243-Article Text-495-1-10-20170322 PDF

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 6
PEMETAAN BAHAYA BANJIR KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINS! KALIMANTAN SELATAN. Farida Angriani", Rosalina Kumalawati? "Program Studi Pendidikan Geograf, Jurusan Pendidikan IPS FKP, UNLAM ‘email rosalinauniam@gmail.com ABSTRAK Peneliian ini bertyjuan untuk melakukan pemetaan daerah bahaya banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan. Disain penelitian ‘menggunakan pendekatan survei pada masyarakat di daerah bahaya bencana banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan Populasi penelitian adalah masyarakat di daerah bencana barjiz. Pemiinan sampel diakukan dengan metode stratfied random sampling. Penelitian ini menggunakan tingkat Kerawanan sebagai sampling frame, kemudian sampling frame tersebut dibagi ke dalam empat strata yakni fingkat bahaya tinggi, sedang, rendah dan tidak bahaya. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat bahaya banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagian besar daerahnya masuk tidak bahaya (957.36 Km2). Bahaya rendah (243,82 Km), bahaya sedang (455,01 Km2), dan bahaya tinggi (114,91 Km). Daerah yang tidak bahaya dan bahaya rendah dapat dijadkan sebagai tempat pengungsian apabia tesjadi bencana banjir di daerah penelitian. Kata Kunci : Pemetaan, Bahaya banjir. PENDAHULUAN Bencana alam = dapat diklasfikasikean menjadi dua, yaitu bencana altual dan bencana potensial.Bencana _aktual adalah bencana yang terjadi seoara tiba-tiba, cepat, mencakup daerah yang sempit dan jumiah korban jiwa relat tinggi Bencana alual terdiri atas: germpa bumi, tsunami, letusan gunung api, banjr, longsor dan benoana lainnya Benj teradi Karena adanya genangan air yang berlebinan saat musim penghyjan dan meluapnya air sungai (Indrianawati dkk, 2013). Banjr termasuk bencana alam. Sedangkan bencana potensial adaleh bencana yang terjadiakibat-—eksploitasi sumberdaya alam tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga memicu terjadinya bencana alam pada masa yang akan datang, rrisalnya —degradasi_—_lingkungan, Kelangkaan —sumberdaya alam, perubiahan ikim dan bencana lainnya (Hermon, 2015) Banjir akan serrakin parah ketika banjir mengenai permukiman penduduk seperti yang terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Selatan dengan permasalahan yang korrpleks. Hal ini tentu saja akan berpengaruh tethadap pembangunan di Kabupaten tersebut Kabupaten Hulu Sungai Tengah rmemiliki 11 kecamatan dan_memliki luas 1.442 Km®. Kabupaten ini cukup rmemilki permasalahan yang kompleks terutama pada Kecamatan Barabai yang memilikijumiah penduduk yang PEMETAAN BAHAYA BANUIR DI KABUPATEN HULU SUNGATTENGAH a PROVINSI KALIMANTAN SELATAN; Farida Angrani dan Rosana Kumalawati beset dan daerahnya rutin terkena banjir_setiap masuk hyjan. Padahal kecamatan ini memiiki luas yang sempit Hal _ tersebut —menjadikan kecamatan ini menjadi kecaratan dengan kepadatan penduduk tetinggi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Banjir_merupakan masalah bagi masyarakat Karena menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda, seperti kerusakan bangunan dan tempat tinggal, kerusaken sarana prasarana infrastruqur, dan lain-lain (Rosyidie, 2013). Kejadian banjr masin suit dideteksi kemunculannya dan suit dihindari atau dicegah kejadiannya (Kumalawati, 2015) \Melihat hal tersebut perlu adanya sistem penanggulangan banjir yang lebin baik untuk mengurangi darrpak banjir. Sistem yang baik akan rmelibatkan berbagai korrponen sistem seperti Sistem Informasi Geografis (IG) berbasis spasial. Aplitasi SIG Untuk menanggulangi bencana banjr adalah Pemetzan Daerah Bahaya Bencana Banji. Berdasarkan latar belakang di atas diketahui bahwa penduduk yang tinggal di daerah banjir_mempunyai tingkat ahaya tinggi. Salah satu upaya yang dapat ditakukan untuk mengurangi bahay penduduk tethadap bencana banjir_dimasa depan periu dilekukan peneltian dengan judul “Pemetaan Daerah Behaya Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan’. Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai potensi-mengancam kehidupan manusia, kerugian arta benda dan kerusakan lingkungan (Prin Harjadi, 2007).Tingkat bahaya benji di Kabupaten Hulu. Sungai Tengah sebagian besar daerehnya masuk tidak bahaya (957.36 Km). Behaya rendah (243,82 Km), bahaya sedang (455,01 Kir?), dan bahaya tinggi (11491 Km?) (inat Tahel 5, Tabel 6 dan Gambar 1) Daerah yang tidak bahaya dan bahaya rendah dapat diadikan sebagai tempat pengungsian apabila terjadi bencana banj di daerah penelitian, METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini, secara umum dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap survei lapangan, serta tahap pengolahan dan analiss. Analisis Identfikasi Karalteristik Ancaman Behaya Bencana Banjr di Kabupaten Hulu Sungai Tengah menggunaken beberapa aspek penyebab banjir Proses perrbuatan peta bahaya banjit diperlukan bobot untuk setiap aspek tersebut, dimana setiap_aspek mempunyai faltor kiteria. Penentuan bobot —setiap —variabel—_banjir rmenggunakan cara komposit dari setiap variabel banjt, cara komposit tersebut sering disibut dengan istlah CMA (Composite MappingAnalysis)(Anditha H, dkk, 2008), Peta Bahaya Banjr didapatkan dengan cara skoring dan overiay buffer sungai utara, kerriringan _leteng, ketinggian tempat dan penggunaan lahan. Hasil buffer sungai utara diagi berdasarkan jarak yaitt 0-300 m, 300 - 600 m, dan 600-300 m dan >800 m dari sungai utama berdasarkan Kasfikasi dari BNPB (2011) (Tabel 1), ‘SPATIAL Wahana Komunikai dan informasi Geografi Vol. 16 No. September 2076 2 Tabel 1.Skoring Peta Buffer Sung —_ Beak Sings SCS re 600300 m 2 300600 m 3 0-300 m 4 ‘Siber BNP, ZOTT dan Pail Pengukaran Lapangan, 2016 kemudian dikastikasi _berdasarkan Kasiikasi kemiringan lereng menutut Van Zuidam (1979) pada Tabel 2 Peta temiringan lereng dibuat menggunakan analisis_ Triangle Interpolation Network (TIN) yang Tabel 2.Skoring Peta Kemiringan Lereng Remiingan Lereng ‘kor SBT 5-5 % 2 15-25% 3 0-15% Garber Van Zaidan, TS dengan moda Peta selanjutnya adalah Peta Ketinggian Tempat dan Peta Penggunaan Lahan.Skor Peta Ketinggian Tempat dan Peta Penggunaan Lahan dapat diihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 Tabel 3.Skoring Peta Ketinggian Tempat Retngaian Tempe Sor ST 25-50 2 125-25 3 0-125 4 —Sunker: Azad Tak, Z0TE, dan maaan, 2076 Tabel 4.Skoring Peta Penggunaan Lahan Penggunaan Lakan ‘Seer a ‘Semak Belukar, Tanah Kosong 2 Sawah, Ladang, Perkebunan 3 Permukiman, Praran, Rava Gunter Arzal ae, 20S, dan mouthed, 2076 Kempat paramater — tersebut bahaya banjr. Proses metode weighted digunakan untuk menentukan daerah bahaya banjir disektar sungai utama Setelahsetiapvariabelmemlikiobot maka dilakukan metode weighted overlay! sistem tumpang susun variabel overlay menggunankan ArcGis 9.3 Setelah didapatkan peta potensi bahaya banjit has dari overlay —_setiap faltor, maka selanjutnya adalah rmelakukan validasi hasil overlay dengan PEMETAAN BAHAYA BANIIR DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH 2B PROVING! KALIMANTAN SELATAN; Farida Angranidan Rosalina Kumalavet kondisi sebenarnya divilayah peneltan menanyakan peta potensi bahaya banjir Validasidilakukan dengan melakukan dengan kondisi di wilayah peneltian wawancara kepada stakeholders dengan HASIL PENELITIAN Tabel 5.Tingkat Bahaya Banjir Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah LUAS (KN#} DAN PERSENTASE TINGKAT BAHAYA BANUIR. KECAMATAN = E. =f sz 28 2 8 #32 # “3 rs oe a BATANG ALAI SELATAN 76.16 11.82 15.52 3394 44.56 BATANG ALAI TIMUR. 778.80 13434 94.23 39.00 501 BATANG ALAl UTARA 65.30 - - 2607 39.92 BATU BENAWA. 54.45, 8.09 14.86 19.56 35.82 HANTAKAN 208.12 160.98 T1A3 4214 20.19 HARUYAN 10141 344d 33.96 3033 29.91 LABUAN AMAS SELATAN 97 83 - - 072 073 LABUAN AMAS UTARA 110.57 - : : : LIMPASU 6112 7.68 1257 5190 8431 PANDAWAN 116.05 - - : - 4771.09 957.36 243.82 “Suniber “Peta Tika Bahaya Banjr Kabupaten Hula Sungai Tengah, 2076 Tabel 6. Tingkat Bahaya Banjr Setiap Desa dan Kecamatan Wilayah Kabupaten Hulu ‘Sungai Tengah Luss LUAS [KM DAN PERSENTASE TINGKAT BAHAYA BANA. KECAMATAN KECAMATAN. —o¢- ———aa ———g —— TAK BARAT BARAT BARAT an sauava rear * spans * nga BARIBAL aT 0% 0M 3083 “TEM «8882455 BATANG ALAI SELATAN 1646 ‘182 15525884 a4 272557315 a BATANG ALAT TIMUR Tread = «TMS4 8428 5805154570 BATANG ALAI UTARA 6530 mor 3382 ©5075 4703881288 BATUBENAWA 5405 803 148501858 358218 353058 132 HANTAKAN mer = 0887113, 7185280 OTB HARUYAN ost seat 33885083881 OKT 85 BM [ABUAN AMAS SELATAN e783, 072 073 © $288 9473 ame 484 LABUAN AMAS UTARA 17087 11819 67535538 S247 UNPRSU ete 168257 = S18 AS15882 PPANDAWAN +1605, set 841825 1657 sms 95136 24382 5501 +1431 ‘SPATIAL Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vl. 16 No.2 September 2016 ce aBuPATEN HULU SUNG TENA "SROPNSIKALIUNTAN SELATAN Gambar 1 Peta Bahaya Bangi Kabupaten Hulu Sungai Tengah PROWNSIKASMUTAN SELATAG Fania Aogian on sala Kees KESIMPULAN 1. Tingkat bahaya bnjit di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagian besar daerahnya masuk tidak bahaya (957.36 Kn), 2. Bahaya rendah (243,82 Km), bahaya sedang (455,01 Km), dan bahaya tinggi (114,91 Kr), 3. Daerah yang tidak bahaya dan bahaya rendah dapat dijadikan sebagai tempat pengungsian apabila_ terjadi bencana banj di daerah penelitian. DAFTAR PUSTAKA Adi, Seno. 2013. Karalterstik Bencana Banjir Bandang di Indonesia. dural Sains dan Telnologi Indonesia Vol 15, No. 4, April 2013, Him.42-51 NPB. 2007. Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta BNPB BNPB2011. Rencana Aksi Rehabiltasi dan Rekonstnuksi Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah Tahun 2011-2013 Jakarta: BAPPENAS dan BNPB. Haryani, Nanik Suryo. 2012. Model Bahaya Banjir Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Kabupaten Sampanghttp:sjumal.lapan go id Di unduh tanggal 9 Oltober 2015. Hermon, Dedi. 2015. Geografi Bencana ‘Alam. PT. Rejagrafindo Persada. Jakarta. Hakim, Albertus , 2013. Penyusunan Basis Data untuk identifikasi Daerah Rawan Banjir dikaitkan dengan Infrastruktur Data Spasial Studi Kasus: Provinsi Jawa Barat. Jumal Itenas Rekayasa ©LPPM tenas | No.1 | Vol. XVII. ISSN: 1410-3125 Januari 2013 Kumalawati, Rosalina, 2015. Penginderaan Jauh: Pemetaan Daerah Rawan Bencana Lahar Gunungapi Merapi. Omak Yogyakarta. Kumalawati, Rosalina., Rial, Seftiawan Samsu, 2015 Evaluasi Pengembangan Wiayah Pemukiman i Daerah Risiko Banjr Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan Prosiding ___Konferensi Nasional ILInovasi_ Lingkungan Terbangun “Restorasi Permukiman Desa Kota"Yogyakarta : Fakuitas Teknik Sipil dan Perencanaan UIl Kumalawati, Rosalina., Rial, Seftiawan Samsu., 2015. Evaluasi Faltor Penyebab —Banjir_—_Berbasis Masyarakat di Daerah Risiko Banjr Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan Prosiding Seminar Nasional Kemandirian Daerah dalam Mitigasi Bencana Menuju Pembangunan Berkelanjutan Surakarta = Program Studi 2 PKLH FKIP Universitas Sehelas Maret dengan Ikatan Abii Kehencanaan Indonesia Kumalawati, Rosalina. 2015. Analisis Profil Kependudukan untuk Evaluasi Pengembangan Wiayah Pemukiman di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan Prosiding Seminar Nasional dan PIT IGI XVIII. UNJ: IGI Pusat, UNJdan BIG Rosyidie, Aief. 2013, Banj: Falta dan Dampaknya, Serta Pengaruh dari Petubahan Guna Lahan, Jurmal Petencanaan Wiayah dan Kota, Vol. 24 No. 3, Desember 2013, him. 241-249. Zuidam, R.A. Van.1979. ITC Textbook of photo - interpretation volume Vil use of serial detectionin geomorphology and geographica landscape analysis. Nederlands: ITC. ‘SPATIAL Wahana Komunikai dan informasi Geografi Vol. 16 No. September 2076 26

You might also like