Professional Documents
Culture Documents
At-A-Glance: Kandidiasis
At-A-Glance: Kandidiasis
At-A-Glance: Kandidiasis
AT-A-GLANCE
Favored areas of involvement include the oral mucosa and lips, fingers and nails,
intertriginous zones, and genitalia.
Candida can cause invasive disease, including bloodstream infection, and is the most
common culprit in fatal fungal sepsis.
Risk factors for infection include extremes of age, malnutrition, obesity, diabetes,
and immune deficiency.
EPIDEMIOLOGY
Candida yeasts are found throughout the environment and are also common
commensals of the human skin, oropharyngeal, respiratory, GI, and genital mucosa.
Candidal colonization has been reported in the oral mucosa of more than 40% of
healthy adults, with higher rates of carriage in women and smokers.1 At least 15 of
the more than 200 Candidaspecies have been implicated in human disease.
Although Candida albicans is the most commonly implicated Candida species in
localized mucocutaneous candidiasis, an increasing number of other species have
been implicated in mucocutaneous disease, including Candida glabrata, Candida
tropicalis, Candida krusei, Candida parapsilosis, and Candida
dubliniensis. Additionally, while albicans is still the single most common species, non-
albicans species collectively now account for the majority of invasive candidiasis and
candidemia.2 Other specific risk factors for infection are described below (see section
“Risk Factors”).
CLINICAL FEATURES
CUTANEOUS FINDINGS
Localized Candida infection in the skin classically presents as beefy-red patches and
plaques with satellite papules and pustules at the periphery (Fig. 161-1).
Intertriginous areas, particularly the axillae, inframammary folds, groin folds, and
infrapannus area, are frequently affected, and maceration may be an additional
feature in these sites (Fig. 161-2A, B). Candida also may be implicated in miliaria
arising on occluded skin surfaces, manifesting as small monomorphous vesicles (Fig.
161-3). On oropharyngeal mucosal surfaces, background erythema with adherent
whitish material may be seen, as in the pseudomembranous form of oropharyngeal
candidiasis (thrush) (Fig. 161-4A, D), however an erythematous form, characterized
by a shiny depapillated lingual surface, as in median rhomboid glossitis, also occurs,
and may be seen in those who wear dentures (Fig. 161-4B). Additionally, fissuring
and crusting at the oral commissures may be seen in angular cheilitis (also known as
perleche; Fig. 161-4C). In breastfeeding women, nipple candidiasis may present with
shiny erythema of the areola and nipple, which may be associated with flaking of the
skin, and thrush may concurrently be apparent in the infant’s mouth.3 On genital skin
and mucosa, including the vulva, glans penis, and prepuce, Candida may present
with patchy erythema or erythematous plaques with associated itching and burning
sensation. In patients with vulvovaginitis, a thick, white, curd-like discharge is typical.
Pustules are seen more frequently in balanitis and balanoposthitis than in vulvitis
(Fig. 161-5). In the diaper area, the classic presentation is beefy-red erythematous
plaques with satellite papules and pustules (Fig. 161-2C). In the interdigital spaces,
particularly the third webspace of the hands, a macerated whitish plaque on
erythematous background (erosio interdigitalis blastomycetica) may be seen,
especially in patients with chronic exposure to moisture from wet work (Fig. 161-2D).
FIGURE 161-1
Typical morphology of cutaneous candidiasis demonstrating erythematous papules
coalescing into plaques, with satellite papules and vesiculopustules.
Gejala Candidiasis
Penderita candidiasis memiliki gejala yang berbeda-beda, tergantung pada lokasi infeksinya.
Berikut adalah beberapa gejala candidiasis yang dibagi berdasarkan bagian tubuh yang
terserang:
Candidiasis mulut (thrush)
Bercak putih atau kuning di lidah, bibir, gusi, langit-langit mulut, dan pipi bagian
dalam
Kemerahan di mulut dan tenggorokan
Kulit pecah-pecah di sudut mulut
Rasa nyeri saat menelan
Candidiasis vulvovaginal
Rasa gatal yang ekstrem di vagina
Rasa nyeri dan terbakar saat buang air kecil
Rasa tidak nyaman selama berhubungan seks
Pembengkakan pada vagina dan vulva
Keputihan yang menggumpal
Ruam yang gatal di lipatan kulit, seperti ketiak, selangkangan, sela jari, atau di bawah
payudara
Kulit yang kering dan pecah-pecah
jika terjadi infeksi sekunder (infeksi kuman lain termasuk bakteri pada area kulit)
Selain itu, beberapa faktor berikut juga bisa meningkatkan risiko terjadinya candidiasis pada
kulit dan area kelamin:
Tes KOH, dengan mengambil sampel kerokan kulit untuk melihat jenis jamur yang
tumbuh di kulit
Tes darah, dengan mengambil sampel darah untuk mendeteksi infeksi di tubuh
Kultur jamur, dengan mengambil sampel dari darah dan jaringan tubuh untuk
mendeteksi jenis jamur yang menginfeksi tubuh
Tes cairan vagina, dengan mengambil sampel cairan keputihan di vagina untuk
mendeteksi adanya pertumbuhan jamur dan jenis jamur yang menyebabkan infeksi
di vagina
Tes urine, dengan mengambil sampel urine untuk mendeteksi adanya pertumbuhan
jamur candida di sampel urine.
Amphotericin B
Butoconazole
Caspofungin
Clotrimazole
Flukonazol
Miconazole
Micafungin
Nystatin
Tioconale
Vorikonazol
Komplikasi Candidiasis
Candidiasis di kulit biasanya akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu
kepercayaan diri penderitanya. Jika infeksi menyebar ke aliran darah dan organ tubuh lain,
dapat terjadi komplikasi berupa sepsis dan gangguan pada organ yang terinfeksi.
Pada kasus tertentu, penyebaran candida ke selaput pembungkus otak (meningen) akan
menyebabkan meningitis.
Pencegahan Candidiasis
Candidiasis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan pribadi dan sistem kekebalan tubuh.
Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
Jaga kebersihan mulut dan gigi dengan rutin menggosok gigi dan melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali
Hentikan kebiasaan merokok.
Gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat
Ganti pakaian, pakaian dalam, dan kaos kaku, secara teratur.
Ganti pembalut secara rutin saat menstruasi.
Konsumsi makanan bergizi seimbang dan probiotik.
Bersihkan area vagina dengan air mengalir, serta hindari penggunaan panty liner dan
sabun pembersih kewanitaan tanpa anjuran dokter.
Lakukan kontrol rutin ke dokter, jika Anda menderita penyakit yang bisa
melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti diabetes, kanker, atau HIV/AIDS.
Kontrol rutin juga perlu dilakukan bila Anda menjalani kemoterapi atau
menggunakan obat kortikosteroid untuk waktu yang lama.
Jangan menggunakan obat kortikosteroid dan antibiotik di luar anjuran dokter.