Professional Documents
Culture Documents
MANAGEMENT PATIENT VENTILATION.2019.Ns - Nurma New
MANAGEMENT PATIENT VENTILATION.2019.Ns - Nurma New
MANAGEMENT PATIENT VENTILATION.2019.Ns - Nurma New
SKep
WORKSHOP VENTILASI MEKANIK
HIPERCCI DKI 2019
MENGAPA INI
PENTING ??
Dimana peran
perawat
Ciritcal Care??
12-Dec- 05 7
SUCTIONING
OBSERVASI
DRUGS MAINTENANCE
POSTURAL DRAINAGE
WEANING KESELAMTAN
PENCEGAHAN
BRATHING EXERCISE VENTILATOR PASIEN INFEKSI
Indication mechanical ventilation
66 % Respiratory failure
15 % Comatous
13 % COPD
5 % Neuromuscular desease
(acute respiratory distress syndrome, heart
failure, pneumonia, sepsis, complications of
surgery, and trauma )
ATELECTRAUMA
BAROTRAUMA
BIOTRAUMA
VOLUTRAUMA
EBN: Penelitian Carraso Loza R, et al. Open Respir
Med J. 2015: Injured lungs can be partially
protected by optimal settings and ventilation
modes, using low tidal volume (VT) value and
high positive end expiratory pressure (PEEP)
5. Pengunaan muscle relaxsan/ pain killer
Skeletal Muscle Dysfunction - SMD
Stress Ulcer
Monitoring respon pasien terhadap ventilator
Mengkaji adanya kegagalan sistem ventilasi
Mengkaji komplikasi jalan nafas pada saat
intubasi
Oral Care
Menjaga kebersihan jalan nafas (aseptic
suctioning )
Monitoring hemodinamik : cardiac output,
renal perfusi, cerebral perfusi
Positioning
Postural drainage
NYERI
TIDAK NYAMAN
TAKUT
RASA SENDIRI
PENOLAKAN
MARAH
EXPLORE &
DRUG CONTROL EMOTION
MAINTENANCE
POSITIONING
Pleural pressure
Heart Rate
BLOOD PRESSURE
Low Cardic Output Syndrome (LCOS)
Metabolic Acidosis
Decreased Oxygen Saturation
Increased /decrease Heart Rate
Decreased Oxygen Delivery
Decrease renal perfusion (oligo-
anuria, AKI)
Cold Extrimities
Capillary Refill more than 3 seconds
• Is it working ?
– Look at the patient !!
– Listen to the patient !!
– Pulse Oximetri, ABG, EtCO2
– Chest X ray (ett position, Lung
capacity)
– Look at the ventilator (PIP; TVe;
Mve ; RR, other alarm parameter)
• Airway : is the tube still in? (may need
EtCO2 to confirm) Is it patent? Is it in the
right position?
• Breathing : is the chest movement? Breath
sounds present and equal? Changes in
exam? Atelectasis, bronchospasm,
pneumothorax, pneumonia?
• Circulation: shock?
• Infections : Sepsis ?
HIGH RISK INFECTION
ICRA
(INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT )
Salah satu penyebab utama kematian pasien di ICU
terjadi setelah > 48 jam mengunakan
Ventilasi Mekanik
VAP occur in 9-27% of all intubated patients
VAP is the 1st most common HAIs
Increased ICU stay by several days ,avg.
hospital 5 to 10 days more.
Mortality = 30% to 70%
Added costs of $40,000 -$50,000 per stay.
Late Onset
Terjadi > 96 jam setelah Ventilasi
mekanik
Kejadian VAP meningkat
Gangguan pembersihan mukus
Hilangnya reflek batuk
Kolonisasi mikroba pathogen di
oropharing
Micro aspirasi sekret di
oropharing, karena kebocoran
sekret yang sudah
terkontaminasi mikroba
Primary Route
Early onset after 48 hr
intubation and used
ventilation mechanic
Good cuft Bad cuft
sealed sealed
Early onset: Late onset:
Hemophilus influenza Pseudomonas
aeruginosa, P.Putida
Streptococcus Acinetobacter Baumannii
pneumoniae Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus (methicillin resistant)
(methicillin sensitive)
Escherichia coli
Klebsiella
Sensitif antimikroba Resisten antimikroba
Oral Hygiene
Pengisapan
Fiksasi Sekresi
(Suctioning)
Mengukur
Humidifikasi tekanan balon /
cuff
Chest
Phisiotheraphy
Cek Kepatenan Tube
Segera setelah intubasi, cek kepatenan ETT
dengan auskultasi dan X-ray. Catat kedalaman
ETT ( tercatat di catatan medis terintegrasi)
Gunakan plester yang baik untuk
menempelkan tube agar letaknya aman.Cegah
iritasi pada wajah tempat menempelnya tube.
Oral Higiene teratur
Suctioning
Humidifikasi (HME, Chamber Humidifire)
Positioning ( Head Up Position )
Cuff inflator
Stomatitis
Karries gigi
Glosisitis
POSITIONING
Vomitus
Food
Protein dissolving enzymes
Hydrochloric Acid
Aspiration damage :
Alveolar Damage
Increased mucosa damage
Obstruction airway
Aspiration Pneumonia HEAD UP POSITON 30 - 45 º
JIKA HEMODINAMIK STABIL
3. PROPHYLAXIS STRESS ULCER
Penggunaan penyekat H2/ PPI (Proton Pump
Inhibitor) memiliki resiko Pneumonia
(perdebatan), sehingga perlu dibarengi dengan
pemberian sucrafat (direkomendasikan karena
menjaga dan melindungi tukak lambung tanpa
mengganggu pH).
Kebersihan Tangan (5 Moment)
Posisi pasien (300-450)
Kebersihan mulut (setiap 4 jam )
- Sikat gigi 2 kali sehari
- Mount moisturiser mukosa dan bibir
Manajemen oropharingeal dan endotrakheal
Selectif penggunaan Sedation
Profilaksis Peptic ulcer disease (PUD) (PPI)
Profilaksis Deep venous thrombosis (DVT)
unless contraindicated) Heparin, LMWH, Early
ROM
1. Bangun Infrastruktur
2. Pendidikan staf
3. Invasive ventilation vs noninvasive
ventilation
4. Prinsip kewaspadaan standar
5. Teknik intubasi trakheal
6. Pengisapan lendir endotrakeal
7. Avoid routine saline instilation
8. Perawatan peralatan pernapasan
9. Cegah kondensasi sirkuit ventilator
10. Cegah kebocoran subglotic sekresi
11. Cegah aspirasi
12. Humidifikasi yang tepat (Konvensional :
Temp 35 – 36 , HME )
13. Oral Care
14. Selective Oropharyngeal Decontamination
15. Stres Ulcer Profilaxis
16. Prophylactic Antibiotics
17. Quality Improvement Programs
18. Posisi 30 – 45 derajat
19. Surveilans
PENGERTIAN
Membersihkan jalan
napas dengan
memasukan suction
kateter melalui oral,
nasal, ETT atau
tracheastomy tube (TT)
ke mulut saluran
pernapasan bagian atas
sampai Trachea.
Tujuan
Memindahkan atau mengeluarkan sekret
Menjaga kepatenan jalan napas dan
meningkatkan pertukaran gas, menurunkan
resisten jalan napas, menurunkan risiko infeksi
dengan pengeluaran sekret dari trakea dan
bronkus.
Mendapatkan sampel sekret trakea untuk
analisis laboratorium.
Adanya sekret pada jalan napas
Dicurigai adanya aspirasi dari lambung
Peningkatan tekanan puncak jalan napas
ketika klien menggunakan ventilasi mekanik
Peningkatan frekuensi pernapasan atau
batuk atau keduanya
Penurunan oksigen darah arteri (PaO2),
Desaturasi oksigen darah arteri (SaO2),
Desaturasi arteri melalui pulse oximetry
(SpO2),
Distress pernapasan secara tiba-tiba ketika
kepatenan jalan napas tidak adekuat
PENGKAJIAN PASIEN
1. Kardiovaskuler
Tanda-tanda vital, irama jantung, RPD penyakit jantung
2. Respirasi
Bukti adanya hipoksia
Perubahan frekuensi dan pola pernafasan
Bunyi nafas
Volume tidal, ventilasi semenit , kapasitas vital paru
Upaya ventilasi spontan klien
Faktor penyulit
3. Status neurologis
4. Status nutrisi
5. Status psikologis
1. Modus (Controlled, Assist Control, IMV,
Spontan dll)
2. Mandatory : volume tidal atau pressure dan
RR -- dinilai dari Outcome data Ventilator
3. FiO2 (Fraksi O2)
4. PIP/ Tekanan inspirasi
5. Sirkuit Ventilator : Kondensasi, Leakaged,
Obstruksi
6. Humidifikasi
7. Alarm limit
8. PEEP
Auskultasi Dada
Monitor Heart Rate
Respiratory Rate
Cardiac Rhytm
Oxygen Saturation
Warna kulit dan perfusi
Perawat mengkaji batuk efektif pasien
Oral ETT
Nasal Tracheostomi
• Terbuat dari bahan yang tidak terjadi
trauma pada mukosa trakea
• Mudah dimasukkan ke jalan nafas
buatan dan panjangnya sampai ke
ujung ETT
• Ujung kateter harus lentur dan
lembut
• Berujung terbuka (open tipped):
efektif untuk mengangkat lendir yang Ukuran yang digunakan
mengental Dewasa 12-18
• Berujung seperti pluit (wistle tipped): Anak 8-10
mencegah trauma pada mukosa Bayi 5-8
• Diameter keteter suction tidak
melebih ½ dari diameter ETT/TT
Dewasa 100-120 mmhg 10-15 mBar
Anak 95-110 5-10 mBar
Bayi 50-95 2-5 mBar
Disconect pasien -
ventilator
2 penolong
Change Disposible
catater every suction
Tidak perlu disconect
pasien - ventilator
1 penolong
Change Cateter
disposible 24 -72 hr
EBN:
Penelitian Maggiore et al,
(2003) menyatakan
penggunaan suction
tertutup mengakibatkan
deoksigenisasi lebih sedikit
Hand Hygiene
Atur tekanan suction pump
Oksigenasi 100 % selama 30 – 60 detik
Gunakan APD : Steril gloves, Apront,
Goggles, Mask
Open Packet suction dan tubing
Asistant : Buka paket suction dan
koneksi ke tubing. Disconect Ventilator
(open Suction) or
Masukan kateter suction sampai
Karina, kemudian tarik 1-2 cm,
Tarik keluar kateter suction dengan
gerakan memutar di dalam ETT (< 15
detik)
Bilas kateter dengan steril water
Asisstant : Bantu pernafasan dengan Manual
bagging valve atau Pasang kembali ventilator
Oksigenasi 100 % 30 – 60 detik
Suction naso dan oropharing
Auskultasi dada
Hands Hygiene
Dokomentasi
Hand Hygiene
Atur tekanan suction pump
Oksigenasi 100 % selama 30 – 60 detik
Gunakan handscoen bersih
Putar treeway pengontrol kearah
suction ke ett
Masukkan kateter suction s/d karima,
tarik 1-2 cm
Tekan push botton untuk memulai
suction
Keluarkan kateter suction perlahan
(<15 detik)
Bilas kateter dengan steril water
Putar kembali treeway pengontol kearah
ventilator - pasien
Oksigenasi 100 % 30 – 60 detik
Suction naso dan oropharing
Auskultasi dada
Hands Hygiene
Dokumentasi
Perbaikan bunyi napas
Sekret berkurang
Perbaikan hasil SaO2 atau SpO2
Menurunnya WoB
Hemodinamik (BP, HR, RR)
Laringospasme
Atur Posisi (semifowler/ Pront Position )
Nyeri
Indikasi
1. Post up dengan retensi sputum
2. Bronchopneumonia
3. Pasien tidak sadar, napas dangkal, reflex batuk tidak
adekuat
Post Craniatomy
Hypertensi
Payah jantung
AcuteAsthma
Oedema otak
Operasi jantung terbuka
Trauma Thorax (Hematothorax)
Post op lobectomie
Posisi drainase
Posisi lateral, nungging 10°-20° →drainage dari lobus bawah ke paru bagian atas
Posisi terlentang → drainage paru lobus medialis, segment anterior dan lobus
bawah
Tujuan
Penepukan (Perkusi/Clapping )
Penghisapan (Suctioning)
Breathing Exercise
Tujuan
Membantu pengeluaran
sekret dan merangsang
batuk
Mengembangkan paru
yang terkena penyakit
Bentuk latihan
Pernapasan diafragma →
untuk mengaktifkan otot
diafragma dan perut
Pernapasan thorax → untuk
mengaktifkan otot dinding
dada
Penepukan/perkusi/clapping
Tujuan :
Melepaskan dan mendorong
sekret yang melekat pada alveoli
& merangsang batuk
Kontra indikasi :
. Patah tulang rusuk
. Infeksi paru acut
. Perdarahan
. Asthma acute
. Luka pada daerah penepukan
Tujuan
Mendorong sekret yang tertimbun dengan menggetarkan
dinding thorax dan merangsang batuk
Cara kerja
1. Pasien tidur miring perawat berdiri di belakang pasien
2. tangan I : diletakkan di dada anterior
3. tangan II : di dada posterior
4. Waktu expirasi, berikan tekanan yang besar sambil mendorong
dan menggetarkan
5. Perawat hanya menggunakan otot-otot bahu untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada tulang iga dan organ-organ dalam
Posisi Supine
TV > 6 -8 REFLEK
ml/KgBB BATUK
ADEKUAT
Guidelines for planning and documenting patient care. (3rd ed). Philadelphia: F.A Davis Company.
LeMone P and Burke KM. (1996). Medical-surgical nursing : critical thinking in client care.
Canada: Cummings Publishing Company Inc.
Smeltzer SC, Bare BG. (1996). Brunner & Suddart’s textbook of medical-surgical nursing. (8th ed).
Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers.
Rab T. (1998). Agenda Gawat Darurat. (ed 1). Bandung: Penerbit Alumni.
Panjaitan, Costi (2015). Materi Pelatiahan PPI Dasar. RS.Gading Pluit. Jakarta
Thanks for yours attention