni terutama pada bagian ujung. Permukaan dalam di an- tara sekat buah berbentuk persegi empat sampai segi enam dengan batas-batas jelas. Di dalam segi enamtersebut kadang- kadang terdapat biji, Biji berbentuk bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih. Bekas patahan kulit buah tidak rata, berbutir-butir, warna kuning sampai kecoklatan Mikroskopik. Pada penampang melintang kulit buah tampak cpidermis luar terdiri dari satu lapis sel, berbentuk poligonal tidak beraturan, dinding luar agak tebal tidak berlignin, kutikula sangat tebal dan licin, Epidermis dalam terdiri dari satu lapis sel berbentuk serupa dengan sel epidermis luar, berukuran sedikit lebih besar. Di bawah epidermis pada umumnya terdapat satu lapis atau dua lapis sel yang berben. tuk menyerupai epidermis luar. Jaringan parenkimatik mesokarp umumnya terdiri dari sel berbentuk poligonal tidak beraturan, dinding tipis, berisi butir pati atau sat samak Sklereida banyak, tersebar, tunggal atau berkelompok, umum: pya berkelompok; dinding sel sangat tebal, berlapis-lapis dan berlignin dengan lumen sempit, atau berdinding kurang tebal dengan lumen lebih lebar; saluran noktah jelas. Berkas pem- 234 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG KULIT BUAH DELIMA 3 = Parenkim 7 = Serabut 4 Parenkim membatu 8 = Epidermis dalam GAMBAR SERBUK KULIT BUAH DELIMA iy 1 = Epidermis luar terlihat tangensial 4 = Fragmen biji 2 = Sel bat 5 = Fragmen berkas pembuluk 3 = Parenkim 6 = Fragmen serabut 235 bulub tipe kolateral, tersebar di antara parenkim, disertai serabut yang berdinding agak tebal, tidak berlignin. Hablur kalsium oksalat bentuk roset. Serbuk berwarna kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis luar, fragmen parenkim, fragmen sklereida, fragmen pembuluh kayu, fragmen biji. Identifikasi. A. Pada 2 mg serbuk kulit buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat. B, Pada 2 mg serbuk kulit buah tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna kuning, C. Pada 2 mg serbuk kulit buah tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% biv; terjadi warna coklat. D. Pada 2 mg serbuk kulit buah tambahkan 5 tetes besi(IM) klorida LP; terjadi warna biru hitam, Kadar abu. Tidak lebih dari 496, Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 196 Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 30% Kadar sari yang larut dalam etanol. tidak kurang dari 1596, Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2% Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isl. Tanin sampai lel kurang 20%; alkaloid yang terdiri dari Peletierina, metil-peletierina, psendo-peleticrina, iso-peletierina dan metil-iso peletierina. Penggunaan, Pengelat usus (astringen usus), obat cacing, Nama daerah, ‘Sumatera: Kulit buah Glima glineu mekah, kulit buah dalimo, kulit buah ende limau. Jawa: Kulit buah Dlima, kulit buah gangsalan, kulit buah dhalima. Nusatenggara: Kulit buah jeliman, kulit buah talima, kalit buah dila dae lok, kulit buah lelo kase, kulit buah rumau, 236 var. GRAPTOPHYLLI FOLIUM Daun wungu Daun wungu adalah daun Grapthophyllim pictum (L,) Griff lurido sanguineum Sims., suku Acanthaceae. Pemerian. Tidak berbau; tidak berasa. Maskroskopik. Daun tungal. Helaian daun berwarna hijau Keunguan sampai hijau kehitaman, bentuk jorong, panjang 8 cm sampai 20 cm, lebar 3 cm sampai 13 cm, ujung daun lan- ip, Pangkal daun lancip, pinggir daun agak berombak. Tangkai daun lebih kurang 1 cm, warna ungu kehijauan sampai ungu kehitaman. Tulang daun menyirip; permukaan atas daun rata dan licin, tulang daun menonjol dan berwarna ungu sampai ungu kehitaman; permukaan bawah daun rata dan agak licin, tulang daun sangat menonjol dan berwarna ungu kemerahan sampai ungu kehitaman. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk segi empat sampai empat persegi panjang, kutikula tipis, tidak te- dapat stomata, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae) ter- diri dari 1 sel tangkai yang pendek dan kepala kelenjar yang terdiri dari 6 sel atau lebih; litosis terdapat pada epidermis atae dan jaringan palisade, bentuk serupa botol bengkok berleher pendek; bagian Ieher terletak di antara sel epidermis, bagian yang lebar terletak di bawah epidermis atas atau hampir seja- Jar dengan permukaan daun atau agak menyerong masuk ke dalam jaringan palisade, di dalam bagian yang lebar terdapat sistolit berbentuk bulat telur atau bulat telur memanjang dengan satu ujung mengecil dan kadang-kadang agak bengkok Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel berbentuk segi em: Pat sampai empat persegi panjang, kutikula tipis, terdapat stomata, sangat banyak; rambut penutup terdiri dari 2 sel, lurus atau bengkok, dinding sel agak tebal, kutikula berbin, tik; rambut kelenjar serupa dengan yang terdapat pada epider. mis atas; litosis terletak di antara sel epidermis, kadang-kadang juga di bawah sel epidermis pada jaringan kolenkim; pade {ulang daun umumnya litosis melintang searah dengan tulang daun. Di bawah epidermis tulang daun terdapat kolenkine Mesofil: meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, silindrik, berisi klorofil dan tetes minyak; di bawah palisade terdapat 237 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN UNGU = Sel litosis dengan sistolit Kutikule Epidermis atas Jaringan palisade = Jaringan bunga karang 1 2 3 4 5 GAMBAR SERBUK DAUN UNGU 1 = Litosis 2 Epidermis atas terlihar tangensial —§ —Kelenkin walang dawn terlihat 3» Epidermis hawah terlihat tangenstal imrembutur 4 = Rambur penny ‘ Nevkae prmbuliah kasi 238 1 sampai 3 lapis sel berbentuk poligonal, juga berisi klorofil dan tetes minyak. Jaringan bunga karang terdiri dari sel berbentuk bulat panjang tidak beraturan, tersusun mendatar, ruang antar sel besar. Berkas pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atas berbentuk poligonal, dinding samping lurus atau agak berkelok, tidak ter- dapat stomata atau rambut penutup, terdapat rambut kelen- Jar tipe Labiatae (Lamiaceae); sel epidermis bawah berbentuk oligonal, dinding samping agak berkelok, stomata banyak, tipe diasitik; rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae) dan ram- but penutup. Serbuk warna hijau tua. Fragmen pengenal adalah rambut pe- nutup terdiri dari 2 sel, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamia- ceae), sistolit, fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe diasitik, fragmen kolenkim, frag- men berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral Tdentifikasi, A. Pada 2mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; ter- jadi warna coklat muda. B, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warma coklat ungu. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat, D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes natrium hidroksida P 59 biv; terjadi warna hijau kekuningan. E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P: terjadi warna hijau, F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan, saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama dari lempeng KLT tutulkan 20 ul filtrat, pada titik kedua tutulkan 10 ul zat warna II LP, Eluasi dengan camipuran etil asetat P-metil keton P- asam format P-air (50-+30+ 10+ 10) dengan jarak rambat 15 cm, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm Semprot lempeng dengan aluminium klorida LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak ber- cak dengan warna dan hRx sebagai berikut : 239 dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 aa No} BRe (anpa | dengan ‘anpa dengan Pereaksi | pereaksi | _pereaksi pereaksi 1] 5366 f = = hijau birw 2. f1o44i3 | = = bira = 3. / 6125 | = — biru 4. | 168176 | ~ biru = §: |187197 | kuning | — | coklat muda [eoklat kemerahan Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak biru, ARg bercak warna biru = 94, Kadar abu. Tidak lebih dari 1296. Kedar abu yang tidak larut dalam asamYTidak lebih dari 295 Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 29%, Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 6% Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isi. Tanin, alkaloid, sitosterol, glikosid. Penggunaan. Obat wasir, laksatif lemah, diuretik ringan. Nama daerah. Pumatera: Dangora. Jawa: Daun ungu, daun temen-temen, handeuleum, demung, twlak, wungu, karaton, katatong, Nusatengeara: Temen. Maluku: Kabickabi, dongo-dongo, 240 GUNNERAE FRUCTUS ET FLOS Sukmadiluwih ‘Sukmadiluwih adalah seluruh rangkaian buah dan bunga nera macrophylla BL., kadang-kadang beserta pucuk batang daun, suku Haloragacese. Pemerian, Bau agak anyir, mirip bau minyak ikan, rasa mula-tr asin, lama kelamaan kelat dan menimbulkan rasa tebal di lic Makroskopik. Potongan rangkaian buah dan bunga, buah « bunga duduk, tersusun agak rapat pada cabang-cabang inc gagang, buah merupakan buah kotak, bentuk bulat telur a hampir bulat, garis tengah 1,5 mm, warna kehitaman, bagi bagian bunga umumnya berwarna kelabu kecoklatan, ker sari berwarna lebih pucat. Induk gagang dan cabang.cab. berbentuk pipih atau bersudut-sudut, beralur, terpilin, wa kelabu tua sampai kehitaman, seluruh permukaan beram Yapat, terutama cabang-cabang; pucuk batang kadang-kad berikut daun, warna kelabu kehitaman, daun berbentuk ; jal dan bertangkai panjang, permukaan bagian pucuk dan d; berambut rapat, warna kecoklatan sampai kelabu kehitarr Mikroskopik. Pada penampang melintang buah tampak epik terdiri dari sel epidermis dinding tipis, bentuk tak beratu: terdapat rambut kelenjar. Mesokarp terdiri dari parenkim t tuk poligonal berisi hablur kalsium oksalat bentuk ro berkas pembuluh dengan serabut sklerenkim. Endokarp diri dari satu lapis sel batu bentuk tak beraturan, dind bergelombang, lumen lebar pada beberapa tempat terda lapisan sel batu menonjol dengan dua sampai tiga lapis batu. Spermoderm terdiri dari satu lapis sel batu bentuk h pir isodiametrik atau silindrik, lumen lebar. Endosperm diri dari sel bentuk isodiametrik, dinding tipis. Serbuk berwarna putih kecoklatan. Fragmen pengenal ade sel epidermis bentuk poligonal, dinding tipis; parenl mesokarp dengan hablur kalsium oksalat bentuk roset; p: buluh kayu penebalan tangga; serabut panjang dinding t berlignin; parenkim endosperm bentuk poligonal dinding ti sel batu dari endokarp dinding bergelombang; sel batu < spermoderm bentuk poligonal; pollen hampir bulat berpo dan beralur 3. 241 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG SUKMADILUWIH. 5 = Berkas pembuluh 6 = Endokarp 7 = Spermoderm 8 = Endosperm 4-= Hablur kalsium oksalt 242 GAMBAR ‘SERBUK SUKMADILUWIH 1 = Hablur kalsium oksalat 6 = Sel batu dari spermoderm 2 = Parenkim mesokarp 7 = Sel batu dari endokarp 3 = Rembut kelenjar 8 = Parenkim 4 = Pollen 9 = Endosperm 5 = Serabut 10 = Xilem 243 Identifikasi. ‘A, Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua. 5. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna coklat tua. C Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59 b/v dalam etanol: terjadi warns kuning. D. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan § tetes amonia (2596) P; terjadi warna coklat kemerahan, E. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan besi(tt) Klorida P 596 bv; terjadi warna biru Kehitaman. F Timbang 300 mg serbuk buah campur dengan 5 ml metanol dipeeieg St endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 mi filtrat. Pada titik pertama, kedna dan ketiga empeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 ul filirat Pac titik ‘keempat tutulkan 5 pl zat warna T LP. Bluse; dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 em. Keringken Jempeng iersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluene © dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama, Amaty dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nim. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfar LP., panaskan dengan sinar biasa_| dengan sinar UV 366 am No.) ARx | tanpa [dengan pereaksi | tanpa [dengan pereaksl Ipereaksi | 7 Tt [Pereaksi | —y T 1. [25 [hijaw | violet kuning | violet | merah 2. | 812 | hijau | violet merah | violet | merah 3. | 21-25 | hijau | violet merah | violet | merah 4. | 2630 | — | violer | = | viol | — 5. | 9097 | — | coklat | — — | violet | — 6. |123127) — | viol | — =| violet | — Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamail fengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 ni). ARg bercak warna merah = 65, Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. UI = Pereaksi AICly LP. 244 Kadar abu. Tidak lebih dari 159. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 10%. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 26%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 1596 Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Penggunaan. Penyegar badan. Nama daerah. ‘Sumatera: Sampelulut(Batak),pulut, pulut laki-laki (Bangka), (Melayu), pulut, pulut laki-aki, pulut-pulut, pulutan, pulutan sapi (Melayu). Jawa! pungpulutan, pangpulutan awewe, pungpurutan (Sunda), legetan, pulutan, pulutan kebo, pulutan sapi (Jawa), polot (Madura). Sumba: Kapuhak, kaporata, Maluku: Bejak, kakamomoko, kokomomoko (Halmahera), taba toko (Ternate). 245 GYNURAE PROCUMBENSIS FOLIUM Daun dewa Daun dewa adalah daun Gynura procumbens (Lour.) Merr., suku Asteracene, Pemerian, Tidak berbau; tidak berasa. Makroskopik. Helaian daun berwarna hijau, bentuk bundar telur memanjang, panjang 1,5 cm sampai 6 cm, lebar 5 mm sampai 3,5 cm, ujung daun runcing, pangkal daun membulat atau rompang, pinggir daun rata atau agak bergelombang. Tangkai daun 5 mm sampai 1,5 cm. Kedua permukaan daug berambut halus, Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk em. Pat persegi panjang, mengecil pada tulang daun, kutikula tipis, tidak terdapat stomata, rambut penutup terdiri dari 4 sampai 5 sel, banyak; epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berben- tuk empat persegi panjang, mengecil pada tulang daun, ter. dapat stomata, rambut penutup terdiri dari 4 sampai 5 sel, melengkung, banyak; meliputi rambut kelenjar tipe Asteraceae, Mesofil, jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bentuk tidak beraturan; kolenkim di bawah epidermis tulang daun; berkas Pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk poligonal dengan dinding lurus, epidermis bawah berbentuk poligonal dengan dinding sel agak berkelok, stomata tipe anisositik, rambut penutup dan ram. but kelenjar. Serbuk berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah rambut penutup terdiri dari 4 sampai 5 sel, melengkung, rambut kelen. Jar, Fraginen jar inyean bung karang dengan tetentetes miniyak, fragmen epidermis atas, Cragmen epidermis bawah, fragmen Pembuluh dengan penebalan cincin dan spiral Identifik A. Pada 2 mg serbuk daun tambahan § totes larutan asam asetat Heer PS Lovjadt warn kiting 1."Pimbang 300 mg serbuk dawn, campur dengan 5 ml metanel P dan pannskin di alas tiyee alt selunm 2 mientt, dinglikun, saving, cucl endapan dengan metanel P secukupnya sehingga 246 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN DEWA 1 = Epidermis atas. 2 = Kutikula. 3 = Rambut penutup, 4 = Palisade, Parenkim. Berkas pembuluh. Jaringan kolenkim. = Jaringan bunga karang, 5 6 1 8 GAMBAR ‘SERBUK DAUN DEWA 5 1 = Rambut penutup. 3 = Bpidermis bawah dengan sisik kelenjar = Jaringan bunga karang dengan 4 = Epidermis atas dengan mesofil dawn. ‘etes minyak dan urat daun, 8 = Epidermis atas 247 diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama lempeng KLT tutulkan 20 y! filtrat, pada titik kedua tutulkan § pl zat warna II LP. Eluasi dengan campuran etil asetat P-metiletil keton P-asam format P-air (50+30+ 10+ 10) dengan jarak rambat 15 cm, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan aluminium klorida P 1% b/v dalam etanol (95%) P. amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna hRx sebagai berikut : dengan sinar biasa_[ dengan sinar UV 366 nm No.) hRx ~ranpa | dengan tanpa dengan Pereaksi | pereaksi | _pereaksi Pereaksi 1 = ~ bira kuning 2 = = kuning kuning 3 = coklat coklat cokiat 4 = coklat hijau = 5. = — | kuning hijau = 6 = ungu biru kuning 7. = = ~ 8. - ungu - Catatan_: Harga Ry dihitung terhadap bereak warna merah Rf bercak warna merah = 94 Kadar abu. Tidak lebih dari 14%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 196. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 8%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 496. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isl. Minyak atsiri, flavonoid. junaan. Antipiretik. Nama daerah, Sumatera: Welustar clin, dns down, 248 HIBISCI SIMILIDIS FOLIUM Daun waru gunung Daun waru gunung adalah daun Hibiscus similis L., suku Malvaceae. Tidak berbau; tidak berasa. Makroskopik, Helaian daun berwarna hijau kelabu pada per- mukaan atas dan kelabu muda agak putih pada permukaan bawah, bentuk jantung melebar atau bundar telur sampai bun. dar, garis tengah 20 cm, ujung daun meruncing, pangkal daun berbentuk jantung, pinggir daun bergerigi. Tangkai daun 5 cm sampai 20 cm. Tulang daun menonjol pada permukaan bawah; kedua permukaan daun berambut banyak, permukaan bawah terasa seperti beludru. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari | lapis sel berbentuk em- Pat persegi panjang, kutikula tipis, di bawah epidermis atas terdapat hipodermis terdiri dari 1 lapis sel yang bening, ukuran lebih besar dari pada epidermis atas dan banyak berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset; epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, ter- dapat stomata, rambut penutup berbentuk bintang, banyak sekali. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, kecil panjang mirip stalaktit, menggantung pada hipoder- mis, ada yang pendek sehingga ada ruang antar sel; jari bunga karang terdiri dari sel-sel yang tidak beraturan: berkas pembuluh kolateral, dikelilingi seludang sklerenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk poligonal, kutikula bergaris; epidermis bawah, ukuran sel lebih kecil dari pada sei epidermis atas, stomata tipe parasitik, banyak, rambut penutup berbentuk bintang, ‘Serbuk berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah rambut penutup berbentuk bintang, fragmen epidermis atas dan hipodermis dengan hablur kalsium oksalat berbentuk roset, fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe parasitik dan rambut bintang, serabut, hablur kalsium oksalat lepas berbentuk roset, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral. Pemeriai GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN WARU GUNUNG ~ 249 1 = Epidermis atas 2 = Hipodermis 3 = Jaringan palisade 6 = Epidermis bawah 4 = Hablur kalsium oksalat bentuk roset 7 = Rambut penutup 5 = Jaringan bunga karang 8 = Jaringan kolenkim 9 = Rongea 10 = Berkas pembuliah GAMBAR ‘SERBUK DAUN WARU GUNUNG 6 = Jaringan bunga karang 7 = Berkas pembuluh - § = Epidermis bawah dengan stomata tipe parasiti dan rambut penutup 9 = Berkas pembuluh dengan serabut 1 = Epidermis atas dengan habl 2 = Rambut penutup bentuk bir 3 = Hablur kalsium oksalat be 4 = Lamina daun terpotong melintang g SS = Serabut 251 Tdentifikasi. A; Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua. 3. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau tua C Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59 b/y dalam etanol P; terjadi warna dean D; Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat kehijauan, E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi II) Klorida P 596 bv; terjadi warma hijau kekuningan. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan Girine, Cuci endapan dengan metanol P secukupnya schingga Giperoleh 5 ml filtrat, Pada titik pertama, kedua dan kets fempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 yl filtrat Pas Hero Mcempat tutulkan 5 pl zat warna I LP, Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng diudara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan erat Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 1100G selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinay ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara ken ia di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICI 13 LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan Rx sebagai berikut : dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No,} hRx tanpa | dengan | pereaksi| tanpa [dengan | pereaksi pereaksi | Mt [pereaksi] 1 1 5 552, ] Kuning | | kuning | kuning | coklat | kuning 2/2934) hijau | hijau | hijau | hijau | merah | mera 3/5256] — | violet | — = ~ - Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamath dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). Rf bercak warna merah = 63-65, Tanda 1 = Pereaksi anisaldehida~asam sulfat LP. U1 = Pereaksi AICI3 LP. . 252 Kadar abu. Tidak lebih dari 6%. Kadar abu yang tidak lartu dalam asam, Tidak lebih dari 0,6%. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 18%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 7%. Bahan organik asing, Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan, Dalam wadah tertutup baik. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 0,6%. Ist, Penggunaan, Peluruh dahak (ekspektoran), perawatan rambut. Nama daerah, Sumatera : Waru (Melayu) Jawa: Waru gunung (Sunda), Waru gom- bong, Waru kopek, Waru rangkang (Jawa), Baru kheucheu (Maduray 253 HIBISCI ROSA-SINENSIS FOLIUM Daun kembang sepatu Daun kembang sepatu adalah daun Hibiscus rosa-senensis L., suku Malvaceae. Pemerian. Tidak berbau; rasa agak asin, berlendir. Makroskopik. Daun tunggal berwarna hijau kecoklatan, helaian daun berbentuk bundar telur, panjang helaian daun 3,5 cm sampai 9,5 cm, lebar 2,0 cm sampai 6,0 cm, ujung daun merun. cing, Pinggir daun bergerigi kasar; tulang daun menjari, tangkai daun panjang 1,0 cm sampai 3,7 cm. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk em. pat persegi panjang kadang-kadang diselingi sel lendir, lebih besar dari sel epidermis lainnya; rambut penutup jarang, berbentuk bintang dan mempunyai sel tunggal, dinding tebal Epidermis bawah terdiri dari | lapis sel yang serupa dengan sel epidermis atas; stomata hanya terdapat pada epidermis bawah. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel: jaringan bunga karang berbentuk tidak teratur terdiri dari beberapa lapis sel, berongga; berkas pembuluh tipe kolateral Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk Poligonal, dinding antiklinal rata. Epidermis bawah dinding antiklinalnya berombak; stomata tipe anisositik. Serbuk berwarna hijau tua. Fragmen pengenal adalah epider- mis atas dengan sel lendir berbentuk bulat dan besar; fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe anisositik: rambut Penutup jarang, berbentuk bintang dan mempunyai sel tung- al, dapat lepas; fragmen mesofil; trakea penebalan tangga dan spiral; hablur kalsium oksalat bentuk roset, Identifikasi, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna kuning. B, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning hijau. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% biv; terjadi warna kuning. D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes asam klorida pekat P; terjadi warna kuning. 2354 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN KEMBANG SEPATU 1 = Epidermis atas 3 = Berkas pembuluh 2 = Kolenkim 6 = Palisade dengan hablur kalsium oksalat Rambut penutup 7 = Jaringan bunga karang a 8 4 = Mesofil dengan hablur Stomata kalsium oksalat bentuk rset 9 = Epidermis bawah GAMBAR SERBUK DAUN KEMBANG SEPATU 1 = Mesofil dengan hublur kalsium oksalat 4 rambut kelenjar dan rambut penutup 5 2 = Epidermis aias dengan sisik kelenjar 6 3 = Berkas pembuluh Epidermis bawah dengan stomata Hablur kalsium oksalat bentuk 10 Rambut penutup 7 = Mesofilpenampang lintang 255 E; Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes amonia (2596) P; terjadi warna kuning, F. Pada 2mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam asetat encer P; terjadi warna kuning. 1G. Mikrodestilasikan 20 mg serbuk daun pada 240°C selama 90 detik menggunakan Tanur TAS, tempatkan hasil mikrodeatans Pada titik pertama lempeng KLT. Timbang 300 mg sertak daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan daleen tangas air selama 2 menit, dinginkan, saring, cuci endapan dengan metanol P secukupnya schingga diperolch 5 ml fil, ty pada fitik kedua lempeng KLT tutulkan 25 pl filtrat dan itik ketiga tutulkan 10 yl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm, keringkan lempeng di dara selama 10 menit, eluasi lagi dengan benzena P dengan sesh eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan menit, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 pm. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan ARxsebagai berikut : dengan sinar biasa_[ “dengan sinar UV 366 am] No. | hRx tanpa | dengan tanpa | dengan Pereaksi | pereaksi | pereaksi | pereckei 1 48 = coklat biru merah 2] i246 = coklat /hijaukuning| —coklat 3. | 2024 S = - kuning 4 | 2226 = kuning - kuning 5. | 3438 — |merah ungu| = kuning 6. | 38.42 = — — |hijau kuning! hijau kuning 7. | aaag = = = abu-abu a | S054 - ungu | biruhijau | bir 9 | 5862 - ungu = = 10. | 100-104 = = hijaw ~ 11. | 122.126 = ungu _[hijau kuning}hijau kuning Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak wana merah dari kromatogram zat warna I LP. Rf bercak warna merah = 68, 256 Kadar abu. Tidak lebih dari 159 Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 0,59 Kadar sari yang larut Ualam air. Tidak kurang dari 1296 Kadar sart yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 5% Bahan organtk asing. Tidak lebih dari 2% Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isi. Hibisetin, zat pahit, lendir. Penggunaan. Kompres, peluruh dahak (ekspektoran), emoliensia, Nama daerah. ‘Sumatera: Bungong raja, bunga-bunga, soma-soma, bunga raja, kem- bang sepatu, Jawa: Uribang, kembang wera, wora- mandhaleka. Nusatenggara: Pucuk, waribang. Sulawesi: Amburanga, em. buhanga, kuyanga, ulango, bunga bisu, bunga sepatu. Maluku: Hua hwalo, ubo-ubo. Irian: Dioh, gerasa, Kando. 257 IPOMOEAE AQUATICAE HERBA Herba kangkung Herba kangkung adalah daun dan batang Ipomoea aquatica Forsk,, suku Convolvulaceae. Pemerian, Bau lemah; rasa agak asin. Makroskopik. Daun tunggal, warna hijau sampai hijau kelabu atau hijau kecoklatan; rapuh; helaian daun berbentuk bude, tclur, segitiga, atau bentuk memanjang, lanset sampai geris, ujung meruncing, pangkal terpancung atau bentuk jantung pambai bentuk panah, tepi daun rata atau bergigi; panjang he Jaian daun 3 cm sampai 15 cm, lebar lem sampai 9 cm; per- ‘mukaan daun rata, penulangan menyirip, menonjol pada ber, mukaan bawah; panjang tangkai 3 cm sampai 20 cm Mikroskopik. Pada penampang melintang daun melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari | lapis sel, bentol dak beraturan, dinding tipis, terdapat rambut kelenjar; epider- mis bawah terdiri dari 1 lapis sel yang lebih kecil dari pada epidermis atas, dinding tipis, rambut kelenjar dengan kepala terdiri dari banyak sel. Mesofil meliputi jaringan palisade ter- diri dari 3 lapis sel bentuk silindrik, di antaranya terdapat sel idioblas, hablur kalsium oksalat bentuk roset. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa sel bentuk hampir bundar dengan ruang antar sel besar, di antaranya terdapat hablur kalsikan oksalat bentuk roset. Tulang daun terdiri dari berkas perm bulub tipe bikolateral; jaringan kolenkim terdapat di sisi sec dan bawah berkas pembuluh, Pada sayatan paradermal tam. pak epidermis atas berdinding lurus; epidermis bawah dinding lurus ‘tidak beraturan, terdapat stomata tipe parasitit (Rubiaceae), rambut kelenjar tipe Labiatae, ‘Serbuk berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah epidermis atas dengan rambut kelenjar, stomata jarang, fragmen epider. fis bawah sel lebih kecil dengan rambut kelenjar dan stomata, fragmen pembuluh kayu dengan penebalan tangga, Identifikast. A. Pada 2 mg serbuk nerba tambahkan 5 tetes asam sulfat P: terjadi warna coklat kehijauan. B. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau tua. 258 1 2 3 4 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN KANGKUNG Epidermis atas Jaringan palisade Jaringan bunga karang Rambut kelenjar = Stomata = Jaringan kolenkim = Berkas pengangkut = Kutikula 259 GAMBAR SERBUK DAUN KANGKUNG 4 = Berk 260 C. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol; terjadi warna hijau. D; Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat kehijauan, E. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan besi(III) Klorida P 59 b/v; terjadi warna hijau tua. F. Timbang 300 mg serbuk herba campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh $ ml filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 ul filtrat, Pada ngan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP., panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICI; LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut : dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No.| BRx Ftanpa [dengan pereaksi tanpa | dengan pereaksi pereaksi{ 1 Tl [pereaksi [7 7 | 3-7 uning | violet kuning | violet ungu | biru 2] 943 | — "| ungu | hijau | violet | ungu | merah 3. | 1418 - ungu - = ungu - 4.| 2327 | hijau | hijau | hijau | merah | violet | merah 5. | 30-34 = ungu = - ungu - 6} 4752 | = | = | ang fo 7. | 6973 | = = [= | om | = 8. | 9399 | = = | = | ang | = 9, 129132] = J = | ung fo 10, /134139 = Se ee ieee 11, [140-146 | kuning - hijau ungu = Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). ARf bercak warna merah = 65. Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, Tl = Pereaksi AICI; LP. 261 Kadar abu. Tidak lebih dari 8,596. Radar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 194 Radar sarl yang larut dalam air. Tidak kurang dari 30,396 Sadar sart yang larut dalam etanol. Tidak kurang dart 1096, Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296, Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Isl. Mineral, vitamin, karoten, sitosterol, Penggunaan Pelelap tidur (sedatif), penawar racun (antidotum), Nama daerah. ‘Sumatera: Rumpun, kalayau, kangkueng, lalidik. Jawa: Kangkung, Sanekong. ‘Nusatenggara: Panggung, lara, nggongodano, segeione Sulawest: Kangko, kanto, tatanggo, tanggo, naniri lare. Malnceus Utangko, bechob, takako, kangko. 262 IPOMOEAE FISTULOSAE FOLIUM Daun kangkung hutan Daun kangkung hutan adalah daun Ipomoea fistulosa Mart. ex. choisy, sinonim Ipomoea crassicaulis (Bth.) BL. Robins, suka Convolvulacese, Pemerian. Tidak berbau; tidak berasa. Makroskopik. Daun majemuk, bérbentuk bundar telur miring memanjang, dengan ujung meruncing dan pangkal bentuk jan. {ung sampai jantung terpancung; panjang daun 6 cm sampai 25 cm, lebar 4 cm sampai 17 cm; tangkai daun panjangnya 1,5 cm sampai 2,5 cm; warna helaian daun hijau kecoklatan; daun penumpu kecil berbentuk bundar telur. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun, tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk em. at persegi panjang, kutikula licin; epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis atas, rambut penutup bersel tunggal ter- dapat di epidermis atas dan bawah, dengan lebih banyak di epidermis bawah. Mesofil meliputi jaringan palisade umum- nya terdiri dari 1 lapis sel silindrik; jaringan bunga karang ter- diri dari beberapa lapis sel bentuk tidak beraturan, pada parenkim ibu tulang daun terdapat sel lateks. Berkas pem- buluh kolateral dan parenkim berisi sel getah, berkas pem. buluh di tulang daun utama tersusun setengah lingkaran. Pada sayatan paradermal sel epidermis atas dinding samping tam- pak berkelok-kelok; epidermis bawah dinding samping tampak sangat berkelokkelok, terdapat stomata tipe anomositik. Serbuk berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah epidermis atas; epidermis bawah; fragmen rambut penutup sel ‘tunggal; fragmen parenkim berisi sel getah; fragmen berkas pembuluh; fragmen mesofil. Identiftkasi, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kekuningan. B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 596 bly; terjadi warna kekuningan. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna kuning kehijauan, 263 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN KANGKUNG HUTAN Rambut penutup sel tungeal ingan bunga karang Parenkim Epidermis bawah dengan stomata Berkas pembuluh 5 = Kolenkim 9 = Sel getah (lateks) GAMBAR ‘SERBUK DAUN KANGKUNG HUTAN an Jarier meso fil Leet shtent tye arnmaunitih 4 Jarongan bunga kavang dengan berkur pembulah 264 D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) F terjadi warna kekuningan, E, Mikrodestilasikan 20 mg serbuk daun pada suhu 240% selama 90 detik menggunakan Tanur TAS, tempatkan hast mikrodestilasi pada titik Pertama dari lempeng KLT. Tin bang 300 mg serbuk daun, campur dengan 3 mal metanol | dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkar saring, cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingg: diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik kedua lempeng KLT tutulkan 2: nl filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 10 pl zat warna ILP. Eluse dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm, keringkar lempeng di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan benzene £ dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultra violet 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak-bereak dengan warna dan hRx sebagai berikut : dengan sinar biasa_ [dengan sinar UV 366 nm No} hRx [tanpa | dengan tanpa dengan Pereaksi | pereaksi | pereaksi | pereaksi 1} 611 | kuning | kuning hijau hijaw 2.| 1120 | kuning ungu | kuning coklat | coklat merah 3.| 2022] | — | merahungu|hijau coklat tua 4.| 2224 | kuning | merah ungu = coklat tua 5.) 2427 | merah hijau = 6.) 3640 | — ungu ungu kuning 7.| 4245 | kuning | merah ungu} —hijau = 8.| 5055 | kuning ungu birw hijau hijau 9.) 5762 | — | merah ungu = coklat tua 10.) 672 | — merah ungu} hija hijau i] 75:79 | — | merahungu} —hijaw hijau 12.) 8285 | — | merahungu| —hijau hijau 13.) 36137] ungu ~ coklat tua Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah, Harga hR¢ bercak warna merah = 68 Kadar abu. Tidak lebih dari 756. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 196. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 8%. 265 Kadar sari yang larut dalam etanol, Tidak kurang dari 59%, Bahan organik sing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Ist. Alkaloid, lateks, Penggunaan. Pembersih rambut Nama daerah, Sumatera: Rumpun, kalayau, kangkueng, lalidik. Jawa: Kangkung, Eapakong. Nusatenggara: Pangpung, lara, nggongodens angodono, pidawesi: Kangko, kanto, atanggo, tanggo, naniri lane Matatic Utangko, beehob, takako, kangko 266 JASMINI FLOS Bunga melati Bunga melati adalah bunga Jasminum sambac(L.) W. Ait., suku Oleaceae, Pemerian. Bau harum lemah; tidak berasa, Makroskopik. Mahkota bunga berbentuk terompet, berbentuk lembaran agak mengerut; mahkota bunga panjang 0,6 cm sam. pai | cm, tangkai bunga Panjang 0,7 cm sampai 1 cm. Mikroskopik. Pada penampang melintang bunga, tampak epi- dermis daun mahkota berbentuk hampir bulat, berpapila; pa- renkim mahkota berbentuk bulat, di daerah ini terdapat berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral; epidermis ke. lopak berbentuk segi empat. Sayatan paradermal tampak epi. dermis daun mahkota berbentuk poligonal, dinding antiklinal agak berombak, terdapat stomata tipe aktinositik; epidermis kelopak berbentuk empat persegi panjang, dinding antiklinal rata. Serbuk sari bulat atau hampir segitiga (triporat). Serbuk berwarna kecoklatan. Fragmen pengenal adalah epider- mis daun mahkota; papila daun mahkota; parenkim daun mahkota dengan berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral; epidermis dengan papila terlihat tangensial; serbuk Identifikast, . Pada 2 mg serbuk bunga tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning, B. Pada 2 mg serbuk bunga tambahkan 5 tetes larutan besi(II1) klorida P 59 b/v; terjadi warna kuning hijau. C. Pada 2 mg serbuk bunga tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% bv; terjadi warna kuning. D. Pada 2 mg serbuk bunga tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna kuning coklat. E, Pada 2 mg serbuk bunga tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna kuning. F. Pada 2 mg serbuk bunga tambahkan 5 tetes larutan asam asetat encer P; terjadi warna kuning. G. Pada 2 mg serbuk bunga tambahkan 5 tetes larutan timbal (i) asetat P 596 bly; terjadi warna kuning. 267 GAMBAR PENAMPANG SAYATAN BUNGA MELATI 1 = Epidermis 2 = Stomata 3 = Parenkim mahkota bunga Berkas pembuluh Parenkim mahkota bagian bawah Trikoma GAMBAR SERBUK BUNGA MELATI Pm ene DIM 1 = Epidermis daun mahkota_ 4 = Berkas pembuluh dengan 2 = Berkas pembuluh parenkim daun rhahkowa Papila daun mahkota 5 = Serbuk sai 268 H. Mikrodestilasikan 20 mg serbuk bunga pada suhu 240°C selama 90 detik menggunakan Tanur TAS, tempatkan hasil mikrodestilasi pada titik pertama lempeng KLT. Timbang 300 mg serbuk bunga, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan, saring, cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat, Pada titik kedua lempeng KLT tutulkan 25 bi filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 10 pl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm, keringkan lempeng di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan benzena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut : dengan sinar biaga___dengan sinar UV 366 am Noy hRe Tanpa dengan tanpa dengan pereaksi | pereaksi pereaksi | pereaksi ae) = Jembayung hijau hijaw 2) om} = lembayung | hijau hijau 3. as2t | = merah hijau ijau 4.| 2327 | = merah = = s.| 2733 | = coklat merah hijau 6.| 3236 | — | merah lembayung) = 7.| 4046 | — lembayung = 8.| 4650 | — coklat hijau 9.] 5056 | — Jembayung = = 10. | 5458 | — = biru hijau | biru hijau 1] seer | = lembayung — = 12.] 6164 | — coklat biru hijau| bia 13. oz71 | Iembayung kuning | —kuning 14.| 73-77 | = lembayung hijau kuning is.| ares | — merah coklat_ | biru ungu | biru ungu 16. | 92.96 | — lembayung kuning | kuning 17.| 99.103 | — lembayung [ biru bire Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah. Rf bercak warna merah = 68 269 Kadar abu yang tidak Jarut dalam asam. Tidak lebih dari 0,596 Kedar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 3% Kadar sari yang larut dalam etenol. Tidak kurang dari $9 Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2% Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isl Minyak atsiri, asam format, asam benzoat, asam asetat ester metil an tranil, seskuiterpen, seskuiterpen alkohol ‘Penggunaan. Korigen odoris, Penurun panas (antipiretik), penghenti air (ASD. Nama daerah, Sumatera : Meulu cina, meulu cut, merul, malur, malati, bunga manuru. Jawa : Malati, menur, mlati, malate. Nusatenggara : Menuh, mun- du, wilabunga loro, manjora. Sulawesi Bunga moputi, bunga didi, bunga baluru, bunga malura, bunga elung, bunga pute, manjuru, manduru, manuru. Maluku : Manduria, kupa puti, kuputi, puti, nuru, bunga manuru, saya manuru, bunga manor. 270 JASMINI FOLIUM Daun melati Daun melati adalah daun Jasminum sambac (L.)W.Ait,, suk Oleacene. Pemerian. Bau agak keras; rasa agak tawar, Makroskopik. Daun tunggal, berwarna hijau sampai hijau kelabu atau hijau kelabu kecoklatan, helaian daun berbentuk jorong sampai bundar telur, panjang helaian daun $ em sam- pai 10 cm, lebar 4 cm sampai 6 cm ujung daun tumpul agak meruncing, pangkal tumpul agak membundar, tepi daun rata, Panjang tangkai daun lebih kurang 5 mm, tulang daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah, permukaan daun agak berbingkul; agak mengkilat. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk em. Pat persegi panjang, jaringan palisade terdiri dari dua lapis sel bentuk silindrik, pendek, pada tulang daun tak terdapat palisade; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bentuk bundar, letak rapat, ruang antar sel sempit; pada mesofil terdapat banyak hablur kalsium oksalat bentuk roset, kadang-kadang bentuk prisma. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel, Pada tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe kolateral, di luar floem terdapat serabut, dinding tebal, lumen sempit. Juga terdapat sel batu besar, dinding bernoktah, lumen lebar; kolenkim hanya terdapat pada sisi bawah tulang daun terdiri dari dua sampai tiga lapis sel. Pada sisi atas tulang daun terdapat beberapa lapis parenkim, dinding tebal bentuk bun- dar. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas bentuk poligonal, dinding tebal lurus. Epidermis bawah bentuk poligonal memanjang, dinding lurus, stomata tipe anomositik dan rambut penutup tangkai terdiri dari satu sel bentuk kerucut, dinding tebal berbintikbintik. Serbuk warna hijau. Fragmen pengenal adalah epidermis atas bentuk poligonal, dinding lurus, tebal; epidermis bawah din. ding poligonal, lurus, terdapat stomata tipe anomositik. Ram- but penutup dengan kepala terdiri dari satu sel bentuk kerucut, dinding berbintik. Mesofil dengan banyak hablur kalsium oksalat bentuk roset, kadang-kadang prisma; serabut panjang, dinding tebal, lumen sempit; sel batu bentuk segi panjang, di 211 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN MELATI 1 = Epidermis atas 2 = Palisade 8 = Rambut penutup 3 = Jaringan bunga karang 9 = Xilem 4 = Epidermis bawah 10 = Floem 5 = Hablur kalsium oksalat bentuk roset 11 = Serabut $ = Hablur kalsium oksalat bentuk prisma 12 = Sel batu 7 = Stomata 13 = Kolenkin 272 GAMBAR ‘SERBUK DAUN MELATI 273 ding bernoktah, lumeh lebar; berkas pembuluh dengan pem- buluh kayu penebalan tangga Tdentifikast. A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P: terjadi warna hijau tua. B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warma hijau terang. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59% biv dalam etanol P; terjadi warna hija, D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P: ter- jadi warna kuning kehijauan, E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi(II) klorida P 5% b/y; terjadi warna hijau kecoklatan. F. Timbang 300 mg serbuk daun campur dengan § ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan Saring, Cuci endapan dengan metanol P secukupnya schingga diperoleh $ ml filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pada titik‘keempat tutulkan 5 yl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan Pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di atas dilakukan juga penyemprotan dengan Pereaksi AIC, LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan wama dan hRx sebagai berikut : dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No.) bRx tanpa | dengan pereaksi | vanpa | dengan pereaksi lpereaksi[ I |pereaksi{ 7 1 [$0 | kuning ["unga | Kuning | coklat | ungu | Kaning 2. |1245 | hijau | violet | hijau | merah | unea | merat 3. | 16-18 | hijau — | hijau | coklat | — | merah 4 | 3136 | hijau | hijau | hijau | hijau | merah | hijoe 5. | 9099 | — | violee | — =f ange |= 6. 125-128] — |} violet | — = | violet | — 7. [129-132] kuning | ungu kuning | coklat | ungu kuning 214 Catatan_: Harga Ry dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). AR bercak warna merah = 65. Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. Ul = Pereaksi AICI3 LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 10%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2%. Kadar sari yang larut dalam alr. Tidak kurang dari 299%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 16%. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isi. Minyak atsiri ‘Penggunaan. Obat bisul, menghentikan air susu ibu. Nama daerah. ‘Sumatera: Meulu cina, meulu cut, merul, malur, malati, bunga ‘manuru. Jawa: Malati, menur, mlati, malate. Nusatenggara: Menuh, mun- du, wilabunga loro, manjora. Sulawesi: Bunga moputi, bunga didi, bunga baluru, bunga maluru, bunga elung, bunga pute, manjuru, manduru, manuru. Maluku: Manduria, kupa puti, kuputi, puti, nuru, bunga manuru, saya manuru, bunga manor. 275 JASMINI RADIX Akar melati Akar melati adalah akar Jasminum sambac (L.) W. Ait, suku Oleaceae. Pemerian. Bau langu; rasa mula-mula tidak berasa, lama-lama menimbulkan rasa tebal. ‘Makroskopik, Potongan akar bercabang, bentuk silindrik, garis tengah 1 mm sampai 12 mm, permukaan luar tidak rata, beralur membujur tidak beraturan, bagian kulit tipis berwai na coklat muda sampai kuning kecoklatan, bagian kayu lebih tebal berwamna putih kekuningan, Akar agak sukar dipatahkan, bekas patahan tidak rata, tidak berserat. Mikroskopik, Pada penampang melintang. tampak epidermis terdiri dari satu lapis sel kecil-kecil; di bawah epidermis tam. pak hipodermis terdiri dari dua lapis sel besar-besar, bening dengan dinding tipis. Jaringan gabus terdiri dari beberapa lapis sel dengan penebalan merata. Di bawah jaringan gabus ter. dapat jaringan parenkim, selnya termampat sehingga tampak agak memanjang, berdinding tipis. Jaringan perisikel terdiri dari serabut dan sel batu. Floem terdiri dari sel-sel kecil, tipis- tipis. Pembuluh kayu terdiri dari trakea dan trakeida. Di an- tara trakea dan trakeida tampak jari-jari teras, selnya meman- Jang dan kadang-kadang ada yang bernoktah. Di bawah pem. buluh kayu terdapat parenkim bernoktah. Pada empulur tam- pak sel parenkim, tidak mengandung butir pati. Serbuk berwarna putih kekuningan, Fragmen pengenal adalah fragmen sel batu; fragmen perisikel yang terdiri dari serabut dan sel batu; fragmen parenkim benoktah; fragmen trakea dan trakeida dengan penebalan jala. Identifikast. A. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan $ tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua. B, Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning muda C. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes larutan natrium ‘hidroksida P 5% b/v dalam etanol P; terjadi warna kuning muda. D, Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes amonia (259) P; terjadi warna kuning muda. 276 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG AKAR MELATI 5 = Perisikel yang terdiri dari = Xitem serabut dan sel batu_ 10 = Trakea 6 = Sel baru 7 = Serabut 11 = Jariari teras 12 = Empulur, 27 GAMBAR SERBUK AKAR MELATI Sel batu 2 = Frapmen periskel,terpotong membujur 3 = Fragen jaringan gebus terpotong tangensial bre Jeon fu pang maton Trakea dengan penebalan fa Fragmen trakea dengan parenkim Bernokiah ramen parenkim ada yang bernoktah 278 E. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes larutan besi(II) Klorida P 5% bly; terjadi warna kuning (negatif). F. Timbang 300 mg serbuk akar campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring, Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingpa diperoleh 5 ml filtrat, Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat, Pada itik keempat tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroctana P dengan jarak rambat 15 em. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluene ¢ dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada saha 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara ken ia di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICI, LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan ARy sebagai berikut dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 nar Noy Rs Tranpa [dengan pereakst | tanpa | dengan percake? persist Ty pene | L faz} — Fv | — | — | vow | — 2. | 23.33 hijau = - merah | violet | merah Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm), Rf bercak warna merah = 65, Tanda Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. Pereaksi AICI; LP. 0 Kadar abu. Tidak lebih dari 5%, Kadar abu yang tidak larut dalam asam, Tidak lebih dari 1%. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 179, Kadar sarl yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 79, Bahan organik asing. Tidak lebih dari 29, Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isi. Minyak atsiri Penggunaan. Obat luka, obat pereda. 279 Nama daerah. Sumatera: Meulu cins, meulu cut, merul, malur, malati, bunga mpanuru, Jawa: Malati, menur, mlati, malate, Nusatenggara: Menh, mee Sup stilabunga lore, manjora. Sulawesi: Bunga moputi: bunea did. buses Paluru, bunga maluru, bunga clung, bunga pute, manjurus, mandore manuru, Maluku: Manduria, kupa puti, kuputi, putinuru, buns menue, saya manuru, bunga manor 280 JASMINI MULTIFLORI FOLIUM Daun poncosudo Daun poncosudo adalah daun Jasminum multifioram (Burm.f) Audr., suku Oleaceae. Pemerian. Bau tidak khas; rasa tawar, Malroskopik. Helaian daun umumnya tidak utuh, berwarna Soklat Kehijauan atau hijau kecoklatan, bentuk bunder aie rebee | pundar telur memanjang, panjang 1,5 cm sampal Gen, {Sbat 1.2 em sampai 3 em, ujung daun runcing aioe meee cing, pangkal daun runcing atau membundar, pinggir daun permukaan daun licin mengkilap, tulang daun menyirip agak menonjol pada permukaan bawah, Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk ‘segi empat, berkutikula tipis, stomata tidak ada, rambur penutup jepeiri dari ! sel sampai 8 sel, berujung runcing, parehal Lee lebar, berdinding tebal, rambut kelenjar terdisvdet of sam. pai 8 sel kepala, epidermis bawah terdiri dari ectw lapis sel perbentuk segi empat, lebih kecil dari pada epidema’ atas, kutikula ti enutup terdiri dari I sel sampai 8 sel, epidermis atas, ram- but kelenjar t sel. Mesofil meliputi Jaringan palisade terdiri d; el sampai 4 lapis sel, berben- tuk silindrik, t¢ ‘salat berbentuk roset, tak pean bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel, berben tuk poligonal, terd: alsium oksalat berbentuk roset, berkas pembuluh in serabut. Pada sayatan paradermal tampal erbentuk poligonal din- dengan dinding antiklinal lurus, stomata tipe anomositik; ram- but kelenjar tipe miaceae. Serbuk berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah fragmen fambut kelenjar dan rambut penutup, rambuy Penutup yang lepas, fragmen mesofil dengan jaringan palisade a idioblas 1208 Perisi hablur kalsium oksalat bentuk roset, peniele fayt berpenebalan spiral atau jala, hablur kalsiowm obeate ben. tuk roset. 281 CAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN PONCOSUDO Kutikula 6 = Epidermis bawah 2 = Epidermis atas 7 = Ram 3 = Jaringan palisade 8 = Rambut penutup 4 = Jaringan bunga karang 9 = Berkas pembuluh 5 = Hablur kalsium oksalat bentuk roset 10 = Serabur 282 2 = Fragmer epidermis atas dengan GAMBAR SERBUK DAUN PONCOsUDO 1 = Fragmen epidermis bawah dengan stomata dan rambut kelenjar 4 = Rambut penutup 5 = Berkas pembuluh dengan penebalan jala t penutup 6 = Jaringan bunga karang rambut kelenjar da 3 = Hablur kalsium oksalat bentuk rose! dengan hablur kalsium oksalat bentuk roset 283 Identifikasi, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua, B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau. Cada 2.mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 596 b/v dalam etanol P: terjadi warne kuning kehijauan. D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes amorin (2596) P; terjadi warna coklat tua. E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan S tetes larutan besi(II) Klorida P 596 blv; terjadi warna hijau. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 meni dinginkan dan Saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnys sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pada tik ‘keempat tutulkan 5 yal zat warna I LP. Eluast dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng \grsebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluene dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama, Amat dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm, Selanjutnya sem- prot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. panaskee pada Subu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar Biase das dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 nan No} BRx | isnpa | dengan pereakel tanpa_| dengan pereaksi pereaksif n__[pereaksif — 1 5-8 | kuning kuning | kuning kuning = 2. | 2633 | hijaw | hijaw | hijau | merah | mera merah 3 /13241377 | violet | = | MA | merah | mer 4. [137-138] kuning - => hijau - - Getatan ; Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati flengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm) hRe bercak warua merah = 65 Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat 1 LP. Il = Pereuks: AICI; LP. 284 Kadar abu. Tidak lebih dari 696, Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%, Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 21% Sadar sarl yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 14.59, Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296, Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Isl. Zat amorf yang diduga alkaloid, tannin, zat rasa pahit, Penggunaan. Untuk obat borok, bisul, antiseptik. Nama daerah, Sumatera: Gambir utan, melati_gambir (Melayu). Jawa: Areuj Kemanden, malatiareuj, malati leuweung mamalatian cnr, (Sunda); pon- cosudo (Jawa); wewankean (Madura). Halmahera: Gabi taboon 285 JATROPHAE FOLIUM Daun jarak pagar aun Jarak pagar adalah daun Jatropha curcas L., suka Euphorbiaceae daun 5 cm sampai 15 cm, lebar 6 cm sampai 16 cm, bersudut plat berlekuk 3 sampai 5, ujung daun meruncing, pangkal dacs berbentuk jantung, tulang daun utama menjari permuiace Biss helaian daun berwarna hijau kecoklatan, permukacn bawah berwarna lebih pucat, menonjol pada permukaan bawah, tulang cabang menyirip. Mikroskopik. Pada p tampak epidermis atas terdiri dari satu lapi (aPat satu sama lain, di antaranya terdapat sel bundar, Iebip besar, berisi hablur kalsium oksalat bentuk roset Juga ter dapat sel sekresi epidermis bawah terdiri dari satu lavts sel yang lebih kecil dari pada epidermis atas. Pada tulang dace terdapat berkas pembuluh tipe bikolateral, pada jaringar fleon terdapat hablur kalsium oksalat bentuk roset, Kecilkecil. Pate sisi atas dan bawah terdapat kolenkim, Pada sayatan parades ‘ral tampak epidermis atas berbentuk poligonal dengan die, fling tebal; stomata tipe parasitik. Epidermis bawah sel lebih kecil dari pada epidermis atas, berbentuk poligonal dengan di, ding antiklinal lurus, tebal; stomata tipe parasitik, Serbuk berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah epidermis 2tas bentuk poligonal, dinding tebal, larus; epidermis bewch bentuk sama dengan epidermis atas tetapi lebih keell, stoma, {ive Parasitik. Mesofil dengan hablur Kalsium oksalat becap bentuk roset, pembuluh kayu dengan penebalan tanga den spiral; parenkim floem dengan hablur kalsium oksalat roset kecil; saluran sekresi yang terdiri dari beberapa sel ackient GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN JARAK PAGAR Epidermis aas 7 = Stomaia ‘arinanpasade e = Roem pidermis boa 10 = Hablur kalsium oksalat kecil-kecil Epidermis bawah Hablur kalsium oksalat besar Sel sekresi 11 = Kelompok sel sekresi 12 = Kolenkim vetoed 286 287 A °o FG No: et 5 i \ ys GAMBAR ‘SERBUK DAUN JARAK PAGAR rw; i 7 im oksalat lengan hablur kalsium oksale: 288 Identifikasi, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes asam sulfat P: terjadi warna coklat tua. B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau terang. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% biv dalam etanol; terjadi warna hijau. D. Pada 2 mg serbuk daun_ tambahkan 5 tetes amonia (2596) P; terjadi warna coklat tua. E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi(II1) klorida P 5% biy; terjadi warna hijau tua. F. Timbang 300 mg serbuk daun campur dengan § ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga Jempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 ul filtrat, Pada titik keempat tutulkan 5 ul zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm selanjutnya disemprot de- ngan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, Panaskan pada suhu 110° C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara ker. Ja di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AlCly LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna hRy sebagai berikut : dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No} BRx | tanpa [dengan pereaks! | tampa | dengan pereaka pereaksi|—r T ]pereaksi [—; rT 4.{ 38 | kuning ‘kuning | kuning ungu ~ 2. | 2328 | hijau hijau | hijau | merah hijau 3, | 3544 | — = |therah | ungu | merah 4. | 6672 | — = — Jun | 5. | 88-92 - violet - > ungu - & f9599 | — | violet | — | > Jun | = 7. jizzaz6) — | violet | — | — | unu | — 8. [132138] kuning | violet | kuning | kuning | ungu | kuning 289 Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati engan sinar biasa atau warna ungu dengan singe we 360, am) Rf bercak warna merah = 65, Tanda 1 : Pereaksi anisaldehida.asam sulfat LP. UL: Pereaksi AICI3 LP, Kadar abu. Tidak lebih dari 8%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2%. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 1496. paar sarl yang larut dalam etanol. Tidak kurane dart 90 Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup rapat. Isi, n-l-triakontanol,é ;amirin, kampesterol, stigmast-5-ene-3, Uetiok stigmasterolf -sitosterol,iso-viteksin, vitckets Tketo-e sitosterol dan HCN, Pengsunaan. Peluruh dahak/obat batuk (ekspektoran) , Perangsang kulit (koboransia) Nama daerah, irak. Jawa: Jarak kosta, jarak budeg, jarak sundul,jarak iri, jarak pager, jarak cina, kaleke, kaleke paghar Nusateng. Jere ait mau, lulu ai fula, paku kase, paku luba, paku lunat, Suisse: dack Kosta, jarak pager, jarak wolanda, balacai, beaw, bintale, blau, bin- flalo, tondo ntomene, tangang-tangan kali, tangan-tangan kanjoli, peleng Kealiki, Maluku: Muun mav, malate, maka male, ai have kamale, ai hua kamaa lo, ai kamale, jai hua kamalo, balacai, kadoto, balaees Ken 290 KALANCHOIS FOLIUM Daun sosor bebek Daun sosor bebek adalah daun dari Kalanchoe pinata (Lmk,) Pers., suku Crassulaceae. Pemerian. Bau lemah; rasa tawar, Makroskopik. Helaian daun umumnya tidak utuh, warna hi- Jau sampai hijau keabu-abuan, bentuk lonjong atau bundar pan. Jang, panjang 5 cm sampai 20 cm, lebar 2,5 cm sampai 15 cm, ‘jung daun tumpul, pangkal daun membundar, pinggir daun beringgit atau beringgit ganda, permukaan daun gundul. Mikroskopik, Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk em- pat persegi panjang, kutikula tipis, stomata sedikit. Epidermis bawah terdiri dari | lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata lebih banyak daripada epidermis atas, Di dalam mesofil tidak terdapat jaringan palisade, jaringan bunga karang terdiri dari sel-sel yang besar hampir bundar, berisi lendir, terdapat sedikit hablur kalsium oksalat berben. tuk prisma, Pada tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe kolateral, pada bagian bawah berkas pembuluh terdapat beberapa lapis jaringan kolenkim, pada bagian bawah tulang daun terdapat | sampai 2 lapis jaringan kolenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas dan epidermis bawah berbentuk poligonal, dinding sedikit berombak, stomata tipe anomositik Serbuk berwarna hijau kotor keabu-abuan. Fragmen pengenal adalah epidermis atas dinding sedikit berombak dengan stomata anomositik, epidermis bawah dinding sedikit bergelombang dengan stomata lebih banyak; mesofil meliputi dari sel besar, bentuk bundar, dinding tipis, di dalamnya kadang-kadang ada hablur kalsium, oksalat bentuk prisma; berkas pembuluh xilem dengan penebalan tangga dan spiral, Identifikasi, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua. B, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau kekuningan. 291 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN SOSOR BEBEK t= 5 = Jaringan kolenkim 2 = Jaringan bunga karang ? © = Hablur halsium oksalat bentuk prisma 3 = Epidermis atas 7 = Jaringan kolenkim 4 = Berkas pembuluh 8 = Stomare 293 C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59 b/v dalam etanol P; terjadi warna kuning kehijauan, D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna kuning kehijauan, E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi(IlI) klorida P 5% biy; terjadi warna hijau tua. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan $ ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat, Pada titik Ppertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pi filtrat, Fada titik keempat tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya sem. Prot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICI, LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan ARx sebagai berikut : dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 am Noy PRs T anpa [dengan pereaksi | vanpa | dengan pereaksi pereaksi—— TH | pereaksif —; TT 1.) 48 | kuning | ungu | kuning-| hijau | violet | — 2.| 10-46 | hijau | — | hijau | ~— | merah | merah 3. | 2832 | hijau hijau | merah | merah | merah 4/8588] — | violet | — — | violet | — 5. | 9397 | — | violet | — | viol [| — 6. [122-129] kuning | violet | — = - |- catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamat dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nin), Ry bercak warna merah = 65, Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. Il = Pereaksi AICI LP. 294 Kadar abu. Tidak lebih dari 129%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1,596. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 34,59%, Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 9%, Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan, Dalam wadah tertutup baik Isi. Glikosid merupakan ikatan dengan kaemferol. Penggunaan. Peluruh dahak (ekspektoran), penurun panas (antipiretik) Nama daerah. jampe, jukut kawasa, tere, cekar itik, suru bebek, sosor bebek, teres, tuju dengen, daun ancar bebek, daun ghemet, jampe cocor bhibhik, coribebe, cocor etek, tombu daun, kayu temon. Maluku Mamala, rau kufiri, kabickabi. 295 LAGENARIAE FRUCTUS Buah labu panjang Buah labu air Pemerlan, Buah segar tidak berbau, rasa tawar. Makroskopik. Buah segar berupa buah buni, bentuk gada warmanjang sampai jorong memanjang, kulit buah keras, here fatna hijau muda sampai putih kehijauan, daging buch tory Perwarna putih; biji banyak, bentuk bulat telus pioihy Panjang Pill lebih kurang 1,5 em, panjang buah 20 cm eaprat eG em, garis tengah 10 cm sampai 15 cm, Mikroskopik. Pada penampang melintang tampak satu lapis sel epidermis berkutikula tebal, di bawshnye terdapat pembuluh letaknya tersebar. (dentifika: A ada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P; erjadi warna coklat tua, 5. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 Vi terjadi wamna coklat muda. ce iida 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan natrium roksida P 5% biv; dalam etanol; terjadi warna kuning. D. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes amonia (2596) P; :rjadi warna coklat muda. E. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan § tetes larutan besiqitt) lorida P59% blv; terjadi warna coklat. [r Timbang 300 mg serbuk buah campur dengan 5 ml metanol dan panaskan di atas tangas air selama 2 ment dinginkan dan wun puci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga Peroleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama, kedha das ketiga open KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtra, Pac ik keempat tutulkan 5 yl zat warna | LP. Eluse dengan Kloroetana P dengan jarak rambat 15 em, Keringkan lempeng ‘sebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluene & 0 GAMBAR PENAMPANG MULINTANG MUAH LAIU PANJANG 1 = Kuvkula 4 = Parenkim bernokiah 2 = Epidermis S = Parenkin daging buah (mesokarp) 3 = Parenkim periderm © = Berkas pembuluh 297 dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama, Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya sem- rot dengan pereaksi anisaldehida.asam sulfat LP. Panaskan pada Suhu 110°C selama 10 menit, Amati lagi dengan dengan sinar biasa | dengan sinar UV 3e6 am No} BR: fisnpa [dengan pereaksi ftanpa | dengan pereaksi Pereaksi Th [Pereaksi| — ri 2] SB} x | vole | - P< Teer Po 2/7731] — vite | = | = | Woe — Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati flengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinay UY de om) Rf bercak warna merah = 65 Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP Pereaksi AICI; LP. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Ist. Kukurbitasin, Pengeunsan, Peluruh air seni (diuretik), peluruh dahak obat batuk (ekspektoran), penurun panas (antipiretit) Nama daerah. . Sumatera: Labu layer. Jawa: Kuku, labu air, waluh enti, labu lonte. Nusatenggara : Karubu. Sulawesi : Sambiki 298 LANSII SEMEN Bit duku Biji duku adalah biji Lansium domesticum Corre. suku Meliaceae. Pemerian. Bau lemah; rasa sangat pahit. Makroskopik. Biji bentuk jorong atau agak bulat telur, umum- nya dengan alur lebar dan agak dalam pada pertengahan pan- jang biji; permukaan luar dengan rusuk dan kerut-kerut tidak beraturan, pada salah satu bidang yang agak datar terdapat alur sepanjang tepi biji; panjang biji lebih kurang 2 cm, lebar lebih kurang 1,2 cm, tebal lebih kurang 0,8 cm, warna coklat sampai coklat tua kehitaman. Mikroskopik, Pada penampang melintang biji tampak bagian luar yaitu epidermis kulit biji terdiri dari 1 lapis sel batu, din- ding tipis, lumen lebar. Parenkim kulit biji terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk poligonal memanjang, di an- taranya terdapat sel berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset kecil; di antara parenkim kulit terdapat berkas pembuluh tipe kolateral dua lapis; parenkim kulit yang terbawah terdiri dari pigmen coklat. Epidermis keping biji terdiri dari 2 sam- pai 3 lapis sel berbentuk bundar, dinding tebal. Parenkim kep- ing biji terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk poligonal, din- ding tipis; mengandung aleuron; di antaranya terdapat sel berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset; juga terdapat berkas pembuluh tipe kolateral. Serbuk berwama krem. Fragmen pengenal adalah sel batu berbentuk bulat panjang, dinding tipis, lumen lebar; sel pigmen berbentuk poligonal, warna kuning coklat; pembuluh kayu dengan penebalan jala dan tangga; fragmen sel epidermis kep- ing biji berbentuk hampir bundar, dinding tebal; fragmen sel parenkim keping biji poligonal, dinding tipis, berisi aleuron, ada yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset; kadang-kadang terdapat bakal aker. Identifikasi. A. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam sulfat P; ter- jadi warna coklat-merah, B. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna coklat muda. 299 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG BUI DUKU 1 = Epidermis kulit bijt 2 = Parenkim kulit biji 6 = Hablur kalsium oksalat 3 = Berkas pembuluh 7 a 9 = Parenkim keping biji = Sel sekresi = Berkas pembuluh 4 = Sel pigmen 5 = Epidermis keping bijt 300 GAMBAR ‘SERBUK BIJI DUKU pee! & 1 = Parenkim kulit bijé 7 2 = Sel parenkim keping biji 8 3 = Sel batu 9 4 = Pembuluh kayu penebalan jala 10 5 = Pembuluh kayu penebalan tangea 6 = Parenkimn keping bi dengan hablur kalsium oksalat Parenkim keping bijl dengan sekresi pidermis keping bi el pigmen = Bakalcalon akar (radicula) 301 C. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol; terjadi warna coklat muda D; Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 etes amonia (259) P: terjadi warna coklat muda. FE, Pada 2 mg serbuk biji tambahkan $ tetes larutan besi(II) Mlorida P 596 biv; terjadi warna kuning kehijauan, F. Timbang 300 mg serbuk biji campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginken dey saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama, kedaa day hoe lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 ulHitrat Pasa titik keempat tutulkan 5 pl zat_ warn: i dikloroetana P dengan jarak rambat 15 tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan Gina biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskon= Pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biace Gan sinar ultraviolet 366 nm, Dengan perlakuan yang sama seper. U caraccara kerja diatas dilakukan juga penyemprotan dengan Pereaksi AICI LP. Pada kromatogram tampak bercak-bereak dengan warna dan hRx sebagai berikut : dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 nm No.} bRy jtanpa | dengan pereaksi |tanpa | dengan pereaksi ereaksi|— tt _|Pereaksi[ — TT Lyi} — | bim | = | oungu | = 2] 3136 | = | viol | — — | viol | — Catatan_ : Harga Ry dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamatl dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm) ARg bercak warna merah = 65, Tanda Pereaksi anisaldehidatasam sulfat 1 LP. Il = Pereaksi AlCl; LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 2,59. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%, Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 20%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 7% . Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%, 302 Penylmpanan. Dalam wadah tertutup baik. Int. Asam lansium, resin; tanin, zat pahit dukulonida A, B,C, D, E, F. Penggunaan, Peluruh kencing (diuretik), penuran panas (antipiretik), Nama daerah. ‘Sumatera: Langsat, lansat, lancat, lase, duku, langsek, langsak, lasak, rasak, rarsak, lasat, lanset, rihat, roko, lawak, lehat, losot. Jawa: Bijitan, dukuh, kokosan, pisitan, langsat, lansep, celoreng, celoring, lansek. ‘Nusatenggara: Langsat, lasa, lonsong, Sulawesi: Lansa, ranso, lantat, lan- sat, dansot, lasot, lasat, bohulo, londoto, bahuno, lonja, lase, bangkola, lasate. Maluku: Lasate, lasete, lasat, lainsa, lanca, babunu. 303 LEUCAENAE GLAUCAE SEMEN Bijt kemlandingan Biji petal cina Wi kemlandingan adalah biji Leucaenae leucocephala (Lmk.) De Wit, sinonim Leucaena glauca Auct. nonBth,, sku Mimosacen: Pemertan. Bau khas, tidak harum; rasa agak getir. Makroskopik. Biji keras; bentuk bulat telur terbalik, agak pipih; panjang lebih kurang 8 mm; lebar lebih kurang 5 mm; tebal lebih kurang 3 mm; kulit biji licin, warna coklat tua sampai goklat kehijauan, agak mengkilat; pada kedua bidang yang datar terdapat alur hampir sepanjang pinggir bifi pada jarak ebih kurang 1 mm; sebelah dalam kulit biji terdapat 2 lembar keping biji berwarna kehijauan; lembaga kecil, terletak di bagian pangkal keping biji. Mikroskopik. Pada penampang melintang biji tampak kulit 3 (spermoderm) terdiri dari lapisan kutikula tebal, jernih; di bawahnya terdapat I lapis sel palisade berbentuk silindrik pan-~ Jang, dinding tebal, terlihat ada garis terang; di bawah palisade terdapat 1 lapis sel berbentuk piala; beberapa lapis sel parenkim berbentuk pipih, dinding tebal, melekat satu sama i indi : dan beberapa lapi sel berdinding tebal. Endosperm terdiri dari epidermis, selnya berdinding tipis; parenkim sel berbentuk hampir isodiametrik, berisi butir-butir aleuron dan hablur kalsium oksalat bentuk roset. Serbuk berwarna kecoklatan. Fragmen pengenal adalah 'apisan palisade berbentuk silindrik, panjang, dinding tebal, terlihat ada garis terang; lapisan sel berbentuk piala, berlekatan dengan palisade; lapisan sel berbentuk pipih, di g tebal mampat; parenkim berbentuk poligonal, dinding tebal, lumen berbentuk celah panjang; sel endosperm berben, tuk isodiametrik, polihidral, dinding tipis berisi aleuron: hablur kalsium oksalat berbentuk roset. Identifikast. A. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam sulfat P; ter- jadi warna coklat tua. : 304 Game, PENAMPANG MELINTANG HLL KEMLANDINGAN, 7. = Lapisan sel dinding tebal. lumen bentuk celal memaniang 8 = Endosperm epidermis 9 = Parenkim endosperm 10 = Butiraleuron 6 = Lapisan sel dinding tipis M1 = Hablur kalsium oksalat CaMBAR SERBUK BUI KEMLANDINGAN Ro. 45 6 Gee GREP 2 ENG Oe 3 (ieee Zk Se’ BB eS ay i Sw. = Sel dinding tipis 3= Sel mampar 6 = Sel bentuk piala 2 = Sel dinding tebal lumen 4 = Palisade 7 = Parenkim berisi aleuron ‘celah memaniang 5 = Garis terang dan butir pati 305 B, Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna hijau kecoklatan, C. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 596 b/v dalam etanol; terjadi warns hijau kekuningan, D. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan tetes amonia (25%) P; terjadi warna kuning mu E, Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan besi({I1) Klorida P 5% bly; terjadi warna ungu tus. F. Timbang 300 mg serbuk biji, campur dengan 5 ml metanol F dan panaskan di atas tangas air selama 2 mente dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 mi filtrat. Pada titik pertame, kedua dan ketiga Jempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 ul filtrat. Pada tik ‘keempat tutulkan 5 yl zat wana T LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 13 em, Keringkan lempeng firsebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang fe Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 am | No.| Rx tanpa | dengan pereaksi tanpa | dengan pereaksi pereaksi{—; Tt [Pereaksi| —, T kuning | violet | ~~ [kuning | unga | = | viole | = funn | = = = = | ungu | = hijau hijau | merah | merah | merah hijau = = | ung | — = = — | cokla | = ‘atatan : 'é terhadap bercak warna merah (yang diamoti ‘tau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). 65. ‘aldehida-asum sulfat LP. si AICI, LP, 306 Kadar abu. Tidak lebih dari 4%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 30%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 6% Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan, Dalam wadah tertutup baik. Isi, Mimosin, ieukanol, leukanin, protein Penggunaan. Obat cacing (antelmintik), peluruh air seni (diuretik), Nama daerah. Sumatera: Pete selong, pete cina. Jawa: Kamalandingan, pelending, peuteuy selong, pete cina, kemlandingan, lamtara, metir, selamtara, kalandingan. 307 LEUCAS LAVANDULIFOLIAE, FOLIUM Daun lenglengan Daun lenglengan adalah daun Leucas lavandulaefolic J.E, (Smith, suku Laminacea ‘Pemerian, Bau agak keras; rasa mula-mula tidak berasa lama kela. ‘maan berasa menggigit. Makroskopik, Helaian daun umumnya tidak utuh, warna hic jau ke abuabuan, berbentuk lanset, panjang 1,5 em sampai 10 Gm lebar 2 mm sampai 10 mm, ujung daun meruncing, pepekal daun meruncing, pinggir daun bergerigi, tangkai daun 3 mm sampai 10 mm, tulang daun menyirip, ibu tulang daun berwer, na kelabu kehijauan, Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun f2mpak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel besar beesr berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stonans sedikit, rambut penutup terdiri dari dua sel, rambut Kelenjar {ipe Labiatae terdiri dari 4 sel sampai 8 sel. Epidermis baw sh iepen' cari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang, lebih kecil dari pada sel epidermis atas, stomata lebih beve, daripada epidermis bawah, rambut penutup terdiri dari do fe) lebih banyak dari pada epidermis atas, rambut kelenjar {ibe Labiatae terdiri dari 4 sel sampai 8 sel. Mesofil melipatt Jaringan palisade terdiri Serbuk berwarna hijau, Fragmen pengenal adalah rambut kelenjar, rambut penutup yang lepas atau masih pada fragmen daun, fragmen epidermis atas dan bawah dengan stomata tive diasitis. Tdentifikast, A, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua. B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi wama hijau kecoklatan, C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59% b/v dalam etanol; terjadi warna hijau, 308 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN LENGLENGAN. Epidermis aras Kutik Rambs Jaringan palisade Tioae e 2 309 GAMBAR ‘SERBUK DAUN LENGLENGAN 310 D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna kuning kecoklatan. E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan S tetes larutan besi(II1) P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya schingga diperoleh 5 mi filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga Jempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 ul filtrat. Pada titik keempat tutulkan 5 yl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP., panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seper- ti cara kerja di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICl; LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan war- na dan hRx sebagai berikut : dengan sinar biasa_| dengan sinar UV 366 am No.| hRx tanpa | dengan pereaksi | tanpa | dengan pereaksi pereaksi| 7 Tr [pereaksi| 7 ir 1} 59° [kuning} — runing} — | — | — 2] 913 | — "| hijaw | hijau | — | hija | 3. | 2632 | hijau | hijau | hijau | merah | merah | merah 4} sa92 f — ff YE nga | 8} 9699 | — | — | = = | ungu | — 6. }127-133 | kuning | violet | — | kuning | ungu | — 7. |issa36f — | | = [sree | — Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm), Re bercak warna merah = 65. Tanda I = Pereaksi anisaldchida-asam sulfat I LP. UI = Pereaksi AICI LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 6,5%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 0,596. Kadar sort yang larut dalam air. Tidak kurang dari 22,5%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 17,596. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 29. it Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik al, Penggunaan.Obat katimumul, antiseptik. Nama daerah. Jaw; Pactpaci (Sunda); lenglengan, lingko-lingkoan, nlenglengan, Plengan (Jawa): serap nornor (Madura); Maluku: Gofu hairen (rernea Taranga (Tidore), LITSEAE ODORIFERAE FOLIUM Daun traws Daun trawas adalah daun Litsea odorifera Vae., suku Lauraceae. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 1,6% vib. Pemerian. Bau aromatik; rasa kelat. Makroskopik. Helaian daun menjangat, warna coklat tua sam- pai coklat kemerahan, bentuk jorong sampai lonjong, panjang 8 cm sampai 15 cm, lebar 5 cm sampai 9 cm, ujung daun lan- cip, pangkal daun berbentuk baji sampai tumpul, pinggir daun rata, Tangkai daun 5 mm sampai 10 mm. Tulang daun ‘menyirip, menonjol pada permukaan bawah, warna lebih tua. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi empat sampai empat persegi panjang, kutikula tebal dan ber- bintik, tidak ada stomata; epidermis bawah terdiri dari 1 lapis. sel, lebih kecil dari pada epidermis atas, berbentuk papila, kutikula tebal, terdapat stomata. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel berbentuk silindrik dan ter- susun rapat; jaringan bunga karang terdiri dari 3 sampai 4 lapis sel dengan banyak rongga udara; pada mesofil terdapat sel-sel minyak; berkas pembuluh tipe kolateral dikelilingi seludang sklerenkim yang berdinding tebal dan berlignin. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atas berbentuk poligonal dengan dinding sel lurus dan tanpa stomata; epider- mis bawah berbentuk poligonal dengan dinding sel lurus, bun- daran papila, dan stomata tipe anomositik. Serbuk berwarna coklat tua. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas, epidermis bawah berbentuk papila, mesofil dengan sel-sel minyak, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan spiral dan tanga. Tdentifikast. A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna kuning coklat. B, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan S tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam etanol; terjadi warna coklat. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna kuning coklat. 3 Penylmpanan. Dalam wadeh tertutup baik, Isl. Penggunaan. Obat katimumul, antiseptik. Nama daerah. Jawa: Paci-paci (Sunda); lenglengan, lingko-lingkoan, nlenglengan, Plcnean Jawa): serap nornor (Madura): Malukuc Gofu hairan (Ternatc), laranga (Tidore). ° LITSEAE ODORIFERAE FOLIUM Daun trawas Daun trawas adalah daun Litsea odorifera Vae., suku Lauraceae. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 1,696 v/b. Pemerian. Bau aromatik; rasa kelat. Makroskopik. Helaian daun menjangat, warna coklat tua sam- pai coklat kemerahan, bentuk jorong sampai lonjong, panjang 8 cm sampai 15 cm, lebar 5 cm sampai 9 cm, ujung daun lan- cip, pangkal daun berbentuk baji sampai tumpul, pinggir daun rata, Tangkai daun 5 mm sampai 10 mm. Tulang daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah, wana lebih tua. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi empat sampai empat persegi panjang, kutikula tebal dan ber- bintik, tidak ada stomata; epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel, lebih kecil dari pada epidermis atas, berbentuk papila, kutikula tebal, terdapat stomata. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel berbentuk silindrik dan ter- susun rapat; jaringan bunga karang terdiri dari 3 sampai 4 lapis sel dengan banyak rongga udara; pada mesofil terdapat sel-sel minyak; berkas pembuluh tipe kolateral dikelilingi seludang sklerenkim yang berdinding tebal dan berlignin. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atas berbentuk poligonal dengan dinding sel lurus dan tanpa stomata; epider- mis bawah berbentuk poligonal dengan dinding sel lurus, bun- daran papila, dan stomata tipe anomositik. Serbuk berwarna coklat tua, Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas, epidermis bawah berbentuk papila, mesofil dengan sel-sel minyak, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan spiral dan tangga. Identifikasi, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna kuning coklat. B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% biv dalam etanol; terjadi warna coklat. C, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (2596) P; terjadi warna kuning coklat. 313 GAMBAR, PENAMPANG MELINTANG DAUN TRAWAS 1 = Kutikula 6 = Serabut siterenkim 2 = Epidermis atas 7 = Jaringan kolenkim 3 = Jaringan palisade 8 = Epidermis bawah 40 Jaringan bunga karang 9 = Sel minyak 5 = Berkas pembuluh GAMBAR ‘SERBUK DAUN TRAWAS Im Bpidermis arax 4 = Fragman mesolil 2 = Epldermis bawah 3 = Pembuluh kay 3 = Serabut 314 D. Mikrodestilasikan 20 mg serbuk daun pada suhu 240° selama 90 detik menggunakan tanur TAS. Tempatkan hasil mikrodestilasi pada titik pertama dari lempeng KLT. Timbang 300 mg serbuk daun campur dengan 5 ml metanol P dan pa- naskah di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan, saring Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh $ ml filtrat, Pada titik kedua lempeng KLT tutulkan 20 pl filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloretana P dengan jarak rambat 15 cri, keringkan lempeng di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan benzena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinarultra violet 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultra violet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak dengan warna dan hRy. sebagai berikut : dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No.) BRx tanpa dengan tanpa dengan pereaksi | pereaksi | pereaksi | pereaksi 1 | saso] ungu — | merah muda 2. | 111-126 — jmerah lembayung — merah muda 3. |200205 | ——feokiat tembayung} — | merah muda Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak wara biru dari kromatogram zat warna I LP, Rf bercak warna biru = 41 Kadar abu. Tidak lebih dari 10% Kadar abu yang tidak larut dalam asam, Tidak lebih dari 1%. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 69. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 7%. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penetapan kadar. Lakukan penetapan kadar menurut cara yangter- tera pada penetapan kadar minyak atsirl. Isl, Minyak atsiri mengandung metil nonil keton, tanin. Penggunaan, Obat luar untuk pelancar air susu Nama daerah, Jawa : Traw 315 LUFFAE FOLIUM Daun oyong Daun gambas Daun oyong adalah daun Luffa acutangula (L) Roxb., suku Cucurbitaceae. Pemerian. Bau lemah; rasa tawar, warna hijau tua. Makroskopik. Daun tunggal, warna kehijauan, bentuk bundar telur melebar sampai bangun ginjal, beriekuk bersudut 5 sam. pai 7, panjang helaian daun 6 cm sampai 25 cm, lebar 7,5 em sampai 27 cm. Ujung daun agak runcing, pangkal daun berben- tuk jantung; permukaan daun kasar, berambut; tulang daun utama menjari di pangkal daun, tulang daun menonjol pada permukaan bawah. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun, tampak epidermis atas dan bawah terdin dari satu lapis sel. Pada epidermis atas dan bawah terdapat stomata; rambut penutup berbentuk kerucut, terdiri dari 3 sel sampai 4 sel, din- ding tebal, ujung runcing; juga terdapat rambut kelenjar. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari selapis sel, di antaranya terdapat sistolit yang berisi hablur kalsium oksalat bentuk pasir; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel; pada tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe kolateral dikelilingi oleh serabut. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk poligonal, dinding sel sedikit bergelombang; epidermis bawah dinding sel lebih bergelom- bang; pada epidermis atas dan bawah terdapat stomata tipe anomositik. Serbuk berwarna kehijauan. Fragmen pengenal adalah epider- mis atas, dinding agak bergelombang, stomata tipe anomositik, rambut penutup berbentuk kerucut, rambut kelenjar terdiri dari beberapa sel; epidermis bawah dengan dinding sel lebih bergelombang, stomata lebih banyak; serabut kecil pendek; Pembuluh kayu dengan penebalan’ tangga; hablur kalsium oksalat bentuk pasir. Identifikasi. A. Pada 2 mg daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna hijau kehitaman, B, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna coklat. 316 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN OYONG alisade 6 = Rambut penutup Sistolit berisi hablur kalsium oksalat 7 = Rambut kelenjar bentuk pasir 8 = Berkas pembuluk 4 = Jaringan bunga karang 9 = Serabut 5 = Epidermis bawah 10 = Kolenkim 318 C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v'dalam etanol; teriadi warna hijau. D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna hijau kecoklatan. E, Pada 2 mg serbuk tambahkan 5 tetes larutan besi(III) klorida P 5% biv; terjadi warna coklat kehijauan. F. Timbang 300 mg serbuk daun campur dengan § ml metanol dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 mil filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga Jempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 10 pl filtrat. Pada titik keempat tutelkan 5 yi) zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan arah eluasi dat. jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya sem- prot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP., panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di atas lakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICl; LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan war- na dan hRx sebagai berikut “dengan sinar biasa__| dengan sinar UV 366 nm No.| hRx [tanpa [dengan pereaksi| tanpa | dengan pereaksi pereaksil Tt _|Pereaksi [1] 11 1 [ 59” [kuning| — | kuning} hijau | — } kuning 2.| ts | hijaw | — | hijau | merah | — | merah 3. 1417 | hijau | — | hijau | hijau | ungu | merah 4] 2932 | — | unge | — | merah | violet | — s.| 4953 | — | violee | — = - = 6. | 6368 | — = | — }merah | — | merah 7.| 6974 | — | ungu | — — | unge | — 8.| 8791 | — = | = | merah | — | merah 9] 9397 | — | hijau | — = | hijaw | — 10. {126-130 — | unga | — = | unge | = 11. 131-135 | kuning | violet | — | kuning | violet | — Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm) Rg bercak warna merah Tanda I = Pereaksi anisaldehid-asam sulfat I LP. II = Pereaksi AICls LP. 319 Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296, Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Is. Zat pahit Penggunaan. Tonikum, diuretik, obat amenorrhoe, obat koreng, mendinginkan, pencahar. ‘Nama daerah, Sumatera: Jingi, kimpitt (Sunda); Kacur (Ja benggala, layu); Timput (Palembang). Jawa: Emes, oyong (Jakarta). Maluku: Jingi, petoln 320 MIMUSOPSI CORTEX Kullt batang tanjung Kulit batang tanjung adalah kulit Mimusops elengi Sapotaceae. » suku Pemerian. Bau lemah, lama kelamaan agak tajam; mula-mula tidak berasa, lama kelamaan kelat. Makroskopik. Potongan kulit, tergulung membujur pada kedua sisi, pads permukaan luar terdapat lapisan gabus berwarna coklat tua, tipis, sukar dikelupas, permukaan tidak rata; len- tise! berwarna coklat kelabu, bundar, tersebar; permukaan dalam berwarna coklat muda; kulit agak mudah dipatahkan, bekas patahan berwarna coklat agak putih. Miskroskopik. Pada penampang melintang kulit tampak gabus yang tersusun dari 2 macam jaringan, yaitu jaringan gabus dengan penebalan bentuk U, berlignin dan bernoktah, berwar- na coklat, dar jaringan gabus dengan dinding tipis tidak berlignin. Felogen terdiri dari 2 sampai 5 lapis sel berdinding tipis. Korteks terdiri dari parenkim dengan sel berdinding tipis, berisi butir pati tunggal dan majemuk berbentuk bulat, hilus konsentrik; saluran getah, sel sekresi berisi zat berwarna coklat, idioblas hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Sklerenkim berupa serabut yang panjang, ramping, berkelom. pok, lumen sempit dan saluran dan saluran noktah bercabang, tersebar di korteks bagian dalam dan di floem. Floem terdiri dari pembuluh tapis, parenkim floem yang lebih kecil dari parenkim korteks, jari-jari empulur selebar 1 sampai 3 sel; Parenkim floem berisi butir pati; idioblas hablur kalsium ‘oksalat berbentuk prisma; pada floem juga terdapat kelompok tersebut, Serbuk berwarna coklat muda. Fragmen pengenal adalah kelompok serabut, fragmen jaringan gabus, parenkim korteks dengan saluran getah dan sel sekresi, butir pati tunggal atau majemuk, hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Identifikast, A. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat jingga. B, Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna coklat, 321 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG KULIT BATANG TANJUNG 6 = Serabur 7 = Butir pati lat bentuk prisma Jaringan gabus arenkim korteks Saluran getah Felogen 3 = Hablur kalsium oksa 2 2 oo a or oS — iia 4 = Serabut dengan jari:jari emp. 2 = Seluranseah 323 C. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59% b/v dalam etanol P; terjadi warna kuning. D. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes amonia (2596) P; terjadi warna coklat merah. E. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan besi (III) Klorida P 59 b/v; terjadi warna hijau kekuningan, F. Timbang 300 mg serbuk kulit, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga Jempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 yl filtrat. Pada titik keempat tutulkan 5 pl zat warna I LP, Eluasi dengan dikloroctana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya sem- prot dengan preaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm, Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICI3 LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan Rx sebagai berikut : dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No.| hRy tanpa_ [dengan pereaksi | tanpa | dengan pereaksi Pereaksi I Ub pereaksi I Li 1 [36 | kuning | — | a ee 2. 2227] bijou hiiow | birw | hijaw | birw (Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). Rf bercak warna merah = 65. Tanda T= Percaksi anisaldchida-asam sulfat LP. He Pereakal AIC, EP 15% dalam aanm. Tidak lebih dari 2% fatale ale, Telak ki dle) 18M. dalam 324 Isl. Tanin, zat warna, lilin, zat pati. Penggunaan. Pengelat (adstringen), penurun panas (antipiretik), Nama daerah, Sumatera : Tanjung laut, Jawa: Tanjung. 325 MIMUSOPSI FOLIUM Daun tanjung Daun tanjung adalah daun Mimusops elengi Sapotaceae. » suku pareeran: Bau lemah; mula-mula rasa Kelat, lama-lama menim- bulkan rasa tebal Mekroskopik. Daun tunggal, helaian daun berbentuk bundar {clur memanjang sampai jorong memanjang, umumnya agak 9m sampai 16 sri agbar 2 em sampai 6,5 cm; wama hijau burem, pangkal

You might also like