Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Anestesiologi Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA

Regulasi Aliran Darah Cerebral Dan Aneurisma Cerebral


Iwan Dwi Cahyono*, Jati Listiyanto*, Mohammad Sofyan Harahap*
*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang

ABSTRACT
Change in the cerebral blood flow having the regulations vidual considering so great role
of the brain for the life . Factors that might affect the regulation of the flow of blood to the
brain one of them was the actions and anesthetic drugs during anesthesia . To avoid gord
bad that might happen need to learn about auto regulation cerebral blood well . The use of
medicinal also need to consider . Operation to head takes time relative long operasi than
the others .
The brain of a distinctive have the ability to regulate the flow of blood against :
1. The activity of functional and metabolic ( flow metabolism coupling and metabolic
regulation )
2. The change in pressure perfusi perssure autoregulation.
3. Oxygen saturation is change or carbon dioxide of the arteries

Besides the bloodstream the brain can change through a direct influence of relations
between the special centers in the brain and the blood vessels ( neurogenic regulation )
Changes in the flow of blood to the brain having the risk of fatal in determining the
prognosis . Death caused by the most aneurisma from arteri breakage in the brain and
hurt the head caused by a traffic accident . A diagnosis aneurisma difficult or too late to be
known . A doctor well ektra to the heart of hearts anesthetic in patients with the monitor
hemodynamic and maintaining hemodynamic not experienced that the high risk to avoid
the rupture of aneurysm.
ABSTRAK
Perubahan aliran darah ke otak memiliki regulasi tersendiri mengingat begitu besar
peranan otak bagi kehidupan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi regulasi aliran
darah ke otak salah satunya adalah tindakan dan obat anestesi selama pembiusan. Untuk
menghindari akibat buruk yang mungkin terjadi perlu dipelajari tentang auto regulasi
darah serebral dengan baik. Penggunaan obat juga perlu dipertimbangkan. Operasi
dibagian kepala membutuhkan waktu relative lama dibandingkan operasi yang lainnya.
Otak mempunyai kemampuan yang khas untuk mengatur aliran darah terhadap :
1. Aktivitas fungsional dan metabolic (flow metabolism coupling and metabolic
regulation).
2. Perubahan pada tekanan perfusi (perssure autoregulation)
3. Perubahan kandungan oksigen atau karbondioksida dari arteri.

Selain itu aliran darah otak dapat berubah melalui pengaruh langsung dari hubungan
antara pusat-pusat khusus di otak dan pembuluh darah (Neurogenic Regulation).
Perubahan aliran darah ke otak memiliki resiko yang fatal dalam menentukan prognosis.
Kejadian kematian paling banyak disebabkan aneurisma dari arteri yang pecah didalam
otak serta cidera kepala yang disebabkan suatu kecelakaan lalu lintas. Diagnosis

120 Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Aneurisma sulit dilakukan atau terlambat untuk diketahui. Seorang dokter anestesi dituntut
ektra hati hati dalam membius pasien dengan cara memantau hemodinamik dan menjaga
hemodinamik tidak mengalami gejolak yang tinggi untuk menghindari resiko pecahnya
aneurisma.

PENDAHULUAN terjadinya kerusakan jaringan yang


ireversibel.
Otak membutuhkan metabolisme yang
lebih tinggi dibanding organ tubuh yang Otak mempunyai kemampuan yang khas
lain, otak menerima 14% aliran darah untuk mengatur aliran darah terhadap :
dari pompa jantung, sebanyak 700
ml/menit darah dipompakan keotak, 1. Aktivitas fungsional dan metabolic
sebanyak 20% kebutuhan oksigen (flow metabolism coupling and
diambil oleh otak. Tingkat aliran darah metabolic regulation).
serebral (Cerebral Blood Flow). Harga 2. Perubahan pada tekanan perfusi
CBF sebagian besar ditentukan oleh (perssure autoregulation)
tingkat metabolisme dan konsumsi 3. Perubahan kandungan oksigen atau
oksigen otak, metabolism otak karbondioksida dari arteri.
cenderumg menurun pada saat terjadi Selain itu aliran darah otak dapat berubah
hipotermi.1,2,3 melalui pengaruh langsung dari hubungan
antara pusat-pusat khusus di otak dan
CBF pada orang dewasa adalah sekitar 50 pembuluh darah (Neurogenic
mL/100 g / menit sedangkan pada anak- Regulation).2
anak adalah sekitar 95 mL/100 g / menit,
yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Otak mendapat aliran darah dari 2 pasang
Sebaliknya, bayi memiliki CBF sedikit arteri yaitu arteri carotis interna dan arteri
lebih rendah daripada orang dewasa (40 vertebralis keempat arteri saling terbebas
mL/100 g / menit). Medula spinalis (MS) dan beranastomose menjadi sirkulus
memiliki aliran darah rata-rata 60 arteri Willisi dan arteri Basilaris sistem
mL/100 g / menit dan 20 mL/100 g / ini diikuti oleh arteri-arteri serebri
menit .1,4 propria.3

Otak sebagai organ pengatur tubuh Darah kapiler memasuki vena-vena


memiliki bagian terkompleks dan sangat meninggalkan otak melalui vena interna
terorganisasi sehingga membutuhkan dan vena externa yang mengalir melalui
aliran darah yang baik. Karena cadangan sinus-sinus duralis besar, dari sinus-sinus
energi didalam otak tidak dapat besar melaluai vena jugularis interna,
diabaikan, aliran darah yang cukup vena anonymae dan vena kava superior
diperlukan untuk menyediakan substrat- kemudian menuju ke atrium kanan.
substrat penghasil energi dan untuk Keadaan lingkungan ikut mempengaruhi
membersihkan produk-produk dari regulasi darah ke otak, perubahan pola
metabolisme sel. Otak sangat sensitif makan berakibat terjadi perubahan
pada penurunan aliran darah. komposisi darah serta mempengaruhi
Berkurangnya aliran darah yang hebat viskositas darah, perubahan tekanan
dapat menyebabkan gejala neurolofis darah ke otak dapat memicu terjadinya
dalam beberapa detik. Gangguan aliran proses iskemik otak maupun pecahnya
darah yang kontinyu dapat menyebabkan pembuluh darah otak. 3

Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


121
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Dalam tulisan ini akan membahas melembabkan gelombang nadi yang


mengenai aneurisma yang terjadi intra datang, kemudian menyusuri tepi lateral
cerebral dan tindakan anestesi yang dapat dari medula oblogata. Diantara ponto
dilakukan. meduler arteri vertebralis bergabung
menjadi arteri basilaris .3
Peredaran Darah Arteri Otak
Sirkulus Arteri Willisi
Aa Karotis Interna Setelah memasuki rongga subarakhnoid,
Arteri-arteri ini merupakan lanjutan dari a. Karotis interna berlanjut ke posterior
dari arteri karotis komunis, yang berasal dibawah saraf optik dan kemudian kearah
dari batang brakiosefalik yang berada lateral, setinggi kiasma optikum membuat
pada sisi kiri dari arcus aorta. Pada sudut belokan memasuki fisura sylvii,
daerah kartilago tyroid arteri karotis pada putaran ini memberikan cabang a.
komunis terbagi menjadi 2 yaitu arteri Komunikans Poterior yang bergabung
karotis eksterna yang bertugas memberi dengan a. Serebri posterior membentuk
darah daerah leher, wajah dan regio bersama dengan a. Basilaris menjadi
fronto temporalis dari kranium. sirkulus wilis.3,5,6
Sedangkan arteri karotis interna berjalan
menuju kanalis karotikus kemudian Aa Serebri Propria
memberikan cabang kecil pada dasar Merupakan percabangan kecil dari a
telinga, dan daerah pada kelenjar hipofise komunikans posteior yang mendarahi
dan juga mencabang menjadi arteri tuber sinerium, korpus mamilare,
oftalmika untuk mendarahi seluruh bola sepertiga anterior talamus, sub talamus
mata dan dasar bola mata. 3 dan sebagian dari kapsula intern.3

Aa Vertebralis Arteri Serebri Anterior


Arteri ini merupakan cabang pertama dari Setelah keluar a karotis interna a cerebri
arteri subklavia memasuki tengkorak anterior memberikan cabang menjadi a
melalui ruang antara sendi atlanto rekurens, memberikan perdarahan pada
ocipitalis tepi lateral foramen magnum. kiasma optikus dan saraf optikus. A
Sebelum memasuki kranium arteri cerebri anterior memiliki 5 cabang besar
vertebralis membentuk siphon seperti yaitu orbitalis, frontopolaris, perikalosal,
huruf S yang mungkin bertujuan kaloso marginalis dan parietalis.3

Gambar 2. Perjalanan arteri menuju otak (Peter Duus)

122 Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 1. Sirkulus dari Willisi dan cabang cabangnya (Peter Duus)

Arteri Serebri Media sebagian dari pons juga talamus juga


A carotis interna memberikan cabang memberikan perdarahan untuk ventrikel
menjadi a cerbri anterior dan cerebri ketiga.3
media, cabang ini membemberikan darah
hampir semua putamen dan nukleus Peredaran Darah Vena
kaudatus, sepertiga palidum dan segmen
Darah kapiler yang memasuki vena-vena,
dorsal dari palidum, segmen dosrsal dari
meninggalkan otak melalui vena interna
kapsula interna berjalan antara putamen
dan eksterna yang mengalir ke sinus-
dan nukleus kaudatus.
sinus duralis besar, dari sinus-sinus darah
Cabang a serebri media sering menjadi kembali ke jantung melalui vena jugularis
sumber dari hematom hipertensi. Arteri interna, vena brakhiosefalika, vena cava
ini bertanggung jawab untuk seluruh superior dan sebagian kecil melaluai
regio dari lobus frontalis, parietalalis dan canalis spinalis, vena-vena tersebut antara
temporalis. Jika arteri ini rusak atau lain ;
terjadi perdarahan menimbulkan tanda-
a. V.v Superior dorsal
tanda afasia motorik dan sensorik,
b. V.v serebri media
aleksia, agrafia, apraksia, akalkulia dan
c. V.v Serebri inferior
gangguan citra tubuh.3
d. V.v Serebri anterior
Arteri Serebri Posterior
Merupakan cabang akhir dari a.basilaris Bersama-sama vena-vena ini membentuk
kadang-kadang merupakan perpanjangan vena magna dari galen yang merupakan
dari a.karotis interna. Pembuluh darah ini vena terbesar dan mengalir kedalam sinus
bertanggung jawab pada otak tengah, rectus, kemudian bermuara ke vena cava
superior melalui vena jugularis interna.3

Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


123
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 3. Aliran Darah Vena(Color Atlas of Neurology)

Defisiensi Sirkulasi Cerebral dunia, berkisar dari 1.1 sampai 92.3 per
100.000 orang. Insidens terendah pada
a. Aneurisma Arteri (1,3,7,,8) Timur pertengahan dan tertinggi pada
Pembuluh darah intracranial bersandar Jepang, Australia dan Scandinavia
dalam ruang subarachnoid, memberikan terutama Finlandia, dimana insiden
perforasi kecil pembuluh darah. sebanyak tiga kali di seluruh dunia.
Perdarahan dari pembuluh darah ini atau Tingkat spesifik usia untuk SAH
dari suatu aneurisma yang diasosiasikan tampaknya lebih tinggi pada mereka yang
terjadi secara primer kedalam ruang ini, berasal dari ras Afro karibian dibanding
berakibat SAH. Aneurisma cerebral Kaukasia. Tampaknya ada
adalah penyebab tersering Sub Arachnoid kecenderungan pada wanita dengan
Hemorarge (SAH) spontaneus, dengan laporan rasio laki-laki dibanding wanita
malformasi arterivenous perkiraan sekitar sekitar 1 : 1,8.(8)
6%, walaupun penyebab lain termasuk
trauma dan tumor. Aneurisma adalah pelebaran atau
menggelembungnya dinding pembuluh
Kejadian SAH aneurisma mempunyai darah, yang didasarkan atas hilangnya
insiden tahunan 10-20 per 100.000, dua lapisan dinding pembuluh darah,
meningkat secara konsisten dengan usia yaitu tunika media dan tunika intima,
sampai decade 60, dengan insiden sehingga menyerupai tonjolan/ balon.
tertinggi 55-60 tahun. Terdapat variasa Dinding pembuluh darah pada aneurisma
bermakna dalam insiden SAH di seluruh

124 Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

ini biasanya menjadi lebih tipis dan hepatitis dan sirosis hati atau
mudah pecah. Sebenarnya aneurisma emfisema paru.
dapat terjadi di pembuluh darah mana  Malformasi arteri venous (AVM)
saja di tubuh kita. Apabila aneurisma ini suatu hubungan abnormal antara
terjadi pada pembuluh darah otak, arteri dan vena
gejalanya dapat berupa sakit kepala yang  Koarktasio aorta atau penyempitan
hebat, bersifat berdenyut, dapat disertai aorta (arteri utama keluar dari
atau tidak disertai dengan muntah. jantung)
Komplikasi dari aneurisma dapat  Sindrom Ehlers Danlos-gangguan
menyebabkan terjadinya pecahnya jaringan penghubung (umumnya
pembuluh darah di otak, yang juga jarang)
dikenal dengan stroke.  Riwayat keluarga dengan aneurisma
Sebagian besar kejadian aneurisma aorta  Wanita
adalah kongenital dan ditemukan pada  Displasia fibromuskular-penyakit
dasar otak biasanya pada sirkulus wilisi, arterial, penyebab tidak diketahui,
aneurisma biasanya asimptomatik sampai yang paling sering sering
menjadi besar dan melibatkan banyak mempengaruhi arteri medium dan
jaringan disekitarnya seperti menekan besar pada wanita muda sampai usia
kiasma optikus dan biasanya ditandai pertengahan.
dengan nyeri kepala hebat.  Teleangiectasia hemorrhagic
herediter, gangguan genetik
Tanda-tanda terjadinya aneurisma adalah pembuluh darah cenderung
peningkatan tekanan intrakranial yang membentuk pembuluh darah yang
cepat dengan tanda khas adalah sakit kurang kapiler suatu arteri dan vena.
kepala, mual,muntah, kekakuan dileher  Sindrom Klinefelter, suatu kondisi
serta kesadaran yang berkabut. genetik pada pria dimana ekstra
kromosom X.
Aneurisma intrakranial sering ditemukan  Sindrom Noonan, gangguan genetik
ketika terjadi ruptur yang dapat yang menyebabkan perkembangan
menyebabkan perdarahan dalam otak atau abnormal banyak bagian dan sistem
pada ruang subarahnoid, sehingga dari tubuh.
menyebabkan perdarahan subarahnoid.
 PCD-Polycystic Kidney Disease,
Perdarahan subarahnoid dari suatu ruptur
gangguan genetik dengan
atau aneurisma otak dapat menyebabkan
karakteristik pertumbuhan banyak
terjadinya stroke hemoragik, kerusakan
kistik berisi cairan dari ginjal, PCKD
dan kematian otak(3).
adalah penyakit medis paling umum
Faktor risiko turunan diasosiasikan diasosiasikan dengan aneurisma
dengan formasi aneurisam dapat sakular.
termasuk, tapi tidak terbatas, meliputi :  Sclerosis Tuberous, tipe sindrom
neurokutaneus yang dapat
 Defisiensi alfa glukosidase- defisiensi menyebabkan tmor tumbuh dalam
parsial atau lengkap enzim lisosomal, otak, sumsum tulang belakang, organ
alfa glukosidase. Enzim ini penting dan tulang.
untuk memecah glikogen dan
mengubahnya menjadi glukosa. Faktor risiko didapat diasosiasikan
 Defisiensi alfa 1 antitripsin, suatu dengan pembentukan aneurisma
penyakit herediter yang menuju pada termasuk, tapi tidak terbatas, meliputi:

Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


125
Jurnal Anestesiologi Indonesia

 Usia (tidak lebih dari 40 tahun) tengkorak, kurang lebih 90%


 Konsumsi alkohol merupakan aneurisma sakuler.
 Aterosclerosis, suatu pembentukan Berdasarkan diameternya aneurisma
plak (terbuat dari deposit substansi sakuler dapat dibedakan atas:
lemak, kolesterol, sisa produk seluler, Aneurisma sakuler kecil dengan diameter
kalsium dan fibrin) pada lapisan < 1 cm.
dalam arteri.
 Aneurisma sakuler besar dengan
 Kebiasaan merokok
diameter antara 1- 2.5 cm.
 Penggunaan obat-obat terbatas seperti
 Aneurisma sakuler raksasa dengan
kokain dan amfetamin
diameter > 2.5 cm.
 Hipertensi (tekanan darah tinggi)
 Aneurisma tipe disekting ( < 1% ).
 Trauma (luka) pada kepala
 Infeksi

KLASIFIKASI
Pembagian aneurisma adalah sebagai
berikut :
1. Kongenital (aneurisma sakuler) 4.9%
2. Aneurisma mikotik (septik) 2,6%
3. Aneurisma arteriosklerotik
4. Aneurisma traumatik 50-76,8%

Laporan otopsi insidensi aneurisma


kongenital sebesar 4.9%-20% yang terdiri
dari 15% multiple dan 85% soliter.
Lokasi aneurisma kongenital dilaporkan :
85-90% pada bagian depan sirkel wylisii; Gambar 4. Tipe aneurisma
30--40% pada arteri carotis interna; 30- (NeurosurgeryPrinciples and Practice)
40% di a. cerebri anterior/communicans
anterior; 20 30% di a. cerebri media; 10-
15% di a. vertebro-basilaris.
Berdasarkan bentuknya, aneurisma dapat
dibedakan:

 Aneurisma tipe fusiform (5–9%).


Penderita aneurisma ini mengalami
kelemahan dinding melingkari
pembuluh darah setempat sehingga
menyerupai badan botol.
 Aneurisma tipe sakuler atau
aneurisma kantong (90–95%). Pada
aneurisma ini, kelemahan hanya pada
satu permukaan pembuluh darah
sehingga dapat berbentuk seperti Gambar 5. Frekuensi Lokasi dari Aneurisma
kantong dan mempunyai tangkai atau serebral Kongenital (Peter Duus)
leher. Dari seluruh aneurisma dasar

126 Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Bagaimana suatu aneurisma cerebralis mengguankan lapangan magnet untuk


didiagnosis? mendeteksi perubahan kecil dalam
Suatu aneurisma cerebralis sering jaringan otak yang membantu
ditemukan setelah ruptur atau pada menglikasikan dan mendiagnosis
kesempatan selama pemeriksaan stroke.8
diagnostik seperti computed tomography  Magnetic Resonance Angiography
(CT Scan), magnetic resonance imaging (MRA), suatu prosedural non invasif
(MRI) atau angiografi yang dilakukan yang menggunakan kombinasi
untuk kondisi lain. magnetic resonance teknologi (MRI)
dan kontras intravena (IV) untuk
Sebagai tambahan untuk melengkapi menggambarkan pembuluh darah.
riwayat medis dan pemeriksaan fisik, Kontra menyebabkan pembuluh darah
prosedur diagnostik untuk aneurisma terlihat opak pada gambar MRI,
cerebralis dapat termasuk memungkinkan pemeriksa untuk
menggambarkan pembuluh darah
 Digital subtraction angiography
yang dievaluasi.8
(DSA), menyediakan gambaran
pembuluh darah dalam otak untuk
mendeteksi masalah dengan aliran
darah. Prosedural meliputi Penanganan untuk aneurisma
pemasangan suatu kateter (tube kecil cerebralis
dan tipis) kedalam arteri pada kaki
dan melewati sampai pembuluh darah Penanganan spesifik untuk aneurisma
dalam otak. Suatu kontras disuntikkan cerebralis akan ditentukan oleh dokter
melalui kateter dan gambaran X-ray berdasar pada :
diambil pada pembuluh darah.8
 Computed tomography scan (CT atau  Usia, kesehatan keseluruhan dan
CAT scan), suatu prosedural riwayat medis
diagnostik image yang menggunakan  Keparahan kondisi
kombinasi X ray dan teknologi  Tanda dan gejala
komputer untuk menghasilkan  Toleransi untuk obat-obatan tertentu,
gambaran cross sectional ( sering prosedural atau terapi
disebut potongan) baik horisontal  Harapan untuk kondisi terjadi saat ini
maupun vertikal pada tubuh. Suatu  Pendapat sendiri atau referensi
CT scan menunjukkna gambar detail
setiap bagian tubuh termasuk tulang,
otot, lemak dan organ. CT Scan lebih
detail dibanding X ray keseluruhan
dan dapat digunakan untuk
mendeteksi abnormalitas dan
membaantu mengidentifikasikan
lokasi atau tipe stroke. 8
 Magnetic Resonance Imaging (MRI),
suatu prosedural diagnostik yang
menggunakan suatu kombinasi
magnet besar, frekuensi radio dan
suatu komputer untuk menghasilkan
gambaran detail organ dan struktur Gambar 6. Aneurisma kantong
dalam tubuh. Suatu MRI (NeurosurgeryPrinciples and Practice)

Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


127
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Berdasar pada situasimu, dokter akan  Endovaskular coiling atau coil


membuat rekomendasi untuk intervensi embolisasi
yang tepat. Apa pun intervensi yang Endovaskular coiling adalah teknik
dipilih, perhatian utama adalah untuk invasif minimal, yang berarti insisi
mengurangi resiko perdarahan pada tengkorak kepala tidak
subarachnoid, baik secara initial atau pun dibutuhkan untuk menangani
episode perdarahan berulang. aneurisma cerebralis. Lebih jauh,
suatu kateter dimasukkan dari
pembuluh darah naik menuju
pembuluh darah dalam otak.
Fluoroskopi ( tipe spesial X ray sama
dengan „film” X ray) digunakan
untuk memandu kateter menuju
kepala dan masuk dalam aneurisma.8

Saat kateter pada tempatnya,


gulungan platinum sangat kecil
dimasukkan melalui kateter ke dalam
aneurisma. Gulungan platinum kecil,
Gambar 7. Metode craniotomi dengan klip yang tampak dengan X ray,
(NeurosurgeryPrinciples and Practice) menggambarkan bentuk dari
aneurisma. Aneurisma dengan coil
Banyak faktor dipertimbangkan ketika
menjadi tersumbat (embolisasi),
membuat keputusan penanganan untuk
mencegah ruptur. Prosedur ini
aneurisma cerebralis. Ukuran dan lokasi
dilakukan baik dengan anestesi umu
aneurisma, hadir atau absennnya gejala,
atau lokal. 8,9
usia pasien dan kondisi medis dan hadir
atau absennya faktor resiko lainnya untuk
ruptur aneurisma harus dipertimbangkan.
Pada beberapa kasus, aneurisma tidak
diobati tapi pasien akan secara ketat
diawasi oleh dokter. Pada kasus lain,
penanganan bedah dapat menjadi
indikasi.
Terdapat dua penanganan bedah primer
untuk aneurisma cerebralis:

 Open Kraniotomi (surgical clipping)


Prosedur ini meliputi bedah
Gambar 8. Terapi Aneurisma dengan metode
pengangkatan bagian tengkorak otak.
sumbat balon (NeurosurgeryPrinciples and
Dokter menemukan aneurisma dan Practice)
menempatkan suatu metal klip
sepanjang leher aneurisma untuk Dolikoektasia Arterial
mencegah aliran darah masuk Istilah yang mewakili suatu kesatuan
kantung aneurisma. Sekali klipping penyakit dari arteri yang lebih besar (
selesai, tulang tengkorak disatukan mencakup arteri intrakranial ) ditandai
kembali.8 dengan elongasi dan distensif progresif
secara bertahap dari arteri arteri yang

128 Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

disebabkan oleh perubahan dalam penurunan CBF. Jika


jaringan elastik, biasanya penyakit hiperventilasi dijaga selama 6
multiple sklerosis.3 sampai 8 jam, pH kembali normal
karena transportasi dan CBF
Regulasi CBF(1) bikarbonat kembali ke tingkat pre-
1. Metabolisme daerah otak bergantung hyperventilation. Demikian,
pada penumpukan metabolit. hiperventilasi hanya berguna
Timbunan metabolit menyebabkan untuk jangka waktu yang singkat .
dilatasi lokal dari aliran darah tepi b. Jika hiperventilasi dihentikan
atau kecil di otak. Penyebab tiba-tiba, menyebabkan
mekanisme ini secara pasti belum peningkatan CO2 ke tingkat
diketahui, ini mungkin disebabkan normal, akan terjadi pengurangan
oleh penumpukan K atau H di sekitar HCO3, menyebabkan asidosis.
cairan ekstraselular arteriola. Agen Peningkatan CBF Ini bisa
lain yang dapat mempengaruhi menjadi masalah kritis ketika
metabolisme termasuk nitrous oxide hiperventilasi digunakan untuk
(NO), kalsium, adenosin, dan mengurangi tekanan intrakranial
eikosanoid seperti tromboksan dan (ICP).
prostaglandin. Kombinasi faktor- c. Ada kemungkinan bahwa
faktor ini akan memberikan hiperventilasi ekstrem ke tingkat
kontribusi metabolism otak.4 di bawah 20 mm Hg dapat
2. NO adalah vasodilator yang menyebabkan iskemia karena
dikeluarkan secara lokal oleh sel vasokonstriksi dan hiperventilasi
endotel pembuluh darah. Vasodilatasi di bawah 30 mm Hg ini tidak
ini penting bagi peraturan vaskular dianjurkan .
seluruh tubuh, tetapi peran yang tepat 4. Autoregulasi memungkinkan CBF
NO dalam mengendalikan CBF masih tetap konstan jika tekanan perfusi
harus ditentukan. Kemungkinan serebral (CPP) bervariasi antara 50
menjadi regulator penting CBF dan 150 mm Hg. Tanda-tanda iskemia
setempat, mungkin dengan serebral terlihat di bawah 50 mm Hg,
mempengaruhi mikro sirkulasi otak di atas 150 mm Hg gangguan dari
.1,4 sawar darah otak dan edema serebral
3. Karbon dioksida (CO2) dapat dapat terjadi. Penyesuaian aliran
meningkatkan vasodilatasi dan perubahan tekanan mendadak
meningkatkan CBF. CO2 yang memerlukan waktu antara 30-180
terhidrasi dengan bantuan enzym detik. Mekanisme autoregulasi belum
karbonat anhydrase yang mengarah sepenuhnya dipahami, tetapi mungkin
kepada peningkatan keasaman. dipengaruhi kombinasi efek termasuk
Penurunan pH diperkirakan myogenik dan faktor-faktor
menyebabkan vasodilatasi. Ketika metabolik.
CO2 yang dibelah dua 40-20 mm Hg, a. Myogenik merupakan aktivitas
maka CBF berkurang kira-kira otot-otot dinding pembuluh darah
setengah .1 Ada beberapa hal yang terjadi akibat peningkatan tekanan
dapat menyebabkan perubahan CBF dalam pembuluh darah, ketika
antara lain ; dinding pembuluh darah ditarik,
a. Hiperventilasi menyebabkan karena akan dengan peningkatan
pengurangan CO2, peningkatan tekanan darah, otot polos
pH, dan dengan demikian kontraksi, menyebabkan

Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


129
Jurnal Anestesiologi Indonesia

vasokonstriksi yang mengurangi meningkatkan aliran darah dengan


aliran. hal ini menyebabkan aliran menurunkan viskositas darah.
darah meningkat karena 8. Keadaan Hipotermia menyebabkan
meningkatnya tekanan dan metabolisme saraf menurun dan
mengakibatkan sedikit perubahan dengan demikian mengurangi CBF
dalam aliran darah. sedangkan hipertermia memiliki efek
b. Teori metabolik menyatakan sebaliknya.
bahwa tekanan berkurang 9. Tingkat metabolisme neuron yang
menyebabkan penurunan aliran mengelilingi mikrovascular daerah
dan mengurangi penumpukan mengatur aliran darah. Jika aktivitas
metabolit. Penumpukan metabolit neuron ini meningkat, tingkat
dan penurunan pH lokal metabolisme mereka meningkat, dan
menyebabkan vasodilatasi lokal aliran darah ke daerah itu meningkat
dan dengan demikian peningkatan untuk memenuhi kebutuhan oksigen
aliran darah kembali normal.1,4,7 dan glukosa. hal ini telah
c. Autoregulasi dapat terganggu oleh dimanfaatkan menggunakan
hipoksia, iskemia, hypercapnia, tomografi emisi positron untuk
trauma, dan agen anestesi pemetaan aktivitas fungsional otak.
tertentu.1,4
d. Pasien dengan hipertensi kronis
memiliki autoregulatory DAFTAR PUSTAKA
pergeseran kurva ke kanan. 1. Philippa Newfield MD, James E. Cottrell
Mereka mungkin menunjukkan MD. Physiology and Metabolism of the Brain
tanda-tanda iskemia akibat and Spinal Cord in Handbook of
penurunan tekanan aliran darah Neuroanesthesia.4th ed. Lippincott Williams
dibandingkan pasien dengan & Wilkins; 2007.1-20
2. Iskandar J(2003). CONTROL OF
normotensi. CEREBRAL BLOOD FLOW ( Digitized by
5. Tekanan parsial oksigen (PaO2) hanya USU digital library.from
berpengaruh sedikit terhadap CBF http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-
bila turun sampai jatuh di bawah 50 iskandar%20japardi56.pdf, 6 juni 2009
mmHg. Pada titik ini peningkatan 3. Peter Duus. Teleensefalon atau korteks
serebral dalam diagnosis topic Neurologi
dramatis dalam aliran darah dengan anatomi, fisiologi, tanda dan gejala. Edisi 2;
lebih penurunan PaO2 terjadi. Karena Jakarta: EGC; 1996. 310-334
oksigen kapasitas darah tinggi, kritis 4. Cerebral Blood Flow. From
penurunan kandungan oksigen dalam http://www.vascularneurosurgery.com/cbf.ht
darah mungkin tidak terjadi sampai ml, 25 september 2009
5. Raymond D. Adams, M.A., M.D. Maurice
Pao2 turun di bawah ambang batas Victor, M.D. Allan H. Ropper, M.D.
sebesar 50 mm Hg. Disturbances of CSF Circulation
6. Faktor neurogenik termasuk andIntracranial Pressure in PRINCIPLES OF
adrenergik, cholinergic, dan sistem NEUROLOGY, 6th ed. New York;
serotonergik juga mempengaruhi McGRAW-HILL;1998. 261-267
6. Reinhard Rohkamm, M.D. Fundamentals in
CBF. Pengaruh terbesar mereka Color Atlas of Neurology, Stuttga,
adalah pada pembuluh darah lebih Grammlich, Pliezhausen; 2004. 10-22
besar. 7. Intracranial Pressure and Cerebral Blood
7. Hematokrit mengubah viskositas Flow, World Federation of Societies of
darah dan dengan demikian dapat AnaesthesiologistsWWW implementation by
the NDA Web Team, Oxford, from
mempengaruhi aliran darah. http://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u08/u08_
Hematokrit yang rendah dapat 015.htm#cbf, 25 oktober 2009

130 Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


Jurnal Anestesiologi Indonesia

8. Philippa Newfield, James E,


Cottrel.Anesthetic Management of
intracranial aneurysms in Handbook of
Neuroanesthesia, 4th ed,San Francisco,
Lipincott wiliams & wilkins, 2007
9. Joan P. Grieve and Neil D. Kitchen,
Aneurysmal Subarachnoid Hemorrhage in
Neurosurgery Principles and Practice,
london, Springer, 2005;315-33

Volume I, Nomor 2, Tahun 2009


131

You might also like