Professional Documents
Culture Documents
Infiltraso 2020
Infiltraso 2020
ABSTRACT
The research was done on October until November 2008 in Sub DAS Coban Rondo
Pujon Kabupaten Malang. The aim of the research was to get information about
infiltration rate at several land uses, to understand the relationship between the
infiltration constant and the factors that influence infiltration process, and to know when
infiltration method of Horton can be used to estimate infiltration.
The measurement of infiltration in Sub DAS Coban Rondo used double ring
infiltrometer with three treatments on eucalyptus land, corn land, and empty land. The
removal sample soil was performed to know soil physical characteristic, and later to
know the relationship between infiltration constant and soil physical characteristic.
The result of this research indicated that at the beginning, infiltration value at
eucalyptus land was 13.200 mm/minute, while at corn land was 15.800 mm/minute
and 15.133 mm/minute for empty land. The relationship between infiltration constant
and bulk density was the high value of infiltration constant was followed by the low
bulk density. The high infiltration constant was followed by high space pore, water
content, and organic matter. Based on the calculation using Infiltration Method of
Horton and infiltration in Sub DAS Coban Rondo with t-test there was no obvious
difference at level of 99% with the result that Infiltration Method of Horton can be used
to estimate infiltration process.
88
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 2 (Agustus 2009) 88– 96
89
Evaluasi Laju Infiltrasi Horton di Sub DAS Coban Rondo (Wirosoedarmo dkk)
mewakili daerah yang diteliti, maka dicari organik pada tiap perlakuan, terdapat
persentase penyimpangan antara laju pengaruh yang nyata pada taraf 0,05.
infiltrasi perhitungan metode infiltrasi
dengan hasil pengukuran infiltrasi di Laju Infiltrasi Konstan
lapangan dan dilanjutkan dengan uji t. Lahan eucaliptus memiliki infiltrasi
konstan tertinggi sebesar 9,477
HASIL DAN PEMBAHASAN mm/menit dan terendah pada lahan
kosong yaitu sebesar 7,330 mm/menit.
Laju Infiltrasi Tingginya nilai infiltrasi konstan pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan eucalyptus dikarenakan pada lahan
laju infiltrasi tertinggi yaitu pada lahan ini memiliki nilai porositas yang cukup
jagung, hal ini dapat diketahui dari tinggi. Besarnya nilai porositas
singkatnya waktu yang dibutuhkan pada menyebabkan air yang masuk ke dalam
lahan jagung untuk mencapai laju infiltrasi tanah lebih cepat sehingga dapat
yang maksimum. Lahan eucalyptus meningkatkan infiltrasi konstannya.
memiliki laju infiltrasi terendah
dibandingkan dengan penggunaan lahan Hubungan Infiltrasi Konstan dengan Sifat
lainnya, dengan selang waktu yang sama Fisik Tanah
yaitu 5 menit.
Berdasarkan analisis ragam terhadap Hubungan Infiltrasi Konstan dengan
kadar air awal pada tiap perlakuan, Berat Isi Tanah
terdapat pengaruh yang sangat nyata pada Hubungan infiltrasi konstan dengan
taraf 0,01, dimana perlakuan penggunaan berat isi tanah ditunjukkan pada Gambar
lahan yang mempunyai pengaruh paling 1.
besar terhadap kadar air awal adalah pada
penggunaan lahan eucaliptus dengan nilai
rata-rata sebesar 0,523. Pengaruh 12
Lk
sebesar 0,427. Data diatas menunjukkan Jg
6 Ec
infiltrasi. 2
tanah dan Berat Isi Tanah. Berdasarkan Gambar 1. Hubungan infiltrasi konstan
analisis ragam terhadap porositas dan dengan berat isi tanah pada beberapa
berat isi tanah pada tiap perlakuan, tidak penggunaan lahan
terdapat pengaruh yang nyata atau dengan
kata lain memberikan respon yang sama Pada lahan eucalyptus berat isi
pada semua perlakuan. Tekstur tanah juga yang didapatkan lebih kecil dibanding
salah satu faktor yang mempengaruhi laju lahan yang lain, sehingga pada lahan ini
infltrasi. Tingginya kandungan bahan jumlah ruang pori yang ada pada lahan
organik tanah dapat mempertahankan eucaliptus besar dan kandungan bahan
kualitas sifat fisik tanah sehingga organik dalam tanah juga tinggi. Oleh
membantu perkembangan akar tananaman karena itu kemampuan lahan untuk
dan kelancaran siklus air tanah antara lain memasukkan air lebih banyak sehingga
melalui pembentukkan pori tanah dan akan meningkatkan laju infiltrasi
kemantapan agregat. Berdasarkan konstannya.
perhitungan analisis ragam terhadap bahan
90
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 2 (Agustus 2009) 88– 96
10 9,537
12
Lk
72,933 Jg
8 Lk 6
67,633 Ec
Jg
6 Ec 4
4 2
2 0
Bahan Organik (%)
0
Porositas (%) Gambar 3. Hubungan infiltrasi konstan
Gambar 2. Hubungan infiltrasi konstan dengan bahan organik pada beberapa
penggunaan lahan
dengan porositas tanah pada beberapa
penggunaan lahan
Kemungkinan lahan kosong sudah
terjadi pemadatan oleh orang ataupun
Gambar 2 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan nilai porositas akan diikuti hewan dan bisa juga disebabkan oleh
pukulan air hujan sehingga kemungkinan
dengan laju infiltrasi konstan.
Kemungkinan hal ini bisa disebabkan aktivitas mikroorganisme sangat rendah
sekali, sehingga dari penjelasan diatas
karena banyaknya perakaran tanaman yang
didapatkan hubungan yang berbanding
dapat menembus agregat tanah sehingga
dapat menurunkan laju infiltrasinya. lurus, dengan tingginya bahan organik
akan menyebabkan laju infiltrasi konstan
Hubungan yang terjadi antara laju infiltrasi
konstan dengan porositas tanah yaitu yang rendah.
berbanding lurus, dengan tingginya nilai
Hubungan Infiltrasi Konstan dengan
porositas tanah yang menunjukkan bahwa
ruang pori yang terdapat didalam tanah Kadar Air Awal
Hubungan infiltrasi konstan
pada lahan eucaliptus dan lahan jagung
lebih tinggi daripada lahan kosong. Hal ini dengan kadar air awal ditunjukkan pada
Gambar 4. Tingginya kadar air tanah
bisa dikarenakan pada lahan kosong
akan diikuti laju infiltrasi yang lama
kemungkinan sudah terjadi pemadatan oleh
beberapa faktor, sehingga ruang pori yang karena kandungan air yang ada didalam
tanah sudah tinggi sehingga pada suatu
ada juga semakin kecil sehingga laju
infiltrasi konstannya juga semakin cepat. waktu tanah tidak akan mampu
memasukkan air lagi sehingga laju
infiltrasi konstannya akan semakin lama.
Hubungan Infiltrasi Konstan dengan Bahan
Organik Gambar 4 terlihat bahwa tingginya kadar
air tanah dibarengi dengan tingginya
Hubungan infiltrasi konstan dengan
bahan organik pada beberapa penggunaan nilai infiltrasi konstan. Pada lahan
lahan ditunjukkan pada Gambar 3. Nilai eucaliptus didapatkan kadar air yang
lebih tinggi daripada lahan jagung dan
bahan organik tertinggi didapatkan pada
lahan eucalyptus, kemungkinan pada lahan lahan kosong, karena pada kawasan
hutan masih terdapat cadangan air di
ini termasuk kawasan hutan dimana juga
terdapat penutupan lahan oleh rumput dalam tanah pada waktu terjadi hujan,
gajah. Di kawasan hutan ini tanahnya dan pada lahan hutan proses evaporasi
91
Evaluasi Laju Infiltrasi Horton di Sub DAS Coban Rondo (Wirosoedarmo dkk)
42,7
40.000
8 49,3
Jg
Lk
6 Ec 30.000 28.762
26.287
Penyimpangan (%)
23.646
4 Ec
20.000 Jg
2 Lk
10.000
0
Kadar Air (%)
0
Ec
infiltrasi di daerah Sub DAS Coban
20.000 Jg Rondo.
Lk
10.000 KESIMPULAN
92
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 2 (Agustus 2009) 88– 96
didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata Harto, S. 1993. Analisis Hidrologi.
pada taraf 99% sehingga metode infiltrasi Pusat Antar Universitas Ilmu
Horton bisa digunakan untuk menduga Teknik Universitas Gadjah Mada.
infiltrasi yang ada di Sub DAS Coban Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Rondo.
Hudson, N. W. 1976. Soil Conservation.
London, Batsford Ltd
DAFTAR PUSTAKA Hillel, D. 1980. Fundamental of Soil
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Physics. Academic Press, Inc. New
Air. IPB, Bogor York
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Morgan, R. P. C. 1979. Soil Erotion and
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Conservation. Longman Group,
Gadjah Mada University Press, Hongkong
Yogyakarta Raghunath, H. M. 1985. Hydrology
Dhalhar, M, A. 1972. Process and Field Principles, Analysis and Design.
Evaluation of Infiltration Rate. A Wiley Eastern Limited. New Delhi.
“Plan B “Paper for The MSc Degree, Soemarto, CD. 1995. Hidrologi Teknik.
The University of Minnesota. Erlangga, Surabaya
93
Evaluasi Laju Infiltrasi Horton di Sub DAS Coban Rondo (Wirosoedarmo dkk)
Lahan Eucaliptus
Waktu
(menit) Masukan air (cm) Infiltrasi (cm/menit) Infiltrasi (mm/menit)
94
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 2 (Agustus 2009) 88– 96
Lahan Jagung
Waktu
(menit) Masukan air (cm) Infiltrasi (cm/menit) Infiltrasi (mm/menit)
95
Evaluasi Laju Infiltrasi Horton di Sub DAS Coban Rondo (Wirosoedarmo dkk)
Lahan Kosong
Waktu
(menit) Masukan air (cm) Infiltrasi (cm/menit) Infiltrasi (mm/menit)
96