Professional Documents
Culture Documents
EKSAKTAdwiarso PDF
EKSAKTAdwiarso PDF
net/publication/311002650
CITATIONS READS
0 134
4 authors, including:
Chairil Anwar
Universitas Gadjah Mada
56 PUBLICATIONS 85 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Hady Anshory Tamhid on 27 December 2016.
ABSTRACT
Green basil (Ocimum violaceum , Linn.) plantis part of the varieties of basil (Ocimum basilicum,
Linn.). Green basil essential oil (GBEO) contain chemical compounds that have an anti- bacterial
activities . Methyl eugenol and methyl chavikol are in green basil oil has the potential to be used as a
material which is biologically active. Conversion reaction of the compounds in GBEO with MAOS
methods (microwave assisted organic synthesis) aims to obtain properties of the main chemical
component in a wider sweet basil oil, and are also useful in an attempt to gain more valuable
compounds for commercial and higher. The results showed that the optimum reaction conditions on
the conversion reaction of compounds in GBEO with MAOS method with ethylene glycol as a solvent
is 10 % KF/Al2O3as catalyst and reaction time 3 minutes , while the solvent is glycerol 10 %
KF/Al2O3as catalyst and reaction time 2 minutes . Comparison of anti-bacterial activity resulting from
this research are : the inhibitory activity to the growth of S. aureus bacteria have the following order :
GBEO > green basilEG10-3 > green basil G10-2> amoxicillin with each inhibition zone diameter
amounted to 30.7 mm, 21.1 mm, 18.2 mm and 13.4 mm. While the inhibitory activity to the growth of
E.coli bacteria are : GBEO> green basil G10-2 >green basil EG10-3 > amoxicillin with each inhibition
zone diameter of 21.1 mm, 15.6 mm , 15.2 mm and 7.9 mm . GBEO and its derivatives have minimal
inhibitory concentrations below 1.25 %. From the results of the study found that the main derivates
obtained are p-methoxy anisaldehyde , caryophyllene oxide , 3-methoxy cinnamaldehyde , humulena
oxide and delta cadinol .
Key Words: essential oils, green basil, anti-bacteria, S. aureus, E. coli, MAOS
ABSTRAK
Tanaman selasih hijau (Ocimum violaceum, Linn.) merupakan bagian dari varietas selasih
(Ocimum basilicum, Linn.).Tanaman selasih hijau mengandung senyawa-senyawa kimia yang bersifat
anti bakteri.Senyawa metil kavikol dan metil eugenol dalam minyak selasih hijau memiliki potensi
untuk digunakan sebagai bahan yang bersifat aktif secara biologi. Reaksi konversi senyawa dalam
minyak selasih hijaudengan metode MAOS (microwave assisted organic synthesis) bertujuan untuk
mendapatkan sifat komponen kimia utama dalam minyak selasih yang lebih luas, juga bermanfaat
dalam upaya untuk mendapatkan senyawa yang lebih bernilai guna dan komersial lebih tinggi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi reaksi yang optimum pada reaksi konversi senyawa dalam
tanaman selasih hijau dengan metode MAOS dengan pelarut etilen glikol adalah katalis KF/Al2O3 10%
dan waktu reaksi 3 menit, sementara dengan pelarut gliserol adalah katalis KF/Al2O3 10% dan waktu
reaksi 2 menit. Perbandingan aktivitas anti bakteri yang dihasilkan dari penelitian ini adalah : aktivitas
penghambatan pertumbuhan bakteri S.aureus memiliki urutan sebagai berikut : minyak selasih hijau >
selasih hijau 10-3-EG > selasih hijau 10-2-G > amoksisilin dengan diameter zona hambat masing-
masing sebesar 30,7 mm; 21,1 mm, 18,2 mm dan 13,4 mm. Sementara aktivitas penghambatan
pertumbuhan bakteri E.coli. adalah : minyak selasih hijau > selasih hijau 10-2-G > selasih hijau 10-3-
EG > amoksisilin dengan diameter zona hambat sebesar 21,1 mm; 15,6 mm, 15,2 mm dan 7,9 mm.
Minyak selasih hijau dan derivatnya memiliki konsentrasi hambat minimal di bawah 1,25 %. Dari
hasil penelitian ditemukan bahwa senyawa turunan utama yang diperoleh antara lain senyawa p-
metoksi anisaldehida, karyofilena oksida, 3-metoksi sinamaldehida, humulena oksida dan delta
kadinol.
Kata kunci : minyak atsiri, selasih hijau, anti bakteri, S.aureus, E. coli, MAOS
Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives…
(Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar) 3
KF/Al2O3dimasukkan ke dalam tabung minyak atsiri selasih hijau. Produk reaksi
reaksi (tinggi,t = 17 cm, diameter, d = 2,5 dianalisis dengan kromatografi gas-
cm) yang terbuat dari kaca pyrex yang telah spektroskopi massa.
berisi KF/Al2O3. Volume total campuran Uji aktivitas antibakteri dengan metode
bahan tidak boleh melebihi 15% tinggi difusi
tabung. Kemudian reaktan standar metil Minyak selasih hijau dan produk
kavikol dimasukkan dengan perbandingan turunannya diuji efek antibakterinya pada
1:4 terhadap KF/Al2O3. Daya diatur mulai dua jenis bakteri yaitu bakteri gram positif
dari yang terendah (posisi LOW) dan dengan Staphylococcus aureus (S. aureus)
dioptimasi waktu reaksinya selama 2, 3, 4, 5 dan bakteri gram negatif dengan Escherichia
dan 6 menit. Setiap selesai satu parameter coli (E. coli). Masing-masing bakteri dikultur
reaksi, temperatur reaksi dicatat. Setelah selama 1 malam pada 37 oC dalam media
pendinginan, campuran dilarutkan ke dalam nutrient agar (NA). Selanjutnya pengujian
50 mL akuades dan dinetralkan dengan HCl efek antibakteri menggunakan metode difusi
10% hingga pH=7. Campuran yang (disc diffusion method) dari National
diperoleh selanjutnya disaring. Residu dicuci Committee for Clinical Laboratory Standard
dengan 25 mL petroleum eter atau n- (NCCLS) tahun 1997 dalam Hussain, et.al.,
heksana. Filtrat dimasukkan ke dalam corong 2008 dan BSAC (2011). Yaitu, sebanyak 100
pisah dan ditambahkan dengan dietil eter μL suspensi yang berisi koloni bakteri
atau n-heksana sebanyak 2 x 50 mL sebesar 108 cfu (colony form units)/mL
kemudian digojog beberapa kali. Diperoleh bakteri disebarkan pada cawan petri yang
dua lapisan. Fraksi dietil eter atau n-heksana berisi medium NA (50 mL media/cawan).
dicuci beberapa kali dengan akuades Selanjutnya disk kertas berukuran diameter 6
kemudian dipisahkan. Ditambahkan Na2SO4 mm yang diimpregnasi dengan 250 ppm
anhidrat ke dalam larutan dan pelarut minyak atsiri selasih atau produk turunannya
dievaporasi. Penentuan kondisi optimum disiapkan dan ditempatkan dalam media NA
diperoleh dari hasil analisis dengan alat yang telah diinokulasi dengan bakteri yang
kromatografi gas. Kondisi reaksi yang dipilih. Amoxycillin digunakan sebagai
memberikan rendemen tertinggi atau sisa kontrol positif senyawa antibiotik. Disk
reaktan paling sedikit digunakan untuk kertas tanpa sampel bahan aktif digunakan
kondisi optimum reaksi terhadap sampel uji sebagai kontrol negatif. Cawan kemudian
Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives…
(Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar) 5
gas-spetrometri massa (KG-SM). Gambar 1 selasih hijau untuk beberapa senyawa yang
berikut menunjukkan hasil analisis minyak dianggap penting :
Pada Gambar 1 dan Tabel 1, komposisi Semestinya digunakan senyawa standar metil
kimia minyak selasih hijau terlihat bahwa kavikol sebagai acuan optimasi kondisi
senyawa metil kavikol merupakan senyawa reaksi. Namun karena senyawa murni metil
yang paling tinggi konsentrasinya, diikuti kavikol tidak dapat diperoleh maka
metil eugenol, beta osimena dan 1,8-sineol. digunakan senyawa dominan kedua dalam
Ini menunjukkan bahwa tanaman selasih minyak selasih hijau sebagai standar yaitu
hijau yang diteliti merupakan tipe metil senyawa metil eugenol. Persamaan reaksi
kavikol. Kemo-tipe penting untuk minyak perubahan metil eugenol menjadi metil
atsiri selasih hijau dapat dituliskan sebagai isoeugenol digunakan sebagai acuan untuk
berikut : menentukan perbandingan mol reaktan-
metil kavikol > metil eugenol > beta reaktan yang terlibat dalam konversi
osimena >1,8-sineol senyawa dalam minyak selasih hijau.
Tahapan konversi senyawa dalam minyak Hasil analisis menggunakan kromatografi
selasih hijau gas (GC/FID) menunjukkan profil senyawa
Optimasi kondisi reaksi MAOS dengan sebagai sebagaimana pada Gambar 3.
pelarut etilen glikol (EG)
Variasi waktu reaksi
Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives…
(Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar) 7
Standar metil eugenol
a
b Waktu reaksi 2 menit
a b
Waktu reaksi 3 menit
a
Waktu reaksi 4 menit
a
Waktu reaksi 5 menit
a
Waktu reaksi 6 menit
b
KF/Al22OO3310%
KF/Al
10%
KF/Al2O3 20%
b KF/Al2O3 20%
b KF/Al2O3 30%
a
a b KF/Al2O3 40%
Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives…
Derivatives…
(Dwiarso
Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar) 9
disimpulkan bahwa, reaksi pembentukan dengan kondisi sebelumnya saat
metil isoeugenol dengan metode MAOS dan menggunakan pelarut etilen glikol. Rasio
pelarut etilen glikol berlangsung pada mol reaktan : katalis yang digunakan adalah
kondisi optimum waktu reaksi 3 menit dan 1:2, sementara rasio volume pelarut : berat
konsentrasi KF/Al2O3 sebesar 10%. katalis yang digunakan adalah 3:5. Variasi
Kondisi optimum reaksi MAOS dengan waktu reaksi yang digunakan : 2, 3, 4, 5 dan
pelarut gliserol (G) 6 menit.
Variasi waktu reaksi Hasil analisis menggunakan kromatografi
Dalam penentuan waktu reaksi, gas (GC/FID) menunjukkan profil senyawa
perbandingan mol reaktan-reaktan yang sebagaimana pada Gambar 4.
terlibat dalam reaksi isomerisasi masih sama
b
a Waktu reaksi 3 menit
b
Waktu reaksi 4 menit
a
b
Waktu reaksi 6 menit
b
KF/Al2O3 10%
b
KF/Al2O3 20%
Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives…
(Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar) 11
b
KF/Al2O3 30%
a
b
KF/Al2O3 40%
Dari kromatogram pada Gambar 5 di atas pelarut gliserol berlangsung pada kondisi
dapat dianalisis bahwa konsentrasi KF/Al2O3 optimum waktu reaksi 2 menit dan
yang optimal untuk reaksi adalah 10%. konsentrasi KF/Al2O3 sebesar 10%.
Selanjutnya, kondisi waktu reaksi dan Dari pengujian reaksi di atas, konversi
konsentrasi KF/Al2O3 ini digunakan sebagai senyawa minyak selasih hijau dengan
kondisi reaksi yang optimal. Dapat metode MAOS, diperoleh kondisi optimum
disimpulkan bahwa, reaksi pembentukan untuk reaksi konversi secara keseluruhan
metil isoeugenol dengan metode MAOS dan adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Kondisi reaksi optimum untuk minyak selasih hijau
Konsentrasi Waktu Daya Kisaran Kisaran pH
Pelarut
KF/Al2O3 (%) (menit) (Watt) temperatur (0C) reaksi
Etilen
10 3 Low 70-79 11-13
glikol
Gliserol 10 2 Low 68-73 10-12
Pada Tabel 2 di atas terlihat bahwa konversi digunakan sama yaitu KF/Al2O3 10% dengan
senyawa minyak selasih hijau dilakukan waktu reaksi 3 menit untuk pelarut etilen
dengan variasi rasio mol reaktan : katalis glikol dan 2 menit untuk pelarut gliserol.
yaitu 1 : 2. Sesuai kondisi reaksi seperti pada Dari hasil analisis kromatografi gas-
tabel, terlihat bahwa konsentrasi katalis yang spektroskopi massa, diperoleh senyawa-
Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives…
(Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar) 13
Gambar 6. Profil produk konversi minyak selasih hijau
Tabel 3. Produk MAOS dari minyak selasih hijau
Senyawa uji
No. SH 10-3-EG SH 10-2-G Nama senyawa
% %
0,22 x p-anisal dehida
0,41 x Karyofilena oksida
0,52 2,00 3-metoksi sinamaldehida
0,15 0,52 Humulena oksida
1,32 1,50 Delta kadinol
Ʃ= 2,62 4,02
Keterangan :
SH 10-3-EG: SH = minyak selasih hijau; KF/Al2O3 10%; waktu reaksi 3 menit; pelarut etilen
glikol
SH 10-2-G: SH = minyak selasih hijau; KF/Al2O3 10%; waktu reaksi 2 menit; pelarut gliserol
Tabel 4. Diameter zona hambat minyak selasih hijau dan produk konversinya
terhadap bakteri S.aureus dan E.coli
Diameter zona hambat (mm)*
S. aureus E. coli
Sampel
Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
Sampel Sampel
(+) (-) (+) (-)
Dari Tabel 4. di atas dapat disimpulkan untuk berdifusi ke dalam media serta
bahwa aktivitas penghambatan pertumbuhan aktivitas antibakterinya kuat, maka zona
bakteri S.aureus dapat diurutkan sebagai hambat yang ditunjukkan juga besar, namun
berikut : sebaliknya apabila kemampuan berdifusinya
minyak selasih hijau > selasih hijau 10-3-EG kecil ke dalam media dan walaupun
> selasih hijau 10-2-G > amoksisilin aktivitasnya besar, maka zona hambat yang
dengan diameter zona hambat masing- ditunjukkan akan lebih kecil. Oleh karena itu
masing sebesar 30,7 mm; 21,1 mm, 18,2 mm perlu dilakukan uji lanjutan dengan
dan 13,4 mm. Sedangkan aktivitas mengukur konsentrasi hambat minimalnya
penghambatan pertumbuhan bakteri E.coli. menggunakan metode dilusi.
adalah : Konsentrasi hambat minimal (KHM)
minyak selasih hijau > selasih hijau 10-2-G atau minimum inhibitory concentration
> selasih hijau 10-3-EG > amoksisilin (MIC) adalah ukuran yang menunjukkan
dengan diameter zona hambat sebesar 21,1 konsentrasi terkecil dari sampel yang dapat
mm; 15,6 mm, 15,2 mm dan 7,9 mm. menghambat pertumbuhan bakteri. Metode
Ketiga bahan tersebut menunjukkan aktivitas yang digunakan dalam uji ini adalah metode
daya hambat yang lebih besar daripada dilusi (dilution method). Media yang
kontrol positif yaitu amoksisilin (Gambar digunakan adalah media cair (Nutrient broth)
5.10). Selain kandungan bahan aktif anti yang dicampur dengan sampel pada berbagai
bakteri dalan sampel, faktor lain yang konsentrasi, selanjutnya ditambahkan dengan
mempengaruhi besar kecilnya zona hambat bakteri uji.
dengan menggunakan metode ini adalah Parameter yang digunakan untuk
kemampuan difusi dari sampel itu sendiri menentukan aktivitas antibakteri dengan
terhadap medium yang digunakan. Apabila metode ini adalah konsentrasi terkecil dari
sampel memiliki kemampuan yang baik tiap sampel pada tabung yang menunjukkan
Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives…
(Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar) 15
tidak terdapat pertumbuhan bakteri dibedakan mana yang jernih dan mana yang
(kejernihan). Untuk menentukan jernih atau keruh. Seri konsentrasi yang digunakan
keruh dapat dilakukan dengan cara visibel adalah konsentrasi 1,25; 2,5; 5; dan 10%.
atau dengan turbidimetri. Dalam penelitian Berikut ini adalah hasil KHM dari sampel:
ini digunakan cara visibel karena masih
sangat memungkinkan dan jelas untuk
Gambar 7. Contoh hasil uji aktivitas antibakteri dari minyak selasih hijau dan produk
konversinya terhadap bakteri E. coli dan bakteri S.aureus
Dari hasil uji pada Tabel 5 di atas sementara dengan pelarut gliserol adalah
menunjukkan bahwa ketiga bahan katalis KF/Al2O3 10% dan waktu reaksi 2
memberikan konsentrasi hambat minimal di menit.
bawah 1,25 %. Hal ini berarti pada kisaran 2. Aktivitas penghambatan pertumbuhan
konsentrasi yang dibuat, hanya dibutuhkan bakteri S.aureus dapat diurutkan sebagai
konsentrasi yang sangat kecil untuk dapat berikut : minyak selasih hijau > selasih
menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus hijau 10-3-EG > selasih hijau 10-2-G >
dan E. coli. Secara umum dapat disimpulkan amoksisilin dengan diameter zona
bahwa baik minyak atsiri selasih hijau hambat masing-masing sebesar 30,7 mm;
maupun produk turunannya memiliki daya 21,1 mm, 18,2 mm dan 13,4 mm.
anti bakteri yang besar terhadap 3. Aktivitas penghambatan pertumbuhan
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. bakteri E.coli. adalah : minyak selasih
hijau > selasih hijau 10-2-G > selasih
Kesimpulan hijau 10-3-EG > amoksisilin dengan
1. Kondisi reaksi yang optimum pada reaksi diameter zona hambat sebesar 21,1 mm;
konversi senyawa dalam tanaman selasih 15,6 mm , 15,2 mm dan 7,9 mm.
hijau dengan teknik microwave assisted
organic synthesis (MAOS) dengan
pelarut etilen glikol adalah katalis
KF/Al2O3 10% dan waktu reaksi 3 menit,
Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives…
(Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar) 17
No. 8, pp. 619–626, Informa
Healthcare.
Ucapan Terimakasih
Tim penulis menyampaikan penghargaan Kappe, C.O., 2004, Controlled Microwave
Heating in Modern Organic
dan terimakasih yang setinggi-tingginya
Synthesis, Angew. Chem. Int. Ed.,
kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian 43, 6250 –6284.
Masyarakat Universitas Islam Indonesia
Kappe, C.O., Dallinger, D., and Murphree,
(DPPM UII) atas pemberian dana penelitian S.S., 2009, Practical Microwave
Synthesis for Organic Chemists:
melalui skema Penelitian Unggulan.
Strategies, Instruments, and
Protocols, WILEY-VCH Verlag
GmbH & Co. KGaA, Weinheim.
Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives…
(Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar) 19