Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
(Skripsi)
Oleh
DHEA OKSALIA EDI
i
ii
ABSTRACT
By
Keyword: peel and flesh red dragon fruit, Salmonella typhi, typhoid fever
ii
iii
ABSTRAK
Oleh
Kata kunci: demam tifoid, kulit dan daging buah naga merah, Salmonella typhi
iii
iv
Oleh
DHEA OKSALIA EDI
Skripsi
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
iv
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Natar pada tanggal 3 Oktober 1998 sebagai anak bungsu keluarga
Bapak H. Edi Yulianto dan Ibu Hj. Yuni Susanti. Penulis memiliki kakak laki-laki
2002-2004, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Merak Batin pada tahun 2004-
2010, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Natar pada tahun
2010-2013, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Natar pada
tahun 2013-2016.
viii
ix
Allah
Yang tidak henti-henti nya mengirimkan doa dan memberikan dukungan penuh
untuk anaknya dalam menggapai cita-cita dan menjadi anak yang taat kepada
Allah.
ix
x
SANWACANA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya lah skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga
Skripsi yang berjudul “Perbedaan Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit dan
Salmonella typhi” ini sebgai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
banyak mendapat dukungan, bimbingan, kritik dan saran dari berbagai pihak.
2. Dr. Dyah Wulan SRW, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung dan selaku pembimbing II, atas segala saran dan koreksi
pada isi maupun penulisan skripsi, serta waktu yang telah diberikan selama
3. dr. Tri Umiana Soleha, S.Ked., M.Kes selaku pembimbing I, atas segala
pengetahuan, arahan, bantuan dan waktu yang telah diberikan selama proses
4. Dr. dr. Ety Apriliana, M.Biomed selaku pembahas, atas segala ilmu, kritik dan
x
xi
6. Yang teristimewa papah dan mamah tersayang H. Edi Yulianto dan Hj. Yuni
Susanti atas semua doa, dukungan dan kasih sayang yang terus dilimpahkan
kepada penulis selama ini. Terima kasih papah mamah semoga kalian
senantiasa diberi kebahagiaan dunia dan akhirat, dan semoga Dhea bisa
semoga kita bisa bersama-sama menjadi anak yang taat kepada Allah dan
Ramadhanti, Rilianda Abelira, Lisa Dwi Aryani dan Dina Amalia yang telah
Hartini, Redina Andini, Karina Azlia Amanda, Nadhila Nur Shafitha, Arif
Naufal dan Rheza Paleva atas keceriaan yang telah diberikan. Terimakasih
telah mau berjuang dan belajar OSCE bersama, semoga kita dapat terus
Farhana Fitri Amalia dan Imraatul Husniah atas dukungan, kerjasama, dan
xi
xii
bantuan selama melakukan penelitian. Semoga usaha kita menjadi berkah bagi
kita semua
11. Teman-teman bimbingan 1 dan bimbingan 2 atas dukungan dan bantuan yang
12. Mba Romi dan Mbak Eka yang telah membantu selama melakukan penelitian
mikrobiologi.
sebagai salah satu keluarga. Semoga kelak kita menjadi manusia yang
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu,
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
xii
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
xiii
xiv
xiv
xv
xv
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3. Diameter zona hambat ekstrak kulit dan daging buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) terhadap Salmonella
typhi........................................................................................................................47
4. Hasil uji normalitas data diameter zona hambat ekstrak kulit dan daging buah
naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Salmonella
typhi........................................................................................................................48
10. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) esktrak kulit dan daging buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus)..............................................................................51
11. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etanol kulit dan daging buah
naga merah (Hylocereus
polyrhizus)..............................................................................................................53
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4. Kerangka Teori...................................................................................................25
5. Kerangka Konsep...............................................................................................26
Merah.....................................................................................................................41
Merah.....................................................................................................................42
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
negara berkembang. Sumber air dan sanitasi air yang buruk, kekurangan gizi,
2015). Penyakit infeksi sendiri dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit
penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia, jika tidak diatasi secara cepat
dan tepat akan berakibat fatal bahkan bisa menyebabkan kematian. Salah satu
penyakit infeksi yang masih sering terjadi di Indonesia yaitu demam tifoid,
pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan menyebar
bakteri gram negatif berbentuk batang atau basil, tidak berspora dan bergerak
dengan flagel peritrik (Cita, 2011). Jika bakteri ini tertelan ke dalam tubuh dan
masuk ke sistem limfatik dan aliran darah dari usus halus, dapat menimbulkan
1
2
gejala berupa demam tinggi, sakit kepala, ruam pada kulit, konstipasi,
et al, 2018).
terdapat sekitar 21 juta kasus demam tifoid dan 128.000 hingga 161.000 kasus
tifoid berada pada urutan ke-3 dengan total kasus sebanyak 55.098 kasus
(P2PL), Provinsi Lampung menjadi salah satu provinsi dengan angka insidensi
kasus suspek tifoid tertinggi berturut – turut pada minggu ke-5 dan minggu ke-
dalam sepuluh besar penyakit terbanyak yakni terdapat 13.511 kasus (Dinas
Manifestasi klinis pada penyakit demam tifoid ini bervariasi dari gejala ringan
berupa demam, lemas badan, nyeri kepala, nyeri otot, obstipasi, mual, muntah
dan batuk sampai dengan gejala berat seperti gangguan gastrointestinal berupa
2
3
Terapi antibiotik masih menjadi pilihan utama yang digunakan banyak orang
demam tifoid (Nuraini et al., 2015). Pemberian antibiotik yang tepat pada
(Sidabutar dan Satari, 2010). Multi Drug Resistant Salmonella typhi adalah
3
4
mortalitas dan morbiditas akibat demam tifoid, oleh sebab itu perlu adanya
memiliki potensi sebagai antibakteri dan sudah banyak artikel – artikel yang
pada pasien demam tifoid, namun untuk penelitian ilmiah terkait hal tersebut
merupakan salah satu famili Cactacea yang berasal dari Amerika Latin dan
2010). Pemanfaatan buah naga merah saat ini masih terbatas pada daging
buahnya saja, sedangkan kulit buah naga merah saat ini belum dimanfaatkan
secara optimal dan hanya menjadi limbah bagi lingkungan (Suhartati dan
Roziqin, 2017). Padahal khasiat kulit buah naga merah menurut penelitian
Nurmahani (2012), bahwa ekstrak n-heksana, kloroform dan etanol kulit buah
naga merah memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri gram positif dan gram
negatif.
Ekstrak kulit buah naga merah memiliki potensi sebagai antibakteri dan
4
5
daging buah merah yaitu sebanyak 9,56 ± 0,11 mg RE/g. Selain mengandung
flavonoid, ekstrak etanol kulit dan daging buah naga juga mengandung
senyawa aktif berupa saponin, tanin dan alkaloid (Suhartati dan Roziqin,
2017).
berasal dari tumbuhan seperti flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin memiliki
penelitian Nurmahani (2012) ekstrak kulit buah naga merah memiliki efek
antibakteri pada bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif, salah
satunya pada bakteri Salmonella typhimurium yang masih satu spesies dengan
bakteri Salmonella typhi. Beberapa penelitian lain juga telah meneliti bahwa
ekstrak kulit dan daging buah naga merah dapat menghambat pertumbuhan
kandungan senyawa antara kulit dan daging buah naga merah (Hylocereus
antimikroba dan perbedaan daya antibakteri dari keduanya. Dalam hal ini,
5
6
6
7
Bagaimana perbedaan daya antibakteri ekstrak etanol kulit dan daging buah
daya antibakteri ekstrak etanol kulit dan daging buah naga merah
typhi.
7
8
buah naga merah sebagai bahan alami yang dapat digunakan sebagai
Salmonella typhi.
Menjadi acuan penelitian lain mengenai ekstrak kulit dan daging buah
8
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki spora, dan bersifat motil dengan flagela peritrik. Bakteri ini
umumnya memiliki ukuran lebar berkisar antara 0,7- 1,5 mikron dan
yang dapat diketahui secara serologis yaitu antigen somatik (antigen O).
2009). Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 15-41 ˚C dengan suhu
9
10
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Subspesies : enterica I
dan selektif. Namun media yang paling sering digunakan adalah media
Agar (SSA). Media agar SS mengandung bile salts, brilliant green dan
Pada agar SS koloni bakteri Salmonella typhi akan berwarna bening dan
10
11
dengan jumlah kasus sebanyak 21,6 juta kasus per tahun di dunia dan
adalah pada kelompok usia 2-15 tahun (Purba et al., 2016). Berdasarkan
insidensi kasus suspek tifoid tertinggi berturut – turut pada minggu ke-5
11
12
Bakteremia primer terjadi pada tahap ini dan biasanya tidak didapatkan
gejala klinis pada penderita. Periode inkubasi ini terjadi selama 7-14
feses dan urin, sebagian lagi melakukan replikasi dalam makrofag dan
seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, dan nyeri pada abdomen
12
13
Manifestasi klinis yang timbul dari demam tifoid bervariasi dari gejala
pada minggu pertama yakni berupa demam, nyeri kepala, pusing, nyeri
terlalu tinggi selanjutnya makin meningkat hari demi hari terutama pada
sore hingga malam hari, pada minggu ke-2 dan ke-3 demam akan terus
menerus dan akan menurun pada akhir minggu ke-3 dan minggu ke-4.
Selanjutnya ada pula gejala lain seperti bibir kering, tampak lidah
dan nyeri tekan pada perut terutama pada regio epigastrium (Sudoyo et
al., 2009).
feses serta urin menunjukkan hasil positif setelah minggu kedua. Kultur
13
14
Untuk uji serologis dapat dilakukan dengan tes Widal untuk mendeteksi
pada pemeriksaan ulang dengan interval 5-7 hari. Beberapa faktor yang
tifoid akibat infeksi demam tifoid masa lalu atau vaksinasi (Sudoyo et
al., 2009)
Pasien demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk observasi dan
atau perforasi usus. Selain istirahat, kebutuhan cairan yang cukup dan
pengaturan diet pada pasien juga dapat menjadi terapi demam tifoid.
14
15
al., 2009).
Uji kerentanan bakteri terhadap suatu antibiotik dapat dilakukan dengan dua
metode utama, yaitu metode difusi dan metode dilusi. Hasil uji antibiotik
yang didapat tidak hanya dipengaruhi oleh metode saja, tetapi dipengaruhi
pula oleh aktivitas bakteri dan cara ekstraksi yang digunakan (Klancik et al.,
2010). Beberapa metode untuk uji resistensi bakteri adalah sebagai berikut:
Metode difusi adalah metode yang akan menunjukkan ada atau tidaknya
15
16
al., 2010)
b. Metode Sumuran
diisi dengan larutan yang akan diuji. Setelah diinkubasi selama 18-
pada medium cair yang ditambahkan dengan bakteri uji. Larutan uji
agen antibiotik pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya
16
17
Metode dilusi padat hampir serupa dengan metode dilusi cair namun
Buah naga (Hylocereus sp.) adalah tumbuhan yang berasal dari negara
Amerika Latin, Meksiko dan Kosta Rika. Buah naga merupakan salah satu
buah dari famili Cactacea dan tumbuhan buah naga sendiri merupakan
dikembangkan di Asia yaitu di Negara Vietnam pada tahun 1870 dari Guyana
Buah naga mulai dikenal luas di Indonesia pada awal tahun 2000, diawali
ketika Indonesia melakukan impor buah naga yang berasal dari Negara
Tumbuhan buah naga (Hylocerus sp) terdiri dari akar, batang, duri,
bunga dan buah. Akar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh pada
dalam tanah namun juga pada celah- celah batang atau dapat disebut
17
18
juga dengan akar gantung. Perakaran tumbuhan buah naga sangat tahan
dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin. Terdapat juga duri– duri yang
keras dan pendek pada batang dan cabang pada tumbuhan ini, pada
bagian duri akan tumbuh bunga. Bunga tumbuhan buah naga berbentuk
bulat agak lonjong dengan ukuran berkisar antara 80-500 gram (Syukur
dan Muda, 2015). Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis
buah naga merah dan putih, berwarna merah gelap untuk buah naga
hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Pada kulit buah
tumbuh optimal pada dataran rendah 0-350 m dpl, dengan suhu ideal
yaitu 26˚C - 36˚C. Tumbuhan buah naga cocok ditanam pada tanah
18
19
Taksonomi dari buah naga merah adalah sebagai berikut (Syukur dan
Muda, 2015):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Spesies :
Pada kulit buah terdapat jumbai – jumbai menyerupai sisik. Ciri fisik
yang paling menonjol dari jenis buah naga yaitu jarak antar duri yang
19
20
yaitu (Hardiana, 2016). Pemanfaatan buah naga merah saat ini yaitu
sebagai buah konsumsi, dapat diolah menjadi jus, selai, es krim ataupun
Gambar 3. Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) (Syukur dan Muda, 2015).
buah naga merah per 100 gram nya mengandung protein sebanyak
20
21
kesehatan jantung, selain itu kandungan serat pada buah naga mampu
kencing serta baik untuk diet. Ada juga kandungan karoten yang baik
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus ) tidak hanya daging nya saja
yang kaya akan manfaat, namun kulitnya juga memiliki banyak potensi.
tikus dislipidemia, hal ini menunjukkan potensi kulit buah naga merah
21
22
pada kulit dan daging buah naga merah, ekstrak kulit buah naga merah
sedangkan pada ekstrak daging buah merah yaitu sebanyak 9,56 ± 0,11
mg RE/g. Selain flavonoid, ekstrak kulit dan daging buah naga merah
juga mengandung senyawa saponin, alkaloid dan juga tanin yang dapat
2.3.3.1 Flavonoid
2017).
22
23
2.3.3.2 Saponin
dalam sel dan ke luar sel menjadi tidak terkontrol (Suhartati dan
Roziqin, 2017).
2.3.3.3 Alkaloid
2.3.3.4 Tanin
23
24
24
25
Merusak Menghambat
Membentuk Menghambat
membran sintesis protein
senyawa pembentukan
sitoplasma pada dan menganggu
kompleks peptidoglikan
sel bakteri. komponen
dengan protein pada sel bakteri penyusunan
ekstrakseluler peptidoglikan
dan terlarut pada sel bakteri
Efek antibakteri
Gambar 4. Kerangka Teori (Rahman et al., 2017; Suhartati dan Roziqin, 2017;
Astridwiyanti et al, 2019)
25
26
Variabel bebas:
Variabel terikat:
Ekstrak etanol kulit dan daging
diameter zona hambat, kadar
buah naga merah (Hylocereus
hambat minimum (KHM) dan
polyrhizus)
kadar bunuh minimum (KBM)
Salmonella typhi
2.6 Hipotesis
26
27
27
28
BAB III
METODE PENELITIAN
kelompok kontrol (post test only control group design) (Masturoh dan Anggita,
ekstrak etanol kulit dan daging buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
Lampung.
November 2019.
28
29
Istimewa Yogyakarta.
antara kulit dan daging buahnya, setelah itu dikeringkan dan kemudian
metode difusi dan uji Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) serta media
29
30
Pada penelitian ini digunakan beberapa variabel yang dibagi ke dalam beberapa
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit dan
konsentrasi.
30
31
31
32
Pada penelitian ini sampel yang akan digunakan adalah ekstrak etanol kulit
sebagai kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif yang akan
(n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (12-1) ≥ 15
(n-1) 11 ≥ 15
11n – 11 ≥ 15
11n ≥ 26
n ≥ 2,36
Keterangan:
konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 100%, ekstrak etanol daging buah
32
33
Penelitian ini menggunakan desain penelitian post test only control group
design. Pada penelitian ini, ekstrak etanol kulit dan daging buah naga merah
daging buah naga merah dimasukkan ke dalam sumuran yang telah dibuat,
typhi. Selanjutnya dilakukan pula uji kadar hambat minimum (KHM) dan
kadar bunuh minimum (KBM). KHM akan dinilai dari kejernihan tabung
b. Inkubator
d. Tabung Erlenmeyer
e. Cawan petri
f. Gelas beker
33
34
g. Pipet
h. Mikro pipet
i. Ose
j. Lampu bunsen
k. Jangka sorong
l. Autoklaf
m. Rotary evaporator
berikut:
d. Akuades steril
34
35
3.7.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit dan Daging Buah Naga Merah
sampel dipisahkan antara kulit dan daging buahnya. Kulit dan daging
24 jam dengan suhu 50˚C. Kulit dan daging buah naga yang sudah
dalam etanol, absorbsi baik, etanol dapat bercampur dengan air dalam
35
36
kulit dan daging buah naga merah. Masing-masing ekstrak kental yang
sebagai berikut:
(Yuswananda, 2015).
Bakteri sebanyak satu ose dikultur pada media yang sesuai yaitu
36
37
(Yuswananda, 2015).
37
38
al, 2013).
autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit (Zahro dan Agustini, 2013).
38
39
dengan metode lain. Selain itu, substrat uji akan langsung diinjeksikan
lebih efektif dan hasil yang diperoleh lebih maksimal (Nuraina, 2015).
sebanyak 50 μl.
d. Tiap media diberi label lalu diinkubasi pada suhu kamar 37°C selama
24 jam.
39
40
Mueller Hinton Broth dan 1 ml ekstrak etanol kulit dan daging buah
6,25%, 12,5%, 25%, 50% dan 100%. Selain itu disiapkan juga kontrol
tabung yang dapat dilihat dari pembiakan cair yang jernih secara kasat
pada Muller Hinton Agar dari hasil uji KHM. Agar kemudian
2017).
40
41
(Hylocereus polyrzeus)
Pengenceran ekstrak
Analisis data
Gambar 6. Diagram Alur Prosedur Penelitian Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Merah.
41
42
(Hylocereus polyrzeus)
Pengenceran ekstrak
Analisis data
Gambar 7. Diagram Alur Prosedur Penelitian Ekstrak Etanol Daging Buah Naga Merah.
42
43
2014):
program komputer.
pada pemberian ekstrak etanol kulit dan daging buah naga merah
43
44
jumlah sampel data tidak lebih dari 50 sampel. Sedangkan untuk uji
bila p > 0,05 (memenuhi asumsi normalitas), sedangkan bila p < 0,05
satu arah (One Way Anova) dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Namun
a. Bila p < 0,05 maka hasil bermakna ada perbedaan bermakna antara
b. Bila p > 0,05 H0 diterima, hal ini berarti bahwa data sampel tidak
44
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
secara statistik.
60
61
4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
yang memiliki efek antibakteri pada ekstrak etanol kulit dan daging buah naga
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai ekstrak etanol kulit dan daging buah naga
antibakteri ekstrak etanol kulit dan daging buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif lainnya.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Astridwiyanti AAB, Mahendra AN, Dewi NWS. 2019. Uji efektivitas ekstrak
etanol kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25923 secara in vitro. Intisari Sains Medis.
10(3): 482-86.
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. 2010. Jawetz,
Melnick, and Adelberg medical microbiology ed 25. The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Cita YP. 2011. Bakteri Salmonella typhi dan demam tifoid. Jurnal Kesehatan
Masyarakat September - Maret 2011. 6(1):42–46.
Cockerill FR, Wikler MA, Alder J, Dudley MN, Eliopoulus GM, Ferraro MJ, dkk.
2012. Methods for dilution antimicrobial susceptibility tests for bacteria
that grow aerobically: Approved standard. Edisi ke-9. Pennysylvania:
CLSI.
62
63
Hardiana, Wahyu Rina. 2016. Efektivitas ekstrak kulit buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dan
Candida albicans (in vitro) [skripsi]. Jember: Universitas Jember.
Indang N, Guli MM, Alwi M. 2013. Uji resistensi dan sensitivitas bakteri
Salmonella thyphi pada orang yang sudah pernah menderita demam tifoid
terhadap antibiotik. Jurnal Biocelebes. 7(1): 27-34.
Juwita S, Hartoyo E, Budiarti LY. 2013. Pola senstivitas in vitro Salmonella typhi
terhadap antibiotik kloramfenikol, amoksisilin, dan kotrimoksazol.
Berkala Kedokteran. 9(1):21–29.
Kim H, Choi HK, Moon JY, Kim YS, Mossadik A, Cho SK. 2010. Comparative
antioxidant and antiproliferative activities of red and white pitayas and
their correlation with flavonoid and polyphenol content. Journal of Food
Science. 76(1): C38-C45.
63
64
Mediatani, 2017. Cara menanam buah naga berbuah terus dan lebat [Online]
[diunduh 5 Oktober 2019]. Tersedia dari: https://mediatani.co/cara-
menanam-buah-naga-berbuah-terus-dan-lebat/.
Nelwan RHH. 2012. Tata laksana terkini demam tifoid. Contiuning Medical
Education. 13(4): 247-250.
Nuraina. 2015. Uji aktivitas antimikroba ekstrak daun (Garcinia benthami Pierre)
dengan metode dilusi [skripsi]. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Nurmahani MM, Osman A, Abdul Hamid A, Mohamad Ghazali F dan Pak Dek
M.S .2012. Short communication antibacterial property of hylocereus
polyrhizus and Hylocereus undatus peel extracts. International Food
Research Journal. 19(1): 77-84.
Olgunoglu, Ilkan Ali. 2012. Salmonella in fish and fishery products. dalam:
Mahmoud, Barakat SM, penyunting. Salmonella a dangerous foodborne
pathogen. Croatia: InTech. hlm: 91-108.
Pramana IDGA, Ardiara M, Syauqy A. 2016. Perbedaan efek seduhan kulit dan
jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar trigliserida
serum tikus Sprague dawley dislipidemia. Jurnal Kedokteran Diponegoro.
5(4): 994-1006.
Prayoga E. 2013. Perbandingan efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.)
dengan metode difusi disk dan sumuran terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus [skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
64
65
Radji M. 2010. Buku ajar mikrobiologi edisi revisi. Jakarta, Indonesia: Binarupa
Aksara.
Rahman FA, Haniastuti T, Utami TW. 2017. Skrining fitokimia dan aktivitas
antibakteri ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) pada
Streptococcus mutand ATCC 35668. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia.
3(1): 1-7.
Rijal, Syamsu. 2014. Analisis metode serologi widal lapangan, widal pembanding
dan kultur pada penderita suspek demam tifoid di sulawesi selatan. As
Syfaa. 6(1): 43-55.
Santoso D, Khotimah S, Andriani. 2013. Uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar biji
buah langsat (Lansium domesticum Cor) terhadap Salmonella typhi. Hlm
1-17.
Sartika D, Sutikno, Yuliana N, Maghfiroh SR. 2019. Identifikasi senyawa
antimikroba alami pangan pada ekstrak kulit buah naga merah dengan
menggunakan GC-MS. Jurnal Teknologi dan Industri Hail Pertanian.
24(2): 67-76.
Shinta DY, Hartono A. 2017, Uji aktivitas antimikroba ekstrak kulit buah naga
terhadap E.coli, Staphilococcus aureus, dan Candida albican. Journal of
Sainstek. 9(1):26-39.
Sidabutar S, Satari H.I. 2010. Pilihan terapi empiris demam tifoid pada anak
kloramfenikol atau seftriakson. Sari Pediatri. 11(6): 434-439.
Sucipta, Made AA. 2015. Baku emas pemeriksaan laboratorium demam tifoid
pada anak. Jurnal Skala Husada. 12(3):22-26
Suhartati R, Roziqin DA. 2017. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
naga merah (Hylocereus polyrhizus) teradahp bakteri Streptococcus
pyogenes. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. 17(2): 513-518.
65
66
Syukur, Muda W. 2015 Mengenal buah naga. Jambi: Balai Pelatihan Pertanian
Jambi
Zahro L, Agustini R. 2013. Uji efektivitas antibakteri ekstrak saponin jamur tiram
putih terhadap Staphylococcus aureus dan Eschercia coli. UNESA Journal
of Chemistry. 2(3): 2–7.
Zeniusa, Popi. 2018. Uji daya hambat ekstrak etanol teh hijau terhadap
Escherichia coli secara in vitro [skripsi]. Bandarlampung: Universitas
Lampung
66