Professional Documents
Culture Documents
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan
id
ABSTRACT
The objectives of this law writing are to find out the role and responsibility
of third party binding itself as the personal guarantee in fulfilling the debtor’ debt
payment obligation, the personal guarantee in the perspective of Act Number 37
of 2004 about bankruptcy and debt payment obligation delay related to bankrupt
statement proposed by the creditor and to find out the legal deliberation the Judge
takes to the personal guarantee’s accountability in a bankruptcy case.
This study belongs to a normative law research that is prescriptive and
applied in nature. The writer employed a statute approach and case approach case,
based on Commercial Court’s Verdicts about the bankruptcy case numbers
74/Pailit/2009/PN.NIAGA.JKT.PST, 13/Pailit/2009/PN.NIAGA.JKT.PST and
51/Pailit/2009/PN.NIAGA.JKT.PST. The law materials employed were primary
and secondary law materials. Techniques of collecting law material used were
documentary study and library study. An analysis on law material was done using
syllogism and interpretation methods.
The result of research shows that the personal guarantee is obliged to
fulfill all obligations of debtor to the creditor prevailing when the debtor is
negligent or promise denying. Personal guarantee can request bankrupt statement
based on the Act Number 37 of 2004 about bankruptcy and debt payment
obligation delay, with the fulfillment of bankruptcy elements in the article 2
clause (1) by considering the provision of Articles 1831 and 1832 of Civil Code,
that is, by proposing the bankrupt request first to the primary debtor or by
proposing directly the bankrupt request of personal guarantee that has released the
privileges it has. Considering the analysis on the three verdicts of persona
guarantee’s bankruptcy, the judge in his legal rationale uses ratio decidendi that
the elements of bankruptcy have been fulfilled regulated in the article 2 clause (1)
of Act Number 37 of 2004 about bankruptcy and debt payment obligation delay.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Oleh
ANDRI KURNIAWAN
NIM. E0006072
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
PERSETUcoJm
UmAiNt tP
o EuM
serBIMBING
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh
ANDRI KURNIAWAN
NIM. E0006072
PENGESAHAN PENGUJI
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh
ANDRI KURNIAWAN
NIM. E0006072
DEWAN PENGUJI
1. Suraji, S.H.,Mhum :...........................................................
Ketua
2. Yudho Taruno M, S.H.,Mhum :...........................................................
Sekretaris
3. Prof. Dr. Adi Sulistiyono, S.H.,MH :...........................................................
Anggota
Mengetahui
Dekan,
PcEoR
mNmY
itAtoTuAsA
erN
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Andri Kurniawan
NIM. E0006072
ABSTRAK
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tiada hidup yang mudah dilalui, tiada jalan yang selalu lurus ke depan. Ketika
kau menemukan sebuah halangan maupun rintangan dalam perjalananmu
mencapai cita, ketika kau gagal setelah mencoba, ketika semua tak seperti yang
kau minta, janganlah menyerah, tetap berusaha karena Allah selalu bersamamu
dan kau akan temukan jawaban dari semua pertanyaan hidup yang kau cari dalam
liku - liku hidup ini. Buatlah berwarna dunia dengan cerita - cerita bahagia.
(Andri Kurniawan)
PERSEMBAHAN
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga mampu menyelesaikan tugas
penulisan hukum dengan sebaik-baiknya yang berjudul “ANALISIS
PERTANGGUNG JAWABAN PERSONAL GUARANTEE TERKAIT
PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT DALAM PERSPEKTIF
UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN
DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG’’.
Penulisan hukum ini disusun guna memenuhi dan melengkapi syarat-
syarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan penulisan hukum ini masih terdapat kekurangan maupun
ketidaksempurnaan di dalamnya, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
wawasan yang dimiliki. Atas kekurangan tersebut, penulis mengharapkan kritik
maupun saran yang bersifat membangun guna ke depan menjadi lebih baik lagi.
Penyusunan penulisan hukum ini juga tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari segala pihak hingga terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
yang kepada :
1. Allah SWT yang telah menciptakan seluruh alam semesta dan memberikan
limpahan nikmat kepada semua makhluk-Nya.
2. Nabi Besar Muhammad SAW, junjungan dan juga suri tauladan yang terbaik.
3. Ibu dan Bapak, yang selalu menjaga, menyayangi dan mencintai, terimakasih
tak terhingga penulis ucapkan
4. Bapak Moh. Jamin, S.H, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret atas kesempatannya belajar di Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Ibu Ambar Budi S. S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum Perdata yang
telah sedikit banyak memberikan petunjuk dalam penulisan hukum ini.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Bapak Prof. DR. Adi Sulistiyono, S.H.,M.H., selaku Pembimbing I dan Bapak
Yudho Taruno,S.H.,M.Hum selaku Pembimbing II yang telah banyak
memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan hukum ini.
7. Ibu Adriana Grahani Firdausy, S.H., selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret atas
segala dedikasinya terhadap seluruh mahasiswa selama menempuh studi di
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Seluruh Bapak dan Ibu Penjaga Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
10. Keluarga besar yang selalu mendukung penulis.
11. Seluruh Sahabat dan Kawan di Fakultas Hukum Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penyusunan penulisan hukum ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Akhir kata, semoga penulisan hukum ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak. Penulis memohon maaf jika terdapat kekeliruan ataupun kesalahan
dalam penyusunan penulisan hukum ini. Semoga Allah SWT melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua. Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Andri Kurniawan
E0006072
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 10
E. Metode Penelitian.......................................................................... 11
F. Sistematika Penelitian ....................................... 14
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 18
A. Kerangka Teori 18
1. Tinjauan tentang Kepailitan .................................................... 18
a. Sejarah Kepailitan ............................................................. 18
b. Pengertian Kepailitan ........................................................ 21
c. Asas-Asas dalam Kepailitan ............................................. 23
d. Syarat-syarat Pernyataan Kepailitan ................................. 24
e. Proses Pengajuan Permohonan Perkara Pailit ................... 28
f. Akibat Hukum Kepailitan ................................................. 30
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan di dalam era globalisasi saat ini, menuntut kita supaya harus selalu
bisa survive atau bertahan menghadapi segala tantangan dan rintangan yang
menghadang, dimana era globalisasi merupakan suatu era persaingan global yang
merupakan titik dari awal perkembangan kemajuan suatu bangsa untuk bisa bersaing
dengan bangsa yang lain. Dalam sudut pandang dunia bisnis yang semakin ketat dan
kompetitif, dimana bertahannya suatu perusahaan atau suatu industri, harus bisa
memenuhi kebutuhan pasar yang semakin kompleks juga terkadang melakukan
berbagai macam cara supaya perusahaan atau industri tersebut bisa berdiri di puncak
persaingan dengan perusahaan atau industri kompetitor yang lainnya.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dana yang berupa utang dapat diperoleh perusahaan tersebut dari berbagai
sumber seperti bank-bank, lembaga pembiayaan, pasar uang yang memperjual-
belikan surat-surat utang jangka pendek, pasar modal yang memperjual-belikan surat-
surat utang jangka panjang, maupun sumber-sumber pembiayaan lainnya yang bisa
digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan utang yang disertakan dengan bunga.
Pihak yang memberikan pinjaman uang disebut dengan kreditor atau si berpiutang,
sedangkan pihak yang menerima pinjaman uang disebut debitor atau si berutang.
Pemberian pinjaman atau kredit yang diberikan oleh pihak yang berpiutang atau
kreditor kepada pihak yang berhutang atau debitor dilakukan karena adanya asas
kepercayaan, yang berbunyi :
Pertengahan tahun 1997 terjadi krisis moneter yang melanda hampir seluruh
belahan dunia dimana Indonesia juga terkena dampaknya. Nilai tukar rupiah sebagai
mata uang negara Indonesia terpuruk sampai Rp. 17.000,- setiap US dollar. Krisis
tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian nasional dan dunia usaha saat itu.
Dunia usaha merupakan dunia yang paling merasakan dimana dampak krisis yang
melanda mengakibatkan tidak sedikit para pengusaha yang gulung tikar karena krisis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tersebut. Dalam kondisi yang tidak menentu dan sangat tidak menguntungkan, pada
saat itu persoalan pokok yang membebani para pengusaha tersebut adalah bagaimana
penyelesaian utang-piutang yang mereka alami di kalangan dunia usaha dimana
sekitar $67 milliar utang yang telah jatuh tempo. Para kreditor yang telah
memberikan kredit sebelumnya baik dari asing maupun lokal dengan segala upaya
mendesak agar para debitor yang mayoritas adalah pengusaha swasta nasional untuk
segera melunasi segala kewajibannya (Adi Sulistiyono. 2009: 6).
Situasi dunia usaha saat itu yang sedang mengalami krisis yang berdampak
buruk perekonomian bangsa membuat para pengusaha nasional semakin terbebani
dikarenakan situasi yang tidak kondusif dalam melunasi utang. Utang yang semula
mampu dilunasi segera, dikarenakan krisis dalam waktu yang sangat singkat telah
berkembang menjadi berlipat ganda akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
semua mata uang asing lainnya. Terlebih sebagian besar pinjaman yang dilakukan
oleh para pengusaha nasional adalah dengan mata uang asing, sedangkan pendapatan
usaha dalam bentuk rupiah. Selain itu segala kegiatan usaha telah lumpuh sebagai
akibat dari krisis moneter di Indonesia yang pada waktu itu telah berubah menjadi
krisis multi dimensional.
keharusan penyelesaian utang-utang kepada luar negeri di kalangan dunia usaha dan
upaya penyelesaian kredit macet perbankan yang terjadi mensyaratkan pemerintah
Republik indonesia segera mengganti atau merubah peraturan tentang kepailitan yang
berlaku di Indonesia, hal ini dikarenakan peraturan-peraturan tentang kepailitan yang
berlaku dianggap tiadak lagi efektif sebagai sarana penyelesaian utang-utang
pengusaha nasional kepada para kreditornya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pernyataan pailit merupakan hal yang sangat ditakuti oleh para pengusaha
selaku debitor, terutama setelah keluarnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998
tentang Kepailitan. Sebelumnya pada tahun 90-an masalah kepailitan dianggap tidak
penting, bahkan konsultan hukum dalam memberikan nasihat hukum kepada kliennya
bahkan lebih memilih untuk mengabaikan peraturan kepailitan dan menganggap
kepailitan adalah pasal mati yang tidak patut diperhitungkan konsekuensi hukumnya
di Indonesia. Menurunnya popularitas kepailitan mungkin dapat dijelaskan dengan
merujuk pada riwayat hukum kepailitan itu sendiri. Sejak revisi terakhir dalam
Staatsbald 1906:348, praktis tidak terdapat perubahan yang berarti terhadap substansi
peraturan kepailitan. Sejak kemerdekaan Indonesia struktur ekonomi Indonesia yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan Alex Korompis (personal guarantee dari PT. Hutan Domas Raya) selaku
Termohon Pailit. Alex Korompis selaku pihak termohon pailit dipailitkan oleh pihak
pemohon pailit dikarenakan tidak dapat memenuhi kewajibannya selaku personal
guarantor dari PT. Hutan Domas Raya. Hakim yang memutus perkara tersebut
berpendapat bahwa Putusan pailit terhadap Alex Korompis telah sesuai dengan
ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (KPKPU). Undang-undang Nomor 37
tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(KPKPU) dalam Pasal 2 ayat (1) menyebutkan :
“Debitor yang memiliki dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan
pailit dengan Putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun
atas permohonan satu atau lebih Kreditornya”.
Putusan Pailit Pengadilan Niaga Jakarta Pusat terhadap personal guarantee juga
terlihat di dalam Putusan Nomor 74/Pailit/2009/PN.NIAGA.JKT.PST antara PT
Rabobank International Indonesia selaku Pemohon Palit dan Gunawan Tjandra
(personal guarantee dari PT Pratama Jaringan Nusantara) selaku Termohon Pailit.
Gunawan Tjandra dipailitkan selaku personal guarantee dikarenakan PT Pratama
lalai menunaikan kewajiban kepada PT Rabobank yang telah jatuh tempo. Selain itu
terdapat pula Putusan Pailit Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor
13/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST yaitu antara Citibank NA selaku Pemohon
Pailit dan Danny Lukita (personal guarantee PT Fit-U Garment Industry) selaku
Termohon Pailit. Majelis hakim menilai Danny selaku personal guarantee
bertanggung jawab atas sisa utang PT Fit-U terhadap Citibank sebesar AS$1,626 juta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan yang ada agar dapat dibahas lebih terarah,
maka penulis akan mengemukakan beberapa pokok permasalahan yaitu sebagai
berikut:
C. Tujuan Penelitian
Suatu kegiatan pada dasarnya memiliki suatu tujuan tertentu yang hendak
dicapai, dan suatu penelitian dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah antara lain sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab pihak ketiga yang
mengikatkan diri sebagai penjamin (personal guarantee) dalam pemenuhan
kewajiban pembayaran utang debitor.
b. Untuk mengetahui posisi penjamin (personal guarantee) dalam perspektif
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang terkait dengan permohonan pernyataan
pailit yang diajukan oleh kreditor.
c. Untuk mengetahui pertimbangan hukum yang diambil oleh Hakim
terhadap pertanggung jawaban penjamin (personal guarantee) di dalam
suatu perkara kepailitan.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman penulis di
bidang Hukum Perdata khususnya Hukum Kepailitan dan Hukum Jaminan.
b. Untuk dapat dijadikan suatu referensi dan untuk menambah wawasan dan
pengentahuan terkait dengan pertanggung jawaban penjamin (personal
guarantee) dalam suatu perkara kepailitan kepada kalayak ramai.
c. Memenuhi persyaratan akademis guna mencapai gelar sarjana dalam
bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
1) Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pembangunan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan
Hukum Perdata pada khususnya.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya referensi dan literatur
dalam dunia kepustakaan tentang pertangguang jawaban guarantor atas
penyelesaian utang-piutang dalam perspektif Undang-undang kepailitan.
c. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian-
penelitian sejenis untuk tahap berikutnya.
2) Manfaat Praktis
a. Menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran,
membentuk pola pikir ilmiah sekaligus mengetahui kemampuan penulis
dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
b. Memberikan wawasan dan pengetahuan hukum bagi masyarakat luas
terkait dengan penjamin (personal guarantee) dalam kepailitan.
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-
prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang
dihadapi. Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau
konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi hukum
(Peter Mahmud Marzuki, 2006: 35).
Dua syarat utama yang harus dipenuhi sebelum mengadakan penelitian dengan
baik dan dapat dipertanggung jawabkan yakni peneliti harus lebih dahulu memahami
konsep dasar ilmu pengetahuan yang berisi (system dan ilmunya) dan metodologi
penelitian disiplin ilmu tersebut (Jhony Ibrahim, 2006:26). Di dalam penelitian
hukum, konsep ilmu hukum dan metodologi yang digunakan dalam suatu penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
memainkan peran yang sangat signifikan agar ilmu hukum beserta temuan-temuannya
tidak terjebak dalam relevansi dan aktualitasnya (Jhony Ibrahim, 2006:28).
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis ialah penelitian normatif atau
penelitian hukum kepustakaan. Penelitian normatif atau penelitian hukum
kepustakaan menurut Jhony Ibrahim adalah suatu prosedur penelitian ilmiah
untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi
normatifnya (Jhony Ibrahim, 2006:57).
Penelitian hukum normatif memiliki definisi yang sama dengan penelitian
hukum doktrinal (doctrinal research) yaitu penelitian berdasarkan bahan-bahan
hukum (library based) yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-
bahan hukum primer dan sekunder (Jhony Ibrahim, 2006:44).
2. Sifat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bersifat perskriptif dan terapan.
Ilmu hukum sebagai ilmu yang bersifat perskriptif mempelajari tujuan hukum,
nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-
norma hukum. Sebagai ilmu terapan ilmu hukum menetapkan standar prosedur,
ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam melaksanakan aturan hukum (Peter
Mahmud Marzuki, 2006: 22).
3. Pendekatan Penelitian
Penelitian hukum memiliki beberapa macam pendekatan. Pendekatan-
pendekatan yang digunakan di dalam penelitian hukum adalah pendekatan
undang-undang (statue approach), pendekatan kasus (case approach),
pendekatan historis (historical approach), pendekatan komparatif (comparative
approach), dan pendekatan konseptual (conseptual approach) (Peter Mahmud
Marzuki, 2006: 93). Adapun dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari subbab-subbab, yaitu latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan hukum. Bab pertama ini merupakan
awal sebagai dasar, bahan pertimbangan, serta patokan dari penulisan
hukum ini. Berupa wujud pertanggung jawaban personal guarantee
terkait dengan permohonan pernyataan pailit dalam perspektif Undang-
undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, yang merubah pradigma masyarakat yang
menganggap hanya debitor saja yang dapat dipailitkan. Hal tersebut
berdampak pada tanggung jawab seorang personal guarantee dimana
Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tidak mengatur secara tegas
terkait kepailitan seorang personal guarantee.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab II ini mengenai Tinjauan Pustaka berisi subbab Kerangka Teori dan
subbab Kerangka Pemikiran. Pada Kerangka Teori ini memuat berbagai
pengertian yang mendukung dari judul yang ada hingga memudahkan
para pembacanya. Dimulai dari tinjauan mengenai Kepailitan yang di
dalamnya memuat sejarah kepalitan, pengertian kepailitan, asas-asas
dalam kepailitan, syarat-syarat pernyataan pailit, proses pengajuan
perkara pailit dan akibat hukum kepailitan. Tinjauan yang kedua yaitu
tinjauan mengenai Jaminan yang terdiri dari pengertian jaminan, bentuk-
bentuk jaminan, pihak-pihak yang terkait dalam jaminan dan tujuan dari
jaminan. Tinjauan yang ketiga yaitu tinjauan tentang Penjamin yang
terdiri dari pengertian penjamin, lahirnya penjaminan, bentuk-bentuk
khusus penjaminan, dan berakhirnya penjaminan. Pada subbab Kerangka
Pemikiran, dibuat sebuah bagan untuk menyederhanakan pola pikir serta
alur arah dari tulisan ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
BAB II
TNJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Kepailitan
a. Sejarah Kepailitan
Era persaingan global telah membawa perubahan mendasar dalam
tata kehidupan suatu negara, salah satunya adalah negara Indonesia.
Indonesia adalah negara hukum dimana salah satu produk hukum yang
terkait dan penting dengan perkembangan saat ini yaitu mengenai
peraturan perundang-undangan tentang kepailitan.
Sejarah kepailitan di Indonesia sebelumnya berasal dari penjajahan
bangsa Belanda ke Indonesia. Sejak tanggal 1 Oktober 1838 Belanda
telah memiliki Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van
Koophandel (W.v.K) yang di dalamnya mengatur tentang kepailitan yang
semula diatur untuk kasus pedagang (pengusaha). Kepailitan diatur dalam
Buku Ketiga yang berjudul Van de Voorzieningen in geval van
onvermogen van kooplieden (Peraturan Tentang Ketidakmampuan
Pedagang) yang berlaku hanya untuk pedagang saja.
Pengaturan kepailitan untuk bukan pedagang (pengusaha) diatur
dalam Reglement op de Rechtsvoedering (Rv) Stb.1847-52 jo. 1849-63,
Buku Ketiga Bab Ketujuh yang berjudul Van den Staat van Kennelijk
Onvermogen (Tentang Keadaan Nyata-nyata Tidak Mampu).
Adanya dua buah peraturan tersebut telah menimbulkan banyak
kesulitan dalam pelaksanaannya, di antaranya ialah:
1) Banyak formalitas yang harus ditempuh;
2) Biaya tinggi;
3) Terlalu sedikit bagi kreditor untuk dapat ikut campur tangan
terhadap jalannya proses kepailitan; dan
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
b. Pengertian Kepailitan
Secara tata bahasa, kepailitan berarti segala hal yang berhubungan
dengan pailit. Dalam Black’s Law Dictionary pailit atau Bankrupt adalah
the state or condition of a person (individual, partnership, corporation,
municipality) who is unable to pay is debt as they are, or become due.
The term includes a person against whom an involuntary petition has
been filed, or who has filed a voluntary petition, or who has been
adjudged a bankrupt.
Black’s Law Dictionary mengartikan pengertian pailit dihubungkan
dengan ketidakmampuan untuk membayar dari seorang (debitor) atas
utang-utangnya yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan tersebut harus
disertai dengan suatu tindakan nyata untuk mengajukan, baik yang
dilakukan secara sukarela oleh debitor sendiri, maupun atas permintaan
pihak ketiga (di luar debitor), suatu permohonan pernyataan pailit ke
Pengadilan (Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja. 2002:11-12).
Kepailitan atau Bankruptcy is one way of dealing with debts you
cannot pay. The bankruptcy proceedings:
1) free you from overwhelming debts so you can make a fresh start,
subject to some restrictions; and
2) make sure your assets are shared out fairly among your creditors
(http://www.insolvency.gov.uk/bankruptcy/whatisbankruptcy,
Surakarta 9 Maret 2010).
Kepailitan atau Bankruptcy is “The relatively tight connection
between debt levels and bankruptcy rates” (Gordon Bermant dan Ed
Flynn, 2001: 7). Kepailitan dalam hal ini memiliki hubungan erat dengan
utang dan kebangkrutan. Kepailitan merupakan suatu cara untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
berurusan dengan utang dan tidak bisa membayar dimana suatu proses
membebaskan utang sehingga dapat membuat awal baru dengan
memastikan aset yang cukup guna memenuhi utang kepada para kreditor.
Istilah kepailitan yang digunakan di Indonesia berasal dari kata
pailit yang bersumber dari bahasa Belanda yaitu failliet yang berarti
kebangkrutan, bangkrut dan faillissement untuk istilah kepailitan yang
berarti keadaan bangkrut. Sedangkan dalam bahasa Inggris untuk istilah
pailit dan kepailitan digunakan istilah bankrupt dan bankruptcy. Berikut
adalah pendapat beberapa ahli (http://mkn-unsri.blogspot.com, Surakarta
8 Maret 2010) :
1) Menurut Subekti, pailisemen itu adalah suatu usaha bersama untuk
mendapatkan pembayaran bagi semua orang berpiutang secara adil.
2) Menurut Soekardono, kepailitan adalah penyitaan umum atas
kekayaan si pailit bagi kepentingan semua penagihnya, sehingga
Balai Harta Peninggalanlah yang ditugaskan dengan pemeliharaan
serta pemberesan boedel dari orang yang pailit.
3) Menurut Kartono, kepailitan adalah suatu sitaan dan eksekusi atas
seluruh kekayaan si debitor untuk kepentingan seluruh kreditornya
bersama-sama, yang pada waktu si debitor dinyatakan pailit
mempunyai piutang dan untuk jumlah piutang yang masing-masing
kreditor miliki pada saat itu.
Berdasar pendapat beberapa ahli di atas tentang definisi atau
pengertian tentang kepailitan, maka dapat ditarik unsur-unsur sebagai
berikut yaitu:
1) Kepailitan dimaksudkan guna menjamin pembagian yang sama
terhadap harta kekayaan Debitor di antara para Kreditornya.
2) Kepailitan mencegah agar Debitor tidak melakukan perbuatan-
perbuatan yang dapat merugikan kepentingan para Kreditor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
26
2) Adanya minimal satu utang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih
Utang menurut Pasal 1 ayat (6) Undang-undang Kepailitan
No. 37 Tahun 2004 meyatakan bahwa:
“Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat
dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang
Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung
maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen,
yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang
wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi
hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta
kekayaan debitor”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
dalam Pasal 8 ayat (1) dimana bank dalam memberikan kredit wajib
mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad
dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitor untuk melunasi
utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang
diperjanjikan.
Hasil Seminar Badan Pembinaan Badan Hukum Nasional yang
diselenggarakan di Yogyakarta, dari tanggal 20 sampai 30 Juli 1997, Sri
Soedewi Masjchoen Sofwan, membagi jaminan menjadi dua macam,
yaitu jaminan materiil (kebendaan) dan jaminan perorangan (Salim H.S,
2004:24).
1) Jaminan Materiil (Kebendaan), yaitu Jaminan yang berupa hak
mutlak atas suatu benda, yang mempunyai ciri-ciri mempunyai
hubungan langsung atas benda tertentu, dapat dipertahankan
terhadap siapapun, selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan unsur-unsur yang
tercantum dalam jaminan materiil yaitu:
a) Hak mutlak atas suatu benda
b) Cirinya mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu
c) Dapat dipertahankan terhadap siapapun
d) Selalu mengikuti bendanya
e) Dapat dialihkan kepada pihak lainnya
Jaminan kebendaan dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu (H.
Salim, 2004:25) :
a) Gadai
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal
1150, Gadai adalah:
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang
berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan
kepadanya oleh seorang berutang atau orang lain atas
namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
b) Jaminan Fidusia
Istilah fidusia berasal dari bahasa Belanda, yaitu
fiducie, seangkan dalam bahasa Inggris disebut fiduciary
transfer of ownership, yang artinya kepercayaan. Pasal 1 ayat
(1) Undang-Undang Mo. 42 Tahun 1999 tentang jaminan
fidusia menyebutkan pengertian jaminan fiducia adalah:
“Pengalihan hak kepemilikan atas suatu benda atas dasr
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya yang diadakan tersebut dalam
penguasaan pemilik benda itu”.
d) Hak Tanggungan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggungan
diartikan sebagai barang yang dijadikan jaminan. Dalam Pasal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
38
d. Tujuan Jaminan
Jaminan memiliki tujuan yaitu untuk melindungi kepentingan
kreditor. Kepentingan kreditor yang berhubungan dengan pemberian dana
yang telah diberikan oleh kreditor kepada debitor agar dikembalikan
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.Adanya jaminan yaitu
untuk meyakinkan kreditor, bahwa debitor memiliki kemampuan untuk
mengembalikan atau melunasi utang atau kreditnya yang diberikan
kepadanya sesuai dengan persyaratan dan perjanjian hutang atau kredit
yang telah disepakati bersama antara kreditor dengan debitor.
Pembuatan perjanjian jaminan adalah untuk menjamin pelaksanaan
perikatan debitor terhadap kreditor yang ada dalam suatu perjanjian lain
yang hendak dijamin pelaksanannya disebut saja perjanjian pokok yang
melahirkan perikatan-perikatan pokok. Dengan demikian, kausa
perjanjian penanggungan adalah untuk memperkuat perjanjian pokoknya
(J. Satrio, 1999: 60).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
b. Lahirnya Penjaminan
Lahirnya suatu penjaminan dapat juga dikatakan sebagai
terbentuknya atau telah dilakukan atas dibuatnya suatu penjaminan baik
oleh perseorangan (personal guarantee) maupun suatu badan usaha
(corporate guarantee) harus diikuti dengan perjanjian pokok terlebih
dahulu, baik itu perjanjian kredi bank maupun perjanjian lainnya. Secara
umum perjanjian penjaminan/ penanggungan dapat timbul dari hal-hal
sebagai berikut (J. Satrio, 1996:87) :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Dalam hal ini hak regresnya adalah hak regres borg terhadap
debitor utama. Secara lebih jelas juga dapat dikatakan bahwa
penjaminan jenis ini adalah penjaminan yang kreditornya hanya
mendapatkan pelunasan dari debitor utama.
4) Penjaminan tidak terbatas atau tertentu yaitu penjaminan yang tidak
meliputi banyak penjamin pokok tetapi juga meliputi segala akibat
utangnya, bahkan terhitung biaya-biaya gugatan, biaya peringatan
dan biaya lainnya. Apabila sampai ke pengadilan, meliputi segala
akibat utang disini bukan berarti meliputi utang yang akan muncul
kemudian, tetapi yang didasarkan pada perikatan pokok tertentu
saja yang sudah ada pada saat penjaminan diberikan yang telah
disebutkan secara tegas dalam perjanjian penjaminan, seperti yang
diatur dalam Pasal 1825 KUH Perdata.
5) Penjaminan bangunan (bowborgtocht) lebih banyak ditemui pada
zaman dahulu daripada sekarang, terdapat pada pemborong pekerja
bangunan. Yaitu penjamin mengikat diri untuk mengurus dan
menanggung/menjamin prestasi yang masih terutang oleh
pemborong dalam hal pemborong yang lalai, sehingga si borg wajib
untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum rampung atau dengan
kata lain ada seseorang yang mengikatkan diri sehingga borg
terhadap pemberi proyek untuk pelaksanaan bangunan.
45
46
47
B. Kerangka Pemikiran
Kreditur Debitur
Peran dan
Perjanjian Pertimbangan
Kredit Tanggung jawab Hakim
Penjamin
(Personal
Guarantor)
Debitur
Wanprestasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Keterangan :
Penyelesaian hutang terkait dengan suatu perjanjian kredit antara pihak kreditor
maupun pihak debitor telah selesai jika pihak debitor mampu memenuhi semua
kewajibannya kepada pihak kreditor. Penyelesaian tersebut dapat menggunakan
berbagai macam alternatif penyelesaian misalnya dengan melakukan perundingan
permintaan penghapusan utang baik untuk sebagian maupun seluruhnya, melakukan
penjualan sebagian aset atau bahkan seluruh asetnya. Selain itu dapat pula dengan
mengubah pinjaman yang diberikan oleh kreditor menjadi pernyataan saham. Selain
upaya-upaya tersebut bila pihak debitor tidak memiliki harta atau aset yang cukup
maka dapat melalui jalan peraturan kepailitan yaitu Undang-undang Kepailitan No.
37 Tahun 2004 dengan cara melakukan permohonan pailit yang dilakukan oleh para
kreditor kepada Pengadilan Niaga di daerah wilayah hukumnya.
Lain halnya jika suatu perjanjian kredit yang dilakukan oleh debitor memiliki
jaminan berupa jaminan imateriil. Jaminan imateriil berwujud pernyataan oleh pihak
ketiga (penjamin/ guarantor) yang tidak memiliki kepentingan apa-apa terhadap
debitor maupun terhadap kreditor, bahwa debitor dapat dipercaya akan melaksanakan
kewajiban yang diperjanjikan dengan syarat bahwa apabila debitor tidak
melaksanakan kewajibannya maka pihak ketiga itu bersedia untuk melaksanakan
kewajiban debitor tersebut (M. Yahya Harahap, 1986: 315).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
karena debitor wanprestasi atau tidak mampu untuk membayar hutangnya dan
sebagai wujud tanggung jawab pihak ketiga selaku penjamin atau guarantor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
50
perpustakaan.uns.ac.id 51c.i
digilib.uns.a
d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53c.i
digilib.uns.a
d
dimana berlaku saat debitor lalai atau cidera janji atau dengan
kata lain debitor tidak mampu membayar 1 (satu) atau lebih
utang yang harus segera dibayar atau telah jatuh tempo dan
dapat ditagih. Maka personal guarantee bertanggung jawab
untuk memenuhi kewajiban dari debitor yang telah lalai atau
cidera janji (Imran Nating, 2004:33).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59c.i
digilib.uns.a
d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60c.i
digilib.uns.a
d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61c.i
digilib.uns.a
d
“Debitor yang memiliki dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit
dengan Putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas
permohonan satu atau lebih Kreditornya”.
1. Adanya debitor.
KUH Perdata tidak mengenal kata debitor. Dalam KUH Perdata istilah
debitor dikenal dengan kata si berutang (schul denaar). Si berutang adalah
pihak yang wajib memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu berkenaan dengan perikatannya baik timbul karena perjanjian
maupun karena Undang-undang (Sutan Remy Sjahdeini, 2002: 111).
Debitor menurut US Bankruptcy Code diatur di dalam beberapa chapter,
tetapi dapat disimpulkan bahwa pengertian debitor tergantung dari aturan
main di dalam suatu negara, di Indonesia dalam hal ini Undang-undang
Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (Sutan Remy Sjahdeini, 2002: 115).
Menurut Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, dalam Pasal 1 ayat (3)
menyebutkan bahwa debitor adalah orang yang mempunyai utang karena
perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka
pengadilan. Seorang penjamin atau personal guarantee yang ikut
mengikatkan dirinya untuk menjamin pelunasan utang dari debitor tersebut,
berubah kedudukannya menjadi debitor ketika debitor utama tidak dapat
melunasi utang-utangnya. Personal guarantee bertanggung jawab untuk
melunasi utang-utang debitocrotm
ermseitbtuot.user
perpustakaan.uns.ac.id 62c.i
digilib.uns.a
d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63c.i
digilib.uns.a
d
3. Adanya minimal satu (1) utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
Pengertian utang dapat dilihat di dalam Pasal 1 ayat (6) Undang-undang
Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang dimana pengertian utang adalah kewajiban yang
dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang
Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang
timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau
undang-undang dan wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi
memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta
kekayaan Debitor. Syarat kepailitan harus terdapat minimal satu (1) utang
yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, hal tersebut berarti utang yang
dimiliki debitor telah lewat dari jangka waktu yang ditetapkan dan utang
tersebut dapat ditagih oleh kreditor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64c.i
digilib.uns.a
d
Utang, berlaku ketentuan di dalam Pasal 1831 dan Pasal 1832 KUH Perdata.
Ketentuan di dalam Pasal 1831 dan 1832 KUH Perdata tersebut berlaku karena
tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang sejalan dengan
asas lex specialis derogat lex generalis. Ketentuan tersebut antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66c.i
digilib.uns.a
d
4. Salah satu utang tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih tetapi
personal guarantee sebagai pihak yang bertanggung jawab renteng
dengan debitor utama terhadap utang tersebut, tetap tidak dibayar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69c.i
digilib.uns.a
d
Pelaksanaan tugas dan wewenang hakim diatur di dalam Pasal 1 Ayat (1)
Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dimana
berdasarkan Undang-undang tersebut, kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia.
Sebagai salah satu unsur aparat penegak hukum, tugas hakim sungguh
sangat berat. Hakim diharapkan dapat menjadi benteng atau pelarian terakhir (the
last resort) bagi para pencari keadilan (justiciable). Dalam posisi tersebut, Hakim
dituntut harus mempunyai kemampuan profesional, serta moral dan integritas
yang tinggi yang mencerminkan rasa keadilan, memberikan manfaat dan
menjamin kepastian hukum (http://teguhalexander.blogspot.com/2008/12/kriteria-
putusan-hakim-yang-ideal.html, Surakarta 10 Oktober 2010). Hal tersebut sangat
dibutuhkan oleh hakim dalam menegakkan hukum. Hukum dilaksanakan
bertujuan untuk mencapai keadilan, sehingga dengan ditegakkannya hukum akan
memberikan keadilan bagi masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70c.i
digilib.uns.a
d
Putusan adalah suatu pernyataan yang oleh Hakim, sebagai pejabat Negara
yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan dipersidangan dan bertujuan untuk
mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak
(Sudikno Mertodikusumo, 2000: 167). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
putusan hakim yaitu (http://www.pn-yogyakota.go.id, Surakarta 10 Oktober
2010):
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73c.i
digilib.uns.a
d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75c.i
digilib.uns.a
d
c. Putusan pailit Alex Korompis selaku personal guarantee dari PT. Hutan
Domas Raya
adalah sebesar USD 755,953.15 (tujuh ratus lima puluh lima ribu sembilan
ratus lima puluh tiga dollar Amerika Serikat lima belas sen), belum
termasuk bunga dan denda keterlambatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78c.i
digilib.uns.a
d
Adanya Dua (2) atau lebih Keditur Hakim berpendapat bahwa syarat
adanya dua atau lebih kreditor telah terpenuhi, hal ini di dasarkan pada
bukti-bukti persidangan, dimana PT. Chandra Sakti Utama Leasing (PT.
CSUL), selaku Pemohon Pailit terbukti sebagai kreditor. Berdasar
pertimbangan Hakim yaitu berupa perjanjian Induk Sewa Guna Usaha
antara PT. Chandra Sakti Utama Leasing dan PT. Hutan Domas Raya,
bertanggal 2 Pebruari 1996 (Master Lease Agreement), telah dapat
dibuktikan adanya Perjanjian Sewa Guna Usaha untuk fasilitas barang
modal yang merupakan Penjualan Dan Penyewaan Kembali (Sale and Lease
Back), antara Pemohon dengan PT. Hutan Domas Raya dan Termohon PT.
Chandra Sakti Utama Leasing (PT. CSUL) selaku pemberi sewa atau
kreditor. Selain itu adanya kreditor lain yaitu PT. Prima Solusi Sistem telah
terbukti berdasar Akta Nomor 15 tertanggal 6 Desember 2004. Berdasar hal
tersebut maka Majelis Hakim berpendapat adanya dua kreditor atau lebih
telah dipenuhi.
Adanya minimal satu (1) utang yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih. Adanya utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih yang
menjadi syarat kepailitan telah terpenuhi berdasarkan Pertimbangan majelis
Hakim yaitu sampai saat ini utang PT. Hutan Domas Raya yang belum
dibayar adalah USD 755,953.15 (tujuh ratus lima puluh lima ribu sembilan
ratus lima puluh tiga dollar Amerika Serikat lima belas sen), belum
termasuk bunga dan denda keterlambatan. Hal tersebut dapat dibuktikan
secara sederhana, dimana Majelis Hakim memfokuskan pada hubungan
perutangan antara kreditor dan debitor, dimana utang tersebut telah jatuh
tempo dan dapat ditagih. Selain itu terkait dengan adanya hubungan
perutangan antara debitor dengan kreditor lainnya. Majelis Hakim
berpendapat, bahwa pembuktian dalam Kepailitan Alex Korompis telah
dilakukan secara sederhana sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utacnogm
. mit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79c.i
digilib.uns.a
d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80c.i
digilib.uns.a
d
Putusan hakim yang ketiga yaitu putusan pailit Alex Korompis selaku
personal guarantee dari PT. Hutan Domas Raya, yaitu putusan No
51/PAILIT/2004/PN.NIAGA.JKT.PST, hakim dalam pertimbangan hukumnya
menyatakan telah memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor
37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU), dimana syarat-syarat kepailitan telah terpenuhi sehingga personal
guarantee dapat dipailitkan berdasar Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id 84c.i
digilib.uns.a
d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85c.i
digilib.uns.a
d
B. SARAN
Beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak yang
terkait antara lain sebagai berikut :
commit to user