Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Volume 17, Nomor 1 Versi online:

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/7515

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN AIR HUJAN DALAM


PERUMAHAN SEBAGAI UPAYA KONSERVASI AIR TANAH

MANAGEMENT AND CONTROL OF RAINWATER IN HOUSING FOR SOIL


WATER CONSERVATION

Daru Pratomo1, Much. Suranto2


1,2 Jurusan Teknik Sipil-Fakultas Teknik-Universitas Widya Dharma Klaten
Jl. Ki Hajar Dewantoro Kec. Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Email: daru@unwidha.ac.id1; much.suranto@unwidha.ac.id2

Abstract
Overflow of rainwater causes flooding problems. Efforts to apply drainage techniques become
an option in order to deal with global warming, namely the environmentally sound rainwater
drainage system. This system according to [Sunjoto, 2007] consists of three groups, namely
Rainwater Infiltration Well, Infiltration Trench and Recharge Yard and the latter is also called
Taman Bertanggul (Sujono, 2005 ).The method used in this study using quantitative analysis
methods. The sampling method is the purposive sampling method for the measurement of
permeability which takes into account the sampling of land that has not been given pavement
such as vacant land or yard while for measuring the depth of groundwater by measuring the
depth of surface of existing well water and by exploring the infiltration well plan that will used
in housing complexes.Based on the method calculation approach SNI 03-2453-2002 the need
for infiltration wells to accommodate rainwater runoff due to the closure of open land by
houses and carport as many as 20 units. Whereas as a substitute for land covered by paving
blocks, 8 units were made. Dimensions of 1 m diameter infiltration well, 1.5 m depth for each
infiltration well.

Keywords: Runoff; Absorption; Reservoir

Abstrak
Limpahan air hujan yang tidak terkendali membuat masalah banjir. Usaha dalam menerapkan
teknik drainase menjadi pilihan dalam rangka menghadapi global warming yaitu sistem
drainase air hujan berwawasan lingkungan. Sistem ini menurut [Sunjoto, 2007] terdiri dari tiga
kelompok yaitu Sumur Peresapan Air Hujan (Recharge Well), Parit Resapan Air Hujan
(Recharge Trench) dan Taman Resapan Air (Recharge Yard) dan yang terakhir ini juga disebut
Taman Bertanggul [Sujono, 2005].Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode analisis kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan metode yaitu
metode purposive sampling untuk pengukuran permeabilitas yang mempertimbangkan
pengambilan sampel pada lahan yang belum diberi perkerasan seperti lahan kosong maupun
pekarangan rumah sedangkan untuk pengukuran kedalaman muka air tanah dengan
mengukur kedalaman permukaan air sumur eksisting dan dengan cara menggali rencana sumur
resapan yang akan dipakai dalam komplek perumahan. Berdasarkan pendekatan perhitungan
metode SNI 03-2453-2002 kebutuhan sumur resapan untuk menampung limpasan air hujan
akibat dari tertutupnya lahan terbuka oleh rumah dan carport sebanyak 20 unit. Sedangkan
sebagai pengganti lahan yang tertutup oleh paving block, dibuat 8 unit. Dengan dimensi sumur
resapan diameter 1 m, kedalaman 1,5 m atau 3 buah buis beton untuk setiap sumur resapan.

Kata kunci: limpasan permukaan; resapan air; tampungan air

PENDAHULUAN memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik


pada waktu sekarang maupun yang akan
Upaya memelihara keberadaan serta
datang disebut konservasi air tanah.
berkelanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air
Pemakaian air tanah harus
tanah agar senantiasa tersedia dalam
mempertimbangkan faktor kelestarian air
kuantitas dan kualitas yang memadai untuk
tanah, yang meliputi faktor kualitas dan

Pengelolaan dan Pengendalian Air Hujan dalam Perumahan sebagai Upaya Konservasi Air Tanah | 19
Daru Pratomo, Much. Suranto Media Teknik Sipil, ISSN 1693-3095
e-ISSN 2597-7660

kuantitas air. Salah satu cara Perumahan Klaseman sebagai model


mempertahankan kuantitas air tanah adalah penelitian.
dengan menerapkan sumur resapan. Fungsi lahan berubah yang semula
Keuntungan yang dapat diperoleh dari terbuka menjadi bangunan rumah dan sarana
pemanfaatan sumur resapan dapat menambah jalan sebagai akibatnya kemampuan lahan
jumlah air tanah dan mengurangi jumlah untuk meresapkan air hujan semakin
limpasan. Limpahan air hujan yang begitu berkurang yang dengan pasti akan
banyak dan tidak terkendali membuat menimbulkan peningkatan aliran permukaan
masalah banjir. Air hujan yang berlebih atau surface runoff yang akibatnya
apabila dikelola dengan baik dengan cara menimbulkan berbagai genangan bahkan
ditampung, diolah, dan dimanfaatkan banjir di kala hujan terjadi. Air hujan yang
kembali atau disimpan sebagai air cadangan dulu dengan mudah meresap kedalam tanah
sehingga ketika musim kemarau datang bisa pada saat hujan saat ini sebagian lahan telah
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. tertutup bangunan hingga terjadi limpasan
Air hujan masuk kedalam tanah secara permukaan (surface runoff) meningkat. Di
alami terjadi pada daerah-daerah yang porous sisi lain menurut meningkatnya jumlah
misalnya sawah, tanah lapangan, permukaan sarana prasarana ini telah menyebabkan
tanah yang terbuka, hutan, halaman rumah berbagai dampak antara lain problema air
yang tidak tertutup dan lain-lain. Air hujan tanah, problema polusi air dan problema
yang jatuh ke permukaan tanah pada awalnya banjir. Usaha maksimal dalam menerapkan
akan membasahi tanah, bangunan, teknik drainase yang saat ini sedang menjadi
tumbuh-tumbuhan dan batuan. Ketika air pilihan dalam rangka menghadapi global
hujan tersebut jatuh pada daerah yang berpori warming yaitu sistem drainase air hujan
maka akan meresap kedalam tanah sebagai berwawasan lingkungan. Sistem ini menurut
air infiltrasi, air tersebut semakin lama akan [Sunjoto, 2007] terdiri dari tiga kelompok
meresap lebih dalam lagi sampai memasuki yaitu Sumur Peresapan Air Hujan (Recharge
daerah akuifer dan akirnya menjadi air Well), Parit Resapan Air Hujan (Recharge
tanah.Air tanah merupakan sumber air yang Trench) dan Taman Resapan Air (Recharge
sangat penting bagi makhluk hidup. Air tanah Yard) dan yang terakhir ini juga disebut
tersebut tersimpan dalam lapisan yang Taman Bertanggul [Sujono, 2005].
disebut akuifer. Akuifer merupakan sumber Banjir (genangan air hujan) dan
air tanah yang sangat penting. menurunnya permukaan air-tanah
Dengan berubahnya fungsi lahan yang (groundwater) terjadi di berbagai kawasan
semula terbuka menjadi bangunan rumah dan perumahan. Hal tersebut menjadi rutinitas
sarana jalan sebagai akibatnya kemampuan yang terjadi setiap tahun pada musim hujan
lahan untuk meresapkan air hujan semakin dan musim kemarau, yang menyebabkan
berkurang yang dengan pasti akan kerugian material yang sangat besar dan
menimbulkan peningkatan aliran permukaan berdampak menurunnya harga perumahan
atau surface runoff yang akibatnya secara dratis. Upaya yang dapat dilakukan
menimbulkan berbagai genangan bahkan adalah dengan pembuatan sumur resapan air
banjir di kala hujan terjadi. Air hujan yang hujan atau pembangunan pompa pengendali
dulu dengan mudah meresap kedalam tanah banjir.
pada saat hujan saat ini sebagian lahan telah Salah satu faktor yang menyebabkan
tertutup bangunan hingga terjadi limpasan banjir dan menurunnya permukaan air-tanah
permukaan (surface runoff) meningkat. Di di kawasan perumahan adalah proses alih
sisi lain meningkatnya jumlah sarana fungsi lahan. Proses alih fungsi lahan dari
prasarana ini telah menyebabkan berbagai lahan pertanian atau hutan menjadi
dampak antara lain problema air tanah, perumahan dapat menimbulkan dampak
problema polusi air dan problema banjir. negatif, apabila tidak diikuti oleh upaya-
Proses pembangunan yang selalu terjadi upaya menyeimbangkan kembali fungsi
dimanapun wilayah yang layak dihuni lingkungan. Di sisi lain dipicu oleh
manusia senantiasa akan terjadi dan pengembangan fisik bangunan rumah yang
berkembang. Penelitian ini membatasi terlalu pesat ke arah horisontal yang
cakupan wilayah sempit di lokasi Klaster menyebabkan tidak adanya lagi area terbuka

20 | Februari 2019, Hal. 19 -27


Volume 17, Nomor 1 Versi online:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/7515

sebagai resapan air, sehingga air yang Adanya sumur resapan dapat
meresap ke dalam tanah menjadi terbatas dan mengurangi volume air limpasan permukaan.
memperbesar volume aliran permukaan. Air hujan yang jatuh di atas permukaan atap
Salah satu solusi untuk mengatasi banjir bangunan rumah dialirkan melalui talang
dan menurunnnya permukaan air-tanah pada terus ditampung ke dalam sumur resapan.
kawasan perumahan adalah dengan cara Dengan demikian, air hujan tidak mengalir
pencegahan sedini mungkin melalui ke mana-mana dan mengurangi air limpasan
perencanaan dari awal oleh pihak permukaan. Pemasangan sumur resapan
pengembang perumahan (kontraktor / dapat dilakukan dengan model individual dan
developer) dengan mengalokasikan lahan komunal. Sumur resapan model individual
untuk pembuatan konstruksi sumur resapan adalah satu sumur resapan digunakan untuk
air hujan atau pompa pengendali banjir. satu rumah, sedangkan yang satu sumur
Sistem drainase suatu kawasan resapan komunal digunakan secara bersama-
perumahan biasanya direncanakan sesuai sama untuk lebih dari satu rumah.
dengan jumlah volume air permukaan yang Air hujan yang jatuh ke halaman rumah
berasal dari rumah-rumah per-blok dengan harus dapat diserap oleh lahan halaman
kondisi rumah yang standar (rumah belum rumah itu sendiri dan tidak melimpas ke luar
dikembangkan). Kondisi ini yang membuat halaman rumah. Halaman rumah secara
dimensi saluran drainase tidak dapat alamiah dapat menyerap curahan air hujan,
menampung lagi volume air permukaan termasuk dari air hujan dari cucuran atap
sejalan dengan pengembangan rumah-rumah, rumah, yang mengalir melalui talang. Dalam
yang berakibat terjadinya genangan- hal ini sumur resapan dapat ikut mengurangi
genangan air bahkan banjir pada kawasan sumbangan banjir dengan mengurangi
tersebut dan sekitarnya. volume runoff air hujan.
Sumur resapan air merupakan rekayasa Masuknya air hujan melalui peresapan
teknik konservasi air yang berupa bangunan (infiltrasi) inilah yang menjaga cadangan air
yang dibuat sedemikian rupa sehingga tanah agar tetap dapat dipanen dengan
menyerupai bentuk sumur gali dengan mudah. Permukaan air-tanah memang
kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai berubah-ubah, tergantung dari pasokan air
tempat menampung air hujan diatas atap dan eksploitasinya. Dengan memasukkan ke
rumah dan meresapkannya ke dalam tanah. dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh di
Manfaat yang dapat diperoleh dengan areal perumahan tidak terbuang percuma ke
pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) selokan terus mengalir ke sungai.
mengurangi aliran permukaan dan mencegah Banjir dan menurunnya permukaan air
terjadinya genangan air, sehingga tanah yang melanda beberapa kawasan
memperkecil kemungkinan terjadinya banjir perumahan telah berlangsung cukup lama
dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka dan bahkan telah dianggap sebagai rutinitas
air tanah dan menambah persediaan air tanah, yang terjadi setiap tahun. Upaya yang dapat
(3) mengurangi atau menahan terjadinya dilakukan untuk mengatasi hal tersebut
intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan adalah dengan membangun sumur resapan air
dengan wilayah pantai, (4) mencegah pada setiap rumah dalam suatu kawasan
penurunan atau amblasan lahan sebagai perumahan atau membangun pompa
akibat pengambilan air tanah yang pengendali banjir.
berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi Sumur Resapan Air Hujan (Recharge
pencemaran air tanah. Well) merupakan alternatif pilihan dalam
Sumur resapan air ini berfungsi untuk mengatasi banjir dan menurunnya permukaan
menambah atau meninggikan air tanah, air tanah pada kawasan perumahan, karena
mengurangi genangan air banjir, mencegah dengan pertimbangan : a) pembuatan
intrusi air laut, mengurangi gejala amblesan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya
tanah setempat dan melestarikan serta besar, b) tidak memerlukan lahan yang luas,
menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka dan c) bentuk konstruksi SRA sederhana.
panjang.Oleh karena itu pembuatan sumur Sumur resapan air merupakan rekayasa
resapan perlu digalakkan terutama pada teknik konservasi air yang berupa bangunan
setiap pembangunan rumah tinggal. yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai bentuk sumur gali dengan

Pengelolaan dan Pengendalian Air Hujan dalam Perumahan sebagai Upaya Konservasi Air Tanah | 21
Daru Pratomo, Much. Suranto Media Teknik Sipil, ISSN 1693-3095
e-ISSN 2597-7660

kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai 3) Penempatan sumur resapan air hujan
tempat menampung air hujan dan harus mempertimbangkan keamanan
meresapkannya ke dalam tanah. Manfaat bangunan sekitarnya;
yang dapat diperoleh dengan pembuatan 4) Harus memperhatikan peraturan daerah
sumur resapan air antara lain : (1) setempat;
mengurangi aliran permukaan dan mencegah 5) Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan
terjadinya genangan air, sehingga ini harus disetujui Instansi yang
memperkecil kemungkinan terjadinya banjir berwenang.
dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka Persyaratan teknis yang harus dipenuhi
air tanah dan menambah persediaan air tanah, adalah sebagai berikut ;
(3) mengurangi atau menahan terjadinya 1) Kedalaman air tanah. Kedalaman air
intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan tanah minimum 1,50 m pada musim
dengan wilayah pantai, (4) mencegah hujan,
penurunan atau amblasan lahan sebagai 2) Permeabilitas tanah. Struktur tanah yang
akibat pengambilan air tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai
berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi permeabilitas tanah ≥ 2,0 cm/jam, dengan
pencemaran air tanah. klasifikasi sebagai berikut;
Dalam lingkungan perumahan tidak bisa a) permeabilitas tanah sedang (geluh
dipungkiri dan dipastikan terjadi limpasan air kelaunan 2,0 – 3,6 cm/jam atau 0,48 –
permukaan (surface runoff) akibat 0,864 m3/m2/hari)
tertutupnya areal tanah dengan bangunan b) permeabilitas tanah agak cepat (pasir
rumah, perkerasan halaman [carport], sarana halus 3,6 – 36 cm/jam atau 0,864 –
jalan [paving block disarankan masih terjadi 8,64 m3/m2/hari);
resapan air tanah]. Dari limpasan air c) permeabilitas tanah cepat (pasir kasar,
permukaan dikumpulkan dalam saluran lebih besar 36 cm/jam atau 8,64
drainase agar arah aliran air tidak liar. Untuk m3/m2/hari)
mengambil kesempatan dalam mengelola air 3) Jarak terhadap bangunan. Jarak
limpasan yang terkumpul dalam saluran penempatan sumur resapan air hujan
makan dibuatlah saluran yang bisa terhadap bangunan, dapat dilihat pada
memberikan kesempatan air bisa meresap ke Tabel 1.
dalam tanah dengan tidak memberikan dasar
saluran dengan pasangan. Sehingga masih Tabel 1. Jarak minimum sumur resapan
memberikan kesempatan kepada air untuk air hujan terhadap bangunan
bisa meresap ke dalam tanah semaksimal Jarak minimum
mungkin. Disamping cara tersebut juga dari sumur
No. Jenis Bangunan
memberikan sumur resapan pada jalur resapan air hujan
saluran drainase (Recharge Trench) tersebut (m)
pada titik-titik tertentu sesuai dengan 1. Sumur resapan air 3
hujan/ sumur air
perhitungan kebutuhan unit sumur resapan
bersih
sebagai konversi pengganti luasan areal yang 2. 1
tertutup akibat pembangunan rumah dan Pondasi bangunan
fasilitas lainnya [carport, jalan paving]. 3. Bidang resapan 5
Sumur resapan air hujan adalah /sumur resapan
prasarana untuk menampung dan meresapkan tangki septik
air hujan ke dalam tanah. Sedangkan Lahan Catatan : Jarak diukur dari tepi ke tepi
pekarangan adalah lahan atau halaman yang Perhitungan sumur resapan air hujan terbagi
dapat difungsikan untuk menempatkan sumur atas:
resapan air hujan. 1) Volume andil banjir dapat digunakan
Persyaratan umum yang harus dipenuhi rumus sebagai berikut :
adalah sebagai berikut ; Vab = 0,855. Ctadah.. Atadah. R ..........(1)
1) Sumur resapan air hujan ditempatkan dimana :
pada lahan yang relative datar; Vab = Volume andil banjir yang akan
2) Air yang masuk ke dalam sumur resapan ditampung sumur resapan (m3)
adalah air hujan yang tidak tercemar;

22 | Februari 2019, Hal. 19 -27


Volume 17, Nomor 1 Versi online:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/7515

Ctadah= koefisien limpasan dari bidang n = ...... (6)


tadah (tanpa satuan)
Atadah= Luas bidang tadah (m2) dimana :
R = Tinggi hujan harian rata-rata n = jumlah sumur resapan air hujan
(L/m2/hari) (buah)
2) Volume air hujan yang meresap Htotal = kedalaman total sumur resapan
digunakan rumus sebagai berikut : air hujan (m)
…………… (2) Hrencana = kedalaman yang di
rencanakan < kedalaman air tanah (m)
dimana : Penelitian yang pernah dilakukan Eka Ayu
Vrsp = volume air hujan yang meresap Indramaya dan Ig. L. Setyawan Purnama
(m3) (2013) melakukan penelitian Rancangan
te = durasi hujan efektif (jam) Sumur Resapan air hujan sebagai salah satu
te = 0,9. R0,92 /60 (jam) usaha konservasi air tanah di perumahan
R = tinggi hujan harian rata-rata Dayu Baru Kabupaten Sleman Daerah
(L/m2/hari) Istimewa Yogyakarta.
Atotal = luas dinding sumur + luas alas Penelitian yang serupa juga pernah
sumur (m2) dilakukan Nopandi Valentinus Parhusip dan
K = koefisien permeabilitas tanah Ivan Indrawan (2014) Penerapan Sumur
(m/hari) (untuk dinding sumur Resapan pada Perencanaan Drainase
yang kedap, nilai K v = Kh, Wilayah di Kecamatan Tarutung (Studi
untuk dinding tidak kedap Kasus : Kawasan Permukiman Kelurahan
diambil nilai Krata-rata) Hutatoruan VII).
Krata-rata= ……(3) Penelitian Pembuatan Sumur Resapan
Dalam Perumahan Sebagai Model
dimana; Konservasi Air Tanah (Upaya
Krata-rata = koefisien permeabilitas tanah Mempertahankan Air Tanah Akibat
rata-rata (m/hari) Dampak Pembangunan) bisa digunakan
Kv = koefisien permeabilitas tanah sebagai model pembuatan sumur resapan di
pada dinding sumur (m/hari) wilayah Kabupaten Klaten sebagai syarat
= 2 Kh pembuatan sumur resapan saat dilakukan
Kh = Koefisien permeabilitas tanah pembangunan yang menutup lahan terbuka
pada alas sumur (m/hari) dengan konversi luasan yang dibangun.
Ah = luas alas sumur dengan Penelitian ini akan membahas dan
penampang lingkaran = ¼ π. mengetahui bagaimana mendapatkan pola
D2. (m2) konversi lahan yang digunakan dalam
= luas alas sumur dengan pembangunan digantikan oleh adanya
penampang segi empat = P. L. sumur resapan sebagai upaya konservasi air
(m2) tanah agar mengacu kepada konsep
Av= luas dinding sumur dengan pembangunan yang berkelanjutan.
penampang lingkaran = π. D. Sehingga akan didapatkan pengganti ruang
H (m2) terbuka yang digunakan untuk bangunan
= luas dinding sumur dengan dengan sejumlah sumur resapan sebagai
penampang segi empat = 2. P. penggantinya.
L (m2) Hasil penelitian ini bisa diimplentasikan
3) Volume penampung (storasi) air hujan dalam skala yang lebih besar dan luas untuk
digunakan rumus sebagai berikut: cakupannya sehingga dapat dipergunakan
Vsstorasi = Vab – Vrsp ............................... (4) sebagai acuan dalam mengontrol dan
Penentuan jumlah sumur resapan air hujan, mengendalikan kelestarian air tanah yang
terlebih dahulu menghitung Htotal sebagai lebih luas lagi.
berikut:
Htotal = ........................(5) METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini dengan menggunakan metode
survei sedangkan untuk analisis

Pengelolaan dan Pengendalian Air Hujan dalam Perumahan sebagai Upaya Konservasi Air Tanah | 23
Daru Pratomo, Much. Suranto Media Teknik Sipil, ISSN 1693-3095
e-ISSN 2597-7660

menggunakan analisis kuantitatif. Mulai


Pengambilan sampel dilakukan dengan dua Y
metode yaitu metode purposive sampling a

untuk pengukuran permeabilitas yang Kedalaman air ≥ 1,5 m tidak


mempertimbangkan pengambilan sampel tanah

pada lahan yang belum diberi perkerasan


seperti lahan kosong maupun pekarangan
rumah sedangkan untuk pengukuran tidak
Permeabilitas ≥ 0,48
kedalaman muka air tanah dengan mengukur tanah
m/hari
kedalaman permukaan air sumur eksisting
dan dengan cara menggali rencana sumur Y
resapan yang akan dipakai dalam komplek Kemiringan a

perumahan. Langkah-langkah pererncanaan tanah

sumur resapan mengikuti ketentuan dari SNI 3 m SRAH


1 m PB
03-2453-2002 (Tata cara perencanaan sumur Persyaratan 5 m SRTS
tidak Jarak
resapan air hujan untuk lahan pekarangan).
Beberapa parameter yang digunakan untuk
Y
menentukan desain sumur resapan antara
a
lain: System
Kriteria perencanaan Perhitungan
Mengetahui Kedalaman Muka Air R. Catap. Atadah.. dan penentuan
penampungan air
hujan terpusat
Hrencana. Diameter
TanahKedalaman muka air tanah diketahui jumlah Sumur (Waduk, dan lain-
lain)
dari mengukur permukaan air sumur
eksisting dan menggali rencana sumur
resapan dan mengukur kedalaman permukaan Stop
air tanahnya.Mengetahui Nilai Permeabilitas
Keterangan :
TanahDalam Penelitian ini Nilai SRAH = Sumur Resapan Air Hujan
Permeabilitas Tanah dengan menggunakan PB = Pondasi Bangunan
SRTS = Sumur Resapan Tangki
persyaratan teknis struktur tanah yang Septiktank

mempunyai permeabilitas sedang (geluh


kelaunan 2,0 – 3,6 cm/jam atau 0,48 – 0,864 HASIL DAN PEMBAHASAN
m3/m2/hari) berdasarkan dari hasil
klasifikasi tanah galian untuk sumur resapan. Luasan area Klaster Perumahan Puri
Langkah-langkah yang perlu Klaseman Klaten lebih kurang 1.500 m2
diperhatikan dalam pembuatan sumur dengan luas bangunan rumah dan lahan
resapan air hujan adalah sebagai berikut : kaveling tertutup (carport) sebesar 650 m2
sedangkan untuk perkerasan jalan(paving
block) 255 m2, sisanya 595 m2 berupa open
space dan taman lingkungan.
Berdasarkan pendekatan perhitungan
metode SNI 03-2453-2002 (Tata cara
perencanaan sumur resapan air hujan untuk
lahan pekarangan) rumus menghitung
volume air limpasan permukaan pada bidang
rumah dan carport, koefisien limpasan
permukaan (runoff coefficient) dengan
C=0.85, tinggi curah hujan untuk wilayah
Jawa dengan R=50 mm/hari.
Analisa perhitungan Sumur resapan
Dengan menggunakan Rumus
Perhitungan Sumur Resapan pada Bidang
Rumah sebagai berikut :
Ctadah = 0,85
Atadah = 650 m2
R = 50 mm/hari

24 | Februari 2019, Hal. 19 -27


Volume 17, Nomor 1 Versi online:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/7515

Vab = 23619,38 lt Pembahasan


= 23,62 m3 Volume yang bisa ditampung oleh
D = 1 m sumur resapan pada areal rumah seluas 650
H = 1,50 m m2 , koefisien limpasan permukaan (runoff
Ktanah = 20 cm/jam
= 4,80 m/hari
coefficient) dengan C=0.85, tinggi curah
Kh=1/2Kv = 2,40 m/hari hujan untuk wilayah Jawa dengan R=50
mm/hari. adalah Vab=23,62 m3. Volume air
te = 32,91 menit hujan yang meresap ke dalam tanah
= 0,51 jam Vrsp=0,34 m3. Volume penampung (storasi)
Krerata = 2,74 air hujan Vstorasi=23,27 m3. Dengan
Kv = 4,80 demikian kebutuhan sumur resapan untuk
Ah = 0,79 m2 menampung limpasan air hujan akibat dari
Kh = 2,40 tertutupnya lahan terbuka oleh rumah dan
carport sebanyak 19,77 buah sumur resapan,
Av = 4,71 m2
dalam praktek dibuat 20 unit. Dengan
Atotal = 5,50 dimensi sumur resapan diameter 1 m,
Vrsp = 0,34 m3 kedalaman 1,5 m atau 3 buah buis beton
Vstorasi = 23,27 m3 untuk setiap sumur resapan. Letak sumur
Htotal = 29,65 m resapan dalam penempatan di lokasi setiap
Hrencana = 1,50 m unit kaveling diletakkan berada di open space
n = 19,77 bh bagian belakang rumah dan satunya lagi
Dengan menggunakan Rumus Perhitungan diletakkan di ruang terbuka (taman) depan
Sumur Resapan pada Bidang Jalan Paving rumah.
sebagai berikut : Sedangkan sebagai pengganti lahan
yang tertutup oleh paving block seluas 255
Ctadah = 0,85 m2, koefisien limpasan permukaan (runoff
Atadah = 255 m2 coefficient) dengan C=0.85, tinggi curah
hujan untuk wilayah Jawa dengan R=50
R = 50 mm/hari
mm/hari, volume yang bisa ditampung oleh
Vab = 9266,063 lt sumur resapan Vab=9,27 m3. Volume air
= 9,266063 m3 hujan yang meresap ke dalam tanah
Vrsp=0,34 m3. Volume penampung (storasi)
D = 1 m air hujan Vstorasi=8,92 m3. Dengan
H = 1,5 m demikian kebutuhan sumur resapan untuk
Ktanah = 20 cm/jam menampung limpasan air hujan akibat dari
tertutupnya lahan terbuka oleh paving block
= 4,8 m/hari sebanyak 7,58 buah sumur resapan, dalam
Kh=1/2Kv = 2,4 m/hari praktek dibuat 8 unit. Dengan dimensi sumur
resapan diameter 1 m, kedalaman 1,5 m atau
te = 32,9075 menit
3 buah buis beton untuk setiap sumur
Krerata = 2,742857 resapan. Letak sumur resapan dalam
Kv = 4,8 penempatannya diletakkan disetiap
perbatasan unit kaveling satu dengan lainnya
Ah = 0,79 m2
berada dibawah saluran drainase jalan.
Kh = 2,40
Plotting dalam gambar perencanaan area
Av = 4,71 m2 permukiman dengan lausan lebih kurang
Atotal = 5,50 1500 m2 dengan luas bangunan rumah dan
lahan kaveling tertutup (carport) sebesar 650
Vrsp = 0,34 m3
m2 sedangkan untuk perkerasan
Vstorasi = 8,92 m3 jalan(paving block) 255 m2, sisanya 595 m2
Htotal = 11,37 m berupa open space dan taman lingkungan
sebagai berikut,
Hrencana = 1,50 m
n = 7,58 bh

Pengelolaan dan Pengendalian Air Hujan dalam Perumahan sebagai Upaya Konservasi Air Tanah | 25
Daru Pratomo, Much. Suranto Media Teknik Sipil, ISSN 1693-3095
e-ISSN 2597-7660

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Jumlah sumur resapan yang dibangun
pada kaveling sebagai penampung limpasan
air hujan dari semua atap bangunan rumah
dan carport sebanyak 20 unit yang diletakkan
pada masing-masing unit kaveling setiap satu
unit kaveling dibangun 2 unit sumur resapan,
satu unit diletakkan dibagian belakang ruang
terbuka kaveling dan satu unit diletakkan di
bagian depan ruang terbuka rumah (taman)
dengan dimensi sumur resapan diameter 1 m,
kedalaman 1,5 m.Jumlah sumur resapan yang
dibangun pada sepanjang saluran drainase
sebagai penampung limpasan air hujan dari
Gambar 1. Denah Site Plan jalan paving block sebanyak 8 unit yang
diletakkan di perbatasan antar unit kaveling
berada di bawah saluran drainase dengan
dimensi sumur resapan diameter 1 m,
kedalaman 1,5 m.
Saran
Perlu diadakan penelitian lebih detail
lagi untuk menentukan nilai permeabilitas
tanah setempat agar akurasi data lebih baik,
untuk menghitung volume air yang meresap
ke dalam tanah. Mengingat karakteristik dari
tanah di lingkungan Kabupaten Klaten
bervariasi mulai dari tanah yang berpasir,
lempung sampai bebatuan.Perlu data curah
hujan pada stasiun terdekat dari wilayah
penelitian untuk mendapatkan nilai tinggi
hujan harian rerata yang mendekati nilai
Gambar 2. Kondisi Eksisting sebenarnya.
Penggunaan hasil penelitian bisa
diimplementasikan untuk cakupan yang lebih
luas lagi yakni untuk wilayah Kabupaten
Klaten. Konversi pembuatan sumur resapan
secara komunal bisa dialokasikan pada lahan
terbuka hijau atau fasilitas umum baik yang
berada di lingkungan perumahan maupun
lingkungan terbuka lainnya milik pemerintah.
Sehingga pembuatan sumur resapan bisa
menggantikan cadangan resapan air tanah
pada lahan/area yang tertutup oleh bangunan
dan sarana lainnya.Demikian juga pada area
industri perlu adanya kontrol pengendalian
terhadap pembuatan sumur resapan atau area
cekungan untuk menampung air limpasan
permukaan sebagai pengganti muka tanah
terbuka yang dipakai sebagai bangunan
industri.
Gambar 3. Pembuatan Sumur Resapan

26 | Februari 2019, Hal. 19 -27


Volume 17, Nomor 1 Versi online:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/7515

DAFTAR PUSTAKA
Bradja M. Das. (1993). Mekanika tanah
Prinsip-prinsip, rekayasa geoteknik,
jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Badan Standardisasi Nasional. (2002). SNI
03-2453-2002, Tata Cara
Perencanaan Sumur Resapan Air
Hujan untuk Lahan Pekarangan.
Eka, A.,I., dan Ig. L. Setyawan P. (2013).
Rancangan Sumur Resapan air hujan
sebagai salah satu usaha konservasi
air tanah di perumahan Dayu Baru
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Moh. Masduki Hardjosuprapto, Ir. (1999).
Drainase perkotaan.
Nopandi V., P., dan Ivan I. (2014).
Penerapan Sumur Resapan pada
Perencanaan Drainase Wilayah di
Kecamatan Tarutung (Studi Kasus :
Kawasan Permukiman Kelurahan
Hutatoruan VII).
Sunjoto. (2007). Peningkatan Tampungan
Air Tanah Akibat Infiltrasi di
Saluran, Pros. Lokakarya Nasional
Rekayasa Penanggulanagan Dampak
Pengambilan Air Tanah, Dept.
ESDM. PLG, Jakarta 6 September
2007.
Sujono. (2005). Laporan Penelitian Survei
Drainase Lingkungan Kampus,
Yogyakarta.

Pengelolaan dan Pengendalian Air Hujan dalam Perumahan sebagai Upaya Konservasi Air Tanah | 27

You might also like