Anorexia Nervosa

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 30

ANOREXIA NERVOSA

KELOMPOK A6

TUTOR:
Drg. Enny Willianti
KETUA KELOMPOK:
Made Dinda Melati 19700036

SEKRETARIS KELOMPOK:
Ni Putu Ayu Tarissa Aprilia Ratri 19700109
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Cindy Peviliantono Putri 19700031
2. Ni Made Kharisma Triloka 19700033
3. Made Susmitha Muliahari 19700035
4. Tawang Anugrah Saktianto 19700034
5. Mohamad Yusuf Ronando 19700038
6. I Made Denik Saputra 19700111
7. Exwan Jhony Syahputra 19700108
8. Salma Kamiliya Haya 19700110
9. Billy Christian Kayoi 19700112
10. Marella Alma Tiosandha Hendarto 19700155

TAHUN AJARAN 2019/2020


DAFTAR ISI

Skenario beserta Tabel Diskusi……………………………………………………………………. 1


Bab I: Kata Sulit…………………………………………………………………………………… 5

Bab II: Daftar Masalah…………………………………………………………………………….. 6

Bab III: Brainstorming…………………………………………………………………………….. 7

Bab IV: Peta Masalah…………………………………………………………………………..…. 17

Bab V: Tujuan Pembelajaran……………………………………………………………………… 18

Bab VI: Tinjauan Pustaka…………………………………………………………………………. 19

Bab VII: Peta Konsep…………………………………………………………………………….. 23

Bab VIII: Daftar Pustaka………………………………………………………………………….. 24

i
SKENARIO

Step 1
A 19 year old female was admitted to the hospital after she fainted at her campus. She also
felt cold all the time and get sick often. One month ago she went to a clinical nutrition specialist for
suspected anorexia, but she didn’t listen to the doctor. Over the past 6 months she had lost 15 kg
through chronic food restriction. She previously had an ideal weight of 55 kg, but she considered
herself “obese”.

Allo-anamnesis from her parents revealed that she used to have normal diet before starting
weight reduction diet about 9 months ago. She only admitted to cutting out all junk food and fats,
but from diet recall of the day, she had one small apple for breakfast,with a glass of warm water
containing a splash of lemon juice. Lunch was taken at school, mostly one small piece of cereal
biscuit. While supper was not regularly consumed although her mother prepared steak or any meal-
based meat.

Step 2
Physical examination: she looked cachetic.

Blood pressure was 85/60 mmHg, pulse was 56 times/minutes, respiratory 16 times/minute,
temperature was 36,5 degrees celcius. Thinning hair and dry skin, Conjuctiva was anemis,
Abdomen was scaphoid, no organomegaly was found.

Step 3
Laboratory examination result:

- Haemoglobin: 9.8 g/dL

- Blood Glucose: 62 mg/dL

- Albumin: 2.7 mg/dL

- Urinalysis: keton (+)

Epilogue

The nutrition specialist diagnosed the patient as Protein Energy Malnutrition caused by Anorexia
Nervosa. The doctor gave a list of optional meals consisting of balanced diet in macronutrient and
micronutrient aspects. She was also referred to psychologist for counseling about body image
perception. After she implemented all of the advices, she was found to be in better physical fitness
and emotional condition.

1
TABEL DISKUSI
PROBLEM HIPOTESIS MEKANISME INFO LAIN SAYA TIDAK LEARNING
TAHU ISSUES
1. Apa yang Kurangnya Hanya - Bagaimana A. Dapat
menyebabkan asupan energi memakan
Merasa Obese sebuah apel
ciri-ciri dari memahami
menyebabkan terjadinya ciri-ciri
dia pingsan? pingsan dan air jus pingsan? terjadinya
lemon untuk pingsan.
sarapan, - Bagaimana
Membatasi makan siang di menghitung B. Dapat
Body Mass menghitung
makanan secara sekolah, dan
Index Body Mass
ekstrim dalam malam di
waktu yang rumah yang seseorang? Index.
lama tidak teratur.

2. Mengapa a. Kurangnya Awalnya - Sakit apa A. Dapat


dia merasakan lemak Turunnya berat memiliki berat saja yang mengetahui
dalam badan secara badan ideal penyakit-
dingin dan tubuh drastis yaitu 55 kg, disebabkan penyakit
sering sakit? menyebab- tetapi oleh yang
kan tubuh kehilangan 15 disebabkan
kurangnya
terasa Merasa dingin kg karena diet oleh
dingin dan sering sakit ekstrim. makan? kurangnya
- Kenapa makan.
b. Sering sakit
karena kalau kurang
Pingsan
nutrisi yang makan atau
kurang
dalam diet ekstrim
tubuh bisa
Mengidap menyebab-
anoreksia
nervosa menurut kan tubuh
diagnosa dokter kedinginan?

3. Mengapa Melakukan Dari mana A. Dapat


dia melakukan diet ketat Mendapat sajakah mengetahui
diet ketat? karena takut rekomendasi sumber kalori
terlihat gemuk makanan- sumber kalori yang didapat
-
makanan yang kita sehari-hari.
dengan gizi
seimbang dari dapatkan?
dokter serta
menjalani
counseling
dengan
seorang
psikolog
PROBLEM HIPOTESIS MEKANISME INFO LAIN SAYA TIDAK LEARNING
TAHU ISSUES
4. Apa yang Dapat - Bagaimana A. Dapat
mendasari diperkirakan saja kriteria mengetahui
dokter dari kurus? kriteria kurus.
memperkira- penampilan -
kan bahwa ia yang kurus dan
mengalami diet ekstrim
anorexia? yang ia jalani
5. Apakah ada Dari kondisi - Laju - Bagaimana A. Dapat
penurunan atau yang terlihat, respirasinya cara memahami
kenaikan diperkirakan 16 kali/ mengukur cara
tekanan darah adanya menit. nadi dan mengukur
laju detak penurunan tekanan nadi dan
nadi? Kalau tekanan darah - Conjuctiva- darah? tekanan
iya, mengapa dan detak nadi nya darah.
bisa terjadi? yang kekurangan - Berapakah
melambat. sel darah tekanan B. Dapat
Tubuh harus Merah darah, detak mengetahui
lebih nadi, suhu tekanan
menghemat tubuh, dan darah,
energi saat diet laju respirasi detak nadi,
ekstrim, yang normal? suhu tubuh,
menyebabkan dan laju
kinerja jantung respirasi
melemah dan normal.
tekanan darah
menjadi
rendah.
6. Mengapa Seseorang - Tidak ada
rambutnya yang pembesaran
melakukan diet organ
menipis dan ekstrim juga
sering - Perutnya
kulitnya
mengalami terlihat
mengering? cekung -
dehidrasi
-
karena
kurangnya
konsumsi air,
yang
mengakibatkan
rambut
menipis dan
kulit kering.
7. Apa yang Tubuh Bagaimana A. Dapat
terjadi jika menghasilkan karbohidrat, memahami
keton saat cara
terdapat keton menggunakan - lemak, dan karbohidrat,
dalam urine? lemak sebagai protein lemak, dan
sumber energi protein
menghasilkan
menghasilkan
energi? energi.
PROBLEM HIPOTESIS MEKANISME INFO LAIN SAYA TIDAK LEARNING
TAHU ISSUES
8. Apakah ada Diperkirakan - Berapa kadar A. Dapat
penurunan atau adanya hemoglobin, mengetahui
kenaikan kadar penurunan gula darah, dan kadar
hemoglobin, kadar albumin hemoglobin,
gula darah, dan hemoglobin, normal? gula darah, dan
albumin? gula darah, dan albumin
Kalau iya, albumin. normal.
mengapa bisa Kurangnya
-
terjadi? asupan nutrisi
seperti
karbohidrat
dapat
menyebabkan
kadar gula
darah,
hemoglobin
dan albumin
yang rendah.

4
BAB I

KATA-KATA SULIT

Anorexia : sebuah gangguan psikologis yang menyebabkan penderitanya menjadi


takut yang berlebih terhadap kenaikan berat badan.

Chronic food restriction : pembatasan makanan kronis.

Obese : kelebihan berat badan (obesitas).

Allo-anamnesis : pemeriksaan paling awal dalam wawancara pasien, Allo-anamnesis atau


Hetero-anamnesis adalah pemeriksaan yang diwakilkan oleh wali pasien.

Weight reduction diet : diet penurunan berat badan.

Chachectic : terlihat kurus.

Blood pressure : tekanan darah.

Pulse : Detak nadi.

Respiratory : sistem pernapasan.

Conjuctiva : lapisan tipis yang berada di mata yang melindungi bagian putih di mata.

Anemis : anemia (kekurangan darah merah).

Abdomen scaphoid : keadaan dimana dinding anterior abdomen (perut) terlihat cekung,
biasanya karena malnutrisi.

Organomegaly : pembesaran abnormal pada organ.

Haemoglobin : metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) sebagai pengangkut


oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Blood glucose : gula darah.

Albumin : protein utama yang terdapat dalam darah manusia.

Urinalysis : tes urine

Keton : hasil metabolisme lemak.

5
BAB II

DAFTAR MASALAH

Step 1

-Apa yang menyebabkan dia pingsan?

- Mengapa dia merasakan dingin dan sering sakit?

- Mengapa dia melakukan diet ketat?

- Apa yang mendasari dokter memperkirakan bahwa ia mengalami anorexia?

Step 2

- Mengapa dapat terjadinya penurunan tekanan darah dan detak nadi yang melambat?

- Mengapa rambutnya menipis dan kulitnya mengering?

Step 3

- Apa yang terjadi jika terdapat keton dalam urine?

- Mengapa kadar hemoglobin, gula darah, dan albumin dapat berkurang?

Epilogue

- Bagaimana rincian dari proses pemulihan pasien?

6
BAB III

BRAINSTORMING

1. Bagaimana ciri-ciri dari terjadinya pingsan?

Jawaban:

Pingsan adalah kondisi kehilangan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba. Kondisi
kehilangan kesadaran ini sering kali dibarengi dengan hilangnya bentuk otot sehingga membuat
seseorang terjatuh. Dalam istilah medis, pingsan disebut dengan sinkop.

Umumnya seseorang mengalami pingsan selama beberapa detik hingga beberapa menit.
Sebelum pingsan, biasanya seseorang akan merasa pusing, lemah, dan terkadang juga mual. Anda
juga mungkin akan merasakan suara di sekitar yang mulai memudar dan penglihatan mulai
menggelap.

Sinkop atau pingsan tidak selalu membutuhkan perawatan dan umumnya dapat pulih dalam
waktu beberapa menit. Namun apabila pingsan disebabkan oleh kondisi medis serius tertentu, maka
seseorang harus segera mendapatkan penanganan untuk mengatasi penyebab pingsan tersebut.

Secara umum penyebab pingsan adalah karena berkurangnya aliran darah ke otak,
sehingga menyebabkan otak kekurangan asupan oksigen dan tidak berfungsi dengan baik. Kondisi
ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti:

-Trauma emosional seperti ketakutan dan lainnya


- Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba
- Gula darah rendah karena diabetes
- Hiperventilasi (napas cepat abnormal)
- Berdiri dalam satu posisi terlalu lama
- Berdiri dengan cepat tiba-tiba
- Melakukan aktivitas fisik dalam suhu panas
- Mengejan terlalu keras saat buang air besar
- Batuk terlalu keras
- Konsumsi narkoba atau alkohol
- Kejang
- Sakit parah
- Penggunaan obat yang berpotensi menurunkan tekanan darah seperti obat tekanan darah tinggi,
obat alergi, antidepresan, obat untuk mengatasi kecemasan

7
- Kondisi medis tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, aterosklerosis, aritmia, gangguan
kecemasan, dan penyakit paru-paru kronis.

2. Sakit apa yang disebabkan oleh kurangnya makan?


Jawaban:
• Kwashiorkor
Ini merupakan salah satu penyakit malnutrisi protein yang paling akut di dunia. Gejala lain
penyakit ini yaitu perut buncit, pembesaran hati, penipisan rambut dan tekstur rambut yang kasar,
gigi mudah copot, dan dermatitis.

• Marasmus
Penyakit yang disebabkan karena kekurangan protein dan kalori yang sangat parah. Umum terjadi
pada anak-anak. Pada kondisi marasmus, berat tubuh lebih rendah 80% dari berat normal yang
seharusnya sehingga tubuh seseorang tampak kurus. Pengecilan otot, kulit kering dan bersisik, dan
kulit longgar merupakan gejala lain dari marasmus.

• Anemia
Penyakit kurang darah yang paling umum disebabkan karena kurang gizi. Meski dapat dipicu oleh
banyak faktor, tapi salah satu alasan utama terjadinya anemia adalah defisiensi zat besi dan vitamin
B12. Penderitanya bisa mengalami sesak napas, kelelahan, pucat dan gejala lain yang menunjukkan
rendahnya jumlah hemoglobin.

• Gondok
Disebabkan karena kekurangan yodium dalam makanan. Gejala khasnya adalah pembengkakan
kelenjar tiroid. Gejala lainnya adalah lesu, lemah, tingkat metabolisme yang rendah, peningkatan
kerentanan terhadap dingin, dan lain-lain.

• Defisiensi Vitamin
Vitamin A. Dapat mengakibatkan rabun senja, kebutaan permanen serta sangat rentan terhadap
infeksi, gangguan nafsu makan, kulit kering dan kasar, kerusakan rambut, kesulitan dalam
penyembuhan luka, dan lain-lain.
Vitamin B1. Penderitanya akan mengalami badan lesu, menurunnya nafsu makan, dan depresi
mental. Penyakit karena defisiensi tiamin yaitu beri-beri. Penyakit ini disebabkan akibat makanan
yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah tiamin.
Vitamin B2. Kekurangan vitamin B2 atau riboflavin biasanya sangat berhubungan dengan penyakit
kurang protein dan energi. Gejala defisiensi riboflavin termasuk sakit tenggorokan dengan
pembengkakan dan kemerahan dari mulut, cheilosis, stomatitis, glositis, dermatitis, dan lain-lain.

8
Vitamin B12. Ditandai dengan gejala seperti kesemutan pada lidah, anemia, bintik-bintik putih
pada kulit, luka pada mulut, sesak napas, sakit kepala yang mirip serangan migrain, dan lain-lain.
Vitamin C. Kekurangan vitamin C menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai penyakit kudis.
Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti gusi berdarah, penyembuhan luka yang sangat lama,
bintik-bintik pada kulit, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
Vitamin D. Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena kurangnya asupan kalsium dan paparan
sinar matahari. Gejala kekurangan vitamin D menyebabkan pembentukan tulang terganggu,
sehingga tulang menjadi sangat lunak seperti pada osteomalacia maupun osteoporosis.

3. Kenapa kalau kurang makan atau diet ekstrim bisa menyebabkan tubuh
kedinginan?
Jawaban:
Tubuh mempunyai mekanisme tersendiri untuk menjaga suhunya agar tetap hangat.
Dengan begitu, seluruh organ, jaringan, dan sel dalam tubuh bisa bekerja sesuai fungsinya. Tanpa
kontrol suhu tubuh yang baik, tentu tubuh tidak bisa bekerja. Tubuh mempertahankan suhu intinya
dengan cara membakar lemak yang ada dalam tubuh. Lemak mempunyai peran yang sangat
penting dalam mengontrol suhu tubuh. Saat Anda kedinginan, tubuh Anda menggunakan energi
dari lemak untuk menghasilkan panas. Panas ini kemudian digunakan tubuh untuk menjaga suhu
tubuh. Seseorang yang melakukan diet ekstrim akan menggunakan lemak dalam tubuh sebagai
sumber energi karena kurangnya asupan karbohidrat, yang tidak hanya menyebabkan tubuh terlihat
kurus, tetapi juga menyebabkan tubuh merasa kedinginan.

4. Dari mana sajakah sumber kalori yang kita dapatkan?


Jawaban:
Kalori adalah salah satu kebutuhan pokok manusia agar bisa bertahan hidup dan
menjalankan aktivitas sehari-hari. Kalori bisa didapatkan dari konsumsi makanan dan minuman.
Hampir semua jenis makanan dan minuman mengandung kalori. kalori ini sebenarnya bukan suatu
zat gizi atau nutrisi, tetapi bisa didapatkan dari beragam jenis zat gizi. Ya, kalori bisa didapatkan
dari zat gizi makro seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Ketiga zat gizi ini akan dicerna dalam
tubuh dan nantinya diubah jadi kalori. Kalau sudah menjadi kalori, barulah tubuh Anda bisa
menggunakannya sebagai sumber energi. Karena itu, makanan dan minuman apa pun yang
mengandung protein, lemak, dan karbohidrat sudah pasti mengandung kalori.
Ada juga yang namanya kalori kosong. Kalori kosong adalah jenis kalori yang berasal dari
lemak padat dan gula tambahan dalam produk makanan. Kalori kosong memiliki nilai gizi yang
sangat sedikit, tidak ada serat makanan, asam amino, antioksidan, mineral, atau vitamin yang
berarti. Kalori kosong membuat rasa makanan menjadi lebih lezat tetapi dapat
menyebabkan obesitas jika dikonsumsi berlebihan.
9
Nah, jenis kalori kosong inilah yang sering disebut-sebut sebagai musuh bagi kesehatan.
Terutama bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan atau yang sedang mempertahankan
berat badan ideal. Di luar itu, kalori adalah asupan penting yang harus dipenuhi setiap orang setiap
hari.

Makanan-makanan di bawah ini memiliki kandungan kalori kosong yang cukup banyak:
a. Lemak padat dan gula tambahan:
• Es krim
• Donat
• Pastri
• Kue kering
• Cake
b. Lemak padat:
• Gorengan
• Tulang iga
• Daging asap
• Sosis
• Keju
• Pizza
c. Gula tambahan:
• Minuman ringan dengan perisa buah-buahan
• Minuman isotonik
• Minuman energi
• Minuman bersoda
Supaya tidak kelebihan atau kekurangan kalori, Anda perlu mengetahui berapa kebutuhan
kalori harian Anda. Nah, kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda, tergantung dari beberapa
faktor. Karena itu, Anda perlu menghitungnya dengan rumus yang tepat. Jangan khawatir, supaya
hasilnya akurat Anda bisa menghitung berapa kebutuhan kalori harian Anda di kalkulator BMR
ini atau di tautan berikut: bit.ly/kalkulatorBMR.
Setelah mengetahui berapa kebutuhan kalori Anda, Anda perlu merancang menu makan
dan aktivitas fisik yang seimbang. Anda bisa minta bantuan ahli gizi atau personal trainer olahraga
Anda untuk menyiapkan rancangan hidup sehat tersebut. Anda juga disarankan untuk berkonsultasi
dengan dokter bila Anda punya kondisi medis tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit
autoimun, dan gangguan pencernaan.

10
5. Bagaimana karbohidrat, lemak dan protein dapat menghasilkan energi?

Jawaban:

1. Karbohidrat

Sumber karbohidrat sederhana seperti gula serta makanan yang manis-manis, akan sangat
cepat dipecah oleh tubuh karena bentuknya yang mudah dicerna. Hal ini membuat gula paling
cepat dijadikan glukosa atau gula darah, yaitu kurang dari 15 menit.

Karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, bihun, mie, dan lainnya membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk menjadi glukosa. Jenis makanan karbohidrat kompleks dengan indeks
glikemik yang tinggi akan membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk berubah bentuk jadi glukosa
darah. Berbeda dengan jenis makanan yang mengandung indeks glikemik rendah, proses makanan
tersebut untuk dijadikan glukosa memerlukan waktu sebanyak 15-30 menit.
Biasanya kadar glukosa dalam darah akan tinggi sesaat setelah makan. Pada waktu
tersebut, tubuh akan secara otomatis mengirimkan sinyal ke kelenjar pankreas – salah satu organ
pencernaan – untuk memproduksi hormon insulin. Hormon insulin akan masuk ke dalam pembuluh
darah dan kemudian memberi tahu sel-sel tubuh bahwa sumber energi utama (glukosa) sudah
tersedia. Selanjutnya, hormon insulin akan membukakan pintu agar glukosa dari darah dapat masuk
ke dalam sel. Glukosa yang masuk ke dalam sel-sel tubuh, akan diubah menjadi energi.
Namun tidak semua sel tubuh akan menggunakan glukosa sebagai energi, sel-sel di dalam
otot dan hati akan menyimpan glukosa sebagai cadangan energi. Glukosa yang disimpan tersebut
akan dipakai ketika tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuh dan tubuh mengalami
kekurangan energi.
2. Lemak
Lemak sangat baik digunakan sebagai sumber energi selular karena lemak memiliki rantai
karbon yang lebih panjang sehingga berenergi lebih tinggi. Sebelum digunakan, sel menghidrolisis
lemak menjadi asam lemak dan gliserol, kemudian gliserol diubah menjadi 3 fosfogliseraldehid dan
memasuki jalur glikolisis. Asam lemak dipecah menjadi dua rantai karbon yang masuk ke siklus
Krebs sebagai asetil koA. Melalui jalur-jalur tersebut, satu gram lemak memberikan ATP lebih
banyak daripada karbohidrat dan protein.Satu gram lemak mampu menghasilkan 9 kkal.
3. Protein
Melalui reaksi katabolisme, protein dipecah menjadi asam amino. Asam amino ini bisa digunakan
sebagai sumber energi ketika tubuh membutuhkannya. Asam amino juga bisa didaur ulang untuk
membuat proteinatau dioksidasi menjadi urea.Dari reaksi inilah energi dihasilkan.

11
6. Bagaimana cara mengukur nadi dan tekanan darah?

Jawaban:

Alat untuk mengukur tekanan darah (sfigmomanometer) ada 3 jenis yaitu yang
menggunakan air raksa, jenis aneroid dan jenis digital. Pengukuran yang paling ideal adalah
menggunakan air raksa, tapi penggunaannya harus benar dan sudah terlatih. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan sebelum dan saat melakukan pemeriksaan tekanan darah, yaitu:

1. Pastikan kandung kemihnya kosong dan usahakan untuk tidak dalam kondisi menahan kemih.

2. Menghindari konsumsi kopi, alkohol dan rokok, karena semua hal tersebut dapat meningkatkan
tekanan darah.

3. Sebaiknya istirahat terlebih dahulu selama 5 menit sebelum diperiksa, serta jangan memeriksa
saat kondisi tubuh baru sampai dan napasnya terengah-engah.

4. Tenangkan pikiran, karena pikiran yang tegang dan stres akan meningkatkan tekanan darah dari
yang seharusnya.

5. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk dengan siku menekuk di atas meja dan telapak
tangan menghadap ke atas.

6. Gunakan manset sesuai dengan pasien dan jangan menggunakan manset anak-anak untuk orang
dewasa.

7. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis. Saat bunyi pertama terdengar dicatat sebagai
tekanan sistolik dan bunyi terakhir yang didengar dicatat sebagai tekanan diastolik.

Sedangkan berikut ini merupakan cara mengukur denyut nadi di pergelangan tangan:

- Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah Anda di pergelangan tangan bagian dalam yang dilewati
pembuluh darah arteri. Tekan dengan kuat arteri Anda sampai merasakan denyut nadi. (Jika
melakukan di siku bagian dalam atau leher, juga tempatkan kedua jari Anda dan tekan sampai
menemukan denyut nadi).

- Hitung denyut nadi Anda selama 60 detik (atau selama 15 detik, lalu kalikan dengan 4 sehingga
mendapatkan hasil denyut nadi per menit).

- Ingat, saat menghitung, tetaplah fokus pada denyut nadi Anda. Jangan sampai lupa hitungan atau
merasa denyut nadi hilang.

12
7. Bagaimana saja kriteria kurus?

Jawaban:

Memiliki badan kurus atau status gizi underweight tidak berarti sehat. Ada beberapa faktor
penyebab badan kurus, di antaranya adalah faktor keturunan, kekurangan nutrisi, hingga
kondisi medis tertentu yang harus diwaspadai
Penting bagi kita untuk mengetahui faktor penyebab badan kurus. Pasalnya, badan yang
terlalu kurus dapat merusak kesehatan kita dan berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh yang
lemah, kelemahan tulang atau osteoporosis, anemia, kekurangan energi, hingga gangguan
kesuburan. Cara menentukan apakah badan kurus termasuk dalam kategori underweight yang
tidak sehat ini, bisa dilihat dari perhitungan indeks massa tubuh (IMT) atau BMI.
Sebenarnya orang yang memiliki badan kurus tidak bisa langsung dilihat hanya dari
fisiknya saja,ada beberapa kasus orang yang terlihat kurus setelah melakukan tes kesehatan
mereka memiliki lemak tubuh tinggi. Mereka punya potensi tinggi menderita diabetes dan
gangguan kardiovaskuler, namun tidak tampak dari penampilannya. Tetapi bila dilihat dari
fisiknya orang yang berbadan kurus memiliki kriteria antara lain : Gampang merasa kedinginan
(Dengan berkurangnya lemak pada tubuh, tubuh jadi gampang merasa dingin. Hal ini terjadi
karena lemak sendiri memiliki fungsi sebagai insulator alami. Makin sedikit lemak, makin
sedikit kemampuan tubuh menghantarkan panas),terlihat kurang sehat,nafsu makan kurang
baik.
8. Berapakah tekanan darah, detak nadi, suhu tubuh, dan laju respirasi normal untuk
orang dewasa?

Jawaban:

Umumnya, orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat memiliki tekanan darah normal
sekitar 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Angka 120 dan 90 menunjukkan tingkat tekanan ketika
jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik. Sementara angka 80
dan 60 berarti tingkat tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa lagi,
atau kerap disebut tekanan diastolik.
Denyut nadi dapat bervariasi antar individu. Jumlahnya dapat lebih rendah saat Anda
sedang dalam keadaan istirahat dan dapat meningkat saat Anda sedang olahraga. Hal ini karena saat
olahraga tubuh membutuhkan lebih banyak darah yang membawa oksigen untuk dialirkan ke
semua sel-sel dalam tubuh.

Berikut ini merupakan jumlah denyut nadi normal per menit:

• Bayi sampai usia 1 tahun: 100-160 kali per menit


• Anak usia 1-10 tahun: 70-120 kali per menit

13
• Anak usia 11-17 tahun: 60-100 kali per menit
• Dewasa: 60-100 kali per menit
• Atlet dengan kondisi yang baik: 40-60 kali per menit

Untuk suhu tubuh, sebuah studi yang diterbitkan bertahun-tahun yang lalu di Journal of
American Medical Association menemukan suhu normal rata-rata untuk orang dewasa adalah
36,7°C, bukannya pas 37°C. Secara umum, dunia medis menyepakati bahwa suhu tubuh normal
berkisar antara 36,1°C sampai 37,2°C. Meski standar tersebut juga akan banyak bergantung pada:

• Kondisi fisik orang tersebut.


• Usia.
• Aktivitas apa saja yang telah mereka lakukan.
• Waktu di hari tersebut.
• Bagian mana dari tubuh Anda yang diukur suhunya — Misalnya, pembacaan suhu dari
ketiak biasanya menunjukkan 0.5°C lebih rendah dari suhu inti tubuh.

Sedangkan respirasi normal atau pernafasan normal untuk orang dewasa adalah 12 - 20 kali
per menit. Pada bayi dan anak - anak laju perapasan normal lebih tinggi daripada orang dewasa.
Laju pernapasan dapat mengalami peningkatan dengan olahraga, demam atau karena penyakit paru,
atau kondisi medis lainnya.

9. Berapakah kadar hemoglobin, gula darah, dan albumin normal?

Jawaban:

Kadar Hemoglobin yang normal bagi pria umumnya sekitar 13,8 sampai 17,2 g/dL.
Sedangkan untuk wanita adalah 12,1 sampai 15,1 g/dL.
Sebenarnya kadar gula darah normal tidak berpatokan pada satu angka baku. Kadar ini bisa
berubah seperti saat sebelum dan sesudah Anda makan atau juga saat waktunya tidur. Berikut
kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:
• Sebelum makan: sekitar 70-130 mg/dL
• Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
• Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam: kurang dari 100 mg/dL
• Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL
Sedangkan untuk kadar albumin normal tergantung pada usia seseorang. Meskipun
demikian, kadar albumin normal berkisar antara 3,5 hingga 5,9 gram per desiliter (g/dL).

14
10. Bagaimanakah cara menghitung body mass index normal?

Jawaban:

Indeks massa tubuh adalah metrik standar yang digunakan untuk menentukan siapa saja yang
masuk dalam golongan berat badan sehat dan tidak sehat. Indeks massa tubuh alias BMI
membandingkan berat badan Anda dengan tinggi badan Anda, dihitung dengan membagi berat
badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

Hasil dari perhitungan diatas nantinya dapat dibandingkan dengan kategori berat badan yang
tercantum di bawah ini:

• Di bawah 18,5 = Berat badan kurang

• 18,5 – 22,9 = Berat badan normal

• 23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas)

• 30 ke atas = obesitas

11. Apa saja jenis- jenis eating disorder atau gangguan makan yang ada?

Jawaban:

Terdapat 4 gangguan makan pada remaja yang paling sering ditemu, yaitu

1. Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa merupakan jenis gangguan makan yang paling sering dialami oleh
remaja, terutama remaja perempuan. Setidaknya 1 dari 100 anak perempuan remaja di dunia
menderita anoreksia. Remaja yang menderita anoreksia sangat takut menjadi gemuk dan mereka
menjadi sangat kurus. Biasanya berat badan mereka bahkan 15% dibawah berat badan ideal.

Selain menghindari makanan, mereka juga dapat melakukan hal lain dengan tujuan agar
berat badan mereka tidak naik seperti merangsang muntah oleh diri sendiri, menggunakan obat
pencahar, olahraga berlebihan, dan mengonsumsi obat penekan nafsu makan dan/atau diuretika.

15
Remaja perempuan yang menderita anoreksia dapat mengalami penghentian menstruasi (amenore).
Selain itu, penderita anoreksia juga menjadi cepat lelah, pingsan, kulit menjadi kering, rambut dan
kuku menjadi rapuh, tekanan darah rendah, tidak tahan terhadap dingin akibat lemak di tubuh yang
sedikit, irama jantung yang tidak teratur, dan dehidrasi yang bisa berakibat fatal.

2. Bulimia nervosa

Berbeda dengan anoreksia nervosa yang menyebabkan penderitanya sengaja mengurangi


jumlah makanan bahkan hingga menghindari makanan, orang yang menderita bulimia
nervosa justru mengalami ketagihan dengan makanan yang tidak bisa dilawan (craving). Mereka
senang dan sering makan dengan porsi yang besar juga.

Walaupun demikian, mereka juga memiliki kecenderungan takut menjadi gemuk. Agar
tidak gemuk setelah makan banyak, mereka biasanya memuntahkan kembali makanannya, bisa
dengan memasukkan jari ke tenggorokan sendiri, menggunakan obat pencahar berlebihan, puasa
berkala, dan mengonsumsi obat penekan nafsu makan.

Penderita bulimia dapat mengalami perubahan warna gigi akibat muntah berlebihan hingga
ketidakseimbangan elektrolit yang mengakibatkan gangguan irama jantung.

3. Binge eating disorder

Penderita binge eating mungkin mirip dengan penderita bulimia yang sering makan banyak
dan tidak dapat dikontrol. Akan tetapi, penderita binge eating tidak berusaha untuk melawan rasa
takut mereka terhadap kegemukkan seperti penderita bulimia pada umumnya. Pada akhirnya,
penderita binge eating disorder akan memiliki berat badan berlebih yang meningkatkan
risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan peningkatan kolesterol.

4. Ortoreksia nervosa

Ortoreksia nervosa merupakan gangguan makan dimana penderitanya memiliki obsesi


berlebihan terhadap makanan sehat. Mereka sangat menghindari dan merasa bersalah apabila
mereka makan makanan yang tidak sehat.. Mungkin kelihatannya baik, tapi penderita ortoreksia
terlalu berobsesi dengan makanan sehat sehingga malah berdampak buruk bagi kesehatan mereka
sendiri dimana tubuh yang sehat dicapai dengan makanan dengan gizi seimbang.

116
BAB IV

PETA MASALAH

Merasa obese (gemuk)

Membatasi makanan dalam waktu


yang lama

Turunnya berat badan secara drastis

Merasa dingin dan sering sakit

Pingsan

Mengidap anoreksia nervosa


menurut diagnosa dokter

Mendapat rekomendasi makanan-


makanan dengan gizi seimbang dari
dokter serta menjalani counseling
dengan seorang psikolog

17

BAB V

TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Dapat memahami ciri-ciri pingsan.

B. Dapat menghitung Body Mass Index.

C. Dapat mengetahui penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kurangnya makan.

D. Dapat mengetahui kriteria kurus.

E. Dapat memahami tentang makronutrisi dan mikronutrisi.

F. Dapat mengetahui sumber karbohidrat, protein, dan lemak.

G. Dapat memahami fungsi karbohidrat, protein, dan lemak.

H. Dapat mengetahui cara melakukan diet normal.

I. Dapat memahami cara mengukur nadi dan tekanan darah.

J. Dapat mengetahui tekanan darah, detak nadi, suhu tubuh, dan laju respirasi normal.

K. Dapat mengetahui kadar hemoglobin, gula darah, dan albumin normal.

L. Dapat memahami tentang biomolekul kehidupan.

M. Dapat memberikan gambaran konsep tentang definisi sehat, sakit, dan kematian menurut
World Health Organization.

18
BAB VI

TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

1.1 Pengertian Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa, atau biasa disebut anoreksia, adalah gangguan makan yang ditandai
dengan rasa takut yang berlebihan bila berat badan bertambah, dan gangguan persepsi pada bentuk
tubuh. Penderita anoreksia terobsesi untuk memiliki tubuh kurus, dan melakukan berbagai upaya
untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal menurut mereka. Untuk memperoleh atau menjaga
bentuk tubuh kurus, penderita anoreksia akan berusaha keras membatasi porsi makan seminimal
mungkin, atau menggunakan obat-obatan seperti pencahar dan penekan nafsu makan. Meski berat
badan sudah banyak berkurang, penderita anoreksia akan terus berolahraga secara berlebihan
karena takut berat badan mereka bertambah.

1.2 Gejala Anoreksia Nervosa

Gejala anoreksia meliputi gejala fisik dan emosional. Selain itu, gejala penyakit ini juga
bisa terlihat dari perilaku yang ditunjukkan penderitanya.

Gejala fisik:

• Kehilangan berat badan yang berlebihan.


• Tampak kurus dan berat badan tidak ideal.
• Kehilangan gairah seksual.
• Gangguan pada organ jantung, seperti jantung berdebar.
• Tekanan darah rendah.
• Gagal ginjal.
• Kulit kering pada tangan dan kaki akibat kurang aliran darah.
• Dehidrasi.
• Mudah lelah, bahkan pingsan tanpa sebab.
• Gigi mudah rusak.
• Muncul rambut halus di wajah dan bagian tubuh lain.
• Tidak tahan udara dingin.
• Rambut menipis dan mudah rontok.
• Sembelit atau sakit perut.
• Bengkak pada lengan dan tungkai.

19
• Gangguan menstruasi.
• Jari tangan dan kaki kebiruan.
Gejala psikologis:

• Merasa rendah diri.


• Mudah cemas dan depresi.
• Takut berat badan naik.
• Terlalu memikirkan bentuk tubuh dan berat badan.
• Merasa gemuk meski berat badan di bawah normal.
• Kemampuan konsentrasi menurun.
• Mudah marah saat jam makan.
• Berlebihan dalam menjalankan diet dan menjaga berat badan.

Gejala pada perilaku:

• Berlebihan dalam diet, seperti menghitung jumlah kalori.


• Merasa makan banyak meski hanya makan dalam porsi kecil.
• Menyembunyikan makanan.
• Penyalahgunaan obat pelangsing, diuretik, dan pencahar.
• Sering bercermin untuk melihat bentuk tubuh.
• Berbohong dengan mengatakan sudah makan meski sebenarnya belum.
• Menarik diri dari lingkungan sosial.
• Latihan fisik yang berlebihan, dan stres bila tidak bisa melakukannya.
• Melukai diri sendiri, bahkan hingga percobaan bunuh diri.
• Sering menimbang berat badan.
• Tidak mau makan di depan umum.

1.3 Penyebab Anoreksia Nervosa

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan anoreksia. Namun para ahli
mengaitkan penyakit ini dengan kombinasi faktor lingkungan, psikologis, dan biologis.

• Lingkungan. Budaya modern memandang kecantikan atau ketampanan, kesuksesan, dan


kekayaan terkait dengan tubuh kurus. Dorongan dari teman sebaya dapat memperkuat
keinginan untuk memiliki tubuh kurus, khususnya pada remaja putri.
• Psikologis. Sejumlah penderita anoreksia memiliki kecemasan yang membuatnya
menjalani diet ketat. Penderita juga memiliki dorongan kuat untuk tampil sempurna, karena
mereka merasa tidak cukup kurus.

20
• Biologis. Meski belum bisa dipastikan jenis gen yang terkait dengan anoreksia, para ahli
menduga kondisi ini dipicu oleh perubahan gen.
Meskipun bisa dialami juga oleh pria, anoreksia umumnya dialami oleh wanita. Diketahui
sebanyak 85-95% penderita anoreksia berjenis kelamin wanita. Gangguan mental ini juga dapat
menimpa individu dari berbagai usia, tapi lebih sering terjadi pada remaja, dan jarang dialami oleh
mereka yang di atas usia 40 tahun.

Selain jenis kelamin dan usia, sejumlah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami anoreksia adalah:

• Lingkungan keluarga yang tidak harmonis seperti komunikasi yang kurang baik, sering
bertengkar, dan sulit mengatasi konflik rumah tangga.
• Pernah mengalami peristiwa yang menyebabkan trauma, seperti diperkosa atau mengalami
perundungan (bullying) terkait berat badan atau bentuk tubuh.
• Masalah psikologis, seperti sulit mengungkapkan perasaan, tidak menyukai bentuk tubuh
sendiri, rendah diri, menerapkan standar tinggi pada bentuk tubuh (perfeksionis), serta
mudah merasa cemas, kesepian, depresi, dan marah.
• Anggapan dan tekanan di masyarakat bahwa bentuk tubuh yang langsing adalah sempurna.
• Terlahir prematur, memiliki berat lahir rendah, atau terlahir kembar.
• Ketidakseimbangan kimia otak yang mengatur rasa lapar.
• Riwayat anoreksia dalam keluarga.
• Terlalu banyak diet.

1.4 Diagnosa Anoreksia Nervosa


Sebagaimana pada gangguan mental lainnya, dokter menggunakan standar Diagnostic and
Statistic Manual of Mental Disorder (DSM-5) untuk memperoleh diagnosis anoreksia. Pasien akan
dinyatakan mengalami anoreksia bila mengalami sejumlah kriteria berikut ini:
• Membatasi asupan makanan untuk mendapatkan atau mempertahankan berat badan di
bawah normal, tanpa mempedulikan energi yang dibutuhkan.
• Memiliki rasa takut yang besar bila berat badan bertambah atau bila tubuh menjadi gemuk.
Ketakutan ini memicu penderita melakukan kegiatan yang bisa menurunkan atau
mempertahankan berat badannya, meskipun berat badan sudah di bawah normal.
• Mengalami gangguan dalam memandang tubuhnya sendiri, seperti terus menerus
mengamati bentuk tubuh dan berat badan, serta menyangkal bahwa berat badannya sudah
di bawah normal.
Dokter juga dapat menjalankan pemeriksaan fisik, meliputi pengukuran tinggi dan berat
badan, serta mengukur tanda vital pasien, seperti tekanan darah dan detak jantung.

21
Sejumlah tes juga dapat dilakukan, untuk memastikan diagnosis, menyingkirkan
kemungkinan kondisi lain yang menyebabkan penurunan berat badan, serta memeriksa
kemungkinan terjadi komplikasi. Beberapa tes tersebut adalah:

• Tes laboratorium, seperti hitung darah lengkap, kadar elektrolit dan protein dalam darah,
pemeriksaan fungsi hati, ginjal, kelenjar tiroid, serta tes urine.
• Evaluasi psikologis pasien, meliputi tanya jawab untuk mengetahui pola pikir, perasaan,
dan kebiasaan makan pasien.
• Foto Rontgen, untuk mengetahui kepadatan tulang, kemungkinan infeksi paru-paru
(pneumonia), dan untuk mengetahui kondisi jantung.

2. Kesimpulan
Seorang gadis berumur 19 tahun merasa dirinya gemuk dan melakukan diet ekstrim,
akibatnya ia selalu merasakan dingin dan sering sakit. Ia menjadi terlihat sangat kurus dan
rambutnya terlihat tipis serta kulitnya menjadi kering. Hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan
bahwa gadis ini memiliki tekanan darah dan laju respirasi yang rendah serta detak nadi yang
lambat. Hasilnya juga menyatakan Bahwa kadar hemoglobin, gula darah, dan albuminnya rendah
serta hasil urinalisis yang menyatakan adanya keton dalam urine. Dari semua pernyataan diatas
dokter menyatakan bahwa gadis tersebut mengidap penyakit anoreksia nervosa dan dokter
menyarankan untuk kembali mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang. Dokter juga menyarankan gadis tersebut untuk pergi berkonsultasi dengan psikolog guna
memperbaiki persepsi tentang tubuhnya.

22
BAB VII

PETA KONSEP

Pembatasan
makanan dalam
waktu yang lama Kurangnya
dan meningkat- pemasukan
kan aktivitas vitamin dan
fisik sumber mineral

Kurangnya pemasukan Kadar hemoglobin


makronutrisi seperti rendah yaitu 9,8 g/dL
karbohidrat

Pengerahan sumber
energi dari lemak

Kadar gula darah Lipolisis


rendah, yaitu 62 mg/dL
Protolisis

Hasil urinalisis:
Glikogenolisis Terdapat ketone
Kadar albumin
rendah, yaitu 2,7
mg/dL

Berat badan rendah, terlihat kurus, selalu


merasa kedinginan, timbul rambut-
rambut halus pada permukaan kulit

Keterangan:

Seseorang yang melakukan diet ekstrim akan membatasi asupan makanannya secara ekstrim. Hal
ini menyebabkan kurangnya pemasukan makronutrisi, seperti karbohidrat, dan mikronutrisi, seperti
vitamin dan mineral. Kurangnya asupan mikronutrisi dapat menyebabkan kadar hemoglobin yang
rendah dalam darah.

23
Sedangkan jika karbohidrat dalam tubuh rendah, maka kadar glukosa dalam darah juga
akan menjadi rendah, dan juga menyebabkan terjadinya glikogenolisis. Glikogenolisis adalah
proses dimana glikogen yang tersimpan dipecah menjadi monomer glukosa di hati di bawah
pengaruh hormon. Glukagon dan adrenalin mengatur pemecahan glikogen di hati ketika kurang
glukosa tersedia untuk metabolisme dalam sel. Dengan kondisi karbohidrat yang rendah dalam
tubuh, tubuh juga akan mengambil lemak sebagai sumber energi, dan terjadilah proses lipolisis.

Lipolisis adalah proses pemecahan lemak yang tersimpan dalam sel-sel lemak yang
melibatkan hidrolisis trigliserida. Selama proses ini, asam lemak bebas dilepaskan ke dalam aliran
darah dan beredar ke seluruh tubuh. Hal ini diikuti dengan degradasi menjadi unit-unit asetil oleh
oksidasi beta. Keton diproduksi, dan ditemukan dalam jumlah besar di ketosis (keadaan
metabolisme yang terjadi bila hati mengubah asam lemak dan badan-badan keton yang dapat
digunakan oleh tubuh untuk energi), itulah sebab ditemukannya keton saat urinalisis. Kurangnya
asupan protein, vitamin, atau gangguan penyerapan nutrisi, dapat menyebabkan hipoalbuminemia,
yaitu kondisi ketika kadar albumin dalam darah di bawah normal.

Selain hal-hal tersebut, akibat dari pembatasan asupan makanan yang ekstrim juga
diantaranya adalah berat badan yang rendah, terlihat kurus, dan selalu kedinginan. Kondisi-kondisi
tersebut dikarenakan kurangnya lemak dalam tubuh yang juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh
optimal. Karena itu, biasanya tumbuh rambut-rambut halus di sekitar wajah yang bernama lanugo,
sebagai pengganti lemak dalam menjaga suhu tubuh optimal.

24
BAB VIII

DAFTAR PUSTAKA

- The Recovery Village Team, 2019, Can Anorexia Cause Hypoglicemia?, The Recovery Village,
USA

(https://www.therecoveryvillage.com/mental-health/anorexia/faq/can-anorexia-cause-
hypoglycemia/#gref) (diakses 29 September 2019)

- dr. Jennifer LG, 2015, Why Feeling Cold Can Be a Dangerous Sign in Anorexia Nervosa,
Gaudiani Clinic, USA

(http://www.gaudianiclinic.com/gaudiani-clinic-blog/2015/12/21/why-feeling-cold-can-be-a-
dangerous-sign-in-anorexia-nervosa) (diakses 29 September 2019)

- Dan W, 2017, What Is Lanugo and What Causes This Hair To Grow?, Medical News Today, USA

(https://www.medicalnewstoday.com/articles/320220.php) (diakses 29 September 2019)

- The Meadows Ranch Team, 2012, Complications of Anorexia, The Meadows Ranch, USA

(https://www.meadowsranch.com/conditions-we-treat/anorexia/complications-of-anorexia/)
(diakses 29 September 2019)

- Sean J, 2019, 5 Potential Medical Complications of Anorexia Nervosa You May Not Know About,
Walden Behavioral Care, USA

(https://www.waldeneatingdisorders.com/5-potential-medical-complications-of-anorexia-nervosa-
you-may-not-know-about/) (diakses 29 September 2019)

- Northwestern Medicine Team, 2019, How Anorexia Impacts Your Heart, Northwestern
University, Chicago, USA

(https://www.nm.org/healthbeat/healthy-tips/anorexia-and-your-heart) (diakses 29 September 2019)

- dr. Yurika E, 2017, 4 Gangguan Makan yang Paling Sering Dialami Anak Remaja, Hello Health
Group, Indonesia

(https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/macam-gangguan-makan-pada-remaja/) (diakses
29 September 2019)

25
- Novita J, 2017, Kadar Hb Terlalu Tinggi, Apakah Berbahaya dan Perlu Diturunkan?, Hello
Health Group, Indonesia

(https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/kadar-hemoglobin-hb-tinggi/) (diakses 29 September


2019)

- Arinda V, 2017, Benarkah Orang Gemuk Lebih Tahan Dingin Karena Punya Banyak Lemak?,
Hello Health Group, Indonesia

(https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/benarkah-orang-gemuk-lebih-tahan-dingin/)
(diakses 29 September 2019)

- Arinda V, 2017, Berapa Denyut Nadi Normal dan Bagaimana Cara Mengukurnya?, Hello Health
Gorup, Indonesia

(https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/denyut-nadi-normal-dan-cara-mengukurnya/)
(diakses 24 September 2019)

- Ajeng Q, 2017, Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index), Hello Health Group,
Indonesia

(https://hellosehat.com/hidup-sehat/berat-badan-ideal/cara-menghitung-indeks-massa-tubuh-body-
mass-indeks/) (diakses 27 September 2019)

- Ajeng Q, 2017, Berapa Seharusnya Suhu Tubuh yang Normal? Apa yang Bikin Suhu Tubuh
Naik-Turun?, Hello Health Group, Indonesia

(https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/berapa-suhu-tubuh-normal/) (diakses 24 September


2019)

- dr. Tjin W, 2018, Anoreksia Nervosa, Alodokter, Indonesia

(https://www.alodokter.com/anoreksia-nervosa) (diakses 29 September 2019)

- dr. Tjin W, 2018, Hipoalbuminemia, Alodokter, Indonesia

(https://www.alodokter.com/hypoalbuminemia) (diakses 29 Septermber 2019)

- dr. Kevin A, 2017, Faktor Penyebab Badan Kurus dan Tips Sehat Untuk Mengatasinya,
Alodokter, Indonesia

(https://www.alodokter.com/faktor-penyebab-badan-kurus-dan-tips-sehat-untuk-mengatasinya)
(diakses 24 September 2019)

26
- dr. Kevin A, 2018, Berapa Tekanan Darah Normal Orang Dewasa?, Alodokter, Indonesia

(https://www.alodokter.com/berapa-tekanan-darah-normal-orang-dewasa) (diakses 24 September


2019)

- HonestDocs Editorial Team, 2019, Tanda Tanda Vital (TTV): Pemeriksaan dan Nilai Normal,
HonestDocs, Indonesia

(https://www.honestdocs.id/tanda-tanda-vital-ttv-pemeriksaan-nilai-normal) (diakses 24 September


2019)

- Fimela, 2016, 4 Tanda Utama Kamu Kurus Tapi Sebenarnya Tak Sehat, Fimela Redaksi,
Indonesia

(https://www.fimela.com/beauty-health/read/3756185/4-tanda-utama-kamu-kurus-tapi-sebenarnya-
tak-sehat) (diakses 24 September 2019)

- DetikHealth Team, 2010, Mengukur Tekanan Darah Yang Benar, Detik Health, Indonesia

(https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1397639/mengukur-tekanan-darah-yang-benar)
(diakses 24 September 2019)

- Brigitta M, 2018, Mengenal Kalori: Pengertian, Sumber, Kebutuhan Harian, Sampai Jenis-
Jenisnya, Hello Health Group, Indonesia

(https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/apa-itu-kalori-adalah/) (diakses 24 September 2019)

- Gloria SF, 2015, Metabolisme Lemak Dalam Tubuh, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Krida Wacana, Indonesia

(https://www.academia.edu/30920853/Metabolisme_Lemak_pada_Tubuh) (diakses 29 September


2019)

27

You might also like