Professional Documents
Culture Documents
8551 20662 1 PB PDF
8551 20662 1 PB PDF
2014
(The effect of Potato Drying Time and The Ratio of Wheat Flour with Potato Flour on The
Quality of Potato Cookies)
ABSRACT
Potato consists of high moisture that has highly caused of damage effect and consist of lower starch than the other
sweetpotato. Cookies is a kind of food with a low moisture so that has a longer storage period. The aim of this research
was to find the best time of drying of potato for making potato flour and the ratio of wheat flour with potato flour on the
quality of potato cookies. This research was performed by using completely randomized design with two factors, i.e :
potato drying time (L) : (4 hours, 4,5 hours, 5 hours and 5,5 hours) and the ratio of wheat flour and potato flour (P) :
(80%:20%, 60%:40%, 40%:60% and 20%:80%). Parameters analyzed were moisture content, protein content, ash
content, volume expansion, fat content, fiber content, hedonic values of flavor and taste, score values of color and
texture. The result showed that the drying time of potato had highly significant effect on moisture content, fat content,
fiber content, hedonic values of flavor, hedonic values of taste and score values of color. The ratio of wheat flour with
potato flour had highly significant effect on moisture content, protein content, ash content, volume expansion, hedonic
values of taste, score values of color and score values of texture. Interaction of the two factors had no significant effect on
all parameters except moisture content. The drying of 4,5 hours or the ratio of wheat flour and potato flour of (80%:20%)
produced the best quality of potato cookies.
1
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.3 Th. 2014
2
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.3 Th. 2014
Tabel 2. Pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung kentang terhadap parameter yang diamati
Perbandingan tepung terigu dan tepung kentang (P)
Parameter yang diuji P1 = P2 = P3 = P4 =
80%:20% 60%:40% 40%:60% 20%:80%
Kadar air (%) 2,97 Aa 2,74 Bb 2,54 Cc 2,23 Dd
Kadar protein (%) 13,74 Aa 12,35 Bb 11,59 Cc 10,57 Dd
Kadar abu (%) 0,75 Dd 0,94 Cc 1,11 Bb 1,37 Aa
Daya mengembang (%) 64,42 Aa 63,61 Bb 62,55 Cc 61,57 Dd
Kadar lemak (%) 34,33 Aa 33,61 Aa 33,94 Aa 34,03 Aa
Kadar serat kasar (%) 0,26 Ab 0,30 Aab 0,28 Ab 0,35 Aa
Organoleptik
Nilai hedonik aroma 3,06 Aa 3,01 Aab 2,88 Abc 2,85 Ac
Nilai hedonik rasa 3,19 Aa 2,89 ABb 2,67 Bb 2,77 Bb
Nilai skor warna 3,25 Aa 2,75 Ab 2,65 Ab 2,66 Ab
Nilai skor tekstur 2,20 Dd 2,89 Cc 3,13 Bb 3,51 Aa
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda pada basis yang sama menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji LSR.
Gambar 1. Hubungan interaksi lama pengeringan kentang dan perbandingan tepung terigu dan tepung
kentang terhadap kadar air cookies kentang
3
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.3 Th. 2014
Gambar 2. Hubungan perbandingan tepung terigu dan tepung kentang dengan kadar protein cookies
kentang
Gambar 3. Hubungan perbandingan tepung terigu dan tepung kentang dengan kadar abu cookies kentang
4
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.3 Th. 2014
Gambar 4. Hubungan perbandingan tepung terigu dan tepung kentang dengan daya mengembang cookies
kentang
Gambar 5. Hubungan lama pengeringan kentang dengan kadar lemak cookies kentang
5
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.3 Th. 2014
Gambar 6. Hubungan lama pengeringan kentang dengan kadar serat kasar cookies kentang
Gambar 7. Hubungan perbandingan tepung terigu dan tepung kentang dengan kadar serat kasar cookies
kentang
Gambar 8. Hubungan lama pengeringan kentang dengan nilai hedonik aroma cookies kentang
6
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.3 Th. 2014
Gambar 9. Hubungan lama pengeringan kentang dengan nilai hedonik rasa cookies kentang
Gambar 10. Hubungan perbadingan tepung terigu dan tepung kentang dengan nilai hedonik rasa cookies
kentang
7
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.3 Th. 2014
Skor Warna
Dari Tabel 1 dan 2 dapat diketahui bahwa Dari Tabel 1 dan 2 dapat diketahui bahwa
lama pengeringan kentang memberikan perbandingan tepung terigu dan tepung kentang
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05)
terhadap nilai skor warna cookies kentang yang terhadap nilai skor warna cookies kentang yang
dihasilkan. Dari Gambar 11 dapat dilihat nilai skor dihasilkan. Semakin sedikit tepung terigu dan
warna awalnya meningkat kemudian menurun. semakin banyak jumlah tepung kentang yang
karotenoid pada kentang akan berubah selama ditambahkan maka nilai skor warna pada cookies
pengeringan (Desrosier, 2009). Adanya kentang semakin menurun (Gambar 12) karena
pemanggangan menyebabkan terjadinya reaksi warna yang dihasilkan semakin coklat. Hal ini
Maillard (reaksi pencoklatan) akibat adanya gula disebabkan warna dari tepung kentang yang
dari tepung kentang dan adanya gugus amina semakin gelap sehingga semakin banyak jumlah
(protein) dari tepung terigu (Wariyah dan tepung kentang yang digunakan cookies kentang
Andiwarsana, 2003), sehingga warna cookies yang dihasilkan semakin berwarna coklat.
yang dihasilkan semakin coklat.
Gambar 11. Hubungan lama pengeringan kentang dengan nilai skor warna cookies kentang
Gambar 12. Hubungan perbandingan tepung terigu dan tepung kentang dengan nilai skor warna cookies
kentang
8
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.3 Th. 2014
Gambar 13. Hubungan perbandingan tepung terigu dan tepung kentang dengan nilai skor tekstur cookies
kentang
AOAC, 1995. Official Methods of Analysis of The Nio, O.K., 1992. Daftar Analisis Bahan Makanan.
Association of Analytical Chemist, Fakultas Kedokteran Universitas
Washington, D.C. Indonesia, Jakarta.
Bastin, S., 2010. Cookies. University of Kentucky Pudjihastuti. 2010. Pengembangan proses
College of Agriculture, Australia. inovatif kombinasi reaksi hidrolisis asam
dan reaksi photokimia UV untuk produksi
9
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.3 Th. 2014
Rukmana, R., 1997. Kentang. Budidaya dan Syamsir, E., 2011. Learn Everything about
Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta. Dietary Fiber. Kulinologi Indonesia. 14:2.
10