Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH TERAPI MEDITASI TERHADAP PERUBAHAN

TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI


HIPERTENSI

Weddy Martin*1, Ponia Mardian 2


1
Nursing Program STIKes Ceria Buana Bukittinggi Jl. Jendral Sudirman No. 184 Bukittinggi
2
Nursing Program STIKes Ceria Buana Bukittinggi, Jl. Jendral Sudirman No. 184 Bukittinggi
Email weddymartin@gmail.com
Submitted :14-07-2016, Reviewed:15-07-2016, Accepted:19-07-2016
http://dx.doi.org/10.22216/JIT.2016.10.4.468

ABSTRACT

Hypertension is a problem that can cause death was included in the category of non-infectious
diseases. In addition, hypertension is also a trigger factor of heart and stroke. One of the causes
of hypertension is the increased stimulation of neurons sismpatik stress response excessive.
Meditation is a way to reduce the stress response with relaxation techniques. This study aimed to
determine the effect of meditation on blood pressure in elderly hypertensive. The study used a pre-
experimental study with one group pretest-posttest design with 20 respondents selected by
purposive sampling. The results showed that systolic blood pressure in statistical analysis showed
that p = 0.000 (p> 0.05) means that Hypotheses received or systolic blood pressure between before
and after meditation therapy significantly their influence. That the diastolic blood pressure in
statistical analysis showed that p = 0.001 (p> 0.05), which means that Hypotheses received or
systolic blood pressure between before and after meditation therapy significantly their influence.
On the basis of that study suggested for health care providers can do considering the results of
this study with a health center should have to do this meditation therapy, especially for areas that
do not know much about meditation therapy

Keywords : blood pressure, meditation therapy, Elderly

ABSTRAK

Hipertensi merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian termasuk dalam kategori
penyakit non-infeksi. Selain itu, hipertensi juga merupakan faktor pencetus terjadinya jantung
dan stroke. Salah satu penyebab hipertensi adalah peningkatan stimulasi respon stres neuron
sismpatik yang berlebihan. Meditasi adalah cara untuk mengurangi respon stres dengan teknik
relaksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh meditasi untuk tekanan darah
pada lansia menderita hipertensi. Penelitian menggunakan studi pra-eksperiment dengan one
group pretest-posttest desain dengan 20 responden yang dipilih secara purposive sampling . Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada uji statistik menunjukkan bahwa p =
0,000 (p> 0,05) artinya bahwa Ha diterima atau tekanan darah sistolik antara sebelum dan
sesudah terapi meditasi adanya pengaruh secara signifikan. Bahwa tekanan darah diastolik pada
uji statistik menunjukkan bahwa p = 0,001 (p> 0,05) yang berarti bahwa Ha diterima atau
tekanan darah sistolik antara sebelum dan sesudah terapi meditasi adanya pengaruh secara
signifikan. Atas dasar penelitian itu disarankan untuk petugas kesehatan dapat melakukan
mempertimbangkan hasil dari penelitian ini seperti puskesmas seharusnya perlu melakukan
terapi meditasi ini khususnya untuk wilayah yang belum banyak mengetahui tentang terapi
meditasi

Kata Kunci : Tekanan Darah, Terapi Meditasi, Lansia

LATAR BELAKANG biologis, fisik, sikap, perubahan akan


memberikan pengaruh pada keseluruhan
Berdasarkan dari demografi aspek kehidupan termasuk kesehatan”
Internasional U.S. Census Bureau, (Priyoto, 2012). Menua atau menjadi tua
International Data Base 2009 (dalam adalah suatu proses menghilangnya secara
Darmojo 2011) dalam jumlah penduduk perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
lansia sebesar 18,96 juta jiwa dan memperbaiki diri/mengganti dan
meningkat menjadi 20.547.541 jiwa mempertahankan fungsi normalnya
jumlah ini termasuk terbesar keempat (Indonesia, 1992)
setelah China, India dan Jepang Karena proses-proses perubahan
diperlihatkan selama kurun waktu 1990- tersebut maka lansia rentan terserang
2025, Indonesia mengalami peningkatan penyakit. Diantaranya penyakit degeneratif
populasi lansia yang diperkirakan 414% pada lansia yang mempunyai tingkat
(Komnas Lansia, 2010). Menurut morbiditas dan mortalitas tinggi adalah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hipertensi. Hipertensi dapat terjadi dari
bahwa penduduk lansia di Indonesia pada berbagai faktor penyebab, di antaranya
tahun 2020 mendatang sudah mencapai gaya hidup daan pola makan. Hipertensi
angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta juga dapat terjadi akibat obstruksi pada
orang, balitanya tinggal 6,9% yang arteri dan kelemahan otot jantung untuk
menyebabkan jumlah penduduk lansia memompa darah. Hal ini disebabkan
terbesar di dunia (Badan Pusat Statistik, karena pada usia lanjut terjadi penurunan
2009). masa otot dan peningkatan kapasitas lemak
Data yang di peroleh dari Kesehatan tubuh (Nugroho, 2008).
Sumatera Barat (2012) didapatkan jumlah Berdasarkan data dari Organisasi
lansia untuk Sumatera Barat adalah Kesehatan Dunia (WHO) dalam Triyanto,
487.806 jiwa. Provinsi Sumatera Barat 2014 menjelaskan bahwa kejadian
memiliki jumlah penduduk dalam hipertensi pada tahun 2012 diseluruh
kelompok umur > 60 tahun keatas dunia, sekitar 972 juta (26,4%), 333 juta
sebanyak 531.574 jiwa (7,89%) dan Kota berada di negara maju dan 639 juta berada
Madya Padang jumlah kelompok lanjut di negara berkembang. Diperkirakan
usia 60 tahun ke atas terbanyak kedua meningkat menjadi 1,15 milyar kasus di
setelah kabupaten Agam sebanyak 48.532 tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
jiwa (9.12%) dari jumlah Kota Padang penduduk dunia (Paat et al., 2014).
(Mardiya, 2010). Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun
Untuk wilayah Kota Bukit Tinggi 2013 menjelaskan pravelensi hipertensi di
tercatat lansia ≥60 tahun sebanyak 11.585 Indonesia yaitu 25,8% dengan angka
jiwa (Dinas Kesehatan Kota Bukit Tinggi, prevalensi untuk Sumatera 20,8%, Jawa-
2014), dan untuk wilayah kerja Puskesmas Bali 24,3% dan kawasan Indonesia Timur
Pembantu Tabek Gadang tercatat 25,2%. Sedangkan angka prevalensi untuk
kelompok lansia yang berusia > 60 tahun Sumatera Barat sendiri adalah
sebanyak 258 jiwa.Menurut UU Kesehatan 22,6%.(Dinas Kesehatan Republik
nomor 23 tahun 1992 pasal 19 ayat 1 Indonesia, 2013)
“Lansia (growing old) adalah seseorang Hipertensi termasuk dalam urutan
yang karena usianya mengalami perubahan ketiga pada sepuluh penyakit terbanyak di
kota Bukittinggi yaitu 6.189 jiwa (Dinkes hipertensi ringan dengan TD 150/90
Kota Bukittinggi, 2013). Tercatat mmHg. Dari semua lansia Wilayah Kerja
sepanjang tahun 2014 kelompok lansia Puskesmas Pembantu Tabek Gadang
berusia diatas 60 tahun yang mengalami Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh yang
hipertensi berjumlah 7.575 jiwa (dinas telah peneliti wawancarai mengatakan
kesehatan, 2014) lebih sering menggunakan terapi
Penatalaksanaan hipertensi terdiri dari farmakologis anti hipertensi. Tetapi lansia
terapi farmakologis dan non farmakologis. mengatakan menggunakan terapi
Namun karena terjadinya penurunan dari nonfarmakologis seperti; terapi herbal
berbagai organ tubuh, adanya penyakit menggunakan mentimun, air kelapa dan
penyerta dan sering terjadi komplikasi jus mengkudu serta obat warung
pada berbagai organ lansia serta terjadinya penghilang gejala hipertensi. Aktivitas
efek polifarmasi yang mengakibatkan perawatan diri terhadap penyakit hipertensi
gangguang pada fungsi dan kerja ginjal, melalui terapi nonfarmakologis dilakukan
maka penatalaksanaan hipertensi padsa hanya ketika pasien hipertensi merasakan
lansia menjadi lebih rumit (Darmojo, gejala seperti pusing dan nyeri tengkuk
2004). atau saat pasien mengetahui tekanan
Penatalaksanaan farmakologis dan darahnya melebihi batas normal saat
penerapan nonfarmakologis diatas dapat pemeriksaan di Puskesmas Pembantu
terintegrasi dalam penatalaksanaan Tabek Gadang. Menurut lansia
hipertensi yang ketiga yaitu an konsep pemanfaatan terapi nonfarmakologi
aktivitas perawatan diri pasien alasannya karena lebih mudah dan murah.
hipertensi pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan permasalahan yang
Hadibroto et al (2006) menyatakan bahwa komplek pada lansia maka peneliti tertarik
terapi nonfarmakologis lain yang dapat untuk melakukan penelitian tentang
menurunkan tekanan darah yaitu dengan Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap
menerapkan terapi komplementer (Fuad, Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia
2012). Yang Mengalami Hipertensi
Terapi komplementer adalah terapi
pelengkap dari terapi konvensional untuk
penyembuhan. Beberapa contoh terapi METODE PENELITIAN
komplementer keperawatan yang dapat
Jenis penelitian ini adalah Pre
diberikan untuk pasien hipertensi yaitu;
Eksperiment Design tanpa kelompok
terapi herbal, musik, yoga, akupuntur dan
kontrol dengan menggunakan pendekatan
meditasi (Snyder & Lindquist, 2002).
One Group Pretest-Posttest (Hidayat,
Salah satu terapi komplementer
2012). Awalnya kelompok subjek akan
keperawatan yang dapat dilakukan untuk
diukur tekanan darah (pretest), kemudian
mengurangi keluhan dan menurunkan
langsung diberikan terapi meditasi selama
tekanan darah pasien hipertensi adalah
15 menit, setelah itu diukur kembali
melalui meditasi (Losyk, 2007).
tekanan darah (posttest), untuk mengetahui
Berdasarkan studi pendahuluan yang
pengaruh terapi meditasi terhadap tekanan
peneliti dilakukan pada tanggal 8-10 Juni
darah pada lansia.
2015 dengan wawancara lansia di wilayah
Subjek dalam penelitian ini adalah
Puskesmas Pembantu Tabek Gadang
lansia yang mengalami hipertensi yang
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh,
tidak mendapatkan terapi farmakologis.
didapatkan 7 orang lansia menderita
Intervensi dilakukan 3 kali dalam selama
hipertensi dari 10 orang lansia, tekanan
seminggu sebanyak 20 orang lansia yang
darah lansia diantaranya 3 orang lansia
mengalami hipertensi ringan dan sedang.
mengalami hipetensi sedang dengan TD
Selanjutnya peneliti melakukan terapi
165/100 mmHg, 4 orang lansia mengalami
meditasi kepada semua responden. Cara
peneliti memberikan terapi meditasi ini (pre-test) dilakukan terapi meditasi adalah
adalah responden dianjurkan untuk 148,25 mmHg dengan standar deviasi
mengambil posisi senyaman mungkin, lalu 5,684. Rata-rata tekanan darah diastolik
peneliti mengajarkan gerakanterapi sebelum dilakukan terapi meditasi adalah
meditasi satu per satu, setelah selesai 92,25 mmHg dengan standar deviasi
melakukan contoh peneliti memina respon 2,946.
untuk mencoba sendiri. Saat terapi dimulai Dari data yang didapatkan dilapangan
peneliti didampingi oleh 2 perawat dari oleh peneliti, peningkatan tekanan darah
puskesmas untuk mengawasi pada responden umumnya terjadi karena
kelangsungan terapi berlangsung. Terapi faktor stres yang berlebihan, tidak bisanya
meditasi ini dilakukan sebanyak 3 kali mengontrol makanan seperti konsumsi
dalam seminggu selama 15 menit. Setelah garam dan lemak yang berlebihan,
itu peneliti mengukur kembali tekanan kegemukan dan bahkan karena faktor
darah kedua (post-test) dan dicatat genetik atau keturunan. Dimana sama-
direkapitulasi. sama kita ketahui penyebab yang tersebut
Analisis bivariat dilakukan untuk diatas merupakan faktor pencetus yang
melihat hasil pengaruh dari pengaruh dua sangat banyak ditemukan. Terlihat
variabel, yaitu variabel independen dan responden yang mengalami hipertensi sulit
variabel dependen (Notoadmodjo, 2010). untuk melakukan aktivitas dengan baik
Analisis bivariat dalam penelitian ini mengatakan biasanya saat mengalami
dilakukan untuk mengetahui pengaruh hipertensi nmereka membutuhkan terapi
terapi meditasi terhadap tekanan darah farmakologi dan ada juga terapi non
pada lansia yang mengalami hipertensi farmakologi yaitu obat penurun tekanan
dengan melihat pretest dan posttest untuk darah, obat sakit kepala, rebusan daun
melihat pengaruh digunakan uji paired t sirsak dan sebagainya.
test.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori


HASIL DAN PEMBAHASAN yang dikemukakan oleh Hayens,(2006),
tekanan sistolik dipengaruhi oleh
Berdasarkan hasil penelitian pada
psikologis sehingga dalam keadaan
lansia yang mengalami hipertensi dengan
relaksasi akan mendapatkan ketenangan
melakukan terapi meditasi maka
dan tekanan sistolik akan turun, selain itu
didapatkan data sebagai berikut. Dimana
tekanan darah sistolik juga dipengaruhi
penyajian hasil data akan dijabarkan dalam
sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal
2 bentuk yaitu analisa univariat dan analisa
sehingga dengan relaksasi meditasi yang
bivariat.
berfokus pada pengaturan pernapasan
akan terjadi penurunan nadi dan penurunan
Tabel 4.1
tekanan darah sistolik. Sedangkan tekanan
Gambaran Tekanan Darah Lansia Yang
diastolik terkait dengan sirkulasi coroner,
Mengalami Hipertensi Sebelum Dilakukan
jika arteri koroner mengalami
Terapi Meditasi
aterosklerosis akan mempengaruhi
Standar peningkatan tekanan darah diastolik,
Tekanan Darah N Mean sehingga dengan relaksasi. Peneliti
Deviasi
Sistolik 20 148,25 5.684 sebelumnya Hamarno, mengatakan
Diastolik 20 92,05 2.946 penderita hipertensi tidak mengontrol pola
hidup dengan baik, serta penderita jarang
sekali melakukan relaksasi, bahkan
Dapat dilihat bahwa 20 orang lansia mereka makan makanan yang tinggi
yang mengalami hipertensi didapatkan kolesterol dan lemak yang dapat
rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
memperparah penyakitnya.(Sudiarto, Dari hasil penelitian dapat diketahui
2007) bahwa tekanan darah sistolik sebelum
dilakukan terapi meditasi adalah 148,25
Tabel 4.2 mmHg. Sesudah dilakukan terapi meditasi
Gambaran Tekanan Darah Lansia Yang didapat rata-rata tekanan darah sistolik
Mengalami Hipertensi Setelah Dilakukan 140,75 mmHg. Dari hasil sistolik sebelum
Terapi Meditasi dan sesudah dilakukan terapi meditasi
didapatkan PValue 0,000.
Standar Hasil uji statistik diperoleh nilai p ≤
Tekanan Darah N Mean 0,05 artinya terdapat pengaruh terapi
Deviasi
Sistolik 20 140,75 4.940 meditasi terhadap perubahan tekanan darah
Diastolik 20 86,75 5.447 pada lansia yang mengalami hipertensi.

Berdasarkan penelitian yang


Hasil penelitian dengan jumlah sampel 20 dilakukan, dapat dilihat distribusi
orang lansia yang mengalami hipertensi responden berdasarkan hasil pengamatan
hasil analisis didapatkan rata-rata tekanan terhadap nilai pre-test dan post-test
darah sistolik setelah dilakukan terapi tekanan darah lansia yang mengalami
meditasi adalah 140,75 mmHg dengan hipertensi menunjukan bahwa 20
standar deviasi 4.940. Rata-rata tekanan responden yang melakukan terapi meditasi
darah diastolik sebelum dilakukan terapi terdapat perubahan tekanan darah.
meditasi adalah 86,75 mmHg dengan Responden tampak menikmati terapi
standar deviasi 5,447. meditasi yang dilakukannya itu, responden
Berdasarkan hasil didapatkan tidak mengeluh setelah dilakukan terapi
penurunan tekanan darah pada lansia meditasi dan responden mengatakan rileks
setelah diberikan terapi meditasi. Terlihat serta segar setelah melakukan terapi
responden yang mengalami hipertensi sulit meditasi tersebut.
untuk melakukan aktivitas dengan baik Respon tubuh terhadap pengelolahan
mengatakan biasanya saat mengalami nafas dan manajemen pikiran yang
hipertensi nmereka membutuhkan terapi berlandaskan spiritual dapat mengurangi
farmakologi dan ada juga terapi non respon stres tubuh, kerja kelenjar adrenal
farmakologi yaitu obat penurun tekanan menurun sehingga terjadi pengurangan
darah, obat sakit kepala, rebusan daun kortisol yang mengakibatkan konstruksi
sirsak dan sebagainya. pembuluh darah berkurang. Konstruksi
dan dilatasi pembuluh darah juga diatur
Tabel 4.3 saaf simpatis dan parasimpatis.
Pengaruh Pemberian Terapi Meditasi Pada Penelitian ini jga didukung oleh
Lansia Yang Mengaklami Hipertensi penelitian yang dilakukan Sudiarto (2007)
terhadap lansia dengan hipertensi terdapat
Standar perbedaan signigikan perubahan tekanan
Pengukuran N Mean PValue
Deviasi darah sistolik dan diastolik pre-test dan
post-test terapi meditasi. Subjek dalam
Sistolik penelitian ini terdiri dari 30 responden.
Pre-test 20 148,25 5.684 0,000 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Post-test 20 140,75 4.940 peneliti memperlihatkan bahwa terapi
meditasi merupakan bagian dari tindakan
Diastolik non farmakologis yang dapat menurunkan
Pre-test 20 92,05 2.946 0,001 tekanan darah. Dengan demikian dapat
Post-test 20 86,75 5.447 disimpulkan bahwa terjadi pengaruh terapi
meditasi pada lansia yang mengalami
hipertensi terhadap perubahan tekanan Berdasarkan hasil penelitian dapat
darah. disimpulkan sebelum dilakukan terapi
Dalam berbagai penelitian juga di meditasi rata-rata sistole tekanan darah
tegaskan bahwa Terapi non farmakologis lansia 148,25 dan Rata-rata tekanan darah
dapat digunakan sebagai pelengkap untuk diastolik 92,25. Setelah diberikan terapi
mendapatkan efek pengobatan meditasi terjadi penurunan tekanan darah
farmakologis (obat anti hipertensi) yang lansia menjadi rata-rata systole 140,75
lebih baik (Dalimartha, 2008). Menrut mmHg dan Rata-rata tekanan darah
Brunner & Suddarth, 2002 membuktikan diastolik 86,75 mmHg. Dari hasil
bahwa penatalaksanaan nonfarmakologis penelitian dapat disimpulkan bahwa
merupakan intervensi yang baik dilakukan terdapat pengaruh terapi meditasi terhadap
pada setiap pengobatan hipertensi .Terapi perubahan tekanan darah pada lansia yang
nonfarmakologis terbukti dapat mengalami hipertensi
mengontrol dan mempertahankan tekanan
darah agar tidak semakin meningkat (Flora UCAPAN TERIMAKASIH
et al., 2012).
Pada dasarnya pemberian terapi Ucapan terima kaish kepada Ketua
meditasi ini dapat memberikan kondisi Yayasan dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
yang rileks dimana pada kondisi rileks Kesehatan Ceria Buana Bukittinggi yang
semua system tubuh akan bekerja dengan telah memfasilitasi untuk melakukan
baik dan pada kondisi ini hipotalamus penelitian dan kepala Puskesmas Tabek
akan meyesuaikan dan terjadinya Gadang
penurunanaktifitas sistem saraf simpatis
dan menigkatkan aktifitas sistem
parasimpatis. Urutan efek fisiologis dan DAFTAR PUSTAKA
gejala maupun tandanya akan terputus dan
 
stres psikologis akan berkurang. Teknik
relaksasi otot, relaksasi dengan imajinasi
Boedhi, Darmojo, R. (2011).Buku Ajar
terbimbing dan respon relaksasi dari Geriatic (Ilmu Kesehatan Lanjut
Benson
Usia) edisi ke – 4. Jakarta : Balai
Hasil penetilian ini sesuai dengan teori Penerbit FKUI
yang mengatakan bahwa terapi meditasi
adalah salah satu metode untuk membantu Darmojo, R. Boedhi dan H. Hadi Martono.
menurunkan tekanan darah. Penurunan Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan
tekanan darah disebabkan karena relaksasi Usia Lanjut) Ed. 3. Jakarta : FKUI.
meditasi pada prinsipnya adalah 2004
memposisikan tubuh dalam kondisi
tenang, sehingga akan mengalami kondisi dinas kesehatan. (2014). Dinas kesehatan
keseimbangan, dengan demikian relaksasi kota bukittinggi.
meditasi yang berintikan pada pernafasan
akan mengingkatkan sirkulasi oksigen ke Dinas Kesehatan Republik Indonesia.
otot-otot, sehingga otot-otot akan (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.
mengendur, tekanan darah akan menurun. Riset Kesahatan Dasar, 111–116.
Relaksasi dapat menurunkan tekanan http://doi.org/1 Desember 2013
sistolik lebih dari 20 mmHg sedangkan Flora, R., Purwanto, S., Program, D., Ilmu,
tekanan darah diastolik antara 10 sampai S., Fakultas, K., & Sriwijaya, U.
15 mmHg. (2012). PENATALAKSANAAN
NON FARMAKOLOGIS TERAPI
PADA PENDERITA HIPERTENSI
KESIMPULAN PRIMER DI, 124–131.
Fuad, M. N. (2012). Pengaruh meditasi
Garuda terhadap tekanan darah dan
gejala hipertensi pada pasien
hipertensi usia pertengahan di Desa
Balung Lor, Kecamatan Balung
Kabupaten Jember.
Indonesia, P. R. (1992). Undang Undang
No . 23 Tahun 1992 Tentang  :
Kesehatan. Undang Undang No. 23
Tahun 1992 Tentang  : Kesehatan,
(23), 1–31.
Paat, I. G. O., Ratag, B. T., Kepel, B. J.,
Kesehatan, F., Universitas, M.,
Ratulangi, S., … Manado, R. (2014).
HUBUNGAN ANTARA
KONSUMSI ALKOHOL DAN
STATUS MEROKOK DENGAN
KEJADIAN HIPERTENSI.
Sudiarto. (2007). PENGARUH TERAPI
RELAKSASI MEDITASI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH.
Prevention (Vol. 2).

You might also like