Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN TUTORIAL BLOK 14 Skenario A 2018
LAPORAN TUTORIAL BLOK 14 Skenario A 2018
Physical examination:
General appearance: he looked severely sick and pale. Body height: 170 cm, body weight: 45 kg BP:
100/70 mmHg, HR: 116x/min, RR: 36x/min, temp 37,6C
There was lymphadenopathy of the left neck.
In chest auscultation there was an increase of vesicular sound at the right upper lung with moderate
rales.
Klarifikasi Istilah
1. Massive hemoptoe: pengeluaran darah atau dahak bercampur darah yang berasal dari saluran
napas bawah dan parenkim paru yang sekurang-kurangnya 200mL dalam 24 jam atau
sebanyak 50 mL per episode batuk.
2. Phlegm: mukus yang kental yang di ekskresikan dalam jumlah yang banyak dari traktus
respiratorius. (miller-keane)
3. Productive cough: batuk yang terjadi secara terus menerus yang bertujuan untuk
membersihkan mukus atau sputum dan bahan-bahan asing dari saluran pernapasan. (webmd)
4. Lymphadenopathy: penyakit pada kelenjar limfe biasanya ditandai dengan pembengkakan.
(Dorland)
5. Vesicular sound: suara napas normal dimana nada yang rendah dan fase inspirasi lebih
panjang dibanding fase ekspirasi.
6. Giant cell langhans: sel sel dengan multinukleus inflamasi dan berukuran besar yang
terbentuk karena fusi dari sel lain. (NCBI)
7. Caseosa necrotic tissue: jaringan yang mengalami nekrosis yang berbentuk seperti keju.
Identifikasi Masalah
Keluhan utama: Mr. B, a 30-year old scavenger, was admitted to hospital because of massive
hemoptoe.
Keluhan tambahan: He also complaint of 2 palpable mass, which mobile, painless, with the size of
peanut in the left side of the neck.
Riwayat perjalan penyakit: He complained that 3 hours before admission, he had severe cough with
bloody sputum abaout 2 glasses. He also said that in the previous month he had productive cough with
a lot of phlegm, mild fever, loss of appetite, loss of body weight and shortness of breath. Since a week
ago, he felt his symptoms were worsening.
Riwayat penyakit terdahulu: He felt the mass since two months before admitted to the hospital. He
never consumption any drug before.
Pemeriksaan fisik: General appearance: he looked severely sick and pale. Body height: 170 cm, body
weight: 45 kg BP: 100/70 mmHg, HR: 116x/min, RR: 36x/min, temp 37,6C
There was lymphadenopathy of the left neck.
In chest auscultation there was an increase of vesicular sound at the right upper lung with moderate
rales.
Pemeriksaan Laboratorium: Hb: 8,6 g%, WBC: 5.000/mL, ESR 70 mm/hr, Diff count: 0/3/2/75/15/5,
Acid fast bacilli: (+2/+2/+3), HIV test (-)
Pemeriksaan tambahan: Radiology: Chest radiograph showed infiltrate at right upper lung.
PA: showed giant cell langhans, caseosa necrotic tissue, lymphocte cell, epitheloid cell.
Diagnosis kerja: TB paru
Analisis Masalah
1. Mr. B, a 30-year old scavenger, was admitted to hospital because of massive hemoptoe.
a. Apa hubungan jenis kelamin, usia, dan pekerjaan dengan gejala yang dialami pasien
pada kasus ini?
b. Apa saja yang dapat menyebabkan batuk berdarah?
c. Bagaimana mekanisme terjadinya massive hemoptoe pada kasus?
d. Apa dampak massive hemoptoe?
2. He also complaint of 2 palpable mass, which mobile, painless, with the size of peanut in the
left side of the neck.
a. Apa arti dari “He also complaint of 2 palpable mass, which mobile, painless, with the
size of peanut in the left side of the neck.”?
Gejala yang dirasakan oleh Mr. B adalah pebesaran kelenjar getah bening yang
merupakan manifestasi klinis dari Tuberculosis.
“Mycobacterial cervical lymphadenitis, juga dikenal sebagai scrofula atau King's evil,
mengacu pada limfadenitis pada kelenjar getah bening servikal yang terkait dengan
tuberkulosis serta mikobakteri non-tuberkulosis (atipikal)”
Scrofula adalah istilah yang digunakan untuk limfadenopati leher, biasanya akibat
infeksi pada kelenjar getah bening, yang dikenal sebagai limfadenitis. Hal ini dapat
disebabkan oleh mikobakteri TB atau bukan tuberkulosis. Sekitar 95% dari kasus
scrofula pada orang dewasa disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, paling
sering pada pasien immunocompromised (sekitar 50% dari limfadenopati
tuberkulosis serviks). Pada anak-anak imunokompeten, scrofula sering disebabkan
oleh mikobakteria atipikal (Mycobacterium scrofulaceum) dan mycobacteria
nontuberculous (NTM) lainnya. Berbeda dengan kasus orang dewasa, hanya 8%
kasus pada anak-anak adalah TB.
Dengan penurunan tuberkulosis yang tajam pada paruh kedua abad ke-20, penyakit
scrofula menjadi penyakit yang kurang umum pada orang dewasa, tetapi tetap umum
pada anak-anak. Dengan munculnya AIDS, bagaimanapun, ini telah menunjukkan
kebangkitan, dan saat ini mempengaruhi sekitar 5% dari pasien yang mengalami
gangguan sistem kekebalan yang parah.
4. He felt the mass since two months before admitted to the hospital. He never consumption any
drug before.
a. Apa hubungan penyakit terdahulu dengan penyakit sekarang?
b. Apa arti Mr. B tidak mengkonsumsi obat sebelumnya?
5. General appearance: he looked severely sick and pale. Body height: 170 cm, body weight: 45
kg BP: 100/70 mmHg, HR: 116x/min, RR: 36x/min, temp 37,6C
There was lymphadenopathy of the left neck.
In chest auscultation there was an increase of vesicular sound at the right upper lung with
moderate rales.
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik pada kasus?
b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan fisik pada kasus?
6. Hb: 8,6 g%, WBC: 5.000/mL, ESR 70 mm/hr, Diff count: 0/3/2/75/15/5, Acid fast bacilli:
(+2/+2/+3), HIV test (-)
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan lab pada kasus?
b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan lab pada kasus?
Hb: 8,6 g% (tidak normal)
nilai normal 11-16 gr/dl untuk wanita, dan 13-18 gr/dl untuk pria.
HB menurun terjadi karena batuk masif dan akut maupun batuk darah yang
berulang kali dalam waktu yang lama.
WBC: 5.000/mL (normal)
4000-10.000/mL
Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya
proses infeksi atau radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru),
meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis,
tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan
misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin,
eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada
infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga
dapat disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen (parasetamol),kemoterapi
kanker, antidiabetika oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol),
sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh bakter).
7. Radiology: Chest radiograph showed infiltrate at right upper lung. PA: showed giant cell
langhans, caseosa necrotic tissue, lymphocte cell, epitheloid cell.
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan tambahan pada kasus?
b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan tambahan pada kasus?
Question:
1. Apa diagnosis kerja pada kasus ini?
a. Definisi
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit udara menular dan sering berat yang disebabkan
oleh infeksi dengan (Mycobacterium tuberculosis Mtb) bakteri. TB biasanya
mempengaruhi paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya.
Biasanya diobati dengan rejimen obat yang diambil selama enam bulan sampai dua
tahun tergantung pada apakah organisme yang menginfeksi resisten terhadap obat.
b. Etiologi
Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium
tuberculosis). Ini menyebar melalui udara — ketika orang yang terinfeksi batuk,
bersin, tertawa, dll. Namun, tidak mudah untuk terinfeksi tuberkulosis. Biasanya
seseorang harus dekat dengan seseorang dengan penyakit TB untuk jangka waktu
yang lama. TB biasanya menyebar di antara anggota keluarga, teman dekat, dan orang
yang bekerja atau tinggal bersama. TB tersebar paling mudah di ruang tertutup selama
jangka waktu yang panjang.
Sebagian besar kasus TB aktif diakibatkan oleh aktivasi infeksi TB laten atau infeksi
lama pada orang dengan gangguan sistem kekebalan. Orang dengan TB aktif secara
klinis sering tetapi tidak selalu menampilkan gejala dan dapat menyebarkan penyakit
ke orang lain.
c. Epidemiologi
Situasi Tb di dunia yang memburuk, terutama dengan meningkatnya jumlah kasus Tb
dan pasien TB yang tidak berhasil disembuhkan, terutamapada 22 negara dengan
beban TB makin tinggi didunia, yakni: India, Cina, Indonesia, Bangladesh, Nigeria,
Pakistan, Afrika selatan, Filipina, Rusia, Ethiopia, Kenya, Congo, VItenam, Tanzania,
Brazilia, Thailand, Zimbabwe, Kamboja, Myanmar, Uganda, Afganistan dan
Mozambik. Pada tahun 1993 WHO mendeklarasikan TB sebagai global health
emergency.
Masalah munculnya/meningkatnya beban global antara lain :
1. Kemiskinan pada berbagai penduduk, tidak hanya pada negara yang sedang
berkembang tetapi juga pada penduduk perkotaan tertentu yang sudah maju.
2. Adanya perubahan demorafikdengan meningkatnya penduduk dunia dan
perubhana dari struktur usia manusia yang hidup.
3. Perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi pada penduduk dikelompok
rentan, terutama dinegara-negara miskin.
4. Tidak memadainya pendidkan kesehatan mengenai TB diantara para dokter.
5. Terlantar dan kurangnya biasya untuk obat, sarana diagnostic dan pengawasan
kasusTb dimana terdekteksi adanya kasus yang tidak terlaksana dengan baik dan
benar.
6. Adanya epidemic HIV/AIDS di seluruh dunia terutama Afrika dan Asia
Di dalam populasi asli AS, risikonya lebih besar di antara individu Hispanik, Afrika-Amerika,
atau Asia-Amerika. Faktor-faktor lain, yang meningkatkan risiko infeksi TB laten adalah
waktu di penjara, pekerjaan perawatan kesehatan atau perjalanan panjang di daerah berisiko
tinggi. Infeksi HIV atau AIDS secara dramatis meningkatkan risiko reaktivasi TB.
Sebagian besar TB terlihat pada populasi orang dewasa, risikonya meningkat seiring
bertambahnya usia. Namun, anak-anak di rumah tangga dengan kasus TB aktif mungkin
berisiko tinggi.
e. Patogenesis/patofisiologi
PATOGENESIS
Tuberkulosis Primer
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan
keluar menjadi droplet
nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas
selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk
dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari
sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan
menempel pada saluran napas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar
bila ukuran partikel < 5 mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh
neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau
dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan
silia dengan sekretnya. Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam
sito-plasma makrofag. Di sini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman
yang bersarang di jaringan paru akan ber-bentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil
dan disebut sarang primer atau afek primer atau sarang (fokus) Ghon. Sarang primer
ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka
terjadilah efusi pleura. Kuman dapat juga masuk melalui saluran gastrointestinal,
jaringan limfe, orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri
masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang.
Bila masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru
menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjaf getah bening hilus
(limfadenitis regional). Sarang primer limfangitis lokal + limfadenitis regional =
kompleks primer (Ranke). Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.Kompleks
primer ini selanjut-nya dapat menjadi: Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat.
Ini yang banyak terjadi. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-
garis fibrotik, kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang
luasnya > 5 mm dan ± 10% di antaranya dapat terjadi reaktivasi lagi karena kuman
yang dormant. Berkomplikasi dan menyebar secara : a), per kontinuitatum, yakni
menyebar ke sekitarnya, b). secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun
paru di sebelahnya. Kuman dapat juga tertelan bersama sputum dan ludah sehingga
menyebar ke usus, c).secara limfogen, ke organ tubuh lain-lainnya, d). secara
hematogen, ke organ tubuh lainnya.
Semua kejadian di atas tergolong dalam perjalanan tuberkulosis primer.
Hipotesis
Mr. B, 30 tahun, menderita TB paru disertai limfadenopati
Learning Issue
1. Anatomi, histologi, dan fisiologi sistem respiratori
2. TB paru
Overview
Tuberculosis (TB) is a bacterial infection spread
through inhaling tiny droplets from the coughs or
sneezes of an infected person.
It mainly affects the lungs, but it can affect any part of the
body, including the tummy (abdomen) glands, bones and
nervous system.
TB is a serious condition, but it can be cured if it's treated
with the right antibiotics.
Ikhtisar
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyebar
melalui hirup tetesan kecil dari batuk atau bersin dari
orang yang terinfeksi.
Symptoms of TB
Typical symptoms of TB include:
a persistent cough that lasts more than three weeks
and usually brings up phlegm, which may be bloody
weight loss
night sweats
high temperature (fever)
tiredness and fatigue
loss of appetite
swellings in the neck
You won't have any symptoms, but the bacteria will remain
in your body. This is known as latent TB. People with latent
TB aren't infectious to others.
Anda tidak akan memiliki gejala apa pun, tetapi bakteri akan tetap ada di tubuh Anda.
Ini dikenal sebagai TB laten. Orang dengan TB laten tidak menular ke orang lain.
Jika sistem kekebalan gagal untuk membunuh atau mengandung infeksi, sistem
kekebalan dapat menyebar di paru-paru atau bagian lain dari tubuh dan gejala akan
berkembang dalam beberapa minggu atau bulan. Ini dikenal sebagai TB aktif.
TB laten dapat berkembang menjadi penyakit TB aktif di kemudian hari, terutama jika sistem
kekebalan tubuh Anda menjadi lemah.
Treating TB
With treatment, TB can almost always be cured. A course
of antibiotics will usually need to be taken for six months.
Jika Anda terinfeksi dengan bentuk TB yang resistan terhadap obat, pengobatan
dengan enam atau lebih obat yang berbeda mungkin diperlukan.
Jika Anda didiagnosis dengan TB paru, Anda akan menularkan selama dua hingga tiga
minggu ke dalam pengobatan Anda.
Anda biasanya tidak perlu diisolasi selama waktu ini, tetapi penting untuk mengambil
beberapa tindakan pencegahan dasar untuk menghentikan penyebaran infeksi ke
keluarga dan teman-teman Anda.
Anda harus:
jauhi pekerjaan, sekolah atau kuliah sampai tim pengobatan TB Anda menyarankan
Anda untuk kembali dengan selamat
selalu tutup mulut saat batuk, bersin atau tertawa
hati-hati membuang semua jaringan yang digunakan dalam kantong plastik tertutup
buka jendela jika memungkinkan untuk memastikan pasokan udara segar di area di
mana Anda menghabiskan waktu
hindari tidur di ruangan yang sama dengan orang lain
Jika Anda berhubungan dekat dengan seseorang yang memiliki TB, Anda mungkin memiliki
tes untuk melihat apakah Anda juga terinfeksi. Ini bisa termasuk rontgen dada, tes darah, dan
tes kulit yang disebut tes Mantoux.
Vaccination for TB
The BCG vaccine offers protection against TB, and is
recommended on the NHS for babies, children and adults
under the age of 35 who are considered to be at risk of
catching TB.
Vaksin BCG tidak secara rutin diberikan kepada siapa pun yang berusia di atas 35
tahun karena tidak ada bukti bahwa ia bekerja untuk orang-orang dalam kelompok
usia ini.
Anda belum pernah divaksinasi sebelumnya (Anda tidak memiliki bekas luka BCG atau
dokumentasi yang relevan), dan
hasil tes kulit Mantoux atau tes tes kadar glukosa interferon gamma (IGRA) negatif
Baca lebih lanjut tentang siapa yang harus memiliki vaksin BCG.
Afrika - khususnya sub-Sahara Afrika (semua negara Afrika di selatan gurun Sahara)
dan Afrika barat
Asia Tenggara - termasuk India, Pakistan, Indonesia dan Bangladesh
Rusia
Cina
Amerika Selatan
wilayah Pasifik barat (di sebelah barat Samudera Pasifik) - termasuk Vietnam,
Kamboja, dan Filipina
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menghasilkan peta dunia yang menunjukkan
negara-negara dengan tingkat TB yang tinggi.
How Is It Spread?
Kuman tuberculosis tidak berkembang di permukaan. Anda tidak bisa mendapatkan penyakit
dari berjabat tangan dengan seseorang yang memilikinya, atau dengan berbagi makanan atau
minuman mereka.
TB Laten: Anda memiliki kuman di tubuh Anda, tetapi sistem kekebalan Anda
menghentikan mereka dari penyebaran. Itu berarti Anda tidak memiliki gejala apa pun
dan Anda tidak menular. Tetapi infeksi masih hidup di dalam tubuh Anda dan suatu
hari dapat menjadi aktif. Jika Anda berisiko tinggi untuk aktivasi ulang - misalnya,
Anda memiliki HIV, infeksi primer Anda dalam 2 tahun terakhir, sinar-X dada Anda
tidak normal, atau Anda mengalami gangguan kekebalan --- dokter akan
memperlakukan Anda dengan antibiotik untuk menurunkan risiko mengembangkan
TB aktif.
Penyakit TB aktif: Ini berarti kuman berkembang biak dan dapat membuat Anda sakit.
Anda bisa menyebarkan penyakit ke orang lain. Sembilan puluh persen kasus TB aktif
pada orang dewasa berasal dari reaktivasi infeksi TB laten.
Coughing up blood
Night sweats
Chills
Fever
Loss of appetite
Weight loss
If you experience any of these symptoms, see your doctor to get tested. Get medical help
right away if you have chest pain.
Who’s at Risk?
You’re more likely to get TB if you come into contact with others who have it. Here are some
situations that could increase your risk:
A friend, co-worker, or family member has active TB disease.
You live or have traveled to an area where TB is common, like Russia, Africa, Eastern Europe,
Asia, Latin America, and the Caribbean.
You’re part of a group where TB is more likely to spread, or you work or live with someone
who is. This includes homeless people, people with HIV, and IV drug users.
Tetapi biasanya ada tanda-tanda jika Anda memiliki penyakit TB aktif. Mereka
termasuk:
Seorang teman, rekan kerja, atau anggota keluarga memiliki penyakit TB aktif.
Anda tinggal atau bepergian ke suatu daerah di mana TB adalah umum, seperti Rusia,
Afrika, Eropa Timur, Asia, Amerika Latin, dan Karibia.
Anda adalah bagian dari grup tempat TB lebih cenderung menyebar, atau Anda
bekerja atau tinggal dengan seseorang yang. Ini termasuk tunawisma, orang dengan
HIV, dan pengguna narkoba IV.
Anda bekerja atau tinggal di rumah sakit atau panti jompo.
A healthy immune system fights the TB bacteria. But if you have any of the following,
you might not be able to fend off active TB disease:
YOU MIGHT LIKE
WEBMD
8 Tips for Psoraisis Care
Everyday ways to care for yourself.
WEBMD
Taking Care of Your Diabetes Every Day
If you have diabetes, there are things you must do every day to keep yourself healthy.
WebMD provides a list of what you need to do.
WEBMD
Healthy Eating With Adult ADHD
Tips for healthy eating.
HIV or AIDS
Diabetes
Severe kidney disease
Head and neck cancers
Cancer treatments, such as chemotherapy
Low body weight and malnutrition
Medications for organ transplants
Certain drugs to treat rheumatoid arthritis, Crohn’s disease, and psoriasis
Babies and young children also are at greater risk, because their immune systems aren’t fully
formed.
Sistem kekebalan tubuh yang sehat melawan bakteri TB. Tetapi jika Anda memiliki
salah satu dari yang berikut ini, Anda mungkin tidak dapat menangkis penyakit TB
aktif:
ANDA MUNGKIN INGIN
WEBMD
8 Tips untuk Perawatan Psoraisis
Cara sehari-hari untuk merawat diri sendiri.
WEBMD
Merawat Diabetes Anda Setiap Hari
Jika Anda menderita diabetes, ada hal-hal yang harus Anda lakukan setiap hari untuk
menjaga kesehatan Anda. WebMD memberikan daftar apa yang perlu Anda lakukan.
WEBMD
Makan Sehat Dengan ADHD Dewasa
Tips makan sehat.
HIV atau AIDS
Diabetes
Penyakit ginjal yang parah
Kanker kepala dan leher
Perawatan kanker, seperti kemoterapi
Berat badan rendah dan malnutrisi
Obat-obatan untuk transplantasi organ
Obat-obatan tertentu untuk mengobati rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, dan
psoriasis
Bayi dan anak kecil juga berisiko lebih besar, karena sistem kekebalan tubuh mereka belum
sepenuhnya terbentuk.
Sumber:
What is tuberculosis.https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics#2.
Diakses pada tanggal 26 Maret 2018
Tuberculosis(TB). https://www.nhs.uk/conditions/tuberculosis-tb/. Pad atanggal 26 maret
2018
Tuberculosis: Pathophysiology, Clinical Features, and Diagnosis
.http://ccn.aacnjournals.org/content/29/2/34.full..#sec-10. Diakses pada tanggal 28 Maret
2018
- Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM (1996), Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Tuberkulosis (TB) adalah salah satu dari 10 penyebab kematian di seluruh dunia.
Pada tahun 2016, 10,4 juta orang jatuh sakit dengan TB, dan 1,7 juta meninggal karena
penyakit (termasuk 0,4 juta di antara orang dengan HIV). Lebih dari 95% kematian TB
terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Tujuh negara mencakup 64% dari total, dengan India memimpin perhitungan, diikuti
oleh Indonesia, Cina, Filipina, Pakistan, Nigeria, dan Afrika Selatan.
Pada tahun 2016, diperkirakan 1 juta anak-anak menjadi sakit dengan TB dan 250.000
anak meninggal karena TB (termasuk anak-anak dengan HIV terkait TB).
TB adalah pembunuh utama orang HIV-positif: pada tahun 2016, 40% kematian HIV
disebabkan oleh TB.
Multidrug-resistant TB (MDR-TB) tetap merupakan krisis kesehatan masyarakat dan
ancaman keamanan kesehatan. WHO memperkirakan bahwa ada 600.000 kasus baru
dengan resistansi terhadap rifampicin - obat lini pertama yang paling efektif, dimana
490.000 memiliki MDR-TB. Secara global, kejadian TB menurun sekitar 2% per tahun.
Ini perlu dipercepat hingga 4-5% penurunan tahunan untuk mencapai tonggak tahun
2020 dari Strategi TB Akhir.
Diperkirakan 53 juta jiwa diselamatkan melalui diagnosis dan pengobatan TB antara
tahun 2000 dan 2016.
Mengakhiri epidemi TB pada tahun 2030 adalah salah satu target kesehatan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan.
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium tuberculosis) yang paling
sering mempengaruhi paru-paru. Tuberkulosis dapat disembuhkan dan dapat dicegah.
TB menyebar dari orang ke orang melalui udara. Ketika orang dengan batuk paru-
paru TB, bersin atau meludah, mereka mendorong kuman TBC ke udara. Seseorang
perlu menghirup hanya beberapa dari kuman ini menjadi terinfeksi.
Sekitar seperempat dari populasi dunia memiliki TB laten, yang berarti orang telah
terinfeksi oleh bakteri TB tetapi tidak (belum) sakit dengan penyakit dan tidak dapat
menularkan penyakit.
Orang yang terinfeksi dengan bakteri TB memiliki risiko seumur hidup 5-15% jatuh
sakit dengan TB. Namun, orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu,
seperti orang yang hidup dengan HIV, kekurangan gizi atau diabetes, atau orang yang
menggunakan tembakau, memiliki risiko lebih tinggi jatuh sakit.
Orang yang terinfeksi HIV adalah 20 hingga 30 kali lebih mungkin mengembangkan
TB aktif (lihat bagian TB dan HIV di bawah). Risiko TB aktif juga lebih besar pada
orang yang menderita kondisi lain yang merusak sistem kekebalan.
Satu juta anak (usia 0–14 tahun) jatuh sakit dengan TB, dan 250.000 anak (termasuk
anak-anak dengan HIV terkait TB) meninggal karena penyakit pada tahun 2016.
Pada tahun 2016, 87% kasus TB baru terjadi di 30 negara dengan beban TB yang
tinggi. Tujuh negara menyumbang 64% dari kasus TB baru: India, Indonesia, Cina,
Filipina, Pakistan, Nigeria, dan Afrika Selatan. Kemajuan global tergantung pada
kemajuan pencegahan dan perawatan TB di negara-negara ini.
Penggunaan tes cepat Xpert MTB / RIF® telah berkembang secara substansial sejak
2010, ketika WHO pertama kali merekomendasikan penggunaannya. Tes ini secara
bersamaan mendeteksi TB dan resistan terhadap rifampisin, obat TB yang paling
penting. Diagnosis dapat dilakukan dalam 2 jam dan tes sekarang direkomendasikan
oleh WHO sebagai tes diagnostik awal pada semua orang dengan tanda dan gejala TB.
Lebih dari 100 negara sudah menggunakan tes dan 6,9 juta kartrid diperoleh secara
global pada tahun 2016.
Mendiagnosis TB yang resistan terhadap berbagai obat dan resistan terhadap banyak
obat (lihat bagian TB yang resistan terhadap obat di bawah) serta TB terkait HIV dapat
menjadi kompleks dan mahal. Pada tahun 2016, 4 tes diagnostik baru
direkomendasikan oleh WHO - tes molekuler cepat untuk mendeteksi TB di pusat
kesehatan periferal di mana Xpert MTB / RIF tidak dapat digunakan, dan 3 tes untuk
mendeteksi resistansi terhadap obat TB pertama dan kedua.
Tuberkulosis sangat sulit untuk didiagnosis pada anak-anak dan karena hanya tes Xpert MTB /
RIF yang umumnya tersedia untuk membantu diagnosis TB pediatrik.TreatmentTB adalah
penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan. Aktif, penyakit TB yang rentan terhadap obat
diobati dengan kursus 6 obat antimikroba 6 bulan standar yang dilengkapi dengan informasi,
pengawasan dan dukungan kepada pasien oleh petugas kesehatan atau sukarelawan terlatih.
Tanpa dukungan semacam itu, kepatuhan pengobatan bisa sulit dan penyakitnya bisa
menyebar. Sebagian besar kasus TB dapat disembuhkan ketika obat-obatan disediakan dan
diambil dengan benar. Antara tahun 2000 dan 2016, diperkirakan 53 juta jiwa diselamatkan
melalui diagnosis dan pengobatan TB.TB dan HIV Orang yang hidup dengan HIV adalah 20
hingga 30 kali lebih mungkin untuk berkembang. penyakit TB aktif dibandingkan orang tanpa
HIV.HIV dan TB membentuk kombinasi mematikan, masing-masing mempercepat kemajuan
orang lain. Pada 2016 sekitar 0,4 juta orang meninggal karena TB terkait HIV. Sekitar 40%
kematian di antara orang HIV-positif adalah karena TB pada tahun 2016. Pada tahun 2016,
diperkirakan ada 1,4 juta kasus TB baru di antara orang-orang yang HIV-positif, 74% di
antaranya tinggal di Afrika. WHO merekomendasikan 12-komponen pendekatan aktivitas TB-
HIV kolaboratif, termasuk tindakan untuk pencegahan dan pengobatan infeksi dan penyakit,
untuk mengurangi kematian. Obat TBAnti-TB yang resisten terhadap obat telah digunakan
selama beberapa dekade dan strain yang resisten terhadap 1 atau lebih obat-obatan telah
didokumentasikan di setiap negara yang disurvei. Resistensi obat muncul ketika obat anti-TB
digunakan secara tidak tepat, melalui resep yang salah oleh penyedia layanan kesehatan, obat
berkualitas buruk, dan pasien yang menghentikan pengobatan sebelum waktunya. TB
tuberkulosis resisten-tahan (MDR-TB) adalah bentuk TB yang disebabkan oleh bakteri yang
tidak menanggapi isoniazid dan rifampisin, 2 obat anti-TB lini pertama yang paling kuat.
MDR-TB dapat diobati dan disembuhkan dengan menggunakan obat lini kedua. Namun,
pilihan pengobatan lini kedua terbatas dan memerlukan kemoterapi ekstensif (hingga 2 tahun
pengobatan) dengan obat-obatan yang mahal dan beracun. Dalam beberapa kasus, resistensi
obat yang lebih berat dapat berkembang. TB yang resistan terhadap obat secara luas (TB-
XDR) adalah bentuk MDR-TB yang lebih serius yang disebabkan oleh bakteri yang tidak
merespon terhadap obat anti-TB lini kedua yang paling efektif, sering meninggalkan pasien
tanpa pilihan pengobatan lebih lanjut. Di tahun 2016, MDR-TB tetap merupakan krisis
kesehatan masyarakat dan ancaman keamanan kesehatan. WHO memperkirakan bahwa ada
600.000 kasus baru dengan resistansi terhadap rifampicin - obat lini pertama yang paling
efektif - di mana 490.000 memiliki MDR-TB. Beban TB-MDR sebagian besar jatuh pada 3
negara - India, Cina dan Federasi Rusia - yang bersama-sama mencakup hampir setengah dari
kasus-kasus global. Sekitar 6,2% kasus TB-MDR memiliki XDR-TB pada tahun 2016. Di
seluruh dunia, hanya 54% pasien TB-MDR dan 30% TB-XDR yang saat ini berhasil diobati.
Pada 2016, WHO menyetujui penggunaan rejimen singkat standar untuk pasien TB-MDR yang
tidak memiliki strain yang resistan terhadap obat TB lini kedua. Rejimen ini membutuhkan
waktu 9–12 bulan dan jauh lebih murah dibandingkan pengobatan konvensional untuk MDR-
TB, yang bisa memakan waktu hingga 2 tahun. Pasien dengan TB-XDR atau resistansi
terhadap obat anti-TB lini kedua tidak dapat menggunakan rejimen ini, bagaimanapun, dan
perlu memakai rejimen MDR-TB yang lebih lama di mana 1 dari obat baru (bedquiline dan
delamanid) dapat ditambahkan. juga disetujui pada tahun 2016 tes diagnostik cepat untuk
dengan cepat mengidentifikasi pasien-pasien ini. Lebih dari 35 negara di Afrika dan Asia telah
mulai menggunakan rejimen TB-MDR yang lebih pendek. Pada Juni 2017, 89 negara telah
memperkenalkan bedaquiline dan 54 negara telah memperkenalkan delamanid, dalam upaya
untuk meningkatkan efektivitas rejimen pengobatan MDR-TB. Respon WHO akan
menentukan 6 fungsi inti dalam menangani TB: Memberikan kepemimpinan global pada hal-
hal yang penting untuk TB. kebijakan berbasis bukti, strategi dan standar untuk pencegahan,
perawatan dan kontrol TB, serta pemantauan pelaksanaannya. Memberikan dukungan teknis
kepada Negara-negara Anggota, mengkatalisasi perubahan, dan membangun kapasitas yang
berkelanjutan.Memantau situasi TB global, dan mengukur kemajuan dalam perawatan TB,
mengendalikan , dan pembiayaan. Membentuk agenda penelitian TB dan menstimulasi
produksi, penerjemahan dan penyebaran pengetahuan yang berharga. Memfasilitasi dan
terlibat dalam kemitraan untuk aksi TB. Strategi TB End WHO, yang diadopsi oleh Majelis
Kesehatan Dunia pada Mei 2014, adalah cetak biru untuk negara-negara untuk mengakhiri
epidemi TB dengan menurunkan kematian, kejadian, dan mengurangi biaya bencana. Laporan
itu menguraikan target dampak global untuk mengurangi kematian akibat TB sebesar 90%,
untuk memangkas kasus baru sebesar 80% antara tahun 2015 dan 2030, dan untuk
memastikan bahwa tidak ada keluarga yang dibebani dengan biaya bencana akibat TB.
Menyembuhkan epidemi TB pada tahun 2030 adalah di antara kesehatan target Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan yang baru diadopsi. WHO telah melangkah lebih jauh dan
menetapkan target 2035 pengurangan 95% kematian dan penurunan 90% kejadian TB -
serupa dengan tingkat saat ini di negara dengan insiden TB rendah saat ini.
Strategi menguraikan tiga pilar strategis yang perlu diberlakukan untuk secara efektif
mengakhiri epidemi: Pilar 1: perawatan dan pencegahan terpadu yang berpusat pada
pasienPillar 2: kebijakan yang berani dan sistem yang mendukungPillar 3: penelitian dan
inovasi yang ditingkatkan Keberhasilan Strategi akan bergantung pada negara-negara yang
menghormati berikut 4 prinsip utama ketika mereka menerapkan intervensi yang digariskan
dalam setiap pilar: penatagunaan dan akuntabilitas pemerintah, dengan pemantauan dan
evaluasi koalisi kuat dengan organisasi masyarakat sipil dan masyarakat perlindungan dan
promosi hak asasi manusia, etika dan kesetaraan adaptasi dari strategi dan target di tingkat
negara, dengan kolaborasi global.