Professional Documents
Culture Documents
Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Pada Umkm Dan Pelaporan Keuangan Sesuai Sak Emkm (Studi Kasus Pada Konveksi Afung, Jakarta Barat)
Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Pada Umkm Dan Pelaporan Keuangan Sesuai Sak Emkm (Studi Kasus Pada Konveksi Afung, Jakarta Barat)
Abstract
Financial reports are one of the absolute components that must be owned by Micro, Small and Medium
Enterprises (MSMEs) as a condition for developing business with loans from banks as creditors and as
a basis for making appropriate business decisions. But in reality there are still many MSMEs that do
not yet have an awareness of the importance of financial statements and ignorance of Micro, Small and
Medium Entity Financial Accounting Standards as the basis for preparing financial statements. The
method used in this study is descriptive qualitative. The purpose of this study is to analyze how the
MSMEs especially Konveksi Afung conduct financial reporting and provide guidance on preparing
financial reports in accordance with the Micro, Small and Medium Entity Financial Accounting
Standards. Konveksi Afung is engaged in convection services. Based on the observations of researchers
towards Konveksi Afung, the owner and manager of the business did not record several financial
transactions in their business activities so that they could not prepare financial statements. income
statement and notes to financial statements.
3
langkah dalam siklus akuntansi yang harus memberikan interpretasi terhadap fenomena
dipahami,yaitu: yang menjadi perhatian tanpa tergantung pada
pengukuran numerik (Zikmund, et al, 2012).
a. analisis transaksi keuangan Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk
mengembangkan pemahaman yang rinci dan
b. mencatat ke dalam jurnal transaksi mendalam terhadap beberapa fenomena , untuk
mempelajari bagaimana mengekspresikan
c. melakukan posting ke buku besar beberapa konsep dalam istilah sehari-hari.”
Lokasi Penelitian
d. menyusun neraca saldo
Penelitian ini dilakukan di Konveksi Afung yang
e. melakukan pencatatan jurnal penyesuaian beralamat di Jalan Jembatan Besi Raya/Pelbak
(Belakang Kantor Pos Polisi) No.32 RT 10/01
f. menyusun neraca saldo setelah Kelurahan Jembatan Besi, Jakarta Barat 11320
penyesuaian
Sumber dan metode pengumpulan data
g. menyiapkan laporan keuangan Data yang digunakan dalam penelitian ini
bersumber dari data internal perusahaan yang
h. melakukan pencatatan jurnal penutup terdiri atas data primer dan data sekunder.
5
EMKM pada Konveksi Afung. penjahitanyang rumit karena berbahan dasar kain
Selanjutnya peneliti akan menyajkan data satin.
secara naratif dari pengelola data dan Bahan baku yang digunakan Konveksi Afung
informasi terkait pelaporan keuangan adalah kain satin kombinasi brokat. Konveksi
yang sesuai dengan SAK EMKM. Afung tidak membeli sendiri bahan baku yang
Datayang sudah disajikan akan digunakan akan digunakan memperoleh bahan baku dari
sebagai penilaian terhadap pencatatan pelanggan. Bahan baku yang diberikan kepada
laporan keuangan yang sesuai dengan Konveksi Afung telah dipotong sebelumnya oleh
SAK EMKM. pelanggan sehingga Konveksi Afung tidak perlu
(c) Penarikan Kesimpulan membagi kain menjadi beberapa potongan.
Desain produk yang akan diproduksi juga telah
Setelah penyajian data, peneliti akan ditentukan oleh pelanggan tersebut . Proses
membuat kesimpulan. Peneliti membuat produksi yang ada di Konveksi Afung meliputi :
kesimpulan dari hasilperpaduan
penyajian data wawancara, observasi, dan 1. Penjahitan
dokumentasi. Pada langkah ini, peneliti 2. Pengobrasan
menjawab masalah tentang pencatatan
laporan keuangan yang sesuai dengan 3. Finishing
penerapan SAK EMKM. Selain itu
keberhasilan penerapan SAK EMKM 4. Packing/ pengemasan produk
dapat diketahui juga pada tahap ini.
Berikut adalah gambaran proses kegiatan usaha
IV. Hasil penelitian dan pembahasan Konveksi Afung sehari-hari:
Identitas UMKM
Nama : Konveksi Afung
Tahun Berdiri : 2010
Jenis Usaha : Perusahaan Jasa
Alamat : Jalan Jembatan Besi
Raya/Pelbak No.32
RT 10/01 Kelurahan
Jembatan Besi,
JakartaBarat 11320
Kemudian produk yang telah dikemas dikirim
Profil UMKM
oleh Konveksi Afung menggunakan kurir umum
Konveksi Afung yang beroperasi di Jakarta Barat
yaitu bajaj karena Konveksi Afung tidak
merupakan usaha home industry milik keluarga
memiliki kendaraan khusus untuk kegiatan
Lin Cin Fung dan Ferry Christian yang
operasinya. Produk dikirim kepada
memproduksi pakaian gamis wanita. Pemilik
pelanggantersebut karena pelangganakan
Konveksi Afung memiliki ide usaha ini karena
menerima dan menjual produk tersebut dalam
terinspirasi oleh temannya yang memiliki usaha
bentuk barang jadi berupa gamis. Konveksi
sejenis. Beliau merasa usaha konveksi cocok
Afung akan menerima pendapatan jasanya setiap
sebagai usaha awal mereka karena tidak
hari Sabtu ketika sudah menyelesaikan pesanan
memerlukan dana yang besar.Asalan Konveksi
dari pelanggan.
Afung memilih untuk memproduksi gamis karena
pertimbangan bahwa biaya yang dibutuhkan Konveksi Afung tidak memiliki izin usaha resmi
untuk memproduksi gamis relatif lebih murah dan dari pemerintah karena bersifat home industry.
proses produksinya lebih mudah dibandingkan Konveksi Afung juga tidak memiliki NPWP
pembuatan kaos dan sejenisnya . Selain itu proses sehingga selama ini tidak membayar pajak
produksi pakaian gamis tidak memerlukan proses penghasilan atas usahanya. Untuk standar
operasional tertulis, Konveksi Afung tidak
6
L
d
F
C
U
j
p
K
(
n
f
k
m
u
l
e
P
.M
)
t
k
c
y
r
g
a
b
h
s
i
w
o
memilikinya sehingga usaha yang dijalankan
hanya berdasarkan komitmen antara pekerja
dengan pemilik usaha. Jumlah pekerja di
Konveksi Afung berbeda-beda tergantung volume
produksi. Biasanya jumlah pekerja antara 6-11
orang. PekerjaKonveksi Afung bekerja 6-7 hari
dalam seminggu. Jam kerja yang diterapkan
cenderung fleksibel berdasarkan volume
produksi, tetapi rata-rata kegiatan operasi
perusahaan dimulai pukul 08.00 – 21.00 WIB.
Jika pesanan lebih banyak dari biasanya maka
pekerja akan lembur sampai pukul 22.00 WIB.
Struktur Organisasi UMKM
Konveksi Afung belum memiliki struktur
organisasi yang bersifat formal. Hierarki
organisasi terbilang sangat pendek karena
pengelola konveksi hanya Lin Cin Fung,
sebagai pemilik usaha dan Ferry Christian
sebagai pengelola. Konveksi Afung memiliki
pekerja yang terdiri dari bagian menjahit,
bagian mengobras dan bagian finishing dan
packing. Berikut ini adalah gambaran struktur
organisasi yang
Gamb
berdasarkan
keterangan dari pemilik dan pekerjaKonveksi
Afung:
7
Konveksi Afung tidak melakukan pemisahan Aset tetap yang dimiliki Konveksi Afung berupa
antara rekening listrik. mesin jahit , mesin obras dan gunting bahan. Aset
tetap Konveksi Afung telah digunakan dalam
(d) Jumlah pekerja Konveksi Afung berubah kegiaan normal usahanya dan manfaat ekonomik
sesuai dengan jumlah pesanan yang diterima dan dapat dipastikan mengalir kedalam entitas karena
pekerja Konveksi Afung merupakan pekerja penggunaannya, sesuai dengan pernyataan dalam
borongan (bukan pekerja tetap). Diperkirakan SAK EMKM paragraf 11.3a dan paragraf 11.4a.
jumlah pekerja antara 6-11 orang tergantung Tetapi Konveksi Afung tidak mengakui
volume produksi . Hal ini diterapkan oleh pemilik penyusutan atas aset tetapnya sehingga nilai aset
usaha untuk menekan biaya yang ada di tetap yang diperkirakan oleh Konveksi Afung
Konveksi Afung. tidak mengukur nilai aset tetap tersebut yang
seharusnya dikurangi dengan akumulasi
(e) Konveksi Afung tidak mengakui
penyusutan karena pemanfaatannya dalam
penyusutan pada aset tetapnya sehingga nilai
kegiatan usaha/ pemberian jasa. Hal ini tidak
buku aset tetap yang ada di Konveksi Afung
sesuai dengan isi SAK EMKM paragraf 11.9.
belum diketahui.
Konveksi Afung tidak memiliki kendaraan dan
Pembahasan Hasil Penelitian bangunan. Konveksi Afung menggunakan
kendaraan umum dan rumah pribadi dalam
Analisis Kesesuaian Pelaporan Keuangan kegiatan usahanya.
Konveksi Afung dengan SAK EMKM
5. Utang usaha
1. Kas dan setara kas
Konveksi Afung dalam menjalankan kegiatan
Kas pada Konveksi Afung berbentuk uang tunai usahanya tidak memiliki utang usaha kepada
dan tidak ada yang disimpan di bank atau pihak luar , namun memiliki Beban Upahpekerja
berbentuk giro. Namun, kenyataannya kas yang setiap bulannya karena merupakan pengeluaran
diperoleh Konveksi Afung atas pendapatan sumber daya yang mengandung manfaat
jasanya tidak dipisahkan dari kas pribadi pemilik ekonomik yang dipastikan akan dilakukan untuk
Konveksi Afung. Ini tentunya tidak sesuai dengan menyelesaikan kewajiban entitas sesuai dengan
konsep entitas bisnis yang diatur dalam SAK SAK EMKM paragraf 2.23. Kemudian Konveksi
EMKM paragraf 2.21 sehingga tidak diketahui Afung mencatat Beban Upahpekerja sebesar
saldo kas Konveksi Afung saat ini. jumlah yang harus dibayarkan, sesuai dengan
SAK EMKM paragraf 13.4.
2. Piutang Usaha
6. Ekuitas
Konveksi Afung memiliki piutang usaha ketika
memperoleh pesanan untuk memproduksi gamis Ekuitas dalam Konveksi Afung berupa modal
dari pelangganyang manfaat ekonominya yang disetor oleh pemilik dana berupa kas dan
diperoleh ketika transaksi dilakukan. Harga aset nonkas sesuai dengan SAK EMKM paragraf
transaksi telah sesuai jumlah tagihan seperti yang 13.7. Namun, tidak ada pemisahan secara jelas
diatur dalam SAK EMKM paragraf 8.7a. antara modal usaha dengan pribadi , yang mana
hal ini tidak sesuai dengan konsep entitas bisnis
3. Persediaan dalam SAK EMKM paragraf 2.21
Persediaan dalam Konveksi Afung berbentuk 7. Pendapatan
perlengkapan yaitu benang jahit dan benang
obras. Kedua perlengkapan tersebut diakui Pendapatan dalam Konveksi Afung berupa
sebagai aset Konveksi Afung karena digunakan pendapatan jasa yang dihasilkan dari kegiatan
dalam pemberian jasa seperti yang dinyatakan di usahanya. Konveksi Afung mengakui pendapatan
SAK EMKM paragraf 9.1. ketika jasa telah diberikan kepada pelanggan
seperti yang diatur dalam SAK EMKM paragraf
4. Aset tetap 14.4. Konveksi Afung belum menerima
8
pendapatan ini ketika jasa telah diberikan, tidak diketahui secara jelas. Hal ini tentunya
sehingga menimbulkan piutang usaha sesuai SAK tidak sesuai dengan konsep entitas bisnis dalam
EMKM paragraf 14.4b. SAK EMKM paragraf 2.21. Namun biaya ini
dapat diestimasi sesuai ketentuan Keandalan
8. Beban
Pengukuran paragraf 2.14.
Beban usaha yang diakui Konveksi Afung adalah e. Beban Perlengkapan
beban upahpekerja, beban kurir, beban Ada juga beban perlengkapan karena pemakaian
pemeliharaan mesin ,beban pembayaran listrik perlengkapan dalam kegiatan usaha Konveksi
dan beban penyusutan. Beban –beban ini dapat Afung. Transaksi ini tidak dicatat oleh Konveksi
diakui dalam laporan keuangan yang akan Afung . Ini tentunya tidak sesuai dengan SAK
disusun sesuai SAK EMKM. EMKM paragraf 2.11a.
a. Beban upah f. Beban penyusutan
Konveksi Afung selama menggunakan aset
Pencatatan pembayaran upah yang dilakukan tetapnya tidak pernah mengakui penyusutan
Konveksi Afung menggunakan sistem pencatatan yang terjadi pada aset tetapnya, sehingga nilai
manual di buku upah untuk masing-masing aset tetap yang dipresentasikan oleh Konveksi
pekerja. Didalamnya terdapat informasi mengenai Afung senilai harga perolehannya setiap
jumlah upah yang diterima setiap pekerja tahunnya. Ini tentunya tidak sesuai dengan SAK
sehingga biaya ini dapat diukur dengan andal EMKM paragraf 2.11a.
sesuai paragraf 2.14 dalam SAK EMKM.
b. Beban kurir
Konveksi Afung melakukan pengiriman barang V.
kepada pelanggan 3 kali seminggu yaitu pada
hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Pengiriman
dilakukan menggunakan transportasi umum
yaitu bajaj dengan biaya Rp 40.000,00 per
pengiriman. Namun transaksi yang melibatkan
pengeluaran kas ini tidak dicatat oleh Konveksi asa.
Afung.
c. Beban perbaikan mesin
Konveksi Afung melakukan beberapa kali
perbaikan mesin yang digunakan dalam kegiatan
usahanya seperti mesin jahit dan mesin obras
dalam satu tahun belakangan, tetapi transaksi ini
tidak dicatat oleh Konveksi Afung. Berdasarkan
ketentuan Keandalan Pengukuran dalam SAK
EMKM paragraf 2.14 jika pengukuran biaya
tidak dapat diukur dengan layak maka beban ini
tidak dapat diakui dan tidak disajikan dalam
laporan keuangan.
d. Beban listrik
Dalam menjalankan usahanya, Konveksi Afung
menggunakan rekening listrik yang sama dengan
rekening listrik pribadi pemilik Konveksi Afung
sehingga beban listrik untuk Konveksi Afung