Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

INOVASI PERMAINAN KARTU KLIP-KLOP TERHADAP

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK


PRASEKOLAH (4-5 TAHUN) DI RA MUSLIMAT NU VII
KABUPATEN PAMEKASAN

The Innovation Of Klip-Klop Card Game To Improve Language


Development In Preschool Children (4-5 Years Old)

Risky Dwi Maulana Fitra


* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya
Telp. 085649818765, Email : Riskydwimaulana_fitra@yahoo.com

ABSTRACT
Language ability is one of children development indicator. The language was related
to the thinking process as a media to communicate the thought. If this need cannot be
fulfilled, it will decrease the children personality development. Klip-klop card, an educational
game, was one of programs which can be developed to preschool students in Indonesia.
Playing klip-klop card can enhance the language development. The purpose of this study was
to explain the effect of klip-klop card game to improve language development in preschool
children (4-5 years old).
Design used in this research was quasy experimental pre post test design. The samples
were obtained using purposive sampling. This study was conducted in RA Muslimat NU VII
Pamekasan, in which the sample of 12 respondents (4-5 years old) were divided into 2 groups,
treatment and control. The independent variable was klip-klop card playing. And the
dependent variable was language development, examined by Denver II test. Data were
analyzed by using Wilcoxon Signed Rank Test and Mann Whitney U Test with significance
α<0,05.
The result of Wilcoxon Signed Rank Test showed that the treatment group had
significant increasing language development with p = 0.025, while the control group had no
significant language development with p = 0.317 and the Mann Whitney U Test showed p =
0.027.
It can be concluded that playing klip-klop card effectively increases the language
development of preschool children (4-5 years old). It was because this game can help children
to increase their imagination, ability, experience, intuition, feeling, and fantasy. Therefore, it
is suggested to parents, schools, and teachers to use this game to improve the language ability
of children.

Keywords : klip-klop card, language development, preschool children

PENDAHULUAN perkembangan bahasa beresiko mengalami


Keterlambatan perkembangan bahasa kesulitan belajar, kesulitan membaca dan
adalah ketidakmampuan anak untuk menulis dan akan menyebabkan
menggunakan simbol linguistik untuk pencapaian akademik yang kurang secara
berkomunikasi secara verbal (Zuhriah, menyeluruh, hal ini dapat berlanjut sampai
2009). Permasalahan yang terjadi pada usia dewasa (Owens, 2001). Menurut
anak prasekolah adalah keterlambatan Suryawan (2012) penyebab anak
perkembangan bahasa, terutama dalam mengalami keterlambatan perkembangan
penguasan kosa kata (Taningsih, 2006). bahasa 90% dikarenakan adanya gangguan
Anak yang mengalami keterlambatan input yakni kurangnya pemberian
stimulasi. Menurut Santrock (2007) cara peningkatan perkembangan bahasa pada
meningkatkan perkembangan anak anak prasekolah masih belum jelas.
prasekolah yang baik adalah dengan Masa terpenting dalam tumbuh
metode pengajaran yang aktif dan kembang anak terjadi ketika 5 tahun
partisipatif seperti permainan. Bermain pertama kehidupannya, dikenal dengan
adalah salah satu aktivitas stimulasi pada istilah the golden years karena pada
anak prasekolah yang dapat periode ini anak mengalami puncak
mengembangkan perkembangan bahasa perkembangan, sehingga untuk
(Soetjiningsih, 2012). Menurut Jalil (2010) merangsang kemampuan anak sebaiknya
permainan kartu klip-klop adalah diberikan stimulasi semenjak dini
permainan yang cocok dengan anak (Hardjadinata, 2009). Berdasarkan studi
prasekolah yang memungkinkan anak pendahuluan yang diambil peneliti dengan
untuk meningkatkan perkembangan menggunakan lembar observasi Denver II
bahasanya melalui bermain berkelompok, pada tanggal 26 dan 27 April 2012 di RA
mengucapkan kata dan melihat gambar. Muslimat NU VII Kabupaten Pamekasan
Peningkatan perkembangan bahasa dengan dengan murid kelas A1 yang berjumlah 28
mengunakan permainan kartu klip-klop anak dan A2 yang berjumlah 29 anak
merupakan ide kreatif dari perawat dalam dengan rentang umur 4-5 tahun dengan
melaksanakan perannya sebagai pendidik total jumlah 57 anak. Dari 57 anak,
dan inovator. Berdasarkan data awal yang persentase anak yang mengalami
diambil peneliti di RA Muslimat NU VII keterlambatan perkembangan bahasa
Kabupaten Pamekasan dikelas A1 dan A2 adalah sebagai berikut: (25%) 14 anak
dari hasil lembar observasi Denver II masuk pada kategori suspect, (11%) 6 anak
didapatkan 25% dari 57 anak mengalami tidak tahu kegunaan 3 benda, (5%) 3 anak
keterlambatan perkembangan bahasa dan tidak mengetahui empat kegiatan, (12%) 7
masuk dalam kriteria suspect. Selama ini anak bicara tidak dimengerti, (14%) anak
RA Muslimat NU VII Kabupaten tidak mengerti 4 kata depan, (19%) 11
Pamekasan menggunakan media anak tidak bisa menyebut 4 warna, (19%)
permainan kartu huruf, angka dan metode 11 anak tidak mengartikan 5 kata, (21%)
bercerita untuk meningkatkan 12 anak tidak mengetahui 3 kata sifat,
perkembangan bahasa anak prasekolah, (9%) 5 anak tidak bisa menyebutkan 2
namun permainan dan metode tersebut lawan kata dengan benar. Menurut Rydz
terlalu sering digunakan sehingga (2006) pada studi koheren terakhir telah
membuat anak bosan dan akhirnya anak dilaporkan data keterlambatan bahasa pada
menjadi malas untuk bermain, oleh karena anak usia prasekolah 2,3-19%. Sebagian
itu perlu adanya inovasi atau modifikasi besar studi melaporkan prevalensi
permainan baru untuk menunjang keterlambatan berbahasa pada anak
peningkatkan perkembangan bahasa anak prasekolah sebesar 40% sampai 60%
prasekolah. Melalui permainan kartu klip- (Toppelberg, 2003).
klop, diharapkan anak lebih mampu Pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun
mengoptimalkan kemampuan secara formal dapat ditempuh di taman
berbahasanya, dari yang sebelumnya dalam kanak-kanak TK atau RA (Syaodih, 2011).
kriteria untestable dan suspect dapat Melalui suatu proses pembelajaran sejak
meningkat ke dalam kriteria normal. usia dini, diharapkan anak tidak hanya siap
Permainan kartu klip-klop akan membantu untuk memasuki jenjang pendidikan lebih
anak meningkatkan pembendaharaan lanjut, tetapi yang lebih utama adalah agar
kosakata dalam berbahasa (Jalil, 2010). anak memperoleh rangsangan-rangsangan
Akan tetapi, sampai saat ini pengaruh fisik-motorik, intelektual, sosial, dan emosi
inovasi permainan kartu klip-klop terhadap sesuai dengan tingkat usianya (Syaodih,
2011). Keterlambatan perkembangan
bahasa pada anak dikarenakan kurangnya Namun seberapa jauh pengaruh inovasi
stimulus yang diberikan orang tua kepada permainan kartu klip-klop ini dalam
anak seperti kurangnya mengajak anak meningkatkan kemampuan bahasa anak
berbicara, berinteraksi dan bermain usia prasekolah belum bisa dijelaskan.
(Suryawan, 2012). Pada anak prasekolah Oleh karena itu, penulis ingin meneliti
bermain adalah stimulus yang penting tentang inovasi permainan kartu klip-klop
untuk perkembangan anak baik fisik, terhadap perkembangan bahasa anak
emosi, bahasa, mental, intelektual, prasekolah usia (4-5 tahun) di RA
kreativitas dan social (Soetjiningsih, 2012). Muslimat NU VII Kabupaten Pamekasan.
Namun Gray, mengungkapkan bahwa saat
ini waktu bermain anak semakin berkurang BAHAN DAN METODE
dengan berbagai macam alasan, seperti Penelitian ini menggunakan
orang tua tidak mengizinkan anak bermain rancangan penelitian eksperimen semu
di luar, orang tua yang terlalu membatasi, (Quasy-Experiment) yaitu kelompok
atau tidak ada anak lain di luar sana untuk perlakuan diberi intervensi berupa
diajak bermain. Waktu bermain anak-anak permainan kartu klip-klop disamping
yang berkurang ini memiliki dampak serius mendapatkan pembelajaran sesuai dengan
bagi perkembangan anak dan kesehatan kurikulum dari sekolah, sedangkan
mental-emosionalnya seperti anak lebih kelompok kontrol dibiarkan seperti biasa
sering mengalami kecemasan, depresi, yaitu hanya memperoleh pembelajaran
perasaan tidak berdaya dan kurangya rutin dari sekolah. Pada kedua kelompok
percaya diri, dari hal ini akan diawali dengan pre-test pengukuran
mengakibatkan perkembangan bahasa anak perkembangan bahasa anak sesuai dengan
terganggu (Harnowo, 2011). lembar observasi perkembangan bahasa
Keterlambatan perkembangan bahasa pada Denver II, dan setelah pemberian
anak prasekolah dapat beresiko mengalami perlakuan diadakan pengukuran kembali
kesulitan belajar, kesulitan membaca, (post-tes) dengan format yang sama.
menulis dan serta menyebabkan Populasi dalam penelitian ini adalah
pencapaian akademik yang kurang seluruh anak prasekolah (4-5 tahun) di RA
maksimal, hal ini dapat berlanjut sampai Muslimat NU VII Kabupaten Pamekasan
usia dewasa (Owens, 2001). yang berjumlah 57 anak yang terbagi
Bermain bagi anak bagaikan bekerja menjadi dua kelas yaitu: kelas A1 dan
bagi orang dewasa. Bermain merupakan kelas A2. Besar sampel pada penelitian ini
media yang baik untuk belajar karena didapatkan 12 anak dilakukan dengan
dengan bermain, anak-anak akan berkata- menggunakan metode purposive sampling
kata (berkomunikasi), belajar berdasarkan kriteria inklusi yaitu anak
menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehat fisik, anak yang mengalami
melakukan apa yang dapat dilakukan, keterlembatan perkembangan bahasa.
mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
2009). Oleh karena itu, peneliti tertarik adalah anak yang sakit atau tidak masuk
untuk memanfaatkan inovasi permainan sekolah. Penelitian ini dilakasanakanpada
kartu klip-klop yang diharapkan dapat tanggal 7-21 Mei 2012.
meningkatkan perkembangan bahasa anak Variabel independen dalam
prasekolah. Permainan kartu klip-klop penelitian ini adalah permainan kartu klip-
merupakan permainan yang bisa klop. Vareabel dependen dalam penelitian
menstimulasi perkembangan anak seperti, ini adalah peningkatan perkembangan
melatih interaksi sosial, berimajinasi, bahasa.
belajar bekerjasama, meningkatkan Intrumen pada penelitian ini
pembedaharaan kosakata bahasa serta menggunakan alat ukur berupa lembar
kemampuan kognitif anak (Jalil, 2010). observasi Denver II. Uji Denver II
dipergunakan untuk melakukan skrining perlakuan mayoritas responden berjenis
perkembangan anak usia 0 – 6 tahun. kelamin perempuan yaitu 4 orang (63%)
Dalam penelitian ini lembar observasi sedangkan pada kelompok kontrol
Denver II digunakan untuk mengukur mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu
peningkatan perkembangan bahasa pada sebanyak 4 anak (67%). status anak dalam
anak prasekolah sebelum dan setelah keluarga pada kelompok perlakuan adalah
bermain kartu klip-klop. Penilaian sebanyak 3 anak (50%) anak pertama, 1
dilakukan sendiri oleh peneliti dengan anak (17%) anak kedua, 1 anak (17%)
kriteria hasil tes: 1) Normal : Bila tidak anak ketiga, 1 anak (17%) anak kelima dan
ada keterlambatan dan atau paling banyak status anak dalam keluarga pada kelompok
satu caution; 2) Suspect : Bila didaptakan kontrol adalah 4 anak (67%) anak kedua
> 2 caution dan/atau > 1 keterlambatan; 3) dan 2 anak (33%) anak ketiga. Pada
Untestable : Bila ada skor menolak pada > kelompok perlakuan mayoritas pendidikan
1 uji coba terletak di sebelah kiri garis terakhir ayah adalah lulus SMU yaitu
umur atau menolak pada > 1 uji coba yang sebanyak 4 orang (67%) dan pada
ditembus garis umur pada daerah 75-90 %. kelompok kontrol pendidikan terakhir ayah
Pelaksanaan bermain kartu klip-klop ini responden tidak lebih dari lulus SMU yaitu
menggunakan SAK (Satuan Acara 2 orang (33%) lulus SD dan 2 orang
Kegiatan) dengan panduan dari peneliti (33%) lulus SMP. Mayoritas pendidikan
dan observasi. Data yang diperoleh terakhir ibu responden pada kelompok
selanjutnya dianalisis dengan perlakuan adalah lulus SMU yaitu
menggunakan teknik statistik Wilcoxon sebanyak 3 orang (50%) dan pada
Signed Rank Test untuk mengetahui kelompok kontrol mayoritas pendidikan
pengaruh variabel independen permainan ibu responden di bawah lulus SMU yaitu 2
kartu klip-klop terhadap vareabel dependen orang (33%) lulus SD, 1 orang (17%) lulus
peningkatan perkembangan bahasa dan SMP dan 1 orang (17%) lulus SMU.
dengan uji Mann Whitney U Test untuk mayoritas pekerjaan ayah responden pada
menganalisis perbedaan perubangan antara kelompok perlakuan adalah 2 orang (33%)
kelompok kontrol dan kelompok pedagang, 2 orang (33%) PNS, sedangkan
perlakuan, dengan tingkat kemaknaan α ≤ pada kelompok kontrol mayoritas
0,05. pekerjaan ayah responden adalah bekerja
sebagai petani sebanyak 3 orang (50%).
Mayoritas pekerjaan ibu responden pada
HASIL PENELITIAN kelompok perlakuan bekerja sebagai petani
Distribusi data demografi responden yaitu sebanyak 2 orang (33%), sedangkan
pada penelitian ini, dari 12 responden yang pada kelompok kontrol ibu responden yang
dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok mayoritas bekerja sebagai petani yaitu
perlakuan dan kelompok kontrol. usia sebanyak 3 orang (50%). Penghasilan
responden kelompok perlakuan memiliki orang tua responden pada kelompok
sebaran yang sama yaitu sebanyak 3 orang perlakuan sebanyak 3 orang (50%)
(50%) berusia 4 tahun dan 5 tahun. berpenghasilan <950.000 setiap bulannya,
Sedangkan pada kelompok kontrol usia begitu juga dengan kelompok kontrol
responden mayoritas berumur 5 tahun yaitu terdapat sebanyak 4 orang (67%)
sebanyak 5 orang (83%). Pada kelompok berpenghasilan <950.000 setiap bulannya.
Tabel 5. 1 Analisa hasil pre-test dan post-test perkembangan bahasa anak usia prasekolah (4-
5 tahun) Murid Kelas A di RA Muslimat NU VII Kabupaten Pamekasan .

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol


Interpretasi
Hasil Pre-test Post-test Pre-test Post-test
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Untestable 0 0 0 0 0 0 0 0
Suspect 6 100 1 17 6 100 5 83
Normal 0 0 5 83 0 0 1 17
Total 6 100 6 100 6 100 6 100
p = 0,025 p = 0,317
Wilcoxon Signed Rank Test Wilcoxon Signed Rank Test
Uji Statistik p < 0.05 p < 0.05
p = 0,027 Mann-Whitney U Test α < 0.05

PEMBAHASAN anak dalam perkembangan bahasanya


Hasil pengukuran perkembangan menjadi kurang optimal.
bahasa dengan menggunakan alat ukur Dari data demografi didapatkan
Denver II menunjukkan kondisi awal tingkat pendidikan orang tua responden
perkembangan bahasa sebelum dilakukan pada kelompok perlakuan dan kontrol
intervensi permainan kartu klip-klop mayoritas adalah lulusan SMU, SMP dan
terdapat 6 anak (100%) pada kelompok SD. Menurut judarwanto (2010) orang tua
perlakuan maupun 6 anak (100%) pada dengan tingkat pendidikan rendah
kelompok kontrol memiliki perkembangan merupakan faktor resiko keterlambatan
bahasa dalam kriteria suspect, dikatakan bahasa pada anaknya. Cara bagaimana
suspect apabila didapatkan >2 caution orang tua mengajarkan bahasa dan memberi
dan/atau >1 delay (penolakan) pada item stimulasi mempengaruhi laju
lembar observasi Denver II. Perkembangan perkembangan bahasa. Hal inilah yang
bahasa anak yang belum optimal dapat membuat anak kurang makasimal dalam
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu perkembangan bahasanya.
factor sosial ekonomi, pendidikan, status Status anak dalam keluarga juga dapat
anak (Judarwanto, 2010). mempengaruhi tumbuh kembangnya.
Berdasarkan data demografi, dilihat Berdasarkan distribusi status responden
dari pekerjaan dan penghasilan perbulan dalam keluarga pada kelompok perlakuan
orang tua responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan 8
dan kelompok kontrol sebagian besar responden merupakan anak kedua dan
bekerja sebagai petani dengan penghasilan ketiga. Menurut Judarwanto (2010) pada
rata-rata per bulan kurang dari UMR anak kedua atau anak yang berada di tengah
Kabupaten Pamekasan yaitu Rp.950.000. dalam keluarga, kepercayaan diri orang tua
Status sosial ekonomi juga berperan penting sudah merasa biasa dalam merawat anak,
terhadap pertumbuhan dan perkembangan hal tersebut akan membuat anak lebih cepat
anak (Judarwanto, 2010). Dalam hal ini dan mudah beradaptasi, namun
status sosial ekonomi keluarga yang rendah perkembangan intelektual dan bahasa
dapat menyebabkan kurang dapat mereka mungkin tidak sebaik anak pertama,
memenuhi kebutuhan anak baik dalam hal hal tersebut dikarenakan perhatian orang
nutrisi maupun dalam kebutuhan alat-alat tua tidak sefokus memperhatian ketika
stimulasi perkembangan anak, sehingga memiliki anak pertama. Dalam hal ini
kemampuan kurangnya perhatian orang tua dapat
mengurangi kesemapatan anak untuk
mengasah kemampuan bahasanya, sehingga ingin tahu yang besar. Hal ini sangat sesuai
masih ditemukan anak dengan dengan konsep yang terdapat dalam
perkembangan bahasa yang kurang optimal. permainan kartu klip-klop. Media kartu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adalah media yang dekat dengan dunia
pada kelompok perlakuan yang berjumlah 6 bermain anak. Sejak anak memasuki
anak (100%) mulanya masuk dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak
kriteria suspect, setelah diberikan intervensi sudah dikenalkan dengan permainan kartu,
permainan kartu klip-klop mengalami seperti remi, domino, kartu flash, kartu
perubahan tingkat perkembangan bergambar dan lain sebagainya. Permainan
bahasanya, sebanyak 5 anak (83%) kartu klip-klop terdiri dari 3 seri yaitu seri
mengalami perubahan pada perkembangan binatang, seri angka dan seri dalam kelas,
bahasanya, dan masuk kedalam kriteria dengan menggunakan 3 seri ini anak akan
perkembangan yang normal. Dalam bermain sambil belajar yang sesuai dengan
permainan kartu klip-klop stimulus 9 item penilaian perkembangan bahasa
diberikan secara terus menerus. Menurut Denver II, seperti pada seri dalam kelas kita
Wijaya, (2009) stimulasi perlu dilakukan bisa meminta anak untuk menyebutkan
secara terus menerus karena setiap kali anak kegunaan dari gambar yang ada pada kartu
berpikir atau memfungsikan otaknya, akan seperti kegunaan pensil, buku atau tempat
terbentuk sinaps baru untuk merespons sampah, perintah ini sesuai dengan item
stimulasi tersebut. Stimulasi yang terus- penilaian no.1 kegunaan 3 benda, meminta
menerus akan memperkuat sinaps yang anak untuk menyebutkan warna pada kartu,
lama sehingga otomatis membuat fungsi perintah ini sesuai dengan item penilaian
otak akan semakin baik. Dalam teori no.5 yaitu menyebutkan 4 warna, anak
Operant Conditioning, untuk meningkatkan diminta untuk menjawab apa gunanya
respons perlu adanya pembiasaan pensil, buku atau tas pada kartu yang,
(conditioning), pembiasaan tersebut akan perintah ini sesuai dengan item penilaian
terjadi dengan adanya suatu penguatan no.1 yaitu menyebutkan kegunaan 3 benda,
(reinforcement), perilaku atau respons yang anak diminta untuk menjawab apakah meja,
diikuti oleh penguat (reinforce) positif sapu dan kursi itu, perintah ini sesuai
cenderung akan diulangi (Skinner dalam dengan item penilaian no.6 yaitu
Kristianty, 2006). Dalam penelitian ini, mengartikan 5 kata. Pada seri angka,
yang membuat responden tertarik untuk meminta anak untuk menghitung jumlah
terus ikut dalam bermain kartu klip-klop kartu yang dipegangnya, perintah ini sesuai
dikarenakan adanya penguatan dengan item penilaian no. 8 yaitu
(reinforcement) berupa reward. Dengan menghitung 5 kubus. Pada seri bintang kita
pemberian reward, anak akan terdorong bisa meminta anak untuk menyebutkan
untuk melakukan permainan kartu klip-klop bunyi binatang yang sesuai dengan gambar
secara terus menerus dan dari situlah akan pada kartu, perintah ini sesuai dengan item
terjadi stimulus yang berulang sehingga penilaian no.2 mengetahui 4 kegiatan, kita
membantu anak untuk meningkatkan bisa meminta anak untuk menyebutkan
perkembangannya, khususnya dalam binatang yang buas, jahat, baik yang ada
perkembangan bahasa. Hal ini pada kartu, perintah ini sesuai dengan item
menunjukkan bahwa inovasi permainan penilaian no.7 mengetahui 3 kata sifat dan
kartu klip-klop efektif untuk meningkatkan menanyakan besar kecilnya binatang,
perkembangan bahasa anak prasekolah (4-5 perintah ini sesuai dengan item penilaian
tahun). no.9 menyebutkan 2 lawan kata. Permainan
Menurut Sigmund Freud (2007), anak kartu klip-klop dapat mempermudah anak
usia prasekolah berada pada fase inisiatif. dalam proses membaca khususnya
Pada tahap inilah anak ingin memasuki keterampilan dalam mengeja suatu kata,
dunianya dengan gerak, suara, dan rasa selain itu anak akan memperoleh
keterampilan menyimak, membaca, interaksi orang tua hanya terfokus
mendengar kosa kata baru, serta kepadanya. Hal ini menunjukkan bahwa
berinteraksi dengan teman bermainnya. meskipun anak tidak memperoleh intervensi
Sehingga dengan bermain kartu klip-klop berupa permainan kartu klip-klop, tetapi
anak dapat berlatih dan meningkatkan responden no 3 ini bisa mendapatkan
kemampuan bahasa sesuai dengan tahap stimulasi lain yang menunjang
perkembangan diusianya. perkembangan bahasanya dirumah.
Pada kelompok perlakuan setelah
dilakukan permainan kartu klip-klop masih Perbedaan antara kemampuan bahasa
terdapat 1 anak (17%) yang tetap berada anak sebelum dan sesudah intervensi
dalam kriteria suspect, yaitu responden ditampilkan dalam tabel 5.1. Uji statistik
nomor 3, yang membuat responden nomor Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan
3 tetap dalam kriteria suspect dikarenakan nilai signifikansi (p) = 0,025 yang berarti
pada saat dilakukan intervensi permainan ada pengaruh permainan kartu klip-klop
kartu klip-klop responden nomor 3 kurang terhadap peningkatan perkembangan bahasa
memperhatikan dan selalu asik bermain anak prasekolah (4-5 tahun). Hal ini
sendiri, sehingga meskipun telah diberikan menunjukkan bahwa secara kualitatif dan
intervensi berupa permainan kartu klip-klop kuantitatif perkembangan bahasa anak usia
perkembangan bahasa responden tetap tidak prasekolah meningkat setelah diberikan
meningkat. intervensi. Meningkatnya perkembangan
Kemampuan berbahasa pada bahasa pada anak tersebut diperoleh dari
kelompok kontrol setelah dilakukan ketertarikan anak terhadap inovasi
pengukuran perkembangan bahasa permainan kartu klip-klop yang merupakan
menggunakan Denver II, hanya 1 anak media baru bagi mereka untuk belajar
(17%) yang mengalami peningkatan meningkatkan perkembangan bahasannya.
perkembangan bahasanya dan masuk dalam Uji statistik dengan Mann-Whitney U Test
kriteria normal, yaitu responden no 3. menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0,027
Berdasarkan data demografi responden yang berarti terdapat perbedaan antara
berusia 5 tahun, berjenis kelamin laki-laki, perkembangan bahasa anak usia prasekolah
merupakan anak pertama, dan dari data yang mendapatkan intervensi permainan
demografi orang tua responden, ayah kartu klip-klop dengan kelompok anak yang
responden berpendidikan terakhir tidak mendapatkan intervensi. Perbedaan
perguruan tinggi, bekerja swasta, sedangkan tersebut dapat disebabkan karena dengan
ibu responden berpendidikan terakhir menggunakan permainan kartu klip-klop
perguruan tinggi, bekerja sebagai PNS, stimulasi yang diberikan lebih menunjang,
pengasilan oranng tua responden setiap hal ini dikarenakan anak akan mendapatkan
bulannya lebih dari UMR Kabupaten stimulasi yang berulang. Sehingga anak
Pamekasan (Rp.950.000,00). Dilihat dari lebih mudah untuk berinteraksi,
segi pendidikan, dengan pendidikan yang berimajinasi, belajar bekerjasama, serta
tinggi orang tua lebih memiliki kemampuan meningkatkan pembedaharaan kosakata
dalam memberikan stimulus-stimulus untuk bahasa.
perkembangan anaknya, didukung pula Hasil pre-test dan post-test
dengan faktor penghasilan yang tinggi, perkembangan bahasa pada kelompok
orang tua akan mampu untuk menyediakan kontrol juga menunjukkan adanya
alat permainan edukatif untuk bermain di peningkatan meskipun lebih sedikit
rumah. Disamping itu responden dibandingkan dengan peningkatan pada
merupakan anak pertama yang mana kelompok perlakuan. Hal tersebut
menurut Hidayat (2008) anak pertama akan disebabkan karena ketika kelompok
lebih baik perkembangannya ketimbang perlakuan diberikan permainan kartu klip-
anak kedua atau selanjutnya, karena klop, kelompok kontrol tidak mendapat
intervensi namun tetap mengikuti kegiatan
pembelajaran di RA sesuai jadwal.
Kegiatan tersebut yaitu bermain, bernyanyi, SIMPULAN DAN SARAN
berbaris, hafalan do’a sehari-hari, dan Simpulan :
mendengarkan cerita. Sedangkan pada Perkembangan bahasa anak usia
kelompok perlakuan selain juga mengikuti prasekolah (4-5tahun) di TK Muslimat NU
jadwal kegiatan di RA, mereka mendapat VII Pamekasan sebelum dilakukan
tambahan stimulasi yang sangat permainan kartu klip-klop pada kelompok
berpengaruh pada perkembangan bahasanya perlakuan dan kontrol semua masih dalam
yaitu permainan kartu klip-klop. Sehingga kriteria suspect. Rendahnya perkembangan
didapatkan hasil rerata yang berbeda antara bahasa anak disebabkan karena faktor sosial
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. ekonomi yang rendah, pendidikan yang
Anak sangat membutuhkan stimulasi rendah serta urutan anak kedua dan
yang adekuat untuk menunjang tahap seterusnya dalam keluarga.
perkembangannya. Otak sebagai pusat Perkembangan bahasa anak
pengatur perkembangan terus mengalami prasekolah (4-5 tahun) di TK Muslimat NU
perubahan sesuai dengan stimulus yang VII Pamekasan sesudah dilakukan
diterima anak melalui panca inderanya. Hal permainan kartu klip-klop pada kelompok
ini juga akan mempengaruhi kecerdasan, perlakuan menunjukkan peningkatan, yaitu
kepribadian, dan kualitas hidup seorang mayoritas anak perkembangan bahasanya
anak (Depdiknas, 2007). Stimulasi meningkat ke kriteria normal, sedangkan
merupakan komponen penting yang pada kelompok kontrol hanya sedikit yang
bermanfaat untuk meningkatkan tahap mengalami peningkatan perkembangan
perkembangan anak. Anak yang bahasa. Hal tersebut terjadi karena anak
memperoleh stimulus yang terarah akan pada kelompok kontrol hanya mendapatkan
lebih cepat berkembang dibandingkan anak pembelajaran dari sekolah.
yang kurang mendapatkan stimulus. Permainan kartu klip-klop
Apalagi jika stimulus tersebut diberikan berpengaruh terhadap peningkatan
secara terus menerus (Nursalam, 2005) perkembangan bahasa anak prasekolah (4-5
Bermain merupakan metode yang paling tahun). Perkembangan bahasa meningkat
menyenangkan dan efektif untuk dikarenakan pada permainan kartu klip-klop
memberikan stimulasi pada anak. Menurut menggunakan sistem reward yang akan
Bruner dan Sutton-Smith (1960), anak memotivasi anak untuk bermain secara
merasa santai saat dirinya bermain sehingga berulang sehingga efektif untuk
anak dengan mudah belajar berbagai cara menstimulasi perkembangan bahasa anak
untuk mengatasi masalah yang ditemuinya prasekolah (4-5 tahun).
ketika bermain. Nilai-nilai pembelajaran
yang ingin disampaikan akan lebih Saran :
dipahami oleh anak melalui permainan. Bagi Profesi Keperawatan mengingat
Permainan kartu klip-klop terbukti memiliki permainan kartu klip-klop dapat
pengaruh pada perkembangan anak meningkatkan perkembangan bahasa anak,
khususnya pada perkembangan bahasa, maka permainan ini dapat diterapkan di
karena melalui permainan ini anak dapat bidang keperawatan anak khususnya pada
berimajinasi dengan melihat gambar, area tumbuh kembang sebagai salah satu
mengucapkan dan mendengar kata-kata terapi bermain untuk menstimulus
yang baru dan bermain bersama teman- perkembangan bahasa anak dan mencegah
temannya dengan cara yang menyenangkan terjadinya keterlambatan perkembangan
serta disukai anak sehingga anak tidak bahasa anak.
merasa bosan dan tidak menimbulkan Bagi Institusi Pendidikan TK/RA
tekanan pada anak pada saat mengulangi mengingat permainan ini merupakan
permainan tersebut. permainan yang baru dan efektif untuk
menstimulasi perkembangan anak, maka Bernstein & Tiegerman. (1993) Language
permainan kartu klip-klop dapat and communication disorders in
dimasukkan dalam program pembelajaran children . New York, Maxwell
di TK/RA sebagai alternatif permainan Macmillian International.
edukatif untuk meningkatkan
perkembangan bahasa anak. Permainan ini Departemen Pendidikan Nasional. (2007).
dapat diberikan sebanyak tiga kali dalam Standar Kompetensi TK dan RA
satu minggu selama dua minggu (6 kali 2004,
pertemuan) dengan guru kelas sebagai (http://www.puskur.net/inc/tk/Stan
fasilitator. darKompetensiTK_RA.pdf,
Masyarakat (Orang tua dan murid) diakses tanggal 3 April 2012, jam
permainan kartu klip-klop dapat 21.17 WIB)
disosialisasikan kepada keluarga yang
mempunyai anak usia prasekolah melalui Ekawati, E. (2010). Perkembangan Peserta
penyuluhan di puskesmas, PKK, maupun Didik, (Online),
kegiatan kemasyarakatan lain untuk (http://enikekawati.student.fkip.un
diberikan sebagai alternatif stimulasi pada s.ac.id/category/perkembangan-
anak di rumah. peserta-didik/, diakses tanggal 12
Elang Grup kartu kilp-klop yang Juni 2012, jam 08.30 WIB)
bergambar seperti gambar animasi kartun,
bisa diganti dengan gambar aslinya, agar Fajriyah. (2008). Pengaruh Story Reading
mempermudah anak untuk memaknainya. terhadap Perkembangan Bahasa
Penelitian selanjutnya penelitian lebih Anak Usia Prasekolah di Taman
lanjut dapat membandingkan metode Kanak-kanak Dharmawanita
permainan kartu klip-klop dengan Sememu Kecamatan Pasirian
permainan lain untuk meningkatkan Kabupaten Lumajang. Skripsi
perkembangan bahasa anak usia prasekolah tidak dipublikasikan. Surabaya:
sehingga dapat diketahui efektivitasnya. FKpUnair.

KEPUSTAKAAN Institute of Neurosciences, Mental Health


Andri, A. (2010). Teori Operant and Addiction (INMHA). (2012).
Conditioning Skinner, Models of Spoken and Written
(http://ranah- Language Function in the Brain,
berbagi.blogspot.com/2010/08/isi- Diakses dari
latarbelakang-teori-skinner- http://thebrain.mcgill.ca/flash/d/d_
seorang.html, diakses 30 April 10/d_10_cr/d_10_cr_lan/d_10_cr_l
2012, jam 09.00 WIB) an.html, tanggal 30 Maret 2012
Jam 20.00 WIB.
Ardiana, D. (2011) Tumbuh Kembang Dan
Terapi Bermain Pada Anak. Isbell, Rebecca, et al. (2004) “The Effects
Jakarta: salemba medika. of Storytelling and Story Reading
on the Oral Language Complexity
Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian
and Story Comprehension of
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Young Children”.Early Childhood
Rineka Cipta, hal: 44, 102, 105
Education Journal, Vol. 32, No.
3,Hal 157-
Arikunto, S. (2009). Manajemen
163.http://www.metapress.com.ezp
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta,
roxy.lib.monash.edu.au
hal. 102
/content/jkn1048502886342/fulltex
t.pdf, Tanggal 28 Desember 2011, Taman Kanak-Kanak Sebagai
jam 21.35 WIB. Upaya Menciptakan Anak Cerdas,
Ceria, Dan Berakhlak.. Jurnal Visi
Jalil, M. (2010). Elang (Educational Ilmu Pendidikan,
Language Games) PKM-K. Tidak www.jurnal.untan.ac.id
di publikasikan.Surababya: Unair
Prasetyani, S. (2007). Belajar Behavioristik
Judarwanto, W. (2006). Faktor Resiko dan Teori Belajar Humanisitik.
Gangguan Perkembangan Bicara Yogyakarta.
dan Bahasa Pada Anak.
(http://speechclinic.wordpress.com Rusmil, K. (2010). Ragam Stimulasi
/2010/04/24/faktor-resiko- Kecerdasan Anak Berdasarkan
gangguan-perkembangan-bicara- Usia,
dan-bahasa-pada-anak. diakses (http://www.ibudanbalita.com/disk
tanggal 23 maert 2012, jam 19.15 usi/pertanyaan/39953/Ragam-
WIB). Stimulasi-Kecerdasan-Anak-
Berdasarkan-Usia, Tanggal 16
Lutfidah, N.D. (2011). Pengaruh April 2012, jam 07.05 WIB)
Permainan BonekaTangan
Terhadap Perkembangan Bahasa Rydz D, Srour M, Oskoui M, Marget N,
Anak Usia Prasekolah (5-6Tahun Shiller M, Majnemer A, et.al.
)Di TK Negeri Pembina (2006). Screening for
Kabupaten Gersik, Skripsi tidak di developmental delay in the setting
publikasikan. Surabaya: FKpUnair. of a community pediatr clinic: A
Prospective assessment of parent-
Narulita, I. (2009). Faktor risiko gangguan Report questionnaires. London:
berbahasa pada anak. Pediatrics press.
http://speechclinic.wordpress.com/ Santrock, J (2007). Perkembangan Anak.
2009/12/13/faktor-risiko- Jilid.1. Jakarta: Erlangga, hal:243-
gangguan-berbahasa-pada-anak/ 244
diakses Tanggal 18 Maret 2012,
jam 20.00 WIB. Setiawan, Y. (2008). Pengaruh Lingkungan
terhadap Perkembangan Bahasa
Owens, RE. (2001). Language Anak, (Online),
Development an Introduction, 5th (http://siaksoft.net/index.php/optio
edition. New York:Allyn and n=comcontent&task=view&id=24
Bacon. 86&Item/id=101%20-
%2022k.htm/, diakses tanggal 20
Parker dan Zuckerman, Augustyn M. April 2012, jam 21.00 WIB).
(2005). Developmental and
behavioral Pediatrics (2nd Soetjiningsih. (2012).
ed)Language Delay Philadelphia : TumbuhKembangAnak. Jakarta:
Lippincott Williams & Wilkins. EGC.

Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar
Fundamental Keperawatan Keperawatan Anak, EGC, Jakarta,
Volume I, EGC, Jakarta. hal. 81-85.

Purwanti. (2010). Mengembangkan Suryawan, A (2012). Penyebab anak alami


Kecerdasan Emosional Pada Anak keterlambatan bicara. Jawapos, 6
Maret 2012.
Syaodih, Ernawulan. (2011). Perkembangan
Anak Taman Kanak-Kanak,
www.file.upi.edu.

Taningsih, S. (2006). Mengembangkan


Kemampuan Bahasa Anak Usia (4-
6 Tahun) Melalui Bercerita.TA
D2, universitas semarang.

Tohonan. (2009). Implementasi


perkembangan bahasa anak usia
dini. http://www.bpplsp-balai-
penembangan-pendidikan-luar-
sekolaha-dan-pemuda. 16 Apil
2012 jam 06.05 WIB.
Wong, Donna L, Marilyn Hockenberry-
Eaton, David Wilson,
MarilynL.Winkelstein, Patricia

Schwartz. (2009). Buku Ajar Keperawatan


Pediatrik Wong, EGC, Jakarta

Zuhriah, H. (2009). ‘Faktor resiko disfasia


perkembangan pada anak’. Tesis
Doktor, Universitas Diponegoro,
Semarang.

You might also like