Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

VOLUME 6 Nomor 02 Juli 2015 Artikel Penelitian

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN


RESPONS DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULANG BAWANG
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012

EVALUATION OF EARLY WARNING ALERT AND RESPONSE SYSTEM (EWARS)


HEALTH OFFICE IN TULANG BAWANG LAMPUNG PROVINCE 2012
Muhammad Saleh1, Iwan Stia Budi2, Imelda G. Purba2
1
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
2
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
e-mail: sol3h_ibs@yahoo.co.id

ABSTRACT
Background: Early Warning Alert and Response System (EWARS) is one of the surveillance tools to
determine early the presence warning signals of infectious disease, outbreaks potential. Based on weekly
reports in 2012 at Tulang Bawang Health Office, it was showed that the accuracy and completeness of
EWARS reports had been the lowest rates among 13 offices in Lampung. In the other hand, it hand not reach
the Ministry of Health standard.
Method: This research was qualitative research by using evaluating approach. Information was collected
through indepth interview to 20 interviewees, observations and documents review. The data analysis was
content analysis. Validity test used was sources triangulation, methods and data.
Result: EWARS policy had been socialized to all health sub offices. Allocation of fund source was from office
budget as limited vouchers. The availability of officers, facilities, infrastructures and technology had not
reached standard. Program plan had not been wholly realized. Officers had been trained, but at level of
hospitals and clinics had not actively done disease surveillance yet. Data reports were often delayed. Data
validation and monitoring had not been optimal. Officers did not complete weekly reports in 2012. Weekly
formats were collected every month.
Conclusion: The implementation of Early Warning Alert and Response System (EWARS) at Tulang Bawang
Health Office Lampung Province was not optimal. Thus, it was recommended to increase the motivation and
commitment of officers in reporting data every week.
Keyword: Evaluation, EWARS, weekly reports

ABSTRAK
Latar Belakang: Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons atau Early Warning Alert and Response System
(EWARS) merupakan perangkat dalam surveilans untuk mengetahui secara dini adanya sinyal peringatan
penyakit menular potensial KLB. Berdasarkan data Buletin Mingguan tahun 2012 di Dinas Kesehatan
Kabupaten Tulang Bawang, menunjukkan bahwa ketepatan dan kelengkapan laporan paling rendah dari ke-
13 kabupaten/ kota lainnya dan belum mencapai standar Kemenkes RI.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan evaluasi. Informasi dikumpulkan
melalui wawancara mendalam terhadap 20 informan, serta dilakukan observasi dan telaah dokumen. Analisis
data yang digunakan adalah content analysis. Uji Validitas melalui triangulasi sumber, metode dan data.
Hasil Penelitian: Kebijakan program EWARS sudah disosialisasikan ke seluruh Puskesmas, Pustu dan
Bidan Desa. Alokasi dana bersumber dari APBD kabupaten, namun dalam jumlah terbatas. Ketersediaan
SDM, sarana, prasarana dan teknologi belum mencapai standar. Selain itu, perencanaan program juga belum
sepenuhnya dapat terealisasi. Seluruh petugas sudah mengikuti pelatihan EWARS. Akan tetapi, di tingkat
RSUD dan klinik swasta belum sepenuhnya melaksanakan surveilans penyakit. Sehingga, pengiriman data
EWARS masih sering mengalami keterlambatan. Upaya validasi data dan monitoring belum berjalan
maksimal. Selain itu, petugas kabupaten juga tidak melengkapi pembuatan Buletin Mingguan tahun 2012.
Namun, form W2 dikumpulkan setiap akhir bulan.
Kesimpulan: Bahwa pelaksanaan program sistem kewaspadaan dini dan respons di Dinas Kesehatan
Kabupaten Tulang Bawang belum berjalan dengan maksimal. Sehingga, disarankan untuk meningkatkan
kembali motivasi dan komitmen petugas dalam melakukan aktivitas pelaporan data setiap minggunya.
Kata Kunci: Evaluasi, EWARS, Laporan Mingguan

134
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN dan ketepatan laporan dibutuhkan untuk


menyelenggarakan deteksi dini KLB.7
Sistem informasi kesehatan (SIK) saat
Semakin tinggi ketepatan laporan maka
ini masih terfragmentasi, belum dapat diakses
semakin cepat sinyal peringatan dini
dengan cepat, tepat, setiap saat dan belum
terdeteksi. Semakin tinggi kelengkapan
teruji keakuratan dan validitasnya.1 Hasil
laporan maka semakin luas sinyal peringatan
penilaian (assesment) terhadap SIK Indonesia
dini terdeteksi.5 Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Health Metrics Network
Pratiwi (2013) bahwa kelengkapan laporan
(HMN) bekerjasama dengan Pusdatin
pada minggu ke-11 tahun 2013 sebesar 64%.8
Kemenkes RI tahun 2007 menunjukkan
Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh
bahwa kualitas data kesehatan Indonesia
Rizky (2012) bahwa masih banyaknya
masih rendah.2 Berdasarkan IHR
permasalahan dalam pelaksanaan program
(International Health Regulation) tahun 2005,
EWARS.9
bahwa suatu negara harus mengembangkan,
Berdasarkan data Buletin Mingguan
memperkuat dan memelihara kemampuan
tahun 2012 di Dinas Kesehatan Kabupaten
untuk mendeteksi, menilai dan melaporkan
Tulang Bawang Provinsi Lampung,
kejadian sedini mungkin. Indonesia memiliki
menunjukkan bahwa angka ketepatan dan
beberapa penyakit yang potensial Kejadian
kelengkapan laporan paling rendah dari ke-13
Luar Biasa (KLB). Oleh karena itu, maka
kabupaten/ kota lainnya. Ketepatan laporan
pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan
63,28% dan kelengkapan laporan 71,79%.
respons perlu ditingkatkan kembali di seluruh
Bila dibandingkan dengan tahun 2011,
wilayah Indonesia.3 Sistem Kewaspadaan Dini
mengalami penurunan pada kelengkapan
dan Respons atau Early Warning Alert and
laporan sebesar 22,21%. Selain itu, tercatat
Response System (EWARS) merupakan salah
34% tidak mengumpulkan ketepatan laporan
satu perangkat dalam surveilans untuk
dan 24% tidak mengumpulkan kelengkapan
mengetahui secara dini adanya sinyal
laporan dari 50 minggu di tahun 2012.5
peringatan/ ancaman penyakit menular
Berdasarkan data Buletin Mingguan tahun
potensial KLB. Kelebihan dari sistem ini,
2012 di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang
pada perangkat lunaknya adalah dapat
Bawang, menunjukkan bahwa masih adanya
menampilkan sinyal siaga (alert) adanya
permasalahan dalam pelaksanaan program
peningkatan kasus melebihi nilai ambang
EWARS. Oleh karena itu, peneliti bertujuan
batas di suatu wilayah termasuk wilayah kerja
untuk melakukan evaluasi pelaksanaan
Puskesmas.3
program sistem kewaspadaan dini dan respons
Indonesia telah melaksanakan program
(EWARS) di Dinas Kesehatan Kabupaten
EWARS sejak tahun 2009. EWARS pertama
Tulang Bawang Provinsi Lampung Tahun
kali diimplementasikan di Provinsi Lampung
2012.
sebagai daerah Pilot Project.4 Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung khususnya
Bidang P2PL sudah 4 tahun menerapkan METODE
program EWARS di 14 kabupaten/ kota sejak Penelitian ini merupakan penelitian
tahun 2009.5 Meskipun program ini sudah kualitatif dengan menggunakan pendekatan
berjalan cukup lama, namun sampai saat ini evaluasi. Sumber informasi diperoleh dari 20
masih ada sebagian kabupaten/kota yang tidak informan, yaitu kepala puskesmas, staf ahli
melaporkan data puskesmas. Kabupaten surveilans, petugas pustu dan seorang bidan
Tulang Bawang pada minggu ke–25 tahun desa. Teknik pemilihan informan melalui
2013 tidak melaporkan data kelengkapan dan purposive sampling. Teknik pengumpulan
ketepatan laporan puskesmas.6 Kelengkapan data/sumber informasi dalam penelitian ini

135 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

dilakukan wawancara mendalam, observasi Sedangkan, dana untuk PE dan KLB


dan telaah dokumen yang terkait dengan topik bersumber dari APBN yaitu BOK. Hal ini
penelitian. Analisis data menggunakan sejalan dengan hasil wawancara :
content analysis. Uji Validitas melalui “…ada dana dari dinas meskipun cuma
triangulasi sumber, metode dan data. voucher pulsa…” (SF)
Triangulasi sumber yaitu dengan melakukan
cross check ulang terhadap data antara Sarana, Prasarana dan Teknologi
informan satu dengan informan lainnya. Ketersediaan sarana berupa printer,
Triangulasi metode yaitu dengan modem dan komputer di dinas. Prasarana
menggunakan metode wawancara mendalam, berupa voucher pulsa Rp.25.000,- sampai
observasi dan telaah dokumen. Sedangkan dengan Rp.50.000,-, dan modul. Teknologi
triangulasi data yaitu dengan meminta umpan yang mendukung berupa jaringan internet dari
balik dari informan untuk memperbaiki modem dan sinyal operator dari handphone
kualitas laporan, data dan kesimpulan yang pribadi petugas. Hal ini sejalan dengan hasil
diambil dari data tersebut. wawancara :
“…nyedia’in hp…belum bisa…, voucher
HASIL PENELITIAN pulsa aja cuma sampai petugas Puskesmas,
APBD kita terbatas…” (FR)
Ketersediaan SDM, dana, sarana,
prasarana dan teknologi masih terbatas. Perencanaan
Sudah ada upaya perencanaan program Upaya perencanaan yang dilakukan,
EWARS. Seluruh petugas sudah mengikuti meliputi penganggaran dana, pengembangan
pelatihan, upaya pengendalian penyakit juga SDM, maupun pengadaan sarana, prasarana
telah dilaksanakan. Namun, pengiriman data dan teknologi yang mendukung terlaksananya
masih sering terlambat. Upaya validasi data program EWARS. Namun, belum dapat
dan monitoring telah dilakukan. Akan tetapi, terealisasi sepenuhnya. Hal ini sejalan dengan
kelengkapan dan ketepatan laporan masih hasil wawancara:
rendah. Buletin Mingguan tahun 2012 tidak “...koordinasi dengan bidang P3PL itu ada…
lengkap. Form W2 dikumpulkan setiap akhir Tapi ya dananya terbatas belum bisa
bulan. Kebijakan program EWARS sudah semuanya dipenuhi…” (PR)
ada.
Pelatihan Petugas
Sumber Daya Manusia (SDM)
Seluruh petugas EWARS sudah
Seluruh petugas EWARS memiliki latar mengikuti pelatihan off job yang dilaksanakan
belakang pendidikan sesuai dengan standar tahun 2009 sejak awal program dimulai. Hal
Kemenkes RI. Namun, ketersediaan SDM ini sejalan dengan hasil wawancara :
dalam jumlah terbatas, sehingga masih adanya “…dilatih sudah, dulu sama orang kabupaten,
petugas yang merangkap jabatan. Hal ini …bidan desa dan orang pustu juga udah
sejalan dengan hasil wawancara : dilatih…” (AD)
“...semua petugas di puskesmas, pustu dan
bidan desa pendidikannya paling rendah Surveilans Penyakit
D3…” (LS) Upaya pengendalian terhadap 23 kasus
penyakit yang diamati berdasarkan program
Dana EWARS telah dilaksanakan. Melalui
Ketersediaan dana untuk pelaksanaan surveilans penyakit yang dilakukan setiap
program EWARS bersumber dari APBD minggu. Berikut adalah hasil wawancara :
kabupaten, namun dalam jumlah terbatas.

Saleh, Budi, Purba, Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Kewaspadaan Dini ● 136
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

“…ada 23 kasus penyakit… Kegiatan Buletin Mingguan


surveilans penyakit dilaporkan setiap minggu,
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang
kalau ada KLB juga kami lapor ke
puskesmas…” (DI) Bawang pada tahun 2012 tidak melengkapi
pembuatan Buletin Mingguan, hanya
Aktivitas Pelaporan Data membuat minggu ke-1 sampai ke-20. Tahun
Pengiriman data sering mengalami 2013 juga belum membuat Buletin Mingguan.
keterlambatan dalam alur data, dikarenakan Berikut hasil wawancara :
adanya petugas di pustu, bidan desa, RSUD, “…mungkin ada kali…, tapi belum pernah
dapet…” (LN)
RS swasta dan klinik swasta yang tidak tepat
waktu dalam mengirimkan data mingguan ke Format Mingguan (W2)
puskesmas. Berikut hasil wawancara :
Pengumpulan format mingguan (W2)
“...pasti ada aja Puskesmas yang telat
lapor,… otomatis kami juga bakal telat ngirim dikumpulkan setiap akhir bulan bersamaan
data ke orang Provinsi…” (HZ) dengan pengumpulan data LB1 SP2TP dan
pengambilan gaji. Namun pengumpulan form
Validasi data W2 di tingkat RSUD, RS swasta dan klinik
Upaya untuk melakukan validasi data swasta belum berjalan dengan maksimal.
terhadap laporan mingguan telah dilakukan, Berikut hasil wawancara :
baik di tingkat puskesmas maupun kabupaten. “...kalau ada 4 minggu dalam sebulan berarti
laporannya juga ada 4 dek. …dikumpulnya
Berikut hasil wawancara :
akhir bulan…” (AR)
“…setelah terima laporan…, saya rekap…
Baru saya kirim ke orang Dinas...” (SL) Kebijakan
Monitoring Kebijakan pelaksanaan program
EWARS sudah disosialisasikan ke seluruh
Telah dilakukan berbagai upaya
Puskesmas, pustu maupun bidan desa melalui
bimbingan teknis untuk memonitoring
pelatihan off job yang dilaksanakan pada
pelaksanaan program EWARS mulai dari
tahun 2009. Berikut hasil wawancara:
puskesmas, kabupaten dan provinsi.
“...kebijakan ya sudah ada, tapi baru bisa
“…juga dengan program surveilans lainnya,
diterapkan tahun 2009. Ada juga kebijakan
gak cuma EWARS aja…” (HT)
yang sudah direvisi tahun 2012 kemarin,
menyangkut dana…” (PR)
Kelengkapan dan Ketepatan Laporan
Pada tahun 2012, kondisi kelengkapan PEMBAHASAN
laporan sebesar 72% dan ketepatan laporan
Jumlah SDM, dana, sarana, prasarana
sebesar 63%. Hal ini menunjukkan bahwa
dan teknologi belum mencapai standar.
Kabupaten Tulang Bawang merupakan
Perencanaan program dan surveilans penyakit
kabupaten dengan kondisi kelengkapan dan
belum terealisasi sepenuhnya. Pelatihan juga
ketepatan laporan paling rendah bila
telah dilaksanakan, namun pengiriman data
dibandingkan dengan ke-13 kabupaten/ kota
masih sering mengalami keterlambatan.
lainnya. Hal ini sejalan dengan hasil
Upaya validasi data dan monitoring belum
wawancara :
optimal. Kelengkapan dan ketepatan laporan
“…kelengkapan rata-rata sekitar 80% lah,
…ketepatan masih standar 80% masih dibawah standar. Petugas kabupaten
juga…perkiraan ada segitulah…” (HZ) juga tidak melengkapi Buletin Mingguan
tahun 2012. form W2 seharusnya
dikumpulkan setiap minggu. Implementasi
kebijakan EWARS melalui SOP.

137 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sumber Daya Manusia (SDM) kabupaten dan puskesmas, Namun, pencairan


Pada wilayah kerja Dinas Kesehatan dana voucher pulsa sering mengalami
Kabupaten Tulang Bawang memiliki petugas keterlambatan.
dengan pendidikan paling rendah DIII Berdasarkan Kepmenkes RI No.
kesehatan. Petugas masih merangkap jabatan 008/MENKES/SK/I/2012 mengharuskan
dikarenakan kekurangan SDM yang kabupaten/kota untuk mengalokasikan dana
disebabkan oleh keterbatasan dana APBD yang bersumber dari APBD Kabupaten.13
kabupaten. Petugas juga dibantu dengan Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2013)
pegawai honorer untuk melakukan entri data. menyebutkan bahwa tidak ada pendanaan
Pada Puskesmas Paduan Rajawali masih khusus. Adapun penelitian yang dilakukan
adanya Bidan Desa yang merangkap jabatan oleh Rizky (2012), menunjukkan bahwa untuk
sebagai koordinator surveilans di pustu, pelaporan mingguan tidak ada alokasi dana
sedangkan petugas di Puskesmas Tulang khusus.
Bawang I juga merangkap jabatan sebagai Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang
kepala dan koordinator pustu. Bawang belum mencapai standar pendanaan
Salah satu faktor keberhasilan suatu program EWARS, dikarenakan keterbatasan
program adalah tersedianya SDM yang cukup, dana APBD kabupaten. Dana BOK dari
baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.10 APBN dialokasikan untuk penyelidikan
Penelitian yang dilakukan oleh Wochenschr epidemiologi.
(2007), menyebutkan bahwa keterbatasan
SDM menjadi faktor penghambat dalam Sarana, Prasarana dan Teknologi
pelaksanaan sistem surveilans di Rumia.11 Ketersediaan sarana berupa printer,
Hasil penelitian Siyam (2013), menunjukkan komputer dan modem di kabupaten. Saat ini,
bahwa Jumlah dan kualitas tenaga untuk belum adanya ketersediaan alat komunikasi
surveilans belum memadai. RS hanya berupa handphone dikarenakan keterbatasan
memiliki seorang petugas surveilans dengan dana APBD kabupaten, sehingga petugas
kualifikasi pendidikan yang belum memadai.12 masih menggunakan hp pribadi.
Kualifikasi pendidikan petugas Ketersediaan prasarana berupa format
pemegang program EWARS sudah sesuai W2, pedoman EWARS dan voucher pulsa
dengan standar, namun ketersediaan SDM di untuk petugas kabupaten dan puskesmas. Di
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang tingkat kabupaten sudah memiliki software
hanya ada 1 petugas sebagai entri sekaligus EWARS. Pada tingkat puskesmas masih
analisis data. Hal ini dikarenakan terkendala melakukan entri data secara manual.
oleh keterbatasan dana APBD kabupaten Ketersediaan teknologi berupa jaringan
untuk penambahan SDM yang bertugas internet dari modem yang digunakan petugas
sebagai entri data. di kabupaten. Pada Puskesmas Pedesaan
kelancaran sinyal operator hanya terbatas
Dana pada operator GSM/ CDMA tertentu.
Sudah terdapat alokasi dana khusus Sarana yang dibutuhkan untuk
yang bersumber dari APBD kabupaten, melaksanakan program EWARS di tingkat
namun dalam jumlah terbatas. Anggaran dana adalah printer, komputer, modem dan
dialokasikan untuk pelatihan SDM, sosialisasi handphone.3 Penelitian yang dilakukan oleh
program EWARS, pengadaan komputer dan Pratiwi (2013) menyebutkan bahwa kesamaan
modem di kabupaten. Pencetakan modul dan persepsi mengenai kebutuhan handphone.
bantuan voucher pulsa sebesar Rp.25.000,- Adapun penelitian yang dilakukan oleh Rizky
sampai dengan Rp.50.000,- untuk petugas di (2012) menyebutkan bahwa semua petugas

Saleh, Budi, Purba, Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Kewaspadaan Dini ● 138
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

masih menggunakan handphone pribadi untuk Puskesmas di tingkat pustu dan bidan desa
mengirimkan laporannya. serta RSUD, RS swasta dan klinik swasta.
Hal ini membuat sebagian petugas Agar pelaksanaan program EWARS
mengeluhkan belum tersedianya handphone dapat berjalan dengan baik, diperlukan
dan voucher pulsa bagi petugas pustu dan pelatihan Off Job bagi petugas untuk
bidan desa, sedangkan pelaporan data pengentrian, pengolahan dan analisis data
EWARS dilakukan setiap minggu. Di Dinas berdasarkan format mingguan.3 Penelitian
Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang belum yang dilakukan oleh Pratiwi (2013) bahwa
mencapai standar pengadaan sarana, prasarana pelatihan telah dilakukan. Adapun penelitian
dan teknologi untuk melaksanakan program yang dilakukan oleh Rizky (2012) bahwa
EWARS. sebagian besar (88%) petugas surveilans telah
mengikuti pelatihan.
Perencanaan Pelaksanaan pelatihan petugas EWARS
Upaya yang dilakukan yaitu dengan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
melakukan perencanaan untuk mendukung Tulang Bawang sudah sesuai dengan standar
terlaksananya program EWARS. Pendanaan yang ada. Seluruh petugas di tingkat
bersumber dari APBD kabupaten. puskesmas mengikuti pelatihan yang
Pengembangan SDM melalui pelatihan dan diselenggarakan kabupaten. Program EWARS
sosialisasi EWARS. juga telah disosialisasikan ke RSUD, RS
Pengadaan sarana yang sudah terealisasi swasta dan klinik swasta. Pelatihan di tingkat
berupa modem dan komputer di tingkat puskesmas dilakukan secara manual
kabupaten. Prasarana berupa software dikarenakan terbatasnya dana APBD
EWARS di tingkat kabupaten, voucher pulsa kabupaten untuk komputerisasi.
di tingkat kabupaten dan puskesmas,
pencetakan modul. Adapun pengadaan Surveilans Penyakit
teknologi yang ada saat ini berupa jaringan Seluruh pustu, bidan desa dan
internet dari modem di kabupaten. Hal ini puskesmas telah bekerja sama dengan RSUD,
digunakan untuk aktivitas pelaporan data ke RS swasta dan klinik swasta lainnya untuk
tingkat Provinsi melalui email setiap melakukan surveilans penyakit. Pada tahun
minggunya. 2009-2012 baru terdapat 19 pengkodean
Perencanaan di Dinas Kesehatan penyakit yang berpotensi KLB. Namun, pada
Kabupaten Tulang Bawang belum sepenuhnya tahun 2013 terdapat penambahan 4
dapat terealisasi, dikarenakan keterbatasan pengkodean penyakit, sehingga berjumlah 23
dana APBD kabupaten. kode penyakit potensi KLB yang dapat
disuspek oleh aplikasi EWARS.
Pelatihan Petugas Berdasarkan data laporan tahunan
Seluruh petugas sudah mengikuti Bidang P2P Dinkes Kota Pekalongan Tahun
pelatihan off job, baik yang diadakan di 2009, bahwa surveilans penyakit potensial
tingkat provinsi, kabupaten maupun wabah di puskesmas dan rumah sakit masih
puskesmas. Pelatihan diikuti oleh 17 rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky
puskesmas sebelum adanya pemekaran (2012) menyebutkan bahwa belum semua
Puskesmas Gedung Rejo Sakti pada tahun petugas surveilans mengetahui penyakit kasus
2012. baru pada program EWARS.
Sosialisasi dan pelatihan cara kerja Pelaksanaan surveilans penyakit
program EWARS juga dilaksanakan oleh terhadap 23 kasus yang diamati berdasarkan
program EWARS di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang sudah

139 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

sesuai dengan standar yang ada. Namun, Validasi Data


masih adanya sebagian petugas di tingkat RS Bila dibandingkan dengan Puskesmas
dan klinik swasta yang belum berperan aktif Pedesaan, petugas di Puskesmas Perkotaan
dalam melakukan surveilans penyakit dan selalu berupaya untuk memeriksa terlebih
melaporkan kejadian kasus ke petugas dahulu kesesuaian pengkodean penyakit yang
puskesmas. dilaporkan oleh petugas pustu dan bidan desa.
Hal ini dikarenakan masih sering terjadinya
Aktivitas Pelaporan Data kesalahan dalam entri kode dan jumlah
Pada wilayah kerja Dinas Kesehatan penyakit yang dilaporkan.
Kabupaten Tulang Bawang telah Berdasarkan Pedoman EWARS (2012),
melaksanakan aktivitas pelaporan data sesuai upaya untuk melakukan validasi data
dengan alur data. Namun, pada dilakukan dengan cara mengecek keakuratan
pelaksanaannya sering mengalami dan kualitas data sesuai format baku
keterlambatan dalam alur data dikarenakan pencatatan.3 Hasil penelitian Retanto (2012),
petugas di pustu dan bidan desa yang tidak bahwa ketepatan waktu pelaporan sangat me-
tepat waktu dalam mengirimkan data nentukan validitas suatu data.14
mingguan ke petugas puskesmas. Pelaporan Validasi data di wilayah kerja Dinas
data sudah sesuai dengan ketentuan Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang sudah
pengiriman data. sesuai dengan standar yang ada. Namun,
Aktivitas pelaporan data juga sesuai upaya validasi data yang dilakukan di tingkat
dengan prosedur pelaporan data. Berdasarkan Puskesmas Pedesaan belum berjalan dengan
pelaksanaan program EWARS. Pengumpulan maksimal dikarenakan petugas hanya
laporan mingguan setiap akhir bulan. memeriksa kelengkapan jumlah Pustu dan
Berdasarkan pedoman EWARS (2011), Bidan Desa.
bahwa laporan mingguan dilakukan setiap Kekurangan SDM yang bertugas
minggu melalui sms dan form W2. Kabupaten sebagai entri data dan rangkap jabatan
mengirimkan laporan ke petugas provinsi menjadi pengaruh dalam melakukan validasi
melalui email.3 Hasil penelitian yang data baik di tingkat Puskesmas maupun
dilakukan oleh Siyam (2013), bahwa Kabupaten. Hal ini disebabkan terbatasnya
pengiriman laporan mingguan penyakit di dana APBD Kabupaten untuk penambahan
Dinkes Kota Pekalongan masih bermasalah. SDM.
Bahkan ada RS yang menjadikan laporan min-
gguan ini sebagai laporan bulanan. Monitoring/Bimbingan Teknis
Aktivitas pelaporan data EWARS di Bimbingan teknis yang sering
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten dilakukan yaitu dengan mengingatkan melalui
Tulang Bawang sudah sesuai dengan alur sms/telephone kepada petugas puskesmas
data, pengiriman data dan prosedur pelaporan untuk menjaga komitmen dalam mengirimkan
data. Namun, belum berjalan dengan baik. Hal data mingguan. Petugas kabupaten jarang
ini dikarenakan masih sering mengalami melakukan bimbingan teknis ke puskesmas
keterlambatan dalam melaporkan data pedesaan.
mingguan. Pengaruh yang mendasar yaitu Monitoring bertujuan agar pelaksanaan
kekurangan SDM dan petugas merangkap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.3
jabatan. Terbatasnya dana APBD kabupaten Monitoring laporan pada tingkat dengan cara
untuk penambahan SDM dan belum adanya memeriksa semua format dari laporan
insentif/reward bagi petugas. puskesmas.3 Hasil penelitian yang dilakukan

Saleh, Budi, Purba, Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Kewaspadaan Dini ● 140
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

oleh Pratiwi (2013) bahwa monitoring dalam EWARS masih terdapat petugas yang sering
bentuk mengingatkan melalui sms/telepon. terlambat dalam melakukan pengiriman
Bimbingan teknis terhadap pelaksanaan laporan mingguan melalui sms. Padahal
program EWARS di wilayah kerja Dinas semakin tinggi ketepatan laporan maka
Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang belum semakin cepat sinyal peringatan dini
mencapai standar yang ada. Hal ini terdeteksi dan semakin tinggi kelengkapan
dikarenakan, bimbingan teknis yang laporan maka semakin luas sinyal peringatan
dilakukan di tingkat puskesmas pedesaan dini terdeteksi.
hanya dilakukan sekali dalam setahun yaitu
menjelang akhir tahun. Monitoring oleh Buletin Mingguan
petugas provinsi maupun kabupaten juga lebih Petugas EWARS di Dinas Kesehatan
sering dilakukan di puskesmas perkotaan Kabupaten Tulang Bawang tidak melengkapi
dikarenakan jarak puskesmas pedesaan yang pembuatan Buletin Mingguan tahun 2012 dan
cukup jauh dari pusat kota. 2013. Hasil observasi juga tidak
ditemukannya hasil print out Buletin
Kelengkapan dan Ketepatan Laporan
Mingguan sebagai arsip laporan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Berdasarkan Pedoman Sistem
Bawang pada tahun 2012 rata-rata Kewaspadaan Dini dan Respon (2011), seksi
kelengkapan laporan sebesar 72% dan surveilans kabupaten/kota akan membuat
ketepatan laporan sebesar 63%. Hal ini ringkasan laporan mingguan (Buletin
menunjukkan bahwa Dinas Kesehatan 3
Mingguan). Hasil penelitian yang dilakukan
Kabupaten Tulang Bawang merupakan oleh Rizky (2012), bahwa belum semua
kabupaten dengan kondisi kelengkapan dan petugas surveilans pernah mendapatkan
ketepatan laporan paling rendah bila Buletin epidemologi. Sedangkan penelitian
dibandingkan dengan ke-13 kabupaten/ kota yang dilakukan oleh Pratiwi (2013),
lainnya di Provinsi Lampung. menunjukkan bahwa buletin perminggu belum
Kelengkapan dan ketepatan laporan berjalan.
dibutuhkan untuk menyelenggarakan deteksi Pembuatan Buletin Mingguan di Dinas
dini KLB dan meminimalkan Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang belum
kesakitan/kematian. Standar keberhasilan mencapai standar. Hal ini dikarenakan,
program EWARS yaitu ketepatan dan petugas tidak melengkapi pembuatan Buletin
kelengkapan laporan harus mencapai 100%.3 Mingguan sampai minggu ke-52 dan tidak
Berdasarkan penelitian Siyam (2013), membuat Buletin Epidemiologi di tahun 2012.
bahwa kelengkapan dan ketepatan laporan W2 Selain itu, petugas juga belum membuat
masih di bawah standar. Kelengkapan laporan Buletin Mingguan pada tahun 2013.
juga bermasalah. Hasil penelitian Rizky Banyaknya beban tugas yang dirasakan oleh
(2012), bahwa ketepatan laporan masih berada petugas di tingkat kabupaten menjadi
dibawah standar. Adapun penelitian yang pengaruh dalam pembuatan Buletin
dilakukan oleh Pratiwi (2013) bahwa masih Mingguan.
ada juga puskesmas dengan kelengkapan
laporan 0%. Format Mingguan (W2)
Kelengkapan dan ketepatan laporan di Format mingguan (W2) dikumpulkan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang setiap akhir bulan bersamaan dengan
Provinsi Lampung belum mencapai standar pengumpulan data LB1 SP2TP dan juga
dan indikator keberhasilan dari Dinas terkadang dikumpulkan setiap awal bulan
Kesehatan Provinsi Lampung maupun bersamaan dengan pengambilan gaji di
Kemenkes RI. Pada pelaksanaan program

141 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

kabupaten. Hal ini dikarenakan, letak diselenggarakan oleh Kemenkes RI pada


puskesmas pedesaan yang cukup jauh dari bulan April tahun 2009 di Provinsi Lampung.
pusat pemerintahan daerah. Provinsi Lampung merupakan pilot
Berdasarkan pedoman sistem project pertama kali diimplementasikan di
kewaspadaan dini dan respons (2011), kasus Indonesia. Program EWARS merupakan
baru akan dilaporkan oleh bidan desa maupun kebijakan dari IHR (International Health
puskesmas melalui format mingguan dan Regulation) yang mengikat 194 Negara
dikumpulkan setiap minggu.3 termasuk Indonesia.3
Hasil penelitian Fauziah (2012), bahwa Kebijakan yang mendukung
yang menjadi masalah adalah laporan wabah pelaksanaan program EWARS tersebut sudah
mingguan (W2) yang seharusnya dikirimkan disosialisasikan ke Puskesmas, Pustu maupun
seminggu sekali, namun dikirim bersamaan Bidan Desa melalui pelatihan off job yang
dengan laporan-laporan bulanan rumah sakit diselenggarakan pada tahun 2009 di
lainnya.15 Sedangkan, hasil penelitian Siyam kabupaten. Sosialisasi di tingkat RSUD, RS
(2013), menunjukkan bahwa form KD-RS dan klinik swasta juga telah dilakukan oleh
belum memadai, ketersediaan form W2 juga petugas puskesmas.
belum cukup tersedia. Kebijakan mengenai program EWARS
Format mingguan yang dikumpulkan sudah diimplementasikan dengan baik, mulai
oleh petugas puskesmas ke Dinas Kesehatan dari SDM yang mengelola program EWARS
Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung memiliki pendidikan paling rendah DIII
sudah sesuai dengan format yang berlaku. kesehatan. Adanya sarana berupa komputer
Namun, pengumpulan format mingguan dan modem di kabupaten. Adanya alokasi
dilakukan setiap akhir bulan. Seharusnya dana yang bersumber dari APBD kabupaten
dilaksanakan setiap minggu, namun berupa bantuan voucher pulsa sebesar
dikarenakan letak puskesmas pedesaan yang Rp.25.000,- sampai dengan Rp.50.000,-.
jauh dari pusat kota, sehingga belum Dengan adanya kebijakan tersebut
memungkinkan untuk pengumpulan form W2 maka pelaksanaan program EWARS dapat
dilakukan setiap minggu. berjalan dengan baik, namun diperlukan
Meskipun pengumpulan data mingguan adanya SK maupun surat tugas resmi yang
dilakukan setiap akhir bulan, namun masih dikeluarkan oleh kepala puskesmas atau
adanya petugas puskesmas yang tidak lengkap koordinator surveilans puskesmas, agar dapat
melaporkan form W2 berdasarkan jumlah menjaga komitmen petugas untuk tetap
minggu pada setiap bulan. Selain itu, adanya menjalankan program EWARS.
sebagian form W2 yang tidak ditandatangani
oleh kepala puskesmas. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian mengenai
Kebijakan Program evaluasi pelaksanaan program EWARS di
Kebijakan pelaksanaan program Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang
EWARS sudah ada dan di sosialisasi di dapat disimpulkan bahwa:
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten 1. Ketersediaan dana bersumber dari APBD
Tulang Bawang. Kebijakan dibuat oleh kabupaten, namun dalam jumlah terbatas.
Kemenkes RI. Pendidikan SDM sudah sesuai dengan
Dinas Kabupaten Tulang Bawang standar, akan tetapi ketersediaan SDM,
Provinsi Lampung pertama kali melaksanakan sarana, prasarana dan teknologi yang
program EWARS pada bulan Mei tahun 2009 mendukung pelaksanaan program EWARS
setelah mengikuti pelatihan yang belum mencapai standar yang ada.

Saleh, Budi, Purba, Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Kewaspadaan Dini ● 142
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

2. Upaya perencanaan program EWARS 4. Kebijakan yang mendukung pelaksanaan


belum sepenuhnya dapat terealisasi. program EWARS sudah
Seluruh petugas sudah mengikuti diimplementasikan di wilayah kerja Dinas
pelatihan. Pelaksanaan surveilans penyakit Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang
belum sepenuhnya melibatkan RSUD, RS sejak tahun 2009.
swasta dan klinik swasta. Pengiriman data Berdasarkan hasil penelitian, maka
EWARS juga sering mengalami dapat disarankan bahwa kepada Dinas
keterlambatan. Validasi data belum Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang
berjalan dengan maksimal, sedangkan sebaiknya untuk :
monitoring lebih sering dilaksanakan di 1. Mengupayakan ketersediaan sarana,
puskesmas perkotaan. prasarana dan teknologi yang dibutuhkan
3. Kelengkapan dan ketepatan laporan belum dalam menjalankan program EWARS.
mencapai standar. Laporan juga paling 2. Meningkatkan komitmen petugas dalam
rendah bila dibandingkan dengan ke-13 aktivitas pelaporan data melalui pemberian
kabupaten/kota lainnya. Petugas kabupaten insentif/reward bagi petugas.
juga tidak melengkapi pembuatan buletin 3. Meningkatkan upaya validasi data dan
mingguan tahun 2012. Form W2 monitoring EWARS di Puskesmas
dikumpulkan setiap akhir bulan bersamaan Pedesaan, guna meningkatkan kualitas dan
dengan pengumpulan data LB1 SP2TP. keakuratan data yang dilaporkan.

DAFTAR PUSTAKA Respons (EWARS) tahun 2013. Seksi


Pencegahan dan Pengamatan Penyakit
1. Saparingga, Roni. 2011. Sikda Generik Bidang Bina P2PL. Edisi ke-28 tahun
Persyaratan Sistem dan Dataset 2013. pp.1-2.
Minimum. Jakarta : Gesselschaft fur 7. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Internationale Zussamenarbeite. pp. 10- Tengah. 2012. Buletin Kewaspadaan
11. Dini dan Respons (EWARS) Tahun 2012.
2. Dinas Kesehatan Kota Kupang. 2012. Edisi ke-7 tahun 2012. pp.1-2.
Pertemuan Penilaian Kualitas Data 8. Pratiwi, Ririn Yaumil. 2013.
Rutin, Kementerian Kesehatan RI Tahun ‘Implementasi EWARS di Dinas
2012. [on line]. Dari : http://dinkes- Kesehatan Kota Palembang Tahun 2013’.
kotakupang.web.id/warta-dinkes/232- Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
pertemuan-kualitas-data-rutin-kemetrian- Vol.4, no. 03 November 2013. pp. 2-3.
kesehatan-ri-tahun-2012.html. [30 9. Rizky, Sri. 2012. ‘Gambaran
Oktober 2013]. pp.1. Pelaksanaan Program EWARS di
3. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Puskesmas Kabupaten Gowa Tahun
Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan 2012’. Jurnal Universitas Hasanuddin.
Respons (EWARS). Jakarta: Kemenkes pp. 2.
RI. pp. 45. 10. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya
4. Kementerian Kesehatan RI. 2012. Profil manusia dan Produktivitas Kerja.
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Bandung : Madar Maju. pp. 21.
Lingkungan Tahun 2011. Jakarta: 11. Wochenschr, Wien Klin. 2007.
Kemenkes RI. pp. 33. ‘Implementing a Second-Generation HIV
5. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Surveilans System In Romania :
2012. Buletin Kewaspadaan Dini dan experience and challenges’. Jurnal NCBI
Respons (EWARS) tahun 2012. Seksi Publmed. Vol.119, no.7, pp.242.
Pencegahan dan Pengamatan Penyakit 12. Siyam, Nur. 2013. ‘Fasilitasi Pelaporan
Bidang Bina P2PL. Edisi ke-50 tahun KD-RS dan W2 DBD Untuk
2012. pp.1-2. Meningkatkan Pelaporan Surveilans
6. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. DBD’. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
2013. Buletin Kewaspadaan Dini dan Vol.8, no.2, pp. 92-101.

143 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 6, Nomor 02 Juli 2015


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

13. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. KLB’. Jurnal Sarjana ITB Bidang Teknik
008/MENKES/SK/I/2012 Tentang Elektro dan Informatika. Vol.1, no.1, pp.
Alokasi Anggaran Dana Dekonsentrasi 241- 245.
dan Tugas Pembantuan Pelaksanaan 15. Fauziah. 2012. Rancangan Otomasi
Program Pembangunan Kesehatan di Laporan Wabah Mingguan di Rumah
Provinsi dan Kabupaten/ Kota Tahun Sakit Bhakti Yudha Tahun 2011,
Anggaran 2012. pp. 4. [Skripsi]. FKM Universitas Indonesia,
14. Retanto, Yudi. 2012. ‘Pengembangan Depok. pp. 53.
Sistem Surveilans Penyakit Berpotensi

Saleh, Budi, Purba, Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Kewaspadaan Dini ● 144

You might also like