Professional Documents
Culture Documents
Tentang Hutan Sinjai
Tentang Hutan Sinjai
1, April (2015)
HALREV
Hasanuddin Law Review
Submitted: Feb 12, 2015; Reviewed: Mar 9, 2015; Accepted: Mar 24, 2015
Abstract: This research is designated to find how far the law performed in order to protect
the Protected Forrest area, and the law enforcement in Sinjai region. This research is
also to find out the problems that occur in the process of law enforcement. This research
uses normative judiciary method, also combined with field research to gain some other
facts that affected the law enforcement in the protected forest area. The research finds
that in Sinjai region, there is still some activities that will affect the forest function. Some
people said that there is no marking in the forest area around their village so they don’t
recognize the area as a protected part of the forest. In the law enforcement field, some
obstacles existed, such as lack of budget in maintaining patrol, also the ranger need
some special vehicles and weapon (fire arms) to give them security in order to fulfill their
duties.
Keywords: Environmental Law; Protected Forest; Law Enforcement
133
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
62
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
bagi penyelenggara negara atau pemerin- yang bijak. Salah satu cara yang ditempuh
tahan dalam upaya pemenuhan hak atas LH adalah dengan pendekatan pengelolaan
yang baik dan sehat secara berkelanjutan se- hutan dan hasil hutan yang dilakukan secara
bagai bagian dari HAM tersebut. terencana dan bijaksana sesuai dengan per-
Kawasan hutan di Indonesia tercatat aturan perundang-undangan yang berlaku,
seluas 104.876.635 atau sekitar 54,6% dari khususnya peraturan dibidang kehutanan
keseluruhan total luas daratan. Rinciannya, guna mencegah dan meminimalisir kerusakan
kawasan suaka alam dan kawasan pelesta- hutan dalam mewujudkan pengelolaan hutan
rian alam perairan 5.085.209 hektar (terdiri yang berkelanjutan.
atas 27 unit) dan daratan 18.154.507 hektar Di Kabupaten Sinjai, yang secara
(339 unit). Kawasan hutan tersebut terbagi total memiliki kawasan hutan seluas18.894
dalam dua kategori. Pertama, kawasan suaka ha, terdiri dari 11.794 Hutan Lindung dan
alam yang terdri atas cagar alam 2.283.142 7.100 Hutan produksi. Kawasan tersebut
hektar (168 unit) dan suaka margasatwa diantaranya merupakan satu kawasan
3.612.323 hektar (4 unit). Sementara ka- hutan yang berada di lereng pegunungan
wasan hutan pelestarian alam meliputi Ta- Lompobattang – Bawakaraeng. Kawasan
man Wisata 299.117 hektar (75 unit), Taman hutan Kabupaten Sinjai berbatasan langsung
Buru 248.932 hektar (13 unit), Taman Nasi- dengan Hutan lindung yang berbatasan
onal 11.458.993 hektar (30 unit) dan Taman dengan Kabupaten Gowa.
Hutan Raya 252.089 hektar (11 unit). Selain Berdasarkan data Dinas kehutanan dan
kawasan suaka alam dan pelestarian alam, Perkebunan Kabupaten Sinjai Tahun 2002,
luas dan distribusi kawasan hutan juga terdiri ada potensi areal yang sudah diokupasi oleh
atas hutan lindung seluas 30.581.753 hektar warga sekitar 4.261,5 ha atau sekitar 22.55%5.
yang terdiri atas 472 Daerah Aliran Sungai Hal ini tentu saja menjadi suatu masalah
(DAS). 62 DAS diantaranya termasuk DAS tersendiri, karena keberadaan kawasan
prioritas I, 232 DAS prioritas II dan 176 hutan tersebut sebagai daerah serapan air
DAS prioritas III. Terakhir, kawasan hutan dan mencegah banjir bandang yang pernah
produksi yang terdiri atas Hutan Produksi terjadi 19 Juni 2006 dan menyebabkan 158
Terbatas (HPT) 17.063.682 hektar, Hutan orang meninggal dunia.6 Berangkat dari
Produksi Tetap (HPT) seluas 28.675.881 peristiwa tersebut, Pemerintah Kabupaten
hektar dan Hutan Produksi Konversi (HPK) Sinjai kemudian melakukan upaya-upaya
seluas 13.717.786 hektar.4 pencegahan kerusakan kawasan hutan
Bertolak dari data luas hutan yang dengan memaksimalkan segala peraturan
terdapat di Indonesia di atas, untuk mencegah
jangan sampai hutan mengalami penyusutan 5
Data persebaran kawasan hutan di Kabupaten
setiap hari, perlu dilakukan suatu pendekatan Sinjai, Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Sinjai, 20 Januari 2003.
6
Sebagaimana dikutip pada laman website:
Agung Nugraha. (2004). Menyonsong Peru-
4
merdeka.com/pernik/158-tewas-dalam-banjir-
bahan Menuju Evitalisasi Sektor Kehutanan. bandang-di-sinjai-sulsel-bmshx8p.html,
Jakarta: Wirma Aksara, hlm. 58-59 [Diakses tanggal 6 Februari 2014].
134 63
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
yang ada, untuk menjaga agar hal tersebut Data yang diperoleh di lapangan akan
tidak terjadi lagi. dianalisis secara kualitatif, yakni analisis
Berpijak dari isu hukum penegakan yang mendeskripsikan data yang diperoleh,
hukum lingkungan di atas, maka objek ka- baik data primer maupun data sekunder yang
jian pada penelitian ini dirumuskan sebagai tidak dapat dikuantifikasi, sehingga harus di-
berikut: Pertama, bagaimana efektivitas beri interpretasi dan simpulan.
penegakan hukum lingkungan di sektor ke-
hutanan di Kabupaten Sinjai? Kedua, se- ANALISIS DAN PEMBAHASAN
jauhmana sinergitas antara instansi penegak Deskripsi Lokasi Penelitian
hukum dan instansi kehutanan dalam Penge- Secara geografis Kabupaten Sinjai terle-
lolaan dan Perlindungan kawasan hutan di tak pada koordinat antara 5°2’56” sampai
Kabupaten Sinjai? Ketiga, faktor-faktor apa 5°21’16” Lintang Selatan dan 119°56’30”
saja yang mempengaruhi pengelolaan dan sampai 120°25’33” Bujur Timur.7 Luas
Perlindungan kawasan Hutan di Kabupaten wilayah Kabupaten Sinjai adalah 819,96
Sinjai? km2. Secara administratif, pemerintahan
Kabupaten Sinjai terbagi dalam 9 kecamatan
METODE definitif yang terdiri dari 67 desa, 13 kelura-
Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten han, dan 349 dusun/lingkungan.
Sinjai. Daerah ini dipilih karena memiliki Dari total luas Kabupaten Sinjai,
kawasan hutan lindung yang memegang 31,25% mempunyai kemiringan tanah di atas
fungsi penting dalam pelestarian fungsi 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan
SDA dan lingkungan hidup, yang mulai Sinjai Barat, Sinjai Tengah, Sinjai Borong,
mengalami perambahan untuk kepentingan Bulu Poddo, dan Tellu Limpoe. Dengan
ekonomi. bentuk topografi wilayah yang sebagian besar
Populasi penelitian ini adalah keselu- berupa dataran tinggi, wilayah Kabupaten
ruhan pejabat atau aparat yang menangani Sinjai dilalui oleh 6 sungai besar dan kecil
masalah kehutanan di daerah penelitian. yang sangat potensial sebagai sumber tenaga
Adapun sampel penelitian ini ditetapkan listrik dan untuk pengairan/irigasi. Adapun
dengan teknik purposive sampling dengan sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten
menggunakan kriteria berdasarkan karakter- Sinjai masih berada dalam wilayah satuan
istik masing-masing yang terdiri dari pejabat Sungai Je’ne Berang.
instansi lingkungan hidup, pejabat instansi
Landasan Teori
kehutanan, dan aparat pro justitia masing-
Teori Penegakan Hukum
masing aparat kepolisian, kejaksaan dan ha-
Penegakan hukum merupakan ujung tom-
kim, serta warga masyarakat yang bermukim
bak terciptanya tatanan hukum yang baik
di sekitar hutan lindung, sebagai pemband-
ing dan mengetahui efektivitas penerapan Sumber data sebagaimana dikutip pada laman
7
64
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
dalam masyarakat. Satjipto Rahardjo menge- dakan evaluasi terhadap kegiatan yang akan
mukakan bahwa penegakan hukum pada atau yang telah dilakukan. Pengawasan
hakikatnya merupakan penegakan ide-ide dapat bersifat preventif dan represif. Peng-
atau konsep-konsep yang abstrak. Penegakan awasan preventif adalah pengawasan sebe-
hukum adalah usaha untuk mewujudkan ide- lum suatu tindakan dalam pelaksanaan ke-
ide tersebut menjadi konkret.8 giatan, yang biasanya berbentuk prosedur
Penegakan hukum secara konkret yang harus ditempuh dalam pelaksanaan
menurut Sjachran Basah adalah berlakunya kegiatan tersebut, sedangkan pengawasan
hukum positif dalam praktik sebagaimana preventif adalah pengawasan yang dilakukan
seharusnya patut ditaati. Oleh karena itu, setelah suatu tindakan dilakukan dengan
memberikan keadilan dalam suatu perkara membandingkan apa yang telah terjadi
berarti memutuskan perkara dengan mene- dengan apa yang seharusnya, dan diwujudkan
rapkan hukum dan menemukan hukum in dalam bentuk pemeriksaan setempat, veri-
concreto dalam mempertahankan dan men- fikasi, monitoring dan sebagainya.
jamin ditaatinya hukum materiil dengan Menurut George R. Terry,11 penga-
menggunakan cara prosedural yang ditetap- wasan adalah mendeterminasi apa yang
kan oleh hukum formil.9 telah dilaksanakan, maksudnya mengevalu-
Secara umum, menurut Moestadji,10 asi prestasi kerja dan apabila perlu menerap-
penegakan hukum dapat diartikan sebagai kan tindakan-tindakan korektif hasil peker-
tindakan menerapkan perangkat sarana hu- jaan apakah sesuai dengan rencana-rencana.
kum yang dimaksudkan untuk memaksakan Arifin Abdurachman menyatakan bahwa
sanksi hukum guna menjamin penataan ke- pengawasan adalah kegiatan/proses kegiatan
tentuan yang ditetapkan. Dalam pengertian untuk mengetahui hasil pelaksanaan, kesala-
luas, penegakan hukum mencakup penaatan han, kegagalan untuk diperbaiki kemudian,
yakni tindakan administratif dan tindakan dan mencegah terulangnya kembali kesala-
yustisial, baik keperdataan maupun kepida- han-kesalahan itu, begitu pula mencegah
naan. sehingga pelaksanaan tidak berbeda dengan
rencana yang telah ditetapkan.12
Teori Pengawasan
Dalam konteks penegakan hukum
Pengawasan secara umum diartikan sebagai
lingkungan, khususnya di sektor kehutanan,
suatu kegiatan yang ditujukan untuk menga-
pengawasan dapat ditujukan terhadap keta-
8
Satjipto Rahardjo. (1981). Masalah Penegakan atan aparat penyelenggara dan pelaksana
Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis. Bandung: urusan kehutanan atas semua ketentuan
Sinar Baru, hlm. 15.
9
Sjachran Basah. (1992). Perlindungan Hukum peraturan perundang-undangan di bidang
atas Sikap Tindak Administrasi Negara.
Bandung: Alumni, hlm. 14. 11
Dipetik dari Baso M. (2010). Penerapan Prin-
10
Dipetik dari Ridwan Tahir. (2012). Perlin- sip Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan
dungan Hukum Kawasan Hutan Konservasi: dalam Aktivitas Pemegang Izin Hak Pengusa-
Studi tentang Penegakan Hukum Pidana haan Hutan di Sulawesi Selatan. (Disertasi),
Lingkungan pada Kawasan Taman Nasional. Program Pascasarjana Universitas Hasanud-
(Disertasi), Program Pascasarjana Universitas din, Makassar, hlm. 87.
Hasanuddin, Makassar, hlm. 176. 12
Ibid.
65
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
66
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
Tabel 1
Luas Kawasan Hutan Dirinci per Kecamatan dan Kelurahan
Tabel 1 di atas menunjukkan lokasi dari instansi dinas terkait bahwa di 3 keca-
dan luas kawasan hutan lindung yang be- matan tersebut merupakan wilayah terbesar
rada di Kabupaten Sinjai. Adapun mengenai kawasan hutan lindung masih bila diban-
penetapan kawasan hutan lindung langsung dingkan dengan kecamatan lainnya.
ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan me- Di Kabupaten Sinjai terdapat beberapa
lalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor desa yang memiliki hutan lindung di mana
P.50/Menhut-II/2011. keberadaan hutan tersebut tidak dapat di-
Dari 9 (sembilan) kecamatan yang ter- ganggu. Oleh karena itu, hutan lindung
dapat di Kabupaten Sinjai, terdapat 6 (enam) tersebut harus dapat sebaik mungkin dijaga
kecamatan yang mempunyai kawasan hutan kelestariannya guna sebagai tempat hidup
lindung. Penulis mengambil sampel pene- beraneka ragam flora dan fauna. Kawasan
litian dan menitikberatkan penelitian di Ke- hutan lindung di setiap desa Kabupaten
camatan Sinjai Barat, Sinjai Tengah, Tellu Sinjai tersebut meliputi berbagai daerah
Limpoe karena berdasarkan informasi awal seperti Gunung Perak, dan Barania di Keca-
67
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
matan Sinjai Barat, Saotanre di Kecamatan hutan lindung. Setiap periode tertentu, pihak
Sinjai Tengah, Desa Kalobba dan Massaile Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
di Kecamatan Tellu Limpoe. Sinjai melaksanakan sosialisasi dan penyu-
luhan terkait pentingnya perlindungan
Penegakan Hukum Lingkungan di fungsi hutan. Bencana tanah longsor dan
Sektor Kehutanan banjir bandang yang pernah terjadi cukup
Pemerintah Kabupaten Sinjai dalam me- mengingatkan masyarakat akan bahaya yang
nindaklanjuti amanat pelaksanaan Undang- ditimbulkan oleh penebangan liar.
Undang Nomor 41 Tahun 1999 telah melak- Dari data yang diperoleh dari pi-
sanakan berbagai upaya yang dianggap perlu hak Dinas Perkebunan dan Kehutanan Ka-
dalam mendukung upaya pelestarian hutan. bupaten Sinjai yang mengatakan sering
Hal ini ditandai dengan terbitnya beberapa melakukan sosialisasi dan penyuluhan ten-
produk hukum yang mendukung upaya tang perlindungan dan pelestarian kawasan
tersebut antara lain Peraturan Daerah No. hutan lindung kepada masyarakat, terdapat
28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ru- perbedaan di lapangan karena sebagian be-
ang Wilayah Kabupaten Sinjai Tahun 2012- sar responden selama 3 tahun hanya pernah
2032. mengikuti 1-2 kali penyuluhan yaitu seban-
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten yak 16 responden, sedangkan jumlah yang
Sinjai melalui Surat Edaran Bupati Sinjai tidak pernah mengikuti penyuluhan sebesar
No. 622/326/Set Tahun 2004 telah mengatur 62% sebanyak 31 responden, dan lebihnya
larangan memiliki chainsaw (gergaji mesin) hanya 3 responden yang mengikuti di atas 3
tanpa izin pemerintah daerah yang diedarkan kali penyuluhan tentang sosialisasi yang di-
kepada semua camat dan lurah di lingkungan lakukan oleh pihak dinas terkait. Artinya, in-
Pemerintah Kabupaten Sinjai. Hal ini anta- tensitas sosialisasi yang dilaksanakan sangat
ra lain dimaksudkan untuk mengendalikan jarang. Namun dari hasil wawancara den-
penebangan liar, yang cenderung merusak gan Asnawir, dikatakan bahwa sebenarnya
hutan dan fungsinya sehingga kepemilikan- pihaknya sering melakukan sosialisasi dan
nya dibatasi dengan izin. pelatihan terkait dengan perlindungan dan
Selain hal tersebut, Pemerintah Kabu- pelestarian hutan lindung yaitu 1 - 2 kali per-
paten Sinjai telah menerbitkan Perda No. 177 tahun, namun karena keengganan masyara-
Tahun 2014 tentang Penempatan Wilayah kat untuk mengikutinya sehingga keban-
Kerja Polisi Hutan dan Petugas Pembantu yakan hanya aparat desa dan kelurahan yang
Pengamanan Hutan. Perda ini juga mene- mengikuti sosialisasi dan pelatihan tersebut.
tapkan 60 orang petugas yang akan melak- Terkait kegiatan patroli petugas polisi
sanakan pengamanan dan patroli kawasan hutan yang ditetapkan dalam Keputusan Bu-
hutan sepanjang tahun. pati No. 177 Tahun 2014 membagi wilayah
Pemerintah Kabupaten Sinjai mene- kerja dalam 41 unit lokasi dengan masing
kankan pada upaya preventif dalam melak- masing patroli berisi 5 sampai 6 orang perso-
sanakan perlindungan hukum bagi kawasan nil setiap minggunya, lanjut Asnawir tentang
68
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
penegakan dalam sektor hukum lingkungan ikut dalam patroli, dan jik ada laporan peris-
telah dilakukan dengan baik dan sesuai den- tiwa di kawasan hutan maka pihak kepoli-
gan ketentuan yang berlaku. Hal ini didu- sian ikut dalam patroli tersebut.
kung dengan observasi langsung ke lapan-
gan setiap satu (1) minggu sekali.17 Sinergitas Antarinstansi dalam Penegakan
Dalam rangka merealiasikan rencana Hukum Lingkungan di Sektor Kehutanan
perlindungan hutan yang sebaik mungkin, Di masa lalu, banyak pihak mengkritisi
maka Pemerintah Kabupaten Sinjai telah kinerja Polri terkait pelaksanaan tugas dan
mengangkat 64 orang tenaga Polhut yang tanggung jawabnya selaku aparatur negara
terdiri dari PNS dan honorer, yang melak- pengemban fungsi pemelihara keamanan
sanakan patroli rutin. Data menunjukkan dan ketertiban masyarakat. Hal ini mun-
bahwa patroli yang dilakukan oleh pihak cul mengingat pada masa itu kinerja aparat
polisi hutan sudah baik. Hal ini sesuai den- Polri bagi sebagian pihak dianggap kurang
gan apa yang disampaikan oleh pihak Di- agresif, kurang responsif dan tidak profe-
nas Perkebunan dan Kehutanan Kabupten sional, bahkan terkesan militeristik, khusus-
Sinjai yang telah mengatur jadwal patroli nya dalam mengatasi berbagai permasalahan
sedemikian rupa dengan personil yang men- hukum yang dihadapi masyarakat.
cukupi sehingga perambahan hutan oleh ma- Pemerintah Kabupaten Sinjai dalam
syarakat dapat dicegah dengan baik. menindaklanjuti amanah pelaksanaan Un-
Meskipun demikian, kadangkala pihak dang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 telah
polisi hutan juga banyak menemui kendala melaksanakan berbagai upaya yang diang-
utamanya jika pelaku perambahan atau pene- gap perlu dalam mendukung upaya pelestar-
bangan liar berjumlah banyak, lebih banyak ian hutan. Hal ini ditandai dengan terbitnya
dari personil patroli, dan kadang mereka juga beberapa produk hukum yang mendukung
melengkapi diri dengan senjata rakitan. Hal upaya tersebut antara lain Peraturan Daerah
ini diakui oleh pihak polisi hutan, berdasar- No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
kan hasil wawancara dengan Samsuraedah,18 Ruang Wilayah Kabupaten Sinjai Tahun
yang menerangkan bahwa kadangkala petu- 2012-2032.
gas patroli jika menemui pelaku penebangan Sebelumnya, pemerintah Kabupaten
liar, mereka terdesak karena pelaku selalu Sinjai melalui Surat Edaran Bupati Sinjai
berjumlah lebih lebih banyak dan untuk itu No. 622/326/Set tahun 2004 telah menga-
mereka harus meminta bantuan dari pihak tur larangan memiliki Chainsaw (Gergaji
kepolisian Resort Sinjai. Biasanya, jika poli- Mesin) tanpa izin pemerintah daerah yang
si hutan melakukan patroli sebanyak 1 atau diedarkan kepada semua Camat dan Lurah
2 orang personil dari pihak kepolisian yang di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sinjai.
Hal ini antara lain dimaksudkan untuk me-
17
Wawancara dengan Asnawir, S.Pi, staf Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sinjai, ngendalikan penebangan liar, yang cender-
24 Agustus 2014. ung merusak hutan dan fungsinya sehingga
18
Wawancara dengan Samsuraedah, tanggal 2
September 2014 kepemilikannya dibatasi dengan izin.
69
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
Selain hal tersebut, Pemkab Sinjai tersebut dipihak kepolisian hanya berujung
telah menerbitkan Perda No. 177 Tahun 2014 pada perdamaian, padahal dari pihak polisi
tentang Penempatan Wilayah Kerja Polisi kehutanan beranggapan bahwa kasus terse-
Hutan dan Petugas Pembantu Pengamanan but merupakan sebuah pelanggaran.
Hutan. Menurut Asnawir, observasi hutan Kurangnya fasilitas dalam melak-
dilakukan untuk mengawasi kondisi hutan, sanakan patroli juga sangat berpengaruh.
dan jika terjadi pelanggaran atau kejadian Dalam salah satu patroli di kawasan hutan
di kawasan hutan lindung ini baik yang di- pernah terjadi perlawanan sehingga 2 orang
lakukan oleh masyarakat akan dilaporkan dari anggota polisi hutan disandra, hal ini
kepada pihak kepolisian. Hal ini sejalan den- dapat diselesaikan setelah pihak kepolisian
gan yang disampaikan oleh pihak kepolisian dan pemerintah setempat turun tangan men-
dalam hal ini Andi Rahmat, selaku Kasat damaikan. Hal ini antara lain karena ma-
Reskrim Polres Sinjai, bahwa kasus-kasus syarakat masih beranggapan bahwa hutan
seperti illegal logging atau perambahan hu- di sekeliling desa mereka adalah miliknya,
tan yang menjadi temuan pihak polisi hutan yang diwariskan dari nenek moyang secara
maka langsung dilaporkan kepada pihak ke- turun-temurun.
polisian untuk mendapat tindak lanjut.19 Namun jawaban pihak kepolisan dari
Menurut wawancara yang dilakukan keterangan pihak polisi Kehutanan oleh Andi
dengan pihak Kejaksaan bahwa penegakan Rahmat, bahwa sinergitas antara institusi
hukum lingkungan di Kabupaten Sinjai hukum dan kehutanan sudah sejalan. Jika ada
sejauh ini telah diterapkan, hal ini dapat laporan maka akan diproses dan langsung
dilihat dari segi efektivitas beberapa lembaga melanjutkan pada tahap penyidikan seperti
penegak hukum di sektor kehutanan berbagai kasus illegal loging dan perambahan hutan,
kinerja sesuai prioritasnya masing-masing, di mana selama ini kasus pelanggaran
seperti halnya dengan polisi kehutanan yang dikawasan kehutanan biasanya diselesaikan
sering melakukan patroli. Kasus yang pernah sampai di pengadilan atau dipidanakan.
ditangani di sektor kehutanan salah satunya Namun ada juga beberapa kasus yang tidak
adalah illegal loging, ada beberapa kasus sampai dipidanakan.20
yang terjadi dan diproses di Kejaksaan mulai Dari sisi badan peradilan, pada tahun
tahun 2011-2014 yag kemudian dilanjutkan 2013 ada 1 kasus hutan lindung, dan menu-
ke pengadilan dan semua sudah diputuskan rutnya selama ini sinergitas sudah cukup baik
sebanyak 4 (empat) kasus. (lihat Tabel 2). Baik dari aparat instansi hu-
Sinergitas antara polisi kehutanan dan kum maupun instansi kehutanan dan hanya
pihak kepolisian selama ini masih ada yang menerima berkas perkara kemudian diadili
kurang sejalan, misalnya saja jika polisi ke- dan diputuskan. Namun, ada beberapa per-
hutanan menemukan kasus yang terjadi di masalahan dalam pelaksanaan persidangan
kawasan hutan yang kemudian dilimpahkan salah satunya adalah barang bukti yang tidak
ke pihak kepolisian, namun sampai kasus ada koordinasi seperti kayu, biasanya tidak
19
Wawancara tanggal 24 Juni 2014 Wawancara tanggal 2 juni 2014
20
70
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
dihadirkan tetapi hanya menjadi titipan saja. ditemui di lapangan seperti zonasi dan patok
Selama ini faktor-faktor yang mempenga- pembatas yang kurang.
ruhi hal tersebut adalah tidak jelasnya tapal
batas/zona batas kawasan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum di Sektor Kehutanan
Tabel 2
Pokok penegakan hukum sebenarnya ter-
Perkara Terkait Hutan Lindung di Pengadilan
Negeri Sinjai letak pada faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
No. Tahun Perkara mempunyai arti yang netral, sehingga dampak
1 2009 No.18/PID.B/2009/PN SINJAI.
No.52/PID.B/2009/PN SINJAI. positif atau negatifnya terletak pada isi
2 2010 No.40/PID.B/2010/PN SINJAI. faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut
3 2012 No.100/PID.B/2012/PN SINJAI.
No.101/PID.B/2012/PN SINJAI. adalah, sebagai berikut: Pertama, faktor
4 2013 No.86/PID.B/2013/PN SINJAI. hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi
Sumber: Pengadilan Negeri Sinjai, 2014. pada undang-undang saja; Kedua, faktor
penegak hukum, yakni pihak-pihak yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa meski- membentuk maupun menerapkan hukum;
pun pemerintah Kabupaten meletakkan pri- Ketiga, faktor sarana atau fasilitas yang
oritas pada penegakan hukum preventif, mendukung penegakan hukum; Keempat,
serta memelihara kelestarian hutan lindung, faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana
namun harus diakui belum optimal pada hukum tersebut berlaku atau diterapkan; dan
tataran praktis. Oleh karena itu penegakan Kelima, faktor kebudayaan, yakni sebagai
secara represif masih tetap diperlukan dan hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan
dihidupkan. Adanya 5 (lima) kasus terkait pada karsa manusia di dalam pergaulan
hutan lindung yang diproses di Pengadi- hidup.
lan Negeri Kabupaten Sinjai dalam kurun Kelima faktor tersebut saling berkaitan
waktu 4 tahun terakhir menunjukkan bahwa dengan eratnya, oleh karena merupakan
penegakan preventif yang mengutamakan esensi dari penegakan hukum, juga meru-
pemahaman atas ketentuan hukum belum pakan tolak ukur daripada efektivitas
mencapai hasil yang optimal, meskupun- penegakan hukum. Dalam menjalankan
sebenarnya sudah memadai. fungsinya untuk melindungi kawasan hutan
Bila disimak dengan baik keterangan di Kabupaten Sinjai, pihak polisi kehutanan
pihak penegak hukum terkait (lihat hasil (Polhut) mengalami kendala dalam hal
wawancara) diperoleh petunjuk bahwa be- menghadapi pelaku pembalakan liar yang
lum optimalnya penegakan hukum preventif menggunakan senjata rakitan. Salah satu
disektor kehutanan ini disebabkan oleh dua harapan yang dilontarkan oleh pihak Polisi
faktor yaitu koordinasi antara instansi ter- Hutan adalah kiranya mereka dapat dibekali
kait dan fasilitas pengawasan yang belum senjata api dengan mengikuti ketentuan
sepenuhnya mendukung upaya ini. Di samp- peraturan yang ada tentang senjata api
ing itu faktor lain sebagaimana kondisi yang tersebut.
71
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
72
Hasanuddin Law Review Vol. 1 No. 1, April (2015)
***
73