Professional Documents
Culture Documents
723-2642-1-PB 2
723-2642-1-PB 2
ABSTRACT
Based on the results of preliminary surveys of 10 medical records of inpatients with the main diagnosis of Diabetes
Mellitus (DM)Type 2 Quarter I of 2016, there are two main inaccurate diagnosis codes. The existence of several
types of DM and various types of complications DM can be a factor of the cause of the occurrence of errors in
code selection. The purpose of this research was to determine the accuracy of the main diagnosis code Diabetes
Mellitus Type 2. The type of research used is descriptive, with a retrospective approach. Population is a medical
record document of inpatients with the main diagnosis of Diabetes Melllitus Type 2 Quarter I of 2016 with a
sample size of 53 documents with sampling technique using systematic sampling. The research instrument uses
checklists and questionnaires, data collection with observation and unstructured interviews. Data processing
techniques are collecting, editing, classification, tabulation, presentation of data. Data analysis using descriptive
analysis. The results showed that the main diagnosis code of Diabetes Mellitus Type 2 was accurate as much as 40
(75.5%) and 13 (24.5%) inaccurate. The conclusion of this research is the percentage of accurate code higher than
the inaccurate code. The presence of inaccurate code is caused because the coder is less thorough in reviewing
supporting information and there is a doctor’s writing that is less clearly legible. Suggested coder more thorough in
reviewing supporting information. SPO improvements are required regarding the addition of “review of supporting
information” as an important step in the coding process. It is hoped that doctors always fill the main diagnosis
completely and clearly according to ICD-10 in order not to erroneously read by the coder and other health personnel.
Keywords : Accuracy, Main Diagnosis Code, Diabetes Mellitus Type 2, ICD – 10
ABSTRAK
Berdasarkan hasil survai pendahuluan terhadap 10 dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan diagnosis utama
Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Triwulan I Tahun 2016, terdapat 2 kode diagnosis utama yang tidak akurat. Adanya
beberapa tipe DM dan berbagai jenis komplikasiDM dapat menjadi faktor peluang penyebab terjadinya kesalahan
pemilihan kode. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keakuratan kode diagnosis utama Diabetes Mellitus Tipe 2.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan pendekatan retrospektif. Populasi adalah dokumen rekam
medis pasien rawat inap dengan diagnosis utama Diabetes Melllitus Tipe 2 Triwulan I tahun 2016dengan besar
sampel sebanyak 53 dokumen dengan teknik pengambilan sampel menggunakan sampling sistematis. Instrumen
penelitian menggunakan checklist dan daftar pertanyaan, pengumpulan data dengan observasi dan wawancara
tidak terstruktur. Teknik pengolahan data yaitu collecting, editing, classification, tabulasi, penyajian data. Analisis
data menggunakan analisis deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan kode diagnosis utama Diabetes Mellitus Tipe
2 yang akurat sebanyak 40 (75,5%) dan yang tidak akurat sebanyak 13 (24,5%). Simpulan penelitian ini adalah
persentase kode akurat lebih tinggi dari kode tidak akurat. Ketidakakuratan kode disebabkan karena coder kurang
teliti dalam mereview informasi penunjang dari diagnosis pasien. Adanya penulisan diagnosis utama yang kurang
jelas terbaca juga menjadi penyebab ketidakakuratan kode. Disarankan coder lebih teliti dalam mereview informasi
penunjang. Diperlukan perbaikan SPO terkait penambahan “review informasi penunjang” sebagai langkah penting
dalam proses pengodean. Diharapkan dokter selalu mengisi diagnosis utama secara lengkap dan jelas sesuai ICD-10
agar tidak terjadi salah baca oleh coder dan tenaga kesehatan yang lain.
Kata Kunci : Keakuratan, Kode Diagnosis Utama, Diabetes Mellitus Tipe 2, ICD – 10
prosedur pengodean sehingga dapat meningkatkan e. Ikuti secara hati-hati setiap rujukan silang
kualitas data terkode. Hal ini selaras dengan (crossreferences) dan perintah see dan seealso
penelitian Kresnowati dan Diah (2013) yang yang terdapat dalam indeks.
menyatakan bahwa kebijakan yang dituangkan f. Lihat daftar tabulasi (Volume I) untuk mencari
dalam aturan tertulis akan sangat berperan sebagai nomor kode yang paling tepat. Lihat kode 3
dasar pelaksanaan dan pedoman penyelenggaraan karakter di indeks dengan tanda minus pada
pelayanan rekam medis, sehingga pengawasan juga posisi keempat yang berarti bahwa isian untuk
menjadi lebih mudah dengan adanya standar atau karakter keempat itu ada di dalam volume I
acuan yang baku. Kebijakan bisa digunakan dalam dan merupakan posisi tambahan yang tidak
rangka penjaminan kualitas penyelenggaraan ada dalam indeks (Vol. 3). Perhatikan juga
pelayanan rekam medis di rumah sakit. perintah untuk membubuhi kode tambahan
Selain itu, tata cara pengodean di Rumah Sakit (additional code) serta aturan cara penulisan
PKU Muhammadiyah Karanganyar secara umum dan pemanfaatannya dalam pengembangan
juga sudah sesuai dengan pernyataan Kasim dan indeks penyakit dan dalam sistem pelaporan
Erkadius (2014) dalam 9 langkah pengodean yaitu: morbiditas dan mortalitas.
satu laporan eksternal yang dilaporkan Diagnosis Klinis dan Diagnosis Asuransi
yaitu laporan data morbiditas pasien Kesehatan Nasional (JKN) Dalam Pelayanan
rawat inap.Apabila terdapat kesalahan BPJS Kesehatan Studi di RSUD Kota Semarang.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Kuntoro. 2008. Metode Sampling dan Penentuan Besar
Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Hal 60, 736 Sampel. Surabaya : Pustaka Melati. Hal 75 – 78
Hatta GR. 2014. Isi dan Struktur Rekam Kesehatan Lembaga Kesehatan Masyarakat Islam. 2014. Klinis
dalam : Hatta Gemala R, Editor. Pedoman Praktis 3rd Edition. Surakarta : LKMI Surakarta.
Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Hal 170-172
Pelayanan Kesehatan. Edisi Revisi 3. Jakarta:
Mandels dan Calvin. 2013. Tingkat Akurasi Kodefikasi
Universitas Indonesia. Hal 116
Morbiditas Rawat Inap Guna Menunjang
Kalbemed. 2015. Kalmeco. Diakses : 4 Juni 2017. http:// Akurasi Pelaporan Di Bagian Rekam Medis
www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/ Rumah Sakit Cahya Kawaluyan. [Karya Tulis
tabid/245/ID/4097/Kalmeco.aspx Ilmiah]. STIKES Santo Borromeus
Kariadi SH. 2009. Panduan Lengkap Untuk Diabetisi, Mansjoer A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.
Keluarganya, dan Profesional Medis. Bandung : Edisi Ketiga Jilid Pertama. Jakarta : Media
Penerbit Qanita PT Mizan Pustaka. Hal 21 Aesculapius FKUI. Hal 583
Kasim F dan Erkadius. 2014. Sistem Klasifikasi Utama Mahesanti. 2013. Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis
Morbiditas dan Mortalitas yang Digunakan Asthma Bronchiale Berdasarkan ICD-10 di
di Indonesia dalam : Pedoman Manajemen RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun
Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan 2013. [Karya Tulis Ilmiah]. Karanganyar :
Kesehatan. Edisi Revisi 3. Jakarta: Universitas Prodi D3 Rekam Medik STIKes Mitra Husada
Indonesia. Hal 139 – 141 Karanganyar.
Kementerian Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Martanto E. 2013. Diabetes Mellitus : Faktor Penting
Kesehatan RI No 269/MENKES/PER/III/2008. Pada Penyakit Kardiovaskular. Dalam Lily I.
Rekam Medis. Jakarta: Kemenkes RI Rilantono. Penyakit Kardiovaskular (PKV).
Jakarta : Universitas Indonesia. Hal 25
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Taufiqurochman MA. 2016. Pengantar Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Penelitian Ilmu Kesehatan. Surakarta : UNS
Medika. Hal 91 Press. Hal 9
Scout KS. 2007.Clinical Vocabularies and Classification World Health Organization. 2010. International
System. Merida L. John, PhD, RHIA (ed). Health Statistical Classification of Disease and Related
Information Management Technology Second Health Problems Tenth Revision Volume 1
Edition. Chicago, Illinos. Hal 220 Tabular List.Geneva: World Health Organization.
Hal 252-255
Semiardji. 2001. Diabetes Melitus (DM). Dalam
Simadibrata, dkk (ed). Pedoman Diagnosis dan . 2010. International Statistical Classification
Terapi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta of Disease and Related Health Problems Tenth
: Universitas Indonesia. Hal 180 Revision Volume 2Instruction Manual. Geneva:
World Health Organization. Hal 131-136
Sudra RI. 2013. Rekam Medis. Ed. 2.Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka. Hal 4.47 . 2010. International Statistical Classification
of Disease and Related Health Problems Tenth
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan
Revision Volume 3Alfabetical Index. Geneva:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
World Health Organization. Hal 200-201
Bandung : Alfabeta. Hal 95