Professional Documents
Culture Documents
Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan: Muhammad Saidi
Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan: Muhammad Saidi
Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan: Muhammad Saidi
Muhammad Saidi
Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan
Kabupaten Sumenep
ABSTRACT
dunia yang terus meningkat, baik untuk paradog dari masyarakat miskin. Hampir tidak
konsumsi makanan maupun tepung ikan, men- pernah didengar bahwa nelayan penggarap
dorong usaha perikanan bisa memenuhi per- adalah salah satu kelompok masyarakat yang
mintaan pasar dalam dan luar negeri. Jika pendapatannya bisa dikelompokkan sebagai
produksi ikan cukup memadai, hasil perikanan masyarakat berekonomi menengah ke atas.
dapat menjadi komoditas ekspor yang utama. Berangkat dari fenomena di atas, maka model
Membicarakan sumber daya kelautan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat nelayan
perikanan di Indonesia, khususnya di wilayah yang terfokus pada sistem bagi hasil yang
Madura selalu berkait erat dengan nelayan dipraktekkan masyarakat nelayan Madura me-
(pelaku) dan sistem perikanan. Salah satu narik untuk diteliti. Untuk itu, peneliti meng-
sistem upah yang dipraktekkan masyarakat kaji model pemberdayaan ekonomi masyara-
nelayan adalah sistem bagi hasil perikanan. kat nelayan di wilayah Madura, dengan pusat
Nelayan penggarap berbagi hasil dengan nela- kajian bagi hasil perikanan.
yan pemilik. Oleh karena keberadaan ekonomi
masyarakat nelayan yang tidak banyak ber- TINJAUAN PUSTAKA
geser pada arah peningkatan maka nelayan
Ekonomi Kerakyatan
cenderung bukan lagi jenis pekerjaan yang
menjanjikan. Tidak sedikit nelayan yang be- Konvensi ILO tahun 1989 mendefinisikan
ralih profesi lain. Penurunan jumlah nelayan ekonomi kerakyatan adalah ekonomi tradisi-
ini disebabkan oleh pencemaran kawasan onal yang menjadi basis kehidupan masyara-
perairan, liberalisasi kawasan pesisir. Tinggi- kat lokal dalam mempertahankan kehidupan-
nya tingkat pencemaran di laut membuat nya. Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi rak-
jumlah ikan berkurang karena habitatnya yat. Rakyat di sini berarti orang banyak, bukan
mulai rusak dan tercemar. Sektor pariwisata perseorangan. Pada prinsifnya, ekonomi ke-
mengusir nelayan di wilayah pariwisata sering rakyatan adalah ekonomi yang dibangun dan
kali menuntut ketiadaan nelayan, misalnya di dikembangkan oleh orang banyak dan untuk
Bali, Wakatobi, dan Raja Ampat. Nelayan kepentingan mereka.
dilarang menangkap ikan dengan alasan wila- Menurut Dawam Rahardjo, ekonomi kerak-
yah pariwisata, akan mencemari, dan sebagai- yatan adalah istilah yang relatif baru. Istilah
nya. ini mulai diperkenalkan oleh Prof. Sarbini
Fenomena di atas bermuara pada kesejah- Sumawinata, guru besar FE UI pada 1985.
teraan masyarakat nelayan yang cenderung Menurut Sarbini, ekonomi kerakyatan adalah
memprihatinkan. Padahal di era reformasi ini komponen ekonomi dari ideologi Sosialisme
model ekonomi kerakyatan termasuk sektor Kerakyatan yang mencakup berbagai sektor
perikanan menjadi pusat perhatian di negeri kehidupan, bertolak dari suatu konsep politik
ini. Masyarakat nelayan menjadi objek issu kebudayaan yang berintikan kebebasan, pem-
yang diperebutkan oleh banyak kalangan (teru- bebasan, dan kemajuan yang menganggap
tama oleh para politisi), meskipun realita di Marxisme dan Komunisme adalah ajaran yang
lapangan jauh panggang dari api. Pada Kenya- ketinggalan zaman.
taannya, masyarakat nelayan tetap sebagai Mubyarto mengajukan ajaran ekonomi
masyarakat miskin yang kumuh dan tidak alternatif yang disebutnya sebagai Ekonomi
berdaya. Pancasila. Ia sangat kritis terhadap pakar eko-
Kerimpangan sistem bagi hasil, distribusi nomi yang bermazhab Amerika. Mubyarto
pendapatan dan pembagian pendapatan diduga lebih memilih ekonomi Pancasila yang diberi-
cukup besar dan meluas di antaranya terjadi nya nama ‘ekonomi kerakyatan’. Lebih jauh
pada sektor perikanan. Nelayan penggarap Mubyarto mengatakan: Sistem Ekonomi Ke-
yang pekerja pada sektor perikanan cenderung rakyatan adalah Sistem Ekonomi Nasional
berada di bawah kekuasaan nelayan pemilik. Indonesia yang berasas kekeluargaan, berke-
Tidak heran kalau kemudian ada pendapat, daulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan me-
bahwa masyarakat nelayan (penggarap) adalah
40
Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan
41
Muhammad Saidi
akan pendidikan, interaksi lingkungan tempat rampilan yang memadai; dan (e) informasi-
tinggal dan trasportasi. (3) Keluarga Sejahtera informasi yang berguna untuk kehidupan.
II, adalah keluarga yang telah memenuhi Berbicara kemiskinan di negara yang mem-
kebutuhan dasasrnya dan kebutuhan pengem- punyai wilayah laut cukup luas tampaknya
bangannya, seperti mampu menyisihkan pen- terasa aneh. Akan tetapi, persoalan kemiskinan
dapatannya untuk keperluan lain. (4) Keluarga selalu menarik diperbincangkan. Dari berbagai
Sejahtera III, adalah keluarga yang telah studi, ada beberapa ciri kemiskinan: (a) tidak
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebu- memiliki faktor produksi sendiri; (b) tidak
tuhan sosial psikologis dan perkembangan mempunyai kemungkinan untuk memperoleh
keluarganya tetapi belum dapat memberikan aset produksi dengan kekuatan sendiri; (c)
sumbangan yang teratur bagi masyarakat tingkat pendidikan rendah; (d) banyak di anta-
seperti sumbangan materi dan berperan aktif ra mereka yang tinggal di pedesaan, dan tidak
dalam kegiatan kemasyarakatan. mempunyai tanah garapan; (e) tidak mempu-
nyai keterampilan atau skill. Kelima ciri di
Kemiskinan Nelayan
atas saling berkaitan yang berpengaruh kepada
Bank Dunia menetapkan kemiskinan men- kesejahteraan keluarga. Dalam hal ini, kemis-
jadi dua kelompok: sangat miskin, dan miskin. kinan mempunyai kaitan erat dengan mata
Dikategorikan sangat miskin jika pendapatan pencaharian seseorang atau keluarga, dan ber-
di bawah US $1 per hari dan disebut miskin kaitan juga dengan SDM yang mengakibatkan
untuk pendapatan di bawah US $2 per hari. keluarga menjadi tidak sejahtera.
Kriteria Bank Dunia didasarkan pada penda- Menurut Raymond Firth dalam Sutawi dan
patan yang diperoleh masyarakat itu sendiri. David Darmawan (Kompas, 29/4/2003), ke-
Penghasilan US $1,00 per hari dikalkulasikan miskinan nelayan paling tidak dicirikan men-
dapat memenuhi kebutuhan konsumsi setara jadi lima karakteristik. Pertama, pendapatan
dengan 2.100 kalori per kapita/hari ditambah nelayan bersifat harian (daily increments) dan
dengan pemenuhan kebutuhan pokok mini- jumlahnya sulit ditentukan dengan jumlah
mum lainnya, seperti sandang, kesehatan, pen- yang tergantung pada musim dan status nela-
didikan, transportasi. yan itu sendiri. Kedua, tingkat pendidikan
Sayogya mengembangkan standar kebu- nelayan maupun anak-anak nelayan pada
tuhan pokok berdasarkan atas kebutuhan beras umumnya rendah. Ketiga, dihubungkan de-
dan gizi. Ada beberapa golongan: (a) golongan ngan sifat produk yang dihasilkan nelayan,
paling miskin, pendapatannya 240 kg atau maka nelayan lebih banyak berhubungan
kurang beras per kapita/tahun; (b) golongan dengan ekonomi tukar-menukar karena produk
miskin sekali dengan pendapatan 240 - 360 kg tersebut bukan merupakan makanan pokok.
beras per kapita/tahun; dan (c) golongan Keempat, bidang perikanan membutuhkan
miskin pendapatannya lebih dari 360 kg tetapi investasi cukup besar dan cenderung mengan-
kurang dari 480 kg beras per kapita/tahun. dung resiko yang besar dibandingkan sektor
Sedangkan Friedman dalam Bagong usaha lainnya. Kelima, kehidupan nelayan
Suyanto (2005) mendefinisikan kemiskinan yang miskin juga diliputi oleh kerentanan.
adalah ketidaksamaan dalam mengakomulasi Berdasarkan fenomena di atas, di antara
basis kekuasaan sosial. Basis kekuasaan sosial penyebab kemiskinan yang mencolok adalah
itu berupa: (a) modal produktif atau aset, hubungan kerja antara nelayan pemilik dengan
misalnya tanah, perumahan, peralatan, dan nelayan penggarap dalam organisasi penang-
kesehatan; (b) sumber keuangan, seperti inco- kapan ikan, khususnya bagi hasil sangat
me dan kredit yang memadai; (c) organisasi berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya penda-
sosial dan politik yang dapat digunakan untuk patan yang diperoleh nelayan penggarap.
mencapai kepentingan bersama; (d) network
atau jaringan sosial untuk memperoleh peker-
jaan, barang-barang, pengetahuan dan kete-
42
Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan
43
Muhammad Saidi
atau pemeliharaan ikan antara juragan dan lam proses penangkapan ikan sampai pada
nelayan atau pemilik tambak dan penggarap penjualan hasil tangkapan. Tindakan yang
tambak, menurut perjanjian mana mereka mereka lakukan adalah: Pertama, proses
masing-masing menerima bagian dari hasil penangkapan ikan, mulai dari persiapan
usaha tersebut menurut imbangan yang telah melaut sampai pada penjualan hasil tang-
disetujui sebelumnya. kapan; Kedua, kepemilikan usaha penangka-
Lebih lanjut dalam UU BHP ditegaskan: pan, mulai dari pembuatan perahu/kapal dan
Pembagian hasil di antara para nelayan dari peralatannya sampai dengan bagi hasil antara
bagian yang mereka terima diatur oleh mereka nelayan dengan juragan dan pihak-pihak yang
sendiri, dengan diawasi oleh Pemerintah terlibat di dalamnya; Ketiga, kesejahteraan
Daerah Tingkat II (kini Kabupaten/Kota) mereka sesuai dengan kriteria sejahtera, pra-
setempat agar tidak terjadi pemerasan. Apabila sejahtera, atau sangat miskin dan miskin.
ada perbandingan lain, maka perbandingan Informan penelitian yang ditetapkan peneli-
antara bagian yang terbanyak dan yang paling ti adalah juragan, nelayan; Pemerintah Daerah
sedikit tidak boleh lebih dari 3 (tiga) banding 1 dari keempat kabupaten di wilayah Madura,
(satu). tokoh masyarakat, pemilik toko yang menye-
Dalam praktek bagi hasil, nelayan pengga- diakan peralatan untuk keperluan penangkapan
rap hanya menyediakan sumber daya manusia ikan, dan masyarakat pesisir. Mereka banyak
(tenaga kerja), sedangkan biaya segala keper- memiliki informasi dalam hubungannya de-
luan selama persiapan dan operasional penang- ngan penelitian yang akan dilakukan peneliti.
kapan diambil dari hasil kotor sebelum dibagi
oleh kedua belah pihak. Adapun keperluan HASIL PENELITIAN
selama persiapan dan penangkapan ikan ada-
Praktek Bagi Hasil Perikanan
lah: (1) biaya persiapan, keperluan membeli
daun kelapa dan tali-temali untuk membuat Di Kabupaten Bangkalan juragan berbagi
terumbu ikan; (2) BBM berupa solar untuk hasil dengan nelayan. Bagi hasil perikanan
perahu motor, bensin untuk mesin diesel lam- yang dipraktekkan sekitar 37,5% - 42% bagi
pu, kardan dan mesin pompa; (3) biaya makan, hasil yang diperoleh juragan, dan sekitar 58%-
minum, dan rokok untuk nelayan selama 75% untuk nelayan. Sedangkan biaya operasi-
proses penangkapan; (4) biaya perawatan dan onal berupa BBM (bahan bakar minyak; solar)
perbaikan jaring, dsb. menjadi tanggungan juragan, kecuali variasi
bagi hasil yang dipraktekkan nelayan Kwanyar
METODE PENELITIAN yang diambil dari hasil kotor.
Bagi hasil yang dipraktekkan masyarakat
Metode penelitian yang digunakan dalam
nelayan Kabupaten Sampang yang umum
penelitian ini adalah pendekatanb kualitatif.
dilakukan sekitar 40% - 62,5% untuk nelayan,
Karakteristik penelitian kualitatif menurut
dan sekitar 50% - 60% untuk juragan. Variasi
Moleong adalah berlatar alamiah, manusia
bagi hasil yang tidak umum adalah 40% - 75%
sebagai alat (instrumen), menggunakan meto-
untuk nelayan dan 25% – 60% untuk juragan.
de kualitatif, analisis data secara induktif, teori
Bagi hasil di atas diberlakukan untuk nelayan
dari dasar (grounded theory), deskriptif.
dengan menggunakan jaring trowl, tarik, dan
Sedangkan landasan teoretis pada penelitian
umpan rajungan. Sedangkan untuk nelayan
kualitatif adalah fenomenologi, etnometodo-
dengan menggunakan porse sein umumnya
logi, etnografi, penelitian lapangan (Filed
mempraktekkan bagi hasil sebesar masing-
Reaserch), dan grounded theory. Pendekatan
masing 50% untuk juragan dan nelayan.
metode kualitatif diarahkan pada latar dan
Bagi hasil yang umum dipraktekkan nela-
individu tersebut secara holistik (utuh).
yan Pamekasan adalah sekitar 45,5% - 67%
Peneliti menetapkan lokasi penelitian sis-
untuk nelayan, dan sekitar 37% - 60% untuk
tem bagi hasil nelayan di wilayah Madura.
juragan. Sedangkan variasi bagi hasil yang
Subjek penelitian ini adalah nelayan, juragan,
dilakukan kelompok nelayan Pamekasan ada-
tengkulak, dan orang-orang yang terlibat da-
44
Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan
45
Muhammad Saidi
BHP. Bagi hasil yang dimaksud di atas adalah taannya nelayan tersebut hidup dalam suatu
peruntukan juragan maksimal sebesar 60% keluarga yang hanya mengandalkan penda-
dan untuk nelayan minimal mendapatkan bagi patan suami.
hasil sebesar 40%. Itupun belum menghitung
biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan harus Model Pemberdayaan Ekonomi
menyesuaikan dengan ketentuan UU BHP. Ditemukan model pemberdayaan ekonomi
masyarakat nelayan yang cukup efektif adalah
Hubungan Pendapatan Nelayan dengan pemberdayaan yang dilakukan pangamba;,
Kesejahteraan Pangamba’ adalah orang yang membantu me-
Tabel di bawah ini adalah hubungan penda- masarakan atau menjual hasil usaha perikanan
patan nelayan dengan kesejahteraan keluarga dan memiliki piutang kepada orang per
menurut kriteria Bank Dunia dan Sayogya. seorangan nelayan dalam jumlah tertentu.
Pangamba’ meminjamkan sejumlah uang ke-
pada nelayan. Uang itu biasanya untuk tam-
Tabel 2 bahan biaya hidup keluarga atau nelayan sen-
Analisis Kesejahteraan Nelayan yang diri. Ada juga sebagai modal usaha kecil-
Membiayai Hidupnya Sendiri Menurut Bank kecilan untuk isteri atau keluarga nelayan.
Dunia dan Sayogya Misalnya sebagai modal berjualan ikan pin-
dang atau ikan olahan. Juga berjualan lainnya
yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi
keluarga.
Konpensasi dari piutang adalah hak penjua-
lan hasil bagian ikan berupa ceperan milik
nelayan diserahkan kepada pangamba’ yang
menjadi patnernya. Ikan tadi menjadi kewe-
nangan pangamba’ untuk dijual dengan harga
Tabel berikut juga mengukur kesejahteraan berapa pun sesuai dengan harga pasar. Kemu-
dari 2 pandangan, yaitu kriteria Bank Dunia dian pangamba’ memberikan hasil penjualan
dan pendapat Sayogya yang mengukur kese- ikan kepada nelayan tadi. Perlu diketahui, di
jahteraan dengan harga beras. beberapa pesisir di Madura mempraktekkan
ceperan, adalah bagian ikan yang diberikan
Tabel 3 kepada setiap nelayan dengan jumlah yang
Analisis Kesejahteraan Nelayan dengan sama. Pembagian itu tidak dipengaruhi oleh
Seorang Isteri dan 2 Orang Anak Menurut struktur kerja dalam sebuah rombongan pera-
Bank Dunia dan Sayogya hu. Ceperan itu sebagai lauk untuk keluarga
nelayan. Sebagian dari ceperan itu diserahkan
kepada pangamba’ untuk dijual, dan sebagian
kecil dibawa pulang untuk lauk di rumah.
47
Muhammad Saidi
48