Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT BAKU DAN

KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA


SMA KELAS XII PPLS DI BKB NURUL FIKRI KRANGGAN BEKASI

Alfian1 dan 2 Khusnul Fatonah

1
Universitas Esa Unggul, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
e-mail: alfian@esaunggul.ac.id
2
Universitas Esa Unggul, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
e-mail: khusnul.fatonah@esaunggul.ac.id

Abstract
This study is aimed at analyzing both the use of standard sentences and effective sentences in the
argumentative essay of the twelve graders of SMA PPLS at BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. This study
used descriptive qualitative method while data were analyzed in the form of argumentative essay from the
twelve graders of SMA PPLS at BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. Samples were randomly selected from
ten essays from 25 students. The results explained that the language errors associated with standard
sentences included: 1) the use of non-standard sentence structures with 23 errors, 2) the use of non-standard
spelling with 19 errors, and 3) the use of non-standard word with 14 errors. Meanwhile, errors in writing
effective sentences seen in students' argumentative essays are caused by 1) incompatibility or unity of ideas
with 20 errors, 2) improper grammar with 16 errors, 3) ineffectiveness of words with13 errors, 4)
incompatibility of sentences with 5 errors, 5) sentence ambiguity from with 4 errors, and 6) sentence logic
with 2 errors. Error analysis can be used as an evaluation material for teachers to improve student
understanding in using standard and effective sentences when writing essays, especially argumentative essay

Key words: standard sentence, effective sentence, argumentative essay

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan penggunaan kalimat baku dan kalimat efektif
dalam karangan argumentasi siswa SMA kelas XII IPS PPLS di BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis berupa karangan argumentasi siswa
SMA kelas XII IPS PPLS di BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. Sampel diambil secara acak sebanyak
sepuluh karangan dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 25 orang. Hasil penelitian menjelaskan bahwa
kesalahan berbahasa yang berkaitan dengan kalimat baku antara lain: 1) penggunaan struktur kalimat yang
tidak baku sebanyak 23 kesalahan, 2) penggunaan ejaan yang tidak baku sebanyak 19 kesalahan, dan 3)
penggunaan kata-kata tidak baku sebanyak 14 kesalahan. Sementara itu, kesalahan penulisan kalimat efektif
yang terlihat dalam karangan argumentasi siswa disebabkan oleh 1) ketidaksepadanan atau ketidaksatuan
gagasan sebanyak 20 kesalahan, 2) ketatabahasaan yang kurang benar sebanyak 16 kesalahan, 3)
ketidakhematan kata sebanyak 13 kesalahan, 4) ketidakpaduan kalimat sebanyak 5 kesalahan, 5)
keambiguitasan kalimat sebanyak 4 kesalahan, dan 6) kelogisan kalimat sebanyak 2 kesalahan. Analisis
kesalahan tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi bagi guru untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam
menggunakan kalimat baku dan efektif ketika menulis sebuah karangan, khususnya karangan argumentasi.

Kata kunci: kalimat baku, kalimat efektif, karangan argumentasi

PENDAHULUAN keraguan apa pun. Dalam teorinya, dijelaskan


Karangan merupakan satuan bahasa bahwa karangan menyajikan suatu
lengkap yang menduduki posisi tertinggi penjelasan tentang bagaimana kalimat-kalimat
dalam hierarki gramatikal bahasa. Karangan tersebut dihubungkan secara logis dan
yang baik memiliki konsep, gagasan, pikiran, bermakna.Unsur-unsur
atau ide yang utuh sehingga dapat dipahami pendukung karangan seperti kata, frasa,
oleh pembaca atau pendengar tanpa klausa, dan kalimat memiliki peran penting
dalam keutuhan sebuah karangan. Pun adanya Berkaitan dengan latar belakang
alat-alat penghubung lainnya juga diperlukan tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk
guna menciptakan keselarasan hubungan menganalisis kesalahan berbahasa dalam
antarunsur di dalam karangan. kaitannya dengan penggunaan kalimat baku
Dalam konteks pembelajaran bahasa dan kalimat efektif yang terdapat di dalam
Indonesia untuk jenjang sekolah menengah karangan argumentasi siswa SMA kelas XII
atas (SMA), baik di lembaga pendidikan IPS Program Persiapan Langsung SNMPTN
formal (sekolah) maupun nonformal (PPLS) di Lembaga Bimbingan dan
(bimbingan belajar), siswa telah Konsultasi Belajar (BKB) Nurul Fikri
diperkenalkan dengan berbagai macam Kranggan, Bekasi. BKB Nurul Fikri sendiri
bentuk karangan, misalnya, karangan merupakan salah satu lembaga bimbingan
argumentasi yang menuntut pemikiran siswa belajar yang memiliki banyak cabang di
secara kritis dalam menuangkan ide atau Jabodetabek. Siswa yang mengikuti
gagasannya ke dalam tulisan. Ketika siswa pembelajaran dalam satu kelas berasal dari
menuliskan ide-idenya ke dalam karangan berbagai sekolah. Sebagai acuan awal, adanya
yang dibuatnya, tak jarang dijumpai analisis kesalahan ini sudah disesuaikan
kesalahan, baik dalam lingkup fonologi, dengan silabus yang dikhususkan untuk
morfologi, sintaksis, maupun semantik. program tersebut. Untuk memperkuat analisis,
Kesalahan tersebut jika tidak diperbaiki akan teori yang digunakan berdasarkan teori yang
berdampak pada penggunaan kalimat yang terdapat dalam modul belajar PPLS IPS.
tidak baku dan tidak efektif dalam tulisannya.
Padahal, sudah seharusnya siswa kelas XII KAJIAN TEORETIK
SMA mampu menuliskan kalimat yang baku 1. Hakikat Analisis Kesalahan Berbahasa
dan efektif, khususnya dalam kegiatan Kesalahan berbahasa adalah pemakaian
berbahasa resmi, baik lisan maupun tulisan. bentuk-bentuk tuturan berbagai unit
Untuk memperbaiki kesalahan kebahasaan yang meliputi kata, kalimat,
tersebut, guru perlu melakukan analisis paragraf, yang menyimpang dari sistem
kesalahan berbahasa. Analisis kesalahan kaidah bahasa baku, serta pemakaian ejaan
tersebut dapat membantu guru untuk yang menyimpang dari sistem kaidah
mengetahui jenis kesalahan yang dibuat, kebakuan bahasa atau ejaan yang telah
daerah kesalahan, sifat kesalahan, sumber ditetapkan. Jika dikaitkan dengan analisis
kesalahan, serta penyebab kesalahan kesalahan berbahasa, James (1998: 1)
berbahasa siswa. Akan tetapi, sebelum guru menjelaskan bahwa analisis kesalahan
mampu menerapkan metode atau strategi merupakan proses mendeterminasi peristiwa,
pengajaran yang berkaitan dengan analisis sifat, penyebab, dan konsekuensi dari
kesalahan ini, guru terlebih dahulu memiliki ketidaksuksesan/ ketidakberhasilan
pemahaman seputar analisis kesalahan. pengajaran bahasa. Ada pun bahasa yang
Setelah itu, guru dapat langsung dimaksud dalam konteks ini adalah bahasa
mengaplikasikan konsep analisis kesalahan kedua. Sementara itu, Corder (1974: 122)
yang telah diketahuinya di kelas, mengungkapkan bahwa analisis kesalahan
mendeskripsikan kesalahan yang ada, dan bahasa merupakan suatu aktivitas yang
membaginya menjadi beberapa tingkatan mengkaji kesalahan-kesalahan yang dibuat
kesalahan. Diagnosis kesalahan perlu juga oleh pembelajar bahasa target dalam proses
dilakukan untuk mengetahui gravitasi pembelajaran bahasa target tersebut.
kesalahan selanjutnya. Kemudian, langkah Berkaitan dengan hal tersebut, Ellis
terakhir yang perlu dilakukan guru adalah menjelaskan analisis kesalahan merupakan
mengoreksi kesalahan yang dilakukan para suatu prosedur kerja yang biasa digunakan
siswanya dan memperbaikinya. Pemahaman oleh para peneliti dan guru bahasa yang
terhadap kesalahan tersebut merupakan meliputi pengumpulan sampel,
umpan balik yang sangat berharga bagi pengidentifikasian kesalahan yang terdapat
pengevaluasian dan perencanaan penyusunan dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut,
materi serta strategi pengajaran di kelas. pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan
penyebabnya, serta pengevaluasian atau remedial. Bagi siswa yang sudah mahir
penilaian kesalahan itu. Berdasarkan pendapat mempelajari bahasa kedua, guru dapat
para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran
analisis kesalahan (error analysis) merupakan siswa (Sidhar, 1985: 69).
suatu proses yang dilakukan untuk
mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang 2. Konsep Kalimat Baku
dilakukan oleh pembelajar bahasa yang Bahasa baku merupakan ragam bahasa
menyebabkan terganggunya pencapaian yang dijadikan pokok atau standar. Ragam
tujuan pengajaran bahasa kedua. bahasa baku lazim dipakai dalam beberapa
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan situasi: 1) komunikasi resmi, yakni dalam
siswa, khususnya ketika mempelajari bahasa surat-menyurat resmi, surat dinas, perundang-
Indonesia, berkaitan dengan pemakaian undangan, penamaan, dan peristilahan resmi,
bentuk-bentuk aturan dalam unit kebahasaan 2) wacana teknis, seperti dalam laporan resmi,
yang meliputi kata, frasa, klausa, kalimat, karangan ilmiah, dan buku pelajaran, 3)
maupun paragraf yang menyimpang dari pembicaraan resmi, seperti ceramah, kuliah,
kaidah kebahasaan yang dapat digunakan pidato, atau khotbah. Dalam perwujudannya,
sebagai standar acuan atau kriteria untuk bahasa baku dikaitkan dengan adanya
menentukan suatu bentuk aturan salah atau pemakaian kalimat baku.
tidak adalah sistem bahasa baku. Berkaitan Sebagai wujud dari bahasa baku,
dengan hal ini, Tarigan dan Tarigan (1988: kalimat baku mempunyai syarat-syarat yang
196) menegaskan bahwa untuk menganalisis harus dipenuhi dalam pemakaiannya. Berikut
kesalahan berbahasa siswa, kita dapat pula ini akan dijelaskan tentang syarat-syarat dari
menerapkan sebuah model analisis yang kalimat baku berdasarkan konsep yang
berdasarkan pada subsistem bahasa: 1) terdapat dalam Modul Belajar PPLS IPS
fonologi yang mencakup ucapan bagi bahasa (2014: 67).
lisan dan ejaan bagi bahasa tulis, 2) morfologi a. Menggunakan kata-kata baku. Adapun
yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, ciri dari kata-kata baku tersebut,
konfiks, simulfiks, dan perulangan kata, 3) antara lain tidak terpengaruh dari
sintaksis yang mencakup frasa, klausa, dan bahasa daerah, bukan merupakan
kalimat, 4) leksikon atau pilihan kata. bahasa pasar, tidak pleonasme, tidak
Beberapa hal tersebut sekiranya cukup rancu, dan tidak hiperkorek.
mewakili siswa untuk dapat menuliskan atau Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kata
mengucapkan bahasa yang baik dan benar. baku merupakan kata-kata yang sesuai
Dalam aplikasinya di kelas, analisis dengan kaidah bahasa Indonesia yang
kesalahan dapat membantu guru untuk berlaku. Acuan yang dapat digunakan
mengetahui jenis kesalahan yang dibuat, untuk membuktikan apakah kata yang
daerah kesalahan, sifat kesalahan, sumber dimaksud termasuk kata baku atau
kesalahan, serta penyebab kesalahan. bukan, antara lain Kamus Besar
Pemahaman terhadap kesalahan tersebu Bahasa Indonesia (KBBI), Pedoman
merupakan umpan balik yang sangat berharga EYD, Pedoman, Pembentukan Istilah,
bagi pengevaluasian dan perencanaan dan Tata Bahasa Baku Bahasa
penyusunan materi serta strategi pengajaran di Indonesia. Perlu diketahui bahwa
kelas. Selanjutnya, guru dapat menentukan pembakuan kata-kata juga berlaku
urutan penyajian butir-butir yang diajarkan untuk istilah dan kata serapan atau
dalam kelas dan buku teks, misalnya, kata yang berasal dari bahasa asing,
mengurutkan materi dari yang mudah sampai serta kata yang bunyi dan
yang sukar. Selain itu, guru dapat pula penulisannya disesuaikan dengan
menentukan urutan jenjang relatif penekanan, kaidah bahasa Indonesia.
penjelasan, dan latihan berbagai butir bahan b. Menggunakan struktur baku yang
yang diajarkan. Hal ini dapat dilakukan guru mencakup kesesuaian dengan kaidah
untuk mengetahui kapan waktu yang tepat tata kata (morfologi) dan tata kalimat
untuk merencanakan latihan dan pengajaran (sintaksis).
c. Menggunakan ejaan baku. Menurut mewakili gagasan atau perasaan pembicara
Pedoman Umum Ejaan Bahasa atau penulis; sanggup menimbulkan gagasan
Indonesia yang Disempurnakan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar
(EYD), ejaan baku meliputi lima atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
konsep, yakni pemakaian huruf (huruf pembicara atau penulis. Dengan kata lain,
abjad, huruf vokal, huruf konsonan, kalimat efektif harus mampu menciptakan
huruf diftong, gabungan huruf kesepahaman dan mampu mewakili ide yang
konsonan, dan pemenggalan kata), ada dalam benak penulis atau pembicara dan
pemakaian huruf kapital dan huruf pendengar atau pembaca. Oleh karena itu,
miring, penulisan kata (kata dasar, kalimat efektif haruslah disusun secara sadar
kata turunan, kata ulang, gabungan untuk mencapai daya informasi yang
kata, kata ganti, kata depan, kata si diinginkan penulis terhadap pembacanya. Jika
dan sang, partikel, singkatan dan hal ini dapat tercapai, pembaca akan tertarik
akronim, angka dan lambang pada apa yang dibicarakan dan tergerak
bilangan), penulisan unsur serapan, hatinya oleh apa yang disampaikan itu
serta pemakaian tanda baca. (Akhadiah dkk, 2003: 116). Berikut ini akan
dijelaskan syarat-syarat struktur kalimat
3. Konsep Kalimat Efektif efektif berdasarkan konsep yang terdapat
Menurut Akhadiah dkk. (2003: 116) dalam Modul Belajar PPLS IPS (2014: 83--
kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan 85).
jelas sehingga maknanya dapat dipahami
dengan mudah oleh orang lain. Sementara a. Ketatabahasaan
menurut Suyatno dkk. (2017: 101) kalimat Syarat ketatabahasaan merupakan faktor
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili penting dan mendasar dalam kalimat efektif.
pikiran penulis atau pembicara secara tepat Salah satu contoh ketidakefektifan kalimat
sehingga pendengar atau pembaca memahami karena tidak sesuai dengan aturan tata bahasa
pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan adalah adanya pemakaian akhiran –kan dan –i
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh yang salah.
penulis atau pembicaranya. Pengertian Contoh:
tersebut dipertegas oleh Sasangka (2016: 54) Dosen kritik sastra menugaskan kami
yang menjelaskan bahwa kalimat efektif membuat makalah.
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan Ayah mewarisi sebidang tanah untuk saya.
gagasan sesuai dengan yang diharapkan oleh
si penulis atau si pembicara. Jika dikaitkan dengan ciri pertama dari
Ahli lain, Utorodewo dkk. (2011: 141) kalimat efektif, kedua contoh kalimat tersebut
menjelaskan bahwa kalimat efektif adalah kurang efektif. Ada pun perbaikannya adalah
kalimat yang secara jitu atau tepat mewakili sebagai berikut:
gagasan atau perasaan penulis. Konsep yang
hampir sama juga diperjelas oleh Gani dan Dosen kritik sastra menugasi kami membuat
Fitriyah (2010: 63) yang menjelaskan bahwa makalah.
kalimat efektif adalah kalimat yang secara Ayah mewariskan sebidang tanah untuk saya.
tepat dapat mewakili ide pembicara atau
penulis dan sanggup menimbulkan ide yang Pada beberapa kata dasar tertentu seperti
sama tepatnya dengan pikiran pendengar/ tugas, penambahan akhiran –kan menuntut
pembaca. Maksudnya adalah sebuah kalimat objek yang diam, sedangkan penambahan
efektif akan mampu mewakili ide yang ada akhiran –i mengharuskan adanya objek yang
dalam benak pembicara/ penulis dan bergerak. Perlu diingat bahwa penggunaan
pendengar/ pembaca tanpa menimbulkan imbuhan tersebut hanya untuk beberapa kata
salah paham. dasar tertentu.
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat
yang tidak sejajar. Ada pun perbaikannya
b. Kesatuan gagasan atau kesepadanan adalah sebagai berikut:
Kesatuan gagasan atau kesepadanan dalam
kalimat yang efektif berkaitan dengan Mencegah lebih baik daripada mengobati.
keseimbangan antara gagasan dan struktur
bahasa yang dipakai. Hal tersebut dapat e. Ketegasan
diartikan dengan adanya subjek dan predikat Ketegasan atau penekanan dalam kalimat
dengan jelas. efektif adalah penonjolan ide pokok, misalnya
Contoh: dengan pengulangan kata (repetisi) dan
Bagi para siswa harap menyelesaikan semua penggunaan partikel penekan.
tugas dengan tepat waktu. Contoh:
Kepada yang tidak berkepentingan dilarang Begitu harapan kami dan begitu pula
masuk. hendaknya harapan kita semua.

Kedua contoh kalimat tersebut tidak f. Kecermatan


efektif karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak Pada ciri ini, yang dimaksud dengan
lengkap struktur subjek dan predikatnya. Ada cermat adalah kalimat tersebut tidak
pun perbaikannya adalah sebagai berikut: mengandung tafsiran ganda (ambigu).
Contoh:
Para siswa harap menyelesaikan emua tugas Adik membawa dua karung beras.
dengan tepat waktu.
Yang tidak berpentingan dilarang masuk. Kalimat tersebut bermakna ganda,
yaitu yang dibawa adik adalah karung yang
c. Kehematan berisi beras atau karung beras tanpa isinya.
Hemat dalam pengertian kalimat efektif Ada pun perbaikannya adalah sebagai berikut:
berarti hemat dalam menggunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Adik membawa dua lembar karung beras,
Contoh: atau
Dia datang hanya sendiri saja. Adik membawa beras sebanyak dua karung.
Para tamu-tamu sudah berdatangan.
g. Kepaduan atau koherensi
Kedua contoh kalimat tersebut tidak Kepaduan dalam kalimat adalah hubungan
efektif karena pada tiap-tiap kalimatnya timbal balik yang jelas antara unsur-unsurnya.
terkandung ketidakhematan kata. Ada pun Contoh:
perbaikannya adalah sebagai berikut: Hidup jangan mengharapkan akan belas
kasihan orang lain.
Dia datang sendiri saja. Surat itu saya sudah terima kemarin.
Para tamu sudah berdatangan.
Kedua contoh kalimat tersebut tidak
d. Kesejajaran efektif karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak
Arti kesejajaran dalam kalimat ini adalah terdapat kepaduan atau koherensi, Ada pun
kesamaan bentuk kata yang digunakan. perbaikannya adalah sebagai berikut:
Sebagai contoh, apabila bentuk pertama
menggunakan kata kerja, bentuk-bentuk Hidup jangan mengharapkan belas kasihan
selanjutnya juga harus berbentuk kata kerja. orang lain.
Begitu pula seterusnya untuk jenis kata lain. Surat itu sudah saya terima kemarin.
Contoh:
Mencegah lebih baik daripada pengobatan. h. Kelogisan
Logis yang dimaksud dalam konsep ini
Contoh kalimat tersebut tidak efektif mengacu pada ide kalimat yang dapat
karena pada kalimatnya terdapat bentuk kata diterima oleh akal. Kelogisan kalimat erat
kaitannya dengan ketatabahasaan.
Contoh: dilengkapi dengan fakta atau pembuktian.
Waktu dan tempat kami persilakan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan
Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan berbagai cara, di antaranya bahan bacaan,
acara ini. wawancara atau angket, penelitian, atau
observasi langsung. Dengan kata lain, dasar
Kedua contoh kalimat tersebut tidak tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan
efektif karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak logis (Suladi, 2016: 74).
mengandung unsur kelogisan. Pada kalimat
(a) siapakah yang dipersilakan? Apakah METODE PENELITIAN
waktu dan tempat yang dipersilakan?. Pada Metode yang digunakan dalam
kalimat (b) apakah waktu dapat dipersingkat? penelitian ini adalah metode deskriptif
Ada pun perbaikannya adalah sebagai berikut: kualitatif. Objek dari penelitian ini adalah
bahasa verbal berbentuk tulisan yang terdapat
Bapak Lukman, kami persilakan. dalam karangan siswa SMA kelas XII IPS
Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara Program Persiapan Langsung SNMPTN
ini. (PPLS) di Lembaga Bimbingan dan
Konsultasi Belajar (BKB) Nurul Fikri
4. Hakikat Karangan Argumentasi Kranggan, Bekasi. Sampel diambil secara
Suladi (2016: 74) menjelaskan bahwa acak sebanyak sepuluh karangan dari jumlah
karangan argumentasi adalah karangan yang keseluruhan siswa sebanyak 25 orang.
bertujuan untuk membuktikan pendapat Metode deskriptif kualitatif adalah
penulis agar pembaca menerima pendapatnya. metode penelitian yang bertujuan untuk
Hal ini juga sesuai dengan apa yang membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
diungkapkan Suyatno dkk (2017: 125) dan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
Yanti dkk (2017: 112) yang menyatakan fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena
bahwa tujuan utama karangan argumentasi yang diselidiki secara kualitatif. Fakta yang
adalah untuk meyakinkan pembaca agar dimaksud adalah data berupa kesalahan
menerima atau mengambil suatu doktrin, berbahasa yang terdapat dalam karangan
sikap, dan tingkah laku tertentu. Adapun cara siswa SMA kelas XII PPLS. Sementara itu,
meyakinkan pembaca itu dapat dilakukan data yang dimaksud dalam penelitian ini
dengan menyajikan data, bukti, atau hasil- adalah kesalahan penggunaan kalimat baku
hasil penalaran. Berdasarkan pendapat para dan kalimat efektif dalam karangan
ahli tersebut, dapat dipahami bahwa karangan argumentasi siswa SMA kelas XII IPS PPLS
argumentasi adalah karangan yang berusaha di Lembaga Bimbingan dan Konsultasi
untuk meyakinkan, membuktikan kebenaran Belajar (BKB) Nurul Fikri Kranggan,
suatu pernyataan, pendapat, sikap, atau Bekasi.
keyakinan dari penulis kepada pembaca. Selain menggunakan metode
Dalam karangan ini, suatu gagasan dan deskriptif kualitatif, penelitian ini juga
pernyataan dikemukakan dengan alasan yang menggunakan metode yang dipaparkan oleh
kuat dan meyakinkan sehingga pembaca akan Ellis untuk menganalisis kesalahan berbahasa
terpengaruh atau membenarkan pendapat siswa. Secara singkat, metode tersebut
yang diajukan. dimulai dengan pengumpulan sampel
Karangan argumentasi disebut juga kesalahan, pengidentifikasian kesalahan,
karangan alasan atau bahasan karena untuk penjelasan kesalahan, pengklasifikasian
membuat karangan ini penulis terlebih dahulu kesalahan, dan pengevaluasian kesalahan.
harus mengamati berbagai persoalan yang ada
di sekitarnya. Setelah pengamatan dilakukan, PEMBAHASAN
timbulah sebuah opini atau pernyataan yang 1. Deskripsi Data
kemudian dituangkan ke dalam bentuk Data utama dari penelitian ini adalah
tulisan. Opini yang dimunculkan tersebut karangan argumentasi siswa SMA kelas XII
harus berlandaskan pada alasan-alasan yang IPS PPLS di BKB Nurul Fikri Kranggan,
logis dan rasional bahkan lebih baik jika Bekasi. Sampel karangan yang akan dianalisis
sebanyak sepuluh karangan yang ditulis oleh dilihat berdasarkan struktur kalimatnya,
siswa dalam waktu 20 menit. Selanjutnya, kalimat tersebut sudah benar karena terdiri
dari data tersebut dapat diidentifikasi atas subjek (orang) dan predikat (mencari).
kesalahan penulisan kalimat baku dan kalimat Akan tetapi, kalimat tersebut belum dapat
efektif. Kriteria analisis yang dilakukan sesuai dikatakan sebagai kalimat yang baku dan
dengan teori yang telah dijelaskan efektif karena mengandung unsur kerancuan
sebelumnya yang diambil dari modul belajar dan keambiguitasan, khususnya pada kalimat
PPLS IPS. Agar penulisan karangan ..orang mencari jati diri mereka. Adapun
argumentasi tersebut tidak meluas, tema perbaikan dari kalimat tersebut agar baku dan
karangan diseragamkan terlebih dahulu. Ada efektif adalah Pada masa itu, mereka mencari
pun tema karangannya adalah “Seputar Dunia jati dirinya dengan berbagai cara. Pada
Remaja”. kalimat ketiga, jika dilihat berdasarkan
struktur kalimat, kalimat tersebut sudah benar
2. Analisis Data karena terdiri atas subjek (orang) dan predikat
Berikut ini merupakan analisis kesalahan (mencari). Akan tetapi, kalimat tersebut
penulisan kalimat baku dan kalimat efektif belum dapat dikatakan sebagai kalimat yang
yang ditemukan dalam karangan argumentasi baku dan efektif karena mengandung unsur
siswa SMA kelas XII IPS PPLS di BKB ketidakhematan/ pleonasme pada kata mereka
Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. yang diulang sebanyak dua kali dalam satu
kalimat, padahal masih menyatakan pelaku
Karangan Argumentasi ke-1 yang sama. Selain itu, konjungsi korelasi
Nama siswa : US yang digunakan juga kurang tepat. Agar lebih
Judul Karangan : Masa Remaja efektif, perbaikan dari kalimat tersebut adalah
Cara mereka mencari jati dirinya sangat
Masa remaja adalah masa yang paling beragam, baik dengan cara yang positif
mengesankan bagi setiap orang. Pada masa maupun negatif. Kalimat keempat pada
itu, orang mencari jati diri mereka dengan paragraf pertama dikatakan sebagai kalimat
berbagai cara. Cara mereka mencari jati diri yang tidak baku dan tidak efektif karena
mereka sangat beragam, baik itu positif dalam strukturnya terdapat dua predikat
ataupun negatif. Saat-saat itulah orang tua (itulah dan memperhatikan). Sebaiknya, kata
harus memperhatikan anak mereka agar tidak itulah diganti dengan itu. Selain itu, tanda
jatuh dalam perbuatan negatif. koma diperlukan sebelum kata orang tua agar
Masa remaja seharusnya diisi dengan hal- kalimat tersebut tidak ambigu. Perbaikan dari
hal yang positif dan banyak memberikan kalimat tersebut agar menjadi kalimat yang
manfaat. Kegiatan-kegiatan positif tersebut efektif adalah Pada saat-saat seperti itu,
nantinya akan membangun karakter yang orang tua harus memperhatikan anak mereka
baik untuk remaja itu sendiri. Masa remaja agar tidak jatuh dalam perbuatan negatif.
bisa diisi dengan mencari banyak prestasi Pada paragraf kedua, kesalahan
sehingga tidak hanya membanggakan diri penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
kita tetapi juga orang tua kita. efektif terlihat pada kalimat kedua dan ketiga.
Kalimat pertama sudah memenuhi syarat
Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat sebagai kalimat yang baku dan efektif.
Baku dan Kalimat Efektif Ketidakbakuan dan ketidakefektifan yang
Pada paragraf pertama, kesalahan terlihat pada kalimat kedua. Kalimat tersebut
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat mengandung penggunaan kata nantinya yang
efektif terlihat pada kalimat kedua, ketiga, tidak hemat/ pleonasme karena sudah
dan keempat. Kalimat pertama sudah diwakilkan dengan kata akan. Selain itu,
memenuhi syarat kalimat baku dan efektif. kalimat tersebut tidak padu dengan kalimat
Selain karena struktur kalimatnya lengkap, sebelumnya yang mengacu pada dua hal,
kalimat tersebut sudah memenuhi syarat yakni hal-hal positif dan banyak memberikan
penulisan kalimat baku dan kalimat efektif. manfaat. Agar menjadi kalimat yang baku dan
Sementara itu, pada kalimat kedua, jika efektif, perbaikannya adalah Kedua hal
tersebut akan membangun karakter yang baik Kesalahan pada kalimat pertama adalah dari
untuk remaja itu sendiri. Pada kalimat ketiga, sisi ketidakbakuan dan ketidakefektifan
jika dilihat berdasarkan struktur kalimat, kalimat, yakni tidak adanya predikat dalam
kalimat tersebut sudah benar karena terdiri kalimat tersebut. Agar lebih efektif, perbaikan
atas subjek (masa remaja) dan predikat (bisa dari kalimat tersebut adalah Namun, masa-
diisi). Akan tetapi, kalimat tersebut belum masa remaja dapat pula dianggap sebagai
dikatakan sebagai kalimat yang baku dan masa yang rentan. Analisis selanjutnya
efektif. Penyebab ketidakbakuannya adalah adalah pada kalimat kedua. Secara struktur,
tidak adanya tanda koma sebelum kata tetapi. kalimat tersebut sudah benar, tetapi masih
Sementara itu, penyebab ketidakefektifannya mengandung unsur ketidakbakuan dan
adalah kalimat penjelas yang tidak padu ketidakefektifan kalimat. Ketidakbakuan
dengan kalimat sebelumnya. tersebut disebabkan adanya ejaan yang salah,
khususnya pada penulisan kata depan
Karangan Argumentasi ke-2 kedalam yang seharusnya ditulis ke dalam.
Nama siswa : RI Hal ini sekaligus melanggar syarat keefektifan
Judul Karangan : Masa Remaja kalimat, yakni ketidakhematan pada kata
masuk dan kedalam. Kalimat keempat
Remaja adalah peralihan seseorang dikatakan sebagai kalimat yang tidak baku
dari anak-anak menuju kedewasaan. Masa- dan tidak efektif. Ketidakbakuannya terjadi
masa remaja adalah masa yang paling indah. karena adanya tanda koma sebelum kata
Percintaan, konflik yang timbul, dan segala sehingga. Tanda koma tersbut seharusnya
permasalahan akan menjadi kenangan yang dihilangkan. Sementara itu,
indah dan tak terlupakan. ketidakefektifannya terjadi karena
Namun, masa-masa remaja juga masa penggunaan kata konflik yang tidak perlu
yang rentan. Banyak sekali kita temui remaja ditambahkan setelah kata akhlak.
masuk kedalam pergaulan yang salah.
Pergaulan yang tak kenal batas menjadi Karangan Argumentasi ke-3
masalah utama para orang tua. Nama siswa : Iv
Penyimpangan akhlak konflik pun kerap Judul Karangan : Penurunan Moral
terjadi, sehingga mengharuskan orang tua Remaja Indonesia
untuk menanamkan nilai-nilai moral dan
agama sebagai dasar atau pondasi pada Remaja Indonesia kini mengalami
anaknya. Peran orang tua sangat penting penurunan moral. Hal tersebut dapat dilihat
dalam membimbing mereka agar tidak salah dari banyak hal, dari hal yang sederhana
jalan dan menjadi manusia dewasa yang hingga hal yang tergolong cukup berat di
sebaik-baiknya. mata hukum. Secara sederhana, penurunan
moral remaja di Indonesia terlihat dari cara
Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat remaja bersikap terhadap lingkungan
Baku dan Kalimat Efektif sekitarnya. Contohnya, remaja Indonesia
Pada paragraf pertama kalimat yang menggunakan gue lu pada saat
pertama, kedua, dan ketiga tidak terdapat berbicara kepada orang yang lebih tua.
kesalahan penggunaan kalimat baku dan Adapula yang berkata “ih jalannya lama
(atau) kalimat efektif. Selain karena struktur banget sih nih orang tua,” ketika ada orang
kalimatnya lengkap, ketiga kalimat tersebut tua yang berjalan di depannya. Penurunan
sudah memenuhi syarat penulisan kalimat moral remaja di Indonesia juga terlihat dari
baku dan kalimat efektif. kenaikan tingkat kriminalitas yang dilakukan
Pada paragraf kedua, kesalahan remaja. Bahkan, cukup banyak remaja yang
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat terlibat tindak pembunuhan.
efektif terlihat pada kalimat pertama, kedua, Hal tersebut tentu sangat merugikan
dan keempat. Sementara itu, pada kalimat bagi bangsa Indonesia.Remaja adalah
ketiga, dan kelima sudah memenuhi syarat penerus bangsa yang diharapkan dapat
penulisan kalimat baku dan kalimat efektif. membawa Indonesia menuju arah yang lebih
baik.Karena itu, dibutuhkan kerja sama dari sesuai dengan tata bahasa dalam kalimat
semua pihak untuk mengatasi penurunan efektif, yakni kekurangtepatan pemakaian
moral remaja Indonesia. konjungsi antarkalimat.

Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Karangan Argumentasi ke-4


Baku dan Kalimat Efektif Nama siswa : AN
Pada paragraf pertama, kesalahan Judul Karangan : Mencari Jati Diri
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
efektif terlihat pada kalimat keempat dan Dunia remaja adalah dunia di mana
kelima. Sementara pada kalimat pertama, seseorang sedang mencari jati dirinya.Dalam
kedua, ketiga, keenam, dan ketujuh dapat hal ini, para remaja menempuhnya dengan
dikatakan sebagai kalimat yang baku dan cara-cara yang berbeda.Oleh karena itu,
efektif karena penulisannya sudah memenuhi orang tua atau orang terdekat dari seorang
syarat penulisan kalimat baku dan kalimat remaja menuntunnya ke arah yang benar
efektif. Ketidakbakuan dan ketidakefektifan agar remaja tersebut tidak salah arah,
kalimat keempat karena tidak terdapat unsur misalnya, mengawasi remaja tersebut atau
subjek dan predikat di dalamnya. Agar lebih menasihatinya saat melakukan kesalahan.
efektif, kalimat tersebut dapat diperbaiki Banyak orangtua yang justru melepas
menjadi Contohnya (S) adalah (P) remaja anaknya yang sedang mengalami pubertas,
Indonesia yang menggunakan kata gue lu padahal, hal ini jelas tidak baik dalam
pada saat berbicara kepada orang yang lebih perkembangan si remaja menuju
tua. Kalimat kelima juga dikatakan sebagai kedewasaan.Namun, adapula orangtua yang
kalimat yang tidak baku dan tidak efektif terlalu mengekang anaknya, misalnya, tidak
karena tidak terdapat unsur subjek dan boleh keluar rumah sama sekali.
predikat di dalamnya. Adapun perbaikannya Oleh karena itu, para orangtua harus cerdas
adalah Pada saat yang lain, misalnya, ketika dalam melakukan pendekatan dengan si
ada orang tua yang berjalan di depan remaja, dengan menganggap si anak tersebut
mereka, mungkin ada (P) sebagian dari sebagai seorang kawan.
mereka yang berkata (S), “Ih, jalannya lama
banget sih nih orang tua”. Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
Pada paragraf kedua, kesalahan Baku dan Kalimat Efektif
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat Pada paragraf pertama, kesalahan
efektif terlihat pada kalimat pertama dan penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
ketiga. Kalimat kedua sudah baku dan efektif. efektif terlihat pada keseluruhan kalimat,
Selain karena struktur kalimatnya lengkap, mulai kalimat pertama hingga ketiga. Kalimat
kalimat tersebut sudah memenuhi syarat pertama paragraf pertama mengandung
penulisan kalimat baku dan kalimat efektif. ketidakbakuan dan ketidakefektifan pada kata
Kalimat pertama sebenarnya merupakan di mana. Ketidakbakuan terjadi karena
kalimat baku, tetapi tidak efektif. Penggunaan penggunaan kata di mana termasuk ragam
kata acuan tersebut tidak jelas mengacu pada percakapan jika dikaitkan dengan kalimat
kalimat yang mana karena konteks kalimatnya tersebut. Agar menjadi kalimat yang baku,
terdapat pada paragraf selanjutnya. Adapun penggunaan kata di mana diganti dengan
perbaikan kalimatnya adalah Penurunan ketika. Sementara itu, ketidakefektifan
moral yang terjadi pada remaja sangat kalimat tersebut terjadi karena penggunaan
merugikan bangsa Indonesia. Sementara pada kata di mana yang tidak sesuai dengan tata
kalimat ketiga, penggunaan kata Karena itu, bahasa dalam kalimat efektif. Sementara itu,
kurang tepat karena penulisan yang benar pada kalimat kedua, kalimat tersebut sudah
adalah Oleh karena itu, dibutuhkan kerja baku, tetapi belum efektif.
sama dari semua pihak untuk mengatasi Ketidakefektifannya terjadi karena
penurunan moral remaja Indonesia. penggunaan kata menempuh yang kurang
Penggunaan kata Karena itu,.. sekaligus logis untuk dimasukkan ke dalam konteks
menjelaskan bahwa kalimat tersebut tidak kalimat tersebut. Seharusnya, penggunaan
kata menempuh diganti dengan menjalaninya menentukan karena terlalu banyak
atau melaluinya. Kalimat ketiga sudah baku, pertimbangan.
tetapi belum efektif. Penggunaan kata Oleh Dibutuhkan peran orang-orang
karena itu... menyebabkan kalimat tersebut terdekat terutama orangtua untuk
menjadi tidak sepadan karena kalimat mengarahkan remaja. Peran orangtua sangat
utamanya ada di awal paragraf, bukan di penting agar para remaja tidak memutuskan
akhir. Sementara itu, kata Oleh karena itu,.. hal yang salah. Mengingat umur-umur
menyebabkan kalimat paragraf tersebut remaja masih sangat labil. Untuk itu perlu
memiliki dua gagasan pokok dengan kalimat adanya komunikasi antara orangtua dan
utama yang berbeda dan hal itu tidak remaja.
dibenarkan.
Pada paragraf kedua, kesalahan Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat Baku dan Kalimat Efektif
efektif juga terlihat pada keseluruhan kalimat, Pada paragraf pertama, kesalahan
yakni kalimat pertama hingga ketiga. penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
Ketidakbakuan kalimat pertama terletak pada efektif terlihat pada kalimat ketiga, keempat,
penulisan kata orangtua yang seharusnya dan kelima. Kalimat pertama dan kedua pada
ditulis orang tua. Selain itu, penulisan tanda paragraf pertama sudah baku dan efektif.
koma setelah kata padahal sebaiknya Selain karena struktur kalimatnya lengkap,
dihilangkan. Sementara itu, ketidakefektifan kalimat tersebut sudah memenuhi syarat
kalimatnya terletak pada penggunaan kata penulisan kalimat baku dan kalimat efektif.
padahal dan hal ini yang sebaiknya Kalimat ketiga disebut sebagai kalimat yang
dipisahkan. Dengan kata lain, kalimat tersebut tidak baku dan tidak efektif karena tidak
dipecah menjadi kalimat yang baru dengan terdapat unsur subjek dan predikat. Selain itu,
menghilangkan kata padahal. Ketidakbakuan penggunan kata dari mulai tidak hemat.
kalimat kedua terletak pada penulisan kata Adapun perbaikan dari kalimat tersebut
orangtua yang seharusnya ditulis orang tua supaya baku dan efektif menjadi Para remaja
dan kata keluar yang seharusnya ditulis ke biasanya sulit untuk memutuskan sesuatu hal
luar. Selain itu, penggunaan kata sama sekali dalam hidupnya, baik hal-hal yang kecil
termasuk ragam percakapan sehingga perlu maupun besar. Kalimat keempat juga disebut
diganti dengan kata sekali pun. Sementara itu, kalimat yang tidak baku dan tidak efektif
ketidakbakuan kalimat ketiga terletak pada karena tidak memiliki subjek dan predikat.
penulisan kata orangtua yang seharusnya Selain itu, setelah kata jurusan tidak
ditulis orang tua. Selain itu, penulisan tanda diterangkan lebih lanjut dalam konteks apa.
koma sebelum kata dengan perlu dihilangkan. Hal ini menyebabkan kalimat tersebut
Ketidakefektifan kalimatnya terletak pada ambigu. Agar lebih efektif, kalimat tersebut
kata dengan yang tidak perlu diulang dua kali. dapat diperbaiki menjadi Contohnya adalah
Sebaiknya, kata dengan menganggap... ketika remaja mengalami kembimbangan saat
diganti dengan kata ..., misalnya, memilih jurusan di perguruan tinggi.
menganggap anak.... agar lebih efektif. Ketidakbakuan yang terdapat pada kalimat
kelima dapat dilihat pada penulisan kata
Karangan Argumentasi ke-5 Kebanyak... yang seharusnya ditulis
Nama siswa : KGA Kebanyakan. Sementara itu,
Judul Karangan : Dunia Remaja ketidakefektifannya terjadi karena tidak
adanya objek setelah kata menentukan.
Dunia remaja adalah dunia yang Kehadiran objek setelah kata menentukan
paling tidak stabil atau yang biasa disebut adalah wajib karena dalam predikatnya
labil. Para remaja biasanya sulit untuk terkandung imbuhan me- yang membutuhkan
memutuskan sesuatu hal dalam hidupnya. objek. Adapun perbaikan dari kalimat
Dari mulai masalah kecil sampai masalah tersebut adalah Kebanyakan remaja sulit
yang besar. Misalnya saja dalam memilih untuk menentukan jurusan apa yang akan ia
jurusan. Kebanyak remaja sulit untuk pilih karena terlalu banyak pertimbangan.
Pada paragraf kedua, kesalahan Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat Baku dan Kalimat Efektif
efektif terlihat pada keseluruhan kalimat, Pada paragraf pertama, kesalahan
yakni kalimat pertama hingga keempat. penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
Ketidakbakuan kalimat pertama dan kedua efektif terlihat pada kalimat pertama, kedua,
terjadi karena penulisan kata orangtua yang ketiga, dan kelima. Kalimat keempat
sebaiknya ditulis orang tua. Sementara dikatakan sebagai kalimat yang sudah baku
kalimat ketiga, terdapat ketidaklengkapan dan efektif. Selain karena struktur kalimatnya
struktur kalimat, yakni tidak adanya subjek di lengkap, kalimat tersebut sudah memenuhi
dalam kalimat tersebut. Sebaiknya kalimat syarat penulisan kalimat baku dan kalimat
tersebut dijadikan anak kalimat pada kalimat efektif. Pada kalimat pertama, ketidakbakuan
sebelumnya dengan menambahkan kata terlihat pada penulisan kata jaman yang
karena sehingga perbaikannya menjadi Peran seharusnya ditulis zaman. Sementara itu,
orang tua sangat penting agar para remaja ketidakefektifan kalimatnya terlihat pada
tidak memutuskan hal yang salah karena usia kalimat ..., sudah terjadi banyak perubahan
remaja masih sangat labil. Ketidakbakuan yang signifikan yang acuannya ambigu.
kalimat keempat terjadi karena penulisan kata Selain itu, penulisan kata di- sebaiknya
orangtua yang seharusnya ditulis orang tua. diganti pada karena menyatakan waktu,
Sementara itu, ketidakefektifannya terjadi bukan tempat. Kalimat kedua dikatakan
karena penulisan kata Untuk itu yang kalimat yang tidak baku karena di dalam
sebaiknya diganti menjadi Oleh karena itu,... kalimat tersebut terdapat penulisan kata yang
agar kalimat tersebut menjadi lebih efektif tidak baku, yakni kata dipinggir yang
dan koheren. seharusnya ditulis di pinggir.
Ketidakefektifan kalimat kedua disebabkan
penggunaan kata kita yang tidak perlu diulang
Karangan Argumentasi ke-6 dua kali karena masih menyatakan pelaku
Nama siswa : Luthfia Andina yang sama. Perbaikan dari kalimat tersebut
Judul Karangan : Peran Penting adalah Pada saat kita masih anak-anak,
Lingkungan terhadap Remaja sering dijumpai anak-anak di pinggir jalan.
Kalimat ketiga juga dikatakan sebagai kalimat
Sebagai remaja yang lahir di jaman yang tidak baku dan tidak efektif karena
sekarang, sudah terjadi banyak perubahan terjadi kerancuan unsur subjek dan predikat di
yang signifikan. Pada saat kita masih anak- dalamnya. Agar baku dan efektif, kata belum
anak kita sering menjumpai anak-anak lama ini sebaiknya di posisikan sebagai
dipiggir jalan. Namun, belum lama ini keterangan. Jadi, perbaikan yang benar adalah
lapangan “ tersebut telah dijadikan daerah Namun, belum lama ini, lapangan tersebut (S)
komersil. Masa kecil mereka akan telah dijadikan (P) daerah komersil
berpengaruh besar pada masa remajanya. (Pelengkap). Ketidakbakuan pada kalimat
Masa remaja sekarang yang segala kelima terjadi karena di dalam kalimat
kebutuhannya sudah terlengkapkan oleh tersebut terdapat kata yang tidak baku, yaitu
gadget membuat anak remaja jaman kata jaman yang sebaiknya ditulis zaman dan
sekarang menjadi pribadi yang kurang kata terlengkapkan yang seharusnya ditulis
bersosialisasi. dilengkapi. Penggunaan kata terlengkapkan
Oleh sebab itu, lingkungan rumah dan sekaligus menandakan bahwa kalimat tersebut
tempat belajar para remaja sekarang ini tidak efektif jika dikaitkan dengan teori
berperan penting dalam membentuk jati diri ketatabahasaan pada kalimat efektif.
remaja sekarang ini yang cenderung masih Pada paragraf kedua, kesalahan
labil dan membutuhkan motivasi dini. penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
efektif terlihat pada kalimat pertama. Kalimat
tersebut kurang efektif karena penggunaan
kata sekarang ini tidak perlu diulang dua kali.
Selain itu, kalimat tersebut hanya terdiri atas
satu kalimat. Padahal, paragraf yang baik teori ketatabahasaan dalam kalimat efektif.
minimal terdiri atas dua atau tiga kalimat Kalimat kedua dikatakan sebagai kalimat
dengan perincian satu kalimat utama dan yang tidak baku dan tidak efektif karena
minimal satu kalimat penjelas. Sebaiknya, terdapat unsur predikat yang lebih dari satu
kalimat pada paragraf dua tersebut tanpa ditandai oleh konjungsi majemuk setara
digabungkan saja dengan paragraf dan. Selain itu, penggunaan tanda titik setelah
sebelumnya. Jadi, gagasan utama dalam kata masa remaja perlu ditulis. Jadi,
paragraf tersebut terdapat di kalimat akhir perbaikannya yang benar adalah Dalam masa
yang ditandai dengan kata Oleh karena itu,.... remaja, biasanya seorang remaja ingin
menang sendiri dan tidak mau mengalah,
Karangan Argumentasi ke-7 seperti dalam lirik lagu ciptaan Roma Irama.
Nama siswa : MI Kalimat ketiga juga dikatakan sebagai kalimat
Judul Karangan : Remaja yang dapat yang tidak baku dan tidak efektif karena di
Menentukan Masa Depan dalam kalimatnya terdapat kerancuan
predikat. Agar menjadi kalimat yang baku dan
Masa remaja adalah masa yang efektif, perlu ditambahkan kata keterangan
indah, dimana dalam masa tersebut seorang sebelum kata Tidak hanya mau...... Jadi,
remaja sedang mencari jati diri. Dalam masa perbaikan yang benar adalah Selain karena
remaja biasanya seorang remaja ingin tidak mau menang sendiri, remaja juga
menang sendiri, tidak mau mengalah, seperti seringkali melakukan perbuatan yang ia sukai
dalam lirik lagi ciptaan Roma Irama. Tidak saja. Ketidakbakuan pada kalimat keempat
hanya mau menang sendiri, seorang remaja dapat dilihat pada penggunaan kata merasa
juga melakukan perbuatan-perbuatan yang ia yang seharusnya ditulis dirasakan. Penulisan
sukai. Hal ini merasa indah bagi mereka. kata merasa sekaligus menandakan bahwa
Lingkungan sekitarlah yang akan kalimat tersebut tidak efektif karena acuannya
memengaruhi mereka untuk menjadi tidak logis dengan kalimat sebelumnya.
seseorang yang sukses dimasa depan. Kalimat kelima dikatakan sebagai kalimat
Seorang remaja akan sukses dimasa yang tidak baku dan tidak efektif karena
depan apabila mereka berperilaku baik, ketidakjelasan unsur predikat di dalamnya.
seperti tidak merokok, tidak minum-minuman Selain itu, kalimat tersebut sumbang jika
keras, tidak bertato, rajin ke masjid untuk ditulis di akhir paragraf pertama. Sebaiknya
solat dan mengaji. Remaja yang berperilaku kalimat tersebut diletakkan setelah kalimat
baik, biasanya akan membawa mereka dalam pertama. Dengan kata lain, kalimat tersebut
kesuksesan dimasa depan. Begitulah digunakan sebagai kalimat penjelas dari
sebaliknya apabila remaja yang berperilaku kalimat pertama. Berkaitan dengan hal itu,
buruk, maka masa depan yang akan perbaikan kalimatnya agar benar menjadi
diraihnya belum tentu akan sukses. Pencarian jati diri tersebut, selain ditentukan
Untuk itu, jika Anda seorang remaja, oleh keadaan lingkungan sekitar juga
maka Anda dapat menentukan masa depan ditentukan oleh diri remaja itu sendiri.
dengan perilaku baik dimasa ini. Pada paragraf kedua, kesalahan
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat efektif terlihat pada keseluruhan kalimat,
Baku dan Kalimat Efektif yakni kalimat pertama hingga ketiga. Kalimat
Pada paragraf pertama, kesalahan pertama dikatakan sebagai kalimat yang tidak
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat baku dan tidak efektif karena penggunaan
efektif terlihat pada keseluruhan kalimat, kata dimasa yang seharusnya ditulis pada
yakni pertama hingga kelima. Kalimat masa. Selain itu, penggunaan kata hubung
pertama dikatakan sebagai kalimat yang tidak serta setelah kata bertato juga diperlukan.
baku karena adanya penggunaan kata depan Penulisan kata solat pun tidak baku karena
dimana yang seharusnya ditulis di mana. Kata penulisan yang benar salat. Sementara itu,
dimana sekaligus menandakan bahwa kalimat ketidakefektifan kalimat tersebut dapat dilihat
tersebut tidak efektif jika dilihat berdasarkan dari penempatan kata dimasa depan yang
sebaiknya ditulis di awal kalimat menjadi sendirinya. Remaja yang sedang mengalami
Masa depan seorang remaja (S) akan hal ini biasanya malas belajar karena ia akan
sukses(P)... Kalimat kedua juga disebut terus memikirkan seseorang yang telah
kalimat yang tidak baku dan tidak efektif. membuat ia jatuh cinta.
Penulisan kata dimasa depan merupakan Namun, saat dewasa tiba, cinta itu
ragam cakapan karena penulisan yang baku akan hilang dengan sendirinya. Mengapa
adalah pada masa depan. Ketidakefektifan demikian, karena seorang remaja yang telah
kalimat tersebut terjadi karena maksud yang dewasa dapat menahan emosinya, dalam
ingin disampaikan pada kalimat kedua sama prosesnya ia telah mengalami perjalanan
dengan maksud pada kalimat pertama. Jadi yang cukup panjang. Dalam perjalanan
sebaiknya, kalimat kedua dihilangkan saja. tersebut ia pasti bertemu dengan lawan
Pada kalimat ketiga, kalimat tersebut tidak jenisnya yang tentunya lebih dari cinta
baku dan tidak efektif karena ketidakjelasan sebelumnya. Cinta monyet yang ia kenal dulu
unsur subjek dan predikat. Lebih lanjut, tentu akan berubah menjadi kenangan manis
ketidakbakuan kalimat tersebut juga dapat saat remaja. Dan cinta yang ia temui saat
dilihat pada penulisan kata begitulah yang dewasa akan menjadi cinta selamanya.
sebaiknya ditulis begitupun sebagai penandan
konjungsi penegasan. Selain itu, tanda koma Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
setelah kata sebaliknya perlu ditulis dan tanda Baku dan Kalimat Efektif
koma sebelum kata maka tidak perlu ditulis. Pada paragraf pertama, kesalahan
Bahkan, sebaiknya kata maka dihilangkan penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
saja agar terlihat unsur subjeknya. Jadi, efektif terlihat pada keseluruhan kalimat,
perbaikan kalimatnya adalah Begitupun yakni kalimat pertama hingga kelima.
sebaliknya, apabila remaja berperilaku Ketidakbakuan pada kalimat pertama dapat
buruk, masa depan yang akan diraihnya (S) dilihat pada kata erat kali yang seharusnya
belum tentu akan sukses (P). ditulis erat sekali. Sementara itu,
Pada paragraf ketiga kalimat pertama, ketidakefektifan kalimat tersebut terjadi
kalimat tersebut tidak baku dan tidak efektif. karena ada ketidaklogisan antara remaja dan
Penulisan kata dimasa ini merupakan ragam cinta yang erat sekali untuk disamakan.
cakapan karena penulisan yang baku adalah Kedua hal tersebut bukan disamakan, tetapi
pada masa ini. Sementara itu, ada. Berkaitan dengan hal ini, perbaikannya
ketidakefektifannya dapat dilihat dari adalah Ada hubungan yang cukup erat antara
penulisan kata Anda yang tidak perlu diulang remaja dengan cinta. Ketidakbakuan kalimat
dua kali karena mengacu pada subjek yang kedua terlihat pada kata yaa.. yang
sama. Jadi, perbaikan yang benar dari kalimat seharusnya ditulis miring. Ragam cakapan
tersebut adalah Oleh karena itu, remaja juga masih terlihat di dalam kalimat tersebut.
sebaiknya memiliki perilaku yang baik karena Sementara itu, ketidakefektifan kalimat
perilaku tersebut dapat menentukan tersebut terjai karena penggunaan kata yang
kesuksesan masa depannya bertele-tele ketika menyampaikan istilah cinta
monyet dari sisi remaja. Berkaitan dengan hal
Karangan Argumentasi ke-8 ini, perbaikan yang benar dari kalimat
Nama siswa : KN tersebut adalah Cinta yang terjadi dalam
Judul Karangan : Remaja dan Cinta dunia remaja sering diistilahkan dengan cinta
Monyet monyet. Kalimat ketiga disebut sebagai
kalimat yang tidak baku karena penulisan kata
Remaja erat kali disamakan dengan tapi seharusnya ditulis tetapi dan sebelum
kata cinta.Bagaimana tidak, yaaa... cinta kata tetapi diberikan tanda koma. Kalimat
antar lawan jenis yang baru dikenalnya oleh keempat tidak efektif karena kalimat
seorang remaja disebut dengan cinta monyet. penjelasnya tidak koheren dengan kalimat
Cinta monyet pada masa remaja biasanya setelahnya. Agar efektif, kalimat tersebut
tidak akan bertahan lama tapi tak mudah sebaiknya dihilangkan dan diganti dengan
dilupakan. Cinta ini tumbuh dengan kalimat Cinta tersebut dapat menimbulkan
dampak negatif dan positif pada diri remaja. karena kalimat tersebut tidak koheren dengan
Kalimat kelima tidak efektif karena kalimat kalimat sebelumnya. Akan lebih koheren
penjelasnya tidak koheren dengan kalimat apabila kalimat tersebut diletakkan setelah
sebelumnya. Agar efektif, perbaikannya kalimat ketiga di dalam paragraf kedua.
adalah Salah satu contoh dampak negatifnya
adalah remaja yang.... Karangan Argumentasi ke-9
Pada paragraf kedua, kesalahan Nama siswa : FA
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat Judul Karangan : Kualitas Sinetron
efektif juga terlihat pada keseluruhan kalimat, Remaja
yakni kalimat pertama hingga kelima.
Ketidakefektifan kalimat pertama terjadi Saat ini, sangat sedikit sinetron
karena adanya penggunaan kata hubung remaja yang berkualitas. Kebanyakan dari
Namun,.. yang tidak sesuai dengan konteks sinetron tersebut hanya menonjolkan satu
kalimatnya. Kata hubung tersebut sebaiknya aspek saja, yaitu percintaan. Padahal masih
diganti dengan kata Ketika dewasa... sebagai banyak aspek lain yang perlu diprioritaskan
penanda keterangan waktu. Secara lengkap, dari aspek percintaan, misalnya prestasi atau
perbaikannya adalah Ketika dewasa, cinta kepedulian terhadap sesama.
monyet yang dialami remaja biasanya akan Selain kisah percintaan yang terlalu
hilang dengan sendirinya. Kalimat kedua juga berlebihan, cara berpakaian yang kurang
disebut sebagai kalimat yang tidak baku dan sopan juga terlihat dalam sinetron tersebut.
tidak efektif karena di dalam kalimatnya tidak Para aktris dan aktornya cenderung meniru
terdapat unsur subjek dan predikatnya. gaya berpakaian ala barat yang tidak sesuai
Setelah kata Mengapa demikian diberikan dengan budaya Indonesia. Hal itu berakibat
tanda tanya dan sebelum kata dalam pada ikut-ikutannya remaja di masyarakat
ditambahkan kata karena sebagai penanda untuk meniru pakaian yang dipakai para
keterangan sebab. Adapun perbaikannya aktris dan aktornya.
adalah Mengapa demikian? Penyebabnya
adalah remaja yang telah dewasa dapat Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
menahan emosinya karena dalam prosesnya Baku dan Kalimat Efektif
ia sudah mengalami perjalanan yang cukup Pada paragraf pertama, kesalahan
panjang. Kalimat ketiga dikatakan sebagai penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
kalimat yang tidak baku karena setelah kata efektif terlihat pada kalimat ketiga. Sementara
tersebut diberikan tanda koma sebagai itu, kalimat pertama dan kedua sudah dapat
penanda keterangan. Sementara itu, dikatakan dikatakan sebagai kalimat baku dan efektif.
tidak efektif karena kalimat tersebut bertele- Selain karena struktur kalimatnya lengkap,
tele dan pengulangan kata dalam perjalanan kalimat tersebut sudah memenuhi syarat
tidak perlu ditulis kembali. Berkaitan dengan penulisan kalimat baku dan kalimat efektif.
hal ini, perbaikan kalimat yang benar adalah Ketidakbakuan kalimat ketiga terjadi karena
Hal itu dapat memberikannya peluang untuk tidak adanya tanda koma setelah kata
bisa bertemu dengan cinta sejatinya. Kalimat misalnya. Sementara itu, ketidakefektifannya
keempat juga tidak efektif karena tidak dapat dilihat dari penggunaan kata dari yang
adanya kata hubung yang mengaitkan kalimat seharusnya ditulis daripada karena
tersebut agar koheren dengan kalimat menyatakan perbandingan.
sebelumnya. Selain itu, penggunaan kata Pada paragraf kedua, kesalahan
berubah juga perlu dihilangkan. Jadi, penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat
perbaikan yang benar adalah Sementara itu, efektif terlihat pada kalimat ketiga.
cinta monyet yang pernah dialaminya dulu Sementara itu, kalimat pertama dan kedua
akan menjadi kenangan manis dalam sudah baku dan efektif. Selain karena struktur
hidupnya. Ketidakbakuan pada kalimat kalimatnya lengkap, kalimat tersebut sudah
kelima terjadi karena penggunaan kata dan memenuhi syarat penulisan kalimat baku dan
yang tidak perlu ditulis di awal kalimat. kalimat efektif. Kalimat ketiga disebut
Sementara itu, ketidakefektifannya terjadi sebagai kalimat yang tidak baku dan tidak
efektif. Ketidakbakuannya dapat dillihat pada memiliki subjek dan predikat. Agar menjadi
kata ikut-ikutannya yang merupakan ragam baku dan efektif, perbaikannya adalah Jika
cakapan. Sementara itu, ketidakefektifannya perilakunya baik. Masa depan bangsa ini
terjadi karena penggunaan kata yang bertele- akan ikut baik.
tele. Jadi, perbaikan yang benar adalah Untuk memudahkan pemahaman,
Akibatnya, remaja di masyarakat meniru berikut ini adalah hasil akumulasi yang
gaya berpakaian yang dipakai para aktris disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan data
dan aktornya. analisis kesalahan penggunaan kalimat baku
dan kalimat efektif dalam karangan
Karangan Argumentasi ke-10 argumentasi siswa SMA kelas XII IPS PPL di
Nama siswa : MF Lembaga BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi.
Judul Karangan : Remaja dan Masa
No Fokus Jumlah kesalahan
Depan Bangsa
analisis 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8
kesala
Remaja merupakan insan yang
han
berperan penting dalam pembangunan
1. Penggu 1 2 1
Indonesia. Mereka adalah tunasbangsa yang
naan 4 3 9
dapat menentukan keberlangsungan bangsa
kalimat
ini.
baku
Sebagai penerus bangsa, remaja
2. Penggu 1 2 1 - - 4 5 2
harus memiliki akhlak yang baik dan budi
naan 6 0 3
pekerti yang luhur. Jika perilakunya baik,
kalimat
maka masa depan bangsa ini akan baik.
efektif
Begitupun sebaliknya, jika perilakunya
buruk, masa depan bangsa ini akan ikut
buruk. Tabel 1. Hasil Analisis Kesalahan
Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Penggunaan Kalimat Baku dan Kalimat
Baku dan Kalimat Efektif Efektif
Pada paragraf pertama, kesalahan
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat Keterangan:
efektif terlihat pada kalimat kedua. Kalimat Kesalahan pada kalimat baku:
pertama dan kedua dapat disebut sebagai 1.Tidak menggunakan kata-kata baku,
kalimat yang baku dan efektif. Selain karena 2.Tidak menggunakan struktur baku,
struktur kalimatnya lengkap, kalimat tersebut 3.Tidak menggunaan ejaan baku
sudah memenuhi syarat penulisan kalimat
baku dan kalimat efektif. Sementara itu, Kesalahan pada kalimat efektif:
kalimat kedua disebut sebagai kalimat yang 1. Ketatabahasaan, 2.Kesepadanan/ kesatuan
tidak baku karena penulisan kata tunasbangsa gagasan, 3.Kehematan, 4.Kesejajaran,
yang seharusnya ditulis tunas bangsa. Selain 5.Ketegasan
tidak baku, kalimat tersebut juga tidak efektif 6.Kecermatan, 7.Kepaduan/ koherensi,
karena dalam paragrafnya hanya mengandung 8.Kelogisan
dua kalimat. Jadi, letak gagasan utamanya
menjadi tidak jelas. Berdasarkan tabel analisis tersebut,
Pada paragraf kedua, kesalahan diperoleh data bahwa kesalahan yang paling
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat banyak terjadi dalam karangan argumentasi
efektif terlihat pada kalimat kedua. Kalimat siswa jika dikaitkan dengan penggunaan
pertama dan ketiga sudah baku dan efektif. kalimat baku, antara lain: 1) kesalahan yang
Selain karena struktur kalimatnya lengkap, disebabkan oleh penggunaan struktur kalimat
kalimat tersebut sudah memenuhi syarat yang tidak baku sebanyak 23 kesalahan, 2)
penulisan kalimat baku dan kalimat efektif. kesalahan penggunaan ejaan yang tidak baku
Sementara itu, kalimat kedua disebut sebagai sebanyak 19 kesalahan, dan 3) kesalahan
kalimat yang tidak baku karena tidak penggunaan kata-kata baku sebanyak 14
kesalahan. Sementara itu, kesalahan
penulisan kalimat efektif yang terlihat dalam dan struktur bahasa yang dipakai (20
karangan argumentasi siswa disebabkan oleh kesalahan). Hal tersebut dapat pula dikaitkan
1) ketidaksepadanan atau ketidaksatuan dengan ketiadaan subjek dan predikat atau
gagasan sebanyak 20 kesalahan, 2) ketidaklengkapan kedua unsur tersebut di
ketatabahasaan yang kurang benar sebanyak dalam kalimat. Kesalahan kedua ada pada
16 kesalahan, 3) ketidakhematan kata penggunaan tata bahasa yang tidak sesuai
sebanyak 13 kesalahan, 4) ketidakpaduan dengan aturan tata bahasa yang berlaku (16
kalimat sebanyak 5 kesalahan, 5) kesalahan). Sama halnya dengan kesalahan
keambiguitasan kalimat sebanyak 4 pada kalimat baku, kesalahan pada poin kedua
kesalahan, dan 6) kelogisan kalimat sebanyak ini berkaitan dengan ketidakefektifan dalam
2 kesalahan. Kesalahan pada poin kesejajaran menggunakan imbuhan mengaburkan makna
dan ketegasan kalimat tidak terlihat di dalam yang sesungguhnya. Kesalahan ketiga ada
penulisan karangan tersebut. pada penggunaan kata yang tidak hemat dan
bertele-tele (13 kesalahan) dalam
PENUTUP menyampaikan satu gagasan tertentu.
Berdasarkan hasil analisis, dapat Kesalahan keempat terjadi karena
disimpulkan bahwa terdapat kesalahan kekurangmampuan siswa dalam memadukan
penggunaan kalimat baku dan kalimat efektif kalimat agar kaitan di antara unsur-unsurnya
dalam keseluruhan karangan argumentasi menjadi jelas atau koheren (5 kesalahan).
siswa SMA kelas XII PPLS di BKB Nurul Banyak kalimat yang diletakkan tidak pada
Fikri Kranggan, Bekasi. Dalam konteks tempat yang seharusnya sehingga menjadi
penggunaan kalimat baku, kesalahan sumbang dan tidak mendukung gagasan
penulisan siswa lebih banyak terdapat pada utamanya, kalimat sebelumnya, ataupun
penggunaan struktur kalimat yang tidak baku kalimat sesudahnya. Kesalahan kelima terjadi
(sebanyak 23 kesalahan). Contoh dari karena penggunaan kata-kata yang ambigu di
kesalahan ini adalah siswa tidak menyertakan dalam karangan siswa (4 kesalahan).
unsur subjek dan predikat atau tidak adanya Kesalahan keenam ada pada penggunaan kata
kelengkapan dari kedua unsur tersebut di yang tidak logis di dalam kalimat (2
dalam kalimatnya. Selain dari segi sintaksis, kesalahan). Sementara itu, kesalahan yang
kesalahan juga terdapat pada tingkatan berkaitan dengan kesejajaran dan ketegasan di
morfologi, khususnya ketidakcermatan dalam dalam kalimat efektif, tidak ditemukan dalam
menggunakan imbuhan dan pemakaian kata karangan siswa.
yang tidak sesuai dengan konteks kalimatnya. Adanya analisis kesalahan tersebut
Kesalahan selanjutnya ada pada penggunaan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi guru
ejaan yang tidak baku (19 kesalahan). Hal untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam
tersebut membuktikan bahwa masih banyak menggunakan kalimat baku dan efektif ketika
siswa yang belum dapat menerapkan ejaan menulis sebuah karangan, khususnya
dengan sempurna, khususnya tanda baca karangan argumentasi. Kekurangmampuan
koma. Selain itu, penulisan kata depan (di, ke, siswa dalam memahami struktur kalimat,
dari), huruf miring, serta gabungan kata pun misalnya, penempatan subjek dan predikat
masih ada yang belum memahaminya dengan dapat dijadikan strategi bagi guru untuk
baik. Kesalahan terakhir berkaitan dengan memperdalam materi tersebut sebelum
penggunaan kata-kata baku (14 kesalahan). meminta siswa untuk menulis karangan.
Dalam karangannya, siswa sering kali Selain itu, pendalaman tentang tata bahasa,
menyisipkan ragam cakapan (bahasa tidak ejaan, kehematan kalimat, maupun penulisan
baku), menggunakan pelonasme, dan rancu kata-kata baku sebaiknya juga perlu untuk
dalam menempatkan sebuah kata tertentu. diulang kembali. Lain halnya dengan
Sementara itu, dalam konteks pemahaman siswa mengenai kalimat utama
pengggunaan kalimat efektif, kesalahan dan kalimat penjelas di dalam sebuah
penulisan siswa lebih banyak terjadi karena paragraf. Mayoritas dari mereka sudah cukup
penggunaan struktur kalimat yang tidak baik untuk memahami kedua konsep tersebut
mencerminkan keseimbangan antara gagasan
sehingga sangat berguna untuk dijadikal bekal Tim Pengembang Modul. (2014). Modul
utama sebelum menulis karangan. Belajar PPLS IPS. Jakarta: BKB Nurul Fikri.
Berkaitan dengan hasil analisis Pit S, Corder, (1974). Error Analysis: Dalam
tersebut, kesalahan tersebut dapat J. P. Allen and Pit S. Corder (eds) The
diminimalisasikan apabila guru yang berperan Adnburg Course in Applied Linguistics,
sebagai fasilitator pembelajaran dapat Vol. 5. London: OUP.
melakukan stimulus terhadap siswa sehingga Sasangka, Sry Satrya Tjatur Wisnu. (2016).
siswa dapat menguasai kemampuan berbahasa Seri Penyuluhan Bahasa: Kalimat. Jakarta:
target. Stimulus yang dilakukan dapat Pusat Pembinaan Badan Pengembangan
bermacam-macam, misalnya, menggunakan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian
strategi dan teknik pembelajaran bahasa Pendidikan dan Kebudayaan.
Indonesia yang menyenangkan serta Suladi. (2016). Seri Penyuluhan Bahasa:
menjadikan siswa menjadi aktif dan kreatif Paragraf. Jakarta: Pusat Pembinaan Badan
ketika belajar bahasa Indonesia. Perlu Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
dipahami bahwa dalam mempelajari sebuah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
bahasa target, aplikasi dan praktik merupakan Suyatno dkk. (2017). Bahasa Indonesia untuk
hal yang paling penting jika dibandingkan Perguruan Tinggi: Membangun Karakter
dengan pembelajaran melalui proses Mahasiswa melalui Bahasa. Bogor: IN
menghafal. MEDIA.
Utorodewo, Felicia N dkk. (2011). Bahasa
Indonesia: Sebuah Pengantar
DAFTAR PUSTAKA Penulisan Ilmiah. Depok: Badan
Alwi, H. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Penerbit Fakultas Kedokteran
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Universitas Indonesia.
Akhadiah, Sabarti dkk. (2003). Pembinaan Yanti, Prima Gusti dkk. (2017). Bahasa
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Indonesia: Konsep Dasar dan Penerapan.
Jakarta: Erlangga. Jakarta: Grasindo.
Chaer. A. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia:
Pedekatan Proses. Jakarta: Rineka
Cipta.
Chomsky, N. (1957). Syntactic Structures.
Berlin: Mouton de Gruyter.
Fitriani, D. (2015). “Penguasaan Kalimat
Efektif dan Penguasaan Diksi dengan
Kemampuan Menulis Eksposisi pada
Siswa SMP”. Jurnal Pesona. 1 (2) 129-
139.
Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah Z.A.
(2010). Disiplin Berbahasa Indonesia.
Jakarta: FITK Press, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Keraf, G. (1984). Tata Bahasa Indonesia.
Edge Flores: Nusa Indah.
Kridalaksana, H. (2001). Kamus Linguistik.
Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
James, Carl. (1998). Error In Language
Learning and Use. London: Longman.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan.
(1988). Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.

You might also like