Professional Documents
Culture Documents
Efektifitas Pijat Oksitosin Dan Senam Nifas Terhadap Proses: Involusio Uteri Ibu Postpartum Spontan Di Rs Pku Temanggung
Efektifitas Pijat Oksitosin Dan Senam Nifas Terhadap Proses: Involusio Uteri Ibu Postpartum Spontan Di Rs Pku Temanggung
Efektifitas Pijat Oksitosin Dan Senam Nifas Terhadap Proses: Involusio Uteri Ibu Postpartum Spontan Di Rs Pku Temanggung
Isti
Abstract
Background: The cause of maternal postpartum hemorrhage is atonic uterus or uterine subinvolusio.
Uterine involution is the return of the uterus in a state of pre-pregnancy form and position.Oxytocin
massage and parturition gymnastic are actions that can optimize the process uterine involution.
Oxytocin massage is an act of massaging the spine from fifth to sixth costa until the scapula.
Parturition gymnastics is a kind of gymnastic performed by postpartum mothers indepently. Objective:
This study aimed to analyze the effectiveness of oxytocinmassage and parturitiongymnastics in
accelerating the process of maternal postpartum spontaneous uterine involusion. Methods: This study
used Quasi Experiment with post test only design with three comparison treatments. Total sample was
39 people, divided into three groups and each group of 13 people. The sampling technique used
consecutive sampling. Selection of therapy using the division of the group. Oxytocinmassage and
parturition gymnastics performed two times, the first action performed 6 hours after birth and the
second act was done after 4 hours. Measuring instrument used was the observation sheet uterine
involusion. Results: This study showed that oxytocin massage, parturitiongymnastics, oxytocin
massage and parturition gymnastics, is an effective way to speed the processspontaneous uterine
involusion postpartum mothers with p value of 0.000 (p <0.05).Conclusion: Oxytocin massage,
parturition gymnastics, oxytocin massage and parturition gymnastics, effective to accelerate the
process uterineinvolusion, however, doing both of oxytocin massage and parturition gymnastic was
more effective. Suggestion: Both of these actions can be used as an alternative therapy to accelerate
the process of spontaneous postpartum maternal uterine involusion.
METODOLOGI PENELITIAN
Jumlah responden berdasarkan tingkat
Desain penelitian yang digunakan dalam pendidikannya terdapat 13 responden pada
penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan kelompok pijat oksitosin dengan pendidikan
rancangan penelitian posttest only design with paling banyak SMP 5 responden, 38,5%. Pada
three comparison treatments. Rancangan ini kelompok senam nifas terdapat 13 responden
dengan pendidikan, SMA 5 responden 38,5%. pendidikannya pada kelompok pijat oksitosin,
Dan pada kelompok pijat oksitosin dan senam kelompok senam nifas, kelompok pijat
nifas dengan pendidikan SMP 5 oksitosin dan senam nifas.
responden38,5%. P valueketiga kelompok
tersebut sebesar 0,87. Artinya bahwa nilai
tersebut lebih besar dari nilai signifikansi yaitu Gambaran proses involusio
0,05 maka dapat disimpulkan varian data uterisetelahtindakanpadamasing-
ketiga kelompok tersebut sama atau homogen. masingkelompoksebagaiberikut :
Tidak ada perbedaan antara responden dengan
tingkat pendidikannya pada kelompok pijat
oksitosin, kelompok senam nifas, kelompok
pijat oksitosin dan senam nifas. Prosesinvolusio uteri pada ketiga kelompok
dapat diketahui bahwa penurunan TFU pada
kelompok pijat oksitosin diketahui paling
banyak turun 3 jari dibawah pusat sebanyak 5
Jumlah responden di kelompok pijat oksitosin
responden. Pada kelompok senam nifas
berdasarkan pekerjaan terdapat 13 responden penurunan TFU paling banyak adalah 4 jari di
dengan pekerjaan paling banyak ibu rumah bawah pusat, 6 responden. Dan pada kelompok
tangga, 5 responden 38,5%. Pada kelompok pijat oksitosin dan senam nifas diketahui 4 jari
senam nifas terdapat 13 responden dengan dibawah pusat 4 responden.
pekerjaan paling banyak swasta 4 responden
30,8 %, dan Pedagang 4 responden 30,8%. Dan
pada kelompok pijat oksitosin dan senam nifas
dengan pekerjaan paling banyak ibu rumah 2. Analisabivariat
tangga 5 responden 38,5%. P valuekelompok Perbedaan rata-rata involusio uteri setalah
tersebut yaitu 0,40. Artinya bahwa nilai uji tindakan pijat oksitosin, senam nifas, pijat
homogenitas lebih besar dari nilai signifikansi oksitosin dan senam nifas setelah
yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan varian data tindakanadalahsebagaiberikut :
ketiga kelompok tersebut adalah sama atau
Terdapat perbedaan rata-rata involusio uteri
homogen. Tidak ada perbedaan antara
setelah tindakan pijat oksitosin, senam nifas
responden dengan pekerjaan pada kelompok
dan pijat oksitosin dan senam nifas dengan
pijat oksitosin, senam nifas, pijat oksitosin dan
nilai p = 0,000 (p value< 0,05), sehingga
senam nifas.
mendapatkan hasil Ho ditolak dan Ha
diterima.Dari hasil tersebut mendapatkan
kesimpulan bahwa ada perbedaan yang
Jumlah responden berdasarkan parietas pada signifikan tindakan pijat oksitosin, senam nifas
ketiga kelompok paling banyak adalah dan pijat oksitosin dan senam nifas terhadap
primipara kelompok pijat oksitosindengan 7 Involusio Uteri. Dengan demikian tindakan
responden 53,8%. Pada kelompok senam nifas tersebut efektif untuk mempercepat proses
terdapat primipara 9 responden 69,2%. Dan involusio uteri ibu postpartum spontan.
pada kelompok pijat oksitosin dan senam nifas Tindakan yang lebih efektif untuk proses
dengan primipara 9 responden 69,2%. involusio uteri pada ibu postpartum spontan
antara pijat oksitosin dan senam nifas adalah
P valueketiga kelompok tersebut sebesar 0,32. senam nifas. Dengan rata-rata 4,15 lebih besar
Artinya bahwa nilai tersebut lebih besar dari dibandingkan rata-rata pijat oksitosin dengan
nilai signifikansi yaitu 0,05 maka dapat rata-rata 2,54. Sedangkan jika hasil ketiga
disimpulkan varian data ketiga kelompok kelompok dibandingkan tindakan yang lebih
tersebut sama atau homogen. Tidak ada efektif untuk proses involosio uteri pada ibu
perbedaan antara responden dengan tingkat
postpartum spontan yaitu tindakan pijat kelompok pijat oksitosin dan senam nifas
oksitosin dan senam nifas (pada kelompok dengan pendidikan SMP sebanyak 5
yang dilakukan keduanya). Dengan rata-rata responden. Jika wanita berpendidikan tinggi
5,46 lebih besar dibandingkan rata-rata pijat dan memiliki penghasilan sendiri, ia akan
oksitosin dengan rata-rata 2,54 dan senam nifas peduli pada dirinya dan dapat memilih
dengan rata-rata 4,15. makanan yang sehat dan pelayanan kesehatan
terbaik bagi dirinya. Kaitannya dengan
PEMBAHASAN masalah kesehatan disebutkan bahwa wanita
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang memiliki pendidikan lebih tinggi
dari 39 responden diperoleh data usia pada cenderung lebih memperhatikan kesehatan
kelompok pijat oksitosin, jumlah responden dirinya (Martini, 2012).
terbanyak pada usia rata-rata24 tahun. Pada Responden yang bekerja, pada ketiga
kelompok senam nifas jumlah responden kelompok di ketahui bahwa responden pada
terbanyak usia rata-rata 23 tahun. Dan pada kelompok pijat oksitosin paling banyak bekerja
kelompok pijat oksitosin dan senam nifas sebagai pedagang dengan jumlah 5 orang. Pada
jumlah responden terbanyak pada usia rata-rata kelompok senam nifas paling banyak bekerja
25 tahun.Hal ini sejalan dengan pernyataan sebagai swasta dan pedagang dengan jumlah
Bobak, Lowdermilk, dan Jensen (2006) bahwa masing-masing 4 orang. Dan pada responden
angka kelahiran yang tinggi pada kelompok kelompok pijat oksitosin dan senam nifas
umur 20 sampai 24 tahun dan 25 sampai 29 paling banyak bekerja sebagai pedagang
tahun yang mencerminkan tahun-tahun usia dengan jumlah responden 5 orang. Pekerjaan
subur dan produktif wanita. Hal ini didukung seorang ibubisa mempengaruhi kondisi dari
juga oleh data dari Kementrian Kesehatan RI kehamilan. Ibu denganpekerjaan yang berat
(2014) bahwa kelompok usia 25-29 tahun dapat mempengaruhi kondisijanin, uterus dan
adalah kelompok terbanyak di antara kelompok organ reproduksi lainnya. Hal inidapat
rentang usia produktif. menyebabkan perubahan letak daripada
janindalam kandungan dan juga bahaya lainnya
yangmerupakan komplikasi dari kehamilan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti (Sunarsih, 2011). Namun padapenelitian ini,
sejalan dengan penelitian Liana (2013) bahwa responden rata-rata merupakan ibu dengan
usia sangat erat kaitannya dengan penurunan pekerjaan swasta dan pedagang sehingga tidak
tinggi fundus uterus pada ibu post partum. ditemukan komplikasiselama hamil dan
Semakin tua umur seseorang maka semakin melahirkan.
berkurang fungsi reproduksinya yang rata-rata
dijumpai pada usia lebih dari 35 tahun. Seiring
dengan pertambahan usia, keelastisitasan otot- Responden berdasarkan parietas dari ketiga
otot organ reproduksi juga semakin berkurang kelompok di ketahui bahwa mayoritas
(Liana, 2013).
Jumlah terbanyak pada kelompok pijat
oksitosin adalah responden primipara dengan
Secara umum distribusi responden jumlah responden 7 orang, pada kelompok
berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak dari senam nifas dengan jumlah responden
13 responden pada masing-masing kelompok primipara sebanyak 9 orang dan pada
yaitu pada kelompok pijat oksitosin dengan kelompok pijat oksitosin dan senam nifas
pendidikan SMP sebanyak 5 responden, adalah primipara sebanyak 9 responden.
kelompok senam nifas dengan pendidikan Jumlah responden primipara lebih banyak di
SMA sebanyak 5 responden, dan pada bandingkan dengan multipara. Pada multipara
proses involusi uterus cenderung menurun signifikanpada 24 jam pertama – harike 4
kecepatannya dibandingkan dengan primipara, danharike 4 – harike 7 involusi
hal ini disebabkan oleh fisiologi otot-otot rahim uteruspadakelompokintervensidankelompokko
multipara yang berkurang elastisitasnya ntrol (p=0.000).
sehingga terjadi hambatan dalam involusi Pada kelompok senam nifas menunjukan
uterus. Pada multipara otot-otot uterus sudah bahwa 13 responden penurunan paling banyak
sering teregang, dimana otot-otot yang terlalu 4 jari di bawah pusat dengan jumlah responden
sering teregang memerlukan waktu yang lama 6. Hipotesis dalam penelitian ini terbukti
untuk proses involusi uterus (Manuaba, 2007). bahwa terdapat perbedaan rata-rata involusio
uteri setelah senam nifas. Berarti nilai p value<
Pada kelompok pijat oksitosin menunjukan 0,05 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan
bahwa 13 responden yang di lakukan pemijatan yang signifikan senam nifas terhadap Involusio
1 dan 2 didapatkan bahwa penurunan TFU Uteri ibu postpartum spontan. Pada penelitian
paling banyak adalah 3 jari di bawah pusat ini senam nifas di dapatkan p value 0,000, Hal
dengan jumlah responden 5 orang. ini berarti nilai p < 0,05 yang menunjukkan
Hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa bahwa ada keterkaitan yang signifikan antara
terdapat perbedaan rata-rata involusio uteri pijat oksitosin terhadap involusio uteri di RS
PKU Muhammadiyah Temanggung
setelah tindakan pijat oksitosin. Berarti nilai p
value< 0,05 yang menunjukkan bahwa ada Pada penelitian ini senam nifas efektif untuk
perbedaan yang signifikan tindakan pijat mempercepat proses involusio uteri ibu
oksitosin terhadap Involusio Uteri ibu postpartum spontan. Hasil penelitian ini juga
postpartum spontan. Pada penelitian ini pijat didukung oleh penelitian lainnya yaitu
oksitosin di dapatkan p value 0,000.Hal ini penelitian dari Siregar (2013) menyatakan
berarti nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa bahwa terdapat pergaruh senam nifas terhadap
ada keterkaitan yang signifikan antara pijat involusio uteri pada ibu postpartum primipara
oksitosin terhadap involusio uteri di RS PKU pervaginam dengan p value 0,001 (p < 0,05).
Muhammadiyah Temanggung. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitianYuliani, Mato, dan Sjafaraenan
(2012) yang menyimpulkan bahwa senam nifas
Penelitianinididukungdenganpenelitian yang efektif untuk mencapai waktu involusi uteri
dilakukanolehKhairani, Komariah, danMardiah yang minimal pada ibu post partum dengan p
(2012) value (0,000) < α (0,05).
tentangpengaruhpijatoksitosinterhadapinvolusi
uteruspadaibupost partum. Perbedaanrata-rata involusio uteri setalah
Berdasarkanpenelitiantersebutdidapatkanhasilb tindakan pijat oksitosin, senam nifas, pijat
ahwaadapengaruhpijatoksitosinterhadapinvolus oksitosin dan senam nifas
i uteruspadaibupost partumdenganp value Berdasarkan hasil penelitian yang telah
(0,01) < α (0,05). dilakukan pada 39 responden yang terbagi
PenelitianlainyadilakukanolehFauziah H. menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok pijat
Wada(2014), oksitosin, kelompok senam nifas, kelompok
denganjudulpengaruhpijatoksitosinterhadapinv pijat oksitosin dan senam nifas. Penelitian ini
olusi uteruspadaibupost partumprimigravida. di lakukan 2 kali tindakan pada masing-masing
Hasilpenelitianmenunjukanbahwaterdapatperce kelompok. Tindakan yang efektif untuk
patanpenurunan TFU yang proses involusio uteri pada ibu postpartum
bermaknapadakelompokintervensi (p=0.000), spontan antara pijat oksitosin dan senam nifas
sedangkanpadakelompokkontroltidakbermakna adalah senam nifas. Dengan rata-rata senam
(p=0.865). Terdapatperbedaan yang nifas 4,15 lebih besar dibandingkan rata-rata
pijat oksitosin dengan rata-rata 2,54. mengandung banyak granula sekretrotik dan
Sedangkan jika hasil ketiga kelompok berada pada permukaan hipofise posterior dan
dibandingkan tindakan yang lebih efektif untuk bila ada rangsangan akan mensekresikan
proses involusio uteri pada ibu postpartum oksitosin. Sementara oksitosin akan bekerja
spontan yaitu tindakan pijat oksitosin dan menimbulkan kontraksi bila pada uterus telah
senam nifas (pada kelompok yang dilakukan ada reseptor oksitosin.
keduanya). Dengan rata-rata 5,46 lebih besar
dibandingkan rata-rata pijat oksitosin dengan
rata-rata 2,54 dan senam nifas dengan rata-rata HasilpenelitianpenelitianolehHamranani (2010)
4,15. yang
menyimpulkanbahwaoksitosindigunakanuntuk
memperbaikikontraksi uterus
Hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa setelahmelahirkansebagaisalahsatutindakanunt
terdapat perbedaan rata-rata involusio uteri ukmencegahterjadinyaperdarahan.
setelah tindakan pijat oksitosin, senam nifas Berdasarkanhasilpenelitiantersebutdanhasilpen
dan tindakan pijat oksitosin dan senam nifas elitian yang dilakukanpenelitidapat di
dengan nilai p ketiga kelompok < 0,05 hal ini simpulkanbahwapemberianpijatoksitosinmerup
berarti nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa akansalahsatucara yang
ada perbedaan yang signifikan tindakan pijat efektifuntukpempercepatinvolusi
oksitosin, senam nifas dan tindakan pijat uterusdanmengatasiterjadinyaperdarahanpadaib
oksitosin dan senam nifas terhadap involusio upost partum.
uteri ibu postpartum spontan. Pada penelitian
ini pijat oksitosin, senam nifas, pijat oksitosin
dan senam nifas di dapatkan p value 0,000, Hal Senam nifas akan menyebabkan kontraksi dan
ini berarti nilai p < 0,05 yang menunjukkan retraksi dari uterus yang terus menerus maka
bahwa ada keterkaitan yang signifikan antara akan terjadi penjepitan pembuluh darah
pijat oksitosin, senam nifas, pijat oksitosin dan sehingga terganggulah peredaran darah ke
senam nifas terhadap involusio uteri di RS uterus. Sehingga menyebabkan jaringan otot
PKU Muhammadiyah Temanggung kekurangan zat yang diperlukan sehingga
ukuran jaringan otot uterus akan mengecil.
Selain itu juga peredaran darah ke uterus yang
kurang ini mengakibatkan uterus mengalami
Tindakan pijat oksitosin dan senam nifas lebih atropi dan ukuran akan kembali kebentuk
efektif untuk mempercepat proses involusio semula. Dengan adanya kontraksi dan retraksi
uteri karena pijat oksitosin dapat merangsang dari uterus yang terus menerus maka akan
hipofisis anterior dan posterior untuk terjadi penjepitan pembuluh darah sehingga
mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon terganggulah peredaran darah ke uterus.
oksitosin akan memicu kontraksi otot polos Sehingga menyebabkan jaringan otot
pada uterus sehingga akan terjadi involusi kekurangan zat yang diperlukan sehingga
uterus, sedangkan tanda jika ada reflek ukuran jaringan otot uterus akan mengecil.
oksitosin adalah dengan adanya rasa nyeri Selain itu juga peredaran darah ke uterus yang
karena kontraksi uterus (Pillitery,2009).Jordan kurang ini mengakibatkan uterus mengalami
(2008) mengungkapkan bahwa oksitosin yang atropi dan ukuran akan kembali kebentuk
dihasilkan dari hiposis posterior pada nucleus semula (Widianti, 2010).
paraventrikel dan nucleus supra optic. Saraf
ini berjalan menuju neuro hipofise melalui
tangkai hipofisis, dimana bagian akhir dari
tangkai ini merupakan suatu bulatan yang Hasil penelitian ini juga didukung oleh
Larsonberupa survei secara acak tentang efek
senam nifaspada 1003 wanita Amerika 2. Gambaran Involusio uteri setelah
mengaku setelah mengikutiprogram senam dilakukan tindakan pada kelompok pijat
nifas dengan latihan yang teraturmengalami oksitosin diketahui paling banyak turun
pengerutan pada rahim yang lebih kuat, selain 3 jari dibawah pusat. Involusio uteri
itu juga mengalami penurunan pada berat pada kelompok senam 4 jari di bawah
badanselama enam minggu setelah melahirkan. pusat. Dan involusio uteri pada
Dan dalamstudi dari 1432 ibu nifas di Swedia kelompok pijat oksitosin dan senam
yang melakukansenam nifas ditemukan bahwa nifas diketahui 4 jari dibawah pusat.
mayoritas 71% wanitatersebut mengalami 3. Terdapat perbedaan involusio uteri
metabolisme tubuh yang lancar,dan pemulihan setelah dilakukan tindakan pada masing-
fisik yang lebih cepat (Larson, 2008). masing kelompokinvolusio uteri paling
efektif pada kelompok dengan tindakan
pijat oksitosin dan senam nifas.
Pelaksanaan latihan fisik (senam nifas) pada SARAN
ibu post partum, maka sel otot akan terangsang 1. Ibu Postpartum
secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk Dengan penelitian ini diharapkan ibu
membangkitkan potensial aksi yang postpartum dapat menerima informasi tentang
dihantarkan sepanjang membran sel, dengan terapi pijat oksitosin dan senam nifas sebagai
adanya potensial aksi maka akan terjadi salah satu terapi non farmakologis dalam
mekanisme kontraktil oleh protein kontraktil mempercepat proses involosio uteri pada ibu
aktin dan miosin, sehingga mengubah energi postpartum spontan. Selain itu, diharapkan ibu
hasil hidrolisis ATP menjadi gerakan suatu postpartum spontan bersedia menggunakan
komponen seluler disepanjang komponen pijat oksitosin dan senam untuk mempercepat
lainnya. proses involusio uteri ibu postpartum spontan.
KESIMPULAN 2. Pelayanan Keperawatan
Dari hasil penelitian mengenai tindakan pijat Dengan penelitian ini diharapkan pelayanan
oksitosin dan senam nifas dalam mempercepat keperawatan bukan hanya memberikan
involusio uteri pada ibu postpartum spontan di tindakan farmakologis dalam mempercepat
proses involusio uteri pada ibu postpartum,
RS PKU Temanggung, maka kesimpulan yang
dapat diambil sebagai berikut: namun dapat memberikan tindakan berupa pijat
oksitosin dan senam nifas untuk mempercepat
1. Rata-rata usia responden pada kelompok proses involusio uteri ibu postpartum dalam
pijat oksitosin adalah 25 tahun. melaksanakan perannya sesuai undang-undang
kelompok senam nifas adalah 23 tahun, keperawatan. Peran perawat dapat di aplikasian
kelompok pijat oksitosin dan senam dengan meningkatkan asuhan keperawatan ibu
nifas adalah 25 tahun. Rata-Rata postpartum.
pendidikan responden pada kelompok
pijat oksitosin, pijat oksitosin dan senam
nifas adalah paling banyak SMP, dan 3. Penelitian Selanjutnya
kelompok senam nifas SMA. Pekerjaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna
pada kelompok pijat oksitosin, pijat bagi penelitian selanjutnya untuk
oksitosin dan senam nifas paling banyak mengembangkan pemberian pijat oksitosin dan
adalah ibu rumah tangga, pada kelompok senam nifas untuk proses involusio uteri ibu
senam nifas pedagang. Berdasarkan postpartum spontan. Penelitian selanjutnya
parietas pada ketiga kelompok paling diharapkan dapat meneliti tentang teknik atau
banyak adalah primipara. tindakan lain yang dapat bermanfaat dalam
mengatasi masalah postpartum khususnya 8. Danuatmaja, B., & Meiliasari, M. 2009.40
involusi uteri pada ibu postpartum.Peneliti Hari Pasca Persalinan: Masalah Dan
menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk Solusinya. Jakarta: Puspa Swara
melakukan penelitian tersebut dengan jumlah
responden yang lebih banyak dan melakukan
intervensi dalam waktu yang sama untuk setiap 9. Dasuki, Rumekti. 2008. Perbandingan
responden. Efektivitas Misoprostol Peroral Dengan
Oksitosin Untuk Prevensi Perdarahan Post
partum.
DAFTAR PUSTAKA http://www.chrl.net.publikasi.pdf.MPO
(diakses 25 Februari 2012).
1. Ambarwati dan Wulandari, 2008. Asuhan
Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra
Cendekia Press.
10. Depkes RI. 2011. Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-
2025.
2. Ambarwati dan Retna E. 2009.Asuhan http://www.depkes.go.id/downloads/newdo
Kebidanan Nifas Edisi 3.Yogjakarta: Mitra wnloads/rancangan_RPJPK_2005-2025.pdf
CendikiaOffset.
4. Bobak, LM, Lowdermilk, DL, & Jensen, 12. Farrer, H. 2011. Perawatan Maternitas.
M.D 2006. Buku Ajar Keperawatan Edisi ke-2. Jakarta: ECG.
Maternitas A. Wijayanti & Peter Anugrah,
Penerjemah. Jakarta; EGC
13. Hamranani, S. 2010, Pengaruh Pijat
Oksitosin Terhadap Involusi Uterus Pada
5. Burns, N., & Grove, S.K. 2005.The practice Ibu Post Partum Yang Mengalami
of nursing research: Conduct critique, and Persalinan Lama Di Rumah Sakit Wilayah
utilization.(5th ed). St.Louis, Missouri: Kabupaten Klaten.
Elsevier Saunders.