Professional Documents
Culture Documents
Mutu Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Pada Tingkat Kematangan Dan Suhu Yang Berbeda Selama Penyimpanan
Mutu Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Pada Tingkat Kematangan Dan Suhu Yang Berbeda Selama Penyimpanan
Mutu Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Pada Tingkat Kematangan Dan Suhu Yang Berbeda Selama Penyimpanan
1 Maret 2016 1
1
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua,
Korespondensi :Jl.Gunung Salju Amban Manokwari-98314 Papua Barat
Email: brightlight.natalia@yahoo.co.id
2
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi
Korespondensi : Kampus Unsrat, Bahu Manado – 95115 Sulawesi Utara
ABSTRACT
The objective of this study is to know the ripeness level of small chilli and the
right temperature during storage as far as the quality of small chilli can to defend until
marketing. The study was conducted at the laboratory of Physiology and Postharvest and
laboratory of Food Science and Technology of Research in Agriculture Faculty of Sam
Ratulangi University Manado. Three level of ripeness are green ripe, green reddish ripe and
red ripe. Temperature of storages are storage in room temperature 28°C – 32°C (64 – 77%),
4°C – 10°C (90 - 95%), 4°C – (-22)°C (95 – 98%), and –10°C (99%). With long storage are 30
days. The Method of analyzed study result is descriptive analysis and the data are presented by
the table. The quality of small chilli during storage looked about the height of water,
weight, the height of capsaicin, and colour. The right temperature and the right ripeness can to
maintain quality of small chilli until storage. The result study show is in level ripeness green
ripe and green reddish ripe and than storage temperature 4°C – 10°C (90 - 95%) can maintain
the qualiy of small chilli during storage. It is looked from amount of the height of water, weight,
the height of capsaicin, and colour during storage always increase regulary.
Key Words : quality of small chilli, ripeness level and storage temperature
semakin tinggi tanaman maka produksi buah
PENDAHULUAN akan semakin meningkat. Ketika produksi
Cabai rawit (Capsicum frutescens meningkat, maka mutu cabai rawit harus
L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dipertahankan.
dari famili Solanaceae yang tidak saja Cabai rawit memiliki karakteristik
memiliki nilai ekonomi tinggi, tetapi juga tersendiri sebagai mutu yang harus
karena buahnya yang memiliki kombinasi dipertahankan. Standar mutu cabai rawit dapat
warna, rasa, dan nilai nutrisi yang lengkap mengacu pada Standar Nasional Indonesia
(Kouassi et al, 2012). Cahyono (2003) (SNI 01-4480-1998) yang dapat dilihat pada
mengemukakan bahwa tanaman ini termasuk Tabel.1, namun untuk keragaman ukuran,
tanaman semusim atau tanaman berumur cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran
pendek yang tumbuh sebagai perdu atau antara 2 – 2,5 cm dan lebar 5 mm,
semak, dengan tinggi tanaman dapat mencapai sedangkan cabai rawit agak besar memiliki
1,5 m. Menurut Endjang S & Meksy D ukuran panjang mencapai 3,5 cm dan lebar
(2015), produksi buah dipengaruhi oleh tinggi mencapai 12 mm (Cahyono, 2003).
tanaman (92%), diameter buah (89%), dan
panjang buah (78%), dengan demikian,
Tabel.1 Kualitas Cabai merah besar segar berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI 01-4480-1998)
Persyaratan
NO Jenis Uji Mutu I Mutu II Mutu III
1 Merah > Merah ≥ Merah ≥
Keseragaman warna
95% 95% 95%
2 Seragam Seragam Seragam
Keseragaman
(98%) (96%) (95%)
3 Bentuk 98 Normal 96 Normal 95 Normal
4 Keragaman Ukuran
a. Cabai Merah Besar
- Panjang buah 12-14 cm 9-10 cm < 9 cm
- Garis tengah
1,5 – 1,7 cm 1,3 – 1,5 cm < 1,3 cm
pangkal
b. Cabai Merah Kecil
- Panjang buah >12-17 cm >10-12 cm < 10 cm
- Garis Tengah
>1,3 -1,5 cm >1,0 – 1,3 cm < 1,0 cm
Pangkal
5 Kadar kotoran 1 2 5
6 Tingkat Kerusakan dan busuk
Tabel 2. Rata-Rata Kadar Air Cabai Rawit Selama Penyimpanan (%) Hari
Hari
Sampel ke – 0 ke – 6 ke – 12 ke – 18 ke – 24 ke - 30
A1BI 79,17 78,00 - - - -
A2B1 80,67 79,33 - - - -
A3B1 82,00 80,67 - - - -
A1B2 80,00 80,17 80,33 81,67 82,00 82,67
A2B2 80,00 80,33 80,67 81,67 82,33 83,00
A3B2 83,17 83,00 82,67 82,33 81,67 81,17
A1B3 78,17 79,00 80,17 82,67 83,00 84,33
A2B3 81,00 81,68 82,33 83,00 83,67 84,33
A3B3 84,17 84,68 85,33 86,00 86,67 87,33
A1B4 78,00 81,33 82,67 84,33 85,00 85,17
A2B4 81,33 83,17 84,00 85,33 86,00 86,67
A3B4 84,00 86,17 87,33 88,67 89,00 90,33
Keterangan
- : tidak ada pengukuran kadar air karena cabai rawit telah mengalami penurunan mutu (pembusukan )
A1B1 : matang hijau (dipanen 45 HST) pada penyimpanan suhu ruang 28 – 32 ° C (64 – 77%)
A2B1 : matang hijau kemerahan (dipanen 55 HST) pada penyimpanan suhu ruang 28 – 32 ° C (64 – 77%)
A3B1 : matang merah (dipanen 65 HST) pada penyimpanan suhu ruang 28 – 32 ° C (64 – 77%)
A1B2: matang hijau (dipanen 45 HST) pada penyimpanan Suhu 4 – 10 ° C (90 - 95%)
A2B2: matang hijau kemerahan(dipanen 55 HST) pada penyimpanan Suhu 4 – 10 ° C (90 - 95%)
A3B2: matang merah (dipanen 65 HST) pada penyimpanan Suhu 4 – 10 ° C (90 - 95%)
A1B3: matang hijau (dipanen 45 HST) pada penyimpanan suhu 4 – (-22)°C (95 – 98%)
A2B3: matang hijau kemerahan (dipanen 55 HST) pada penyimpanan suhu 4 – (-22)°C (95 – 98%)
A3B3: matang merah (dipanen 65 HST) pada penyimpanan suhu 4 – (-22)°C (95 – 98%)
A1B4: matang hijau (dipanen 45 HST) pada penyimpanan – 10°C (99%)
A2B4: matang hijau kemerahan (dipanen 55 HST) pada penyimpanan – 10°C (99%)
A3B4: matang merah (dipanen 65 HST) pada penyimpanan – 10°C (99%)
Penyimpanan cabai rawit pada suhu penyimpanan masuk ke dalam produk. Utama
4 – (-22) º C (95 - 98 %) mengalami et al (2002), mengunkapkan bahwa tekanan uap
penambahan kadar air yakni A1B3 (78,17 % – air bergerak dari konsentrasi tinggi ke
84,33 %), A2B3 (81,00 % – 84,33 %), A3B3 konsentrasi rendah.
(84,17 % - 87,33 %) dan juga penyimpanan
pada suhu – 10 dan RH 99% terjadi pula
penambahan kadar air yakni A1B4 (78,00 % - Bobot
85,17 %), A2B4 (81,33 % – 86,67 %), dan Penurunan bobot tertinggi terjadi
A3B4 (84, 00 % - 90,33 %). Penambahan pada tempat penyimpanan dengan suhu 28 –
kadar air ini disebabkan karena adanya 32 º C (64 – 77 %), pada tiga tingkat
perbedaan tekanan uap air antara cabai rawit kematangan yaitu matang hijau (A1), matang
dengan tempat penyimpanan, dimana tekanan hijau kemerahan (A2), dan matang merah
uap air pada produk lebih besar dibandingkan
dengan tekanan uap air pada tempat
penyimpanan, akibatnya uap air pada temapat
(A3) yakni : A1B1 (100,00 – 84,17 % ), 0% (kontrol).
A2B1 (100,00 % – 87,50 %), dan A3B1 ( Peningkatan suhu penyimpanan
100,00 – 88,34 % ) (Tabel 2). Hal ini sesuai menyebabkan proses transpirasi semakin
dengan yang diungkapkan oleh Sri et al meningkat dimana cabai rawit mengalami
(2012) bahwa rerata susut berat tertinggi penguapan cukup besar sehingga laju
pada penyimpanan dengan suhu kamar kehilangan air dan susut berat meningkat.
diperoleh pada cabai rawit yang telah Tranggono & Sutardi (1989) mengemukakan
mengalami masa simpan 9 hari (64,55 %), bahwa kehilangan air mengakibatkan susut
selanjutnya Rani et al (2009) menyatakan berat sehingga kualitasnya menjadi rendah.
bahwa setelah penyimpanan, susut berat Penurunan bobot juga terjadi pada tingkat
tertinggi yaitu terdapat pada penyimpanan kematangan matang merah (A3) yang
suhu 29 °C (suhu kamar) selama 15 hari disimpan pada tempat penyimpanan dengan
yaitu 60,5% dan susut berat terendah yaitu suhu 4 – 10 º C dan RH 90 – 95 % (B2) yakni
A3B2 ( 100,00 – 86,67 % ).
Hari
Sampel Ke-0 ke – 6 ke – 12 ke – 18 ke – 24 ke - 30
A1B1 100 84,17 - - - -
A2B1 100 87,5 - - - -
A3B1 100 88,34 - - - -
A1B2 100 100 102,5 104,17 105,84 107,5
A2B2 100 100 100,84 102,5 104,17 105,84
A3B2 100 99,17 97,5 92,5 90,83 86,67
A1B3 100 102,5 104,17 105,84 107,5 109,17
A2B3 100 100,84 103,34 105 106,67 108,34
A3B3 100 100 102,5 104,17 105,84 107,5
A1B4 100 104,17 104,17 105,84 108,33 110
A2B4 100 103,33 105 105,84 107,5 109,17
A3B4 100 102,5 104,17 105,84 107,5 109,17
Tempat penyimpanan dengan suhu 4 tempat penyimpanan dengan suhu 28 – 32 º C
– (-22)ºC (95 - 98 %) serta –10 (99%) pada (64 – 77 %), dan tiga tingkat kematangan yaitu
tingkat kematangan matang muda (A1), matang muda (A1), matang hijau kemerahan
matang hijau kemerahan (A2), matang merah (A2), matang merah (A3) mengalami
(A3) yakni A1B3 (100,00 – 109,17 % ), A2B3 penurunan, A1B1 (14,91% - 14,89%), A2B1
( 100,00 – 108,34 %), A3B3 (100,00 – 107,50 (14,79% - 14,65%), A3B1
% ), A1B4 (100,00 – 110,00 % ), A2B4 (15,27% - 15,26%). Penurunan kadar capsaicin
( 100,00 – 109,17 % ), A3B4 (100,00 juga terjadi pada tempat penyimpanan dengan
– suhu 4 – (-22)ºC (95- 98%) serta –10º C (99%)
109,17%) mengalami penambahan bobot. pada tingkat kematangan matang muda (A1),
Penambahan bobot ini terjadi karena adanya matang hijau kemerahan (A2), matang merah
penambahan uap air pada cabai rawit yang (A3) yakni A1B3 (16,02% - 15,24%), A2B3
disebabkan oleh adanya perbedaan (16,07% -
kelembaban yang mengakibatkan terjadinya 14,91%), A3B3 (16,63% - 14,01%) dan A1B4
perbedaan tekanan antara cabai rawit dan (15,99% - 15,66%), A2B4 (15,92% -
tempat penyimpanan. Semakin banyak uap air 14,60%), A3B4 (16,73% - 14,46%). Sesudah
yang masuk ke cabai rawit maka bobot cabai panen tidak ada penggantian, maka kehilangan
rawit semakin bertambah dan akan semakin substrat dan air tidak dapat diganti dan
peka terhadap kerusakan. Hal ini sesuai mulailah proses kemumduran
dengan yang diungkapkan oleh Apandi
(1984), bahwa kelembaban yang tinggi
menyebabkan berat bahan bertambah.
Capsaicin
Tabel. 4 menunjukan bahwa pada
(deteriorasi). Proses kemunduran ini salah tingkat kematangan matang merah (A3)
satunya dapat dilihat dengan adanya mengalami penurunan. Penurunan ini
penurunan kadar capsaicin. Penurunan kadar dikarenakan pada keadaan tersebut respirasi
capsaicin dapat juga terjadi karena adanya diperlambat sehingga sampai pada hari ke –
perbedaan tekanan yang tinggi antara bahan 30 cabai rawit mengalami proses kemunduran.
dengan tempat penyimpanan sehingga Cabai mengandung kurang lebih 1,5%
mengakibatkan kerusakan pada jaringan (biasanya antara 0,1-1%) rasa pedas. Rasa
yang menyusun cabai rawit akibatnya terjadi pedas tersebut terutama disebabkan oleh
kemunduran dan zat-zat yang terdapat di kandungan capsaicin dan dihidrocapsaicin.
dalamnya berkurang. Hal ini sesuai dengan Kandungan homocapsaicin dan homodihidro
yang diungkapkan oleh Tranggono dan capsaicin terdapat dalam konsentrasi sangat
Sutardi (1989) bahwa susut pascapanen kecil (Santika, 2007). Kadar capsaicin akan
dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu berkurang seiring dengan terjadinya proses
susut fisik, yang dapat diukur dengan berat, kemunduran yang menuju pada penuaan.
susut kualitas karena adanya perubahan Komara (1991) pada Langi (2000)
kenampakan, cita rasa, tekstur dan warna menyebutkan bahwa capsaicin pada cabai
yang menyebabkan menjadi kurang disukai akan diproduksi secara nyata pada 20 hari
oleh konsumen serta susut nilai gizi yaitu setelah pembungaan. Produksi ini akan terus
terjadi perubahan pada kandungan zat gizi. meningkat dan mencapai maksimal pada 30 –
Pada tempat penyimpanan dengan 40 hari setelah pembungaan. Setelah periode
suhu 4 – 10 º C, RH 90 – 95 % (B2) dan tersebut capsaicin dalam cabai menurun.
\
Tabel 4. Rata-Rata Capsaicin Selama Penyimpanan (%)
Hari
Sampel Ke-O ke – 6 ke – 12 ke – 18 ke – 24 ke - 30
A1B1 14,91 14,89 - - - -
A2B1 14,79 14,65 - - - -
A3B1 15,27 15,26 - - - -
A1B2 14,33 14,43 14,98 15,33 16,11 16,95
A2B2 14,53 14,64 14,96 15,26 15,81 16,26
A3B2 16,09 15,74 15,72 15,68 14,89 13,86
A1B3 16,02 15,88 15,66 15,57 15,27 15,24
A2B3 16,07 15,78 15,7 15,28 14,91 14,91
A3B3 16,64 15,79 15,32 15,27 14,65 14,01
A1B4 15,99 15,83 15,83 15,73 15,71 15,66
A2B4 15,92 15,15 14,96 14,89 14,65 14,6
A3B4 16,73 16,13 15,56 15,17 14,79 14,46
Tabel 5. Rata-Rata Pengujian Warna Dengan Spektrofotometer Pada Cabai Rawit Selama
Penyimpanan (nano meter).
Hari
Sampel ke – 0 ke – 6 ke – 12 ke – 18 ke – 24 ke - 30
A1BI 686 682 - - - -
A2B1 425 407 - - - -
A3B1 499 493 - - - -
A1B2 685 684 684 682 403 401
A2B2 405 407 406 409 485 487
A3B2 491 492 492 493 493 497
A1B3 697 695 695 692 685 682
A2B3 434 434 428 428 426 425
A3B3 498 499 497 495 493 491
A1B4 698 696 693 691 684 681
A2B4 432 432 430 425 422 405
A3B4 498 495 493 491 491 492