437-Article Text-952-2-10-20181024

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL

Volume 2. No 2 OKTOBER 2018


HUBUNGAN KONSUMSI DAUN KELOR DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PADA IBU MENYUSUI SUKU TIMOR DI KELURAHAN KOLHUA KECAMATAN
MAULAFA KUPANG
Roslin E.M. Sormina, Maria Vilastry Nuhan b
ab
STIKes Maranatha Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
E-mail: Roslin.Sormin78@gmail.com

ABSTRACT
ASI (Breast milk) is one of the best food sources for newborns because it has so many
important substances to increase immunity to prevent disease. This nutritional factor needs to
be considered by a mother in the breastfeeding process to increase breast milk production in
addition to other factors such as breast care and baby suction that stimulates prolactin
hormone for breast milk production. Moringa (Moringa oleifera) is one of the Timorese food
ingredients. Moringa leaves contain phytosterol which can increase milk production for
breastfeeding women and overcome anemia in children and pregnant women because it
contains many important nutrients such as vitamin A, vitamin C, calcium, iron and protein.
This study found that in Timorese mothers in Kolhua Subdistrict, Maulafa Kupang City, there
was a habit of consuming food in the form of nuts and leaves such as katuk leaves and kelor
leaves to increase the production of breast milk. Moringa leaves have been known by 90% of
respondents of Timorese mothers in Kolhua Subdistrict, Maulafa Kupang City, to increase
milk production. All respondents (100%) had the habit of consuming Moringa as a vegetable
with different frequencies. There is a relationship between the frequency of consumption of
Moringa leaves and exclusive breastfeeding for Timorese mothers in Kolhua Subdistrict,
Maulafa Kupang City.
Keywords: Exclusive Breast Feeding, Kelor Leaf, Timorese

ABSTRAK

ASI merupakan salah satu sumber makanan yang terbaik bagi bayi yang baru lahir
karena memiliki bagitu banyak zat penting guna meningkatkan kekebalan terhadap penyakit.
Faktor nutrisi ini perlu diperhatikan oleh seorang ibu dalam proses menyusui untuk
meningkatkan produksi ASI disamping faktor lainnya seperti perawatan payudara dan isapan
bayi yang merangsang hormon prolaktin untuk produksi ASI. Kelor (Moringa oleifera)
merupakan salah satu bahan makanan suku Timor. Daun kelor mengandung fitosterol yang
dapat meningkatkan produksi ASI bagi wanita menyusui dan mengatasi anemia pada anak
dan ibu hamil karena banyak mengandung zat-zat gizi penting seperti vitamin A, vitamin C,
kalsium, zat besi dan protein. Penelitian ini menemukan pada ibu-ibu suku Timor di
Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa Kupang terdapat kebiasaan mengkonsumsi makanan
berupa kacang-kacangan dan daun-daunan seperti daun katuk dan daun kelor untuk
meningkatkan atau melancarkan produksi ASI. Daun kelor telah diketahui oleh 90%
responden ibu-ibu Suku Timor di Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa Kupang dapat
meningkatkan produksi ASI. Seluruh responden (100%) mempunyai kebiasaan
mengonsumsi kelor sebagai sayur dengan frekuensi yang berbeda-beda. Terdapat hubungan
antara frekuensi konsumsi daun kelor dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu-ibu Suku
Timor di Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa Kupang.
Kata Kunci : Daun Kelor, ASI Eksklusif, Menyusui

59
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018
Pendahuluan mengandung Fitosterol yang dapat
Daun Kelor (Moringa olifera) meningkatkan produksi ASI bagi wanita
merupakan salah satu pohon sayuran hijau yang sedang menyusui dan mengatasi
yang banyak tumbuh di Asia termasuk di masalah anemia pada anak-anak dan ibu
Indonesia. Bagian kelor yang telah diteliti hamil. Ekstrak daun kelor mengandung Fe
mengandung banyak manfaat bagi 5,49 mg/100 g, sitosterol 1,15 %/100 g dan
kesehatan tubuh adalah daunnya. Daun stigmasetol 1,52%/100 g (Kristina dan
kelor mengandung makro dan Syahid, 2014). Ibu menyusui
mikronutrien seperti protein, Fe, vitamin membutuhkan asupan zat besi yang cukup
A, vitamin C dan betakaroten, yang sesuai karena pada saat melahirkan ibu
dengan intake harian yang dianjurkan mengeluarkan darah yang cukup banyak
WHO untuk memenuhi kebutuhan gizi serta 50% kebutuhan zat besi janin berasal
tubuh (Luthfiyah, 2012; Hasanah et al, dari ibu.
2017).
ASI adalahsatujenismakanan yang Metode
mencukupiseluruhunsurkebutuhanbayibaik Desain penelitian yang digunakan
fisik, psikologi, sosialmaupun spiritual. pada penelitian ini adalah potong lintang,
ASI merupakan sumber gizi yang sangat untuk mencari hubungan antara konsumsi
ideal dengan komposisi yang seimbang kelor pada ibu menyusui suku Timor
dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dengan pemberian ASI ekslusif di
bayi, karena ASI adalah makanan bayi kalangan ibu suku Timor. Instrumen
yang paling sempurna baik secara kualitas penelitian berupa kuesioner yang berisi
maupun kuantitas. ASI sebagai makanan pertanyaan tentang karakteristik wanita
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan suku Timor seperti umur, pendidikan,
tumbuh kembang bayi normal sampai usia pekerjaan, paritas, riwayat menyusui anak,
4-6 bulan.ASI mengandung nutrisi, kebiasaan-kebiasaan selama menyusui dan
hormon, unsure kekebalan pertumbuhan, kebiasaan konsumsi kelor. Variabel
anti alergi dan anti inflamasi. Salah independen dalam penelitian ini adalah
satunya adalah kolostrum yang banyak konsumsi kelor, variable dependen adalah
mengandung sel darah putih, protein dan pemberian ASI Ekslusif sedangkan
antibody yang dapat memberikan produksi ASI yang lancer merupakan
perlindungan bagi bayi sampai usia 6 variable antara. Populasi dalam penelitian
bulan. ini adalah semua ibu suku Timor yang ada
Budaya atau kebiasaan merupakan di wilayah Kelurahan Kolhua yang sedang
salah satu yang mempengaruhi status menyusui anaknya. Sampel penelitian
kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adalah ibu suku Timor di Kelurahan
adat-istiadat dalam masyarakat ada yang Kolhua yang sudah menyusui anaknya
menguntungkan, ada pula yang merugikan. lebih dari 6 bulan. Besar sampel diambil
Kelor merupakan salah satu jenis tanaman dengan menggunakan rumus uji hipotesis
obat. Kelor telah digunakan di Nusa analitiskorelatif dan diperoleh sampel
Tenggara Timur. Rebusan daun kelor sebanyak 50 orang ibu. Kriteria inklusi
sebagai bahan perangsang ASI telah pada penelitian ini adalah: bersedia
digunakan oleh ibu-ibu setelah melahirkan menjadi responden, berusia 21– 35 tahun,
di Nusa Tenggara Timur(Kristina dan usia anak yang sedang disusui lebih dari 6
Syahid, 2014). Hal ini disebabkan karena bulan. Tekhnik sampling yang digunakan
daun kelor merupakan tanaman yang dalam penelitian ini adalah purposive
mudah tumbuh di daerah ini dan telah sampling. Data yang diperoleh dilakukan
digunakan sejak turun-temurun. analisis univariat Selanjutnya data
Penggunaan daun kelor dapat dilakukan analisis dengan menggunakan
meningkatkan produksi ASI. Daun kelor uji Chi-square.

60
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018
susu formula sebagai pengganti ASI
(PASI). Alasan lainnya berhubungan
dengan masalah produksi ASI baik karena
Hasil produksinya kurang atau tidak ada/kering.
Analisis statistik dilakukan untuk Faktor ibu yang harus bekerja menjadi
mencari hubungan antara konsumsi daun dominan penyebab kegagalan pencapaian
kelor dengan pemberian ASI eksklusif ASI ekslusif dalam penelitian ini. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan uji chi- bisa terjadi karena responden berasal dari
square jika tidak memenuhi syarat daerah perkotaan (Kota Kupang) dimana
digunakan uji Fisher. Hasil uji statistik 42% responden bekerja sebagai PNS dan
didapatkan tingkat pendidikan responden wiraswasta. Hal ini juga didukung data
berhubungan signifikan dengan 42% responden berpendidikan tinggi
pengetahuan tentang daun kelor dapat (diploma/sarjana) yang bisa menjadi
meningkatkan produksi ASI (p = 0,000). dorongan bagi mereka untuk mencari
Terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan formal.Angraresti (2016)dalam
frekuensi konsumsi daun kelor dengan penelitiannya juga melaporkan 52% ibu
pemberian ASI eksklusif (p = 0,002). bekerja sebagai variabel kegagalan
Pemberian ASI ekslusif berhubungan pencapaian ASI ekslusif di wilayah kerja
secara signifikan dengan kemudahan Puskesmas Ungaran Kabupaten Semarang
memperoleh daun kelor (p = 0,024). Jawa Tengah.
Hal yang perlu menjadi perhatian
Pembahasan yang cukup serius adalah data 16,7% ibu
Dari 50 ibu suku Timor yang yang beralasan tidak memberikan ASI
menjadi responden penelitian terdapat 64% karena sejak lahir tidak ada ASI sehingga
respondenberhasil memberikan ASI bayinya langsung diberikan susu formula.
ekslusif dan 36% gagal memberikan ASI Sesuai kebijakan Pemerintah Daerah
ekslusif kepada bayinya. Data hasil Provinsi NTT yang mengeluarkan program
penelitian ini cukup tinggi jika revolusi KIA dimana ibu harus melahirkan
dibandingkan data pencapaian ASI ekslusif di pusat pelayanan kesehatan, baik di
Kota Kupang yang disampaikan Kabid polindes, puskesmas, klinik bersalin atau
Kesehatan Keluarga Dinkes Kota Kupang rumah sakit dan ditolong oleh tenaga
yakni sebesar 44% (Timor Express, 2017). kesehatan profesional seperti bidan atau
Jika dibandingkan dengan pencapaian di dokter, maka ASI ekslusif seharusnya
daerah lain hasil ini masih cukup baik segera diterapkan pada bayi yang baru
walaupun secara nasional masih dibawah lahir kecuali ada kendala yang
target yang ditetapkan. Menurut menyebabkan ibu tidak dapat menyusui
Kepmenkes RI No.450/Menkes/IV/2004 bayinya. Seyogyanya jika kendala sudah
tentang pemberian ASI secara eksklusif teratasi ibu seharusnya segera memberikan
target sasaran yang hendak dicapai pada ASI kepada bayinya sesegera mungkin
tahun 2015 adalah 75%. Di daerah lain, sampai usia yang dianjurkan. Pemberian
Angraresti (2016), mendapatkan 72% ibu susu formula pada bayi baru lahir
di wilayah kerja Puskesmas Ungaran seharusnya hanya merupakan tindakan
Kabupaten Semarang Jawa Tengah gagal sementara atau darurat sambil
memberikan ASI ekslusif pada bayinya. mengupayakan ibu bisa memberikan ASI-
Terdapat beberapa alasan sehingga nya kepada bayi dan bukan tindakan yang
responden gagal memberikan ASI ekslusif. permanen sampai bayi menjadi besar.
Alasan utama adalah karena kesibukan ibu Untuk menjaga agar ASI tetap
yang harus bekerja sehingga tidak dapat lancar dan cukup untuk bayi, responden
memberikan ASI secara terus menerus ibu-ibu suku Timor di Kelurahan Kolhua
selama kerja sehingga perlu memberikan Kecamatan Maulafa Kota Kupang

61
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018
melakukan berbagai upaya. Sebagian besar sering dipromosikan tentang pemanfaatan
ibumenjaganya dengan cara daun kelor sebagai makanan dengan nilai
mengkonsumsi makanan yang bergizi gizi yang tinggi. Pada penelitian ini
termasuk konsumsi kacang-kacangan dan terbukti tingkat pendidikan responden
daun-daunan seperti daun katuk dan daun berhubungan signifikan dengan
kelor yang diyakini berkhasiat pengetahuan tentang daun kelor dapat
meningkatkan atau melancarkan produksi meningkatkan produksi ASI (p = 0,000).
ASI. Merawat payudara dan lebih sering Pada penelitian ini dengan uji
menyusui bayi telah diketahui responden statistik terbukti terdapat hubungan yang
dapat meningkatkan produksi ASI, signifikan antara frekuensi konsumsi daun
sebagian lainnya minum jamu atau tablet kelor dengan pemberian ASI eksklusif (p =
penambah ASI. Jika dianalisa jawaban 0,002). Konsumsi daun kelor dapat
yang diberikan ibu-ibu responden terlihat meningkatkan pemberian ASI ekslusif.
pengetahuan atau pengalaman mereka Hal ini dapat dimengerti karena daun kelor
cukup baik dan aman untuk dapat telah terbukti mengandung cukup protein,
meningkatkan ASI. Upaya mereka dengan mineral dan zat-zat fitofarmaka lainnya
cara tradisional seperti mengkonsumsi yang diperlukan untuk produksi ASI.
kacang-kacangan dan daun-daun hijau Produksi ASI yang cukup akan mendorong
seperti daun kelor dan katuk secara ilmiah ibu untuk terus menyusui bayinya sampai
telah terbukti karena kacang-kacangan dan 6 bulan tanpa harus memberikan PASI,
daun hijau seperti kelor dan katuk artinya bayi akan mendapat ASI ekslusif.
mengandung cukup protein dan zat-zat Hasil penelitian ini sebenarnya dapat
nutrisi yang penting untuk produksi ASI. menjadi solusi terhadap data bahwa
Daun kelor mengandung fitosterol yang terdapat 36% ibu suku Timor gagal
dapat meningkatkan produksi ASI bagi memberikan ASI ekslusif pada bayinya
wanita menyusui dan mengatasi anemia dengan alasan karena kurang atau tidak
pada anak dan ibu hamil atau ibu keluarnya ASI dari ibu menyusui. Jika
menyusui (Kristina & Syahid, 2014). dilakukan penyuluhan yang cukup baik
Kandungan dalam 100 gram daun Kelor terhadap ibu hamil maupun ibu yang baru
(Moringa Oleiferalam) kering melahirkan tentang manfaat daun kelor
mengandung Vitamin A (10 kali lebih yang dapat meningkatkan produksi ASI,
banyak daripada wortel), Vitamin C (12 maka produksi ASI akan dapat dijaga dan
kali lebih banyak daripada jeruk), Kalsium ditingkatkan sehingga pemberian ASI
(17 kali lebih banyak daripada pisang), Zat ekslusif dapat meningkat di masyarakat
Besi (25 kali lebih banyak daripada khususnya di kalangan ibu-ibu suku Timor
Bayam) dan Protein (9 kali lebih banyak di Kupang.
daripada Youghurt) (Wulandari, 2018). Pemanfaatan daun kelor untuk
Jelas terlihat nilai gizi dari daun kelor meningkatkan pemberian ASI ekslusif
sangat tinggi dan dapat menjadi alternatif dapat menjadi salah satu alternatif yang
terapi nutrisi pada ibu hamil atau menyusui murah, mudah dan membumi (kearifan
dengan status nutrisi kurang. lokal) karena daun kelor tumbuh dengan
Daun kelor telah diketahui oleh subur alamiah di hampir setiap rumah di
90% responden dapat meningkatkan Tanah Timor. Pada saat musim kemarau
produksi ASI. Pengetahuan ini sebagian yang cukup panjang di daratan Timor,
besar diketahui secara turun-temurun dari pohon kelor merupakan salah satu tanaman
orang tua Suku Timor, sebagian lagi yang tetap tumbuh hijau dan mudah
karena pendidikan yang baik dari didapatkan dimana-mana. Di pasar
responden sehingga dapat mengakses tradisional, daun kelor dijual dengan harga
berbagai informasi termasuk tentang daun yang sangat murah dan dapat dijangkau
kelor dimana akhir-akhir ini di Kupang oleh semua lapisan masyarakat. Data

62
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018
penelitian terlihat sebagian besar (81,3%) ekslusif, karena penelitian ini juga
responden menyatakan tidak perlu membuktikan terdapat hubungan yang
membeli kelor untuk konsumsi sehari-hari. signifikan antara pemberian ASI ekslusif
Jadi jelas, daun kelor sangat mudah dengan kemudahan memperoleh daun
diperoleh responden, namun data kelor (p = 0,024).
konsumsi daun kelor di lingkungan ibu-ibu
menyusui suku Timor terlihat belum Kesimpulan
maksimal. Masih terdapat 28,1% ibu yang Berdasarkan hasil dan analisis
jarang mengkonsumsi daun kelor, hanya penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk
6,3% ibu yang mengkonsumsi setiap hari, menjaga agar ASI tetaplancar dan cukup
selebihnya 46,9% mengkonsumsi 1-3 hari untuk bayi, responden ibu-ibu Suku Timor
dalam seminggu dan 18,8% responden di Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa
yang mengkonsumsi 4-6 hari dalam Kupang mempunyai kebiasaan
seminggu. mengkonsumsi makanan berupa kacang-
Walaupun animo ibu-ibu suku kacangan dan daun-daunan seperti daun
Timor di Kupang untuk mengonsumsi katuk dan daun kelor yang diyakini
daun kelor cukup tinggi, kendala utama berkhasiat meningkatkan atau melancarkan
untuk meningkatkan konsumsi daun kelor produksi ASI, disamping merawat
sehingga dapat meningkatkan produksi payudara dan lebih sering menyusui bayi.
ASI adalah terbatasnya variasi pengolahan Manfaat daun kelor telah diketahui oleh
atau penyajian daun kelor. Daun kelor 90% responden ibu-ibu Suku Timor di
selama ini hanya dimanfaatkan oleh ibu- Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa
ibu suku Timor sebagai sayur, padahal saat Kupang dapat meningkatkan produksi
ini daun kelor sudah diolah menjadi ASI. Seluruh responden (100%)
berbagai bentuk panganan seperti berbagai mempunyai kebiasaan mengonsumsi kelor
macam kue, kerupuk, es krim, bahkan sebagai sayur dengan frekuensi yang
dibuat serbuk menjadi minuman layaknya berbeda-beda sehingga terdapat hubungan
teh.Juga dengan berkembangnya industri antara frekuensi konsumsi daun kelor
farmasi telah dibuat ekstrak daun kelor dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu-
dalam bentuk tablet atau kapsul,rajangan ibu Suku Timor di Kelurahan Kolhua
atau serbuk dengan perizinan di Badan Kecamatan Maulafa Kupang.
POM karena daun kelor telah disepakati
masuk ke dalam obat tradisional karena
efek farmakologinya (Wulandari, 2018).
Adanya variasi penyajian daun kelor akan
dapat meningkatkan konsumsi dan
pemanfaatan daun kelor sebagai salah satu
alternatif meningkatkan ASI ekslusif
disamping efek positip lainnya untuk
meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Disamping itu perlu juga
digalakan budidaya pohon kelor sebagai
salah satu tanaman obat keluarga (toga).
Dengan tersedianya daun kelor di tiap
rumah tangga akan mendorong
pemanfaatan daun kelor lebih banyak lagi
sehingga dapat membantu meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan anak khususnya
pada ibu menyusui dapat membantu
meningkatkan keberhasilan pemberian ASI

63

You might also like