Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/304022207

PEMODELAN BANGKITAN PERJALANAN (TRIP GENERATION) PADA


KAWASAN PUSAT KOTA JEMBER

Conference Paper · November 2007

CITATIONS READS

0 9,481

2 authors, including:

Sonya Sulistyono
Universitas Jember
46 PUBLICATIONS   21 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Studi Pengunaan CDT Pada Simpang Bersinyal View project

Konsep Green Campus pada Kampus Tegalboto Universitas Jember View project

All content following this page was uploaded by Sonya Sulistyono on 17 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PEMODELAN BANGKITAN PERJALANAN (TRIP GENERATION)
PADA KAWASAN PUSAT KOTA JEMBER

Sonya Sulistyono Wiwik Yunarni Widiarti


Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik - Universitas Jember Fakultas Teknik - Universitas Jember
Jl. Slamet Riyadi 62 Jember Jl. Slamet Riyadi 62 Jember
sonya@teknik.unej.ac.id, sonya.sulistyono@gmail.com wiwik@teknik.unej.ac.id

ABSTRACT

Jember City is center Kabupaten Jember and development center of East Java region Part Of East. Activity of
service most of residing in at downtown area. Appearance center new activities or settlement will generate
voyage rise where arising consequence is require service of mode transportation. Trip generation is early stage in
modeling of transportation which representation of movement of voyage will. Modeling of trip generation at
Jember City is considered necessary done along growth of town that is fast enough of which can be utilized for
planning at the next phase.
Location of research is Jember City (BWK I). Data is obtained by doing direct interview to housings at Jember
City applies questioners (HIS/Home interview survey) by 472 responders. One of form of in modeling of trip
generation is regression bases on household. Analysis method in regression analysis which can be done is step
by step method.
Compilation phase of model started with assaying of reability and validity data, continued with normality test
and outlier test henceforth is done regression test by paying attention to correlation value, significant value, F-
value and VIF value (multikolinierity). Initial independent variable determined in this research covers earnings
of family in one months ( X1), number of member of families ( X2), number of member of families works ( X3),
number of member of school families ( X4), and number of ownership of carriages every housing ( X5). Based
on result of regression analysis obtained equation of continuity of trip generation model regression of household
at Jember City that is Y = 1,569 + 0,196X1 + 0,118. X2 + 0,337. X3 + 0,336. X4 with value R2 = 0,412. Only
there are four variables having an effect on to voyage rise to base on household in Jember City.
Keywords : trip generation, linier regretion, resisdential.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Jember merupakan pusat inti Kabupaten Jember dan pusat pengembangan perwilayahan
Jawa Timur Bagian Timur. Kota Jember dengan luas wilayah 98,99 km2 terdiri 3 kecamatan
dan 22 kelurahan. Jumlah penduduk paling besar berada di Kec. Sumbersari dan kepadatan
penduduk terbesar adalah di Kec. Kaliwates (3.660 jiwa/km2) dengan pertumbuhan penduduk
10 tahun terakhir (1990 – 2000) sebesar 0,58%. Pusat Kota Jember memiliki kepadatan
pemukiman yang tinggi dan aktivitas jasa/perdagangan sebagian besar juga berada pada
kawasan pusat kota (Anonim, 1997 dan Anonim 2005).
Munculnya pusat-pusat kegiatan baru atau pemukiman baru akan menimbulkan bangkitan
perjalanan dimana konsekwensi yang timbul adalah membutuhkan pelayanan moda
transportasi. Perencanaan yang komprehensif dibutuhkan untuk pengembangan transportasi.
Model transportasi merupakan suatu pendekatan secara komprensif untuk menjawab hal
diatas. Trip generation (bangkitan perjalanan) merupakan tahap awal dalam empat tahap
pemodelan transportasi yang akan merepresentasikan kebutuhan perjalanan masyarakat suatu
zona. Hasil model ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan jumlah perjalanan dari dan
ke suatu zona.
Perkembangan Kota Jember yang sangat cepat perlu dimodelkan untuk dapat memperkirakan
kondisi saat ini dan perkembangannya pada masa yang akan datang. Penelitian bangkitan

1
Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

pergerakan untuk memperkirakan bentuk jumlah perjalanan suatu zona dengan menggunakan
pendekatan analisis regresi berbasis rumah tangga. Metode ini menginventarisasikan data
dengan survai wawancara penduduk rumah tangga. Dari lima BWK Kota Jember
memperlihatkan BWK I (Pusat Kota) memiliki kecenderungan yang paling pesat. Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk menyusun dan mendapatkan trip generation model (model
bangkitan perjalanan) berbasis rumah tangga dengan metode regresi linier pada kawasan
Pusat Kota Jember (BWK I) dan mengetahui variable-variabel penting dalam model dan
mendapatkan variable-variabel paling dominan dari model bangkitan perjalanan berbasis
rumah tangga dengan metode regresi rumah tangga di kawasan Pusat Kota Jember (BWK I).
Sedangkan manfaat penting yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1) Hasil model dapat dipergunakan untuk memperkirakan jumlah perjalanan dan pola
perjalanan yang tejadi pada setiap zona pada kawasan Pusat Kota Jember (BWK I).
2) Model terpilih akan menunjukkan variable penting dalam bangkitan perjalanan, sehingga
dapat diperoleh karakteristik penting perjalanan di kawasan Pusat Kota Jember.
3) Hasil model dapat dipergunakan untuk pemodelan transportasi pada tahap berikutnya di
Kota Jember untuk perencanaan pengembangan sarana dan prasarana transportasi untuk
tahun-tahun mendatang.

1.2 Tinjauan Pustaka


Pemodelan Dalam Transportasi
Pemodelan transportasi dilakukan dalam 4 (empat) tahapan yang berkesinambungan yang
sering disebut dengan four steps model yang meliputi (Taaffe, 1996) :
1) Trip Generation (Bangkitan Perjalanan), merupakan pemodelan permintaan perjalanan
dengan memperkirakan jumlah perjalanan yang tedadi pada setiap zona suatu kawasan
perkotaan. Tipe perjalanan dapat berupa kelompokan bangkitan residential dan non-
residential. Metode analisis yang dapat digunakan adalah metode analisis klasifikasi
silang atau analisis kategori dan metode regresi kuadrat terkecil.
2) Modal Split (Pemilihan Moda), digunakan untuk memperkirakan jumlah perjalanan
penumpang yang akan menggunakan moda yang tersedia dari setiap pergerakan yang
terjadi setiap zona. Umumnya terdapat dua pilihan yaitu moda kendaraan pribadi dan
moda transportasi umum.
3) Trip Distribution (Sebaran Perjalanan), merupakan sebaran perjalanan dari setiap zona
perkotaan ke semua zona tujuan yang memungkinkan.
4) Trip Assignment (Pembebanan Perjalanan), merupakan tahapan model untuk
memperkirakan berapa banyak bangkitan perjalanan akan menggunakan setiap rute yang
menghubungkan zona-zona.

Bangkitan Perjalanan
Perjalanan akan menimbulkan pergerakan dan akan membentuk pola perjalanan dengan
bangkitan perjalanan yang berbeda-beda pada kawasan tertentu. Black (1981) membagi
maksud perjalanan dalam dua kategori. Pertama adalah perjalanan berbasis residensial,
merupakan pergerakan yang salah satu atau kedua zona (asal dan atau tujuan) dari pergerakan
tersebut adalah rumah. Kedua adalah perjalanan berbasis non-resindensial, merupakan
pergerakan yang baik awal maupun tujuan pergerakan tersebut adalah bukan rumah atau yang
tidak bersangkut paut dengan rumah.
Faktor dalam bangkitan pergerakan meliputi bangkitan dan tarikan pergerakan untuk manusia,
dan bangkitan dan tarikan pergerakan untuk barang. Dalam Tamin (1997) menyatakan bahwa

2
Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

bangkitan pergerakan manusia dapat dipengaruhi oleh pendapatan, kepemilikan kendaraan,


struktur rumah tangga, ukuran rumah tangga, nilai lahan, kepadatan daerah pemukiman, dan
aksesibilitas. Sedangkan bangkitan dan tarikan pergerakan untuk barang menurut Papacostas
dan Prevedouros (1993) menyatakan bahwa pergerakan ini hanya merupakan bagian kecil dari
seluruh pergerakan (20%) yang umumnya terjadi di negara industri. Peubah penting yang
mempengaruhi adalah jumlah lapangan kerja, jumlah tempat pemasaran, luas atap industri
tersebut, dan total seluruh daerah.
Bangkitan pergerakan harus dianalisis secara terpisah dengan tarikan pergerakan. Tujuan
akhir perencanaan tahapan bangkitan pergerakan adalah menaksir setepat mungkin bangkitan
dan tarikan pergerakan pada masa sekarang yang akan digunakan untuk meramalkan
pergerakan pada masa yang akan datang (Paquette, 1982).
Dua model bangkitan perjalanan yang berdasarkan analisa regresi yaitu model regresi berbasis
zona dan model regresi berbasis rumah tangga. Pada metode berbasis rumah tangga, maka
unit analisis adalah rumah tangga (bukan individu). Data setiap rumah tangga dan data setiap
rumah dipakai sebagai masukan data vektor sehingga semua fluktuasi mengenai ciri runah
tangga dan perilaku dapat semuanya dipertimbangkan dalam metode tersebut. Morlok (1985)
menyatakan bahwa salah satu metode yang dipakai untuk perkiraan perjalanan berbasis rumah
tangga adalah analisa regresi yang merupakan suatu metode dipakai untuk memperkirakan
nilai-nilai terbaik untuk parameter-parameter suatu hubungan matematis yang diberikan
diantara dua atau lebih variabel.
Menurut Soetjipto dan Sulistyono (2005), dimana penelitian mengkaji model produksi
perjalanan di Pusat Kota Jember menunjukkan pergerakan yang terjadi dipengaruhi oleh lima
variable bebas yaitu jumlah anggota keluarga, jumlah kepemilikan kendaraan, anggota
keluarga bekerja dan anggota keluarga sekolah. Namun hasil dari penelitian memperlihatkan
nilai R2 yang rendah yaitu 0,238. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang diambil terlalu
sedikit.

Regresi Linier Berganda


Konsep ini merupakan pengembangan regresi linier sederhana dimana dalam kenyataan
memperlihatkan bahwa beberapa peubah bebas (misalnya tata guna lahan) secara simultan
temyata mempengaruhi peubah tidak bebas (bangkitan). Persamaan bentuk umum metode
analisis regresi linier berganda adalah (Walpole dan Myers, 1995) :
Y = A + B1 X 1 + B2 X 2 + ..... + B z X z ............................................. (1)
Dimana Y = peubah tidak bebas, X1…..Xz = peubah bebas, A = konstanta regresi, dan B1….Bz
= koefisiensi regresi.
Asumsi-asumsi yang digunakan pada analisis regresi linier berganda adalah :
1) Nilai peubah, khususnya peubah bebas mempunyai nilai tetentu atau merupakan nilai
yang didapat dari survey tanpa kesalahan berarti;
2) Efek peubah bebas pada peubah tidak bebas merupakan penjumlahan, dan harus tidak ada
korelasi yang kuat antara sesama peubah bebas;
3) Nilai peubah bebas sebaiknya merupakan besaran yang mudah diproyeksikan;
4) Peubah tidak bebas (Y) harus mempunyai hubungan korelasi linier dengan peubah bebas
(X). Jika hubungan tersebut tidak linier, transformasi linier harus dilakukan, meskipun
batasan ini akan mempunyai implikasi lain dalam analisis residual;
5) Variansi peubah tidak bebas terhadap garis regresi harus sama untuk semua nilai peubah
bebas;
6) Nilai peubah tidak bebas harus tersebar normal atau mendekati normal.

3
Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

Tambahan peubah biasanya meningkatkan nilai koefisien determinasi (R2), untuk


mengatasinya digunakan R2 yang telah dikoreksi. Koefisien korelasi digunakan untuk
menentukan korelasi antara peubah tidak bebas dengan peubah bebas atau antara sesama
peubah bebas. Nilai korelasi +1 berarti bahwa korelasi antara peubah y dan x adalah positif
(meningkatnya nilai x akan mengakibatkan mening-katnya nilai y). Sebaliknya, jika nilai -1,
berarti korelasi antara peubah y dan x adalah negatif (meningkatnya nilai x akan
mengakibatkan menurunnya nilai y), dan Nilai korelasi = 0 menyatakan tidak ada korelasi
antar peubah. Setiap peubah dengan koefisien regresi yang tidak signifikan maka harus
dibuang dari model.

1.3 Metode Penelitian


Lokasi penelitian adalah pada kawasan Pusat Kota Jember (BWK I). Dipilihnya lokasi ini
karena pertumbuhan paling pesat diantara beberapa BWK yang lain, sehingga model
diharapkan dapat mempresentasikan kebutuhan perjalanan pada kawasan padat di Kabupaten
Jember yang termasuk kategori kabupaten dengan ukuran kota sedang.
Kebutuhan data untuk pembuatan model bangkitan perjalanan pada penelitian pertama adalah
data sekunder berupa peta wilayah Kota Jember dan populasi penduduk kawasan Pusat Kota
Jember. Kedua adalah berupa data primer diperoleh dengan melakukan wawancara ke rumah-
rumah yang ditentukan secara acak untuk masing-masing zona pada lokasi penelitian
menggunakan quisioner (HIS/home interview survey). Surwai wawancara rumah tangga
dilaksanakan selama bulan Agustus hingga awal bulan September. Jumlah responden yang
diperoleh selama pengumpulan data terkumpul sebanyak 472 rumah tersebar dalam
kelurahan-kelurahan di wilayah studi (BWK-I).
Metode untuk analisa yang digunakan untuk analisis regresi adalah menggunakan metode
langkah-demi langkah. Metode ini secara bertahap mengurangi jumlah peubah bebas
(variabel yang memiliki koefisien regresi terkecil) sehingga didapatkan model terbaik yang
hanya terdiri atas beberapa peubah bebas. Kriteria dalam menentukan model terbaik adalah :
1) Semakin banyak peubah bebas yang digunakan, semakin baik model tersebut;
2) Tanda koefisien regresi (+ / -) sesuai dengan yang diharapkan;
3) Nilai konstanta regresi kecil (semakin mendekati nol, semakin baik);
4) Nilai koefisien determinasi (R) besar (semakin mendekati satu, semakin baik).
Beberapa uji statistik dalam analisis menggunakan SPSS 13.0. Secara sistematis, metode
pendekatan dalam analisis ditunjukkan seperti pada Gambar 1.

2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


2.1 Komposisi Responden
Penelitian ini dilakukan pada wilayah Pusat Kota Jember yaitu pada Bagian Wilayah Kota
(BWK) I. Pengkodean zona dalam BWK-I lokasi studi terdiri dari :
1) Sebagian Kel. Kaliwates - 13 5) Kelurahan Sumbersari - 24
2) Kelurahan Jember Kidul - 15 6) Sebagian Kel. Tegal Gede - 26
3) Kelurahan Kepatihan - 16 7) Sebagian Kel. Gebang - 31
4) Sebagian Kel. Kebonsari - 23 8) Sebagian Kel. Jember Lor - 32

4
Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

Y = A + B1 X 1 + B2 X 2 + ..... + B z X z

Gambar 1 Diagram Alur Metode Analisa Penelitian

Survai wawancara rumah tangga (HIS) dilakukan pada daerah yang termasuk dalam BWK-I
sebanyak 472 rumah tangga. Distribusi responden berdasarkan wilayah kecamatan
memperlihatkan untuk Kecamatan Kaliwates 37,5%, Kecamatan Sumbersari 38,77% dan
Kecamatan Patrang sebanyak 23,73%. Sedangkan komposisi responden setiap zona
ditunjukkan pada Gambar 2.
10,81% Kaliwates
11,86% 18,01%
14,62% Jember Kidul
Kepatihan
Kebonsari
Sumbersari
Tegal Gede
9,96% Gebang
11,02% 12,08%
11,65% Jember Lor

Gambar 2 Distribusi Responden HIS Berdasarkan Zona


Pendekatan jumlah responden setiap zona di dasarkan atas pendekatan luas wilayah dan
populasi penduduk dalam zona pada wilayah penelitian.

2.2 Uji Kualitas Data, Normalitas Data dan Data Menyimpang


Uji kualitas data dimaksudkan untuk mengetahui kualitas sekumpulan data yang telah
dikumpulkan dari survai lapangan, meliputi uji realibilitas dan validitas data. Pendekatan
pada uji realibilitas adalah dengan meninjau harga cronbach’s alpha. Sekumpulan data
dikatakan realibel apabila nila cronbach’s alpha-nya lebih besar dari 0,6. Hasil perhitungan

5
Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

(output test) menunjukkan nilai cronbach’s alpha adalah sebesar 0,652, sehingga kumpulan
data dapat dinyatakan realibel.
Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi yang terjadi antar variable. Pendekatan untuk
meninjau korelasi dapat dilakukan dengan melihat nilai korelasinya (pearson correlation)
maupun nilai signifikasinya. Menggunakan nilai signifikansi dapat dikatakan variabel saling
berkorelasi apabila nilai sig. < 0,05. Hasil uji korelasi dapat disimpulkan awal bahwa variabel
bebas daya listrik rumah (X6) belum memiliki korelasi terhadap variabel tak-bebas.
Selanjutnya pada tahapan berikutnya variabel-variabel tersebut tidak disertakan dalam
analisis.
Variabel-variabel terseleksi awal selanjutnya dilakukan pengujian normalitas untuk
mengetahui normalitas data yang penting untuk digunakan menentukan metode uji statistik
yang akan digunakan berikutnya. Pendekatan uji normalitas dapat dilakukan dengan metode
Kolmogorof- Smirnov yaitu dengan meninjau nilai signifikansinya (Sig. < 0,05). Berdasar
hasil uji normalitas menunjukkan data pada penelitian ini berdistribusi normal, sehingga
untuk pengujian statistik pada analisis-analisis selanjutnya digunakan pendekatan dengan
parametrik test.
Pengujian berikutnya terhadap data sebelum uji regresi adalah pengujian outlier untuk
mengetahui data menyimpang. Hasil analisa ditunjukkan beberapa data dikategorikan data
menyimpang, selanjutnya pada analisis berikutnya tidak disertakan. Setelah uji outlier, data
tersisa sebanyak 455 reaponden rumah tangga.

2.3 Analisis Regresi Linier Bangkitan Perjalanan Pusat Kota Jember (Bwk-I)
Proses analisis dalam menentukan model bangkitan perjalanan diawali dengan menentukan
variabel bebas/prediktor dan variabel tak-bebas/respon dari data survai wawancara rumah
tangga (home interview survay/HIS) yang telah dilakukan. Varibel-variabel bebas (X) paling
utama ditentukan dengan pendekatan secara langsung variabel tersebut mempengaruhi
perjalanan yang dilakukan, selain itu dicoba dimasukkan variabel lain yang dimungkinkan
mempengaruhi perjalanan. Variabel-variabel bebas (X) dan variabel tak-bebas (Y) meliputi :
Tabel 1 Variabel Tak-bebas dan Kadidat Variabel-variabel Bebas
No. Jenis Variabel Nama Variabel Notasi
1. Variabel Tak Bebas Bangkitan Perjalanan Y
2. Variabel Bebas Pendapatan Keluarga X1
Jml. Anggota Keluarga X2
Jml. Anggota Keluarga Bekerja X3
Jml. Anggota Keluarga Sekolah X4
Jml. Kepemilikan Kendaraan X5
Daya Listrik Rumah X6
Sumber : Hasil analisis
Analisis regresi dilakukan menggunakan metode langkah demi langkah. Pada interasi
pertama hasil regression output test diperoleh :
Tabel 2 Hasil Uji Anova Analisis Regresi (Iterasi-1)
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 256,708 5 51,342 12,901 ,000a
Residual 1786,861 449 3,980
Total 2043,569 454
a. Predictors: (Constant), Jml. Kepemilikan Kend., Jml. Anggota Bekerja, Jml.
Anggota Sekolah, Pendapatan Keluarga, Jml. Anggota Keluarga
b. Dependent Variable: Jumlah Perjalanan

6
Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

Hasil pengujian anova diperlihatkan nilai signifikansi persamaan linier keseluruhan. Hasil
output SPSS menunjukkan bahwa taraf signifikansi model dapat diterima, yaitu nilai
signifikansi dibawah 0,05 yang memiliki maksudnya confident level sebesar 95%. Selain ini
nilai F ditunjukkan positif, sehingga antara variabel bebas dan variabel tak-bebas adalah
berbanding lurus.
Tabel 3 Ringkasan Model Uji Regresi (Iterasi-1)
Model Summary

Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,354a ,413 ,412 1,995 ,413 12,901 5 449 ,000
a. Predictors: (Constant), Jml. Kepemilikan Kend., Jml. Anggota Bekerja, Jml. Anggota Sekolah, Pendapatan Keluarga, Jml.
Anggota Keluarga

Hasil output SPSS dari tabel di atas memperlihatkan besaran nilai R2. Harapan dalam
pengujian ini adalah diperoleh R2 sebesar mungkin yang menginformasikan pengaruh
besarnya variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian regresi
menginformasikan nilai R2 adalah sebesar 0,413 yaitu 41,3 % variabel dependen dipengaruhi
oleh variabel independen, sedangkan sisanya dimungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain.
Tabel 4 Koefisien Regresi (Iterasi-1)
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 1,626 ,337 4,830 ,000
Pendapatan Keluarga ,237 ,076 ,154 3,122 ,002 ,798 1,253
Jml. Anggota Keluarga ,138 ,070 ,117 1,967 ,050 ,549 1,821
Jml. Anggota Bekerja ,339 ,141 ,118 2,408 ,016 ,813 1,231
Jml. Anggota Sekolah ,351 ,093 ,209 3,782 ,000 ,639 1,565
Jml. Kepemilikan Kend. -,081 ,061 -,070 -1,327 ,185 ,693 1,442
a. Dependent Variable: Jumlah Perjalanan

Asumsi klasik dalam uji regresi adalah dengan menguji apakah terjadi multikolinieritas antar
variabel. Multikolinieritas ditunjukkan dengan harga VIF (variance influence factor). Nilai
VIF antara 0,1 hingga 10 (0,1 < VIF < 10) menujukkan tidak adanya multikolinieritas antar
variabel bebas. Berdasarkan hasil uji regresi dengan SPSS diperoleh nilai VIF memenuhi
syarat , sehingga tidak terjadi multikolinieritas variabel. Untuk itu pada interasi-I diperoleh
persamaan regresi bangkitan perjalanan rumah tangga pada Pusat Kota Jember :
Y = 1,626 + 0,237X1 + 0,138X2 + 0,339X3 + O,351X4 – 0,081 X5 Æ R2 = 0,412
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh secara parsial variabel X5 yaitu jumlah
kepemilikan kendaraan tidak berpengaruh pada variabel independent. Hal ini ditunjukkan
dengan koefisien beta minus yang tidak diharapkan dalam penyusunan model.
Selanjutnya langkah-demi langkah dilakukan iterasi uji regresi dengan menghilangkan
koefisien regresi yang terkecil. Dengan menggunakan langkah/ cara yang sama seperti pada
iterasi-1 dilakukan iterasi kedua dan demikian seterusnya iterasi dilakukan hingga diperoleh
model bangkitan perjalanan yang memiliki konstanta terkecil dan nilai R2 terbesar. Enam
iterasi telah dilakukan dan diperoleh hasil seperti berikut ini :

7
Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

Tabel 5 Hasil Iterasi Analisis Uji Regresi Bangkitan Perjalanan Pusat Kota Jember
Koefisien Hasil Uji Regresi
No. Iterasi R2
Beta X1 X2 X3 X4 X5
1 Iterasi – 1 1,626 0,237 0,138 0,339 0,351 0,081 0,412
2 Iterasi – 2 1,569 0,196 0,118 0,337 0,336 - 0,412
3 Iterasi – 3 1,882 0,205 - 0,437 0,437 - 0,411
4 Iterasi – 4 1,936 0,212 0,186 - 0,274 - 0,411
5 Iterasi – 5 2,350 - - 0,493 0,453 - 0,410
6 Iterasi – 6 1,907 0,217 0,289 - - - 0,410
Sumber : Hasil analisis
Berdasarkan hasil uji regresi seperti ditunjukkan oleh tabel di atas, dapat disampaikan hasil
akhir sebagai berikut :
1) Korelasi variabel bebas terhadap variabel tak bebas menunjukkan hubungan yang rendah
yaitu di bawah 0,3.
2) Taraf signifikansi model bangkitan perjalanan dapat diterima, dimana nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 dimana nilai F menunjukkan angka positif (+) yang menunjukkan
variabel bebas adalah berbanding lurus terhadap variabel tak bebas.
3) Nilai R2 pada hasil model bangkitan perjalanan masih rendah yaitu hanya berkisar 0,4,
sehingga hanya kurang lebih 40% variabel dependen dipengaruhi oleh variabel
independent. Hal ini bisa dimungkinkan jumlah responden yang masih terlalu sedikit atau
keterbukaan responden dalam pengisian quisioner.
4) Nilai signifikansi secara keseluruhan maupun masing-masing variabel dari model
bangkitan cukup baik, dimana hasil kesemuanya memenuhi confident level (derajat
kepercayaan) yang ditetapkan sebesar 95% atau nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
5) Antar variabel dalam model tidak dijumpai adanya multikolinieritas.
6) Model bangkitan perjalanan rumah tangga untuk Pusat Kota Jember (BWK-I) terpilih
hasil uji regresi pada iterasi-2.
Berdasarkan ringkasan hasil analisis uji regresi tersebut diperoleh model regresi bangkitan
perjalanan rumah tangga untuk Pusat Kota Jember pada hasil uji regresi di iterasi-2 dengan
model regresi linier sebagai berikut :
Y = 1,569 + 0,196.X1 + 0,118. X2 + 0,337. X3 + 0,336. X4 dan nilai R2 = 0,412
Dimana : X1 = Pendapatan keluarga dalam satu bulan
(1 = < 500 ribu; 2 = 500 ribu s/d < 1 juta; 3 = 1 juta s/d < 1,5 juta;
4 = 1,5 juta s/d < 2 juta; 5 = 2 juta s/d < 2,5 juta;
6 = 2,5 juta s/d < 3 juta; dan 7 = ≥ 3 juta.
X2 = Jumlah Anggota Keluarga (orang)
X3 = Jumlah Anggota Keluarga Bekerja (orang)
X4 = Jumlah Anggota Keluarga Sekolah (orang)

3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dalam menyusun model bangkitan perjalanan
rumah tangga untuk Pusat Kota Jember (BWK-I) dapat disimpulkan :
1) Penyusunan model bangkitan perjalanan dilakukan menggunakan metode langkah demi
langkah dengan melakukan iterasi pada uji regresi dimana dengan memperhatikan
variabel yang mempunyai koefisien regresi terendah pada iterasi berikutnya tidak diikut
sertakan.

8
Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

2) Tahap penyusunan model dimulai dengan pengujian reabilitas dan validitas data,
dilanjutkan dengan uji normalitas dan uji outlier untuk selanjutnya dilakukan uji regresi
dengan memperhatikan nilai korelasi, nilai signifikasi, nilai F dan nilai VIF
(multikolinieritas). Model terpilih merupakan model dengan nilai beta terkecil dan nilai
R2 terbesar.
3) Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi model bangkitan perjalanan
rumah tangga pada Pusat Kota Jember yaitu :
Y = 1,569 + 0,196.X1 + 0,118. X2 + 0,337. X3 + 0,336. X4
Dengan nilai R2 = 0,412 dan variabel bebas yang berpengaruh dari model adalah
pendapatan keluarga dalam satu bulan (X1), jumlah anggota keluarga (X2), jumlah anggota
keluarga bekerja (X3), dan jumlah anggota keluarga sekolah (X4).

4. UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Dinas Perhubungan, Badan Kesatuan
Bangsa dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember serta jajarannya atas bantuan data
sekunder dan dukungan dalam pengambilan data primer. Ucapan terima kasih disampaikan
pula kepada Dirjen Dikti – Depdiknas atas dukungan dana dalam pelaksanaan penelitian ini
melalui DP2M.

5. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997, Evaluasi Rencana Umum Tata Ruang Kota 1996/1997 – 2006/2007, Badan
Perencanaan Pembangunan Kabupaten Jember, Jember.
Anonim, 2005, Kabupaten Jember Dalam Angka Tahun 2004, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Jember, Jember.
Black, J., 1981, Urban Transport Planning : Theory and Practice, Croom Helm Ltd., London.
Morlok, E. K., 1985, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Ortuzar, J.D. dan Willumsen, L.G., 1994, Modelling Transport, John Willey & Sons, London.
Papacostas, C.S. dan Prevedouros, P.D., 1993, Transportation Engineering : Planning and
Design, Jhon Wiley & Sons Inc., New York.
Paquette, R.J., 1982, Transportation Engineering : Planning and Design, Jhon Wilwy &
Sons, Inc., New York.
Soetjipto, J.W. dan Sulistyono, S., 2005, Model Atraksi Perjalanan (Trip Attraction) Pada
Wilayah Pusat Kota Jember (Eks. Kotip Jember), Laporan Penelitian, Lembaga
Penelitian – Universitas Jember, Jember.
Taaffe, E.J., 1996, Geografy of Transportation, Prentice Hall Inc., New Jersey.
Tamin, O.Z., 1997, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.
Walpole, R.E. dan Myers, R.H., 1995, Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan
Ilmuwan, diterjemahkan oleh Sembiring, R.K., Penerbit ITB, Bandung.

View publication stats

You might also like