Efektifitas Pijat Oksitosin Dan Senam Nifas Terhadap Proses: Involusio Uteri Ibu Postpartum Spontan Di Rs Pku Temanggung

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN DAN SENAM NIFAS TERHADAP PROSES

INVOLUSIO UTERI IBU POSTPARTUM SPONTAN DI RS PKU TEMANGGUNG

Isti

Abstract

Background: The cause of maternal postpartum hemorrhage is atonic uterus or uterine subinvolusio.
Uterine involution is the return of the uterus in a state of pre-pregnancy form and position.Oxytocin
massage and parturition gymnastic are actions that can optimize the process uterine involution.
Oxytocin massage is an act of massaging the spine from fifth to sixth costa until the scapula.
Parturition gymnastics is a kind of gymnastic performed by postpartum mothers indepently. Objective:
This study aimed to analyze the effectiveness of oxytocinmassage and parturitiongymnastics in
accelerating the process of maternal postpartum spontaneous uterine involusion. Methods: This study
used Quasi Experiment with post test only design with three comparison treatments. Total sample was
39 people, divided into three groups and each group of 13 people. The sampling technique used
consecutive sampling. Selection of therapy using the division of the group. Oxytocinmassage and
parturition gymnastics performed two times, the first action performed 6 hours after birth and the
second act was done after 4 hours. Measuring instrument used was the observation sheet uterine
involusion. Results: This study showed that oxytocin massage, parturitiongymnastics, oxytocin
massage and parturition gymnastics, is an effective way to speed the processspontaneous uterine
involusion postpartum mothers with p value of 0.000 (p <0.05).Conclusion: Oxytocin massage,
parturition gymnastics, oxytocin massage and parturition gymnastics, effective to accelerate the
process uterineinvolusion, however, doing both of oxytocin massage and parturition gymnastic was
more effective. Suggestion: Both of these actions can be used as an alternative therapy to accelerate
the process of spontaneous postpartum maternal uterine involusion.

Keyword: Uterine Involusion, Oxytocin Massage, Parturition Gymnastic


PENDAHULUAN

berkontraksi. Pada perdarahan karena atonia


uteri, uterus membesar dan lembek pada palpasi.
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia Atonia uteri juga dapat timbul karena salah
berdasarkan Survey Demografi Kesehatan penanganan kala III persalinan, dengan memijat
Indonesia (SDKI) Tahun 2013 adalah 359 per uterus dan mendorongnya kebawah dalam usaha
100.000 kelahiran hidup masih tergolong tinggi melahirkan plasenta, sedang sebenarnya bukan
diantara negara-negara ASEAN lainnya, jika terlepas dari uterus (Leifer, 2005). Kontraksi
dibandingkan dengan AKI Singapura adalah 6 miometrium pada periode post partum disebut
per 100.000 kelahiran hidup, AKI Malaysia involusi uteri.
mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup,
bahkan AKI Vietnam sama seperti negara
Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000
kelahiran hidup, AKI Filipina 112 per 100.000 Involusi uterus adalah kembalinya uterus pada
kelahiran hidup, AKI Brunei 33 per 100.000 keadaan sebelum hamil dalam bentuk maupun
kelahiran hidup (Depkes RI, 2013). posisi. Involusi ini dapat mengecilkan rahim
setelah persalinan agar kembali kebentuk asal
AKI di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai
berdasarkan laporan dari Kabupaten Kota setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot
sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, polos uterus. Banyak faktor yang dapat
mengalami peningkatan bila dibandingkan mempengaruhi proses involusio uteri diantaranya
dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per adalah menyusui, mobilisasi dini, status gizi,
100.000 kelahiran hidup. Sebesar 57,93 % parietas dan usia (Marmi, 2012).
kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada
waktu hamil sebesar 24,74 % dan pada waktu Farrer (2011) menjelaskan bahwa involusi uterus
persalinan sebesar 17,33%. Berdasarkan disebabkan oleh beberapa hal yaitu pertama
kelompok umur, kejadian kematian maternal akibat dari keluarnya hormon oksitosin yang
terbanyak adalah pada usia produktif (20-34 menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi
tahun) sebesar 66,96%, kemudian pada otot miometrium. Kontraksi otot
kelompok umur >35 tahun sebesar 26,67% dan miometriumakan menekan pembuluh darah
pada kelompok umur < 20 tahun sebesar 6,37% sehingga suplaidarah ke uterus menjadi
(Depkes RI, 2012). berkurangKedua yaitu adanya kontraksi dan
retraksi otot miometrium yang terjadi terus
AKI disebabkan oleh beberapa faktor, menerus akan menekan pembuluh darah daerah
diantaranya karena perdarahan. Perdarahan penempelan plasenta, proses ini akan membantu
menjadi penyebab utama kematian ibu di mengurangi terjadinya perdarahan. Ketiga yaitu
Indonesia. Penyebab kedua ialah eklamsia otolisis, pada proses ini sitoplasma sel yang
(Depkes RI, 2011). Salah satu penyebab jumlahnya banyak selama kehamilan akan
perdarahan post partum adalah atonia uteri. mengalami proliferasi karena pengaruh
Atonia uteri merupakan suatu keadaan dimana peningkatan hormon estrogen dalam tubuh
uterus gagal untuk berkontraksi dan mengecil selama hamil akan mengalami atrofi seiring
sesudah janin keluar dari rahim. Perdarahan dengan penurunan jumlah estrogen setelah
postpartum secara fisiologis di kontrol oleh pelepasan plasenta.
kontraksi serat-serat miometrium terutama yang
berada disekitar pembuluh darah yang mensuplai Pada proses involusi jumlah sel–sel otot uterus
darah pada tempat perlengketan plasenta. Atonia mengalami pengecilan karena adanya proses
uteri terjadi ketika miometrium tidak dapat atrofi. Dengan keluarnya plasenta maka lapisan
lain yang terdapat pada rahim akan keluar juga. muskularmaupundenganpemijatan yang
Sementara lapisan deciduas basalis sebagian dapatmerangsangkeluarnyahormonoksitosin.Pij
masih tertinggal dalam uterus selama 2-3 hari, atoksitosinadalahsuatutindakanpemijatantulang
setelah mengalami nekrotik akan keluar sebagai belakangmulaidari costa ke 5-6 sampai scapula
lochea (Pillitery, 2003; Farrer, 2011). akanmempercepatkerjasarafparasimpatisuntuk
menyampaikanperintahkeotakbagianbelakangs
Kegagalan dalam involusi uteri disebut ehinggaoksitosinkeluar (Suherni, 2008; Suradi,
subinvolusi. Subinvolusisering disebabkan oleh 2006).
infeksi dan tertinggalnya sisa plasenta dalam Hormonoksitosinbergunauntukmemperkuatdan
uterus sehingga proses involusi uterus tidak mengaturkontraksi uterus,
berjalan dengan normal dan terhambat, bila mengompresipembuluhdarahdanmembantu
subinvolusi uterus tidak ditangani dengan baik, hemostasis
akan mengakibatkan perdarahan yang berlanjut ibusehinggamengurangikejadianatonia
atau postpartum haemorrhage. Ciri-ciri uteriterutamapadapersalinan lama. Kontraksi
subinvolusi atau proses yang abnormal uterus yang kuatakanmengakibatkan proses
diantaranya, tidak secara progresif dalam involusimenjadilebihbagus (Dasuki, Rumekti,
pengembalian ukuran uterus, uterus teraba lunak 2008).Berdasarkanpenelitian (Wada, 2014),
dan kontraksinya buruk, sakit pada punggung denganjudulpengaruhpijatoksitosinterhadapinv
atau nyeri pada pelvik yang persisten, olusi uteruspadaibupostpartumprimigravida di
perdarahan pervagina abnormal seperti RSUD PanembahanSenopatiBantul,
perdarahan segar, lochea rubra banyak, persisten Yogyakarta di dapatkanhasilbahwa,
dan berbau busuk (Marmi, 2012). terdapatperbedaan yang signifikanpada 24 jam
Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti pertama – harike 3danharike 4 – harike 7
yang telah dilakukan pada bulan Desember 2015 involusi
di RS PKU Muhammadiyah Temanggung uteruspadakelompokintervensidankelompokko
Bangsal Muzdhalifah di dapatkan data ibu ntrol. SejalandenganpenelitianKhaerani,
(2012),
postpartumspontan yang mengalami
subinvolusio uteri sebanyak 20 orang dari 200 denganjudulpengaruhpijatoksitosinterhadapInv
ibu yang partus di RS tersebut. Data tersebut olusi UterusIbuPostpartum,
tidak terlalu banyak akan tetapi jika ibu didapatkanhasilbahwateridentifikasipengaruhpi
postpartum yang menggalami subinvolusio uteri jatoksitosinterhadapinvolusi uteruspadaibupost
partum di RuangPost PartumKelas III RSHS
tidak di tangani dengan benar dapat
mengakibatkan perdarahan postpartum dan Bandung.
membahayakan keselamatan ibu. Dan dari hasil
Tindakan nonfarmakologis lainya adalahsenam
wawancara yang didapatkan dari bidan dan
nifas. Senam nifas merupakan salah satu cara
perawat di bangsal tersebut, menggatakan
untukmengurangi masalah yang terjadi padaibu
melakukan pijat oksitosin tetapi tidak untuk
postpartum. Hal ini karena senamnifas
kemudian di observasi TFU pada ibu
merupakan cara untuk mobilisasidini yang
postpartum, tetapi untuk memperlancar ASI. Dan
sangat dianjurkan untuk ibupostpartum
juga senam nifas jarang dilakukan disana. Selain
sehinggaproses involusi lancar(Scott,
terapi farmakologi yang di berikan ada juga
2006).Senam nifas adalah senam yang dilakukan
terapi nonfarmakologi yang dapat di lakukan
ibu nifas secara mandiri yaitu berupa latihan
seperti pijat oksitosin dan senam nifas.
kegel panggul untuk memperkuat tonus otot
Oksitosinadalahsuatuhormon yang yang hilang karena jaringan panggul meregang
dihasilkanolehlobus posterior hipofise. selam ibu hamil dan melahirkan (Bobak,
Oksitosindapatdiberikansecaralangsung, Lowdermilk, Jensen, 2005). Tujuan senam nifas
baikintra nasal, intra adalah untuk mengurangi bendungan lokia dalam
rahim, memperlancar peredaran darah sekitar bertujuan untuk membandingkan hasil yang
alat kelamin, dan mempercepat normalisasi alat didapat sesudah diberi perlakuan pijat oksitosin
kelamin, Senam nifas merupakan salah satu pada kelompok O1, sesudah diberi perlakukan
usaha untuk menguatkan kontraksi otot uterus senam nifas pada kelompok O2, dan sesudah
(Danuatmaja dan Meiliasari, 2009). diberikan perlakukan pijat oksitosin dan senam
nifas pada kelompok O3 (Burns & Grove,
Adanya kontraksi dan retraksi dari uterus yang 2005).Populasi terjangkau dalam penelitian ini
terus menerus, menyebabkan terjadi penjepitan yaitu ibu postpartum spontandi RS PKU
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan jaringan Temanggung Bangsal Muzdalifah.Sampel yang
otot kekurangan zat-zat yang diperlukan digunakan dalam penelitian ini adalah 13 orang
sehingga ukuran jaringan otot uterus akan pada setiap kelompoknya. Yaitu pada kelompok
mengecil dan ukuran uterus juga akan mengecil. yang diberikan pijat oksitosin, kelompok yang
Selain itu, peredaran darah ke uterus yang melakukan tindakan senam nifas, dan kelompok
kurang mengakibatkan uterus mengalami atropi yang melakukan keduanya yaitu pijat oksitosin
dan ukuran akan kembali ke bentuk semula dan senam nifas. Jadi, total sampel yang
(Masruroh, 2012). Berdasarkan penelitian dibutuhkan adalah 39 orang.
Siregar, (2014), dengan judul pengaruh senam
nifas terhadap involusi uterus ibu Postpartum HASIL PENELITIAN
primipara pervaginam di klinik bersalin Tutun
Sehati Tanjung Morawa, didapatkan hasil bahwa HasilPenelitian ini dilakukan sejak bulan April
setelah ibu post partummelakukan senam nifas sampai Mei 2016didapatkanhasilsebagaiberikut.
selama 3 hari dengan gerakan yang benar, rata-
1. Analisa univariat
rata penurunan tinggi fundus uterusyaitu 5 cm Data karakteristik responden
per hari. Sedangkan penurunan tinggi fundus,
uterus pada ibu postpartum yang tidak Rata-rata usia responden pada kelompok pijat
melakukansenam nifas rata-rata 2 cm per hari. oksitosin adalah 25 tahun dan standar deviasi
2,55. Jumlah distribusi rata-rata usia
responden pada kelompok senam nifas adalah
Pijat oksitosin dan senam nifas dalam membantu 23 tahun dan standar deviasi 2,56. Dan jumlah
proses involusio uteri merupakan proses yang distribusi rata-rata usia responden pada
sangat urgent, dengan proses tersebut diharapkan kelompok pijat oksitosin dan senam nifas
ibu postpartum lebih cepat dalam proses adalah 25 dan standar deviasi 2,68. P
penurunan Tinggi Fundus Uteri (TFU) dan valuepada kelompok pijat oksitosin, senam
pengembalian rahim serta mencegah nifas, pijat oksitosin dan senam nifas sebesar
subinvolusio uteri. Berdasarkan hal tersebut 0,21. Artinya bahwa nilai tersebut lebih besar
maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut dari nilai signifikansi yaitu sebesar 0,05 maka
tentang efektifitas pijat oksitosin dan senam dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok
nifas terhadap proses involusio uteriibu data mempunyai varian yang sama atau
postpartum di Bangsal Muzdalifah PKU homogen. Tidak ada perbedaan usia antara
Muhammadiyah Temanggung. kelompok pijat oksitosin, senam nifas, pijat
oksitosin dan senam nifas.

METODOLOGI PENELITIAN
Jumlah responden berdasarkan tingkat
Desain penelitian yang digunakan dalam pendidikannya terdapat 13 responden pada
penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan kelompok pijat oksitosin dengan pendidikan
rancangan penelitian posttest only design with paling banyak SMP 5 responden, 38,5%. Pada
three comparison treatments. Rancangan ini kelompok senam nifas terdapat 13 responden
dengan pendidikan, SMA 5 responden 38,5%. pendidikannya pada kelompok pijat oksitosin,
Dan pada kelompok pijat oksitosin dan senam kelompok senam nifas, kelompok pijat
nifas dengan pendidikan SMP 5 oksitosin dan senam nifas.
responden38,5%. P valueketiga kelompok
tersebut sebesar 0,87. Artinya bahwa nilai
tersebut lebih besar dari nilai signifikansi yaitu Gambaran proses involusio
0,05 maka dapat disimpulkan varian data uterisetelahtindakanpadamasing-
ketiga kelompok tersebut sama atau homogen. masingkelompoksebagaiberikut :
Tidak ada perbedaan antara responden dengan
tingkat pendidikannya pada kelompok pijat
oksitosin, kelompok senam nifas, kelompok
pijat oksitosin dan senam nifas. Prosesinvolusio uteri pada ketiga kelompok
dapat diketahui bahwa penurunan TFU pada
kelompok pijat oksitosin diketahui paling
banyak turun 3 jari dibawah pusat sebanyak 5
Jumlah responden di kelompok pijat oksitosin
responden. Pada kelompok senam nifas
berdasarkan pekerjaan terdapat 13 responden penurunan TFU paling banyak adalah 4 jari di
dengan pekerjaan paling banyak ibu rumah bawah pusat, 6 responden. Dan pada kelompok
tangga, 5 responden 38,5%. Pada kelompok pijat oksitosin dan senam nifas diketahui 4 jari
senam nifas terdapat 13 responden dengan dibawah pusat 4 responden.
pekerjaan paling banyak swasta 4 responden
30,8 %, dan Pedagang 4 responden 30,8%. Dan
pada kelompok pijat oksitosin dan senam nifas
dengan pekerjaan paling banyak ibu rumah 2. Analisabivariat
tangga 5 responden 38,5%. P valuekelompok Perbedaan rata-rata involusio uteri setalah
tersebut yaitu 0,40. Artinya bahwa nilai uji tindakan pijat oksitosin, senam nifas, pijat
homogenitas lebih besar dari nilai signifikansi oksitosin dan senam nifas setelah
yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan varian data tindakanadalahsebagaiberikut :
ketiga kelompok tersebut adalah sama atau
Terdapat perbedaan rata-rata involusio uteri
homogen. Tidak ada perbedaan antara
setelah tindakan pijat oksitosin, senam nifas
responden dengan pekerjaan pada kelompok
dan pijat oksitosin dan senam nifas dengan
pijat oksitosin, senam nifas, pijat oksitosin dan
nilai p = 0,000 (p value< 0,05), sehingga
senam nifas.
mendapatkan hasil Ho ditolak dan Ha
diterima.Dari hasil tersebut mendapatkan
kesimpulan bahwa ada perbedaan yang
Jumlah responden berdasarkan parietas pada signifikan tindakan pijat oksitosin, senam nifas
ketiga kelompok paling banyak adalah dan pijat oksitosin dan senam nifas terhadap
primipara kelompok pijat oksitosindengan 7 Involusio Uteri. Dengan demikian tindakan
responden 53,8%. Pada kelompok senam nifas tersebut efektif untuk mempercepat proses
terdapat primipara 9 responden 69,2%. Dan involusio uteri ibu postpartum spontan.
pada kelompok pijat oksitosin dan senam nifas Tindakan yang lebih efektif untuk proses
dengan primipara 9 responden 69,2%. involusio uteri pada ibu postpartum spontan
antara pijat oksitosin dan senam nifas adalah
P valueketiga kelompok tersebut sebesar 0,32. senam nifas. Dengan rata-rata 4,15 lebih besar
Artinya bahwa nilai tersebut lebih besar dari dibandingkan rata-rata pijat oksitosin dengan
nilai signifikansi yaitu 0,05 maka dapat rata-rata 2,54. Sedangkan jika hasil ketiga
disimpulkan varian data ketiga kelompok kelompok dibandingkan tindakan yang lebih
tersebut sama atau homogen. Tidak ada efektif untuk proses involosio uteri pada ibu
perbedaan antara responden dengan tingkat
postpartum spontan yaitu tindakan pijat kelompok pijat oksitosin dan senam nifas
oksitosin dan senam nifas (pada kelompok dengan pendidikan SMP sebanyak 5
yang dilakukan keduanya). Dengan rata-rata responden. Jika wanita berpendidikan tinggi
5,46 lebih besar dibandingkan rata-rata pijat dan memiliki penghasilan sendiri, ia akan
oksitosin dengan rata-rata 2,54 dan senam nifas peduli pada dirinya dan dapat memilih
dengan rata-rata 4,15. makanan yang sehat dan pelayanan kesehatan
terbaik bagi dirinya. Kaitannya dengan
PEMBAHASAN masalah kesehatan disebutkan bahwa wanita
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang memiliki pendidikan lebih tinggi
dari 39 responden diperoleh data usia pada cenderung lebih memperhatikan kesehatan
kelompok pijat oksitosin, jumlah responden dirinya (Martini, 2012).
terbanyak pada usia rata-rata24 tahun. Pada Responden yang bekerja, pada ketiga
kelompok senam nifas jumlah responden kelompok di ketahui bahwa responden pada
terbanyak usia rata-rata 23 tahun. Dan pada kelompok pijat oksitosin paling banyak bekerja
kelompok pijat oksitosin dan senam nifas sebagai pedagang dengan jumlah 5 orang. Pada
jumlah responden terbanyak pada usia rata-rata kelompok senam nifas paling banyak bekerja
25 tahun.Hal ini sejalan dengan pernyataan sebagai swasta dan pedagang dengan jumlah
Bobak, Lowdermilk, dan Jensen (2006) bahwa masing-masing 4 orang. Dan pada responden
angka kelahiran yang tinggi pada kelompok kelompok pijat oksitosin dan senam nifas
umur 20 sampai 24 tahun dan 25 sampai 29 paling banyak bekerja sebagai pedagang
tahun yang mencerminkan tahun-tahun usia dengan jumlah responden 5 orang. Pekerjaan
subur dan produktif wanita. Hal ini didukung seorang ibubisa mempengaruhi kondisi dari
juga oleh data dari Kementrian Kesehatan RI kehamilan. Ibu denganpekerjaan yang berat
(2014) bahwa kelompok usia 25-29 tahun dapat mempengaruhi kondisijanin, uterus dan
adalah kelompok terbanyak di antara kelompok organ reproduksi lainnya. Hal inidapat
rentang usia produktif. menyebabkan perubahan letak daripada
janindalam kandungan dan juga bahaya lainnya
yangmerupakan komplikasi dari kehamilan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti (Sunarsih, 2011). Namun padapenelitian ini,
sejalan dengan penelitian Liana (2013) bahwa responden rata-rata merupakan ibu dengan
usia sangat erat kaitannya dengan penurunan pekerjaan swasta dan pedagang sehingga tidak
tinggi fundus uterus pada ibu post partum. ditemukan komplikasiselama hamil dan
Semakin tua umur seseorang maka semakin melahirkan.
berkurang fungsi reproduksinya yang rata-rata
dijumpai pada usia lebih dari 35 tahun. Seiring
dengan pertambahan usia, keelastisitasan otot- Responden berdasarkan parietas dari ketiga
otot organ reproduksi juga semakin berkurang kelompok di ketahui bahwa mayoritas
(Liana, 2013).
Jumlah terbanyak pada kelompok pijat
oksitosin adalah responden primipara dengan
Secara umum distribusi responden jumlah responden 7 orang, pada kelompok
berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak dari senam nifas dengan jumlah responden
13 responden pada masing-masing kelompok primipara sebanyak 9 orang dan pada
yaitu pada kelompok pijat oksitosin dengan kelompok pijat oksitosin dan senam nifas
pendidikan SMP sebanyak 5 responden, adalah primipara sebanyak 9 responden.
kelompok senam nifas dengan pendidikan Jumlah responden primipara lebih banyak di
SMA sebanyak 5 responden, dan pada bandingkan dengan multipara. Pada multipara
proses involusi uterus cenderung menurun signifikanpada 24 jam pertama – harike 4
kecepatannya dibandingkan dengan primipara, danharike 4 – harike 7 involusi
hal ini disebabkan oleh fisiologi otot-otot rahim uteruspadakelompokintervensidankelompokko
multipara yang berkurang elastisitasnya ntrol (p=0.000).
sehingga terjadi hambatan dalam involusi Pada kelompok senam nifas menunjukan
uterus. Pada multipara otot-otot uterus sudah bahwa 13 responden penurunan paling banyak
sering teregang, dimana otot-otot yang terlalu 4 jari di bawah pusat dengan jumlah responden
sering teregang memerlukan waktu yang lama 6. Hipotesis dalam penelitian ini terbukti
untuk proses involusi uterus (Manuaba, 2007). bahwa terdapat perbedaan rata-rata involusio
uteri setelah senam nifas. Berarti nilai p value<
Pada kelompok pijat oksitosin menunjukan 0,05 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan
bahwa 13 responden yang di lakukan pemijatan yang signifikan senam nifas terhadap Involusio
1 dan 2 didapatkan bahwa penurunan TFU Uteri ibu postpartum spontan. Pada penelitian
paling banyak adalah 3 jari di bawah pusat ini senam nifas di dapatkan p value 0,000, Hal
dengan jumlah responden 5 orang. ini berarti nilai p < 0,05 yang menunjukkan
Hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa bahwa ada keterkaitan yang signifikan antara
terdapat perbedaan rata-rata involusio uteri pijat oksitosin terhadap involusio uteri di RS
PKU Muhammadiyah Temanggung
setelah tindakan pijat oksitosin. Berarti nilai p
value< 0,05 yang menunjukkan bahwa ada Pada penelitian ini senam nifas efektif untuk
perbedaan yang signifikan tindakan pijat mempercepat proses involusio uteri ibu
oksitosin terhadap Involusio Uteri ibu postpartum spontan. Hasil penelitian ini juga
postpartum spontan. Pada penelitian ini pijat didukung oleh penelitian lainnya yaitu
oksitosin di dapatkan p value 0,000.Hal ini penelitian dari Siregar (2013) menyatakan
berarti nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa bahwa terdapat pergaruh senam nifas terhadap
ada keterkaitan yang signifikan antara pijat involusio uteri pada ibu postpartum primipara
oksitosin terhadap involusio uteri di RS PKU pervaginam dengan p value 0,001 (p < 0,05).
Muhammadiyah Temanggung. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitianYuliani, Mato, dan Sjafaraenan
(2012) yang menyimpulkan bahwa senam nifas
Penelitianinididukungdenganpenelitian yang efektif untuk mencapai waktu involusi uteri
dilakukanolehKhairani, Komariah, danMardiah yang minimal pada ibu post partum dengan p
(2012) value (0,000) < α (0,05).
tentangpengaruhpijatoksitosinterhadapinvolusi
uteruspadaibupost partum. Perbedaanrata-rata involusio uteri setalah
Berdasarkanpenelitiantersebutdidapatkanhasilb tindakan pijat oksitosin, senam nifas, pijat
ahwaadapengaruhpijatoksitosinterhadapinvolus oksitosin dan senam nifas
i uteruspadaibupost partumdenganp value Berdasarkan hasil penelitian yang telah
(0,01) < α (0,05). dilakukan pada 39 responden yang terbagi
PenelitianlainyadilakukanolehFauziah H. menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok pijat
Wada(2014), oksitosin, kelompok senam nifas, kelompok
denganjudulpengaruhpijatoksitosinterhadapinv pijat oksitosin dan senam nifas. Penelitian ini
olusi uteruspadaibupost partumprimigravida. di lakukan 2 kali tindakan pada masing-masing
Hasilpenelitianmenunjukanbahwaterdapatperce kelompok. Tindakan yang efektif untuk
patanpenurunan TFU yang proses involusio uteri pada ibu postpartum
bermaknapadakelompokintervensi (p=0.000), spontan antara pijat oksitosin dan senam nifas
sedangkanpadakelompokkontroltidakbermakna adalah senam nifas. Dengan rata-rata senam
(p=0.865). Terdapatperbedaan yang nifas 4,15 lebih besar dibandingkan rata-rata
pijat oksitosin dengan rata-rata 2,54. mengandung banyak granula sekretrotik dan
Sedangkan jika hasil ketiga kelompok berada pada permukaan hipofise posterior dan
dibandingkan tindakan yang lebih efektif untuk bila ada rangsangan akan mensekresikan
proses involusio uteri pada ibu postpartum oksitosin. Sementara oksitosin akan bekerja
spontan yaitu tindakan pijat oksitosin dan menimbulkan kontraksi bila pada uterus telah
senam nifas (pada kelompok yang dilakukan ada reseptor oksitosin.
keduanya). Dengan rata-rata 5,46 lebih besar
dibandingkan rata-rata pijat oksitosin dengan
rata-rata 2,54 dan senam nifas dengan rata-rata HasilpenelitianpenelitianolehHamranani (2010)
4,15. yang
menyimpulkanbahwaoksitosindigunakanuntuk
memperbaikikontraksi uterus
Hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa setelahmelahirkansebagaisalahsatutindakanunt
terdapat perbedaan rata-rata involusio uteri ukmencegahterjadinyaperdarahan.
setelah tindakan pijat oksitosin, senam nifas Berdasarkanhasilpenelitiantersebutdanhasilpen
dan tindakan pijat oksitosin dan senam nifas elitian yang dilakukanpenelitidapat di
dengan nilai p ketiga kelompok < 0,05 hal ini simpulkanbahwapemberianpijatoksitosinmerup
berarti nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa akansalahsatucara yang
ada perbedaan yang signifikan tindakan pijat efektifuntukpempercepatinvolusi
oksitosin, senam nifas dan tindakan pijat uterusdanmengatasiterjadinyaperdarahanpadaib
oksitosin dan senam nifas terhadap involusio upost partum.
uteri ibu postpartum spontan. Pada penelitian
ini pijat oksitosin, senam nifas, pijat oksitosin
dan senam nifas di dapatkan p value 0,000, Hal Senam nifas akan menyebabkan kontraksi dan
ini berarti nilai p < 0,05 yang menunjukkan retraksi dari uterus yang terus menerus maka
bahwa ada keterkaitan yang signifikan antara akan terjadi penjepitan pembuluh darah
pijat oksitosin, senam nifas, pijat oksitosin dan sehingga terganggulah peredaran darah ke
senam nifas terhadap involusio uteri di RS uterus. Sehingga menyebabkan jaringan otot
PKU Muhammadiyah Temanggung kekurangan zat yang diperlukan sehingga
ukuran jaringan otot uterus akan mengecil.
Selain itu juga peredaran darah ke uterus yang
kurang ini mengakibatkan uterus mengalami
Tindakan pijat oksitosin dan senam nifas lebih atropi dan ukuran akan kembali kebentuk
efektif untuk mempercepat proses involusio semula. Dengan adanya kontraksi dan retraksi
uteri karena pijat oksitosin dapat merangsang dari uterus yang terus menerus maka akan
hipofisis anterior dan posterior untuk terjadi penjepitan pembuluh darah sehingga
mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon terganggulah peredaran darah ke uterus.
oksitosin akan memicu kontraksi otot polos Sehingga menyebabkan jaringan otot
pada uterus sehingga akan terjadi involusi kekurangan zat yang diperlukan sehingga
uterus, sedangkan tanda jika ada reflek ukuran jaringan otot uterus akan mengecil.
oksitosin adalah dengan adanya rasa nyeri Selain itu juga peredaran darah ke uterus yang
karena kontraksi uterus (Pillitery,2009).Jordan kurang ini mengakibatkan uterus mengalami
(2008) mengungkapkan bahwa oksitosin yang atropi dan ukuran akan kembali kebentuk
dihasilkan dari hiposis posterior pada nucleus semula (Widianti, 2010).
paraventrikel dan nucleus supra optic. Saraf
ini berjalan menuju neuro hipofise melalui
tangkai hipofisis, dimana bagian akhir dari
tangkai ini merupakan suatu bulatan yang Hasil penelitian ini juga didukung oleh
Larsonberupa survei secara acak tentang efek
senam nifaspada 1003 wanita Amerika 2. Gambaran Involusio uteri setelah
mengaku setelah mengikutiprogram senam dilakukan tindakan pada kelompok pijat
nifas dengan latihan yang teraturmengalami oksitosin diketahui paling banyak turun
pengerutan pada rahim yang lebih kuat, selain 3 jari dibawah pusat. Involusio uteri
itu juga mengalami penurunan pada berat pada kelompok senam 4 jari di bawah
badanselama enam minggu setelah melahirkan. pusat. Dan involusio uteri pada
Dan dalamstudi dari 1432 ibu nifas di Swedia kelompok pijat oksitosin dan senam
yang melakukansenam nifas ditemukan bahwa nifas diketahui 4 jari dibawah pusat.
mayoritas 71% wanitatersebut mengalami 3. Terdapat perbedaan involusio uteri
metabolisme tubuh yang lancar,dan pemulihan setelah dilakukan tindakan pada masing-
fisik yang lebih cepat (Larson, 2008). masing kelompokinvolusio uteri paling
efektif pada kelompok dengan tindakan
pijat oksitosin dan senam nifas.
Pelaksanaan latihan fisik (senam nifas) pada SARAN
ibu post partum, maka sel otot akan terangsang 1. Ibu Postpartum
secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk Dengan penelitian ini diharapkan ibu
membangkitkan potensial aksi yang postpartum dapat menerima informasi tentang
dihantarkan sepanjang membran sel, dengan terapi pijat oksitosin dan senam nifas sebagai
adanya potensial aksi maka akan terjadi salah satu terapi non farmakologis dalam
mekanisme kontraktil oleh protein kontraktil mempercepat proses involosio uteri pada ibu
aktin dan miosin, sehingga mengubah energi postpartum spontan. Selain itu, diharapkan ibu
hasil hidrolisis ATP menjadi gerakan suatu postpartum spontan bersedia menggunakan
komponen seluler disepanjang komponen pijat oksitosin dan senam untuk mempercepat
lainnya. proses involusio uteri ibu postpartum spontan.
KESIMPULAN 2. Pelayanan Keperawatan
Dari hasil penelitian mengenai tindakan pijat Dengan penelitian ini diharapkan pelayanan
oksitosin dan senam nifas dalam mempercepat keperawatan bukan hanya memberikan
involusio uteri pada ibu postpartum spontan di tindakan farmakologis dalam mempercepat
proses involusio uteri pada ibu postpartum,
RS PKU Temanggung, maka kesimpulan yang
dapat diambil sebagai berikut: namun dapat memberikan tindakan berupa pijat
oksitosin dan senam nifas untuk mempercepat
1. Rata-rata usia responden pada kelompok proses involusio uteri ibu postpartum dalam
pijat oksitosin adalah 25 tahun. melaksanakan perannya sesuai undang-undang
kelompok senam nifas adalah 23 tahun, keperawatan. Peran perawat dapat di aplikasian
kelompok pijat oksitosin dan senam dengan meningkatkan asuhan keperawatan ibu
nifas adalah 25 tahun. Rata-Rata postpartum.
pendidikan responden pada kelompok
pijat oksitosin, pijat oksitosin dan senam
nifas adalah paling banyak SMP, dan 3. Penelitian Selanjutnya
kelompok senam nifas SMA. Pekerjaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna
pada kelompok pijat oksitosin, pijat bagi penelitian selanjutnya untuk
oksitosin dan senam nifas paling banyak mengembangkan pemberian pijat oksitosin dan
adalah ibu rumah tangga, pada kelompok senam nifas untuk proses involusio uteri ibu
senam nifas pedagang. Berdasarkan postpartum spontan. Penelitian selanjutnya
parietas pada ketiga kelompok paling diharapkan dapat meneliti tentang teknik atau
banyak adalah primipara. tindakan lain yang dapat bermanfaat dalam
mengatasi masalah postpartum khususnya 8. Danuatmaja, B., & Meiliasari, M. 2009.40
involusi uteri pada ibu postpartum.Peneliti Hari Pasca Persalinan: Masalah Dan
menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk Solusinya. Jakarta: Puspa Swara
melakukan penelitian tersebut dengan jumlah
responden yang lebih banyak dan melakukan
intervensi dalam waktu yang sama untuk setiap 9. Dasuki, Rumekti. 2008. Perbandingan
responden. Efektivitas Misoprostol Peroral Dengan
Oksitosin Untuk Prevensi Perdarahan Post
partum.
DAFTAR PUSTAKA http://www.chrl.net.publikasi.pdf.MPO
(diakses 25 Februari 2012).
1. Ambarwati dan Wulandari, 2008. Asuhan
Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra
Cendekia Press.
10. Depkes RI. 2011. Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-
2025.
2. Ambarwati dan Retna E. 2009.Asuhan http://www.depkes.go.id/downloads/newdo
Kebidanan Nifas Edisi 3.Yogjakarta: Mitra wnloads/rancangan_RPJPK_2005-2025.pdf
CendikiaOffset.

11. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa


3. Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Tengah.2012. Profil Kesehatan Jawa
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:EGC Tengah.

4. Bobak, LM, Lowdermilk, DL, & Jensen, 12. Farrer, H. 2011. Perawatan Maternitas.
M.D 2006. Buku Ajar Keperawatan Edisi ke-2. Jakarta: ECG.
Maternitas A. Wijayanti & Peter Anugrah,
Penerjemah. Jakarta; EGC
13. Hamranani, S. 2010, Pengaruh Pijat
Oksitosin Terhadap Involusi Uterus Pada
5. Burns, N., & Grove, S.K. 2005.The practice Ibu Post Partum Yang Mengalami
of nursing research: Conduct critique, and Persalinan Lama Di Rumah Sakit Wilayah
utilization.(5th ed). St.Louis, Missouri: Kabupaten Klaten.
Elsevier Saunders.

14. Hidayat, A,A.A. 2007. Metode Penelitian


6. Coat J, Melyn D.2007. Keperawatan dan Teknik Analisis Data .
AnatomiFisiologiUntukBidan (terjemahan). Jakarta : Salemba Medika
Jakarta: EGC 15. Huliana, M. (2003). Perawatan Ibu Pasca
Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara

7. Cuningham F. Gary (et al), 2008. Williams


Obstetrics, 21 Ed, Andry Hartono, de, dkk. 16. Indiarti. 2009. Setiap Jam, 2 Orang Ibu
(Alih bahasa), Jakarta : EGC. Bersalin Meninggal Dunia.
http://www.Depkes.Rt.Htm (diakses 15 http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313 701-
November 2011) T31318 Hubungan%20inisiasi.pdf pada 10
Juni 2015

17. Khairani,L, dkk. (2012) Pengaruh Pijat


Oksitosin Terhadap Involusi Uterus pada 24. Morris, C. 2011. Massage Releases Labor
Ibu Post Partum di Ruang Post Partum (And Love) Hormone Oxytocin. New
Kelas III Rshs Bandung. YorkTimes. Diperoleh pada tanggal 10
Februari2015, dari
http://www.babble.com/pregnancy/newyork-
18. Kementerian Kesehatan RI. Kualitas times-massage-releases-labor andlove-
Pelayanan Kesehatan Ibu Di Indonesia. hormone-oxytocin
Jakarta: Kemenkes RI; 2012

25. Nursalam. 2008. Konsep & Penerapan


19. Leifer. 2005. Maternity Nursing Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Medika.
Anintroductory Text. Philadelpia:Elseiver
Sounder

26. Prabowo. 2010. Faktor-Faktor Yang


20. Liana, D. (2013). Faktor-faktor Mempengaruhi Involusi Uterus. http://web.
yangmempengaruhi tinggi fundus Ebschost.com (diakses 11 Maret 2012)
uteruspada ibu post partum di Rumah
SakitUmum dr. Zainal Abidin Banda
Aceh.STIKes U’Budiyah Banda Aceh 27. Rullynil.N.T., Ermawati, &Ervareny, L.
2014.
PengaruhSenamNifasterhadapPenurunanTin
21. Masruroh. (2012). Pengaruh senam nifas ggi Fundus Uteri padaIbuPost Partum di
terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada RSUP DR. M. Djamil Padang
ibu post partum. ProsidingSeminas
Competitive Advantage Vol 2No 2 2012. 28. Suherni. 2008. Perawatan Masa Nifas,
Diperoleh dari Yogyakarta: Fitramaya
http://www.journal.unipdu.ac.id/ind ex.php/
seminas / article / view/ 164 pada 15 Januari
2015.
29. Scott, Shelby. M. D. 2006. Exercise In The
Postpartum Period. Lippincott:Williams &
Wilkins
22. Marmi S.2012. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogjakarta:pustaka pelajar.

30. Syaifuddin AB.2009.Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
23. Martini. (2012). Hubungan inisiasi menyusui Neonatal. Jakarta: YBP-SP
dini dengan tinggi fundus uteri ibu
postpartum hari ke-7 di wilayah kerja
Puskesmas Kotabumi II Lampung Utara. 31. Surtiati E.2010. Pengaruh Senam Nifas
Diperoleh dari Terhadap Pemulihan Fisik Ibu Post Partum
Spontan Di Rumah Sakit PMI Dan Salak Stikes NaniHasanuddin Volume 1 Nomor 4
Kota Bogor. Bandung: Risbinakes Poltekkes Tahun2015
Bandung

32. Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan.


2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis Edisi ke 4. Jakarta: Sagung Seto
33. Sunarsih, V. d. (2011). Asuhan Kebidanan
pada IbuNifas. Jakarta: Salemba Medika

34. Sujanro, E. 2010. The Comparion Of


Examination Between Saline Inhalation
Sputum And Alcohol Fixation Bronchial
Washinf with Saccomano Fixation for Lung
Cancer Diagnosis. J Respir Indo Vol. 30,
No.4
35. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan. 2014.
Standart Operasional Prosedur (SOP)
Keperawatan. Universitas Muhammadiyah
Magelang.

36. Varney H, Kriebs M, Gegor C.2007.Buku


Ajar AsuhanKebidanan (terjemahan).
Volume 2. Jakarta: EGC

37. Vivian, D. 2011. Asuhan Kebidanan Pada


Ibu Nifas,Salemba,Jakarta.

38. Wiknjosastro H.2007. Buku Acuan Nasional


Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
SarwonoPrawirohardjo, Jakarta.

39. Widianti, A.T., & Proverawati, A. 2010.


Senam kesehatan. Yokyakarta: Nuha Medika

40. Yuliani., Mato, R., & Sjafaraenan. 2012.


Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan
Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum
Di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan
Anak Siti Fatimah Makassar. E-library

You might also like