Professional Documents
Culture Documents
Studi Kualitatif Pemahaman Perawat Intensive Care Unit Tentang Pengkajian Nyeri Behaviour Pain Scale
Studi Kualitatif Pemahaman Perawat Intensive Care Unit Tentang Pengkajian Nyeri Behaviour Pain Scale
Abstract
Assessment is the initial nursing process. In the nursing assessment obtained information about patient
data used as a baseline and determine the next stage. Patients in intensive rooms with ventilators often
received nursing actions that cause pain. Pain assessment in patients using ventilators must use special
assessment techniques. Patients with ventilators require standardized assessment methods because they
cannot communicate the pain they feel verbally. Payen in 2001 developed the Behavioral Pain Scale
(BPS). Critical patients who are fitted with ventilators need a systematic and consistent assessment of
pain. Understanding is the ability to explain correctly and in detail about something. Before performing
an action properly one needs to understand the action. This study aimed to determine the experience
and understanding of ICU nurses about pain assessment using BPS at M Yunus Bengkulu General
Hospital. This study used the qualitative study that focus on disclosing nurses' understanding of pain
assessment using BPS. Themes that emerged in this study were 1. use BPS, 2. Three items in the BPS
assessment, 3. Indicators assessing pain, 4. Maximum minimum scoring, 5. Range of pain values.
Nurse’s understanding about BPS was very necessary.
Abstrak
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan. Pada pengkajian keperawatan didapatkan
informasi tentang data pasien yang digunakan sebagai data dasar dan menentukan tahap selanjutnya.
Pasien di ruang intensif yang terpasang ventilator sering mendapatkan tindakan keperawatan yang
menimbulkan rasa nyeri. Pengkajian nyeri pada pasien yang memakai ventilator harus menggunakan
tehnik pengkajian khusus, pasien yang terpasang ventilator memerlukan cara penilaian terstandar
karena tidak dapat mengkomunikasikan rasa nyeri yang dirasakannya secara verbal. Payen tahun 2001
mengembangkan Behavioral Pain Scale (BPS) Pasien kritis yang terpasang ventilator membutuhkan
penilaian nyeri yang sistematis dan konsisten. Memahami adalah kemampuan dapat menjelaskan secara
benar dan terperinci tentang sesuatu. Sebelum melakukan tindakan dengan baik seseorang perlu
memahami tindakan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengalaman dan pemahaman perawat
ICU tentang pengkajian nyeri menggunakan BPS di RSUD M Yunus Bengkulu. Penelitian ini
menggunakan studi kualitatif yang berfokus pada pengungkapan pemahaman perawat tentang
pengkajian nyeri menggunakan BPS. Tema yang muncul dalam penelitian ini adalah 1. Guna BPS, 2.
Tiga item dalam pengkajian BPS, 3. Indikator menilai nyeri, 4. Skoring minimal maksimal, 5. Rentang
nilai nyeri. Pemahaman perawat tentang BPS sangat diperlukan.
validitas lebih tinggi dari ketiga instrumen Sebelum dapat melakukan suatu tindakan
lainnya. dengan baik seseorang perlu tahu tentang
sesuatu kemudian memahami tentang
Payen et al (2001) mengembangkan tindakan tersebut. (Notoatmodjo, 2005).
instrument pengkajian nyeri pada pasien Jika diaplikasikan pada kegiatan kerja
kritis menggunakan BPS. Instrumen perawat di ruang ICU maka perawat dapat
pengkajian BPS terdiri dari tiga komponen, melaksanakan pengkajian nyeri
yaitu dilihat dari ekspresi wajah, gerakan menggunakan Behavioural Pain Scale
ekstremitas atas dan komplain saat dengan baik jika ia telah memahami tentang
pemakaian ventilator. Masing- masing Behavioural Pain Scale. Memahami
komponen mempunyai skor antara 1-4, prosedur tindakan sebelum mengerjakan
hasil penilaian dikategorikan dengan tidak sesuatu agar tujuan dari pekerjaan yang kita
nyeri sampai sangat nyeri (skor 3-12). BPS laksanakan sesuai dengan ekpekstasi yang
mempunyai kelebihan dapat digunakan kita harapkan. hasilnya maksimal,
pada pasien kritis di ICU yang memuaskan dan tersusun rapi sesuai
menggunakan intubasi dan tidak langkah pengerjaannya. Peneliti
menggunakan intubasi (Sriwahyuningsih, menggunakan metode kualitatif dalam
2016). penelitian ini untuk menggali pemahaman
perawat tentang BPS secara alamiah, apa
Rumah sakit M.Yunus adalah salah satu adanya sehingga didapat data penelitian
rumah sakit di propinsi Bengkulu yang secara utuh.
menyediakan pelayanan Unit Perawatan
Intensif dengan jumlah tempat tidur 9 buah Penelitian ini bertujuan mengetahui
diruang ICU dan 14 buah di ruang ICCU pemahaman perawat ICU tentang
dengan BOR 50,55. Pada survey peneliti pengkajian nyeri menggunakan BPS di
pada bulan Desember 2016 di dapat 2 RSUD M Yunus Bengkulu. Berdasarkan
pasien yang menggunakan ventilator dan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
untuk pengkajian nyeri belum meneliti tentang pemahaman perawat
menggunakan teknik khusus (RSUD, tentang pengkajian nyeri menggunakan
2016). Behaviour Pain Scale (BPS) di Ruang
Intensif Care Unit di RSUD M Yunus
Hasil pengkajian harus benar dan akurat Bengkulu.
sehingga menunjang untuk pelaksanaan
asuhan keperawatan selanjutnya.
Pengkajian sangat dibutuhkan untuk METODE
memastikan diagnosis, kesalahan dalam
mengkaji nyeri yang spesifik pada pasien Penelitian tentang pemahaman perawat
yang menggunakan ventilator dapat tentang pengkajian nyeri dengan BPS ini
meningkatkan risiko kesalahan dalam menggunakan studi kualitatif yang
pemberian asuhan keperawatan yang tepat, berfokus pada pengungkapan pemahaman
kesalahan dalam mendiagnosis dan perawat tentang pengkajian nyeri
kesalahan dalam menentukan altenatif menggunakan Behaviour Pain Scale (BPS)
pengobatan yang tepat (Asmadi, 2008). di Ruang Intensif Care Unit RSUD dr. M.
Yunus Bengkulu. Desain fenomenologi
112 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 1 Nomor 2, November 2019
Peneliti perlu menyiapkan alat bantu lain terhadap hasil penelitian dan literature
yang dapat digunakan selama proses terkait. Hasil penelitian juga diharapkan
wawancara seperti alat perekam yang dapat ditrasnfer ke subjek lain yang
bertujuan untuk memperlancar proses memiliki tipologi yang sama
wawancara.
HASIL
Analisis Data
Proses analisis data pada penelitian diawali Pemahaman perawat tentang Behaviour
dengan peneliti menulis transkrip Pain Scale (BPS)
berasarkan hasil wawancara yang telah
direkam, membaca transkrip tersebut untuk Hasil wawancara yang telah dilakukan
memperoleh makna secara keseluruhan dari dikategorikan menjadi 5 tema yang
hasil wawancara, mengidentifikasi kata menunjukkan pemahaman perawat tentang
kunci dari pernyataan-pernyataan spesifik BPS. Wawancara tentang pemahaman
yang dikatakan oleh partisipan, membuat perawat didapat hasil sebagai berikut :
kategori dari kata-kata kunci yang telah
dipilih dan kategori-kateori yang telah Guna BPS
terbentuk akan disusun membentuk
subtema yang kemudian akan digolongkan Perawat ICU memahami BPS digunakan
dalam bentuk tema-tema, selanjutnya untuk menilai skala nyeri pasien dengan
peneliti melakukan pengecekan kembali penurunan kesadaran dan menggunakan
kepada partisipan mengenai data-data yang ventilator sesuai dengan pernyataan
telah dikumpulkan. informan berikut :
“BPS itu sebuah cara untuk kita
Keabsahan Data menilai skala nyeri pasien dengan
Untuk menjaga keabsahan data, ada penurunan kesadaran dengan
beberapa hal yang harus dilakukan yaitu: pasien ventilator dimana penilaian
Crediblility, Dependability, Confirmability, tersebut berdasarkan 3 hal yang kita
Transferability. Crediblility / Kredibilitas lihat seperti ekspresi prilakunya,
data dilakukan dengan melakukan ekspresi wajah, kemudian
wawancara langsung, membuat transkrip pergerakan ekstremitasnya dan kita
secara verbatim, melakukan analisis dan lihat kompensasi pasien-pasien itu
melakukan pengecekan kembali kepada terhadap penggunaan
partisipan. Dependability adalah telaah data ventilatornya”.(Tn Y,33 tahun, R1)
dan dokumen yang diperoleh harus
dilakukan melalui inquiry audit yang “Itu untuk mengukur skala nyeri
dilakukan oleh tim reviewer dengan pasien dengan penurunan
mereview aktivitas peneliti selama proses kesadaran dan menggunakan
penelitian. Confirmability adalah ventilator dimana penilaian
menyerahkan transkrip dalam bentuk tersebut berdasarkan 3 ekspresi,
verbatim kepada tim reviewer untuk diaudit yaitu prilaku, ekspresi wajah
sehingga kebenaran hasil data dapat pergerakan ekstremitas atas dan
diketahui. Transferability adalah peneliti kompensasi terhadap
melakukan pembahasan hasil penelitian ventilator”(Tn WS,35 tahun, R9)
114 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 1 Nomor 2, November 2019
Tiga item dalam pengkajian BPS biasanya 1, ada juga pasien dengan
ventilator itu kan dia pasien sendiri
Perawat ICU memahami ada 3 item dalam yang mengatakan enak
pengkajian BPS seperti pernyataan menggunakan ventilator itu nilainya
informan berikut : 1, kemudian kompensasi pada
“Ada 3, satu ekspresi wajah, dua pasien ventilator ini sering batuk
pergerakan ekstremitas atas, tiga dengan pergerakan biasanya nilai
kompensasi terhadap nyerinya 2, jika pasien berontak
ventilator”.(Ny YS, 30 tahun, R7) atau melawan ventilator atau
“Iya.. pasien dengan ventilator. fighting itu biasanya 3, kemudian
Penilaian ini biasanya kita jika pasien tidak mampu mengontrol
menggunakan tiga item, yang ventilator itu sendiri biasanya 4 itu
pertama dengan ekspresi wajah, nilainya.(Tn Y, 33 tahun, R1)
kedua dengan pergerakan
ekstremitas atas, ketiga dengan Skoring minimal dan maksimal
kompensasi tubuh terhadap
ventilator”(Tn M, 37 tahun, R3) Perawat ICU memahami pemberian nilai
dalam BPS yaitu nilai minimal 3 dan nilai
Indikator menilai nyeri maksimal 12 seperti pernyataan informan
berikut :
Perawat ICU memahami indikator menilai ”Kalau nilai maksimal pengkajian
nyeri menggunakan BPS seperti pernyataan BPS maksimalnya 12, kalau minimal
informan berikut : 3”(Tn WS, 35 tahun, R9)
“ …… ekspresi wajahnya kalau dia “Karena ada 3 katagori maksimalnya
santai itu 1, ekspresi wajah sedikit 12, jika nilainya 1 semua maka nilai
mengkerut ……. biasanya 2, minimalnya 3”(Tn MD,27 tahun,
kemudian ekspresi wajahnya R10)
mengerut penuh … sampai
memejamkan mata biasanya .. 3, Rentang nilai nyeri
……. pasien sampai meringis ……
nilai 4. … kedua … pergerakan Perawat ICU memahami rentang nilai
ekstremitas atas…. tidak ada dalam katagori nyeri menurut BPS yaitu
pergerakan ekstremitas atas dia nyeri ringan dengan nilai 3 - 5, nyeri sedang
terlihat santai itu kita beri nilai 1, dengan nilai 6 - 8 dan nyeri berat dengan
kemudian kalau misalnya nilai 9 - 12 seperti pernyataan informan
ekstemitas atasnya sedikit … berikut :
membengkok itu kita kasih nilai 2, “Menurut BPS rentang nyeri ini
kemudian eksremitas atasnya dapat kita golongin 3 yaitu pada nyeri
membengkok sedikit itu dengan ringan itu dapat kita nilai 3-5,
fleksi pada jarinya itu 3, kemudian kemudian kalau nyeri sedang 6-8, jika
pada ekstremitas atasnya retraksi nyeri berat itu nilainya 9-12”.(Ny
permanen itu 4. … kompensasi R,36 tahun, R4)
terhadap ventilator, biasanya
mengikuti ventilator itu ee..
Khoirini, dkk, Studi Kualitatif Pemahaman Perawat | 115