Professional Documents
Culture Documents
Naskah Kajian: Awal Pandemi Influenza A (H1N1)
Naskah Kajian: Awal Pandemi Influenza A (H1N1)
net/publication/322722361
Naskah Kajian
Awal Pandemi Influenza A(H1N1)
2009:
Sebuah Tinjauan
Endang R. Sedyaningsih, Vivi Setiawaty Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi
Badan Litbang Kesehatan, Depkes RI
Email : esedyani@indo.net.id
Abstract
In mid-March 2009, individual and cluster cases of unusual influenza-like-illness (ILI) were reported in
Mexico and the United States. Laboratory tests revealed that the etiology of those
infections was a new strain of influenza A (HINI) virus. This novel virus was initially
named
then Mexican Flu, novel influenza A (HINI) 2009, and finally was officially termed as
Pandemic Influenza Virus A (HINI) 2009 by the WHO. This virus is able to transmit
effectively from human-to-human, and spread to more than 80 countries in a relatively short
time, prompting the WHO to increase the pandemic preparedness level from three to four,
five, and finally six, which means a full blown pandemic. To anticipate the spread of the new
virus in Indonesia, the Department of Health has started with a strategy of seven steps,
i.e., thermal scanning at international airports, activating influenza and pneumonia
sentinel surveillance, stockpiling of antiviral drugs, preparing and activating hospitals and
laboratories, information dissemination and preparation of Desa Siaga, and
pandemic simulation. However, with the continuing spread of the virus in several
provinces in Indonesia, the government needs to change the strategy into mitigation
efforts.
Key words. Influenza virus A (HINI) 2009, influenza pandemic, Mexican Flu, Swine
Flu.
Pendahuluan
Dalam enam tahun terakhir ini negara-
negara di dunia telah disibukkan dengan
persiapan menghadapi pandemi influenza.
Kewaspadaan ini dicetuskan oleh munculnya
virus influenza baru yaitu HPAI (Highly
Pathogenic Avian Influen za) A (H5N1).
Pasien-pasien terinfeksi virus yang
melakukan loncat inang dari unggas ke
manusia ini dilaporkan oleh ber bagai
negara sejak tahun 2003. Laporan World
Health Organization (WHO) bulan Mei 2009
memperlihatkan 15 negara telah melaporkan
adanya kasus infeksi virus influenza A
(H5N1) dengan tingkat ke matian global
61,5%. Indonesia merupa kan negara
dengan kasus terbanyak (n=141; 33,2% dari
jumlah kasus H5N1 di dunia) dan dengan
tingkat kematian yang tertinggi pula (81,6%).
aman, virus influenza baru yang patogen berpotensi sangat besar untuk menyebabkan pandemi,
karena manusia belum memiliki kekebalan terhadapnya. Munculnya virus influenza A
(H5NI) menyebabkan dunia khawatir akan terjadi pandemi influenza ke empat dalam
abad ini. Pandemi pertama terjadi pada tahun 1918 (Spanish Flu), ke dua
pada tahun 1957 (Asian Flu), dan yang ke tiga terjadi pada tahun 1968 (Hong Kong
Flu).
i tingkat kesiap siagaan pandemi menjadi enam tingkatan Hingga awal April 2009, status kesiap
siagaan dunia dalam menghadapi pandemi masih berada pada fase 3, dan
sesuai anjuran WHO, setiap negara termasuk Indonesia telah mempersiapkan
strategi
JUAN
kuensing di CDC memperlihatkan adanya virus influenza A subtipe HINI strain baru, yang merupakan
virus triple-reassortant. Asal virus ini diduga dari virus influenza babi (S-OIV = swine
origin influenza virus) yang kemudian bergabung dengan virus influenza manusia
dan virus influenza unggas. Virus yang sama ternyata juga dideteksi oleh
Canada dari pasien-pasien Mexico.* Semua temuan ini dilaporkan ke WHO
karena dianggap dapat menyebabkan Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) sesuai ketentuan dalam International Health Regulation 2005."
dan rencana untuk menghadapi pandemi
(Pandemic Preparedness Plan). Namun
pada pertengahan Maret 2009, terjadi
perkembangan yang tidak terduga.
Departemen Kesehatan Mexico mencatat
adanya kenaikan kejadian ILI (influenza
like-illness) di negaranya justru pada
saat biasanya kasus ILI mulai menurun.*
Seperti diketahui, kasus ILI di negara sub
tropis biasanya meningkat pada musim
dingin; berarti di belahan bumi utara
biasa nya terjadi di sekitar bulan November -
Februari, dan di belahan bumi selatan di sekitar
bulan April - Juli. Hal tidak biasa lain yang
diamati di Mexico adalah munculnya
kasus-kasus pneumonia berat pada individu
dan kelompok (cluster) dewasa muda yang
semula sehat. Pada minggu ke tiga April
2009, beberapa spesimen dari pasien-pasien
tersebut di kirim ke the National
Microbiology Laboratory of the Public Health
Agency of Canada untuk diperiksa lebih
lanjut.
Sementara itu, pada akhir Maret
2009, dua orang anak (perempuan 9 tahun,
dan laki-laki 10 tahun) di dua County yang
berbeda di California mengalami demam
akut dan batuk (pada yang laki-laki juga
didapati gejala muntah). Setelah mendapat
pengobatan, dalam waktu seminggu anak
anak itu sembuh kembali. Karena kebetul
an klinik tempat anak perempuan tersebut
berobat merupakan sentinel influenza-like
illness (ILI) dan klinik tempat anak laki laki
berobat sedang melakukan uji klinik untuk
mengevaluasi sejenis kit diagnostik
influenza yang baru, maka spesimen naso
faringeal kedua anak tersebut diambil dan
dianalisis. Ternyata pada spesimen kedua
pasien didapati adanya virus influenza
A, namun subtipenya tidak dapat dikenali
dengan uji rRT-PCR (real-time reverse
transcriptase-polymerase-chain-
reaction) yang biasa dilakukan untuk virus
influenza A manusia (seasonal
influenza: A (H1N1) atau A (H3N2)).
Sesuai prosedur, spesimen-spesimen
tersebut dikirim ke the United States
Centers for Disease Control
Virus Flu Baru Berasal Dari Babi ?
nza yang alami adalah unggas, terutama unggas air liar. Saat ini dikenal tiga tipe virus influenza,
yaitu tipe A, B dan C, ketiganya dapat di jumpai pada unggas. Virus influenza tipe
A dan B dapat pula menginfeksi spesies lain seperti manusia, kuda, babi, kucing,
anjing, dan sebagainya. Berdasarkan gliko protein permukaannya (surface
glyco protein), yaitu HA (hemaglutinin) dan NA (neuraminidase), virus influenza
terbagi dalam banyak subtipe. Telah ter identifikasi sebanyak 16 jenis HA (HI s/d
H16) dan 9 jenis NA; yang disebut subtipe adalah kombinasi dari keduanya,
misal HINI, H3N2, HSN1, dan sebagainya. Di dalam subtipe dikenal pula
bermacam macam strain; contohnya HINI strain New Caledonia, HINI
strain Solomon, H3N2 strain Fujian, dan H3N2 strain Brisbane.
us influenza yang hidup di unggas patogenisitasnya tidak tinggi (low pathogenic avian influenza /
LPAI). Namun dikenal juga beberapa subtipe yang patogenisitasnya
tinggi (HPAI / highly pathogenic avian influen
30
Jur. Peny Mie Indo. Vol.1.1.2009: 29-
41
Awal Pandemi Influenza...........(Endang R.
Sedyaningsih, et ah)
1000
800
600
400
200
O
+
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
>=60
Tidak diketahui
Umur (tahun)
Persentase
MTTTTTTTTT
batuk
diare
muntah
demam
sakit tenggorokan
Gejala
36
Jur. Peny Mir Indo. Vol.1.1.2009:
29-41
View publication stats View publication stats