Dosen Program Studi Keperawatan, Stikes Wiyata Husada Samarinda

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FLEBITIS

SETELAH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT


(Decreasing Pain Intensity on Patient with Phlebitis After Giving
Warm Compress Treatment)

Chrisyen Damanik 1, Supriyanto 2, Siti Riyani3


1
Dosen Program Studi Keperawatan, Stikes Wiyata Husada Samarinda
2
Dosen Program Keperawatan, Stikes Wiyata Husada Samarinda
3
Mahasiswa, Program Studi Keperawatan, Stikes Wiyata Husada Samarinda

E-Mail : chrysendamanik@stiekswhs.ac.id.

ABSTRACT

Background: Intravenous therapy or IV therapy is one of the most used therapy method Thar caused
phlebitis. It is an inflammation of the veins tunica intima with the characteristics of a reddish symptoms
at insertion area or along the vein, pain and swelling. One of non pharmacological treatment for
patient with phlebitis is by giving warm compress. So that, this research aimed to know the effects of
warm compress treatment on decreasing pain intensity on patient with phlebitis.
Research methods: This researh used quasi-experiments with One Group Pretest Posttest design by
using 20 respondents. Each respondents, before and after intervention, are measured by using pain
scale observation sheet. Then, the data were analyzed by Wilcoxon Signed Ranks Test with a
significant p value ˂ α 0,05.
Findings: This research reveals that warm compress treatment decreasing pain intensity on patient
with phlebitis, before and after intervention, with p value 0,000 (p ˂ α 0,05), that average value of pain
intensity before warm compress treatments intervention is 7,45 and average value of pain intensity
after warm compress treatments intervention in 15 minutes is 2,70.
Conclusions: There is a relationship between warm compress treatment with decreasing pain
intensity in patients with phlebitis. Therefore, nurse, especially in inpatient unit, should give warm
compress treatment as alternative method in decreasing pain intensity on patient with phlebitis.

Keywords: warm compress, decreasing pain intensity


PENDAHULUAN karakteristik berupa tanda kemerahan didaerah
Terapi intravena (IV) merupakan salah insersi atau sepanjang vena, nyeri dan
satu metode pemberian terapi yang paling pembengkakan (Hankins, Lonsway, Hedrick, &
sering digunakan dalam pelayanan kesehatan Perdue, 2004) .. Keluhan utama pada pasien
di rumah sakit. Bila terapi IV digunakan terus flebitis adalah nyeri.
menerus dan dalam jangka waktu lama akan Nyeri merupakan salah satu diagnosa
meningkatkan prevalensi komplikasi dari terapi keperawatan dalam Nanda domain 12 kelas 1
ini. Weinstein (2012) mengemukakan bahwa yaitu nyeri akut (Nanda, 2014). Intervensi nyeri
komplikasi terbanyak dari terapi IV adalah yang sesuai dengan Nursing Intervention
flebitis. Classification (NIC) edisi keenam tahun 2013
Data World Health Organization (WHO) dapat berupa pemberian analgesik (analgesic
mencatat kejadian infeksi nosokomial di administration) dan manajemen nyeri. Nyeri
institusi pelayanan kesehatan berkisar 3-2 %. plebitis dapat ditangani dengan cara
Perwakilan dari WHO Jenewa sekaligus ketua farmakologi dan non farmakologi. Salah satu
program WHO First Global Patient Safety cara non farmakologi adalah dengan
Challenge, mengatakan bahwa infeksi pemberian kompres hangat (Brunner &
nosokomial ini biasanya mengalami Suddart, 2002). Jayanti et al(2013) dalam
peningkatan sampai 10 kali lipat di beberapa penelitianya yang berjudul Perbedaan
negara berkembang (Pittet, 2009). Data efektivitas kompres hangat dan kompres
insidensi flebitis spesifik secara nasional belum alkohol terhadap penurunan nyeri flebitis
pasti namun Aditi at al (2010) mengungkapkan dengan responden 50 orang, menyimpulkan
bahwa angka kejadian flebitis di salah satu bahwa kompres air hangat lebih efektif
rumah sakit di Bandung ditemukan data dibandingkan dengan kompres alkohol dengan
kejadian flebitis menempati posisi tertinggi hasil selisih mean sebelum dan sesudah
pada infeksi nosokomial dengan proporsi sebesar 2,88. Dan juga penelitian Nurjanah
53,42% dari semua infeksi di rumah sakit (2011) mengatakan pemberian kompres air
tersebut . hangat dapat membantu mengurangi nyeri dan
Data Tim Pengendali Penyakit Infeksi mempercepat penyembuhan luka flebitis.
Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo tahun Sudah banyak studi tentang pencegahan
2014 periode bulan juli - september di ruang flebitis di rumah sakit-rumah sakit di Indonesia,
ICU, angka kejadian flebitis mencapai 22,73 %. namun angka kejadian flebitis masih lebih
Periode yang sama tahun 2015 meningkat tinggi dari standar yang direkomendasikan ISN
28,85 % (Ruang IRNA). Angka ini masih cukup sebesar 5 %. Bila flebitis tidak segera ditangani
tinggi dibandingkan standar flebitis yang akan terjadi tromboflebitis dan dapat
direkomendasikan oleh Infusion Nursing mengakibatkan kerusakan pada vena.
Sosiaty (INS) sebesar 5 %. Tindakan penanganan flebitis di rumah sakit
yaitu dengan memindahkan jarum infus dan
Flebitis, menurut Infusion Nursing pemberian sodium heparin, sebelum tindakan
Society (INS, 2006) merupakan peradangan farmakologi seharusnya dapat dilakukan
pada tunika intima pembuluh darah vena, yang tindakan nonfarmakologi terlebih dahulu
sering dilaporkan sebagai komplikasi dengan menejemen nyeri dengan pemberian
pemberian terapi infus. Flebitis memiliki kompres hangat yang dapat mengurangi nyeri,
pembengkakan dan infeksi. Berdasarkan
latarbalakang diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah “Bagaimanakah O1 X O2

pengaruh kompres hangat terhadap penurunan • Intensitas • Kompres • Intensitas


nyeri pre hangat nyeri post
intensitas nyeri pada pasien flebitis “? intervensi intervensi

METODE PENELITIAN
metode penelitian ini menggunakan
quasy eksperimen, dengan rancangan Keterangan :
penelitian yang digunakan adalah one group O1:Skor intensitas nyeri sebelum diberikan
with pre tes and post test design. Dimana perlakuan kompres hangat
penelitian ini tidak ada kelompok pembanding O2:Skor intensitas nyeri sesudah diberikan
(kontrol) tetapi paling tidak sudah dilakukan perlakuan kompres hangat
observasi pertama (pre test) yang memungkin- X: Perlakuan yang diberikan
kan peneliti dapat menguji perubahan yang
Teknik pengambilan sampel dalam
terjadi setelah adanya eksperiman (Setiadi,
penelitian ini adalah Total sampling. Total
2007). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
sampling adalah teknik pengambilan sampel
pengaruh kompres hangat terhadap intensitas
dimana jumlah sampel sama dengan populasi
nyeri pada pasien flebitis.Instrumen dalam
(Sugiyono, 2009). Karena jumlah pasien
penelitian ini adalah Instruen yang digunakan
flebitis terbatas dan tidak selalu ada, maka
adalah Visual Infusion Phlebitis untuk
peneliti mengambil seluruh pasien yang
mengukur Flebitis Grading Scale yang dibuat
mengalami flebitis menjadi responden, yaitu 20
dan disosialisasikan oleh Infusion Nurse
responden. Penelitian dilakukan mulai tgl 8
Society sebagai panduan standar praktek bagi
Maret s/d 5 April 2016.
perawat dalam melakukan penilaian terhadap
derajat flebitis pada pasien yang mengalami
HASIL DAN BAHASAN
flebitis dan skala intensitas nyeri Numerik yaitu
Numerik Rating Scale yang telah
Hasil penelitian ini berdasarkan tujuan
direkomendasikan oleh International
untuk mengetahui pengaruh kompres hangat
Association for the Study of Pain (IASP).
terhadap penurunan intensitas nyeri pada
Adapun bentuk rancangan penelitian ini
pasien yang mengalami flebitis yang dirawat di
dapat digambarkan dalam skema sebagai
ruang Instalasi Rawat Inap (IRNA) A RSUD
berikut :
DR.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan pada
Skema 3.1
tahun 2016. Setelah dilakukan penelitian
Bentuk Rancangan Penelitian
terhadap 20 responden didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk
mengetahuai apakah data mempunyai
distribusi normal atau tidak secara analisis,
dimana akan digunakan uji Shapiro-Wilk
karena sampel kurang dari 50. Hasil uji
normalitas data secara analitik dengan uji
Shapiro-Wilk variabel intensitas nyeri sebelum
intervensi adalah p value = 0,021, dan variabel Tabel 4.6
intensitas nyeri setelah intervensi adalah p Hasil Analisis Uji Wilcoxson Pengaruh
value = 0,001. Sedangkan perbedaan Pemberian Kompres Hangat Terhadap
penurunan intensitas nyeri sebelum dan Penurunan Intensitas nyeri pada pasien flebitis
N Mean p value
setelah intervensi adalah p value = 0,014. Rank
Karena p value ˂ 0,05 dengan demikian Intensitas Negative 20
a
10.50 0,00
distribusi data tidak normal. nyeri post- Rank
b
Intensitas Positive 0 00
nyeri pre Rank
2. Hasil Analisa Univariat Ties 0c
Total 20
Hasil analisa univariate dari masing- masing
variabel dapat dilihat pada tabel berikut : a. Intensitas nyeri post ˂ intensitas nyeri pre
b. Intensitas nyeri post ˃ intensitas nyeri pre
Tabel 4.2 c. Intensitas nyeri post ꞊ intensitas nyeri pre
Distribusi responden berdasarkan skor Tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 20
intensitas nyeri kelompok sebelum dan
responden semuanya mengalami penurunan
sertelah dilakukan kompres hangat
variabel pengukuran Mean Beda intensitas nyeri setelah pemberian kompres
± SD mean hangat (Negative Ranks), sedangkan
Intensitas Sebelum 7,45 responden yang mengalami peningkatan
nyeri intervensi ± 0,89 intensitas nyeri setelah pemberian kompres
Setelah 2,70 5,25 tidak ada (Positive Ranks), dan responden
intervensi ± 0,98 yang mengalami intensitas nyeri tetap setelah
pemberian kompres hangat adalah 0 (Ties).
Hasil uji Wilcoxon (p=0,000). Karena nilai p <
0,05, maka secara statistik terdapat perbedaan
Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata skor
intensitas nyeri antara sebelum intervensi
intensitas nyeri sebelum intervensi kompres
dengan sesudah intervensi kompres hangat.
hangat sebesar 7,45 dengan standar deviasi
sebesar 0,89, sedangkan skor rata-rata
intensitas nyeri setelah intervensi kompres PEMBAHASAN
hangat sebasar 2,70 dengan standar deviasi Pada pembahasan ini membahas hasil
sebesar 0,98. Dari data tersebut diketahui penelitian tentang pengaruh pemberian
penurunan mean intensitas nyeri antara kompres hangat terhadap penurunan intensitas
sebelum dan setelah intervensi sebesar 5,25 nyeri pada pasien flebitis, dengan responden
(beda mean). 20 responden.
3. Hasil Analisa bivariat 1.Skor rata-rata Intensitas nyeri pada pasien
Dari hasil uji normalitas data secara flebitis sebelum dilakukan intervensi kompres
analitis pada tabel 4.1 diketahui data tidak hangat.
berdistribusi normal, maka dilakukan uji Pada penelitian ini melibatkan 20
wilcoxon. Penyajian hasil dapat dilihat pada responden. Analisa dilakukan terhadap data
tabel berikut ini : yang diperoleh dengan mengobservasi dan
mengukur intensitas nyeri pada pasien
dengan flebitis, sebelum dilakukan pemberian
kompres hangat dan setelah dilakukan
pemberian kompres hangat. Kompres hangat Hasil yang diperoleh menggambarkan
dilakukan 1 kali selama 15 menit’’. bahwa dari 20 responden yang mengalami
Nyeri bersifat indifidualistik, karakteristik paling flebitis lalu diberikan kompres hangat
subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan kemudian dilakukan pengukuran intensitas
nyeri yaitu intensitas nyeri Beberapa faktor nyeri. Setelah dilakukan kompres hangat
yang mempengaruhi individu dalam merespon
selama 15 menit, sebanyak 20 responden
nyeri adalah Usia, pengalaman masa lalu.,
Faktor yang ketiga keluarga dandukungan atau seluruhnya mengalami penurunan
sosial intensitas nyeri dengan nilai intensitas nyeri
2. Skor rata-rata Intensitas nyeri pada maksimum 4 dan intensitas nyeri minimum
pasien flebitis setelah dilakukan 1, nilai median 2. Sehingga dapat dilihat
intervensi kompres hangat. bahwa pemberian kompres dengan air
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa hangat efektif menurunkan intensitas nyeri
kompres hangat dapat menurunkan intensitas pada pasien flebitis. Ini sesuai dengan hasil
nyeri pada pasien dengan flebitits sampai 6 penelitian Kulisch et al (2009) yang
angka. Ini berarti kompres hangat efektif menyatakan bahwa penggunaan kompres
digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri air hangat dengan suhu 400 C selama 20
pada pasien flebitis. Hal ini sesuai dengan menit dapat menurunkan tingkat nyeri pada
pendapat dari Berman et al (2009) yang pasien dengan nyeri punggung bagian
menyatakan bahwa kompres hangat dapat bawah. Wurangian et al (2014) menyatakan
meredakan nyeri. Kemudian penelitian yang kompres hangat mempunyai pengaruh yang
dilakukan oleh Ilham Nur Riza(2012) signifikan dalam penurunan intensitas nyeri
menghasilkan bahwa 38,5% dari total pada pasien gout arthritis. Jumlah
responden mengalami penurunan intensitas responden sebanyak 30 orang dengan
nyeri setelah diberikan terapi kompres hangat. metode penelitian meng- gunakan pre-
3. Perbedaan skor rata-rata intensitas nyeri eksperimental dan desain penelitian One
pada pasien flebitis sebelum dan setelah Group Pretest Posttest, hasil penelitian
dilakukan intervensi kom- pres hangat. didapatkan nilai p 0,000 dimana p ˂ α 0,005
a) Hasil pengukuran intensitas nyeri maka Ha diterima dan H0 ditolak.
sebelum diberikan kompres hangat c) Perbedaan intensitas nyeri setelah
meggambarkan bahwa nyeri bersifat diberikan kompres hangat.
individualistik, karakteristik paling subyektif Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada nyeri adalah tingkat keparahan atau setelah diberikan kompres hangat, seluruh
intensitas nyeri. responden mengalami penurunan intensitas
Intensitas nyeri merupakan gambaran tentang nyeri deng Perbedaan nilai penurunan
tingkat keparahan nyeri yang dirasakan oleh intensitas nyeri responden disebabkan
individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat karena nyeri bersifat individualistik. Dimana
subyektif dan individual, sehingga nyeri dengan intensitas yang sama
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang dirasakan sangat berbeda oleh dua individu
sama dirasakan sangat berbeda oleh dua yang berbeda (Tamsuri, 2007). Banyak
orang yang berbeda (Tamsuri, 2007). faktor yang mempengaruhi perbedaan
b) Hasil pengukuran intensitas nyeri setelah individu dalam merspon nyeri.
diberikan kompres hangat.
4. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat 1. Nilai intensitas nyeri responden sebelum
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada diberikan kompres hangat bervariasi,
Pasien Flebitis. namun rata-rata berada pada intensitas
Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoson nyeri berat (intensitas nyeri 7-9). Hal ini
diidentifikasi bahwa seluruh responden terjadi karena keluhan utama pada pada
mengalami penurunan intensitas nyeri pasien flebitis adalah nyeri yang
flebitis setelah diberikan kompres air menggangu.
hangat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p 2. Nilai Intensitas nyeri responden setelah
sebesar 0,000 artinya terdapat pengaruh diberikan kompres hangat didapat- kan
yang signifikan dari pemberian kompres air sebagian besar berada pada intensitas
hangat terhadap penurunan intensitas nyeri rendah (intensitas nyeri 1-4). Setelah
pada pasien flebitis . Pada pasien yang diberikan kompres hangat selama 15
mengalami flebitis lalu diberikan kompres menit, seluruh responden mengalami
hangat selama 15 menit, dan air hangat penurunan intensitas nyeri.
yang digunakan berkisar pada suhu 340C 3. Nilai perbedaan intensitas nyeri
akan menurunkan nyeri, hal ini sesuai responden sebelum dengan sesudah
dengan penelitian Kullisch et al (2006) pemberian intervensi kompres hangat
bahwa air hangat pada suhu tersebut dapat bervariasi, namun berkisar antara 3 s/d 6
membantu menurunkan nyeri pada pasien. angka dengan 40% responden
Hal ini terbukti saat diberikan intervensi mengalami penurunan 5 angka.
kompres hangat selama 15 menit pada Perbedaan ini bisa saja dipengaruhi oleh
daerah bekas luka infus yang mengalami beberapa faktor yang dapat
flebitis, seluruh responden mengalami mempengaruhi nyeri seperti faktor usia,
penurunan intensitas nyeri sampai 6 tingkat. pengalaman nyeri individu, dukungan
Menurut Kozier dalam Suprapti (2008) keluarga dan pola koping individu.
mengungkapkan bahwa panas mempunyai Berdasarkan uji statistik yang diperoleh
efek yang berbeda dalam tubuh, efek melalui uji Wilcoxn Signed Ranks Test
tersebut juga tergantung dari lamanya adalah (p=0,00) dimana p value ˂ α
pemberian kompres. Pemberian kompres (0,05). Maka HO ditolak dan dapat
hangat selama 15-30 menit memiliki efek disimpulkan ada pengaruh yang
vasodilatasi pembuluh darah sehingga signifikan dengan pemberian kompres
terjadi peningkatan aliran darah. Selain itu hangat terhadap penurunan intensitas
dalam penelitian menunjukkan bahwa nyeri pada pasien flebitis.
sesudah diberikan kompres air hangat, Saran
responden mengatakan lebih nyaman dan Penelitian ini ada beberapa saran yang
dapat beristirahat dengan baik. Sehingga dapat disampaikan yang kiranya dapat
responden dapat lebih tenang beristirahat. bermanfaat yaitu :
1. Bagi Institusi Pelayanan
SIMPULAN DAN SARAN
Institusi Pelayanan khususnya Kepala
Berdasarkan hasil penelitian dan
Bidang Pendidikan dan Pelatihan serta
pembahasan, dapat dikemukakan
Kepala Bidang Keperawatan dapat
kesimpulan sebagai berikut :
mempertimbangkan hasil penelitian ini
sebagai masukan dalam penyusunan Standar Dysmenorrhoea Pada Mahasiswa
Prosedur Operasional (SPO) penatalaksaan Stikes RS. Baptis Kediri : Diakses
pasien flebitis. Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 1 Mei 2016.
ini menunjukkan bahwa kompres hangat Aditi, Sella Gita., Agustina, Hana Rismadewi.,
sangat efektif untuk menurunkan intensitas & Amarullah, Afif Amir . (2010) .
nyeri pada pasien flebitis, terbukti dari 20 Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa
responden keseluruhannya mengalami Akper Terhadap Pencegahan Infeksi
penurunan intensitas nyeri setelah dberikan Nosokomial Flebitis : Dari
kompres hangat. SPO yang ada dapat http://journal .unpad .
membantu perawat dalam menentuakan ac.id/ejournal/article/view/685/731
intervensi pada pasien flebitis. Selain itu Diakses pada tanggal 18 November
tindakan anti septik yang benar dalam 2015.
prosedur pemasangan infus dapat mencegah Alexander, M., Corrigan, A., Gorski, L.,
terjadinya flebitis bacterial, sehingga dapat Hanskin, J., & Perucca, R. (2010).
membantu menurunkan tingkat kejadian Infusion Nursing : An Avidence
infeksi nosokomial. Based Approach (3rded). Missouri :
2. Bagi Keilmuan Keperawatan Saunders Elsevier.
Hasil penelitian ini dapat menambah Costello and Donnelly. (2010) Muscle,Skin
pengetahuan dan wawasan dalam praktek and Core Temperatur After – 1100C
keperawatan tentang penanganan nyeri pada Cold Air and 80C Water Treatment.
pasien flebitis, sehingga tindakan pemberian Dari http:// www.
kompres yang selama ini telah dilakukan ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC349
tidak hanya rutinitas semata akan tetapi 1015/ Diakses pada tanggal 22
didasari oleh hasil penelitian yang februari 2015
mendukung. Berdasarkan hasil penelitian ini Calvillo & Flaskerud, 2011). Cara mengatasi
kompres hangat sangat efektif untuk nyeri. Available at :
menurunkan intensitas nyeri terutama nyeri www.google.4232/282/92-fk-
pada pasien flebitis. kperawatan.html (diakses 28 Maret
3. Bagi Peneliti Selanjutnya 2015).
Ducel, G. et al. (2002) Prevention of hospital-
Pada peneliti selanjutnya dapat acquired infections, A practical
melakukan penelitian dengan metode guide. 2nd edition. World Health
kompres yang berbeda misalnya dengan Organization. Department of
kompres hangat kering dan suhu kompres Communicable disease,
yang dapat bertahan lebih lama, atau dengan Surveillance and Response .
kompres dingin agar dapat dibandingkan Fenada, Merry. , (2012). Pengaruh Kompres
hasilnya. Hangat Dalam Menurunkan Skala
Nyeri Pada Lansia Yang
DAFTAR PUSTAKA Mengalami Nyeri Renatik di Panti
. Sosial Tresna Werda Teratai
Anugraheni., & Wahyuningsih, (2013) Palembang : Dari http:
Efektifiitas Kompres Hangat Dalam //banyuasinkab.go.id/tampung/doku
Menurunkan Intensitas Nyeri
men/dokumen-15-50. Diakses Intensitas Nyeri Kepala Pada Pasien
pada tgl 17-11-15 . Hipertensi di RSUD Tugu Rejo
Hanskin, I., Lonsway, R.A.W., Hendrick, C., & Semarang : Dari Jurnal Ilmu
Perdue, M.B., (2001) Infusion Keperawatan dan Kebidanan.
Therapy In Clinical Practice (2nded). Diakses pada tanggal 5 Mei 2016.
Philadelpia: W.B. Saunders Polit, D.F.,&Beck, C.T.(2008), Essentials of
Company. nursing research: Method, appraisal
Iradiyanti, Winda, Pratama.,& Kurnia, Erlin., and utilization. Sixth edition,
(2013) Pemberian Obat Melalui Philadelpia : Lippincot Williams &
IntravenaTerhadap Kejadian Wilkins..
Phlebitis pada Pasien Rawat Inap Potter & Perry (2006), Buku Ajar
di Rumah Sakit : Dari http://www.e- Fundamental Keperawatan Edisi 4
jurnal.com/ 2014 / 10/pemberian- Volume 2.Jakarta : Buku
obat-melalui-intravena.html . Kedokteran EGC.
Diakses pada tanggal 18 Potter dan Perry, (2005). Keterampilan dan
November 2015. Prosedur Dasar Intravena. Jakarta:
Liani, Kardhina, Apry., (2013) Hubungan Buku Kedokteran EGC.
Ketepatan Preparasi dan Rahmawati, Eva Silviana. (2013) . Pengaruh
Pemberian Obat Intravena Vesicant Kompres Dingin Terhadap
dengan Kejadian Flebitis. Thesis, Pengurangan Nyeri Luka Perineum
Universitas Gajah Mada.. Pada Ibu Nifas di BPS Siti Alfirdaus
Ndede, Yuni Maria, O., Ismanto, Amatus Kingking Kabupaten Tuban. Dari
Yudi., Babakal, Abram., (2015) http://lppm. stikesnu.Com /wp-
Pengaruh Kompres Hangat Pada content/uploads/2014/02/Jurnal-
Tempat Penyuntikan Terhadap Pengaruh-Kompres-Dingin.pdf.
Respon Nyeri Pada Bayi Saat Diakses pada tanggal 17 Desembar
Imunisasi Di Puskesmas 2015..
Tanawangko Kabupaten Minahasa Smeltzer & Bare . (2008). Textbook of
: Dari https://titijanna. files. Medical Surgical Nursing Vol.2.
wordpress. com/2015/04 /6692- Philadelphia: Linppincott William &
13085-1-sm.pdf Diakses Tgl 16-11- Wilkins.
15. Triwidyawati, Dinna., Kristiyawati, Sri,
Nurlis, Eva., Bayhakki., Erika., (2012) Puguh.,& Purnomo, S ., (2012)
Pengaruh Terapi Dingin Es Massage Hubungan Kepatuhan Perawat
Terhadap Perubahan Intensitas Dalam Menjalankan SOP
Nyeri Pada Penderita Low Back Pain Pemasangan Infus Dengan Kejadian
: Dari http://ejournal.unri.ac. id/index. Flebitis. Dari http://pmb. Stikes
php/ JNI /article/view/2029/1994 telogorejo.ac.id/e
Diakses pada anggal 17-12-2015 journal/index.php/ilmukeperawatan
N, Setyawan., Kusuma, (2014) Pengaruh /article/view/114. Diakses pada
Pemberian Kompres Hangat pada tanggal 18 November 2015.
Leher Terhadap Penurunan
Turmudi, M.,& Rimawati, Eti., (2006) Faktor-
faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Flebitis Pada Pasien Di
Unit Rawat Inap di Rumah Sakit
Roemani Semarang. Diakses pada
tanggal 18 Desember 2015.
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta :
EGC. Hlm 1-
Triyanto, Handoyo & Permana ., (2007) Upaya
Menurunkan Skala Flebitis Dengan
Pemberian Kompres Hangat di RSUD
Prof Dr Margono Soekardjo
Purwokerto: Dari Jurnal Keperawatan
Soedirman. Vol.2, no.3

Wurangian, Bidjuni & Kallo., (2014) Pengaruh


Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada
Penderita Gout Arthritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bahu menado.
Diakses pada tanggal 12 Mei 2016.

Widi,R.R. (2012) Hubungan Dukungan Sosial


Terhadap Derajat Nyeri Pada
Penderita Gout Arthritis Fase Akut.
Dari : jurnal.ugm.ac.id. Pada tanggal
27 Mei 2016.

You might also like