Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA UMKM DAN PELAPORAN

KEUANGAN SESUAI SAK EMKM


(STUDI KASUS PADA KONVEKSI AFUNG, JAKARTA BARAT)
Mega Veronica , R.Taufik Hidayat, SE., MMsi
Program Studi Akuntansi Tri Bhakti Business School
megamega.mv@gmail.com

Abstract
Financial reports are one of the absolute components that must be owned by Micro, Small and Medium
Enterprises (MSMEs) as a condition for developing business with loans from banks as creditors and as
a basis for making appropriate business decisions. But in reality there are still many MSMEs that do
not yet have an awareness of the importance of financial statements and ignorance of Micro, Small and
Medium Entity Financial Accounting Standards as the basis for preparing financial statements. The
method used in this study is descriptive qualitative. The purpose of this study is to analyze how the
MSMEs especially Konveksi Afung conduct financial reporting and provide guidance on preparing
financial reports in accordance with the Micro, Small and Medium Entity Financial Accounting
Standards. Konveksi Afung is engaged in convection services. Based on the observations of researchers
towards Konveksi Afung, the owner and manager of the business did not record several financial
transactions in their business activities so that they could not prepare financial statements. income
statement and notes to financial statements.

Keywords: Financial Reports, Financial Reporting, MSMEs, SAK EMKM.

I. Pendahuluan perekonomian Indonesia. UMKM di Indonesia


Bidang usaha mikro, kecil dan menengah berperan sebagai sarana penyerapan tenaga kerja
(UMKM) semakin marak di Indonesia. Dari data yang tentunya mengurangi angka
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan pengangguran .Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menengah Republik Indonesia menyatakan Indrawati mengatakan UMKM mampu menyerap
jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah 96% tenaga kerja.Banyak UMKM yang
(UMKM) di Indonesia pada 2017 sebanyak 61 menyerap tenaga kerja perempuan yang tentunya
juta orang.Pemerintah Indonesia pun memandang meningkatkan pemberdayaan perempuan .Selain
penting keberadaan UMKM .Buktinya , UMKM itu, UMKM sangat penting dalam pemerataan
bersama Koperasi memiliki wadah khusus ekonomi masyakarat. Berbeda dengan usaha
dibawah Kementrian Koperasi dan UKM. besar, UMKM memiliki lokasi yang tersebar
Menurut Kementrian Perindustrian Republik hingga pelosok daerah sehingga mampu
Indonesia , peranbidang usaha mikro, kecil, dan menjangkau masyarakat dan mempersempit
menengah terhadap produk domestik bruto (PDB) jurang kesenjangan ekonomi diantara
meningkat dari 59,84% pada tahun 2016 menjadi masyakakat, sehingga masyarakat tidak perlu
60% pada tahun 2017 dan perkembangannya berbondong-bondong pergi ke kota besar untuk
mencapai 9,92%. Hal tersebut membuktikan mencari pekerjaan.
bahwa UMKM memiliki pengaruh yang cukup Seiring berkembangnya usaha, keadaan
signifikan terhadap perekonomian Indonesia . akan menuntut UMKM untuk berhubungan
Usaha mikro, kecil dan menengah memiliki dengan pihak eksternal seperti bank untuk
peran penting dalam perkembangan meningkatkan pendanaan . Pihak bank atau
lembaga keuangan lain tersebut
biasanyamembutuhkan laporan keuangan untuk
menilai apakah UMKM yang bersangkutan layak
1
untuk mendapatkan kredit. Demikian juga ketika dengan membaca laporan keuangan yang dibuat
UMKM mengikuti lelang pengadaan barang/jasa . oleh pembuat pembukuan.
Pihak rekanan akan meminta laporan keuangan Ternyata masih banyak UMKM di
sebagai syarat administratif. Banyak sekali pelaku Indonesia yang belum mampu menyusun laporan
UMKM yang menganggap akuntansi tidak begitu keuangan dengan baik karena kurangnya
penting untuk diterapkan pada usaha mereka. pengetahuan bahwa ternyata terdapat standar
Mayoritas dari mereka lebih fokus kepada yang berlaku di Indonesia untuk menyusun
pengembangan usahanya melalui pemasaran dan laporan keuangan serta penyediaan informasi
memaksimalkan kualitas pelayanan kepada keuangan lainnya. Beberapa UMKM di Indonesia
konsumen tanpa mengetahui secara detail biaya – juga tidak memenuhi persyaratan akuntansi yang
biaya dalam usaha mereka danmenjalankan diatur dalam standar tersebut. Ini menjadi kendala
usahanya dengan menggunakan insting ekonomi bagi UMKM dalam penerapan SAK yang berlaku
mereka. Jika berhasil menjual banyak berarti . Karena hal tersebut akhirnya SAK EMKM
untung, jika tidak terjual berarti rugi.Untuk disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
menilai kinerja usaha mereka hanya berdasarkan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan
pada besarnya selisih dari modal dan hasil entitas mikro, kecil, dan menengah.SAK EMKM
penjualan barang/jasa yang berupa keuntungan ini merupakan salah satu motivasiuntukpara
dalam bentuk kas. Padahal untuk mengetahui wirausaha di Indonesia khususnya di bidang
nilai kinerja suatu usaha bukan hanya UMKM agar dapat berkontribusi secara
berdasarkan berapa banyak kas yang dimiliki , signifikan dalam pengembangan UMKM yang
karena kas belum mewakili \keseluruhan tingkat lebih maju. Undang-Undang No 20 Tahun 2008
kinerja suatu usaha. tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat
Penerapan akuntansi oleh pelaku UMKM digunakan sebagai pedoman dalam mengartikan
tentunya sangat membantu dalam pengembangan dan memberikan rentang kuantitatif EMKM.
bisnis dan evaluasi kinerja usaha mereka karena SAK EMKM ditujukan untuk digunakan oleh
akuntansi menghasilkan laporan keuangan yang entitas / usaha yang belum memenuhi persyaratan
mampu menunjang pelaku UMKM untuk menilai akuntansi dalam SAK-ETAP . SAK EMKM
kinerja usaha mereka dari waktu ke waktu. berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018. Dengan
Penerapan akuntansi tidak hanya diberlakukannya SAK EMKM ini maka usaha
mempertimbangkan kas tetapi juga beban-beban mikro ,kecil dan menengah mendapatkan jaminan
non kas seperti penyusutan peralatan yang dan keadilan usaha, selain itu juga dapat
digunakan dalam usaha tersebut, alokasi biaya meningkatkan peran, dan potensi UMKM dalam
pada setiap unit penjualan, perkiraan piutang tak mewujudkan ekonomi, pemerataan dan
tertagih , arus kas dan lain-lain. Dalam bidang peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan
UMKM ,akuntansi kurang maksimal lapangan kerja, dan mengurangi angka
diimplementasikan karena pengetahuan SDM kemiskinan di Indonesia.
kurang memadai mengenai akuntansi.Banyak dari Perbedaan utama SAK-ETAP dengan SAK-
pelaku UMKM merasa bahwa akuntansi sulit EMKM adalah SAK EMKM diperuntukkan
untuk diterapkan.Sebenarnya penerapan kepada usaha yang tidak memiliki
akuntansi untuk UMKM tidaklah sesulit yang akuntabalitas publik yang signifikan sesuai
mereka bayangkan.Untuk melakukan tugas ini, dengan regulasi EMKM di Indonesia. SAK-
pemilik usaha tidak perlu merekrut tenaga ahli ETAP merupakan standar akuntansi
akuntansi yang mahal. Proses akuntansi, keuangan yang dimaksudkan untuk digunakan
dilakukan oleh seorang pegawai yang memiliki oleh usaha tanpa akuntabilitas publik yang
kemampuan khusus akuntansi. Data hasil signifikan namun menerbitkan laporan keuangan
pembukuan ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk tujuan umum bagi penggunanya.
untuk mengelola arus kas perusahaan, modal Sedangkan SAK EMKM ditujukan untuk
kerja non kas, hutang piutang usaha, dan laba rugi memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan
usaha .Semua informasi itu bisa diperoleh hanya
2
usaha mikro, kecil, dan menengah. SAK EMKM menjalankan usahanya dirumah,sehingga
ini diharapkan dapat membantu sekitar 59 juta rekening listriknya tergabung. Oleh karena itu,
pelaku UMKM di Indonesia dalam menyusun peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
laporan keuangannya dengan tepat tanpa harus terhadap Konveksi Afung dengan mengambil
terjebak dalam kerumitan standar akuntansi judul “Analisis Penyusunan Laporan Keuangan
keuangan terdahulu (PSAK dan SAK ETAP). ED Pada UMKM dan Pelaporan Keuangan Sesuai
SAK EMKM ini adalah standar akuntansi SAK EMKM (Studi Kasus Pada Konveksi
keuangan yang jauh lebih sederhana bila Afung , Jakarta Barat)”.
dibandingkan dengan SAK-ETAP. Rumusan Masalah
Konveksi Afung yang beralamat di Jalan
Jembatan Besi Raya/Pelbak (Belakang Kantor 1. Bagaimana UMKM Konveksi Afung
Pos Polisi) No.32 RT 10/01 Kelurahan Jembatan melakukan pelaporan keuangannya?
Besi, Jakarta Barat 11320 merupakan salah satu
2. Bagaimana standar pelaporan keuangan yang
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang
sesuai dengan SAK-EMKM?
dimiliki oleh Lin Cin Fung tahun 2010.
Konveksi Afung merupakan salah satu 3. Bagaimana laporan keuangan UMKM
perusahaan jasa yang memproduksi gamis. Konveksi Afung jika mengikuti SAK-
Berdasarkan wawancara dan observasi yang EMKM?
dilakukan oleh peneliti , Konveksi Afung
memiliki permasalahan dalam hal pengelolaan II. Tinjauan Pustaka
keuangan dalam usahanya dan kesulitan dalam a. Pengertian Akuntansi
membuat laporan mengenai informasi keuangan Secara umum akuntansi dapat didefinisikan
yang teratur dan tertata. Maka dari itu, sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran,
penerapan akuntansi menjadi salah satu dan pengomunikasian informasi ekonomi
komponen mutlak yang harus dimiliki oleh yang menghasilkan informasi yang berguna
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bagi pembuatan kebijakan dan keputusan oleh
seperti Konveksi Afung, jikaingin pemakainya. Dan definisi tersebut kemudian
mengembangkan usahanya.Begitu pula dengan berkembang berbagai bidang ilmu seperti
SAK EMKM sebagai suatu standar yang akuntansi keuangan, akuntansi manajemen,
mengatur pembuatan laporan keuangan untuk akuntansi biaya, pcmeriksaan akuntan,
usaha mikro, kecil dan menengah akuntansi pemerintahan, dan sistem informasi
(UMKM).Keberadaan SAK EMKM seharusnya akuntansi yang saling terkait dalam
menjadi suatu hal yang diketahui dan diterapkan implementasinya (Samryn,2015).
dalam laporan keuangan usaha mikro,kecil dan b. Siklus Akuntansi
menengah (UMKM). Akuntansi merupakan proses yang berupa
urutan langkah yang harus dilalui oleh sebuah
Hal yang menjadi kendala dalam
transaksi bisnis. Bahri (2016:18) mengatakan
penerapan akuntansi di usaha Konveksi Afung
bahwa siklus akuntansi adalah tahapan-
adalah keterbatasan pemilik usaha tentang
tahapan mulai dari terjadinya transaksi sampai
pengetahuan mengenai pentingnya akuntansi
dengan penyusunan laporan keuangan
,tidak adanya tenaga kerja yang memahami
sehingga siap untuk pencatatan berikutnya.
akuntansi , dan pencatatan transaksi-transaksi
Siklus akuntansi dimulai dari bagaimana
yang terjadi dalam usaha tersebut tidak teratur.
transaksi itu dicatat, bagaimana munculnya
Permasalahan lainnya yang dialami oleh
akun-akun pada jurnal dan bagaimana akun
Konveksi Afung adalah tidak terdapat
itu dinilai serta tersajikan di laporan keuangan
pemisahan antara biaya – biaya yang
dan kembali.
berhubungan dengan usaha tersebut dan biaya-
Untuk memahami penyajian dan penyusunan
biaya pribadi pemilik seperti pembayaran biaya
laporan keuangan , ada beberapa langkah-
listrik karena pemilik usaha tersebut

3
langkah dalam siklus akuntansi yang harus memberikan interpretasi terhadap fenomena
dipahami,yaitu: yang menjadi perhatian tanpa tergantung pada
pengukuran numerik (Zikmund, et al, 2012).
a. analisis transaksi keuangan Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk
mengembangkan pemahaman yang rinci dan
b. mencatat ke dalam jurnal transaksi mendalam terhadap beberapa fenomena , untuk
mempelajari bagaimana mengekspresikan
c. melakukan posting ke buku besar beberapa konsep dalam istilah sehari-hari.”
 Lokasi Penelitian
d. menyusun neraca saldo
Penelitian ini dilakukan di Konveksi Afung yang
e. melakukan pencatatan jurnal penyesuaian beralamat di Jalan Jembatan Besi Raya/Pelbak
(Belakang Kantor Pos Polisi) No.32 RT 10/01
f. menyusun neraca saldo setelah Kelurahan Jembatan Besi, Jakarta Barat 11320
penyesuaian
 Sumber dan metode pengumpulan data
g. menyiapkan laporan keuangan Data yang digunakan dalam penelitian ini
bersumber dari data internal perusahaan yang
h. melakukan pencatatan jurnal penutup terdiri atas data primer dan data sekunder.

i. menyiapkan neraca saldo setelah (a) Data primer


penutupan. Peneliti memperoleh data primer dari hasil
pengamatan (observasi) dan wawancara
c. Persamaan dasar akuntansi dengan pihak yang bersangkutan dalam
Ikit ( 2015:30) menerangkan bahwa perusahaan, seperti pemilik usaha
persamaan akuntansi adalah persamaan yang Konveksi Afung dan penanggung jawab
rnenggambarkan sernua hubungan yang ada keuangan sehingga peneliti
diperusahaan yaitu hubungan kekayaan bisamendapatkan keterangan yang
perusahaan dengan sumbernya (liabilitas dan diperlukanmengenai masalah yang diteliti
ekuitas). Persamaan dasar akuntansi adalah yakni penerapan SAK EMKM dalam
persamaan yang menunjukkan jumlah harta penyusunan laporan keuangan Konveksi
kekayaan perusahaan yang selalu sarna Afung.
dengan jurnlah 1iabi1itas dan ekuitas
perusahaan tersebut. Persamaan dasar (b) Data Sekunder
akuntansi kapitalis yang dapat digambarkan
Data sekunder dalam penelitian ini adalah
dalarn bentuk persamaan sebagai berikut:
catatan-catatan keuangan Konveksi Afung
seperti buku pengeluaran dan penerimaan
d.
kas, bukti transaksi terkait dengan
Aset ( HARTA) = Kewajiban (UTANG) + aktivitas operasi Konveksi Afung (faktur,
Ekuitas (MODAL) kuitansi, dan lain-lain) selama periode
e.
III. Metodologi Penelitian Juni 2018 - Mei 2019. Data sekunder ini
Penelitian ini menggunakan metode diperoleh dari dokumen keuangan yang
deskriptif kualitatif. Sugiarto (2017:8) dimiliki Konveksi Afung dan penanggung
mendeskripsikan pengertian penelitian jawab keuangannya.
kualitatif sebagai berikut: Agar peneliti dapat memperoleh data, maka
“…Penelitian kualitatif adalah penelitian yang metode pengumpulan data yang dilakukan
membahas tujuan penelitian melalui berbagai oleh peneliti adalah sebagai berikut:
teknik yang memungkinkan peneliti untuk (a) Wawancara
4
Peneliti melakukan wawancara secara ilmu sebelumnya (Anggito dan
terstruktur kepada narasumber yaitu Setiawan,2018:235).
pemilik usaha Konveksi Afung yaitu Ibu Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari
Lin Cin Fung serta penanggung jawab hasil wawancara, observasi dan dokumentasi ,
keuangannya yaitu Ferry Christian. selanjutnya hasil dari proses tersebut akan
Sebelum peneliti melakukan wawancara, dijelaskan dan dijabarkan secara
peneliti telah mempersiapkan sejumlah komprehensif. Pada penelitian kualitatif ,data
pertanyaan yang akan diberikan kepada yang diperoleh akan dianalisis dengan
narasumber. Hasil dari wawancara tersebut menggunakan prosedursebagai berikut :
diharapkan dapat memberikan
pengetahuan mengenai bagaimana sistem (a) Reduksi Data
pelaporan keuangan yang ada di Konveksi
Afung. Data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, sehingga data
(b) Observasi tersebut harus dicatat secara rinci
sehingga data yang didapatkan oleh
Tujuan observasi dalam penelitian ini peneliti harus melakukan reduksi data
adalah untuk memahami bagaimana terlebih dahulu.Reduksi data berarti
sistem pelaporan keuangan yang ada di merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
Konveksi Afung dan mengetahui apakah dan peneliti hanya fokus pada hal-hal
pelaporan keuangan Konveksi Afung yang penting, serta dicari polanya.
telah sesuai dengan SAK EMKM terkait Dengan demikian data yang telah
dengan pencatatan laporan keuangan, direduksi akan menyajikan gambaran
serta kendala-kendala di dalamnya. yang lebih jelas, dan memudahkan
Teknik pengumpulan data melalui peneliti untuk melakukan pengumpulan
observasi sangat menunjang peneliti untuk data selanjutnya, dan mencarinya jika
menyelesaikan penelitian ini dengan diperlukan. Reduksi data dapat dibantu
mengamati secara langsung kondisi di dengan peralatan, seperti komputer,
lokasi penelitian. notebook, dan lain sebagainya.
(c) Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan metode (b) Penyajian Data
dokumentasi untuk mendapatkan profil
Konveksi Afung, struktur organisasi serta Setelah data direduksi, maka peneliti akan
catatan-catatan keuangan yang terdapat di menyajikan data. Dalam penelitian
Konveksi Afung dengan cara melihat dan kualitatif, penyajian data dilakukan dalam
menganalisis dokumen-dokumen yang bentuk uraian singkat yang bersifat
berkaitan dengan penelitian ini. naratif, bagan, hubungan antarkategori,
dan sejenisnya.
 Analisa data Dengan adanya penyajian data, maka
Salah satu kaidah penelitian, baik penelitian akan memudahkan untuk memahami apa
kuantitatif ataupun kualitatif adalah analisis yang terjadi, dan merencanakan kerja
data. Analisis data merupakan kaidah selanjutnya berdasarkan apa yang telah
penelitian yang wajib dilakukan oleh semua dipahami tersebut. Selanjutnya data yang
peneliti, karena sebuah penelitian tanpa disajikan akan dideskripsikan secara
analisis hanya akan melahirkan sebuah data objektif oleh peneliti. Data mengenai
mentah yang tidak mempunyai arti. Dengan penerapan Standar Akuntansi Keuangan
analisis, data bisa diolah dan bisa disimpulkan untuk Entitas Mikro Kecil dan Menengah
pada akhirnya kesimpulan itulah yang (SAK EMKM) akan peneliti jabarkan
menjadi cikal-bakal ilmu pengetahuan baru secara sistematis dan rinci. Peneliti akan
yang merupakan perkembangan dan ilmu- menjelaskan tentang penerapan SAK

5
EMKM pada Konveksi Afung. penjahitanyang rumit karena berbahan dasar kain
Selanjutnya peneliti akan menyajkan data satin.
secara naratif dari pengelola data dan Bahan baku yang digunakan Konveksi Afung
informasi terkait pelaporan keuangan adalah kain satin kombinasi brokat. Konveksi
yang sesuai dengan SAK EMKM. Afung tidak membeli sendiri bahan baku yang
Datayang sudah disajikan akan digunakan akan digunakan memperoleh bahan baku dari
sebagai penilaian terhadap pencatatan pelanggan. Bahan baku yang diberikan kepada
laporan keuangan yang sesuai dengan Konveksi Afung telah dipotong sebelumnya oleh
SAK EMKM. pelanggan sehingga Konveksi Afung tidak perlu
(c) Penarikan Kesimpulan membagi kain menjadi beberapa potongan.
Desain produk yang akan diproduksi juga telah
Setelah penyajian data, peneliti akan ditentukan oleh pelanggan tersebut . Proses
membuat kesimpulan. Peneliti membuat produksi yang ada di Konveksi Afung meliputi :
kesimpulan dari hasilperpaduan
penyajian data wawancara, observasi, dan 1. Penjahitan
dokumentasi. Pada langkah ini, peneliti 2. Pengobrasan
menjawab masalah tentang pencatatan
laporan keuangan yang sesuai dengan 3. Finishing
penerapan SAK EMKM. Selain itu
keberhasilan penerapan SAK EMKM 4. Packing/ pengemasan produk
dapat diketahui juga pada tahap ini.
Berikut adalah gambaran proses kegiatan usaha
IV. Hasil penelitian dan pembahasan Konveksi Afung sehari-hari:
Identitas UMKM
Nama : Konveksi Afung
Tahun Berdiri : 2010
Jenis Usaha : Perusahaan Jasa
Alamat : Jalan Jembatan Besi
Raya/Pelbak No.32
RT 10/01 Kelurahan
Jembatan Besi,
JakartaBarat 11320
Kemudian produk yang telah dikemas dikirim
Profil UMKM
oleh Konveksi Afung menggunakan kurir umum
Konveksi Afung yang beroperasi di Jakarta Barat
yaitu bajaj karena Konveksi Afung tidak
merupakan usaha home industry milik keluarga
memiliki kendaraan khusus untuk kegiatan
Lin Cin Fung dan Ferry Christian yang
operasinya. Produk dikirim kepada
memproduksi pakaian gamis wanita. Pemilik
pelanggantersebut karena pelangganakan
Konveksi Afung memiliki ide usaha ini karena
menerima dan menjual produk tersebut dalam
terinspirasi oleh temannya yang memiliki usaha
bentuk barang jadi berupa gamis. Konveksi
sejenis. Beliau merasa usaha konveksi cocok
Afung akan menerima pendapatan jasanya setiap
sebagai usaha awal mereka karena tidak
hari Sabtu ketika sudah menyelesaikan pesanan
memerlukan dana yang besar.Asalan Konveksi
dari pelanggan.
Afung memilih untuk memproduksi gamis karena
pertimbangan bahwa biaya yang dibutuhkan Konveksi Afung tidak memiliki izin usaha resmi
untuk memproduksi gamis relatif lebih murah dan dari pemerintah karena bersifat home industry.
proses produksinya lebih mudah dibandingkan Konveksi Afung juga tidak memiliki NPWP
pembuatan kaos dan sejenisnya . Selain itu proses sehingga selama ini tidak membayar pajak
produksi pakaian gamis tidak memerlukan proses penghasilan atas usahanya. Untuk standar
operasional tertulis, Konveksi Afung tidak
6
L
d
F
C
U
j
p
K
(
n
f
k
m
u
l
e
P
.M
)
t
k
c
y
r
g
a
b
h
s
i
w
o
memilikinya sehingga usaha yang dijalankan
hanya berdasarkan komitmen antara pekerja
dengan pemilik usaha. Jumlah pekerja di
Konveksi Afung berbeda-beda tergantung volume
produksi. Biasanya jumlah pekerja antara 6-11
orang. PekerjaKonveksi Afung bekerja 6-7 hari
dalam seminggu. Jam kerja yang diterapkan
cenderung fleksibel berdasarkan volume
produksi, tetapi rata-rata kegiatan operasi
perusahaan dimulai pukul 08.00 – 21.00 WIB.
Jika pesanan lebih banyak dari biasanya maka
pekerja akan lembur sampai pukul 22.00 WIB.
Struktur Organisasi UMKM
Konveksi Afung belum memiliki struktur
organisasi yang bersifat formal. Hierarki
organisasi terbilang sangat pendek karena
pengelola konveksi hanya Lin Cin Fung,
sebagai pemilik usaha dan Ferry Christian
sebagai pengelola. Konveksi Afung memiliki
pekerja yang terdiri dari bagian menjahit,
bagian mengobras dan bagian finishing dan
packing. Berikut ini adalah gambaran struktur
organisasi yang

Hasil Pengumpulan Data


disusun

Gamb
berdasarkan
keterangan dari pemilik dan pekerjaKonveksi
Afung:

Setelah peneliti melakukan pengumpulan data


melalui wawancara, observasi dan dokumentasi ,
peneliti mengidentifikasitransaksi yang terjadi di
Konveksi Afung. Dalam kegiatan usahanya,
konveksi Afung melakukan proses produksi yang
mengolah bahan baku yaitu kain menjadi gamis
dan menerima pendapatan jasa atas kegiatan
tersebut. Konveksi Afung tidak membeli bahan
baku yang akan digunakan maupun melakukan
penjualan produk secara langsung kepada
konsumen. Selain itu , Konveksi Afung juga
melakukan pembayaran upah mingguan kepada
seluruh pekerjanya dan melakukan pembayaran
beban-beban operasi terkait. Adapun bukti
transaksi yang terkait dengan transaksi-transaksi
tersebut yang terdapat di Konveksi Afung adalah:
1.
2.
3.
Buku upah pekerja
Struk pembayaran listrik
Nota pengiriman pesanan
Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data , peneliti
mengidentifikasi beberapa kendala yang dihadapi
Konveksi Afung dalam melakukan pelaporan
keuangan dan penyusunan laporan keuangan ,
antara lain:

(a) Pengelolaan keuangan Konveksi Afung


hanya dilakukan oleh pemilik Konveksi Afung
tanpa adanya bagian keuangan khusus untuk
melakukan hal tersebut dan pemilik Konveksi
Afung tidak melakukan pelaporan keuangan
karena merasa usaha yang dilakukannya adalah
usaha kecil dan tidak perlu pelaporan keuangan
yang teratur. Selain ini beliau juga tidak memiliki
latar belakang pendidikan akuntansi. Konveksi
Afungmemiliki sumber daya manusia yang belum
memahami akuntansi dan belum memiliki
kemampuan dalam menyusun laporan keuangan.
(b) Dalam kegiatan usahanya, pengelola
Konveksi Afung tidak menyimpan bukti transaksi
atas pendapatan jasa. Hal ini menyebabkan bukti
transaksi Konveksi Afung tidak lengkap sehingga
Konveksi Afung mengalami

upahpekerja Konveksi Afung serta struk

upahpekerja pada buku pembayaran upah


kesulitan
mengevaluasi kegiatan usahanya. Satu-satunya
bukti transaksi yang ada adalah buku pembayaran

pembayaran listrik. Namun catatan pembayaran

Konveksi Afung terbilang tidak sistematis dan


tidak rapi sehingga sulit dimengerti oleh orang
lain. Dalam buku gaji tersebut terdapat informasi
mengenai output yang dihasilkan pekerja setiap
minggunya yang mana akan menjadi dasar
penghitungan upah mingguan.
(c) Tarif listrik yang tertera di struk
pembayaran listrik adalah gabungan dari hasil
pemakaian listrik Konveksi Afung dan pemakaian
pribadi pemilik. Hal ini menunjukkan bahwa

7
Konveksi Afung tidak melakukan pemisahan Aset tetap yang dimiliki Konveksi Afung berupa
antara rekening listrik. mesin jahit , mesin obras dan gunting bahan. Aset
tetap Konveksi Afung telah digunakan dalam
(d) Jumlah pekerja Konveksi Afung berubah kegiaan normal usahanya dan manfaat ekonomik
sesuai dengan jumlah pesanan yang diterima dan dapat dipastikan mengalir kedalam entitas karena
pekerja Konveksi Afung merupakan pekerja penggunaannya, sesuai dengan pernyataan dalam
borongan (bukan pekerja tetap). Diperkirakan SAK EMKM paragraf 11.3a dan paragraf 11.4a.
jumlah pekerja antara 6-11 orang tergantung Tetapi Konveksi Afung tidak mengakui
volume produksi . Hal ini diterapkan oleh pemilik penyusutan atas aset tetapnya sehingga nilai aset
usaha untuk menekan biaya yang ada di tetap yang diperkirakan oleh Konveksi Afung
Konveksi Afung. tidak mengukur nilai aset tetap tersebut yang
seharusnya dikurangi dengan akumulasi
(e) Konveksi Afung tidak mengakui
penyusutan karena pemanfaatannya dalam
penyusutan pada aset tetapnya sehingga nilai
kegiatan usaha/ pemberian jasa. Hal ini tidak
buku aset tetap yang ada di Konveksi Afung
sesuai dengan isi SAK EMKM paragraf 11.9.
belum diketahui.
Konveksi Afung tidak memiliki kendaraan dan
Pembahasan Hasil Penelitian bangunan. Konveksi Afung menggunakan
kendaraan umum dan rumah pribadi dalam
Analisis Kesesuaian Pelaporan Keuangan kegiatan usahanya.
Konveksi Afung dengan SAK EMKM
5. Utang usaha
1. Kas dan setara kas
Konveksi Afung dalam menjalankan kegiatan
Kas pada Konveksi Afung berbentuk uang tunai usahanya tidak memiliki utang usaha kepada
dan tidak ada yang disimpan di bank atau pihak luar , namun memiliki Beban Upahpekerja
berbentuk giro. Namun, kenyataannya kas yang setiap bulannya karena merupakan pengeluaran
diperoleh Konveksi Afung atas pendapatan sumber daya yang mengandung manfaat
jasanya tidak dipisahkan dari kas pribadi pemilik ekonomik yang dipastikan akan dilakukan untuk
Konveksi Afung. Ini tentunya tidak sesuai dengan menyelesaikan kewajiban entitas sesuai dengan
konsep entitas bisnis yang diatur dalam SAK SAK EMKM paragraf 2.23. Kemudian Konveksi
EMKM paragraf 2.21 sehingga tidak diketahui Afung mencatat Beban Upahpekerja sebesar
saldo kas Konveksi Afung saat ini. jumlah yang harus dibayarkan, sesuai dengan
SAK EMKM paragraf 13.4.
2. Piutang Usaha
6. Ekuitas
Konveksi Afung memiliki piutang usaha ketika
memperoleh pesanan untuk memproduksi gamis Ekuitas dalam Konveksi Afung berupa modal
dari pelangganyang manfaat ekonominya yang disetor oleh pemilik dana berupa kas dan
diperoleh ketika transaksi dilakukan. Harga aset nonkas sesuai dengan SAK EMKM paragraf
transaksi telah sesuai jumlah tagihan seperti yang 13.7. Namun, tidak ada pemisahan secara jelas
diatur dalam SAK EMKM paragraf 8.7a. antara modal usaha dengan pribadi , yang mana
hal ini tidak sesuai dengan konsep entitas bisnis
3. Persediaan dalam SAK EMKM paragraf 2.21
Persediaan dalam Konveksi Afung berbentuk 7. Pendapatan
perlengkapan yaitu benang jahit dan benang
obras. Kedua perlengkapan tersebut diakui Pendapatan dalam Konveksi Afung berupa
sebagai aset Konveksi Afung karena digunakan pendapatan jasa yang dihasilkan dari kegiatan
dalam pemberian jasa seperti yang dinyatakan di usahanya. Konveksi Afung mengakui pendapatan
SAK EMKM paragraf 9.1. ketika jasa telah diberikan kepada pelanggan
seperti yang diatur dalam SAK EMKM paragraf
4. Aset tetap 14.4. Konveksi Afung belum menerima
8
pendapatan ini ketika jasa telah diberikan, tidak diketahui secara jelas. Hal ini tentunya
sehingga menimbulkan piutang usaha sesuai SAK tidak sesuai dengan konsep entitas bisnis dalam
EMKM paragraf 14.4b. SAK EMKM paragraf 2.21. Namun biaya ini
dapat diestimasi sesuai ketentuan Keandalan
8. Beban
Pengukuran paragraf 2.14.
Beban usaha yang diakui Konveksi Afung adalah e. Beban Perlengkapan
beban upahpekerja, beban kurir, beban Ada juga beban perlengkapan karena pemakaian
pemeliharaan mesin ,beban pembayaran listrik perlengkapan dalam kegiatan usaha Konveksi
dan beban penyusutan. Beban –beban ini dapat Afung. Transaksi ini tidak dicatat oleh Konveksi
diakui dalam laporan keuangan yang akan Afung . Ini tentunya tidak sesuai dengan SAK
disusun sesuai SAK EMKM. EMKM paragraf 2.11a.
a. Beban upah f. Beban penyusutan
Konveksi Afung selama menggunakan aset
Pencatatan pembayaran upah yang dilakukan tetapnya tidak pernah mengakui penyusutan
Konveksi Afung menggunakan sistem pencatatan yang terjadi pada aset tetapnya, sehingga nilai
manual di buku upah untuk masing-masing aset tetap yang dipresentasikan oleh Konveksi
pekerja. Didalamnya terdapat informasi mengenai Afung senilai harga perolehannya setiap
jumlah upah yang diterima setiap pekerja tahunnya. Ini tentunya tidak sesuai dengan SAK
sehingga biaya ini dapat diukur dengan andal EMKM paragraf 2.11a.
sesuai paragraf 2.14 dalam SAK EMKM.
b. Beban kurir
Konveksi Afung melakukan pengiriman barang V.
kepada pelanggan 3 kali seminggu yaitu pada
hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Pengiriman
dilakukan menggunakan transportasi umum
yaitu bajaj dengan biaya Rp 40.000,00 per
pengiriman. Namun transaksi yang melibatkan
pengeluaran kas ini tidak dicatat oleh Konveksi asa.
Afung.
c. Beban perbaikan mesin
Konveksi Afung melakukan beberapa kali
perbaikan mesin yang digunakan dalam kegiatan
usahanya seperti mesin jahit dan mesin obras
dalam satu tahun belakangan, tetapi transaksi ini
tidak dicatat oleh Konveksi Afung. Berdasarkan
ketentuan Keandalan Pengukuran dalam SAK
EMKM paragraf 2.14 jika pengukuran biaya
tidak dapat diukur dengan layak maka beban ini
tidak dapat diakui dan tidak disajikan dalam
laporan keuangan.
d. Beban listrik
Dalam menjalankan usahanya, Konveksi Afung
menggunakan rekening listrik yang sama dengan
rekening listrik pribadi pemilik Konveksi Afung
sehingga beban listrik untuk Konveksi Afung

You might also like