Professional Documents
Culture Documents
40-47-1-SM Tentang Air Tanah
40-47-1-SM Tentang Air Tanah
DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR
(Soil Quality Mapping on Some Land Use in Jatipuro Regency, Karanganyar District)
Prasti Primadani*, Sudjono Utomo*, dan Supriyadi**
*Alumni Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
**Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126
ABSTRACT
This research was conducted on January‐August 2008. Used Randomized Completely Block
Design (RCBD) that arranged in factorial with two factors. The first factor was 3 levels of
inorganic fertilizer dosage i.e.: without inorganic fertilizer (A1), urea dosage 150 kg.ha‐1, SP‐36
dosage 75 kg.ha‐1, KCl dosage 50 kg.ha‐1, and ZA dosage 50 kg.ha‐1 (A2), urea dosage 300 kg.ha‐1,
SP‐36 dosage 150 kg.ha‐1, KCl dosage 100 kg.ha‐1, and ZA dosage 100 kg.ha‐1 (A3). And second
factor were 3 levels of quail manure dosage i.e.: without quail manure (O1), quail manure dosage
3 Mg.ha‐1 (O2); quail manure dosage 6 Mg.ha‐1 (O3). Statistical analysis that used was F test or
Kruskal‐Wallis test, Duncan Multiple Range (DMR) test at 5% in level, and Correlation test. The
research result showed that the highest P uptake efficiency, agronomy efficiency, and the grain
dry weight was achieved on 50% of inorganic fertilizer recommendation dosage (urea dosage
150 kg.ha‐1, SP‐36 dosage 75 kg.ha‐1, KCl dosage 50 kg.ha‐1, and ZA dosage 50 kg.ha‐1) and 6
Mg.ha‐1of quail manure treatment (A2O3) in mount of 38.83%, 30.40%, and 6.22 Mg.ha‐1
respectively. P uptake efficiency in that treatment was increased as much 13.83% than the same
treatment in session I. Generally, the grain dry weight on season II lower than season I. The
significant decrease in mount of 2,33 Mg/ha‐1 found on treatment of inorganic fertilizer present
in 50% of recommendation dosage (urea dosage 150 kg.ha‐1, SP‐36 dosage 75 kg.ha‐1, KCl dosage
50 kg. ha‐1, and ZA dosage 50 kg.ha‐1) and 3 Mg.ha‐1 of quail manure treatment (A2O2).
Keywords: quail manure, inorganic fertilizer, uptake efficiency, the dry grain weight paddy
PENDAHULUAN sawah, tegalan, hutan sekunder mencapai
Kecamatan Jatipuro merupakan salah 1.468,24 ha, tegalan 987,34 ha dan hutan
satu kecamatan dari 17 kecamatan yang ada sekunder 49,51 ha. Dengan penggunaan
di Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah lahan yang seperti itu maka dapat diketahui
Kecamatan Jatipuro adalah 40,36 ha. Secara terjadinya penurunan kualitas tanah.
geografis Kecamatan Jatipuro terdiri dari Kualitas tanah yang semakin membaik
bukit‐bukit rendah dengan lembah‐lembah maka akan mendukung kerja fungsi tanah
yang sempit, serta jalur‐jalur sungai agak sebagai media pertumbuhan tanaman,
dalam. Tekstur tanah di dominasi oleh tanah mengatur dan membagi aliran air dan
liat/ merah. menyangga lingkungan menjadi baik pula.
Aktivitas pertanian yang dilakukan oleh Kualitas tanah yang terjaga akan berpengaruh
masyarakat di Kecamatan Jatipuro terkait kepada manusia secara ekonomi dengan
dengan kondisi geografis yang ada adalah penjualan hasil panen, ketahanan tanah
sebagian besar masyarakat memanfaatkan terhadap erosi, kesehatan manusia yang
lahan sebagai sawah irigasi, tegalan, dan terminimalisasi dari pengaruh logam berat
hutan sekunder. Sektor tersebut ataupun sebagai konsumen dari hasil panen
menghasilkan bahan pangan untuk yang di peroleh.
kebutuhan konsumsi dan mendorong Mengingat pentingnya pengaruh kualitas
perekonomian. Produktivitas lahan dari tanah, maka perlu adanya penelitian
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010 83
Pemetaan Kualitas Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et al.
pemetaan kualitas tanah di Kecamatan dimodifikasi dengan penambahan variabel
Jatipuro sehingga dapat menginformasikan indeks kerusakan tanah (deterioration index).
kepada masyarakat dan pemerintah Penilaian kualitas tanah menggunakan indeks
setempat diharapkan dalam pemanfaatan kualitas tanah melalui skoring data pada
dan pengolahan tanahnya dapat dilakukan setiap veriabel. Perhitungan kualitas tanah
dengan benar sesuai dengan tingkat kualitas dilakukan dengan menjumlahkan skor yang
tanah yang ada. Penelitian ini bertujuan diperoleh pada setiap penggunaan lahan.
untuk memetakan kondisi kualitas tanah di Penilaian kualitas tanah dapat dijabarkan
Kecamatan Jatipuro, Kabupaten sebagai berikut:
Karanganyar. qCO 2 + MBC + TOC + KD + AGG + BV + AWC + pH + Ptsd
SQ = x10
9
Penghitungan indeks kerusakan tanah
METODE PENELITIAN dilakukan dengan cara menyelisihkan variabel
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan pada hutan sekunder, sawah dan tegal, yaitu:
Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Propinsi
Jawa Tenggah. Daerah penelitian terletak di Det.i sawah =
MBC + TOC + AWC + BV + AGG + Ptsd
hutan sekunder -
6
lereng kaki gunung lawu sebelah barat. Jenis
MBC + TOC + AWC + BV + AGG + Ptsd sawah
tanahnya termasuk tanah Alfisols dan 6
Inceptisols. Analisis GIS dilakukan di Det.i tegal =
MBC + TOC + AWC + BV + AGG + Ptsd
hutan sekunder -
6
Labolatorium Pedologi dan Survai Tanah, MBC + TOC + AWC + BV + AGG + Ptsd
tegal
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret 6
Keterangan:
Surakarta. Analisis Tanah dilakukan di
SQ= soil quality (kualitas tanah); Det.i =
Labolatorium Kimia dan Kesuburan Tanah
deterioration index (indeks kerusakan tanah);
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
qCO2 = respirasi tanah (mg CO2/g); MBC =
Surakarta. Penelitian ini di lakukan pada
microbial biomass carbon (kandungan karbon
Bulan September 2007 sampai selesai.
biomassa mikrobia; mg CO2/g); TOC = total
Bahan yang digunakan dalam penelitian
organic carbon (karbon organik total; %); KD =
ini adalah sampel tanah dan khemikalia untuk
kedalaman efektif tanah; cm); AGG =
analisis laboratorium. Alat‐alat yang
kemantapan agregat tanah (%); BV = bobot
digunakan dalam penelitian ini meliputi
volume (g/cm3); AWC = available water
perlengkapan untuk analisis lapang dan
capacity (kapasitas air tersedia; %); Ptsd =
perlengkapan untuk analisis laboratorium.
kandungan fosfat tersedia (cmol/kg);
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif eksploratif yang pendekatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
variabelnya dilakukan melalui survai lahan di
Kecamatan Jatipuro terbagi menjadi
lapang dan didukung hasil analisis tanah di
empat Satuan Peta Tanah (SPT), karakteristik
laboratorium. Variabel‐variabel yang diamati
masing‐masing SPT adalah Typic Fragiudalfs
terdiri dari sifat fisika, kimia, biologi tanah
(Satuan Peta Tanah I), Typic Hapludalfs
serta kondisi penggunaan lahan.
(Satuan Peta Tanah II), Vertic Dystrudepts
Penentuan titik lokasi sampel dilakukan
(Satuan Peta Tanah III), dan Vertic Hapludalfs
secara purposive sampling dengan
(Satuan Peta Tanah IV).
berdasarkan atas beberapa penggunaan
Penggunaan lahan di Kecamatan Jatipuro
lahan pada setiap Satuan Peta Tanah di
terbagi menjadi tiga penggunaan lahan yang
Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar,
digunakan untuk kebutuhan pertanian dan
Variabel kualitas tanah menggunakan
penggunaan lahan yang lain dimanfaatkan
minimum dataset dari Andrews (2004) yang
84 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010
P
Pemetaan Kua
alitas Tanah p
pada Beberap
pa Penggunaan...Primadanii et al.
untu uk pemukim man. Penggu unaan lahan yang taanah pada lahan tegal sebesar 18,89
dilakkukan untukk pertanian yyaitu sawah,, tegal seedangkan penggunaan lahan yaang lain
dan hutan sekun nder. seebesar 22,2 22. Hal ini disebabkan n karena
in
ndeks penggunaan lahan n hutan sekunder dan
Satuuan Peta Tan nah (SPT) I saawah memp punyai rerataa pengharkatan yang
Berdasarkan hasil survvai tanah, wilayah
w le
ebih tingggi dibanndingkan dengan
yangg tercakup dalam Satuan n Peta Tanah h (SPT) penggunaan
p lahan tegal. Hal ini jugaa sejalan
I meeliputi Desa JJatimulyo, Jaatiwarno, Jatisobo. dengan Seybold et al. (1 1996) bahwaa setelah
Luass total wilayyah pada SPT I 1342,118 ha. data‐data indikator terkumpul maka
Satuuan Peta Tannah I memp punyai ordo tanah nformasi teersebut keemudian diipadukan
in
Alfissols dengan famili Typic Haplludalf, untuk menen ntukan indeks kualitas tan nah.
berlempung, kaaolinitik, akttif, tidak masam, Pada lokkasi penelitiaan ini (SPT I),, variabel
hipertermik. Kondisi vegetasi pada
isoh yang paling b berpengaruh menentukaan indeks
penggunaan saw wah di dom minasi oleh padi, kualitas tanah berdasarkkan analisis stepwise
padaa lahan teegal didominasi oleh ketela reegression adalah kkedalaman tanah.
pohon dan pad da hutan seekunder, tannaman Kedalaman
K t
tanah dipahhami sebagaai suatu
yangg dibudidayaakan adalah jati. Tanamaan lain fu
ungsi keruan ngan. Tanah yang semakkin dalam
yangg ada pada SSPT I adalah kkelapa, akasia dan mempunyai
m r
ruang tanah yang semakkin besar
pisang. Sistem irigasi pad da SPT I adalah
a seehingga berpengaruh terhadap sifat‐sifat
s
denggan menggu unakan sistem m irigasi setengah taanah baik fisika, kimiia maupun biologi.
teknnis dan sistemm irigasi nonn teknis. Dengan sema
D akin dalamnyya tanah, maaka sifat‐
Berdasarkan hasil anaalisis perhitungan sifat tanah dapat leb bih berfunggsi atau
dataa pengamatan diperoleh nilai indeks i berpotensi de
b engan lebih b baik.
kuallitas tanah dari berbaagai penggunaan Kedalam man tanah h mempengaruhi
lahaan SPT I dinyaatakan Gamb bar 1. agregat dan BV tanah. Kemampataan tanah
yang semakin rendah menyebabkkan akar
taanaman mampu men ndesak tanah dan
akhirnya memecah stru uktur tanah. Kondisi
seeperti ini menyebabkan
m n BV tanah menjadi
le
ebih ringan sehingga ad da jalan aeraasi tanah
untuk menah han dan men ngikat air serrta unsur
hara di dalaam tanah. A Adanya jalan aerasi
teersebut j
juga membantu aktivitas
mikroorganis
m me teerutama dalam
Gammbar 1. Indekks kualitas tanah (SQ i)dari dekomposisi bahan organ nik, bahan orrganik ini
berbaagai penggu unaan lahan pada seecara langsu ung memperrbaiki sifat kimia dan
SPT I fiisika tanah ddan tentunyaa dapat men ningkatan
kualitas tanah h.
Indeks kualitas tanah merupakan
m rerata Respirassi tanah yaang tertingggi pada
dari pengharkattan nilai variabel yang diiamati lo
okasi ini adaalah lahan ssawah dan respirasi
padaa setiap penggunaan lahan. Hasil yang terendaah adalah laahan tegal. Respirasi
penggamatan (Gaambar 1) meenunjukkan b bahwa taanah dipengaruhi oleh aktivitas mikrrobia dan
padaa lahan tegaal mempunyyai indeks kuualitas kandungan C‐organik
C tanah. Hal ini juga
tanaah (SQi) yang lebih rendah dari diungkapkan oleh Praw wito (2007) bahwa
pengggunaan lah han yang lain. Indeks ku
ualitas reespirasi mikroorganism
m me dalam tanah
Sainss Tanah – Jurn
nal Ilmu Tana
ah dan Agrokliimatologi 7(2))2010 85
Pemetaan Kualitas Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et al.
merupakan petunjuk aktivitas mikrobia. Pada dibandingkan pada P tersedia tanah termasuk
lahan sawah mempunyai respirasi terbesar dalam kategori sangat rendah, pada hutan
karena jumlah mikrobianya yang banyak (0,74 sekunder P tersedia tanah sebesar 4,10
mg CO2/g). Dengan keberadaan mikrobia cmol/kg, dimana P tersedia yang tertinggi
yang paling tinggi (0,74 mg CO2/g) maka nilai yaitu pada lahan sawah. Hidayat (1990) juga
respirasi tanah menjadi lebih besar. mengatakan bahwa pH penting untuk
Besarnya kapasitas air tersedia bagi penentuan hara tanah sebagai media tumbuh
tanaman pada lahan hutan sekunder sebesar tanaman, beberapa unsur hara yang
22,81%, pada lahan sawah 19,46% dan pada diperlukan keberadaannya tergantung pada
lahan tegal mencapai 23,97%. Kandungan air pH.
tersedia bagi tanaman secara umum Penggunaan lahan berpengaruh
tergantung pada susunan atau distribusi terhadap indeks kualitas tanah. Dengan
ukuran partikel tanah. Kandungan bahan adanya pengelolaan lahan khususnya
organik dan komposisi larutan juga berperan pengolahan lahan (untuk kegitan pertanian)
dalam menentukan kapasitas air tersedia bagi maka terjadi penurunan kualitas tanah
tanaman. Bahan organik mempunyai sebagaimana terlihat pada penggunaan lahan
pengaruh langsung terhahap kapasitas air untuk tegal. Pengolahan tanah juga dapat
tersedia bagi tanaman karena secara alami menjaga kestabilan tanah yang dapat dilihat
bersifat hidrifilik dan tidak langsung karena pada pengunaan lahan sawah yang
dapat memperbaiki struktur tanah. Hal ini mempunyai indek kualias tanah yang sama
terbukti pada hasil penelitian, dimana nilai dengan penggunaan lahan hutan sekunder.
kapasitas air tersedia bagi tanaman tertinggi Pengolahan tanah dan pemupukan yang baik
pada lahan tegal. Kandungan C‐organik yang dapat menjaga kondisi tanah untuk
cukup mempengaruhi kinerja mikrobia tanah Perhitungan kualitas tanah dapat dikuatkan
yang ada dilahan tegal sehingga mampu dengan analisis uji T pada SPT I, yang di
memperbaiki struktur tanah dan jelaskan pada Tabel 1.
menyediakan air bagi tanaman lebih banyak
Tabel 1. Hasil Analisis Uji T Indeks Kualitas
dari penggunaan lahan yang lain. Bahan Tanah pada SPT I
organik merupakan substrat alami untuk Penggunaan Lahan SQi
mikroorganisme dan secara tidak langsung Hutan sekunder 22 a
memberikan nutrisi bagi tanaman melalui Sawah 22 a
kegiatan mikroorganisme tanah. Hal ini Tegal 18,89 b
berpengaruh terhadap aerasi tanah. Keterangan: Indeks kualitas yang diikuti
Lahan di daerah penelitian mempunyai oleh huruf sama berdasar atas
pH yang agak masam. pH pada hutan interval kepercayaan 95%
sekunder pH tanah sebesar 5,9; pada lahan (indeks kepercayaan α 5 %)
sawah sebesar 5,75 dan pada lahan tegal pH berbeda tidak nyata
tanah sebesar 5,65. Kondisi ini disebabkan
adanya pengelolaan tanah dan dengan Rendahnya kualitas tanah pada lahan
pemakaian pupuk‐pupuk anorganik sebagai tegal tentunya juga mempunyai indek
tambahan hara pada tanah pada lahan kerusakan tanah. Berdasarkan hasil analisis
pertanian. Pemakaian pupuk tersebut hasil pengamatan yaitu pada variabel C‐
menurunkan pH tanah sehingga pada biomassa mikrobia, kapasitas air tersedia,
penggunaan lahan sawah dan tegal berat volume tanah, agregat, C‐organik dan P
mempunyai pH yang lebih rendah
86 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010
P
Pemetaan Kua
alitas Tanah p
pada Beberap
pa Penggunaan...Primadanii et al.
tersedia tanah didapatkan indeks keru
usakan diakibatkan pengolahan
p tanah yangg kurang
tanaah yang dijelaskan pada G
Gambar 2. maksimal.
m
Salah saatu usaha yaang dapat dilakukan
d
untuk mem mperbaiki kkualitas pe emberian
bahan
b organnik. Bahan organik me erupakan
substrat alam mi untuk m mikroorganissme dan
seecara tidak langsung memberikan n nutrisi
bagi
b tanaman m
melalui kegiatan
mikroorganis
m me tanah. Bahan orgganik itu
penting
p untuuk pembentukan agregaat tanah
dan karenan nya juga u untuk pemb bentukan
Gammbar 2. Indekks kerusakkan(Det i) dari sttruktur taanah yangg pada akhirnya
berbaagai penggu unaan lahan pada menentukan
m sampai seejauh manaa aerasi
SPT I taanah dan kebiasaan
k p
perakaran tanaman.
t
Bahan
B organik membanttu dalam ko onservasi
Indeks keru usakan tanah terbesar terjadi
t nutrisi tanah h dengan m mencegah erosi dan
padaa pengunaaan lahan untuk tegal dengan peluruhan nu
p utrisi dan perrmukaan tanah.
indeeks sebesar ‐0,10 (neggatif). Sedangkan Pada pen nggunaan lahan hutan sekunder,
padaa lahan hu utan produ uksi, nilai indeks
i untuk tetap menjaga kkualitas tanaah maka
keruusakan tanahnya 0,44 4 (positif) yang perlu
p adanyaa pembibitaan dan pen nanaman
men nandakan tidak t terjaddinya keru usakan bibit
b sebelum m pohon yyang lama di d ambil
tanaah bahkan terjadinya perbaikan tanah manfaatnya.
m Hal ini diggunakan agaar siklus
padaa lahan teersebut. Peenggunaan lahan hara di hutaan sekunderr tidak terb buka dan
hutaan produksi mempunyai indek keru usakan kualitas tanah h pada lahan n ini tetap terjaga
0 kaarena pengggunaan lahan hutan pro oduksi
diannggap sebagi base refereent atau dianggap Satuan Peta TTanah (SPT II)
mem mpunyai nilaai kestabilan tanah yangg lebih Desa Jaatisoko, Jatiharjo, dan Desa
baikk daripada penggunaan
p lahan sawah dan Jaatipuro meru upakan Desaa yang berad da di SPT
tegaal. Hal ini diisebabkan karena pada lahan II. Luas total wilayah pad dab SPT II 96 62,91 ha.
hutaan produksi merupakan n suatu ekossistem Satuan Peta Tanah
T II mempunyai ord do tanah
denggan siklus yang
y hampir tertutup. Siklus Alfisols
A dengan famili Vertic Haapludalfs,
yangg hampir tertutup yaitu kondisi tanah berlampung,
b kaolinitik, aktif, tidak masam,
mem mpunyai gangguan darri ekosistem m lain issohipertherm mik. Kondisi vegetassi pada
yangg rendah, sehingga kestabilan
k k
kondisi pengunaan
p s
sawah di ddominasi ole eh padi,
tanaah tetap terjaaga. pada
p lahan tegal dido ominasi oleh h ketela
Pada lahan sawah tidak terjadi t pohon
p dan pada
p hutan sekunder, tanaman
t
keruusakan tanaah, hal ini disebabkan pada yang dibudidaayakan adalaah jati. Tanaman lain
lahaan sawah telah t dilaku
ukan pengo olahan yang ada di SSPT II adalah h kelapa, pisang, dan
tanaah yang baikk sehingga ko ondisi tanah dapat teebu. Sistem irigasi pada SPT II adalah h dengan
ditin
ngkatkan daan menunjaang produkktivitas menggunakan
m n sistem iriggasi setengaah teknis
tanaaman. Sebaagai contoh h yaitu dengan dan sistem iriigasi non tekknis.
pengggunaan mu ulsa, khususnnya mulsa organik Berdasarrkan hasil aanalisis perhitungan
sisa penanamaan sebelum mnya. Sedangkan data pengam matan didap patkan nilai indeks
padaa lahan tegal, kerusakan yang terjadi t kualitas tanaah dari beerbagai pen nggunaan
laahan SPT II dinyatakan paada Gambar 3.
Sainss Tanah – Jurn
nal Ilmu Tana
ah dan Agrokliimatologi 7(2))2010 87
Pemeetaan Kualitass Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et a
al.
kehilaangan top psoil oleh erosi dapat d
menyyebabkan laapisan olah tanah menjadi
lebih masam. Hal ini disebab bkan oleh lap pisan
olah tanah di dominasi o oleh subsoiil di
bandingkan dengan topsoilnyya.
Adanya aktivitas pertaanian
menyyebabkan baasa‐basa akaan hilang. Haal ini
juga terbukti pada p penellitian ini, hasil
pengaamatan men nunjukkan baahwa pada laahan
Gambarr 3. Indeks kualitas
k tanaah (SQ i)daari pertanian (sawah h dan tegal) mempunyaai pH
berbagai penggunaan lahan pad da yang lebih rendah h dari hutan sekunder.
SPT II Lokasi
L ini (SSPT II), respirasi tanah yang
tertin
nggi yaitu pada lahan teggal. Sebesar 1,32
Indeks kualitas tanah dari hasil (mg CO2/g), sed dangkan penggunaan laahan
pengamatan m
menunjukkan n bahwwa sawah sebesar 0,88 0 (mg CCO2/g)dan hutan
penggun naan lahan untuk hutan produkksi sekunnder 0,78 (m mg CO2/g). Reespirasi tanaah ini
mempun nyai indeks kkualitas tanaah yang palin ng dipenngaruhi karena padaa lahan tegal t
baik deengan indekk kualitas taanah sebesar mempunyai kand dungan C‐orgganik yang lebih
22,22 dan
d selanjutnya pengggunaan lahaan tinggii dari pengggunaan lahan yang lain.
untuk teegal dan saw wah dengan indek kualitaas Kandungan C
C‐organik mempengaaruhi
tanah seebesar 20. Hal
H ini diseb babkan karen na aktiviitas mikrobiaa. Mikrobia yyang beraktivitas
indek peenggunaan lahan hutan sekunder daan lebih baik, mem mpengaruhi respirasi taanah
mempun nyai rerata pengharkataan yang lebbih untukk menjadi leebih baik pula. Hakim (1 1986)
tinggi dibandingkaan dengan penggunaaan juga sependapat bahwa bio omassa mikrrobia
lahan teegal. tanahh berkorelaasi erat deengan sifat‐‐sifat
Padda SPT II ini, diketahui bahwa variab bel tanahh lainnya sep perti respirassi tanah.
yang paaling berpengaruh terh hadap indeks C
C biomassa tertinggi yaaitu pada laahan
kualitas tanah adalah pH tanaah. Di dalam hutann sekunder sebesar 0,55 (mg CO O2/g),
tanah pH sangat peenting dalam m menentukaan sedanngkan pada penggunaaan lahan saawah
ambangg batas aktivvitas dan prroses kimiaw wi sebessar 0,43 (m mg CO2/g) d dan pada laahan
seperti dekomposissi bahan orgganik. Kondisi tegalmm sebesar 0,12 (mg C CO2/g). Sere esah‐
pH yaang cocokk dengan kehidupaan seresah tanaman n jati yang ada memb bantu
mikroorganisme mendorongg aktivitaas lingku
ungan dan n menduku ung kehidu upan
mikroorganisme seh hingga dekom mposisi bahaan mikroobia. Daun n‐daun yan ng jatuh akan
organik akan lebih cepat. Akibat yan ng menu utupi tanah h terkena sinar mataahari
ditimbulkan yaitu penyerapan n unsur hara secarra langsungg. Hal ini akan membuat
menjadii lebih baik dan kondisi tanah baaik lingku
ungan yan ng mendukkung terhaadap
secara fisika maup pun kimia serta biolo ogi produuktivitas mikkroorganismee.
semakin n baik. Pada
P SPT II I besarnya kandungan n C‐
Kondisi kedalaman tanaah organnik tanah paada hutan ssekunder ad dalah
mempen ngaruhi pH ttanah. Hal ini juga terbukkti 1,56%%, pada saw wah sebesar 1,78% dan pada
pada haasil penelitian n bahwa sem makin dangkkal lahann tegal sebeesar 1,85%.. Kandungan C‐
kedalamman tanah, pH
p tanah semakin rendaah organnik pada lah han tegal m mempunyai nilai
(pH hutaan lebih tingggi dari pengggunaan lahaan yang paling besarr. Kondisi ini sama dengaan C‐
yang laain). Hal inni berarti apabila
a tanaah organnik SPT I.
88 Sainss Tanah – Jurn
nal Ilmu Tanah
h dan Agroklim
matologi 7(2)2010
P
Pemetaan Kua
alitas Tanah p
pada Beberap
pa Penggunaan...Primadanii et al.
BV tanah berhub bungan dengan TTabel 2. Hasil Analisis U
Uji T Indeks Kualitas
kedaalaman efekktif tanah, yaitu
y sejauh mana Tanah pada SPTT II
akarr tanaman dapat
d meneembus tanah h dan Penggunaaan Lahan SQi
penggolahan yang dilakukaan. Besarnyya BV Hutan Sekunder 22 a
padaa hutan sekunder adalah 1,01 (g//cm3), Sawah 20 a
padaa lahan saw wah 1,35 (gg/cm3), dan pada Tegal 20 a
lahaan tegal sebeesar 1,2 (g/ccm3). Tanamaan jati Keterangan:
K Indeks ku ualitas yangg diikuti
padaa hutan sekkunder mem mpunyai akarr yang oleh huruf sama berdaasar atas
mam mpu menem mbus sampaai 100 cm tanah.
t interval kepercayaan n 95%
Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan (indeks keepercayaan α 5 %)
janggkauan akar pada penggunaan lahan n yang berbeda tid dak nyata
lain sehingga nilai BV padaa hutan sekkunder
lebihh rendah dari
d penggunaan lahan yang Sedangkan berdasaarkan hasil analisis
lain.. hasil pengam matan yaituu pada varriabel C‐
Kapasitas air tersed dia pada hutan biomassa
b mikrobia, kappasitas air tersedia,
sekuunder sebesaar 21,64%, pada
p lahan sawah
s berat volume
b e tanah, agreegat, C‐organ nik dan P
sebeesar 19,1% dan
d pada lahan tegal seebesar te
ersedia tanaah didapatkaan indeks ke
erusakan
19,33%. Kapasitas air tersedia tanah taanah yang diijelaskan pad
da Gambar 4 4.
terggantung padaa keadaan pori‐pori tanaahnya.
Agreegat yang diistabilkan oleh bahan organik
dapaat meningkkatkan strukktur tanah. Pada
kond disi seperti ini menyebabkan porrositas
tanaah meningkaat sehingga laju infiltraasi air
dan aerasi tanah h membaik. Pada lahan hutan
sekuunder memp punyai kapaasitas air tersedia
bagii tanaman n lebih besar darripada
pengggunaan lahan sawah dan tegal juga
Gambar 4. Ind
G deks kerusakan (Det i) dari
dipeengaruhi kedalaman effektif tanah yang
beerbagai pengggunaan lah han pada
lebihh dalam.
SP
PT II
P tersedia tanah pada lahan sawah s
sebeesar 7,12 cmol/kg lebih tinggi
Gambar 4 menunjjukkan baw wa pada
dibaandingkan deengan pengggunaan lahan n yang
lo
okasi peneelitian ini tidak me engalami
lain.. Pada hutan sekunder P tersedia tanah
kerusakan tanah baahkan me engalami
hanyya mencapai 2,61 cmol/kg dan pada lahan
peningkatan
p kondisi taanah. Nilai indeks
tegaal mencapaai 2,13 cm mol/kg. Haal ini
kerusakan taanah pada penggunaaan lahan
dikaarenakan adaanya pemup pukan pada tanah.
t
saawah dan tegal yang sama‐samaa positif,
Tanaaman paadi yang dibudidayakan
yaitu 1,99 paada lahan saawah dan 0,,39 pada
mem merlukan pemupukan P untuk menu unjang
laahan tegal menunjukka
m n adanya perbaikan
p
prosses pertumbuhannya.
pada kondisi
p tanah.
Perhitungan n kualitas tanah dapat
dikuuatkan dengaan analisis uji
u T pada SPT
S II,
Satuan Peta TTanah (SPT) III
yangg di jelaskan pada Tabel 2.
Wilayah yang term masuk pada SPT III
meliputi
m Dessa Jatipurwo o dan Ngep pungsari.
Luas total wilayah
w padaab SPT III 898,6
8 ha.
Sainss Tanah – Jurn
nal Ilmu Tana
ah dan Agrokliimatologi 7(2))2010 89
Pemeetaan Kualitass Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et a
al.
Satuan PPeta Tanah IIII mempunyyai ordo tanaah tanahh berarti kondisi
k tan
nah mempu unyai
Inceptisools dengan famili
f Verticc Dystrudeptts, bahan n organik juga seemakin besar.
berlamppung, kaolin nitik, aktif, tidak
t masam
m, Kandungan C‐orrganik biasaanya digunakan
isohiperrthermik. Kondisi
K veegetasi padda sebaggai dasar peenentuan kaandungan baahan
pengunaaan sawah di dominasi oleh pad di, organnik tanah. Senyawa
S karbon menyusun
pada laahan tegal didominasi oleh keteela hamp pir sebagian besar tubuh h makhluk hidup
h
pohon dan
d pada hutan
h sekunder, tanamaan sehingga kadar C sebandingg dengan kadar k
yang dibbudidayakan adalah jati. Tanaman lain bahan n organik. Hakim (198 86) mengatakan
yang ada di SPT III aadalah kelapa, pisang, daan bahwwa bahan organik
o meerupakan baahan
akasia. Sistem irigaasi pada SPT III adalaah penting dalam meenciptakan kkesuburan taanah.
dengan menggunakaan sistem iriigasi setengaah Bahan n organik merupakan n sumber hara
teknis dan sistem irigasi non teknis. tanamman, disamping itu jugga sumber dari
Berrdasarkan hasil analisiss perhitungaan sebaggian besar mikroorganis
m sme tanah. Hasil
data peengamatan didapatkan nilai indeks penelitian Dariah h et al. (2003) menyatakan
kualitas tanah darri berbagai penggunaaan bahwwa faktor pengelolaan tanah saangat
lahan SPPT III dinyatakan pada Gaambar 5. berpeeran dalam m mempertaahankan baahan
organnik tanah.
Bahan
B orgaanik mendorong agre egasi
tanahh sehingga m meningkatkan n sifat fisik taanah
dan menurunkan n kepekaan terhadap erosi.
e
Hubuungan bahan organik dan n mikrobia taanah
dalam
m meningkatkan agregaasi dan stru uktur
tanahh. Metab bolisme sisa orgganik
mengghasilkan baahan pengikat merekaatkan
partikkel‐pertikel tanah meenjadi agre egat.
Gambarr 5. Indeks kualitas
k tanaah (SQ i)daari Agreggat yang distabilisasi
d oleh senyyawa
berbagai penggunaan lahan pad da humu us dapat meeningkatkan infiltrasi airr dan
SPT III memperbaiki aeerasi tanah sehingga lebih
sesuaai untuk akktivitas mikrobia dan akar
Hassil pengamatan menunjjukkan bahw wa tanamman. Bahan organik merangsang biota b
penggun naan lahan untuk huttan sekunder tanahh sehingga m meningkatkan n sifat fisik taanah
mempun nyai indeks kualitas tan nah yang baaik melallui pembentukan agreggat tanah yang
yaitu meempunyai in ndeks kualitaas tanah 22,2 22 lebih satabil dan menentukan n saluran‐saluran
kemudiaan diikuti oleh pengggunaan lahaan aerassi.
sawah dengan
d indeks kualitas tanah
t sebesar Hal
H ini juga terbukti
t dari hasil penellitian
21,11 daan tegal den ngan indeks kualitas tanaah bahwwa pada lahaan hutan dengan kandungan
sebesar 18,89. Hal ini disebaabkan karen na C organik tertin nggi mempu unyai kestabilan
indeks penggunaan
p lahan hutan mempunyyai aktiviitas mikrobbia dan resspirasi mikrrobia
rerata pengharkattan yang lebih tingggi sehingga mendu ukung terciiptanya agrregat
dibandinngkan denggan penggunaan lahaan yang baik dan mendorong
m baiknya kondisi
sawah d dan tegal. strukttur yang baiik. Kondisi inni mempengaaruhi
Varriabel yang paling berpengaru uh beratt volume tan nah rendah d dan kapasitaas air
terhadap indeks ku ualitas tanahh berdasarkaan terserdia bagi taanaman leb buh banyak dari
analisis pada lokassi ini adalaah C organ nik pengggunaan lahan yang lain.
tanah. Semakin
S beesar kandunggan C organ nik
90 Sainss Tanah – Jurn
nal Ilmu Tanah
h dan Agroklim
matologi 7(2)2010
Pemetaan Kualitas Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et al.
C‐biomassa yang paling rendah pada yaitu bahwa nilai BV tertinggi pada lahan
lokasi ini adalah pada lahan sawah sebesar sawah.
0,15 (mg CO2/g), sedangkan pada lahan hutan Kapasitas air tersedia bagi tanaman
sekunder sebesar 0,37 (mg CO2/g) dan pada paling sedikit yaitu pada lahan sawah. Hal ini
lahan tegal sebesar 0,49 (mg CO2/g). Kondisi dipengaruhi kurang seimbangnya pori makro
ini dipengaruhi oleh pengolahan tanah yang dan mikro tanah akibat adanya
dilakukan sehingga menyebabkan kondisi penggenangan. Faktor‐faktor yang
tanah berubah. Mikrobia hidup pada kondisi berpengaruh terhadap daya menahan air
lingkungan tertentu sehingga dengan pada kapasitas lapang dan berikutnya juga
berubahnya kondisi tanah ini, tidak semua terhadap koefisien layu, menunjukkan jumlah
mikrobia dapat melakukan aktivitas atau air tersedia (Hakim, et al., 1986). Adanya
bahkan mati karena tidak bisa bertahan penggenangan menyebabkan laju infiltrasi
hidup. tanah terhambat dan porositas tanah yang
Kedalaman tanah pada lahan sawah dan kurang baik. Penggenangan ini juga
tegal lebih kecil dibandingkan dengan hutan menyebabkan pH tanah sawah lebih rendah
sekunder. Kedalaman tanah sawah sebesar dari penggunaan lahan yang lain.
20 cm, lahan tegal sebesar 30 cm dan pada P tersedia pada lahan sawah mempunyai
hutan sekunder mencapai 84,67 cm. Hal ini nilai tertinggi dibandingkan dengan
disebabkan pada sawah dan tegal penggunaan lahan lain. Pada analisis P
mempunyai akar tanaman yang tidak mampu tersedia pada SPT III ini diperoleh hasil yang
menjangkau tanah lebih dalam dibandingkan sama dengan analisis P tersedia pada SPT I
dengan hutan sekunder. Akar serabut pada dimana hasil analisis P tersedia tertinggi pada
padi di lahan sawah kurang kuat menjangkau lahan sawah dan terendah pada hutan
tanah lebih dalam, sedangkan pada lahan sekunder.
tegal akar tanaman digunakan sebagai Perhitungan kualitas tanah dapat
tempat penyimpanan cadangan makanan dikuatkan dengan analisis uji T pada SPT III,
sehingga juga tidak mampu menjangkau yang dijelaskan pada Tabel 3.
tanah terlalu dalam.
Tabel 3. Hasil Analisis Uji T Indeks Kualitas
Agregat tanah pada hutan sekunder dan Tanah pada SPT III
tegal sama‐sama memiliki nilai 100%, Penggunaan Lahan SQi
sedangkan pada lahan sawah hanya memiliki Hutan Sekunder 23.33 a
kemantapan agregat sebesar 90%. Pada lahan Sawah 22.22 a
hutan sekunder dipengaruhi oleh aktivitas Tegal 18.89 b
mikroorganisme sehingga membuat struktur Keterangan: Indeks kualitas yang diikuti
tanah menjadi membaik. Pada lahan oleh huruf sama berdasar atas
pertanian (sawah dan tegal) agregat yang interval kepercayaan 95%
terbentuk karena adanya pengolahan tanah. (indeks kepercayaan α 5 %)
Pengolahan tanah yang dilakukan berbeda tidak nyata
menyebabkan agregat tanah dapat menjadi
Berdasarkan hasil analisis hasil
lebih baik. Kondisi agregat tanah
pengamatan pada variabel MBC, C‐biomassa
mempengaruhi besarnya BV tanah. Agregat
mikrobia, kapasitas air tersedia, berat volume
tanah yang rendah menyebabkan tanah
tanah, agregat, C‐organik dan P tersedia
menjadi lebih mampat dari tanah yang
tanah didapatkan indeks kerusakan tanah
mempunyai nilai kemantapan agregat lebih
yang dijelaskan pada Gambar 6.
tinggi. Hal ini terbukti pada hasil penelitian
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010 91
Pemeetaan Kualitass Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et a
al.
atauppun sisa‐sisaa tanaman yang digunakan
sebaggai pupuk organik. Hal ini telah t
dibukktikan pada hasil peneleelitian yang telah
t
dilaku
ukan oleh Partoyo (200 05) menunjukkan
bahwwa berdasarrkan nilai indeks kuaalitas
tanahh, perlaku uan penam mbahan taanah
lempung dan pupuk kkandang dapat d
memperbaiki kualitas tan nah. Perbaaikan
kualittas tanah tersebut ditunjukkan oleh
Gambarr 6. Indeks kerusakan(D Det i) daari indekks kualitas tanah yang sem makin tinggi.
berbagai penggunaan lahan pad da
SPT III Satuaan Peta Tanaah IV
Wilayah
W yang termasuk pada di SPPT IV
Gam mbar 6 menunjukkan ind dek kerusakaan puti Desa Jattikuwung daan Jatiroyo. Luas
melip
tanah. Pada
P lahan sawah mem mpunyai indeek total wilayah pad 832,81ha. Satuan
dab SPT IV 8
kerusakaan tanah sebesar ‐0 0,32. Hal ini i Peta TTanah IV meempunyai orrdo tanah Alffisols
menunju ukkan bahwa pada lahan n sawah telaah dengaan famili Vertic Hapludaalfs, berlamp pung,
mengalaami kerusakkan tanah sebesar
s ‐0,32. kaolinnitik, akktif, tid
dak masam,
Sedangkkan pada lahan tegal yan ng mempunyyai perthermik. Kondisi vegetasi pada
isohip
indek keerusakan seb besar 0,54, hal ini berarrti pengu unaan sawaah di domiinasi oleh padi,
pada lahhan tegal tid
dak mengalaami kerusakaan pada lahan teggal didominasi oleh ke etela
tanah. pohon dan padaa hutan sekkunder, tanaaman
Kerrusakan tanaah yang terjadi disebabkaan yang dibudidayakkan adalah jaati. Tanaman n lain
oleh berrbagai hal yaang di dasarri oleh adanyya yang ada di SPT IV adalah kellapa, pisang,, dan
pengelolaan tanah. Faktor lain yan ng tebu. Sistem iriigasi pada SPT IV ad dalah
mempen ngaruhi keerusakan taanah adalaah dengaan menggun nakan sistem m irigasi setengah
bahan organik
o tanaah pada lahaan sawah daan tekniss dan sistem irigasi non tteknis.
tegal dibantingkan dengan huttan sekundeer. Berdasarkan
B hasil analisis perhitungan
Pada lahhan sawah karena
k penggelolaan tanaah data pengamataan didapatkkan nilai indeks
termasu uk dengan pemupukaaannya akaan kualittas tanah dari berbaggai penggunaan
menyeb bakan beratii volume taanah menjadi lahan
n SPT IV dinyaatakan pada Gambar 7.
besar sehingga
s keemampatan tanah akaan
semakin n besar. Ko ondisi sepeerti ini akaan
berpenggaruh terhad dap agregatt tanah yan ng
akan mudah
m pecah sehingga tanah akaan
mudah terlimpas olleh adanya air hujan daan
tanah tersebut
t akkan mempu unyai poten nsi
untuk teererosi.
Solusi untuk meengatasi masalah ini yaittu
dengan penambahaan bahan orrganik. Hal ini i
dikarenaakan bahan organik dapat berfunggsi Gamb
bar 7. Indekss kualitas tanah (SQ i)dari
sebagai energi mikkrobia tanah yang akaan berbaggai penggun naan lahan pada
p
mendukkung kesubu uran tanah. Penambahaan SPT IV
bahan organik inii juga dap pat dilakukaan
dengan memanfaaatkan seresah‐seresaah
92 Sainss Tanah – Jurn
nal Ilmu Tanah
h dan Agroklim
matologi 7(2)2010
Pemetaan Kualitas Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et al.
Hasil pengamatan (Gambar 7) agregat baik meningkatkan laju infiltrasi,
menunjukkan indeks kualitas tanah yang permeabilitas dan ketersediaan air yang
tertinggi yaitu pada penggunaan lahan hutan tinggi. Hal ini juga terbukti pada nilai
sekunder dengan indek kualitas tanah 24,44. ketersediaan air bagi tanaman pada lahan
Penggunaan lahan tegal mempunyai indek hutan sekunder lebih besar dibandingkan
kualitas tanah dengan urutan kedua dengan dengan penggunaan lahan yang lain. Dengan
nilai 21,11 disusul dengan penggunaan lahan agregat yang baik di dukung dengan laju
sawah pada urutan ketiga dengan nilai 17,78. infiltrasi, permeabilitas dan ketersediaan air
Berdasarkan hasil analisis, diketahui yang tinggi dapat memacu tanah tersebut
bahwa variabel yang paling berpengaruh untuk lebih mudah diolah, aerasi baik,
terhadap indeks kualitas tanah adalah menyediakan media respirasi akar dan
kedalaman tanah. Dalam pengertian ini, aktivitas mikrobia tanah yang baik. Hal ini
kedalaman tanah dipahami sebagai suatu juga terbukti pada hasil pengamatan bahwa
fungsi keruangan tanah, sehingga dengan nilai respirasi (q CO2) juga tinggi. Nilai
semakin besarnya nilai kedalaman tanah, respirasi ini juga didukung dengan kondisi
ruang tanah juga semakin besar sehingga tanaman yang menaunginya. Semakin luas
berpengaruh terhadap sifat‐sifat tanah baik naungan tanah dapat membantu mikrobia
fisika, kimia maupun biologi. untuk tetap hidup dan bertahan dari sinar
Pada penggunaan lahan hutan sekunder matahari.
mempunyai kedalaman tanah lebih dalam Besarnya aktivitas mikrobia
dibandingkan dengan penggunaan lahan tegal mempengaruhi kandungan C organik tanah.
dan sawah. Semakin dalamnya tanah, maka Aktivitas mikrobia membantu dalam
sifat‐sifat tanah lainnya dapat lebih berfungsi memecah senyawa‐senyawa organik di dalam
atau berpotensi untuk berfungsi lebih baik. tanah sehingga dengan semakin besar
Kedalaman tanah mempunyai fungsi aktivitas mikrobia maka kandungan C organik
keruangan, sehingga kedalaman tanah tanah dapat meningkat. Penelitian Hartatik et
mempunyai hubungan erat dengan bobot al. (2007) menunjukkan bahwa C‐mic
volume (BV) tanah. Berat volume tanah merupakan parameter/indikator kualitas
merupakan salah satu sifat fisik yang erat tanah yang jauh lebih peka dibandingkan sifat
hubungannya dengan kemudahan penetrasi kimia tanah maupun sifat fisik tanah dan
akar di dalam tanah, draenasi dan aerasi mempunyai korelasi yang erat sifat biologi
tanah serta sifat fisik tanah lainnya. tanah lainnya. Pengaruh C organik terhadap
Nilai BV sangat dipengaruhi oleh sifat tanah yaitu dapat memperbaiki kondisi
pengelolaan yang dilakukan terhadap tanah. fisik tanah untuk menjadi lebih baik dan
Dari hasil pengamatan, lahan hutan sekunder membantu dalam menyediakan air dan unsur
mempunyai BV yang paling rendah. Kondisi hara bagi tanaman. Pengaruh yang
ini disebabkan karena pada lahan hutan ditimbulkan akibat perbaikan tanah yaitu
sekunder minim dilakukan pengolahan tanah meningkatnya pH tanah dan mendekati
sehingga kondisi ruang pori tanah lebih stabil. netral. Hal ini terbukti pada lahan hutan
Ruang pori tanah yang seperti ini akan sekunder yang mempunyai aktivitas mikrobia
mempengaruhi kondisi agregat tanah yang yang aik terbukti dengan nilai respirasi yang
tidak masif sehingga pori tanah baik makro tinggi dan terjaganya kondisi sifat fisik dan
maupun mikro masih seimbang sehingga biologi tanah yang dapat menyediakan air
antara air dan udara di dalam tanah juga bagi tanaman lebih baik dan pH tanah yang
masih seimbang. Tanah yang mempunyai mendekati dari penggunaan lahan yang lain.
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010 93
Pemeetaan Kualitass Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et a
al.
Padda lahan saw wah mempu unyai respiraasi Berdasarkan
B hasil analisis hasil
tanah yaang lebih sed dikit dibandingkan dengaan pengaamatan yaitu pada variabel C‐biom
massa
penggun naan lahan yang
y lain. Reespirasi tanaah obia, kapasitas air tersed
mikro dia, berat vollume
pada hutan seku under sebessar 4,82 (m mg tanah
h, agregat, C‐organik dan P terssedia
CO2/g), pada lahan sawah sebeesar 4,10 (m mg tanah
h didapatkan indeks kkerusakan taanah
CO2/g) dan pada lahan sawah h mempunyyai yang dijelaskan paada Gambarr 8.
respirasi tanah seebesar 4,55(mg CO2/g) /
karena adanya pengolahan
p lahan yan ng
dilakukaan. Walaupun pada lahan ini
mempun nyai nilai C organik dan n C biomasssa
mikrobiaa yang tinggi, tetapi kaarena adanyya
pengelolaan tannah menyebabkaan
berubah hnya kondisi tanah. Mikrobia tanaah
yang tid
dak cocok dengan kond disi yang baru
mempen ngaruhi kinerja/aktivittas mikrob bia
atau bahkan mikrob bia yang adaa mati karen na Gamb
bar 8. Indekss kerusakaan(Det i) dari
tidak bissa hidup den ngan lingkunggan barunya. berbaggai penggun
naan lahan pada
p
Bessarnya kapaasitas air tersedia
t baagi SPT IV
tanaman n pada hutan sekun nder sebesar
22,53%, pada lahah hn sawah seebesar 21,04 4% Pada
P Gambaar 8 menunjjukkan besaarnya
dan padda lahan teggal sebesar 22,11%. Pad da indekk kerusakan n tanah. Inndek kerusakan
analisis kapasitas air tersedia paada SPT IV ini
i tanah h pada SPTT ini tidak terjadi bahkan
diperoleeh hasil yan ng sama deengan analissis menggalami penin ngkatan perb baikan tanah. Hal
kapasitaas air tersedia pada SPTT II, yaitu hasil ini di
d tunjukkan n pada pennggunaan laahan
analisis kapasitas air tersedia tertinggi
t padda sawah mengalam mi peningkatan sebesarr 5,9
hutan sekunder
s daan terendah h pada lahaan dan p pada penggu unaan lahan tegal mengaalami
sawah. Dariah et al. (2003) meneliti bahw wa penin ngkatan sebeesar 0,10. Peeningkatan taanah
tanah dengan tingkat retensi rendaah ini dipengaruhi oleh
o beberappa faktor seperti
mengalaami penurun nan kualitass tanah yan ng pengo olahan tanaah pada penggunaan laahan
lebih drastis diban ndingkan deengan tingkat sawah dan tegal.
retensi tinggi. Lah han kopi yang y dikelo
ola
dengan sistem multtistrata berpengaruh leb bih KESIMMPULAN DAN SARAN
baik terrhadap kuallitas tanah dibandingkaan Kesim
mpulan
dengan yang dikelola secara monokultur. Berdasarkan
B base referen
nt yang berb beda,
indekks kualitas taanah yang teerbaik pada SSPT I
Tabel 4. Hasil Analisis Uji T In
ndeks Kualitaas
adalaah hutan seekunder dan n sawah dengan
Tanah pada SPT IV
Pengggunaan Lahan SQi indekks 22,22; paada SPT II hutan sekunder
Hutan Sekunder 2
24,44 a 2 SPT III hutan sekunder
dengaan indeks 22;
Sawah 1
17,78 b dengaan indeks 23,33; dan ppada SPT IV juga
Tegal 2
21,11 b hutann sekunder d dengan indekks 24,44.
Keteranggan: Indekss kualitas yang diiku uti Berdasarkan
B base referen
nt yang berb beda,
oleh huruf
h sama berdasar ataas kerussakan tanah tterjadi pada SPT I pada laahan
intervval keperccayaan 95 5% sawah dengan in ndeks ‐0,10 ddan SPT III pada
(indekks kepercayyaan α 5 %) % n sawah denggan indeks ‐1
lahan 1,15.
berbeeda tidak nyaata
94 Sainss Tanah – Jurn
nal Ilmu Tanah
h dan Agroklim
matologi 7(2)2010
Pemetaan Kualitas Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et al.
Saran Prawito, P. 2007. Pengaruh Vegetasi Pioner
Perlu adanya arahan pengolahan tanah Terhadap Sifat‐Sifat Biologi tanah Dalam
berdasarkan faktor yang paling menentukan Proses Rehabilitasi lahan Alang‐Alang.
terhadap kualitas tanah pada setiap SPT Seybold, CA., MJ. Mausbach, DL. Karlen, and
untuk menjaga kualitas tanah di Kecamatan HH. Rogers. 1996. Quantification Of Soil
Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Pada SPT I, Qquality. In: The Soil Quality Institude
(Ed.). The Soil Quality Concept. USA:
III dan IV dengan penambahan bahan organik.
USDA Natural Resources Conservation
Bahan organik merupakan substrat alami Service.
untuk mikroorganisme dan secara tidak
langsung memberikan nutrisi bagi tanaman
melalui kegiatan mikroorganisme tanah.
Bahan organik membantu dalam
pembentukan agregat tanah dan karenanya
juga untuk pembentukan struktur tanah yang
pada akhirnya menentukan sampai sejauh
mana aerasi tanah dan kebiasaan perakaran
tanaman. Bahan organik membantu dalam
konservasi nutrisi tanah dengan mencegah
erosi dan peluruhan nutrisi dan permukaan
tanah. Sedangkan pada SPT II pengolahan
tanah dengan penambahan kapur.
Penambahan kapur berguna untuk
meningkatkan pH tanah. Dengan
meningkatnya pH tanah dapat mendukung
aktivitas mikrobia dan penyerapan unsur hara
di dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, SS., DL. Karlen, and CA.
Cambardella. 2004. The Soil
Management Assessment Framework: A
Quantitative Soil Quality Evaluation
Method. Soil. Sci. Soc. Am. J. 68: 1945‐
1962.
Hartatik, W., Agus, F. Setyorini, D. 2007.
Monitoring Kualitas Tanah dalam Sistem
Budidaya Sayuran Organik. Balai
Penetitian Tanah. Bogor
Hakim, N., 1986. Dasar‐Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung Press. Lampung
Partoyo, 2005. Analisis Kualitas Tanah
Pertanian Di Lahan Pasir Pantai Samas
Yogyakarta. Jurnal Ilmu Pertanian 12 (2):
140‐151
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010 95
Pemetaan Kualitas Tanah pada Beberapa Penggunaan...Primadani et al.
96 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010