Analisis Artikel Keperawatan Medikal Bedah "Role of Pre-Emptive Huff's Manoeuvre and Acupressure in Reducing The

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

ANALISIS ARTIKEL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“Role of Pre-Emptive Huff’s Manoeuvre and Acupressure in Reducing the


Incidence of Fentanyl Induced Cough; A Risk Factor for Postoperative Nausea
Vomiting in Female Patients: A Prospective Randomized Controlled Study”

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah


Pembimbing Akademik : Dr. Fitria Handayani, M.Kep., Sp.KMB
Pembimbing Klinik : Ns. Arif Basuki Rahmat, S.Kep., MNAP.

Disusun Oleh :
Iffah Nur Amalia
22020119210085

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIV


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
ANALISIS ARTIKEL

Tipe Materi/ Artikel


 Artikel Jurnal (peer reviewed)
 Artikel Jurnal (Non-peer reviewed)
 Artikel Konfren/Prosiding
 Buku/bab
 Tesis
 Lainnya :
Informasi Sitasi
Pengarang :
Parul Gupta, Parul Jindal, Nidhi Kumar
Judul :
Role of Pre-Emptive Huff’s Manoeuvre and Acupressure in Reducing the Incidence
of Fentanyl Induced Cough; A Risk Factor for Postoperative Nausea Vomiting in
Female Patients: A Prospective Randomized Controlled Study
Publikasi :
Indian Journal of Anaesthesia
Tahun : 2019 Volume : 63 No : 10 Halaman : 834-840
Tipe Study :
 Riset
 Opini atau Komentar
 Rview Literatur
 Diskripsi Program, tanpa data
 Review Literatur Secara Sistemik
 Diskripsi Program, evaluasi data
 Meta-Analisis
Desain Study :  Lainnya :

 Desain Eksperimen
 Randomized Control Trial  Pre-test-post-test
 Experimental without pre-test
 Delayed Post-test (s)
 Lainnya : Two arms, Single-blind

 Cross – Over Series


 Desain Kuasi – Eksperimen
 Pre – test-post-test
 Post-test only
 Delayed post-test (s)
 Single group, no comparison

 Time series design


 Interrupted
 Equivalent
 Repeated measures
 Non- equivalent control group  Matched on key variables
 External controls
 Historical controls
 Studi Observasi
 Case study/case series  Lainnya :

 Cross- sectional study


 Longitudinal / cohort study
 Correlation
 Studi Kualitatif
 Lainnya :
 Grounded theory
 Ethnography
 Narrative
 Mixed Methods (Kualitatif dan Kuantitatif)
 Review Literatur
 Studi-Meta-analisis
Metode Pengumpulan Data
 Kuesioner  Grup diskusi  Observasi
 Interview  Hasil program  Video
 Opini ahli  Langsung (eksprimen)
 Grup diskusi

Tujuan Penelitian/Pertanyaan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efek dari Huff manuver (batuk
efektif) dan akupresur dalam mengurangi kejadian post-operative nausea and
vomiting (PONV) pada pasien yang mengalami batuk pasca pemberian fentanyl
(FIC).
Apakah tujuan penelitian jelas?
Tujuan penelitian tertulis dengan jelas dalam jurnal tersebut.
Populasi
 Jumlah responden dan tipe, response rate
Jumlah responden dalam penelitian tersebut yaitu 336 responden.
Kriteria inklusi responden adalah klien berusia 18-60 tahun, menjalani operasi
elektif dengan anestesi umum dan membutuhkan intubasi, status fisik berdasar
atas American Society of Anesthesiologist (ASA) kelas I, II dan III.
Kriteria eksklusi responden adalah klien dengan riwayat pre-eksisi paru-paru,
ginjal dan jantung, klien dengan riwayat infeksi saluran pernapasan atas 4
minggu sebelumnya, wanita hamil, perokok, gangguan pencernaan, klien pada
pengobatan dengan angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor atau
antipsikotik di tahun lalu, klien dengan riwayat alergi obat apapun dan klien
dengan tumor paru-paru, kepala dan leher yang diantisipasi sulit diintubasi.
 Lokasi penelitian
Unit Bangsal Operasi di India
Profesi (Bidang yang diteliti)
Multidisiplin
Metode atau Intervensi yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
- Apfel Score untuk memprediksi risiko terjadinya post-operative nausea and
vomiting (PONV) setelah 24 jam pasca operasi yang meliputi penilaian 4
faktor risiko, yaitu jenis kelamin perempuan, tidak merokok, riwayat PONV
atau morning sickness sebelumnya, dan penggunaan opioid pascaoperasi.
Tiap-tiap faktor risiko tersebut meningkatkan kejadian PONV 20%.
- FIC grade untuk mengukur keparahan batuk berdasarkan jumlah batuk
dalam 60 detik pemberian fentanil (ringan dengan nilai 1 – 2, sedang
dengan nilai 3 – 4, dan parah dengan nilai 5 atau lebih).
- PONV grade untuk mengukur keparahan PONV dengan skor 0, 1, atau 2 (0
= tidak ada mual atau muntah, 1 = mual atau muntah dapat ditoleransi, dan
2 = mual atau muntah yang parah dan membutuhkan iv ondansetron 4 mg).
2. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini :
Analisis menggunakan ANOVA test dan Kruskal Wallis test dengan SPSS
versi 22
3. Langkah-langkah intervensi yang dilakukan peneliti :
a. Grup A
Grup A (n = 112) dilakukan perlakukan akupresur pada titik K27. Sebelum
induksi anestesi umum, tekan pada bagian cekungan di bawah ujung medial
klavikula, tempatkan kedua jari telunjuk untuk menekan kedua sisinya, tekan
kedua titik tersebut selama 1 menit dan klien diminta untuk melakukan nafas
dalam. Berikan tekanan yang dapat ditoleransi klien. Kemudian, berikan 2µg
/ kg fentanil dalam 30 detik akupresur.
b. Grup B
Grup B (n = 112) dilakukan Huff’s manoeuvre (terapi batuk efektif). Klien
dianjurkan untuk duduk tegak dengan mulut terbuka. Klien diminta untuk
menarik nafas sedalam-dalamnya, tahan nafas selama 2-3 detik dan
hembuskan dengan kuat. Klien diminta mengulangi Huff’s manoeuvre
sebanyak 2x dan diikuti 1 batuk yang kuat. Kemudian, berikan 2µg / kg
fentanil pada 30 detik setelah selesai melakukan Huff’s manoeuvre.
c. Grup C
Grup C (n = 112) merupakan grup control, hanya diberikan penjelasan
mengenai FIC, lalu diberikan bolus injeksi fentanil 2µg/kg.

Setelah 60 detik pemberian fentanil, catat tingkat keparahan berdasarkan jumlah


batuk (ringan dengan nilai 1-2, sedang dengan nilai 3-4, dan parah dengan nilai 5
atau lebih). Perawat juga mencatat kejadian PONV, namun sebelumnya perawat
memprediksi PONV dengan skor Apfel. Skor Apfel memiliki 4 penilaian faktor
risiko (jenis kelamin perempuan, tidak merokok, riwayat PONV atau morning
sickness sebelumnya, dan penggunaan opioid pascaoperasi). Setiap faktor risiko
dapat meningkatkan kejadian PONV (0=10%, 1=21%, 2=39%, 3=61% dan 4=78%).
Keparahan PONV juga tercatat dengan skor 0, 1, atau 2 (0 = tidak ada mual atau
muntah, 1 = mual atau muntah dapat ditoleransi, dan 2 = mual atau muntah yang
parah dan membutuhkan iv ondansetron 4 mg).

Simpulan
Teknik akupresur pada titik K27 and Huff’s manoeuvre dapat secara efektif
menurunkan kejadian post-operative nausea and vomiting (PONV) pada pasien
yang mengalami batuk pasca pemberian fentanyl (FIC). Insiden PONV ditemukan
lebih tinggi pada klien dengan FIC daripada klien yang tidak memiliki FIC.
Berikan pendapatmu, apakah hasil penelitian ini dapat diaplikasikan di
Indonesia? Mengapa?
Penelitian ini dapat diaplikasikan di Indonesia karena dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan seperti perawat. Untuk perawat di ruang bedah dapat melakukan terapi
akupresur pada titik K27 and Huff’s manoeuvre sebagai tindakan pre-operasi pada
klien, terapi ini juga dapat dilakukan oleh klien sendiri karena mudah, murah dan
efektif untuk mengurangi PONV setelah diberikan fentanil sebelum pemberian
anastesi umum.
DAFTAR PUSTAKA

Parul Gupta, Parul Jindal, dan Nidhi Kumar. (2019). Role of Pre-Emptive Huff’s
Manoeuvre and Acupressure in Reducing the Incidence of Fentanyl Induced
Cough; A Risk Factor for Postoperative Nausea Vomiting in Female Patients: A
Prospective Randomized Controlled Study. Indian Journal of Anaesthesia,
volume 63(10): 834-840

You might also like