Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Journal of Holistic Nursing and Health Science

Volume 2, No. 2, November 2019 (Hal. 1-9)


Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien


Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit

Muhammad Rofi’i1*, Bambang Edi Warsito1, Agus Santoso1, Sarah Ulliya1


1
Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

muhamadrofiiundip76@gmail.com

Abstract
Introduction: The nurses’ role within nursing care of tuberculosis patients in hospitals is very
important. Nurses problem are preparing nursing interventions in patients with pulmonary
tuberculosis rarely use the standard Nursing Intervention Classification (NIC). Independent nursing
interventions are not in accordance with the diagnoses established by nurses, so the impact on the
implementation needed by patients is not in accordance with the problems occured. Collaborative
intervention is mostly carried out by nurses compared to independent intervention. Nurses must
arrange nursing interventions based on the standard of nursing diagnoses that are enforced. The
objective study was to describe the interventions compiled by nurses at the hospital.
Methods: Research design was qualitative research with observational approach. Sample was 100
nurse’s documentastions of pulmonary tuberculosis patient in TB MDR ward. Data analysis used
language and text analysis with content analysis.
Results: The results research was the highest 10 interventions written by nurses is intervention about
observe general condition of patient was 83 times, collaboration with doctor’s therapy was 54 times,
give comfort position was 54 times, give therapy was 47 times, check vital signs regulerly was 40
times, give oxigen was 34 times, advise to bedrest was 30 times, teach to effective cough was 25 times,
Give position semi fowler was 15% times, and teach to deep breath was 15 times.
Conclusion: Nurses must improve their skills and knowledge in preparing treatment plans, because
the interventions that have been prepared have not been optimal for dealing with patient problems in
hospitals. Interventions to improve patient knowledge and abilities in the management of the disease
are important to give to patients.

Keywords: Intervention, Nurses, Patient, Pulmonary Tuberculosis.

Abstrak
Pendahuluan: Perawat berperan penting dalam perawatan pasien tuberkulosis di rumah sakit.
Permasalahan yang muncul pada perawat adalah ketika menyusun intervensi keperawatan pada pasien
tuberkulosis paru jarang yang menggunakan standar Nursing Intervention Classification (NIC).
Intervensi keperawatan mandiri tidak sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan oleh perawat, sehingga
berdampak pada implementasi yang dibutuhkan oleh pasien tidak sesuai dengan masalah yang
dialami. Intervensi kolaborasi lebih banyak dilakukan oleh perawat dibandingkan dengan intervensi
mandiri. Perawat harus menyusun intervensi keperawatan berdasarkan pada standar intervensi
diagnosa keperawatan yang ditegakkan. Penelitian tentang intervensi perawat pada pasien TBC paru
belum ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran intervensi yang disusun perawat
di rumah sakit.

Muhammad Rofi’i, dkk., Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan… 1


pp
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 2, November 2019 (Hal. 1-9)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Metode: Desain penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan observasional. Jumlah
sampel yaitu 100 dokumentasi pasien TBC paru di ruang TBC MDR. Analisa data dengan
menggunakan analisis teks dan bahasa yaitu content analysis.
Hasil: Hasil penelitian adalah ada 10 intervensi terbanyak yang dituliskan perawat yaitu kalimat
“Observasi Keadaan Umum pasien” sebanyak 83 kali, kalimat “Kolaborasi dengan terapi dokter”
sebanyak 54 kali, kalimat “Beri posisi nyaman” sebanyak 54 kali, kalimat “Berikan terapi” sebanyak
47 kali, kalimat “Gali Tanda-tanda vital berkala” sebanyak 40 kali, kalimat “Beri Oksigen” sebanyak
34 kali, kalimat “Anjurkan bedrest” sebanyak 30 kali, kalimat “Ajarkan batuk efektif” sebanyak 25
kali, kalimat “Posisikan semi fowler” sebanyak 15%, dan kalimat “Ajarkan nafas dalam” sebanyak 15
kali.
Kesimpulan: Perawat harus meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dalam menyusun rencana
perawatan, karena intervensi yang disusun belum optimal untuk mengatasi masalah pasien di RS.
Intervensi untuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam manajemen penyakitnya
adalah penting untuk diberikan pada pasien, agar mengurangi angka putus obat.

Kata Kunci: Intervensi, Perawat, Pasien, Tuberkulosis Paru

PENDAHULUAN
Penyakit tuberkulosis adalah pasien TBC untuk mencegah penularan
penyakit menular yang sangat berbahaya TBC. Perawat mempunyai peran yang
dan penyakit ini merupakan salah satu sangat penting pada program pengawasan
masalah kesehatan yang paling besar di TBC. Pengobatan di rumah sakit paling
seluruh dunia. Penyakit ini juga merupakan baik diawasi oleh perawat, karena perawat
penyebab angka kematian dan angak secara rutin bertemu dan selama 24 jam
kesakitan yang tertinggi pada negara- bersama dengan pasien.
negara berkembang, seperti Indonesia. Upaya untuk mengatasi hambatan
Tuberkulosis (TBC) adalah sebuah yang terjadi pada kepatuhan pasien TBC
penyakit infeksi yang terjadi di seluruh terfokus pada sistem pelayanan kesehatan
dunia, pada tahun 2009 menginfeksi 9,4 dan pada pasien itu sendiri. Kegiatan untuk
juta pasien dan hampir 14 juta orang hidup mengatasi hambatan yang terjadi pada
dengan penyakit TBC (World Health kepatuhan pasien adalah melalui program
Organization [WHO], 2010). peningkatan terapi langsung yang bisa
TBC menjadi masalah kesehatan dan diamati dan terapi pencegahan. Pada
masalah masyarakat, faktor-faktor seperti pasien TBC, upaya yang harus dilakukan
sosial ekonomi dan status nutrisi, persepsi adalah mengembangkan pengetahuan
tentang penyakit, perilaku kesehatan dan bersama dan rencana perawatan untuk
akses pelayanan kesehatan mempengaruhi TBC, yang meliputi keyakinan terhadap
frekuensi dan prognosis penyakit dan praktik kesehatan. Kualitas hubungan
tuberkulosis (Rabo, El-zeftawy & Abo- antara pemberi layanan kesehatan terutama
Gad, 2015). Salah satu alasan terjadinya perawat dan pasien sangat penting untuk
peningkatan TBC secara umum adalah upaya pendidikan yang mendukung
kurang baiknya pelayanan kesehatan dan kepatuhan (Orr, 2011).
pengelolaan pasien yang tidak tepat. TBC Peran perawat sebagai pemberi
terkadang dikaitkan dengan stigma negatif pelayanan terkadang tidak sesuai dengan
dari perilaku perawat yang menjauhi atau standar dan kurang optimal dalam
menghindari memberikan pelayanan kepada pasien.

Muhammad Rofi’i, dkk., Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan… pp


2
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 2, November 2019 (Hal. 1-9)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar intervensi pada masalah yang akan
mayoritas (89,2%) pasien TBC melaporkan diatasi, sehingga berdampak pada
bahwa prosedur dan pemeriksaan TBC implementasi yang dibutuhkan oleh pasien
tidak dilakukan, hanya 51,4% pasien TBC tidak sesuai dengan masalah yang dialami.
yang mengatakan ketersediaan fasilitas Intervensi keperawatan kolaborasi lebih
pelayanan, 48,6% pasien dan pemberi banyak dilakukan oleh perawat
pelayanan melakukan interaksi dan dibandingkan dengan intervensi
konseling, serta hanya 37,8% pasien TBC keperawatan mandiri. Intervensi perawat
yang diberikan informasi tentang TBC dan masih banyak bergantung pada tindakan
pengobatannya (Rabo et al., 2015). medis, sehingga otonomi perawat kurang
Perawat masih kurang optimal dalam optimal dilakukan pada pemberian asuhan
melakukan konseling kepada pasien, dan keperawatan. Perawat seharusnya
ini merupakan bagian intervensi perawat menyusun intervensi keperawatan
pada pasien TBC. Intervensi edukasi pada berdasarkan pada standar intervensi
pasien dalam penelitian ini juga belum diagnosa keperawatan yang ditegakkan.
optimal diberikan pada pasien, padahal Penelitian sebelumnya tentang
peran perawat sebagai edukator adalah intervensi keperawatan adalah penelitian
peran penting dalam memberikan asuhan tentang efektifitas intervensi keperawatan
keperawatan. pada pasien gagal jantung dengan
Perawat dalam menyusun intervensi menggunakan NIC-NOC, yang mengukur
keperawatan tidak lengkap dan tidak sesuai tentang penerapan keberhasilan intervensi
dengan standar Nursing Intervention yang dilakukan (Azzolin et al., 2013).
Classification (NIC) (Butcher, Howard, Penelitian ini berbeda pada metode
Gloria, Dochterman, & Wagner, 2013). penelitian dan juga tujuan yang dicapai.
NIC sebagai standar intervensi Penelitian tentang intervensi perawat pada
keperawatan secara internasional sudah pasien TBC lebih menggambarkan apa saja
sangat baik digunakan dalam intervensi yang dilakukan perawat dalam menyusun
keperawatan pada pasien. Disamping juga, intervensi pada pasien tersebut.
perawat dalam menyusun intervensi Penelitian lain yang berbeda dengan
keperawatan belum secara maksimal penelitian ini adalah penelitian dari
mengacu pada standar intervensi Gimenes, Motta, Silva, Gobbo, Atila,
keperawatan di Indonesia. Penerapan Carvalho (2017). Dimana penelitian ini
standar asuhan keperawatan pada pasien mengidentifikasi intervensi keperawatan
TBC adalah sangat perlu dilakukan oleh yang paling akurat dan paling sering
perawat, agar yang dilakukan oleh perawat digunakan pada diagnosa NANDA (North
berdasarkan pada ilmu pengetahuan American Nursing Diagnosis Association)
keperawatan. Standar yang dikembangkan (Gimenes et al., 2017). Sehingga jelas
bisa sebagai panduan referensi untuk perbedaannya, penelitian ini lebih
mengimplementasikan layanan ideal menggambarkan tentang intervensi yang
perawatan pada pasien TBC (El-kader, sering disusun perawat pada kasus
Ghazi, Ramadan, & Soliman, 2011). tuberkulosis paru, bukan berdasarkan
Hasil pengamatan pada penulisan diagnosis NANDA.
intervensi keperawatan ditemukan pada Penelitian tentang gambaran
perawat di rumah sakit bahwa intervensi intervensi perawat pada pasien TBC paru
keperawatan mandiri tidak sesuai dengan di rumah sakit belum ada. Penelitian lain

Muhammad Rofi’i, dkk., Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan… pp


3
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 2, November 2019 (Hal. 1-9)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

yang berbeda tentang intervensi yaitu penelitian ini adalah dengan menggunakan
tentang dampak integrasi intervensi metode analisis teks dan bahasa yaitu
keperawatan pada nyeri dengan pasien content analysis.
penyakit kritis (Papathanassoglou et al.,
2018), penelitian lain yang berbeda tentang HASIL
akurasi rencana perawatan dan penggunaan
standarisasi bahasa keperawatan (Johnson, Hasil penelitian ini adalah gambaran
Edward, & Giandinoto, 2018). Penelitian dokumentasi intervensi keperawatan yang
ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, dilakukan oleh perawat di rumah sakit.
sehingga ditemukan permasalahan Gambaran dokumentasi intervensi
“Bagaimana perawat melakukan intervensi keperawatan pada pasien TBC Paru dapat
keperawatan pada pasien TBC paru?” dilihat pada tabel 1.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Hasil penelitian pada tabel 1
mengetahui gambaran intervensi menunjukkan bahwa perawat menyusun
keperawatan pada pasien TBC paru yang intervensi keperawatan pada pasien TBC
dilakukan pada perawat. paru untuk intervensi kebutuhan oksigenasi
paling banyak adalah “beri O2” sebanyak
34 kali dan urutan kedua adalah “ajarkan
METODE batuk efektif” sebanyak 25 kali, sedangkan
intervensi kebutuhan nutrisi paling banyak
Penelitian dilaksanakan di ruang adalah “anjurkan makan sedikit sering”
rawat inap sebuah rumah sakit pemerintah sebanyak empat kali, intervensi kebutuhan
di Salatiga. Waktu pengumpulan data aman nyaman paling banyak adalah “beri
selama 3 bulan. Data diambil di ruang posisi nyaman” yaitu 54 kali, intervensi
khusus rawat inap penderita TBC paru di kebutuhan aktivitas paling banyak adalah
rumah sakit. Penelitian ini menggunakan “bantu posisi” sebanyak tiga kali,
desain kualitatif dengan melakukan intervensi kebutuhan istirahat tidur paling
observasi langsung pada catatan medis banyak adalah “anjurkan bedrest”
pasien dengan TBC paru. Hal-hal yang sebanyak tiga puluh kali, dan intervensi
diobservasi dalam penelitian adalah catatan tindakan lainnya paling banyak adalah
perawat tentang intervensi keperawatan “observasi kondisi umum (KU) pasien”
pada pasien TBC Paru. Populasi penelitian sebanyak 83 kali.
ini adalah dokumentasi intervensi asuhan
keperawatan pasien TBC paru. Sampel
penelitian ini sebanyak 100 dokumentasi PEMBAHASAN
asuhan keperawatan pasien TBC paru. Intervensi keperawatan pada pasien
Teknik pengambilan sampel dokumentasi TBC paru yang disusun perawat yang
asuhan keperawatan adalah dengan cara terbanyak adalah intervensi tentang
nonprobability sampling yaitu purposive observasi keadaan umum pasien (83 kali).
sampling jenuh, yaitu dokumentasi pasien Intervensi tentang observasi keadaan
TBC paru selama 3 bulan diambil semua umum pasien tidak sesuai dengan
sebagai sampel. Pasien dengan penyakit intervensi pada diagnosa bersihan jalan
pernapasan lainnya, yang bukan TBC paru nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif,
tidak diambil sebagai sampel dalam intoleransi aktivitas, nyeri akut, dan
penelitian ini. Analisa data dalam hipertermi. Perawat lebih banyak

Muhammad Rofi’i, dkk., Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan… pp


4
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 2, November 2019 (Hal. 1-9)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

menuliskan intervensi ini lebih banyak napas tidak efektif


yang tidak sesuai dengan diagnosa 18. Observasi adanya 1
sianosis
keperawatan yang muncul. Menurut Dolak 19. Observasi tanda-tanda 1
dan Tothova, intervensi yang sering sianosis
digunakan untuk diagnosa pola napas tidak Nutrisi dan 1. Anjurkan makan 4
efektif adalah monitoring pernafasan, cairan sedikit sering
bantuan ventilasi, fisioterapi dada, suction 2. Anjurkan minum 1
banyak
jalan napas, dan manajemen jalan napas 3. Anjurkan yang tidak 1
(Dolak & Tóthová, 2014). Intervensi pedas
tentang observasi keadaan umum pasien Aman 54
dituliskan pada diagnosa risiko aspirasi dan nyaman 1. Beri posisi nyaman
intervensi ini sesuai dengan intervensi pada 2. Gali TTV berkala 40
3. Kaji skala nyeri 3
diagnosa risiko aspirasi (Bulechek, 4. Beri suasana nyaman 1
Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013; Aktifitas 1. Bantu posisi 3
Carpenito, 2010; Doenges, Moorhouse, & 2. Atur posisi pasien 2
Murr, 2010a, 2010b; Newfield, Hinz, 3. Anjurkan aktifitas 1
Tilley, & Sridaromont, 2007). dengan bantuan
4. Anjurkan mobilisasi 1
sedikit demi sedikit
Tabel 1. Gambaran Intervensi Istirahat 30
Keperawatan Pasien Tuberkulosis Paru di Tidur 1. Anjurkan bedrest
Rumah Sakit Pemerintah di Salatiga 2. Motivasi rileks 4
(n=100). 3. Anjurkan rileks 1
Tindakan 1. Observasi KU pasien 83
lainnya 2. Kolaborasi dengan 54
Kebutuhan Intervensi Keperawatan Jumlah terapi dokter
Tulisan 3. Berikan terapi 47
Oksigenasi 1. Beri O2 34 4. Operan jaga 4
2. Ajarkan batuk efektif 25 5. Monitor tetesan infus 2
3. Posisikan semifowler 15 6. Catat pengobatan TBC 1
4. Ajarkan nafpas dalam 15 sebelumnya
5. Anjurkan pasien 9 7. Atur tetesan infus 2
minum hangat
6. Kaji bersihan jalan 9
napas Intervensi keperawatan tentang
7. Latih batuk efektif 8 kolaborasi dengan terapi dokter disusun
8. Kaji pola nafas 4 perawat sebanyak 54 kali. Intervensi ini
9. Anjurkan nafas dalam 4 adalah intervensi dependen. Intervensi ini
10. Anjurkan membuang 4
dahak pada sputum pot
dituliskan perawat tidak untuk diagnosa
11. Anjurkan memakai 3 keperawatan tertentu, tapi setiap diagnosa
masker apapun dituliskan intervensi ini. Intervensi
12. Kaji suara napas 2 tentang kolaborasi dengan dokter sesuai
13. Kaji kebutuhan 2 dengan intervensi pada diagnosa bersihan
oksigen
14. Patenkan oksigenasi 2
jalan napas tidak efektif, nyeri akut, dan
15. Observasi penggunaan 1 hipertermi (Bulechek, Butcher, &
alat bantu pernafasan Dochterman, Wagner, 2013; Carpenito,
16. Kaji pola batuk 1 2010; Doenges, Moorhouse, & Murr,
berdarah 2010a, 2010b; Newfield, Hinz, Tilley, &
17. Kaji penyebab jalan 1
Sridaromont, 2007).

Muhammad Rofi’i, dkk., Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan… pp


5
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 2, November 2019 (Hal. 1-9)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Intervensi keperawatan tentang beri Intervensi keperawatan tentang


posisi nyaman disusun perawat sebanyak anjurkan bedrest disusun perawat sebanyak
54 kali. Intervensi tentang kolaborasi 30%. Intervensi tentang anjurkan bedrest
dengan dokter sesuai dengan intervensi sesuai dengan intervensi pada diagnosa
pada diagnosa bersihan jalan napas tidak intoleransi aktifitas (Bulechek, Butcher, &
efektif, pola napas tidak efektif, intoleransi Dochterman, & Wagner, 2013; Carpenito,
aktivitas, dan risiko aspirasi (Bulechek, 2010; Doenges, Moorhouse, & Murr,
Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013; 2010a, 2010b).
Carpenito, 2010; Doenges, Moorhouse, & Intervensi keperawatan tentang
Murr, 2010a, 2010b; Newfield, Hinz, ajarkan batuk efektif disusun perawat
Tilley, & Sridaromont, 2007). sebanyak 25 kali. Intervensi tentang
Intervensi keperawatan tentang ajarkan batuk efektif sesuai dengan
berikan terapi disusun perawat sebanyak intervensi pada diagnosa bersihan jalan
47 kali. Intervensi tentang berikan terapi nafas tidak efektif dan pola nafas tidak
sesuai dengan intervensi pada diagnosa efektif (Bulechek, Butcher, & Dochterman,
bersihan jalan nafas tidak efektif, nyeri 2013; Carpenito, 2010; Doenges,
akut, dan hipertermi (Bulechek, Butcher, Moorhouse, & Murr, 2010a, 2010b;
Dochterman, & Wagner, 2013; Carpenito, Newfield, Hinz, Tilley, & Sridaromont,
2010; Doenges, Moorhouse, & Murr, 2007).
2010a, 2010b; Newfield, Hinz, Tilley, & Intervensi keperawatan tentang
Sridaromont, 2007). posisikan semi fowler disusun perawat
Intervensi keperawatan tentang gali sebanyak lima belas kali. Intervensi
tanda-tanda vital berkala disusun perawat tentang posisikan semi fowler sesuai
sebanyak 40 kali. Kata gali tanda-tanda dengan intervensi pada diagnosa bersihan
vital berkal adalah salah, yang betul adalah jalan napas tidak efektif, pola napas tidak
monitor tanda-tanda vital. Intervensi efektif, dan risiko aspirasi (Bulechek,
tentang monitor tanda-tanda vital sesuai Butcher, & Dochterman, 2013; Carpenito,
dengan intervensi pada diagnosa bersihan 2010; Doenges, Moorhouse, & Murr,
jalan nafas tidak efektif, nyeri akut, 2010a, 2010b; Newfield, Hinz, Tilley, &
intoleransi aktifitas, dan hipertermi Sridaromont, 2007).
(Bulechek, Butcher, Dochterman, & Intervensi keperawatan tentang
Wagner, 2013; Carpenito, 2010; Doenges, ajarkan napas dalam disusun perawat
Moorhouse, & Murr, 2010a, 2010b; sebanyak lima belas kali. Intervensi
Newfield, Hinz, Tilley, & Sridaromont, tentang ajarkan napas dalam sesuai dengan
2007). intervensi pada diagnosa bersihan jalan
Intervensi keperawatan tentang beri napas tidak efektif, pola napas tidak
O2 disusun perawat sebanyak 34 kali. efektif, dan nyeri akut (Bulechek, Butcher,
Intervensi tentang beri O2 sesuai dengan & Dochterman, 2013; Carpenito, 2010;
intervensi pada diagnosa bersihan jalan Doenges, Moorhouse, & Murr, 2010a,
nafas tidak efektif dan pola nafas tidak 2010b; Newfield, Hinz, Tilley, &
efektif (Bulechek, Butcher, & Dochterman, Sridaromont, 2007).
& Wagner, 2013; Carpenito, 2010; Masalah lain yang sangat penting
Doenges, Moorhouse, & Murr, 2010a, untuk dilakukan intervensi keperawatan
2010b; Newfield, Hinz, Tilley, & adalah masalah risiko infeksi (penyebaran
Sridaromont, 2007). atau aktivasi ulang). Perawat dapat

Muhammad Rofi’i, dkk., Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan… pp


6
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 2, November 2019 (Hal. 1-9)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

menyusun intervensi berupa identifikasi KESIMPULAN


orang lain yeng berisiko, anjurkan pasien Kesimpulan penelitian adalah
untuk batuk atau bersin dan mengeluarkan terdapat sepuluh intervensi yang sering
pada tisu dan menghindari meludah; dituliskan perawat adalah observasi
anjurkan kontrol infeksi dengan memakai keadaan umum pasien, kolaborasi dengan
masker; dan identifikasi faktor risiko terapi dokter, beri posisi nyaman, berikan
individu terhadap pengaktifan berulang terapi, cek tanda-tanda vital berkala, beri
TBC (Bulechek, Butcher, Dochterman, & oksigen, anjurkan bedrest, ajarkan batuk
Wagner, 2013; Carpenito, 2010; Doenges, efektif, posisikan semi fowler, dan ajarkan
Moorhouse, & Murr, 2010a, 2010b; nafas dalam. Perawat harus meningkatkan
Newfield, Hinz, Tilley, & Sridaromont, ketrampilan dan pengetahuan dalam
2007). menyusun rencana perawatan, karena
Perawat harus lebih teliti untuk intervensi yang disusun belum optimal
menyusun intervensi keperawatan. untuk mengatasi masalah pasien di RS.
Masalah nutrisi pasien TBC paru harus Intervensi untuk peningkatan pengetahuan
disusun dengan baik. Intervensi dan kemampuan pasien dalam manajemen
keperawatan masalah nutrisi yang dapat penyakitnya adalah penting untuk
disusun oleh perawat adalah kaji status diberikan pada pasien, agar mengurangi
nutrisi dan pola diet pasien, kaji anoreksia, angka putus obat.
mual dan muntah, berikan perawatan
mulut, dan motivasi makan sedikit tapi UCAPAN TERIMAKASIH
sering dan tinggi proten dan karbohidrat
(Bulechek, Butcher, Dochterman, & Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Wagner, 2013; Carpenito, 2010; Doenges, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Moorhouse, & Murr, 2010a, 2010b; Diponegoro, Direktur Rumah Sakit Paru
Newfield, Hinz, Tilley, & Sridaromont, dr. Ario Wirawan Salatiga, Perawat Rumah
2007). Hasil penelitian ini menunjukkan Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.
bahwa perawat jarang membuat Penulis juga berterima kasih kepada semua
perencanaan tentang nutrisi bagi pasien. orang yang terlibat dalam penelitian ini
Masalah pengetahuan juga penting yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
pasien TBC paru. Intervensi keperawatan atas semua dukungan dan partisipasinya.
yang bisa direncanakan adalah ajarkan
makanan tinggi protein dan karbohidrat;
DAFTAR PUSTAKA
ajarkan untuk jadwal obat, dosis, frekuensi
pemberian, kerja yang diharapkan, dan Rabo, R. A. M. A., El-zeftawy, A. M. A.,
alasan pengobatan lama; ajarkan bahaya & Abo-Gad, R. A. (2015).
rokok; dan jelaskan efek samping obat Tuberculosis patients’ perspective of
(Bulechek, Butcher, Dochterman, & quality of care provided by nurses
Wagner, 2013; Carpenito, 2010; Doenges, after implementing nursing
Moorhouse, & Murr, 2010a, 2010b; intervention at chest governorate
Newfield, Hinz, Tilley, & Sridaromont, hospitals in Gharbia. IOSR Journal of
2007). Nursing and Health Science, 3(6), 27–
38.
Azzolin, K., Mussi, C. M., Ruschel, K. B.,

Muhammad Rofi’i, dkk., Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan… pp


7
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 2, November 2019 (Hal. 1-9)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Souza, E. N. De, Lucena, A. D. F., & Ramadan, F. A. B. D. E., & Soliman,


Rabelo-silva, E. R. (2013). S. M. (2011). Development of
Effectiveness of nursing interventions standard of care for pulmonary
in heart failure patients in home care tuberculosis for nurses working in
using. Applied Nursing Research, chest outpatient clinics. The Medical
26(4), 239–244. doi: Journal of Cairo University, 79(2),
10.1016/j.apnr.2013.08.003 139–145.
Bulechek, G. M, Butcher, H. K., Gimenes, F. R., Motta, A. P., Silva, P. C.,
Dochterman, J. M., & Wagner, C. Gobbo, A. F., Atila, E., & Carvalho,
(2013). Nursing interventions E. C. (2017). Identifying nursing
classification (NIC) (6th ed.). interventions associated with the
Philadelphia.: Elsevier Global Rights. accuracy used nursing diagnoses for
patients with liver cirrhosis 1. Revista
Butcher, H. K., Gloria M., B., Dochterman, Latino-Americana de Enfermagem,
J. M., & and Wagner, C. M. (2013). 25(e2933), 1–9. doi:10.1590/1518-
Nursing interventions classification 8345.2016.2933
(NIC) (6th ed.). St. Louis, Missouri:
Elsevier Mosby. Johnson, L., Edward, K., & Giandinoto, J.
(2018). A systematic literature review
Carpenito, L. J. (2010). Nursing diagnosis: of accuracy in nursing care plans and
Application to clinical practice (13th using standardised nursing language.
ed.). Philadelphia: Lippincott Collegian, 25(3), 355–361. doi:
Company. 10.1016/j.colegn.2017.09.006
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Newfield, S. A., Hinz MD, Tilley DS,
Murr, A. C. (2010a). Nurse’s pocket Sridaromont KL, and M. P. (2007).
guide: Diagnoses, prioritized Cox’s clinical applications of nursing
interventions, and rationales (12th diagnosis: Adult, child, women’s,
ed.). Philadelphia: F.A. Davis mental health, gerontic, and home
Company. health considerations (5th ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Doenges M. E., Moorhouse, M. F., &
Murr. A. (2010b). Nursing diagnosis Orr, P. (2011). Adherence to tuberculosis
manual: Planning, individualizing, care in Canadian Aboriginal
and documenting client care. (3rd ed.). populations part 2: A comprehensive
Philadelphia: F.A. Davis Company. approach to fostering adherent
behaviour. International Journal of
Dolak, F., & Tóthová, V. (2014). Priority
Circumpolar Health, 70(2), 128-140.
interventions from the NIC and
expected results from the NOC in Papathanassoglou, E. D., Hadjibalassi, M.,
patients with a nursing diagnosis of Miltiadous, P., Lambrinou, E.,
Ineffective breathing pattern, Kontakt, Papastavrou, E., Paikousis, L., &
6, 2–9. doi: Kyprianou, T. (2018). Effects of an
10.1016/j.kontakt.2014.04.001 integrative nursing intervention on
pain in critically ill patients: A pilot
El-kader, R. G. A. B. D., Ghazi, C. M. K.,

Muhammad Rofi’i, dkk., Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan… pp


8
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 2, November 2019 (Hal. 1-9)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

clinical trial. American Journal of


Critical Care, 27(3), 172-185. doi:
10.4037/ajcc2018271
WHO. (2010). Global Tuberculosis
Control. Geneva.

Muhammad Rofi’i, dkk., Gambaran Intervensi Perawat dalam Asuhan Keperawatan… 9


pp

You might also like