MAKALAH

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

MAKALAH

PENYAKIT DISENTRI
Untuk memenuhi tugas Patofisiologi
Dosen Pengampung: Istri Utami S.ST.,M.Keb

Disusun oleh :

Susi Wahyuningsih (1810106033)

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2019
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB 1

PENDAHULUAN

ABSTRACT

Background: Bacillary dysentery or shigellosis is an infectious disease that occurs in the colon
caused by bacteria of the genus Shigella. It has been widely reported that the bacteria Shigella
dysenteriae resistant to many kinds of antibiotics such as ampicillin, tetracycline, streptomycin,
and chloramphenicol. White galangal rhizome contains flavonoid and other compounds such as
tannin have antibacterial effects.

Method: This study is a kind of experimental laboratory study, post-test only control group
design with a dilution method. The sample used in this study were Shigella dysenteriae obtained
from Regional Health Laboratory in Palu, Central Sulawesi. Concentration of extracts used were
6.25%, 12.5%, 25% and 50% with four repetitions. Shigella dysenteriae is planted in the
appropriate media and then dripped Alpinia galanga [L] Swartz extract various concentrations of
and observed growth. The antibacterial effect is measured by the minimal inhibitory
concentration (KHM / MIC) and minimal bactericidal concentration (KBM / MBC).

Results: Minimum Inhibitory concentration (MIC) value of the extract from white galangal
rhizome (Alpinia galanga [L] Swartz) was 25% and minimal bactericidal concentration (MBC)
value was 50%.

Conclusion: White galangal rhizome extract (Alpinia galanga [L] Swartz) has an antibacterial
effect against Shigella dysenteriae.

Keywords : Shigella dysenteriae, white galangal rhizome (Alpinia galanga [L] Swartz),
antibacterial, minimal inhibitory concentration, minimal bactericidal concentration.
BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI DISENTRI

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka dan menyebabkan tukak yang
terbatas di colon yang ditandai dengan gejala paling khas yang disebut sebagai sindroma disentri,
yakni sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, berak, dan tinja mengandung darah
dan lendir yang berasal dari bakteri Shigella dysentriae. Adanya darah dan lekosit dalam tinja
merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan
bersarang di bawahnya sehingga terjadilah diare yang disertai dengan perdarahan (Wardoyo,
2011).

Berdasarkan penyebabnya, disentri dapat dibagi menjadi dua yakni disentri basiller
penyebabnya yakni bakteri Shigella sp dan disentri amuba penyebabnya yakni bakteri
Entamoeba histolytica. Dalam perkembangannya diketahui bahwa banyak penyebab lain yang
berupa parasit dan bakteri, yaitu Shigella sp, Salmonella sp, Campylobacter sp, Vibrio
parahaemolyticus, I’leisomonas shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. Coil), Aeromonus sp,
Entamoeba histolytica atau biasa disebut Giardia lambha. Wabah penyakit disentri di masyarakat
umumnya terjadi pada kelompok homoseksual, dan ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan
dan kebersihan perorangan rendah yaitu penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah
sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat akan populasi manusia. (Ayu, 2006). Disentri
yang disertai muntah dan kejang perut, dapat datang secara tibatiba (nausea). Penularannya
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri yang terdapat dalam muntahan
maupun feses penderita. Shigella sp juga penyebab utama disentri basiler, yakni suatu penyakit
dengan gejala disentri yaitu nyeri perut hebat, berak yang sering, dan sakit dengan volume tinja
sedikit 3 disertai lendir dan darah. Shigella dysentriae, bakteri ini berbentuk batang, gram
negatif, fakultatif anaerob, dan tak mampu membentuk spora (Todar, 2011).

Disentri basiler atau shigellosis merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi di kolon yang
disebabkan oleh bakteri genus shigella. Gejala klinis shigellosis ditandai dengan diare cair akut
(tinja bercampur darah, lendir, dan nanah), pada umumnya disertai demam, nyeri perut, dan
tenesmus.

2. TANDA-TANDA DISENTRI

Gejala disentri bisa muncul dalam skala ringan hingga berat. Sebagian besar gejala disentri
tergantung pada kualitas sanitasi di mana infeksi telah menyebar. Di negara maju, tanda dan
gejala disentri cenderung lebih ringan daripada di negara berkembang atau daerah tropis.

Secara umum, gejala disentri adalah:

 Diare yang sering kali disertai darah atau lendir


 Demam
 Mual
 Muntah.
 Kram perut.

Gejala disentri biasanya mulai muncul dari 1 atau 2 hari setelah Anda terinfeksi bakteri.
Sementara penyakit ini biasanya berlangsung selama 5 sampai 7 hari. Pada beberapa orang,
terutama anak-anak kecil dan lansia, diare yang terjadi sebagai gejala disentri dapat menjadi
sangat serius dan diperlukan rawat inap di rumah sakit. Beberapa orang lainnya yang terinfeksi
mungkin tidak mengalami gejala disentri sama sekali namun masih menyebarkan bakteri ke
orang lain.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala disentri yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran mengalami gejala disentri tertentu, jangan ragu untuk segera
berkonsultasi ke dokter Anda.

3. FAKTOR-FAKTOR RISIKO

Ada banyak faktor hal yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit disentri, di
antaranya:
 Balita. Infeksi ini paling banyak terjadi pada anak-anak berusia di antara 2 hingga 4
tahun.
 Tinggal di perumahan padat penduduk atau mengikuti aktivitas kelompok. Kontak
yang dekat dengan orang lain memudahkan penyebaran bakteri dari seseorang ke orang
lain. Wabah shigella lebih umum terjadi di pusat penitipan anak, kolam rendam umum,
panti jompo, penjara, dan barak militer.
 Tinggal atau berpergian ke daerah dengan sanitasi yang buruk. Orang yang tinggal
atau berpergian ke negara-negara berkembang lebih mudah terkena infeksi bakteri atau
amoeba penyebab disentri.
 Laki-laki gay yang aktif secara seksual. Pria yang melakukan hubungan seks dengan
pria memiliki risiko yang lebih besar akibat kontak oral-anal secara langsung atau tidak
langsung.
4. GEJALA DISENTRI

Disentri Amoeba (amoebiasis) disebabkan oleh parasit protozoa yang dikenal dengan nama
entamoeba histolytica. Amuba bisa eksis untuk jangka waktu yang lama di usus besar (kolon).
Pada sebagian besar kasus,amoebiasis tidak menimbulkan gejala (hanya sekitar 10% dari
individu yangterinfeksi). Hal ini jarang kecuali di zona tropis dunia, di mana penyakit ini sangat
lazim. 0rang dapat terinfeksi setelah menelan kotoran yang mengandung parasit kemudian di
ekskresikan seseorang. 0rang-orang berisiko tinggi tertular parasit melalui makanan dan air jika
terkontaminasi atau tercemar oleh limbah. Parasit juga dapat masuk melalui mulut ketika tangan
di cuci dalam air yang terkontaminasi. Jika orang mengabaikan untuk mencuci dengan benar
sebelum menyiapkan makanan, makanan dapat terkontaminasi. Buah-buahan dan sayuran bisa
terkontaminasi jika dicuci dalam air tercemar atau ditanam di tanah yang telah dipupuk oleh
limbah manusia. Untuk mikroorganisme penyebab disentri bakteri Shigella dan Campylobacter,
merupakan penyebab penyakit disentri bacilliary yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Mereka
menembus lapisan usus, menyebabkan pembengkakan, ulserasi, dan diare parah yang
mengandung darah dan nanah. Kedua infeksi disebarkan oleh konsumsi makanan yang
terkontaminasi tinja dan air. Jika orang tinggal atau melakukan perjalanan di wilayah di mana
kemiskinan atau kepadatan dapat mengganggu kebersihandan sanitasi, mereka beresiko terkena
bakteri invasif. Anak-anak (usia 1 – 4 ) hidup dalam kemiskinan yang paling mungkin untuk
kontak Shigellosis, campylobakteriosis, atau salmonellosis.

Etiologi dari disentri ada 2 yaitu :

1) Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,s p

Shigella adalah basil non motil, gram negatif, famili enterobacteriaceae. Ada 4 spesies
Shigella,yaitu S.dysentriae,S.flexneri, S.bondii dan S.sonnei. Terdapat 43 serotipe 0 dari
Shigella.

S.sonnei adalah satu-satunya yang mempunyai serotipe tunggal. Karena kekebalan tubuh
yang didapat bersifat serotipe spesifik, maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe
yang berbeda. Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal dan menyebabkan
infeksi dalam jumlah 102 – 103 organisme. Penyakit ini kadang-kadang bersifat ringan dan
kadang-kadang berat. Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya
penularan penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare, adanya lendir dan darah
dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus. Shigella sp merupakan penyebab terbanyak dari
diare invasif (disentri) dibandingkan dengan penyebab lainnya. Hal ini tergambar dari penelitian
yang dilakukan oleh Taylor dkk. di Thailand pada tahun 1984.

2) Disentri amoeba

Disebabkan Entamoeba hystolitica. E.histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup


sebagai mikroorganisme komensal apatogen) di usus besar manusia. Apabila kondisi mengiinkan
dapat berubah menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus
dinding usus sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada 2 bentuk,yaitu bentuk
trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista.

Bentuk trofozoit ada 2 macam, yaitu trofozoit komensal (berukuran >10 mm) dan trofozoit
patogen (berukuran <10 mm). Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen usus tanpa
menyebabkan gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare, maka trofozoit akan keluar bersama
tinja. Sementara trofozoit patogen yang dapat dijumpai di lumen dan dinding usus
(intraintestinal) maupun luar usus (ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala disentri.
Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal dapat sampai 50 mm) dan mengandung
beberapa eritrosit di dalamnya. Hal ini dikarenakan trofozoit patogen sering menelan eritrosit
(haematophagous trophozoite). Bentuk trofozoit ini bertanggung jawab terhadap terjadinya
gejala penyakit namun cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia. mempunyai tanda-tanda
berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus.

Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu kista muda dan kista dewasa. Bentuk kista hanya
dijumpai di lumen usus. Bentuk kista bertanggung jawab terhadap terjadinya penularan penyakit
dan dapat hidup lama di luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor
standard didalam sistem air minum. Diduga kekeringan akibat penyerapan air disepanjang usus
besar menyebabkan trofozoit berubah menjadi kista.

5. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI


 Disentri basiler semua strain kuman shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja biasanya lunak, diserta
ieksudat inflamasi yang mengandung leukosit polymorfonuclear (PMN) dan darah.
Kuman shigella secara genetic bertahan terhadap pH yang rendah, maka dapat
melewati barrier asam lambung. Ditularkan secara oral melalui air,makanan, dan lalat
yang tercemar oleh ekskreta pasien. setelah melewati lambung dan usus halus, kuman
ini menginvasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya. Kolon
merupakan tempat utama yang diserang shigella namun ileumterminalis dapat juga
terserang. Kelainan yang terberat biasanya di daerah sigmoid, sedang pada ilium
hanya hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatal ditemukan mukosa usus
hiperemik, lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa ulkus. Pada
keadaan subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel limvoid, dan pada selaput lendir
lipatan transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal dan
infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung S.dysentriae, S.flexeneri, dan S.sonei
menghasilkan eksotoksin antara lain ShET 1, ShET 2 dan toksin Shiga, yang
mempunyai sifat enterotoksik, sitotoksik, dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut
merupakan salah satu faktor virulen sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel
eptitel mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang mempunyai
warna hijau yang khas. Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput yang
tebalnya sampai 1,5cm sehingga dinding usus menjadi kaku, tidak rata dan lumen
usus mengecil. Dapat terjadi perlekatan dengan peritoneum.
 Disentri Amuba Trofozoit yang mula-mula hidup sebagai komensal dilumen usus
besar dapat berubah menjadi patogen sehingga dapat menembus mukosa usus dan
menimbulkan ulkus. Akan tetapi faktor yang menyebabkan perubahan ini sampai saat
ini belum diketahui secara pasti. Diduga baik faktor kerentanan tubuh pasien, sifat
keganasan (virulensi)amoeba, maupun lingkungannya mempunyai peran. Amoeba
yang ganas dapat memproduksi enzim fosfoglukomutase dan lisozim yang dapat
mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan dinding usus. Bentuk ulkus amoeba
sangat khas yaitu di lapisan mukosa berbentuk kecil, tetapi di lapisan submukosa dan
muskularis melebar (menggaung). Akibatnya terjadi ulkus di permukaan mukosa usus
menonjol dan hanya terjadi reaksi radang yang minimal. Mukosa usus antara ulkus-
ulkus tampak normal. Ulkus dapat terjadi disemua bagian usus besar, tetapi
berdasarkan frekuensi dan urut-urutan tempatnya adalah sekum, kolon asenden,
rektum, sigmoid, apendiks dan ileum terminalis.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka dan menyebabkan tukak yang
terbatas di colon yang ditandai dengan gejala paling khas yang disebut sebagai sindroma disentri,
yakni sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, berak, dan tinja mengandung darah
dan lendir yang berasal dari bakteri Shigella dysentriae. Dapat disimpulkan bahwa penyakit
disentri disentri basiller penyebabnya yakni bakteri Shigella sp dan disentri amuba penyebabnya
yakni bakteri Entamoeba histolytica. Dalam perkembangannya diketahui bahwa banyak
penyebab lain yang berupa parasit dan bakteri, yaitu Shigella sp, Salmonella sp, Campylobacter
sp, Vibrio parahaemolyticus, I’leisomonas shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. Coil),
Aeromonus sp, Entamoeba histolytica atau biasa disebut Giardia lambha. Wabah penyakit
disentri di masyarakat umumnya terjadi pada kelompok homoseksual, dan ditempat-tempat
dimana sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan rendah yaitu penjara, tempat penitipan
anak, panti asuhan, rumah sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat akan populasi
manusia. Penularannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri yang
terdapat dalam muntahan maupun feses penderita. Shigella sp juga penyebab utama disentri
basiler, yakni suatu penyakit dengan gejala disentri yaitu nyeri perut hebat, berak yang sering,
dan sakit dengan volume tinja sedikit 3 disertai lendir dan darah. Shigella dysentriae, bakteri ini
berbentuk batang, gram negatif, fakultatif anaerob, dan tak mampu membentuk spora. Disentri
basiler atau shigellosis merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi di kolon yang disebabkan
oleh bakteri genus shigella. Gejala klinis shigellosis ditandai dengan diare cair akut (tinja
bercampur darah, lendir, dan nanah), pada umumnya disertai demam, nyeri perut, dan tenesmus.
Daftar Pustaka

https://hellosehat.com/penyakit/disentri/

http://eprints.umm.ac.id/38008/2/BAB%201.pdf

https://www.academia.edu/26072476/Disentri

You might also like