Conclusion

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Conclusion

Epidemiology is a practical and pragmatic science that is focused on measuring and explaining risk of
disease in populations. This requires three distinct types of data in context of time and place: on diseases,
on the factors that potentially cause disease, and the size and characteristics of the populations under study.
Obtaining these data is a serious obstacle to epidemiology, even in the most advanced populations. The art
of epidemiology lies in making judgements on the appropriate interpretation of, inevitably, inaccurate data.
Epidemiological and other theories of health and disease are vital to guide such judgements and
interpretations. Theoretical considerations around meas- urements and presentation of risk, and
mathematical and statistical ideas on measure- ment of disease occurrence, underpin the practice of data
collection. These are the factors that have driven change and advancement in an aspect of epidemiology
that is based on mathematics, and prevent epidemiology being more than the toolbox of dis- ease
measurement.
The rate of disease, where a measure of the quantity of disease (the numerator) is considered in relation
to a measure of the quantity of population (the denominator), lies at the core of epidemiological method.
Two types of rates are dominant in epidemi- ology, incidence and prevalence. The two are clearly
distinguished by being concerned with either new events (incidence) or events old and new
(prevalence). These two measures are manipulated in epidemiology to produce a multiplicity of
perspectives on population patterns of health and disease—and that is the subject of the next chapter.
Summary
Risk is the possibility of harm. In epidemiology risk refers to the likelihood of an indi- vidual in a defined
population developing a disease or other adverse health problem. In epidemiology the association between
risk of disease and both individual and social characteristics (risk factors) is often the starting point
for causal analysis. Epidemiological studies measure, present and interpret disease frequency, usually by
comparing the patterns in one population relative to another. Measures of disease fre- quency include
incidence and prevalence rates.
The incidence rate is the number of new cases in relation to a population, time, and place. Two forms of
incidence rates are in common use, cumulative incidence and person-time incidence rate. In cumulative
incidence the denominator is the population, in person-time incidence the denominator is the sum of the
time periods for which the individuals in the population have been observed. Prevalence rate measures all
disease in a population either at a particular time (point prevalence) or over a time period (period
prevalence, lifetime prevalence). There is a theoretical mathematical relation between the two measures,
such that in a fixed population prevalence rate is approximately equal to the incidence rate multiplied by the
duration of the disease. Rates are most accurately presented by age and sex groups (‘specific’ rates), but for
ease of interpretation they may be grouped as overall (crude) rates, which can be adjusted for age and sex
differences between compared populations. The collection of both disease and population data to achieve
accurate figures of incidence and prevalence is problematic

Kesimpulan 
Epidemiologi adalah ilmu praktis dan pragmatis yang berfokus pada mengukur dan menjelaskan
risiko penyakit dalam populasi. Ini memerlukan tiga jenis data yang berbeda dalam konteks waktu
dan tempat: pada penyakit, pada faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan penyakit, dan
ukuran dan karakteristik populasi yang diteliti. Memperoleh data ini merupakan hambatan serius
bagi epidemiologi, bahkan di populasi paling maju. Seni epidemiologi terletak pada membuat
penilaian atas interpretasi yang tepat, yang pasti, data yang tidak akurat. Teori epidemiologis dan
lainnya tentang kesehatan dan penyakit sangat penting untuk memandu penilaian dan
interpretasi tersebut. Pertimbangan teoritis tentang pengukuran dan penyajian risiko, dan ide-ide
matematika dan statistik pada pengukuran kejadian penyakit, mendukung praktik pengumpulan
data. Ini adalah faktor-faktor yang mendorong perubahan dan kemajuan dalam aspek
epidemiologi yang didasarkan pada matematika, dan mencegah epidemiologi menjadi lebih dari
sekadar kotak alat pengukuran penyakit. 
Tingkat penyakit, di mana ukuran jumlah penyakit (pembilang) dipertimbangkan dalam kaitannya
dengan ukuran jumlah populasi (penyebut), merupakan inti dari metode epidemiologis. Dua jenis
tingkat dominan dalam epidemiologi, kejadian dan prevalensi. Keduanya jelas dibedakan dengan
memperhatikan kejadian baru (kejadian) atau kejadian lama dan baru (prevalensi). Kedua
langkah ini dimanipulasi dalam epidemiologi untuk menghasilkan beragam perspektif tentang
pola populasi kesehatan dan penyakit — dan itu adalah pokok bahasan bab selanjutnya. 
Ringkasan 
Risiko adalah kemungkinan bahaya. Dalam epidemiologi risiko mengacu pada kemungkinan
individu dalam populasi tertentu mengembangkan penyakit atau masalah kesehatan yang
merugikan lainnya. Dalam epidemiologi hubungan antara risiko penyakit dan karakteristik individu
dan sosial (faktor risiko) sering menjadi titik awal untuk analisis kausal. Studi epidemiologis
mengukur, menyajikan dan menafsirkan frekuensi penyakit, biasanya dengan membandingkan
pola dalam satu populasi relatif terhadap yang lain. Ukuran frekuensi penyakit termasuk tingkat
kejadian dan prevalensi. 

Tingkat kejadian adalah jumlah kasus baru dalam kaitannya dengan populasi, waktu, dan tempat.
Dua bentuk tingkat kejadian adalah penggunaan umum, kejadian kumulatif dan tingkat kejadian
orang-waktu. Dalam kejadian kumulatif penyebutnya adalah populasi, dalam insiden orang-waktu
penyebutnya adalah jumlah dari periode waktu yang telah diamati oleh individu-individu dalam
populasi tersebut. Tingkat Prevalensi mengukur semua penyakit dalam suatu populasi baik pada
waktu tertentu (titik prevalensi) atau selama periode waktu (periode prevalensi, prevalensi
seumur hidup). Ada hubungan matematis teoretis antara kedua ukuran tersebut, sedemikian
sehingga dalam tingkat prevalensi populasi tetap kira-kira sama dengan tingkat kejadian
dikalikan dengan durasi penyakit. Angka yang paling akurat disajikan oleh kelompok umur dan
jenis kelamin (angka 'spesifik'), tetapi untuk kemudahan interpretasi angka tersebut dapat
dikelompokkan sebagai angka keseluruhan (kasar), yang dapat disesuaikan dengan perbedaan
usia dan jenis kelamin antara populasi yang dibandingkan. Pengumpulan data penyakit dan
populasi untuk mencapai angka insiden dan prevalensi yang akurat merupakan masalah.

You might also like