Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU TERHADAP

KEPATUHAN DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI BAWAH


USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS PANCORAN JAKARTA SELATAN
PERIODE 2017 - 2018
Oleh:
Kurnia Elsa Oktaviana1, Ernawati2
ABSTRACT
Immunisation is a reliable prosedure to prevent the infectious diseases causing disablement
or death in human being, such as Tuberculossis, measles, Diphteria, Pertusis, Tetanus,
Meningitis and Polio. Several Factors influence the parents desicions to provide the
immunisation for their children, such as the level of the formalecucational of the mother. The
object of the research is to find out the correlation between the level of the formal education
of the mother toward the level of compliance for the immunisation. This research was held in
Pancoran Community Health Clinic and the respondent are the mother of more than 9
month old babies. With 70 respondent, the research is performed using analitical
obeservation method with cross sectional study and consecutive non random sampling
method. Based on statistical test, the result are 18 respondent (25,7%) with unsufficient
educational formal background or the non Senior High School graduate, and 52 respondent
(74,3%) with sufficient formal educational background or the Senior High School graduate.
33 respondent (47,1%) had the completed unscheduled immunization (incompliance) and 37
respondent (52,9%) had the completed scheduled immunization (compliance). There is no
relation between the respondent of insufficient formal education with the non-scheduled
basic immunization (p value = 0,099). However, the respondents with insufficient formal
education have 1,651 times bigger probability (PR=1,651) to be disobedient in basic
immunization.

Keywords: Immunisation, Level of Formal Education, Compliance

ABSTRAK
Imunisasi adalah prosedur terpercaya untuk mencegah penyakit menular yang dapat
menimbulkan kecacatan atau kematian pada manusia seperti penyakit Tuberkulosis, Campak,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Radang Selaput Otak dan Polio. Terdapat faktor yang
memengaruhi keputusan orang tua untuk mengimunisasi anaknya, seperti tingkat pendidikan
formal ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan formal
ibu terhadap kepatuhan imunisasi dasar yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pancoran
pada ibu yang memiliki bayi berumur lebih dari 9 bulan. Penelitian dilakukan menggunakan
metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional serta pengambilan sampel
menggunakan metode consecutive non random sampling dan didapatkan 70 responden.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan 18 orang (25,7%) memiliki pendidikan formal yang
tidak cukup atau tidak tamat SMA, dan 52 orang (74,3%) memiliki pendidikan formal cukup
atau tamat SMA. Terdapat 33 orang (47,1%) melakukan imunisasi secara lengkap dan tidak
tepat waktu (tidak patuh), dan 37 orang (52,9%) melakukan imunisasi secara lengkap dan
tepat waktu (patuh). Tidak ada hubungan bermakna antara pendidikan formal tidak cukup (<
SMA) dengan tidak tepat waktunya imunisasi dasar (p value = 0,099). Tetapi didapatkan
bahwa responden dengan pendidikan formal tidak cukup memiliki kemungkinan 1,651 kali
(PR = 1,651) lebih besar untuk tidak patuh dalam pemberian imunisasi dasar.
Kata kunci : Imunisasi, Tingkat Pendidikan Formal, Kepatuhan

1 mempengaruhi keputusan orang tua untuk


Mahasiswa Fakultas Kedokteran,
Universitas Tarumanagara mengimunisasi anaknya, seperti
pengetahuan orang tua akan pentingnya
(Kurnia Elsa Oktaviana) imunisasi, latar belakang pendidikan orang
2 tua, status ekonomi keluarga serta
Dosen Pembimbing Fakultas
lingkungan sosial budaya.4
Kedokteran, Universitas Tarumanagara
dr. Ernawati, S.E., M.S., FISCM., FISPH., Selain itu, tingkat kepatuhan orang
Sp.DLP tua dalam pemberian imunisasi juga
Correspondence to: mendukung kurangnya angka cakupan
imunisasi dan juga merupakan masalah
Kurnia Elsa Oktaviana. yang perlu diperhatikan karena menunda
Faculty of Medicine, Tarumanagara atau menolak imunisasi dengan alasan
University Jl. Let. Jen S. Parman No.1 tertentu dapat menyebabkan tertundanya
Jakarta 11440 anak terlindungi dari penyakit yang dapat
di cegah dengan dilakukannya imunisasi
dan meningkatkan resiko terhadap dampak
PENDAHULUAN penyakit yang ditimbulkan.5
Imunisasi adalah salah satu cara yang tepat
untuk mencegah penyakit menular, Data Puskesmas Kecamatan
khususnya penyakit yang dapat dicegah Pancoran pada bulan Januari – Desember
dengan imunisasi, imunisasi dapat tahun 2016, tingkat kepatuhan orang tua
diberikan kepada anak yang baru lahir dalam pemberian imunisasi wajib yang
hingga orang dewasa.1 tepat waktu sesuai dengan jadwalnya
adalah BCG 95,4 %, Campak sebanyak
Berdasarkan data dari 74,2 %, rata-rata dari pemberian empat
Kementerian Kesehatan RI pada tahun kali vaksin polio 34,3 %, serta tiga kali
2014, lebih dari 13 persen anak Indonesia pemberian imunisasi Kombo ( DPT-HB-
belum mendapatkan imunisasi secara HiB ) yang di rata-rata sebesar 68,6 % dan
lengkap.2 Selain itu, Indonesia HB0 50%. Angka kepatuhan pada jadwal
menargetkan angka cakupan imunisasi pemberian imunisasi Campak, Polio, DPT
pada anak sebesar 93% pada tahun 2019 dan HB0 pada Puskesmas Kecamatan
dan angka yang telah tercapai pada akhir Pancoran terbilang rendah.
2015 adalah 86,6%. Angka tersebut tidak
sesuai dengan harapan Direktur Jendral Oleh karena itu, saya tertarik untuk
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan mengamati hubungan tingkat pendidikan
Lingkungan Kementerian Kesehatan yang formal ibu terhadap kepatuhan imunisasi
menargetkan pada akhir tahun 2015 dasar pada anak di Puskesmas Kecamatan
mencapai 91%.3 Pancoran.

Salah satu hal yang mempengaruhi


tidak tercapainya angka tersebut adalah METODE PENELITIAN
peran serta orang tua untuk membawa Penelitian dilakukan menggunakan
anaknya imunisasi. Peran orang tua dalam metode observasional analitik dengan
upaya kesehatan anak sangatlah penting rancangan cross sectional. Data tingkat
dalam memenuhi kelengkapan imunisasi pendidikan formal ibu serta kepatuhannya
dasar. Terdapat faktor-faktor yang untuk mengimunisasi anak diperoleh dari
pengisian kuisioner.

2
Pengambilan sampel menggunakan Variabel tergantung yaitu kepatuhan
metode consecutive non random sampling. imunisasi dasar dan variabel bebas yaitu
Pengambilan data dalam penelitian ini tingkat pendidikan formal ibu
berupa data primer yaitu kuesioner yang
HASIL PENELITIAN
meliputi identitas responden, tingkat
pendidikan formal, faktor yang Penelitian dilakukan pada bulan
mempengaruhi kepatuhan imunisasi dan Desember 2017 – Maret 2018 di Puskesmas
kepatuhan ibu mengimunisasi anaknya, Kecamatan Pancoran dan responden yang
dan data sekunder meliputi lembar KMS didapatkan sebanyak 70 orang.
(Kartu Menuju Sehat) dan buku KIA Karateristik responden penelitian ini dapat
(Kesehatan Ibu dan Anak) serta data dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Demografi

Parameter Jumlah n= 70 (%) Mean ± SD Median


(min;max)
Umur Ibu (Tahun) - 29,90 ± 4,98 29,50 (19;41)
Umur Bayi (Bulan) - 19,41 ± 9,64 18,00 (9;54)
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 56 (80%) - -
PNS 1 (1,4%) - -
Karyawan Swasta 10 (14,3%) - -
Wiraswasta 2 (2,9%) - -
Lain-lain 1 (1,4%) - -
Agama
Islam 70 (100%) - -
Suku
Betawi 22 (31,4%) - -
Jawa 25 (35,7%) - -
Sunda 15 (21,4%) - -
Lain-lain 8 (11,4%) - -
Penghasilan Keluarga
< Rp. 3.356.000 39 (55,7%) - -
Rp. 3.356.000 – Rp. 25 (35,7%) - -
6.000.000
> Rp. 6.000.000 6 (8,6%) - -
Kartu Jaminan
Kesehatan
Punya 60 (85,7%) - -
Tidak Punya 10 (14,3%) - -

Jumlah Anak
1 31 (44,3%) - -
2 32 (45,7%) - -
>2 7 (10%) - -

3
Berdasarkan Tabel 1 diketahui atau angka tertinggi mempunyai
bahwa rata-rata umur ibu adalah 29,90± penghasilan dibawah UMR DKI Jakarta
4,98 tahun sedangkan median umur bayi serta paling banyak ibu memiliki anak
18 bulan. Pekerjaan terbanyak yang berjumlah 2 yaitu sebanyak 32 orang
dimiliki ibu adalah ibu rumah tangga 56 (45,7%), sebanyak 60 orang (85,7%)
orang (80%), semua ibu yang diteliti memiliki kartu jaminan kesehatan dan
beragama Islam, Jawa adalah suku pendidikan formal terbanyak adalah tamat
terbanyak yang dimiliki responden yaitu SMA sebanyak 30 orang (42,9%).
25 orang (35,7%) dan 39 orang (55,7%)

Tabel 2. Karakteristik Pendidikan dan Kepatuhan Responden

Parameter Jumlah n= 70 (%)

Tingkat Pendidikan Formal


Tidak Cukup ( < SMA ) 18 (25,7%)
Cukup ( > SMA ) 52 (74,3%)
Kepatuhan
Tidak Tepat Waktu 33 (47,1%)
Tepat Waktu 37 (52,9%)

Berdasarkan Tabel 2 diketahui tamat SMA. Ditinjau dari imunisasi, 33


bahwa Berdasarkan data yang diperoleh responden (47,1%) melakukan imunisasi
terdapat 18 responden (25,7%) yang secara tidak tepat waktu pada kesepuluh
memilliki pendidikan tidak cukup atau jenis imunisasi dasar yang telah ditentukan
tidak tamat SMA dan 52 responden dan 37 responden (52,9%) patuh
(74,3%) memiliki pendidikan cukup atau melakukan imunisasi secara tepat waktu.

Tabel 3. Karakteristik Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Fasilitas dan Keterjangkauan


Tempat Pelayanan Kesehatan

Parameter Jumlah n= 70 (%)


Pengetahuan
Kurang 26 (37,1%)
Baik 44 (62,9%)
Keterjangkauan
Kurang 10 (14,2%)
Baik 60 (85,8%)
Dukungan Keluarga dan Fasilitas Kesehatan
Kurang Memadai 8 (11,4%)
Memadai 62 (88,6%)

4
Berdasarkan Tabel 3 diketahui (84,28%), tentang keterjangkauan
bahwa Rata-rata responden yang sebanyak 65 orang (92,85%) serta
menjawab pertanyaan tentang pengetahuan dukungan keluarga dan fasilitas sebanyak
dengan benar adalah sebanyak 59 orang 68 orang (97,14%).

Tabel 4. Kepatuhan Ibu dalam Memberikan Imunisasi Tepat Waktu

Jadwal Imunisasi Jumlah n= 70 (%)


Hepatitis B 0
Tepat Waktu 64 (91,4%)
Tidak Tepat Waktu 6 (8,6%)
DPT-HB-Hib 1
Tepat Waktu 58 (82,9%)
Tidak Tepat Waktu 12 (17,1%)
DPT-HB-Hib 2
Tepat Waktu 52 (74,3%)
Tidak Tepat Waktu 18 (25,7%)
DPT-HB-Hib 3
Tepat Waktu 49 (70%)
Tidak Tepat Waktu 21 (30%)
Campak
Tepat Waktu 49 (70%)
Tidak Tepat Waktu 21 (30%)
Polio 0
Tepat Waktu 65 (92,9%)
Tidak Tepat Waktu 5 (7,1%)
Polio 1
Tepat Waktu 57 (81,4%)
Tidak Tepat Waktu 13 (18,6%)
Polio 2
Tepat Waktu 52 (74,3%)
Tidak Tepat Waktu 18 (25,7%)
Polio 3
Tepat Waktu 48 (68,6%)
Tidak Tepat Waktu 22 (31,4%)
BCG
Tepat Waktu 67 (95,7%)
Tidak Tepat Waktu 3 (4,3%)

5
Tabel 5. Kepatuhan Ibu terhadap Kesepuluh Jadwal Imunisasi
Parameter Jumlah n= 70 (%)
Patuh terhadap 1 Jadwal 2 (2,9%)
Patuh terhadap 2 Jadwal 3 (4,3%)
Patuh terhadap 3 Jadwal 4 (5,7%)
Patuh terhadap 4 Jadwal 3 (4,3%)
Patuh terhadap 5 Jadwal 2 (2,9%)
Patuh terhadap 6 Jadwal 3 (4,3%)
Patuh terhadap 7 Jadwal 5 (7,1%)
Patuh terhadap 8 Jadwal 3 (4,3%)
Patuh terhadap 9 Jadwal 8 (11,4%)
Patuh terhadap 10 Jadwal 37 (52,9%)

Satu jadwal terdiri dari satu kali pemberian kesepuluh jadwal imunisasi sesuai dengan
imunisasi. Dua jadwal dapat dilakukan jangka waktu yang ditentukan, dan
dalam satu kali kunjungan. Responden terdapat 33 responden (47,1%) yang tidak
dikatakan patuh apabila melakukan patuh atau melakukan imunisasi kurang
imunisasi lengkap dan tepat waktu pada dari 10 jadwal.

Tabel 6. Analisis Hubungan Pendidikan Formal Ibu terhadap Kepatuhan Imunisasi Dasar
95% Confidence
Kepatuhan PR p Value
Pendidikan Interval
Formal Ibu Tidak Tepat Tepat
Lower Upper
Waktu Waktu
6
Tidak Cukup 12 (66,7%)
(33,3%)
1,037 2,627 1,651 0,099
Cukup
21 (40,4%) 31 (59,6%)

Berdasarkan hasil uji statistik responden dengan pendidikan formal tidak


Pearson Chi Square dengan koreksi Yates, cukup memiliki kemungkinan 1,651 kali
didapatkan tidak ada hubungan bermakna (PR = 1,651) lebih besar untuk tidak patuh
antara pendidikan formal (< SMA) dengan membawa anaknya melakukan imunisasi
kepatuhan imunisasi dasar (p value = tepat waktu.
0,099). Tetapi didapatkan bahwa

PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini didapatkan


tidak ada hubungan bermakna antara

6
pendidikan formal tidak cukup (< SMA) Pada penelitian yang dilakukan
dengan tidak tepat waktunya imunisasi Fajar Tri Waluyanti (2009) tentang analisis
dasar (p value = 0,099). faktor kepatuhan imunisasi di kota Depok
Hasil yang didapatkan tidak sesuai didapatkan hasil yang sesuai dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.7 Penelitian tersebut memaparkan
Rachmawati Sukarno Putri (2016) pada bahwa responden yang memiliki
penelitian mengenai faktor-faktor yang pendidikan lanjut atau tamat SMA lebih
mempengaruhi kepatuhan ibu dalam banyak melakukan imunisasi secara tidak
pemberian imunisasi dasar.6 Dimana patuh dibandingkan dengan responden
didapatkan responden yang memiliki berpendidikan tidak tamat SMA. Hasil p-
pendidikan terakhir tidak tamat SMA lebih value dari penelitian ini adalah 0,943 yang
banyak tidak patuh dalam melakukan menunjukan tidak adanya hubungan yang
pemberian imunisasi. Hasil p-value dari bermakna antara pendidikan ibu dengan
penelitian ini 0,039, hal ini menunjukan kepatuhan dalam pemberian imunisasi
adanya hubungan antara pendidikan ibu dasar.
dengan kepatuhan dalam pemberian Hasil yang sesuai dengan penelitian
imunisasi dasar. ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
Perbedaan hasil ini dapat yang mempengaruhi kepatuhan ibu selain
disebabkan oleh beberapa faktor yang dari tingkat pendidikan formal. Salah satu
mempengaruhi kepatuhan ibu selain dari contohnya adalah lokasi penelitian,
tingkat pendidikan formal. Penelitian yang penelitian yang dilakukan oleh Fajar Tri
dilakukan oleh Rachmawati Sukarno Putri Waluyanti (2009) berlokasi di Depok,
(2016) berlokasi di Kabupaten Sragen, Depok merupakan kota dengan cakupan
Jawa Tengah. Lokasi tersebut dipilih oleh imunisasi >80% di semua kelurahannya. 8
peneliti karena memiliki cakupan Didapatkan bahwa responden terbanyak
imunisasi terendah di Kelurahan Sepat, adalah dengan tingkat pendidikan formal
Jawa Tengah. Di dalam penelitian tersebut tamat SMA, hal ini menunjukkan bahwa
disebutkan bahwa responden yang taraf pendidikan formal ibu di Depok
memiliki tingkat pendidikan tidak tamat sudah cukup tinggi, hanya diperlukan
SMA jumlahnya lebih banyak, serta sosialisasi, penyuluhan dan pemberian
sebagian besar ibu berpendidikan tidak informasi seputar pendidikan tentang
tamat SMA lebih cenderung untuk tidak usaha kesehatan yang gencar sehingga
patuh dalam melakukan imunisasi dasar, modal pendidikan tinggi tersebut dapat
sedangkan ibu yang berpendidikan formal membuat para ibu memahami program
tamat SMA sebagian besar patuh dalam kesehatan dan akan mudah juga
pemberian imunisasi dasar. Selain itu mematuhinya. Selain itu, penelitian
agama merupakan faktor penting yang tersebut juga memaparkan usia ibu
dapat memepengaruhi kepatuhan imunisasi mayoritas berada pada golongan ibu yang
selain tingkat pendidikan formal, pada produktif sehingga diasumsikan
penelitian tersebut sebagian besar ibu yang mempunyai pemikiran untuk dapat
melakukan imunisasi di Dukuh melakukan sesuatu atau apapun yang
Pilangbangau Kelurahan Sepat Kabupaten bermanfaat bagi bayinya, contohnya patuh
Sragen mengikuti kelompok agama Islam terhadap jadwal imunisasi.
LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Sesuai dengan penelitian yang telah
yang menganjurkan untuk tidak ditemukan, pendidikan formal bukanlah
memberikan imunisasi dasar kepada satu-satunya faktor yang memengaruhi
balitanya dikarenakan adanya kandungan kepatuhan ibu untuk melakukan imunisasi.
babi dalam vaksin, sehingga banyak ibu Terdapat pendidikan yang dilakukan
yang tidak memberikan imunisasi dasar secara non formal yang dapat berasal dari
kepada balitanya.

7
lingkungan sekitar, budaya, dan keluarga mempengaruhi kepatuhan ibu dalam
dengan tujuan untuk mengembangkan pemberian imunisasi dasar.
kepribadian dan kemampuan individu di
luar sekolah yang berlangsung seumur DAFTAR PUSTAKA
hidup.9
Hasil penelitian yang terdapat
hubungan bermakna antara pendidikan 1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes
formal tidak cukup (< SMA) dengan tidak RI. Situasi imunisasi di Indonesia.
tepat waktunya imunisasi dasar (p value = 2016. Hal 1.
0,099), tetapi secara epidemiologi 2. Kementerian Kesehatan RI. Pekan
didapatkan bahwa responden dengan imunisasi dunia 2014: Imunisasi untuk
pendidikan formal tidak cukup memiliki masa depan yang sehat. 2014.
kemungkinan 1,651 kali (PR = 1,651) Available at:
lebih besar untuk melakukan imunisasi http://www.depkes.go.id/article/print/
dasar yang tidak tepat waktu. 201404240001/pekan-imunisasi-
dunia-2014-imunisasi-untuk-masa-
depan-yang-sehat.html
KESIMPULAN 3. Kementerian Kesehatan RI. Bersama
Terdapat 18 orang (25,7%) tingkatkan cakupan imunisasi,
memiliki pendidikan formal yang tidak menjaga anak tetap sehat. 2015.
cukup atau tidak tamat SMA, dan 52 orang Available at:
(74,3%) memiliki pendidikan formal http://www.depkes.go.id/article/print/
cukup atau tamat SMA. 15042700004/bersama-tingkatkan-
Terdapat 33 orang (47,1%) cakupan-imunisasi-menjaga-anak-
melakukan imunisasi secara lengkap dan tetap-sehat.html
tidak tepat waktu (tidak patuh), dan 37 4. Badan Pusat Statistik and Macro
orang (52,9%) melakukan imunisasi secara International. Indonesia demographic
lengkap dan tepat waktu (patuh). and health Survey 2007. Calverton,
Imunisasi BCG memiliki angka Maryland, USA: BPS and Macro
tepat waktu yang tertinggi (95,7%) dan International; 2008.
imunisasi Polio 3 memiliki angka tepat
5. Haelle T. Delaying vaccines increase
waktu terendah (68,6%).
risk-with no added benefits. Scientific
Tidak ada hubungan bermakna American; 2014.
antara pendidikan formal tidak cukup (< 6. Putri RS. Faktor yang mempengaruhi
SMA) dengan tidak tepat waktunya kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasi dasar (p value = 0,099). Tetapi imunisasi dasar pada balita di dukuh
didapatkan bahwa responden dengan pilangbangau desa sepat masaran
pendidikan formal tidak cukup memiliki sragen tahun 2016. Surabaya: 2016.
kemungkinan 1,651 kali (PR = 1,651) 7. Waluyanti FT. Analisis faktor
lebih besar untuk terjadinya imunisasi kepatuhan imunisasi di kota depok.
dasar yang tidak tepat waktu. Depok: 2009.
SARAN 8. Dinas Kesehatan Kota Depok. Profil
kesehatan kota depok 2012. 2013.
Perlu dilakukan penelitian lebih 9. Nawawi H. Administrasi pendidikan.
lanjut dan diharapkan mampu menggali Jakarta: Ghalia Indonesia; 1983.
faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu
dalam pemberian imunisasi dasar selain
pendidikan formal ibu, sehingga dapat
diketahui faktor-faktor lain yang

You might also like