8486 14942 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH REVITALISASI SUNGAI TERHADAP KINERJA SISTEM DRAINASE

KALI PEPE HILIR KOTA SURAKARTA

REZA EKA PUTRI DAMAYANTI


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

KUSWANTO NURHADI
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

ISTI ANDINI
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

Abstract.Flood in Surakarta mostly due to overflowing rivers that flow through the region of
Surakarta. The river is part of the urban drainage system. Department of Public Works (DPU)
as the local government agency is responsible for the drainage management in Surakarta.
One of form of implementation of the river management as part of drainage system is river
revitalization program of Pepe River downstream which performed by the DPU. Despite
Pepe River downstream revitalization program has been implemented in a variety of
activities, the event of flooding due to overflowing Pepe River downstream still occur. Where
as the flood is one of the performance indicators of urban drainage system. Thus, from that
background it can be defined in research formulation problems, that is how the influence of
the river revitalization performed by the DPU Surakarta against Pepe River downstream
performance as part of urban drainage system in Surakarta.
This research uses quantitative descriptive analysis supported by several analytical
techniques including descriptive narrative analysis to identify the characteristics of the
revitalization of Pepe River downstream and paired simple t-test analysis to identify the
changes of drainage system performance. Next, the relations from the results of both
analysis will be identified using explanatory descriptive analysis. Based on the analysis
results, it shows that the characteristics of the revitalization of Pepe River downstream is
categorized in moderate intensity, because it only includes physical and social activities.
Although there are improved changes in the drainage system performance. On the river
section I, there are less significant changes with the number of the biggest changes ison the
indicator of gabions, that is 11. On the river section II, the drainage system performance
changes are significant with the number of the biggest changes is on the indicator of
sedimentation, that is 38. In river section III, there are less significant changes with the
number of the biggest change is on the indicator of garbage accumulation, with a score of
21.Therefore, it can be argued that the river revitalization program performed by the DPU
Surakarta affects the Pepe River downstream performance as the primary drainage channel
in the drainage system in Surakarta. The influence can be seen from the reversion of river
functions as a drainage channel which is marked by changes in Pepe River downstream
drainage system performance from before the river revitalization performed and after the
revitalization performed, which is improved.

Keywords: river revitalization, catchment area, drainage system performence

PENDAHULUAN
Banjir atau genangan di suatu terjadi di berbagai kota di Indonesia.
kawasan permukiman masih banyak Banjir atau genangan di suatu kawasan
Region, Volume 6, No. 2, Juli 2015

terjadi apabila sistem drainase yang irigasi, dan fungsi ekologi agar
berfungsi untuk menampung genangan berfungsi sebagaimana mestinya.
itu tidak mampu menampung debit yang Revitalisasi sungai merupakan suatu
mengalir. Pada kawasan perkotaan, konsep untuk mengoreksi dari konsep
drainase perkotaan itu sendiri berfungsi pembangunan sungai sebelumnya
untuk mengeringkan bagian-bagian (Maryono, 2007)
wilayahadministrasi kota dan daerah Kali Pepe Hilir masuk menjadi
urban darigenangan air, baik dari hujan prioritas pengelolaan sungai oleh
lokal maupun luapan sungai yang Pemerintah Kota Surakarta berdasarkan
melintas di dalam kota (SK Menteri pedoman penataan Kali Anyar dan Kali
Pekerjaan Umum 233 tahun 1987). Pepe yang dirumuskan oleh BBWS
Banjir di kota Surakarta sebagian besar Bengawan Solo.Selain itu, pada Kali Pepe
terjadi karena luapan sungai yang Hilir telah banyak dilakukan kegiatan-
mengaliri wilayah Surakarta. Banjir kegiatan sebagai bentuk dari
akibat luapan Bengawan Solo terjadi di implementasi revitalisasi sungai yang
Kota Surakarta dikarenakan letak Kota dilakukan oleh DPU seperti pengerukan
Surakarta yang merupakan bagian sedimen dan sampah, pembuatan dan
wilayah hulu Bengawan Solo dan penambahan talud/ dinding saluran
memiliki elevasi muka tanah yang relatif serta kegiatan bersih-bersih sungai.
rendah (Kepmen PU No 266 Tahun 2010 Namun, sungai ini masih sering meluap
tentang Pola Pengelolaan Sumber Daya dan mengakibatkan genangan di wilayah
Air Wilayah Sungai Bengawan Solo). di sekitar kali Pepe Hilir. Disisi lain,
Sehingga ketika debit Bengawan Solo sungai yang memiliki fungsi sebagai
naik maka wilayah Surakarta akan terjadi saluran drainase dikatakan baik jika
genangan bahkan banjir. Pada kasus kinerja sistem drainase tersebut juga
banjir yang terjadi pada anak sungai baik. Kinerja sistem jaringan drainase
Bengawan Solo, pada umumnya karena adalah bagaimana hasil sistem drainase
penurunan fungsi sungai sebagai saluran yang sudah dibangun dapat mengatasi
drainase primer kota yang dilihat dari permasalahan genangan(Suryanti,
buruknya kondisi badan sungai dan Norken dan Sila, 2013).
sempadan sungai sehingga
meningkatkan potensi terjadi banjir METODE PENELITIAN
akibat luapan sungai tersebut Maryono Ruang lingkup wilayah penelitian
(2003) dalam Atmaka (2004). yaitu kelurahan-kelurahan yang dilewati
Pengelolaan sistem drainase oleh Kali Pepe Hilir. Dan pendalaman
termasuk di dalamnya sungai menjadi data untuk program revitalisasi hanya
bagian dari pengendali banjir (flood berdasarkan bentuk kegiatan, lokasi dan
control) yang mempengaruhi persebaran waktu, sedangkan kinerja drainase
titik genangan dan banjir yang ada di hanya berdasarkan ada tidaknya
Kota Surakarta.. Pengelolaan sistem indikator tersebut di wilayah penelitian.
drainase yang ada di Kota Surakarta Untuk data terkait dengan program
merupakan tugas dari Dinas Pekerjaan revitalisasi dilihat secara time series
Umum yang memiliki fungsi di antaranya yaitu program pengelolaan sungai oleh
adalah pembangunan, operasi dan DPU mulai tahun 2008 sampai dengan
pemeliharaan drainase. Revitalisasi 2013. Karena pada tahun 2007 DPU
sungai merupakan proyek pemerintah belum fokus terhadap pengelolaan
dalam pengelolaan sungai sebagai sungai yang ada di Kota Surakarta. Data
bagian dari sistem drainase yang terkait kinerja drainase dilihat pada
diharapkan dapat mengurangi kejadian tahun sebelum dan sesudah
banjir yang terjadi di Kota Surakarta dilakukannya revitalisasi sungai, yaitu
yang dilakukan oleh DPU. Revitalisasi pada tahun 2007 dan 2014. Sehingga
sungai sendiri merupakan suatu usaha kinerja drainase dapat dinilai
untuk mengembalikan fungsi-fungsi perubahannya dan diketahui apakah
sungai yang meliputi fungsi sebagai perubahan tersebut dipengaruhi oleh
saluran eko - drainase, fungsi saluran
52
Reza Eka dkk, Pengaruh Revitalisasi...

revitalisasi sungai yang telah dilakukan terhadap kinerja drainase dengan


selama ini oleh DPU. mengidentifikasi hubungan yang terjadi
Penelitian ini merupakan penelitian antara intensitas revitalisasi yang telah
deskriptif dengan menggunakan dilakukan oleh DPU terhadap perubahan
pendekatan deduktif, yaitu penelitian pada masing-masing indikator kinerja
yang dilakukan dengan berdasarkan sistem drainase yang dilihat pada tiap
pada teori, kasus dan studi literatur bagian sungai, dilakukan dengan teknik
untuk menguji pertanyaan penelitian analisis deskriptif ekplanasi.
yang diturunkan dari teori. Teori terlebih
dahulu dijelaskan secara eksplisit untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian dapat dilanjutkan untuk Pembagian Wilayah Sungai
menguji pertanyaan penelitian. Pembagian wilayah sungai
Teknik analisis yang digunakan merupakan bagian dari pengelolaan
dalam penelitian in secara garis besar sungai dengan cara mengelompokkan
menggunakan analisis secara deskriptif sungai berdasarkan persamaan
kuantitatif dan analisis perbandingan karakteristik yang dimiliki sungai
yaitu Paired Sample T-Test. Penelitian ini tersebut pada wilayah tertentu.
merupakan penelitian studi kasus Berdasarkan analisis overlay dengan
dengan metode studi dokumentasi untuk kriteria karakter fisik yang mencakup
mebcari data revitalisasi sungai dan lebar dan kedalaman sungai, akses yaitu
observasi langsung ke lapangan serta jalan inspeksi yang berada di tepi sungai,
kuisioner untuk mencari data terkait bangunan yaitu kepadatan hunian yang
kinerja sistem drainase pada Kali Pepe ada di tepi sungai, zona banjir dan
Hilir. Analisis yang digunakan terdiri dengan mempertimbangkan batas
dari empat tahapan yaitu: (1) Analisis administrasi maka di dapatkan 3 bagian
Pembagian Wilayah Sungai, Analisis ini sungai. Bagian sungai I terdiri dari
hanya sebagai dasar dari analisisnya Kelurahan Gilingan, Manahan,
berikutnya. Analisis ini akan Mangkubumen dan Punggawan. Bagian
menghasilkan bagian wilayah sungai Sungai II terdiri dari Kelurahan Kestalan,
pada Kali Pepe Hilir, dimana setiap Ketelan, Setabelan, Keprabon, Kampung
bagian sungai memiliki karakteristik Baru, Kepatihan Kulon dan Kepatihan
yang berbeda, dilakukan dengan teknik Wetan. Bagian Sungai III terdiri dari
analisis overlay; (2) Analisis Karakteristik Kelurahan Sudiroprajan, Gandekan,
Revitalisasi Kali Pepe Hilir, Analisis ini Sewu, Kedunglumbu dan Sangkrah.
dilakukan untuk mengidentifikasi
karakteristik revitalisasi sungai yang Karaktristik Revitalisasi Kali Pepe
didapat dari data sekunder tentang Hilir
lokasi, waktu dan bentuk kegiatan, yang Revitalisasi sungai yang dilakukan di
telah dilakukan oleh DPU Kota Surakarta Kali Pepe Hilir merupakan usaha atau
di Kali Pepe Hilir dilakukan dengan upaya Dinas Pekerjaan Umum khususnya
teknik analisis deskriptif narasi; (3) bidang drainase dan cipta karya dalam
Analisis Perubahan Kinerja Sistem mengelola Kali Pepe Hilir untuk
Drainase Kali Pepe Hilir, Analisis ini mengembalikan fungsi dan kondisi Kali
dilakukan untuk mengetahui ada Pepe Hilir sebagai saluran drainase
tidaknya perubahan dan besarnya primer dalam sistem drainase Kota
perubahan pada tiap indikator kinerja Surakarta. Upaya tersebut dilakukan
sistem drainase pada Kali Pepe Hilir dengan mmuat 2 aspek yaitu fisik
antara sebelum dan sesudah dansosial yang menjadi lingkup tugas
dilakukannya revitalisasi sungai, dari DPU itu sendiri. Intervensi fisik
dilakukan dengan teknik analisis paired merupakan kegiatan oleh DPU terkait
sample t-test dan skoring; (4) Analisis dengan pembangunan dan perawatan
Pengaruh Revitalisasi Sungai Terhadap fisik yang dilakukan di badan sungai dan
Kinerja Sistem Drainase Kali Pepe Hilir, bantaran sungai sedangkan intervensi
Analisis ini digunakan untuk melihat sosial yaitu kegiatan oleh DPU terkait
bagaimana pengaruh revitalisasi dengan pendekatan terhadap
53
Region, Volume 6, No. 2, Juli 2015

masyarakat yang tinggal di sekitar Kali dilakukan kegiatan revitalisasi baik


Pepe Hilir yang dapat mempengaruhi kegiatan intervensi fisik maupun sosial.
kondisi sungai maupun bantaran sungai Selain itu, juga hanya terdapat dua
tersebut. elemen revitalisasi saja, yakni fisik dan
Tabel 1. Intensitas KegiatanRevitalisasi sosial, yang menjadi dasar dari kegiatan
Kali Pepe Hilir revitalisasi sungai yang dilakukan oleh
Bagian Waktu Elemen
Lokasi DPU tersebut.
Wilaya Revitalisa Keteranga
h
Pelaks Kegiata
si yang n
Sungai anaan Terkait
n Perubahan Kinerja Sistem Drainase
Sebagia Kali Pepe Hilir
2008 Fisik
n Hasil dari analisis paired sample t-
2010 Sosial
Seluruh
Revitalisas test, pada bagian sungai I terjadi
bagian perubahan pada seluruh indikator teknis
i Sungai
Sebagia
I Fisik
n
dengan kinerja sistem drainase, namun pada
2012 intensitas indikator kebiasaan masyarakat
Seluruh
Sosial sedang
bagian membuang sampah ke sungai pada
2013 Fisik
Satu aspek non teknis tidak mengalami
titik perubahan. Dan berdasarkan analisis
Satu
Fisik
titik
skoring, angka perubahan terbesar
2010 (dibandingkan dengan bagian sungai
Seluruh
Sosial Revitalisas yang lain) terdapat pada indikator
bagian
i Sungai
II 2012 Sosial
Seluruh
dengan kondisi talud yaitu sebesar 11 poin.
bagian Karena tidak semua indikator kinerja
intensitas
Seluruh
Fisik sedang drainase mengalami perubahan, maka
bagian
2013
Seluruh pada bagian sungai I perubahan kinerja
Sosial sistem drainase yang terjadi adalah
bagian
2010 Sosial
Seluruh
Revitalisa
kurang signifikan.
bagian Pada bagian sungai II, seluruh
si Sungai
Seluruh
III 2012 Sosial dengan indikator baik pada aspek teknis
bagian
Sebagi
intensitas maupun non teknis terjadi perubahan
2013 Fisik sedang karena dilakukannya revitalisasi sungai.
an
Sumber: Analisis, 2015 Dan berdasarkan analisis skoring, angka
Kegiatan intervensi fisik sebagai perubahan terbesar terdapat pada
implementasi dari program revitalisasi indikator tingkat sedimentasi yaitu
Kali Pepe Hilir lebih banyak dilakukan sebesar 38 poin, indikator kebiasaan
dibandingkan intervensi sosial. Hal masyarakat membuang sampah ke
tersebut dikarenakan kegiatan intervensi sungai sebesar 18 poin dan indikator
fisik lebih berdampak langsung rutinitas masyarakat membuang sampah
terhadap kinerja Kali Pepe Hilir sebagai ke sungai sebesar 6 poin. Karena semua
saluran primer dalam siStem drainase indikator kinerja drainase mengalami
Kota Surakarta (DPU, 2015). Kegiatan perubahan, maka pada bagian sungai II
intervensi sosial sudah dilakukan namun perubahan kinerja sistem drainase yang
intensitasnya tidak sebesar intervensi terjadi adalah perubahan yang signifikan.
fisik karena pendekatan terhadap Sedangkan pada bagian sungai III
masyarakat secara informal perubahan yang terjadi sama dengan
membutuhkan proses yang cukup lama bagian sungai I. Yaitu terjadi perubahan
untuk dapat mengubah pandangan dan pada seluruh indikator teknis kinerja
kebiasaan masyarakat dalam menjaga sistem drainase, namun pada indikator
keberlangsungan sungai. Revitalisasi kebiasaan masyarakat membuang
Kali Pepe Hilir yang dilakukan oleh DPU sampah ke sungai pada aspek non teknis
Kota Surakarta selama tahun 2008-2013 tidak mengalami perubahan. Dan
dapat dikategorikan dalam revitalisasi berdasarkan analisis skoring, angka
sungai dengan intensitas sedang. Hal ini perubahan terbesar terdapat pada
dikarenakan pada ketiga bagian sungai indikator penumpukan sampah yaitu
Kali Pepe Hilir tidak secara rutin sebesar 21 poin. Sama dengan bagian
54
Reza Eka dkk, Pengaruh Revitalisasi...

sungai I, dimana tidak semua indikator mempengaruhi aspek teknis pada


kinerja drainase mengalami perubahan, kinerja sistem drainase Kali Pepe Hilir.
maka perubahan kinerja sistem drainase Di bagian sungai II, dimana
pada bagian sungai III dapat dikatakan revitalisasi sungai yang dilakukan
sebagai perubahan yang kurang dengan intensitas sedang dan perubahan
signifikan. kinerja drainase yang signifikan, dapat
Pengaruh Revitalisasi Sungai diidentifikasi bahwa revitalisasi sungai
Terhadap Kinerja Sistem Drainase yang telah dilakukan di bagian sungai II
Kali Pepe Hilir berpengaruh terhadap kinerja sistem
Di bagian sungai I dimana drainase Kali Pepe Hilir bagian II dan
revitalisasi sungai yang dilakukan adalah berdampak pada seluruh bagian wilayah
revitalisasi dengan intensitas sedang dan sungai. Berdampak pada selurah bagian
perubahan kinerja drainase yang terjadi wilayah sungai disini maksudnya adalah
kurang signifikan, dapat diidentifikasi revitalisasi akan memberi dampak
bahwa revitalisasi sungai yang telah perubahan kinerja sistem drainase pada
dilakukan di bagian sungai I seluruh wilayah tepi sungai yang
berpengaruh kuat terhadap kinerja menjadi wilayah penelitian pada bagian
sistem drainase Kali Pepe Hilir bagian I sungai II.
dan berdampak perubahan pada Pada bagian sungai II, revitalisasi
sebagian wilayah sungai. Berpengaruh sungai berpengaruh dan berdampak
kuat karena keterangan dari revitalisasi pada seluruh wilayah di bagian sungai II
maupun perubahan kinerja berada pada dapat dilihat pada kesesuaian antara
posisi sedang, yaitu tidak tinggi maupun bentuk kegiatan revitalisasi yang
tidak rendah. Berdampak perubahan dilakukan dengan angka perubahan
pada sebagian wilayah sungai di sini kinerja sistem drainase terbesar
maksudnya adalah revitalisasi akan (dibandingkan bagian sungai I dan
memberi dampak perubahan kinerja bagian sungai III). Angka perubahan
sistem drainase pada sebagian wilayah kinerja sistem drainase terbesar di
tepi sungai pada bagian sungai I. bagian sungai II adalah angka
Revitalisasi sungai berpengaruh kuat perubahan pada indikator tingkat
dan berdampak pada sebagian wilayah sedimentasi (sebesar 38 poin),
di bagian sungai I dapat dilihat pada kebiasaan masyarakat membuang
kesesuaian antara bentuk kegiatan sampah ke sungai (sebesar 18 poin), dan
revitalisasi yang dilakukan dengan rutinitas masyarakat membersihkan
angka perubahan kinerja sistem sungai (sebesar 6 poin). Dan kegiatan
drainase terbesar (dibandingkan bagian revitalisasi sungai yang
sungai II dan bagian sungai III). Angka diimplementasikan di bagian sungai II
perubahan kinerja sistem drainase yang sesuai dengan perubahan angka
terbesar di bagian sungai I adalah angka kinerja terbesar, diantaranya adalah
perubahan pada indikator kondisi talud sosialisasi larangan membuang sampah
sebesar 11 poin. Dan kegiatan ke sungai pada tahun 2010 di sepanjang
revitalisasi sungai yang Kali Pepe Hilir di bagian sungai II,
diimplementasikan di bagian sungai I pengerukan yang dilakukan di
yang sesuai dengan perubahan angka Kelurahan Setabelan, Keprabon,
kinerja terbesar adalah penambahan Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan dan
talud yang dilakukan di Kelurahan Kampungbaru pada tahun 2013 serta
Gilingan dan Mangkubumen. kegiatan sosialisasi terkait dengan
Berdampak pada sebagian wilayah pemeliharaan Kali Pepe Hilir sesuai
sungai bisa dilihat dari perubahan dengan PP no 38 tahun 2011 di lima
kondisi talud yang hanya terjadi di kelurahan yang sama Sehingga dapat
Kelurahan Gilingan dan Mangkubumen disimpulkan bahwa pada bagian sungai
saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa II intervensi fisik program revitalisasi
pada bagian sungai I intervensi fisik sungai mempengaruhi aspek teknis pada
program revitalisasi sungai kinerja sistem drainase Kali Pepe Hilir,
dan intervensi sosial mempengaruhi
55
Region, Volume 6, No. 2, Juli 2015

aspek non-teknis pada kinerja sistem satu wilayah. Dengan menggunakan cara
drainase. yang sama seperti saat melakukan
Di bagian sungai III dimana analisis pengaruh revitalisasi sungai
revitalisasi sungai yang dilakukan terhadap kinerja drainase pada tiap
dengan intensitas sedang dan perubahan bagian sungai, penilaian ini juga
kinerja drainase yang kurang signifikan, dilakukan pada masing-masing indikator
dapat di identifikasi bahwa revitalisasi baik pada aspek teknis maupun non
sungai yang telah dilakukan di bagian teknis kinerja sistem drainase pada
sungai III berpengaruh kuat terhadap seluruh bagian sungai yang digabung
kinerja sistem drainase Kali Pepe Hilir menjadi satu.
bagian I dan berdampak perubahan Tabel 2.Perubahan Indikator Kinerja
pada sebagian wilayah sungai. Sistem Drainase pada wilayah Penelitian
Berpengaruh kuat karena keterangan Indikator
Kinerja Hasil Analisis Keterangan
dari revitalisasi maupun perubahan Drainase
kinerja berada pada posisi sedang, yaitu Revitalisasi
tidak tinggi maupun tidak rendah. sungai
 tidak ada hubungan
Kondisi mempengaruhi
Berdampak perubahan pada sebagian talud
 terjadi perubahan,
perubahan
perubahan menurun
wilayah sungai disini maksudnya adalah indikator
kondisi talud
revitalisasi akan memberi dampak
Revitalisasi
perubahan kinerja sistem drainase pada  ada hubungan, sungai
sebagian wilayah tepi sungai pada Tingkat dengan angka mempengaruhi
sedimenta korelasi yang rendah perubahan
bagian sungai III. si  terjadi perubahan, indikator
Pada bagian sungai III, revitalisasi perubahan menurun tingkat
sungai berpengaruh kuat dan sedimentasi
Revitalisasi
berdampak pada sebagian wilayah di  ada hubungan, sungai
bagian sungai III dapat dilihat pada Penumpuka
dengan angka mempengaruhi
hubungan kesesuaian antara bentuk korelasi yang rendah perubahan
n sampah
 terjadi perubahan, indikator
kegiatan revitalisasi yang dilakukan perubahan menurun penumpukan
dengan angka perubahan kinerja sistem sampah
drainase terbesar (dibandingkan bagian Revitalisasi
sungai
sungai I dan bagian sungai II). Angka  terjadi perubahan, mempengaruhi
Genangan
perubahan kinerja sistem drainase perubahan menurun perubahan
indikator
terbesar di bagian sungai III adalah genangan
angka perubahan pada indikator Revitalisasi
penumpukan sampah (sebesar 21 poin) sungai
Kebiasaan mempengaruhi
dan genangan (sebesar 735.299). Dan masyarak
 ada hubungan,
perubahan
dengan angka
kegiatan revitalisasi sungai yang at
korelasi yang tinggi
indikator
diimplementasikan di bagian sungai III membuan kebiasaan
 terjadi perubahan,
g sampah masyarakat
yang sesuai dengan perubahan angka ke sungai
perubahan menurun
membuang
kinerja terbesar adalah pengerukan sampah ke
sungai
yang dilakukan pada tahun 2013 di
Revitalisasi
sepanjang Kali Pepe Hilir. Berdampak sungai
Rutinitas  ada hubungan,
pada sebagian wilayah sungai bisa masyarak dengan angka
mempengaruhi
perubahan
dilihat dari masih terjadinya genangan di at korelasi yang sangat
indikator
Kelurahan Sangkrah, Sewu, Gandekan members tinggi
Rutinitas
ihkan  terjadi perubahan,
dan Sudiroprajan di tahun 2014. sungai perubahan menurun
masyarakat
membersihkan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada sungai
bagian sungai III intervensi fisik program Sumber: Analisis, 2015
revitalisasi sungai mempengaruhi aspek
teknis pada kinerja sistem drainase Kali Dari penilaian tersebut diketahui
Pepe Hilir bahwa semua indikator kinerja sistem
Pengaruh revitalisasi sungai drainase mengalami perubahan karena
terhadap kinerja sistem drainase Kali adanya revitalisasi sungai. Perubahan
Pepe Hilir juga dapat dilihat pada tersebut merupakan perubahan kondisi
perubahan kinerja sistem drainase pada yang lebih baik untuk seluruh indikator
56
Reza Eka dkk, Pengaruh Revitalisasi...

pada kinerja sistem drainase Kali Pepe Air Wilayah Sungai Bengawan
Hilir dari sebelum dilakukannya Solo
revitalisasi dan sesudah dilakukannya SK Menteri Pekerjaan Umum No 233
revitalisasi. Sistem drainase perkotaan Tahun 1987 tentang Sistem
dikatakan baik karena terjadi perubahan Drainase
meningkat pada indikator kondisi talud
dan kebiasaan masyarakat
membersihkan sungai, serta terjadi
perubahan penurunan pada indikator
tingkat sedimentasi, penumpukan
sampah, genangan dan kebiasaan
masyarakat membuang sampah ke
sungai

KESIMPULAN
Penelitian ini dapat dinyatakan
bahwa revitalisasi Kali Pepe Hilir yang
dilakukan oleh DPU Kota Surakarta
sesuai dengan pendapat Maryono (2007)
bahwa revitalisasi sungai yaitu suatu
usaha untuk mengembalikan fungsi-
fungsi sungai yang salah satunya adalah
fungsi sebagai saluran drainase.
Revitalisasi sungai yang dilakukan oleh
DPU Kota Surakarta merupakan upaya
untuk mengembalikan fungsi Kali Pepe
Hilir sebagai saluran drainase primer
dan termasuk dalam bagian sistem
drainase Kota Surakarta. Kembalinya
fungsi sungai sebagai saluran drainase
pada Kali Pepe Hilir ditandai dengan
perubahan kinerja drainase Kali Pepe
Hilir yang membaik dari sebelum
dilakukan revitalisasi sungai dengan
sesudah dilakukan revitalisasi sungai.

REFERENSI

Atmaka, FX. Nanang Agus Tri. 2004.


Evaluasi Normalisasi Sungai
Bengawan Solo Hulu dengan
Konsep Eko-Hidraulik. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
Maryono, Agus. 2007. Eko-Hidrolik
Pengelolaan Sungai Ramah
Lingkungan. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta
Suryanti, Irma, I N Norken, I G B Sila
Dharma. 2013. Kinerja Sistem
Jaringan Drainase Kota Semapura
di Kabupaten Klunkung. Jurnal
Spektran Vol 1 No 1 Januari 2013.
Bali: Universitas Udayana
Kepmen PU No 266 Tahun 2010 tentang
Pola Pengelolaan Sumber Daya
57
Region, Volume 6, No. 2, Juli 2015

LAMPIRAN

Tabel 1. Rincian Kegiatan Intervensi Fisik Program Revitalisasi Kali Pepe Hilir

Tahun Kegiatan Pelaksana


Penambahan dan perbaikan talud di Kelurahan
2008 DPU Bidang Drainase
Gilingan dan Mangkubumen
Perbaikan talud Kali Pepe (belakang mie gajah mas
2010 DPU Bidang Drainase
pasar gede)
Pemeliharaan Berkala Saluran Dan operasional
Pengendalian Banjir di Kelurahan Kestalan Dan DPU Bidang Drainase
2012 Kelurahan Gilingan
Pembersihan saluran Kali Pepe Jembatan Jl. Setia
DPU Bidang Drainase
Budi s/d Jembatann Jl. Bido Kel. Gilingan
Pembersihan saluran Kali Pepe Hilir di Kelurahan
DPU Bidang Drainase
mangkubumen
Pengerukan sedimen sepanjang Kali Pepe Hilir
(Kelurahan Gandekan, Sangkrah, Sudiroprajan,
DPU Bidang Drainase
Kampung Baru, Keprabon, Kepatihan Kulon,
Kepatihan Wetan dan Setabelan)
Bersih bersih Kali Pepe dalam program “Indonesia
DPU Bidang Drainase
Bersih”
2013
Penataan sebagian kawasan bantaran sungai di DPU Bidang Cipta Karya
Kelurahan Sudiroprajan DPU Bidang Drainase,
Penataan lingkungan permukiman di bantaran Kali
DPU Bidang Cipta Karya
Pepe Hillir Kelurahan Setabelan
Penataan lingkungan permukiman di bantaran Kali
DPU Bidang Cipta Karya
Pepe Hillir Kelurahan Keprabon
Penataan bantaran Kali Pepe Hillir Kelurahan
DPU Bidang Cipta Karya
Kampung Baru
Sumber: DPU Kota Surakarta, 2015

Tabel 2. Rincian Kegiatan Intervensi Sosial Program Revitalisasi Kali Pepe Hilir
Tahun Kegiatan Pelaksana
2010 Sosialisai pemerintah kota terkait dengan penegasan Perda DPU Drainase
No 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah. Yang salah DPU Cipta Karya
satu diantaranya disebutkan larangan membuang sampah di
sungai.
2012 Sayembaran penataan lingkungan permukiman kawasan DPU Cipta Karya
bantaran
2013 Sosialisasi pemerintah kota kepada masyarakat terkait DPU Drainase
dengan pemeliharaan Kali Pepe Hilir sesuai dengan PP no 38 DPU Cipta Karya
tahun 2011
Sumber: DPU Kota Surakarta, 2015

Tabel 3. Perubahan Kinerja Sistem Drainase Kali Pepe Hilir

Bagian Angka
Wilayah Aspek Indikator Perubaha Perubahan Keterangan
Sungai n
 Terjadi perubahan Perubahan
Tingkat Sedimentasi 15
 Perubahan menurun Kinerja
 Terjadi perubahan Sistem
I Teknis Penumpukan Sampah 14
 Perubahan menurun Drainase
 Terjadi perubahan yang Kurang
Kondisi Talud 11
 Perubahan Signifikan

58
Reza Eka dkk, Pengaruh Revitalisasi...

Bagian Angka
Wilayah Aspek Indikator Perubaha Perubahan Keterangan
Sungai n
meningkat
Genangan (deskriptif (Luas)  Terjadi perubahan
narasi) 243.311  Perubahan menurun
Kebiasaan Membuang  Terjadi perubahan
8
Non Sampah ke sungai  Perubahan menurun
Teknis Rutinitas Masyarakat Tidak terjadi
3
Membersihkan Sungai perubahan
 Terjadi perubahan
Tingkat Sedimentasi 38
 Perubahan menurun
 Terjadi perubahan
Penumpukan Sampah 18
 Perubahan menurun
Teknis  Terjadi perubahan Perubahan
Kondisi Talud 7  Perubahan Kinerja
meningkat Sistem
II
Genangan (deskriptif (Luas)  Terjadi perubahan Drainase
narasi) 22.407  Perubahan menurun yang
Kebiasaan Membuang  Terjadi perubahan Signifikan
18
Sampah ke sungai  Perubahan menurun
Non
 Terjadi perubahan
Teknis Rutinitas Masyarakat
6  Perubahan
Membersihkan Sungai
meningkat
 Terjadi perubahan
Tingkat Sedimentasi 30
 Perubahan menurun
 Terjadi perubahan
Penumpukan Sampah 21
 Perubahan menurun
Perubahan
Teknis  Terjadi perubahan
Kinerja
Kondisi Talud 10  Perubahan
Sistem
III meningkat
Drainase
Genangan (deskriptif (Luas)  Terjadi perubahan
yang Kurang
narasi) 735.299  Perubahan menurun
Signifikan
Kebiasaan Membuang  Terjadi perubahan
17
Non Sampah ke sungai  Perubahan menurun
Teknis Rutinitas Masyarakat Tidak terjadi
0
Membersihkan Sungai perubahan
Sumber: analisis, 2015

59
Region, Volume 6, No. 2, Juli 2015

Gambar 1. Lokasi Kegiatan Intervensi Fisik Program Revitalisasi Kali Pepe Hilir
Tahun 2008-2013

60

You might also like