Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 11
Sisa-sisa Kerajaan Siak Sri Indrapura Oleh: Drs. Marsis Sutopo Dari Johor sampai Siak Kerajaan Siak Sri Indapura yang sisa- tinggalannya masih banyak ditemukan Kecamatan Siak, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau ternyata telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang mulai masa kemunculannya sampai kemundurannya sebagai salah satu kerajaan besar yang ada di Su- matera. Dalam Kitab Nagarakrtagama yang ditu- lis oleh Prapanca pada tahun 1365, me- nyebutkan bahwa kerajaan Siyak adalah si Jah satu kerajaan di Sumatera yang meng rimken upeti ke Majapahit. Selain itu masih terdapat kerajaan-kerajaan lain yang juga mengirimkan upet’ ke Majepahit yaitu meliputi Jambi, Palembang, Karitang, Kali— mas, Minangkabwa, Rekan (Rokan?), Kampar, Pane, kampe,Haru,Mandailing, Livas, Samu- dra, Batan, Lampung, dan Barus (Nagara— krtagama: Pupuh 13 Bait 1 dan 2) Berdasarkan dari Kitab Nagarakrtagama tersebut kerajaan Siak setidak-tidaknya sudah ada sebelum tahun 1365 dan belum me- rupakan kerajaan Islam di kawasan panta timur Sumatera. Sumber berita yang lebih muda mengenai kerajaan Siak baru muncul lagi pada tahun 1512 dari laporan Tome Pires, seorang pe- 36 BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1995, rantau dari Portugis. Dari laporan Tome Pires diperoleh gambaran mengenai kerajaan Siak, bahwa Raja kerajaan Siak telah meme- Juk agama Tslam dan masih berkeluarga de- ngan raja Malaka dan raja Kampar. Selain itu juga diberitakan bahwa kerajaan Stak banyak menghasilkan beras, madu, 1ilin, rotan, berbagai tanaman obat, dan emas. Berdasarkan dua sumber tersebut Kerajaan Siak setidak-tidaknya telah ada sebelum tahun 1365 (berdasarkan Kitab Nagarakrte- gama) dan pada sekitar tahun 1612 kerajaan Siak telah diperintah oleh raja yang ber agama Islam. Dari Hikayat Baginda Sultan Abdul Jali7 Rahmat Syah disebutkan bahwa kerajaan Si- ak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1719 oleh Raja Kecil. Raja Kecil kemudian dino- batkan sebagai raja yang pertama dan ber- gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. Masa Pemerintahan Sultan ini pada tahun 1719 - 1740. Kerajaan’ Siak Sri Indrapura yang di- dirtkan oleh Raja Keci] ini bertempat di Buantan. Setelah wafat juga dimakamkan di Buantan sehingga diberi gelar Sultan Mar- hum Buantan. Dari sumber Kitab Nagara Krtagana, Ta- poran Tom Pires, dan Hikayat Baginda Sul- tan Abdul Jalil Rahmat Syah, menunjukkan bahwa kerajaan Siak telah mengalami masa yang panjang, yaitu sebelum 1365 sampai dengan tahun 1719 sebagai tahun awa? peme- rintahan Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah yang dianggap sebagai Sultan pertama ke- rajaan Siak Sri Indrapura. Hanya saja yang belum diketahui dengan pasti, apakah Stak Sri Indrapura yang didirikan oleh Raja Ke— ci] pada tahun 1719 merupakan kelanjutan dari Siak seperti yang dilaporkan oleh Tom Pires dan juga merupakan kelanjutan dari Siyak seperti yang dimaksudkan dalam Kitab Nagara Krtagama? Lebih Tanjut berdasarkan syair Perang Siak disebutkan bahwa Raja Keci] adalah anak Sultan Mahmud Syah yang berkuasa di kesultanan Johor (Malaka) dengan salah sata isterinya bernama Encik Pong. Dalam Syair tersebut dikisahkan bahwa Sultan Mahmud Syah dibunuh oleh Megat Sri Rama, salah seorang pembantunya. Encik Pong yang masih dalam keadaan hamil kemudian dapat diselamatkan dan dilarikan dari Johor ke Singapura, kemudian ke Jamb1, dan akhirnya ke Pagarruyung (Minangkabau). Catam masa pelarian inilah Raja Keci] lahir dan kemu- dian di besarkan di Pagarruyung. Pada tahun 1717 Raja Keci] berhasil me- rebut kembali tahta Johor dari Sultan Ab- dul Jalil Riayat Syah. Pada tahun 1722 tahta Johor direbut oleh iparnya (anak Sultan Abdul Jalil Riayat Syah) bernama Tengku Sulaiman yang dibantu oleh lima orang bangsawan Bugis, yaitu Daeng Perani, Daeng Celak, Daeng Marewa, Daeng Kemasi, dan Daeng Menambun. Akibat kekalahannya dari Tengku Sulaiman maka Raja Kecil kemu- dian melarikan diri ke Bintan, kemudian ke Siak dan mendirikan negeri baru di tepi Sungai Buantan yang merupakan anak Sungai Siak. Tengku Sulaiman yang berhasi] merebut. tahta Johor kemudian juga memindahkan pu- sat kerajaan ke pula Bintan dan pulau Lingga. Sejak perpindahan pusat pemerin- tahan Johor ke Bintan dan Lingga inilah awal kemunculan kerajaan Johor-Riau Lingga (Melayu Lingga) yang kemudian jabatan Vang Dipertuan Muda Riau dipegang oleh keturun- an Bugis. Pengganti Sultan Abdul Jalil Rahmat, Syah adalah anaknya yang bernama Sultan Muhammad Abdul Jalil Jalaluddin syah yang memerintah pada tahun 1740-1760. Pada masa pemerintahan Sultan Kedva ini pusat peme- rintahan dipindahkan dari Buantan ke Mem- pura Besar pada tahun 1750. Pada masa pe- merintahan Sultan Muhammad Abdul Jalil ini terjadi peristiwa Perang Guntung I (1752- 1756) antara Siak Sri Indrapura melawan Belanda. Setelah Sultan Muhammad Abdul Jalil mangkat, anaknya yang bernama Sultan Is- mai? Abdul Jali? Jalauddin Syah yang meme- rintah pada tahun 1760-161. Sultan Ismai7 kembal{ melakukan perlawanan dengan Belan- da dan terjadi Perang Guntung IT. Akibat kekalahannya dalam Perang Guntung II maka Sultan Ismail dipaksa turun tahta dan ke- mudian digantikan oleh pamannya yang ber- nama Sultan Abdul Jalil Alamuddin syah yang memerintah pada tahun 1781-1766. Se- masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil, pu- sat pemerintahan dipindahkan dari Mempura Besar ke Bukit Senapelan. Pengganti Sultan Abdul Jalil adalah anaknya yang bernama Sultan Muhanmad Ali Abdu? Jali? Muazzam Syah yang memerintah pada tahun 1766-1779, Semasa pemerintahan BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1995 Sultan Muhammad Ali inflah pekan (pasar) baru yang ada di Bukit Senapelan berkem- 37 bang dengan pesat sehingga terkenal dengan nama Pekan Baru yang sekarang menjadi ibu kota Riau. Sultan Muhammad ATi juga dike fal sebagai Sultan Marhum Pekan: karena me- ninggal dan dimakamkannya di Pekan Baru. Sultan Ismail naik tahta yang kedua ka- linya menggantikan Sultan Muhammad Ali. Pemerintahan Sultan Ismail yang kedua ka- Vinya ini berTangsung pada 1773-1982. Se masa pemerintahannya pusat pemerintahan dipindahkan dari Bukit Senapetan ke Mempu- ra Kecil. Setelah Sultan Ismail mangkat _anaknya yang bernama Sultan Yahya Abdu? Jalil Mu- zafar Syah naik tahta dan memerintah pada tahun 1782-1784. Sultan Yahya meninggal di Dungun (Malaysia) ketika baru melakukan perjalanan, sehingga dinamakan pula Sultan Marhum Mangkat di Dungun. Pengganti Sultan Yahya adalah Sultan Assyaidissyarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin yang memerintah pada 1784-1811. Sultan As syaidissyarif adalah cucu Sultan Alamud- din. Ibunya bernama Tengku Embung Badariah binti Sultan Alamuddin yang kawin dengan Sayed Osman Syahabuddin seorang ulama dari Arab. Semasa pemerintahan Sultan Assyadi- ssyarif pusat pemerintahan dipindahkan 1a~ gi dari Mempura Kecil ke Kota Tinggi yang sekarang menjadi Siak. Sultan Assyaidissyarif kemudian digan- tikan oleh anaknya yang bernama Sultan As~ syadissrafif Ibrahim Abdul Jalil khalilu- ddin yang memerintah tahun 1811-1827. Sul- tan ini kemudian digantikan oleh kemenak- annya yang bernama Sultan Assaidissarif Kasim Syaifuddin Marhum (dikenal sebagai sultan Kasim Awal atau Sultan Kasim I)yang menerintah tahun 1864-1889. Sultan Kasim 1 membuat Mahkota Kerajaan Siak yang sekarang disimpan di Museum Nasional Ja~ karta. Sesudah meninggal Sultan Kasim di- beri gelar Sultan Marhum Mahkota. Pengganti Sultan Kasim T adalah anaknya yang bernama Sultan Assyaidisyarif Hasyim Abdul Jali] Syaifuddin yang memerintah ta- hun 1889-1908. Semasa pemerintahannya Sui- tan Hasyim Abdul Jali] mendirikan istana kerajaan bernama Asserayah Hasyimiah dan Balai Kerapatan Tinggi, serta menetapkan Kitab Undang-Undang Kerajan yang disebut Babul Qewait. Sultan terakhir yang memerintah Siak sri Indrapura adalah Suttan Assyaidisyarif Kasim Abdu] Jali? Syaifuddin yang juga di- kenal sebagai Sultan Kasim Sani atau sul- ‘tan Kasim IT yang memerintah tahun 1908- 1948. Pada saat proklamasi kemerdekaan RT, Sultan Kasim Sani menyatakan diri bahwa kerajaanya adalah bagian dari negara RI yang sudah merdeka. Dengan demikian maka kerajaan Siak Sri Indrapura sudah tidak mempunyai kekuasaan teritorial dan politik setelah melebur ke dalam negara RI. Beberapa Tinggalan Kerajaan Siak Tinggalan kerajaan Siak Sri Indrapura yang bersifat monumental terkonsentrasi di Kecamatan Siak, antara lain berupa Istana, Balai Kerapatan Tinggi, Masjid Kerajaan, dan bekas Gedung Nesiv. Selain itu juga berupa beberapa makam Sultan yang pernah berkuasa di Kerajaan Siak Sri Indrapura. 1. Kompleks istana Istana Stak yang juga dinamakan Asse- rayah Hasyimiah dibangun oleh Sultan Ha- syim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889, Konon nama istana ini ini untuk me- ngingatkan adanya pertalian nasab (ketu- runan) antara Sultan dengan Bani Hasyim sebagai keturunan Nabi Muhammad s.a.w. Ba~ ngunan istana berdiri di atas areal seluas +28.030 m2, Denah dasar bangunan. berbentuk segi empat silang dan terdiri dari dua Jantai. Arsitektur bangunan berupa gabung- an antara arsitektur Melayu, Arab, dan Eropa. Pada setiap sudut bangunan terdapat. pilar berbentuk bulat dan pada ujung puri caknya terdapat hiasan burung garuda. Pin- tu dan jendela berbentuk kubah dengan hi- asan mozaik kaca. Lantai bawah terdiri dari enam ruangan yang berfungsi untuk menerima tamu dan ru~ ang sidang. Sedangkan Tantai atas sembilan ruangan (kamar) yang berfungsi untuk isti- rahat Sultan dan para tamu kerajaan. Sekarang Istana Siak int difungsikan untuk museum tempat menyimpan benda-benda peninggalan Sultan Siak yang pernah ber- kuasa. Benda-benda yang sekarang masih ada antara lain berupa meriam kerajaan, foto- foto Sultan Siak, berbagai_ jenis benda~ benda souvenir kerajaan, surat-surat wasi- at Sultan, paralatan rumah tangga Istana, dan sebagainya 38 BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1995 pleks istana juga terdapat bi nya, yatti a. Istana Baru Istana ini d ara ngunan utama. Dibengun pada masa Sultan yang terakhir. h dasar bangunan ini berbentuk persegi empat berukuran 19m X 45,7 m. Terdiri dari enam ruangan yaitu ruang depan, ruang tamu, ruang kerja ruang makan, dan dua buah kamar tidur. Pada samping kanan dan kiri terdapat teras. Istana Baru dahulu difungsikan untuk tempat tinggal permaisuri Sultan pada wak— tu hamil. Sekarang digunakan untuk tempat tinggal keturunan Sultan yang terakhir. b. Istana Panjang Sisa-sisd istana ini hanya tinggal lubang-lubang bekas tonggak (tiang) yang terletak di sebelah timur bangunan utana Bekas dapur tstana tana. Berdasarkan penuturan dari keluar- ga keturunan Sultan, dahulu Istana Panjang tersebut terbuat dari kayu. ¢. Gardu Jaga Lama Gardu Jaga Lama berbentuk butat si terbuat dari bata. Diameternye bers kuran 3 meter dengan satu buah pintu ¢ depan berbentuk kubah. Keberad da di sebelah kiri bangunan Istana Bar der d. Dapur dan Kolam Istana Bangunan dapur istana yang terletek di belakang kanan bangunan Istana Batu seka- rang yeng masin tersisa adalah bagian dindingnya. Terdiri dari tiga ruangan yan: berjejar. Bangunsn in’ retatif kurang ter- awet’ den sekarang digunakan sebagai gu- dang. 01 depan bekas dapur istana ini ter- dapat kolan istana berbentuk bulat dengan jameter 5,30 m, teba? dinding 26 cm, dan tinggi fondasi 40 om. BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1995 39 e. Sumur Istana Sumur ini berada di belakang bangunan stana utama. Diameter sumur berukuran 4,70 m, tebal dinding 21 om, dan tinggi dinding 78 om. 2. Balai Kerapatan Tinggi Bangunan ini didirikan semasa pemerin~ tahan Sultan Assyaidisyarif Hasyim Abdul Ral dun dasi betihung (Bawah 40 Jalil Syaifuddin pada tahun 1889. Bangunan menghadap ke arah Selatan (Sungai), dengan tangga masuk berupa tangga beton. Fungsi Balai Kerapatan ini dahulu berfungst untuk tempat pertemuan (sidang) Sultan dengan panglima~panglimanya. Bangunan ini telah mengalami perbaikan pada tahun 1886 dan tahun 1977/1978. Tiang-tiang utama berupa tiang pilar berbentuk silinder. Denah bangunan berben- tuk persegi empat silang, berukuran 30,80 meter X 30,20 meter. Lantai bawah terdiri dari 7 ruang. Sedangkan lantai atas terdiri dari 3 ruang, yaitu ruang tengah (ruang utama) untuk ruang pertemuan, serta ruang kiri dan ruang kanan yang berfungsi untuk ruang kerja Sultan dan ruang si- dang pengadilan. Untuk menghubungkan Jantat bawah dan lantai atas terda~ pat dua tangga yang terbuat dari besi (sebelah kiri be- Jakang) dan kayu (sebelal kanan belakang). Menurut ce- rita jika ada pengadilan terhadap terdakwa yeng turun melalui tangga kayu maka terdakwa terbuktt melakukan kesalahan, tetapi jika tu- runnya melalui tangga best maka terdakwa bebas dari ‘tuduhan. 2. jembatan Isiana Jembatan istana berada + 100 mdi sebelah tenggara kompleks istana. _Jembatan ni berangka tahun 1899. Di atan istana masih bekas sungai (pe- yang kemungkinan dutu sekaligus berfungsi sebagai pertahanan kompTeks jembatan difungstkan untuk menghubungkan jalan depan istana dengan pemu- kiman di luar kompleks is- tana. BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1295 3. Gudang Mesiu Gudang bekas mesiu berada + 25 meter di sebelah timur jembatan istana. Kebera- daannya di samping sebelah barat Puskesmas Siak, Bangunannya bergaya bangunan Eropa dengan denah dasar persegi empat berukuran 13 X 12 meter. Pintu satu buah berukuran lebar 60 cm. Langit-langit dan atap bangu- nan berupa semen beton. Tinggi dinding ba~ ngunan 3 meter dengan ketebalan 25 om. Sekeliling bangunan ini diberi tembok ke- Viling setinggi 1,65 meter tebal 20 cm de~ ngan pintu lurus di depan pintu bangunen. Jembatan istana Gedung Mesia ae j 4. Kompleks Makam Koto Tinggi Kompleks makam Koto Tinggi berada +50 meter di sebelah tenggara bangunan bekas gudang mesiu. Kompleks makam yang mempu- nyai Tuas 7.358 meter persegi diberi pagar tembok keliling setinggi 1,8 meter, Pintu Utama untuk masuk Ke kompleks makam berada di sudut barat laut. Kompleks makem int merupakan = makam Sultan Assyadissrafif Ibrahim Abdul Jali1 Khalituddin dan sultan Assaidissarif Kasim Syaifuddin Marhum (di- kenal sebagai Sultan Kasim Awal atau SuT- tan Kasim I). Dalam pagar tembok keliling terdapat ungkup yang berada di sudut timur laut yang merupakar tempat makam tokoh utama, yaitu Sultan Sultan Kasim I. Cungkup makam berukuran 2,3 X 2,9 meter terbuat dari Kayu berhias den kali- grafi yang merupakan petikan dari “ayat-ayat Al-quran, Cungkup dart kayu ini mer punyai atap berbentui kubah Pada setiap sudutnya terd pat kubah berukuran kec yang pada ujung atasnya ter— bintang. i dibuat Tuar dapat hiasan bulan Cungkup dari kayu pada tahun 1323 H. D4 cungkup yang lebih berukuran 7,8X 4,8 dengan arsitektur Melayu yang merupakan hast] pemu- garan Dinas Pariwisata pada tahun 1988. Jirat makam Sultan beru- kuran tinggi 65 om, lebar 80 om, dan panjang 200 cm, Jirat ini terbuat dari mar~ mer putih, Pada keempat su- dutnya terdapat hiasan su- lur-suluran, tulisan petikan ayat suci Al-Quran pada per- mukaan atas, hiasan medalioi stiliran huruf Arab pada si- si Utara, dan medation Tam- bang kerajaan pada sisi Se~ Jatan. Nisan juga dari ma mer putih berbentuk gada de- gan hiasan kuncup teratai pada puncaknya. Tinggi nisan berukuran 75 on. Nisan yang BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1995, 8 2 terdapat kam sebanyak 62 buah makam. nakam keluarga dekat suTtan NeFan di uar cungkup inf unumnya men~ punyai jiret dari semen, Nisannya ada yang dari bahan kayu, batu andesit, dan Bentuk isa” berupa gada dan pipt nisan Aceh. Nisan dari kayu umumnya hentuk pipih dengan hiasan sulur-suluran Di sebalah utara di luar tembck keli- g konpleks makam terdapat _makam-makam ejuang 45, sedangkan di sebelah Barat di juar tembok keliling merupakan makam-makam keturunan Sultan. ompieks nuaxain Role #3 5. Masjid Syahabuddin Masjid ini merupakan masjid kerajaan Siak yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Kasim I, Masjid ini berdenah empat persegi silang, berukuran 21,6 X 18,5 meter. Pintu masuk berada di sisi Timur Utara, dan Selatan. Bangunan utama dito- pang tiang bulat silinder dari beton de- ngan formasi membetuk Tingkaran. Pintu dan jendela bagian atas membentuk Tengkung ku- Lengkung kubah di stas pintu dan jen- de dalam berhias tulisan dari ayat AT-Quran Nihrab at dari kayu dengan ukiran rawangan motif suluran, Bagian atap ber- k atap sirap dan pada bagian puncak— nya berbentuk kuncuk teratai. Ukuran mihrab ini tinggt 2,4 m, lebar 104 cm, dan panjang 210 om. ‘Makam Sultan kasimn 5 Masjid ini telah berkali-kali mengalami perbaikan tetapi masih mempertahankan ben- tuk asTinya. 6. Makam Sultan Kasim It Makam ini berada di belakang masjid. cungkup makam berukuran 10,2 X 6,25 meter. Pintu masuk berada di sebelah Utara. Dinding-dinding Tuarnya membentuk jendela- jendela dengan bagian tas menbentuk Tengkung bulat. Bagian atap terdapat satu BA AMOGHAPASA 3/1/MAKET 1995 et Masi yah dr Tnurlaut kubah seperti bentuk kubah masjid. Tokoh utama yang dimakamkan di sini adalah Sultan Kasim II (Sultan terakhir) mangkat. pada 23 April 1968. Jirat ma- kam Sultan ini berbentuk empat undak dari tegel dan marmer, berukuran panjang 305 om, lebar 153 om, dan tinggi 110 cm. N sannya dari bahan kayu berukir motif suluran. Bentuknya bulat silinder bersudut 8 dengan di- ameter 26 cm dan tinggi 95 cm Bagian puncak atas nisan ber- bentuk kelopak bunga teratai. Di samping sebelah Timur makam Sultan terdapat makam Tengku Tumenggung (paman Sul- tan) dan makan Tengku Pangeran Embong (Mertua Sultan). Se~ dangkan di samping sebelah Ba~ rat terdapat makam Tengku Sya- rifah Latifah (permaisuri Sul- tan) dan makam Syarifah Fadlon (isteri ke-4 Sultan). 7. Makam Sultan Abdal Jalil Rahmad Syah Makam ini berada di Desa Langkai Buantan, sekitar 15 km “sebelah utara kompleks Istana Siak. Makam berada di dalam bangunan cungkup ber- arsitektur Melayu. Jirat makan berukuran panjang 3,7 m, lebar 1,7 m, dan tinggi 1,26 m, Jirat yang asii ter- buat dari tanah Tiat yang dibakar. Sedangkan jirat ba- ru yang merupakan tambahan kemudian dari bahan tegel putih. Nisannya — berbentuk gada dari bahan kayu yang diberi hiasan ukiran. Tinggalan Kolonial Dalam Encyclopaedie van Nederlandsch Oost Indies IT disebutkan bahwa —bangunan Istana Siak telah berupa ba~ ngunan modern. Di sekitar konpleks istana Siak terda~ pat perkampungan orang Eropa dan Cina. Selain itu juga terdapat fort (benteng) Belanda di seberang Sungai Siak yang berhadapan dengan perkampungan orang- Orang Cina (Naniek H.Wibisona: 1993; Ar- mando Cortecao: 1944; Stibbe: 1919). Sisa-sise tinggalan Belanda tersebut kini masih dapat ditemukan di Desa Benteng sa BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1995 43 ‘Makam Sultan Abdat jail di Buantan Hulu. yang letaknya berseberangan kompleks Zstana Siak, Tinggalan dengen Relanda semasa Sultan Kasim II tersebut antara la~ Benteng Belanda, bekas bangunan Lan- draad, dan bekas bangunan Kontrolleur. 1. Benteng Belanda Benteng Belanda ini ting- gal berupa bagian dinding- Gindingnya, Bagian atap, papan Tantai kedua, pintu, ‘ian jendela sudah hilang. Secara unum be teng Selanda k parah, Vinya mas gkar sehfngga @laman di dalam. uka berada di rf merupakan bangunan dua Jantai, bervkuran panjang 8 meter dan lebar 9,6 me- tai bawah terd Itara yang ber- Jaga, ru Bangunan di sebelah Ti- Sayap Selatan terdapat 4 ruangan yang dahulu sebagai kamar mayat dan rumah sakit. Lantai atas digunakan untuk tempat tinggal. Bangunan in mengalami penambahan (tem- pelan) pada sisi kanan yang merupakan —_bangunan tuk tempat mandi. Di sebelah Utara banguna utama int terdapat bangunan bekas gudang senjata beruku- ran 6,7 X 6 meter. ua unit bangunan di be Jakang merupakan — bangunan yang sama bentuknya, ber- ukuran 15,5 X 11 meter, juga berupa bangunan dua lantai. Lantai bawah dahulu difung- sikan sebagai kantor dan Jantai atas untuk asrama dan tempat tinggal. Di sebelah ujung Selatan halaman dalam terdapat. sisa~ sisa bangunan yang tinggal Begian dinding, lubang jendela, dan Tubang pintu. Menurut informasi dahulu bangunan ini berfungsi sebagai ruang makan dan da- pur unum. Pada ujung Utara hataman da terdapat Bekas benteng Belanda dari sudut Tenggara BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1995 dirt dari lima ruangan, ya~ itu ruangan tengah, ruang depan samping kiri-kanan, dan ruang belakang samping kiri-kanan Sekarang gunan ini digunakan untuk tempat ti- nggal 3 keluarga, yaitu ke- luarga Ismail Oahlan, ke- luarga Armiyanto, dan ‘kelu- arga Herman. Tiga keluarga tersebut hanya menempati de~ ngan sefjin Penerintah se- tempat. Dahulu bangunan ini jah menjadi Kantor Camat 3. Bekas Bangunan Landraad Bangunan berada + 75 m di sebelah timur bekas ba- Agunan Kontroleur. Gaya ba~ ngunannya juga menun arsitektur Belanda, dingnya berupa bate Tepa de- sisa bangunan WC dan kamar mandi berukuran ngan ketebelan 20 cm. Bagian muka berupa 6 X 3 meter. Bangunan terdiri dari tiga dinding papen dan keca. Atapnya gerteng ruengan. Piotu utama di Bangunan depan inya berura Ta Be?ond 2. Bekas Bangunan Kontrolleur Bangunan ini berad= + + BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1995 a Bekas bangunan Kontroleur Bekas banguman Landraad rangkaian bulaten, tege) abu-abu muda po- los, dan tegel kuning gading polos. Denah bangunan depan berukuran 10,2 X 10 meter. Terdiri dari lima ruangan, yaitu ruang tengah, ruang depan samping kiri- kanan, dan ruang belakang samping kiri-kanan. Antara ruang belakang samping kiri- kanan terdapat lorong untuk menuju ke bangunan belakang yang merupakan bangunan da pur berukuran 6,7 X 6,2 m. Sekarang bangunan ini di- ti oleh keluarga Rukbin Guitom atas seijin penerin— tah setempat. ACUAN PUSTAKA Cortecao, Armando., The Su- Oriental of Tome Pires, An Account of the East, from the Red Sea to Japan,writ- ten in Malacca and India in 1812-1515, Volume 1, Nendetn. Marsis Sutopo, vai Pendataan paten Bengkalis, Riau. Batusangkar: Sumbar ~ Riau, 1995. Laporan Sur- BCB Kabu- Provinsi SPSP. St ibbe,0G. ,Encyclopaedie van Nedarlandsch Oost India IT S. Gravenhage: 1919. Wibisono, Nanik H., (dkk), Laporan Penelitian Arkeo- Jogi Masa Islam dan Kolo- nial di Bekas Kerajaan Si- ak Sri Indrapura Kecamatan Siak, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Jakarta: Puslit Arkenas, 1993. Hikayat Syair Perang Siak Mengisahkan Sultan Stak Yang Pertama, Kedua, dan Ketiga. Siak Sri Indrapu- ra: Yayasan Amanat Sultan syarif Qasim, 1993. Hikayat Baginda Sultan Abdul Jali1 Rah- mat Syah (Raja Kecil) Sultan Pertama Si- ak. Siak Sri Indrapura: Yayasan Amanat Sultan Syarif Gasim, 1993. 46 BA AMOGHAPASA 3/1/MARET 1995

You might also like