Professional Documents
Culture Documents
Hardin S.Si, S.PD, M.PD
Hardin S.Si, S.PD, M.PD
Hardin S.Si, S.PD, M.PD
Known by
Reaponsibility Lecturer,
Activity Result
1 mL ethanol + 2 mL H2O Colourless
1 mL n-butyl alcohol + 2 mL H2O Colourless
Tert-butyl alcohol + 2 mL H2O Colourless
Cyclohaxanol + H2O 2 layers
Etilen Glikol + H2O pink
Phenol + H2O colorless
c. Lucas test
Activity Result Time
(minutes)
2 mL lucas reagent + 5 drops 1-butanol 2 layers (brown turbid) 1,613
2 mL lucas reagent + 5 drops 2-butanol 2 layers (yellow turbid) 1,383
2 mL lucas reagent + 5 drops 2 layers (yellow turbid) 1,283
cyclohexanol 2 layers (yellow turbid) 0,733
2 mL lucas reagent + 5 drops tert-butanol
d. Bordwell-Wellman test
Activity Result
1 mL acetone + 3 drops Bordwell reagent Green turbid, black
+ 5 drops 1-butanol precipitate
1 mL acetone + 3 drops Bordwell reagent blue turbid, black precipitate
+ 5 drops 2-butanol
1 mL acetone + 3 drops Bordwell reagent Orange turbid
+ 5 drops tert-butyl alcohol
1 mL acetone + 3 drops Bordwell reagent Orange turbid
+ 5 drops cholesterol
Activity Result
5 mL H2O + 2 drops phenol + 2 drops FeCl3 yellow
5 mL H2O + 2 drops resorcinol + 2 drops FeCl3 Brown
5 mL H2O + 2 drops 2-propanol + 2 drops FeCl3 Yellow less
b. Benedict test
Activity Result
2 mL benedict reagen + 10 drops formaldehyde blue
2 mL benedict reagen + 10 drops benzaldehyde Blue solution
2 mL benedict reagen + 10 drops acetone Dark blue solution
2 mL benedict reagen + 10 drops cyclohexanone Dark blue solution
c. Phenylhydrazine reaction
Activity Result
2 mL phenylhydrazine+ 10 drops benzaldehyde Red
Melting point
2 mL phenylhydrazine+ 10 drops cyclohexanone Red
Melting point
d. Prepation of oxime
Activity Result
4 mL H2O + 1 g hydroxylamine + 1,5 g sodium Colorless
acetate trihydrate
Melting point
4 mL H2O + 1 g hydroxylamine + 1,5 g sodium No sediment and
acetate trihydrate + heat colorless solution
Melting point
e. Aldol condentation
Activity Result
4 mL NaOH + 1 mL asetaldehyde Colorless solution
4 mL NaOH + 1 mL asetaldehyde (heated) Colorless solution
And rancid smell
10 m ethanol + 1 m aceton+ 5 m NaOH+ heat Colorless and no solution
G. DISCUSSION
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
a. Reaksi hidrokarbon dengan kalium permanganat
Hidrokarbon merupakan salah satu senyawa organik yang hanya
mengandung karbon dan hidrogen yang dapat dibedakan atas hidrokarbon jenuh
dan hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon yang mengandung ikatan karbon disebut
hidrokarbon tidak jenuh karena atom karbon yang terlibat dalam ikatan ganda
dapat berikatan dengan satu atau lebih atom tambahan. Contoh dari hidrokarbon
jenuh yaitu alkana (Carey, 2000: 53-55).
Percobaan ini bertujuan untuk menguji reaksi oksidasi antara alkena yang
memiliki rangkap dua dan alkana yang memiliki ikatan tunggal atau untuk dapat
membedakan antara senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh. Fungsi
pemberian Kalium permanganat yang berwarna ungu adalah sebagai agen
pengoksidasi kuat. Larutan kalium permanganate dengan heksana tidak bereaksi.
Panas dan penambahan asam dihindari, karena kondisi yang lebih kuat ini
meningkatkan oksidasi glikol lebih lanjut, dengan pembelahan ikatan rangkap
karbon-karbon.
Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu larutan berubah menjadi berwarna
coklat kekuningan, larutan terasa panas dan terbentuknya gumpalan. Hal ini tidak
sesuai dengan teori dari Zumdahl (2010: 655) bahwa pada suhu rendah, alkana
tidak sangat reaktif karena ikatan COC dan COH dalam alkana relatif kuat.
Misalnya, pada suhu 25 °C, alkana tidak bereaksi dengan asam, basa, atau
oksidator kuat. Kemudian pada sikloheksena bereaksi dengan membentuk
endapan coklat. Hal ini karena sikloheksena memiliki rangkap dua yang dapat
memeutuskan ikatannya dan menggantinya dnegan gugus lain. Hidroksilasi
dengan permanganat dilakukan dengan mencampurkannya pada suhu kamar
alkena dan larutan permanganat berair. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya
ketelitian praktikan dalam melakukan pengamatan terhadap perubahan warna
yang terjadi dan kualitas bahan yang digunakan sudah tidak bagus lagi atau telah
terkontaminasi oleh senyawa lain.
Reaksi yang seharusnya terjadi :
OH
+ H2O
Fenol
C H 3
C H 3 C O H + H2O C 4H 9 + O H -
CH 3
te r t - b u t il a lk o h o l a ir b u t il
sikloheksanol N a t r i u m H i d r o k s i d a
OH O-Na+
3 )
+ NaOH + H2O
fenol N a t r iu m G aram a ir
H id r o k s id a f e n o k s id a
OH O-Na+
4)
+ NaOH + H2O
2-naftol N a t r iu m h id r o k s id a g a ra m n a fto l a ir
c. Uji Lucas
Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan alkohol primer, sekunder
dan tersier. Uji Lucas merupakan uji yang didasarkan pada perbedaan kecepatan
reaksi dari alkohol-alkohol primer, sekunder dan tersier. Reagen Lucas yang
digunakan adalah larutan seng klorida dalam asam klorida pekat. Pada percobaan
ini diberikan perlakuan pada empat sampel yaitu 1-butanol, 2-butanol,
sikloheksanol dan tert-butil alkohol. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu
berdasarkan kecepatan larutan membentuk 2 lapisan. Berdasarkan kecepatant
menandakan bahwa tert-butil alkohol merupakan alkohol tersier, 2-butanol
merupakan alkohol sekunder, 1-butanol merupakan alkohol primer dan
sikloheksanol merupakan alkohol primer rantai tertutup. Hal ini dapat terjadi
karena alkohol tersier bereksi dengan segera menghasilkan alkil klorida yang
tidak larut dan menimbulkan sespensi keruh atau lapisan yang terpisah. Alkohol
sekunder akan larut menghasilkan larutan bening, apabila gugus R tidak
mempunyai banyak atom karbon didalam rantai (Tim Dosen Kimia Organik,
2018: 21).
Reaksi yang terjadi :
1 ) CH3CH2CH2CH2 OH + HCl ZnCl2 CH3CH CH CH Cl + H O
8 detik 2 2 2 2
1-butanol a s a m k lo r id a 1 - k lo r o b u t a n a a ir
ZnCl2
2 ) CH3 CH CH2CH3 + HCl CH3CH CH2CH3 + H2O
7 detik
OH Cl
asam
2-butanol (2-kloro butana) a ir
k lo r id a
OH Cl
3) ZnCl2 + H2O
+ HCl
10 detik
Sikloheksanol a s a m k l o r i d a 1 - k lo r o b e n z e n a
CH3 CH3
4) CH3 C OH + HCl ZnCl2
CH3 C Cl + H O
16detik 2
CH3 CH3
tert-butil alkohol a s a m k l o r i d a t e r t - b u t il a ir
d. Uji Bordwell-Wellman
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan alkohol dalam
mengalami reaksi oksidasi larutan yang diuji pada percobaan ini yaitu 1-butanol,
2-butanol, dan tert-butil alkohol. Bahan yang diuji dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang berisikan aseton. Dan kemudian ditambahkan larutan reagen
Bordwell-Wellman. Hasil dari pencampuran tersebut, paad 1-butanol berubah
warna menjadi biru dan terdapat endapan, 2-butanol berubah warna menjadi
bening kecoklatan, dan pada tert-butil alkohol berubah warna menjadi
kekuningan, dan terdapat endapan biru. Pada percobaan ini hasil yang diperoleh
yaitu perubahan warna yang diperoleh tidak sesuai dengan teori, dimana alkohol
yang dioksidasi mereduksi Kromium menjadi Cr-III yang akan menimbulakn
kekaburan dan berwarna kehijau-hijauan. Kesalahan ini dapat terjadi karena
praktikan yang kurang teliti dan kualitas tahan yang diperoleh ini telah
memberikan gambaran bahwa alkohol primer dan sekunder sangat mudah
dioksidasi oleh asam kromot, sedangakn alkohol tersier tidak teroksidasi. Reaksi
yang terjadi :
CrO3
1. CH3CH2CH2CH2 OH CH3CH2CH2C O + H2O
H+Aseton
CrO3
2. CH 3 CH CH 2CH3 +
CH3C CH2CH 3 + H2O
H aseton
OH O
CH3
3. CH3 C OH CrO3
H+ aseton
CH3
O
O
C
C ONH4
H
1.
+ 2Ag2(NH3)2+ OH- + 2 Ag + NH + H O
3 2
O
2. CH3 C CH + 2Ag2(NH3)2+ OH-
3
Aseton
O
C
3.
+ 2Ag2(NH3)2+ OH-
Sikloheksanon
b. Uji Benedict
Pengujian ini dilakukan untuk membedakan aldehid dan keton. Adapun
bahan yang diuji yaitu aseton, sikloheksanon, dan formaldehid serta benzaldehid.
Berdasarkan hasil pengamatan Fehling yang menandakan bahwa tidak terjadi
reaksi.
Benzaldehid juga merupakan turunan dari aldehid, namun pada percobaan
ini tidak memberikan hasil yang positif. Adapun hal tersebut karena benzaldehid
merupkan cincin benzene yang mengikat gugus aldehid. Namun kehadiran ikatan
rangkap yang berdelokalisasi atau berpindah-pindah membuat benzene tidak stabil
jika mengalami reaksi. Gugus keton seperti sikloheksanon dan aseton juga tidak
menghasilkan hasil yang positif, hal ini disebabkan karena keton memiliki atom
karbinol yang diapit oleh dua gugus alkil dan tidak memiliki atom H yang terikat
pada atom karbonilnya, yang menyebabkan sulit untuk teroksiasi dengan reagen.
Hal ini dapat terjadi karena aseton dan sikloheksanon merupakan keton
yang memiliki karbon-karbonil yang diapit oleh dua alkil. Selain itu, pada keton
sangat terlindungi, dan pada gugus karbonilnya tidak mengikat atom H untuk
dioksidasi, sehingga tidak dapat bereaksi dengan Fehling. Sedangkan Fehling
yang direaksikan dengan Formaldehid menghasilkan larutan berwarna biru dan
setelah dipanaskan terdapat endapan merah bata. Hal ini dapat terjadi karena
aldehid dapat mereduksi tembaga dalam kompleks Cu(II) dengan menghasilkan
endapan tembaga (II) oksida (Cu2O) yang berwarna merah bata. Reaksi yang
terjadi:
OH
Aseton
O O
2. H C + 2Cu 2+
+ 5OH
-
H C + 2Cu2O + H O
2
H -
Formaldehid O
O
3. C
-
+ 2Cu2+ + 5OH
Sikloheksanon
c. Pengujian dengan fenilhidrazain
Fenilhidrazin yang merupakan senyawa organik padatan kristal agak
berminyak berwarna kuning yang digunakan untuk analisis penepatan adanya
aldehid dan keton oleh terbentuknya fenilhidrazin. Tujuan dari pengujian
fenilhidrazin adalah untuk membedakan antara aldehid dan keton berdasarkan
terbentuk tidaknya kristal dan titik lelehnya. Reaksi fenilhidrazin merupakan
mekanisme dari reaksi adisi dan eliminasi (Tim Dosen Kimia, 2018: 24). Reaksi
ini akan membentuk fenilhidrazon yang bertujuan untuk mengidentifikasi aldehid
dan keton berdasarkan titik lelehnya. Pada percobaan larutan fenilhidrazin
masing-masing ditambahkan benzaldehid dan sikloheksanon. Setelah dikocok
kedua tabung menghasilkan kristal yang berwujud berwarna merah. Uji titik leleh
tidak ditemukan karena tidak terbentuknya kristal. Tabung 1 berisi larutan
fenilhidrazin dengan sikloheksanon tidak menghasilkan endapan setelah dikocok
dan disaring tidak membentuk kristal karena tidak adanya gugus OH yang terikat
yang dapat dilepaskan. Tabung 2 diisi dengan fenilhidrazin dan benzaldehid
setelah dikocok dan disaring tidak membentuk kristal. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
C = O + H 2N 2H C 6H 5
C = N 2H C6H 5 + H2O
d. Pembuatan oksim
Oksim merupakan rumus turunan amonia C=NOH yang dibuat dari
hidroksilamin NH2OH adalah kristal pada yang dapat mengenali senyawa karbonil
tertentu. Pembuatan oksin dapat dibuat dengan melarutkan hidroksilamin klorida
dan kristal natrium asetat trihidrat didalam air. Campuran dipanaskan agar
reaksinya cepat dan berlangsung sempurna. Labu digunakan sebagai wadahnya
adalah erlenmeyer. Erlenmeyer digoncangkan setelah itu erlenmeyer didinginkan
sehingga terbentuk oksin kemudian saring sehingga kristal berada pada kertas
saring.
Reaksinya sebagai berikut :
e. Kondensasi aldol
Pada percobaan ini dilakukan pencampuran anatara NaOH 1% dengan
asetaldehid kemudian diapanaskan. Setelah beberpa menit pemanasan tercium bau
tengik yang dihasilkan anatar pencampuran tersebut. Bau tengik dihasilkan oleh
krotonaldehid, karena pada saat dicampurkan dengan larutan basa yang encer akan
berkondensasi sesamanya menghasilkan aldol yang apabula dipanaskan akan
menyingkirkan air dan menghasilkan aldehid yang tak jenuh.
H. CONCLUSION AND SUGGESTION
1. Conclussion
Based on this experiment we can conclude that:
a. Saturated and unsaturated hydrocarbon
Cyclohexene can react with potassium permanganate (KMnO 4) formed
brown precipitate, while alkane cant react because its has single bond. But
benzene even it has double bond but its doubke bond delokated made its cant
react
b. Alcohol and phenol
1) Solubility test
Alcohol compounds even it primary, secondary or tertiary can dissolved in
water. But cyclohexanol and phenol doesn’t react because it has close chain.
2) Reaction with alkaline
Alcohol cant react with NaOH because it acidty weaker than water. But
phenol do it because its acidity more acidity and form sodium salts.
1) Lucas test
Tertiary and secondary alcohol react more fast with reagent form yellow
turbidity while primary need more time to react with reagen.
2) Bordwell-Wellman Test
Primary and secondary alcohols is more easy to oxidized than the tertiary
alcohol form green turbidity
3) Reaction with FeCl3
FeCl3 just can react with phenol and resorcinol because has a hydroxyl
group that bonded in unsaturated carbon that gives purple, and pink
solution.
3) Aldehyde and ketone
1) Tollens test
Tollens test just occur with aldehyde formed silver mirror because has H
atom that bonded in carbonil. Ketone cant because it carbonil flanked by
to alkil.
2) Benedict test
Benedict test just occur with aldehyde that formed red brick because has H
atom that bonded in carbonil. Ketone cant because it carbonil flanked by
to alkyl.
3) Phenyhydrazin
Phenyhydrazin occur with aldehyde and ketne forme yellow crystal and
the melting point aldehyde more higher that ketone.
4) Preparation of oxime
Hydroxilamin and sodium acetate tryhydrate crystal dissolve in water and
added cyclohexanon while heating will forme white crystal called oxime.
5) Aldol condentation
Aldehyde mix with NaOH and heated will has a rancid smell due to
krotonaldehyde formed.
2. Suggestion
For apprrentice should be diciplined, should be on time to come in
laboratory, dont be noise when practicum occur and always coordination with
their friends.
BIBLIOGRAPHY
Carey, Francis A. 2000. Organic Chemistry (fourth edition). USA: MC Graw Hill.
Ndana, M., Grace, JJ., Baba and Mohammed. 2013. Fourer Transform Infarered
Spectropthometric Analysis of Functional Group in Biodiesel Produced
From Oils of Ricinus Communis, Hevea Brasiliensis and Jatropha Curcas
Seeds. International Journal of Science, Environment and Technology.
2(6).
Sarker, Satyajit D and Lutfun Nahar. 2007. Chemistry for Pharmacy Students.
USA: Wiley.