MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23/PMK.03/2020
TENTANG
INSENTIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK
WABAH VIRUS CORONA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
merupakan bencana nasional yang mempengaruhi
stabilitas ekonomi dan produktivitas sektor tertentu;
b. bahwa untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi,
daya beli masyarakat, dan produktivitas sektor tertentu
sehubungan dengan wabah Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) scbagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
memberikan insentif pajak dalam rangka mendukung
penanggulangan dampak virus corona dimaksud;
c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 huruf e
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, Pemerintah _bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
meliputi pengalokasian anggaran _penanggulangan
bencana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang memadai, serta untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 17C ayat (7) dan Pasal 17D ayat (3)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
V/Mengingat
-2-
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang,
Pasal 22 ayat (2) dan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan, dan Pasal 9 ayat (4d)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajai Penjualan
atas Barang Mewah, perlu mengatur pemberian insentif
pajak bagi Wajib Pajak terdampak wabah virus corona;
bahwa berdasarkan _pertimbangan —_sebagaimana
dimaksud dalam buruf a, huruf b, dan huruf c, peru
menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah
Virus Corona;
Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Penetapan - Peraturan = Pemerintah —Pengganti
Undang-Undang Nomor 5 ‘Tahun 2008 tentang
DA-3-
Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4893);
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8
‘Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5069);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
DyMenetapkan
-4-
7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG INSENTIF
PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK WABAH VIRUS
CORONA.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1, Undang-Undang Pajak Penghasilan, yang selanjutnya
disebut Undang-Undang PPh, adalah Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7
‘Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
2. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, yang
selanjutnya disebut Undang-Undang PPN, adalah
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah.
3. Pajak Penghasilan, yang selanjutnya disingkat PPh,
adalah Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang PPh.
4. Pegawai adalah adalah orang pribadi yang bekerja pada
pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan
UA10.
11.
oS
kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau
kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang
dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian
pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan pemberi
kerja.
Nomor Pokok Wajib Pajak, yang selanjutnya disingkat
NPWP, adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
Kantor Pelayanan Pajak, yang selanjutnya disebut KPP,
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak.
Wajib Pajak Berstatus Pusat, yang selanjutnya disebut
Wajib Pajak Pusat, adalah Wajib Pajak yang terdaftar di
KPP dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dengan kode
3 (tiga) digit terakhirnya adalah 000.
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor, yang selanjutnya
disebut KITE, meliputi Kemudahan Impor Tujuan Ekspor
Pembebasan, Kemudahan Impor Tujuan Ekspor
Pengembalian, dan/atau Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor Industri Kecil dan Menengah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan.
Perusahaan KITE adalah badan usaha yang telah
memenuhi ketentuan dan ditetapkan melalui keputusan
Menteri Keuangan untuk mendapatkan fasilitas KITE
sesuai perundang-undangan di bidang kepabeanan.
Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi
Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan
melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka
waktu tertentu sebagaimana__ ditentukan dalam
Undang-Undang KUP.
Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun
kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun
buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
Dsei
12. Pajak Pertambahan Nilai, yang selanjutnya disingkat
PPN, adalah Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang PPN.
13. Pengusaha Kena Pajak, yang selanjutnya disingkat PKP,
adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang
dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN.
BAB II
INSENTIF PPh PASAL 21
Pasal 2
(1) Penghasilan yang diterima Pegawai dengan kriteria
sebagai berikut:
a. menerima atau memperoleh penghasilan dari
pemberi kerja yang:
1. memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha
sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf
A yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini; dan/atau
2. telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE;
b. memiliki NPWP; dan
c. pada masa pajak yang bersangkutan menerima atau
memperoleh Penghasilan Bruto yang bersifat tetap
dan teratur yang disetahunkan tidak lebih dari
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah),
wajib dipotong PPh Pasal 21 setiap bulan oleh pemberi
kerja dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a
Undang-Undang PPh.
(2) Pajak Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditanggung
Pemerintah.
(3) Klasifikasi Lapangan Usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a angka 1 adalah sesuai Klasifikasi
Lapangan Usaha yang tercantum dan telah dilaporkan
pemberi kerja dalam Surat Pemberitahuan Tahunan PPh
Tahun Pajak 2018.
DA4)
(5)
(6)
7)
(a)
(2)
(3)
PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus dibayarkan secara tunai
oleh pemberi kerja pada saat pembayaran penghasilan
kepada Pegawai, termasuk dalam hal pemberi kerja
memberikan tunjangan PPh Pasal 21 atau menanggung
PPh Pasal 21 kepada Pegawai.
PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah yang diterima oleh
Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dari
pemberi kerja tidak diperhitungkan sebagai penghasilan
yang dikenakan pajak.
PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diberikan sejak Masa Pajak
April 2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020.
Contoh penghitungan PPh Pasal 21 ditanggung
Pemerintah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
buruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Pemanfaatan insentif PPh Pasal 21 ditanggung
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) dilakukan dengan menyampaikan pemberitahuan
secara tertulis oleh pemberi kerja kepada Kepala KPP
tempat pemberi kerja terdaftar secara _langsung
menggunakan format sesuai contoh sebagaimana
tercantum dalam Lampiran huruf C yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Insentif PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), berlaku
sejak Masa Pajak pemberitahuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan sampai dengan Masa Pajak
September 2020.
Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang disampaikan oleh pemberi kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a
angka 2 harus dilampiri dengan Keputusan Menteri
Keuangan mengenai penetapan sebagai perusahaan yang
7-8-
mendapat fasilitas KITE.
(4) Dalam hal pemberi kerja yang telah menyampaikan
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf a, Kepala KPP dalam jangka
waktu 5 (lima) hari kerja sejak menerima pemberitahuan,
menerbitkan surat pemberitahuan tidak —_berhak
memanfaatkan insentif PPh Pasal 21 DTP sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf D yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini,
Pasal 4
(1) Pemberi kerja harus menyampaikan laporan realisasi PPh
Pasal 21 ditanggung Pemerintah kepada Kepala KPP
tempat pemberi kerja terdaftar dengan menggunakan
formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf E
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Atas PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) wajib dibuatkan Surat
Setoran Pajak atau cetakan kode billing yang dibubuhi
cap atau tulisan "PPh PASAL 21 DITANGGUNG
PEMERINTAH EKS PMK NOMOR .../PMK.03/2020" oleh
pemberi kerja.
(3) Laporan realisasi PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampirkan
dengan formulir dan Surat Setoran Pajak atau cetakan
kode billing sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan paling lambat:
a. tanggal 20 Juli 2020, untuk Masa Pajak April 2020
sampai dengan Masa Pajak Juni 2020; dan
b. tanggal 20 Oktober 2020, untuk Masa Pajak Juli
2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020.
WAPasal 5
Pelaksanaan dan pertanggungjawaban belanja subsidi pajak
ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
mengenai mekanisme pelaksanaan dan pertanggungjawaban
atas pajak ditanggung Pemerintah.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
BAB Ill
INSENTIF PPh PASAL 22 IMPOR
Pasal 6
PPh Pasal 22 Impor dipungut oleh Bank Devisa atau
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada saat Wajib Pajak
melakukan impor barang.
Besarnya tarif PPh Pasal 22 Impor sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai pemungutan PPh Pasal 22
sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang
dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di
bidang lain.
PPh Pasal 22 Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibebaskan dari pemungutan kepada Wajib Pajak yang:
a, memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha
sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf F
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini; dan/atau
b. telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE.
Klasifikasi Lapangan Usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf a adalah sesuai Klasifikasi Lapangan Usaha
yang tercantum dan telah dilaporkan Wajib Pajak dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Tahun Pajak 2018.
Pembebasan dari pemungutan PPh sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diberikan melalui Surat
Keterangan Bebas Pemungutan PPh Pasal 22 Impor.
Permohonan Surat Keterangan Bebas sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) diajukan oleh Wajib Pajak secara
tertulis kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak Pusat-10-
terdaftar dengan menggunakan formulir sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran huruf G yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(7) Bagi Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b pengajuan Surat Keterangan Bebas sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) dilampiri dengan Keputusan
Menteri Keuangan mengenai penetapan _ sebagai
perusahaan yang mendapat fasilitas KITE.
(8) Kepala KPP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja sejak permohonan diterima menerbitkan:
a. Surat Keterangan Bebas Pemungutan PPh Pasal 22
Impor, apabila Wajib Pajak memenuhi; atau
b. Surat Penolakan, apabila Wajib Pajak tidak
memenuhi;
kriteria Klasifikasi Lapangan Usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a dan/atau Perusahaan
KITE sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran huruf H dan huruf I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(9) Jangka waktu pembebasan dari pemungutan PPh
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku sejak
tanggal Surat Keterangan Bebas diterbitkan sampai
dengan tanggal 30 September 2020.
(10) Wajib Pajak yang telah mendapatkan pembebasan PPh
Pasal22 Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
harus menyampaikan laporan realisasi pembebasan PPh
Pasal 22 Impor setiap 3 (tiga) bulan kepada Kepala KPP
dengan menggunakan formulir sebagaimana tercantum
dalam Lampiran huruf J yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(11) Laporan realisasi pembebasan PPh Pasal 22 Impor
sebagaimana dimaksud pada ayat (10) disampaikan
paling lambat:
a. tanggal 20 Juli 2020, untuk Masa Pajak April 2020
sampai dengan Masa Pajak Juni 2020; dan
DA
:-ll-
b. tanggal 20 Oktober 2020, untuk Masa Pajak Juli
2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020.
BABIV
INSENTIF ANGSURAN PPh PASAL 25,
Pasal 7
Besamya angsuran PPh Pasal 25 dalam Tahun Pajalc berjalan
yang masih harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk
setiap bulan dihitung berdasarkan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam:
a. Pasal 25 Undang-Undang PPh; dan/atau
Peraturan Menteri Keuangan mengenai penghitungan
angsuran Pajak Penghasilan dalam tahun pajak berjalan
yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak baru, bank,
Badan Usaha Mili Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
Wajib Pajak masuk bursa, Wajib Pajak lainnya yang
berdasarkan ketentuan diharuskan membuat laporan
keuangan berkala dan Wajib Pajak orang pribadi
pengusaha tertentu.
Pasal 8
(1) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (3) huruf a dan/atau huruf b, diberikan
pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 sebesar
30% (tiga puluh persen) dari angsuran PPh Pasal 25 yang
seharusnya terutang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7.
(2) Pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
menyampaikan pemberitahuan pengurangan besarnya
angsuran PPh Pasal 25 secara tertulis kepada Kepala KPP
tempat Wajib Pajak terdaftar secara _langsung
menggunakan format sesuai contoh sebagaimana
tercantum dalam Lampiran huruf C yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Wh-12-
(3) Pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku sejak Masa
Pajak pemberitahuan pengurangan _sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan sampai dengan
Masa Pajak September 2020.
(4) Contoh penghitungan pengurangan besarnya angsuran
PPh Pasal 25 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
huruf K yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 9
Terhadap Wajib Pajak yang tidak memenuhi kriteria
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a
dan/atau huruf b, Kepala KPP dalam jangka waktu paling
lama 5 (lima) hari kerja sejak menerima pemberitahuan
pengurangan angsuran PPh Pasal 25 menerbitkan surat
pemberitahuan bahwa Wajib Pajak bersangkutan tidak berhak
mendapatkan pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25
menggunakan format sesuai contoh sebagaimana tercantum
dalam Lampiran huruf D yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 10
(1) Wajib Pajak yang memanfaatkan pengurangan besarnya
angsuran PPh Pasal 25 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) harus menyampaikan laporan realisasi
pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 setiap 3
(tiga) bulan kepada Kepala KPP dengan menggunakan
formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf L
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri i
(2) Laporan realisasi pengurangan angsuran PPh Pasal 25
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling
lambat:
a, tanggal 20 Juli 2020, untuk Masa Pajak April 2020
sampai dengan Masa Pajak Juni 2020; dan
Ys-13-
b. tanggal 20 Oktober 2020, untuk Masa Pajak
Juli2020 sampai dengan Masa_—Pajak
September 2020.
BABV
INSENTIF PPN
Pasal 11
(1) Wajib Pajak yang:
a, memiliki Klasifikasi Lapangan Usaha sebagaimana
tercantum dalam Lampiran huruf F yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
atau
b. telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE,
dan menyampaikan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai
lebih bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dapat
diberikan pengembalian pendahuluan __kelebihan
pembayaran pajak sebagai PKP berisiko rendah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4c)
Undang-Undang PPN.
(2) Pengusaha Kena Pajak yang telah mendapatkan fasilitas
KITE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
melampirkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai
penetapan sebagai perusahaan yang mendapat fasilitas
KITE, dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN yang
diajukan permohonan pengembalian pendahuluan dalam
SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai yang diajukan
permohonan pengembalian pendahuluan.
(3) Surat Pemberitahuan Masa PPN yang diberikan
pengembalian pendahuluan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi SPT Masa PPN termasuk pembetulan
Surat Pemberitahuan Masa PPN, untuk Masa Pajak sejak
berlakunya Peraturan Menteri ini sampai dengan Masa
Pajak September 2020 dan disampaikan paling lama
tanggal 31 Oktober 2020.
WA
;-14-
(4) PKP berisiko rendah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan pengembalian pendahuluan, dengan
ketentuan sebagai berilcut:
a.
PKP dimaksud tidak perlu menyampaikan
permohonan penetapan sebagai PKP berisiko
rendah;
Direktur Jenderal Pajak tidak — menerbitkan
keputusan penetapan secara jabatan sebagai PKP
berisiko rendah; dan
PKP memiliki Klasifikasi Lapangan Usaha
sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf F
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini atau fasilitas KITE yang
diberikan kepada PKP masih berlaku pada saat
penyampaian Surat Pemberitahuan _lebih
bayar restitusi.
(5) Tata cara atas pengembalian pendahuluan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), kecuali penelitian terhadap
pemenuhan kegiatan tertentu, dilakukan sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara
pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
1 April 2020.-15-
Agar setiap orang = mengetahuinya, _ memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Maret 2020
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ted.
‘SRI MULYANI INDRAWATI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 23 Maret 2020
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 277
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
ub.
Plt, Kepala Bagian Administrasi Kementerian
iSYAH 2
$730213 199703 1 001-16-
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23/PMK.03/2020
TENTANG
INSENTIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK WABAH
VIRUS CORONA
A. KODE KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA (KLU) WAJIB PAJAK YANG
MENDAPATKAN FASILITAS PPh = PASAL_-—s21_—S DITANGGUNG
PEMERINTAH (DTP)
NO.
KODE
KLU.
NAMA KLU.
ToL10
|kBGIATAN RUMAH POTONG DAN PENGEPAKAN DAGING BUKAN UNGGAS
T0120
|KEGIATAN RUMAH POTONG DAN PENGEPAKAN DAGING UNGGAS
T0130
IINDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN PRODUK DAGING DAN DAGING
lunecas
Toait
[INDUSTRI PENGGARAMAN/PENGERINGAN IKAN
To2i7
INDUSTRI PENGASAPAN/PEMANGGANGAN IKAN
To2is
INDUSTRI PEMBEKUAN IAN
T0214
INDUSTRI PEMINDANGAN IKAN
10215 |
INDUSTRI PERAGIAN/FERMENTASI IKAN
T0216
INDUSTRI BERBASIS DAGING LUMATAN DAN SURIMI
T0217
INDUSTRI PENDINGINAN/PENGESAN IKAN
10219
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN LAINNYA UNTUK IKAN
022i
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN IKAN DAN BIOTA AIR (BUKAN UDANG)
DALAM KALENG
3
10222
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN UDANG DALAM KALENG
4
10291
INDUSTRI PENGGARAMAN/PENGBRINGAN BIOTA AIR LAINNYA
is
10292
INDUSTRI PENGASAPAN/PEMANGGANGAN BIOTA AIR LAINNYA
16
10295
INDUSTRI PEMBEKUAN BIOTA AIR LAINNYA
7
10294
INDUSTRI PEMINDANGAN BIOTA AIR LAINNYA
is
10295
INDUSTRI PERAGIAN/ FERMENTASI BIOTA AIR LAINNYA
9
10296
INDUSTRI BERBASIS LUMATAN BIOTA AIR LAINNYA
20
10297
INDUSTRI PENDINGINAN/ PENGESAN BIOTA AIR LAINNYA
2i
10299
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN LAINNYA UNTUK BIOTA AIR LAINNYA
2a
Tosid
INDUSTRI PENGASINAN/ PEMANISAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
2
T03i2
INDUSTRI PELUMATAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
34
10313
INDUSTRI PENGERINGAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
25
10314
INDUSTRI PEMBEKUAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
26
10320
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
DALAM KALENG.
a7
10330
INDUSTRI PENGOLAHAN SARI SUAH DAN SAYURAN
28
10391
INDUSTRI TEMPE KBDBLAT
23
70392
INDUSTRI TAHU KEDELAT
30
10399
INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN LAINNYA BUAH-BUAHAN DAN
‘SAYURAN
Si
Todi
INDUSTRI MINYAK MAKAN DAN LEMAK NABATT
EA
Toaia
INDUSTRI MARGARINE
a
To04is
[INDUSTRI MINVAK MAKAN DAN LEMAK HEWANT SELAIN IKAN
a
ioai4
[INDUSTRI MINVAKIKAN-17-
10] OBE waa
35 [TT SUETRT TTA GORE HORA aR RETA DAN MAR REAP SRW
26 | Towai” fROUSTATKOPRA
a7 | oa RDUSIRT MINYAK WARN KELAPA
2a | T0423 fROUSTRT TAR GORENG RELAPR
ae | owas” [NDUSTRI-TEPUNG aN PELST R=LAA
40 [10881 fOUSTRI INVA HAKAN REIAPAN SAW (ORUDW PALATOTH
[TORSO DUST AR GOREN KELAPA SAWIT
<2 [1080 NOUSTR MAR MARA Dn LEM RABAT DAN HENARTANIOR
4 | 108i0~ JNDUSTAIPENGOLATAN SUBU SEAR DAN KRG
44 10520 [INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU BUBUK DAN SUSU KENTAL oe
2 [ Toss NOUSTAT PENGOLARAW HS Kat
6:82 NUTR PENCOLATAN ES SEIANISNTA YANG DAT DAKAN CAN ES BATU
DAN BS BALOK)
[INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK DARI SUSU LAINNYA
@@ | 10611 INDUSTRI PENGGILINGAN DAN PEMBERSIRAN PRDI-PADIAN DAN BUCHAN
5 | “Tos12 [INDUSTRI PENGUPASAN, PEMBERSINAN DAN SORTASI KOBI
30 | 061 [INDUSTRI PENGUPASAN, PEMBERSINAN DAN PENGERINGAN KAKA
ST | 10614 [NDUSTRI PENGUPASAN DAN FEMBBRSIAN BUIF-BITAN BURAN ROPT DAN KARAO
32 | 10615 [INDUSTRI PENGUPAGAN DAN PENBERSIFIAN RACANG-KACANGAN
| 33-| 0616 [INDUSTRI PENGUPASAN DAN PEMBERSIIAN UMBI-UNBIAN (TERMASUR RIZOWA)
34 | 1067 [INDUSTRY TEPUNG THRIGU
SS] 1061S |NDUSTRI BERBAGAT MACAM TEPUNG DARI PABTPADIAN, BUT BUIAN, KAGANG-
IKACANGAN,
36] Tosat_ [INDUSTRI PAT UBI KAYO
37 | T0622 NDUSTRI BERBAGAT MACAM PAT PALMA
38 | 10623 [INDUSTRI GLUKOSA DAN SEJENISNTA
33 | Tosa9_ | NDUSTRI PAT LAINRTA
{0 | T0681 NDUSTRY PENGGICINGAN PADI DAN PENVOSOWAN BERAS
61 | 10632 [INDUSTRI PENGGILINGAN DAN PEMBERSIHAN JAGUNG
G2 10635 INDUSTRI TEPUNG BERAS DAN TEPUNG JAGUNG
8 | 10634 [INDUSTRI PAT BERAS DAN JAGUNG
4 | TO7IO” |NDUSTAI PRODUK ROT DAN RUE
35 | T0721 |NDUSTRI GUA PASIR
6 | 10722 [INDUSTRI GULA MERAH
@T | T0725 |NDUSTRI SIROP
S| 10729 [INDUSTRI PENGOLAHAN GUTA TAINNTA BURAN SIROP
@9 | 10731 [INDUSTRI KAKAO
70] T0733 |NDUSTRT NARANAN DARI CORBLAT DAN REMBANG GULA
710733 [INDUSTRI MANISAN BUAH-BURHAN DAN SAYURAN KERING
72 | T0735 [INDUSTRI KEMBANG GULA LAINNYA
73 | 10740 [INDUSTRI MARARONT, ME DAN PRODUK SEJBNISNYA
74 | 10750 [INDUSTRI MAKANAN DAN MASAKAN OLARAN
7S Tove] [INDUSTRI PENGOLATIAN KOPI DAN TET
76 | T0762 | NDUSTRI PENGOLAHAN HERBAL (HERS TNFUSTOR]
77 | 10771 [INDUSTRI KECAP fy
78 | 10772 |INDUSTRN BUMBU MASAK DAN PENYEDAP MASAKAN
73 | 1077S INDUSTRI PRODUK MASAK DARI KELAPA
30 | 1074 INDUSTRI PENGOLATIAN GARAM-18-
wo] "OBE AMA RLU
Br | Tor DUSTRY PRODUR WASH TARA
aa -so7eifNDUSTRT MARANA BAT
35 | TOTS pRDUSTRT RE BASH
i] "TO7SS NDUSTRT MAINA DART KEDECE DAN KACAN-EACANGAR THTRNYR BURR
[CAP TEMPE DAN TARU
36 | TOPOT|NDUSHRL RERUPOR, REMI, FEVER DAN SEEN
36] -Tare3NBUSTAT BRODUR WARANA TATA
‘87 | 10801 [INDUSTRI RANSUM MAKANAN HEWAN
35 | ToBG2pROUSTAT RONGENTRAT MAANAN HEWAR
35 [T7010 DUSTRY ONAN REREAS
90] 11020 [INDUSTRI MINUMAN ANGGUR (WINE)
3F | -FiasFNDUSTAT MINOWAN RRA DART WATT DAN WATT
92 [1100 -NOUSTRT MINNA RIAN
35 | 11050” ,NOUSTRE ATE NONUN DAN ATE VONERAT
34 | F165 NBUSTRE HANNAN LATTA
35 | 120i }NDUSTAT ROKOK RRBTER
36 | 12012” JNDUSTRTROKOK PUT
37 | 12019 NDUSTAY ROROK BAN CHROTOTARITA
3 | 12001 NDUSTRT PENGERINGAN DAN PENGOLARAN TENBARAU
96 | 12059 NDUSTRY BUNBU ROKOK SeRTA RELSNORAPAN RORGR TANITA
506] 18171 [NDUSTRT PARSTAPAN SBRAT TERSTH.
Toi) 13112” INDUSTRI PEMINTALAN BENANG
103] “13021 NDUSTRT PERTENCTAN (BUKAN PERTENUNAN KARUNG GONT DAN KARUNG
sr
54] TOTS” jNOUSTH RAI TENOR TAF
108] 9135 NUTR BOTT RUAN TENUNA
[106/ 13131 [INDUSTRI PENYEMPURNAAN BENANG
To7| 19132 FNOUSTRT PENTTENFORNAAN FA
108)” 13133” |INDUSTRI PENCETAKAN KAIN et
{G9nT | NDUSTRT RAW RATTAN
Ti]
13912 | NDUSTRI KAIN SULAMAN/BORDIR
Tig] 19913 [INDUSTRI BULU TIRUAN RAJUTAN
113] 19921 NDUSTRI BARANG JADI TEKSTIL UNTUK KEPERLUAN ROWAN TANGA
Tia] 13923 [NDUSTRUBARANG JADI TEKSTIL SULAMAN
TI5| 19923 _[NDUSTRU BANTAL DAN SEJENISNYA
116] 19924 INDUSTRY BARANG JADI RAJUTAN DAN SULANAN
TI7| 13929 |INDUSTRU BARANG JADI TEKSTIL LAINNYA
178] 19930 [INDUSTRI RARPET DAN FERMADAN
119] 13941 {INDUSTRI TALI si
120|_1a942_JINDUSTRE BARANG DARI TALT
Ti] 13997 [INDUSTRI KAIN PITA (NARROW FABRIQ)
123] 13992 [INDUSTRI YANG MENGHASILRAN RAIN KEPERLUAN INDUSTRI
123] "19503. [INDUSTRI NON WOVEN (BUKAN TENUNAN},
Ta] 1g084_ | NDUSTRI KAIN BAN
125] 13998 INDUSTRI KARUNG GONT
126] 19996 INDUSTRI KARUNG BUKAN GONI
MDA-19-
o,| KOBE AMA LU
sg7| T3997 | NDUSTRTRAPOR
108|19999[NDUGTAU TEKST, LAINNYA VOT
39] 1811 DUGTA FARATAN JADY RONVERG] DAR TEKST
130] 14112 [INDUSTRI PAKAIAN JADI (KONVEKSI) DARI KULIT
TST] 4130 PENOAITTAN DAW PEMEUATAN PARATAW SBSUAT PESAWAW
132| 14131 [INDUSTRI PERLENGKAPAN PAKAIAN DARI TEKSTIL
5] TA NDUGTR PERLENGKAPAN PAIGIAN DART ROUT
ye] 19200 [NDUGTRI FARATAN JABT DAW BARANG BART ROUT BERBUCU
8] 19901, NDUSTRI PARAIAN JADTRLIUTAN
16 [365 NUSTAT PARA IADY SOLANA /SORDTR
57-3880 NSUSTRT RATTAN AOS KART DAN SEENISNTA
15111 [INDUSTRI PENGAWETAN KULIT Fe
To] TSLa | NDUSTRI PENVANARAN OLE
0] T6113 ,NOUSTRT PENCELOPAN KOLT BOT
Tar] 38i¢ INDUSTRU ULI BUATAN MTAST
14a| Ts 121 | NSUSTRI BARANG BART RULIT BAN ROLY BUATAW UNTUR KEFERLUAN FRIBADT
143] T5122 INDUSTRY BARANG BART RULIT DAN KOLFTBUATAW ONTOR KEPERLUAN
fexnyisouste
44] TS12S” INDUSTRI BARANG DART KULIT DAN OLE BURTAN UNTOR KEPERLURN EWAN
45] TSI05” [RDUSTAT BARANG DART ULI DAN ROLF? BUATAN ONTOR REPERLUAN LAVA
46] T5201” RBUSTAT ALAS KART ONTUK KGPERLUAN SERARCHART
147] T8203” [RDUSRISEPATU OLATRNGR
145] 15260 RDUSTYSEPATO TROT LAPENGAN REPEREUAN INDUSTAT
55] T8209” fROUSTRT ALAS KARI TATA
60] T6101 |NDUGTRI PENGGERORTAN KAU
TST] T6102 NDUSTRT PENGAWETAN KA
165] Tei0d_ NOUSTRT PENGAWETAN ROTAN, BAMBU DAN SETENISNTR
6S] Teioe_[NOUSTRT FENGOLATAN ROTA
6a] TORI RBUSTAT EV LARS
65] soaia”[NDUSTRT KAYO LARS TANINASL, TERMASUK DECORRENE PLTWOOD
{66} 36210” [NOUSTRI PANBL KAVO TAINNTA
157| 16214 [INDUSTRI VENEER a
768] 162 NDUSTT BARANG BANGUNAN DART RYO
65] Ta2a5_[NDUSTU BANGUNAW FRAFABRIRAST DART AYO
160] 16250 [ROUSTRI WADAH BARI KAYO
161] 16351 | NDUSTRIBARANG ANVAMAN DART ROTAN DAN BAMBU
162] 16252 NDUSTAT BRRANG ANVAMAW DART TANRWAN BURAN ROTAN DAN EAVES
16g] 16259 [NOUSTRT KEROCINAN URIRAN DARI KAYO BUKAN MEBELLBR
Te2] 16254 [NOUGAT ALAT BAPUR DARI KAYO, ROTAN DAN BANU
165 | 16296” [NDUSTRT KAU BARAR DAN PELET KAYO
66] 162597 | NDUSTAT BRRANG DARI KAVU, ROTAN, GABUS TANRYA IDL
167| 17011 |INDUSTRI BUBUR KERTAS (PULP)
168|1701d” [NOUSTRT RERTAS BUDATA
5] T7015 NDUGTRT RERTAS BERHARGA
176] T7014 |RBUSTAT RERIAS KAUSUS
TAT] 176197 [NDUSTRI KERTAS CATRNTA
172] 1707 NOUSTRT RERTAS DAN PAPAN RERTAS BERCELOMBANG
TTS] FOG NBUSTRI RBWASAN DAN KOTAK DART KERTAS BAN RARTOW-20-
No,|
KODE
KLU
NAMA KLU
174
17091
INDUSTRI KERTAS TISSUE
175
17099
INDUSTRI BARANG DARI KERTAS DAN PAPAN KBRTAS LAINNYA YTDL
176
Tait
[INDUSTRI PENGETAKAN UMUM
177
Tea
INDUSTRI PENCETAKAN KHUSUS
178
18120
jASA PENUNJANG PENCETAKAN
i79
T8201
|REPRODUKSI MEDIA REKAMAN SUARA DAN PIRANTI LUNAK
180
18202
|REPRODUKSI MEDIA REXAMAN FILM DAN VIDEO
18
79100
INDUSTRI PRODUK DARI BATU BARA
182
19211
INDUSTRI PEMURNIAN DAN PENGILANGAN MINYAK BUMI
183
19212
INDUSTRI PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN GAS ALAM
134]
19213
[INDUSTRI PEMBUATAN MINYAK PELUMAS
185]
19214
INDUSTRI PENGOLAHAN KEMBALI MINYAK PELUMAS BEKAS
186
19291
INDUSTRI PRODUK DARI HASIL KILANG MINYAK BUMI
Ta?
19292
INDUSTRI BRIKET BATU BARA
733]
20LlL
INDUSTRI KIMIA DASAR ANORGANIK KHLOR DAN ALKALI
189
20112
INDUSTRI KIMIA DASAR ANORGANIK GAS INDUSTRI
190
Bois
[INDUSTRI KIMIA DASAR ANORGANIK PIGMEN
ist
Boia
[INDUSTRI KIMIA DASAR ANORGANIK LAINNYA
192
2011s
INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANI YANG BERSUMBER DARI HASIL PERTANIAN
193
20116
[INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK UNTUK BAHAN BAKU ZAT WARNA DAN PIGMEN,
IZaAT WARNA DAN PIGMEN,
194
BolT
INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK YANG BERSUMBER DARI MINYAK BUMI, GAS
ALAM DAN BATU BARA
198
2011s
[INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK YANG MENGHASILKAN BAHAN KIMIA KHUSUS
196
Bo11d
|INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK LAINNYA
197
20121
[INDUSTRI PUPUK ALAM/NON SINTETIS HARA MAKRO PRIMER
198
20122
[INDUSTRI PUPUK BUATAN TUNGGAL HARA MAKRO PRIMER
199
2012s
[INDUSTRI PUPUK BUATAN MAJBMUK HARA MAKRO PRIMER
200)
0124
INDUSTRI PUPUK BUATAN CAMPURAN HARA MAKRO PRIMER
201
20125
INDUSTRI PUPUK HARA MAKRO SEKUNDER
[202
20126
[INDUSTRI PUPUK HARA MiKRO
203;
201aT
INDUSTRI PUPOK PELENGKAP
204
20125
[INDUSTRI PUPUK LAINNYA
7205;
20iai
[INDUSTRI DAMAR BUATAN (RESIN SINTETIS) DAN BAHAN BAKU PLASTIK
[206
01a
INDUSTRI KARET BUATAN
207
20211
INDUSTRI BAHAN BAKU PEMBBRANTAS HAMA (BAHAN AKTIF)
308
oad
INDUSTRI PEMBERANTAS HAMA (FORMULASH
203
3oa1s
INDUSTRI ZAT PENGATUR TUMBUH
210)
‘Boait
INDUSTRI BAHAN AMELIORAN (PEMBENAH TANAH)
ait
20221
[INDUSTRI CAT DAN TINTA CBTAK
212
20222
[INDUSTRI PERNIS (TERMASUK MASTI)
21s
30288
[INDUSTRI LAK
Bia
20231
[INDUSTRI SABUN DAN BAAN PEMBORSIH KEPERLUAN RUMAH TANGGA
2s
20282
[INDUSTRI BAHAN KOSMBTIK DAN KOSMETIK, TERMASUK PASTA GIGI
BG
20291
INDUSTRI PERBKAT/LEM
27
20353
[INDUSTRI BAHAN PELEDAK
218
30293
[INDUSTRI TINTA
219)
720294
[;NDUSTRI MINVAK ATSIRI
ie-21-
wo,] "PE want
0] B95 ROUSTRE KORA
pat] 20209 NOUSTRY BARANG KIM TANGA VFO
'222| 20301 JiINDUSTRI SERAT/BENANG/STRIP FILAMEN BUATAN
1223 | 20302 }INDUSTRI ‘SERAT STAPEL BUATAN
Pi] Bi0i DUSTRY BARA FARDAST
5] 21012 NOUSTRY PRODUR PaROAST
[226] 21021 INDUSTRI SIMPLISIA (GAHAN OBAT TRADISIONAT)
|227| 21022 INDUSTRI PRODUK OBAT TRADISIONAL
255] D2IiT INDUSTRY BAN LUAR DAW BAN ORCA
85] 22112 BUST VOCKARISTR BAN
260] BB12i | NDUSTRYPENGASRPAN KART
er] 22122 DUSTRY REVITING KARST
ea] 22123" fNDUSTRE KART REMAN (CRUE RUBBER)
265] B2I91_ NDUSTRY BARANG DART KARET ONTO REPERLUAN ROWAN TANGR
5a] ATG NGUSTRT BARANG DARI KARET UNTOR EPERLUAN DUST
2s] 22109 DUSTRY EARANG DARI KARE LANA PTDL
a7] 22220 BUST BARANG BARI PLASTIC UNTOR PENGEMASAN
6) 2220” DUST FPA PLASTIK DAN PURLENGRAPARNTA
355] 2001 DUST BAAN FASTIN CEMBARAN
F653 DUSTRY PEREENGRAPAN DAN DERATATAN RUMAH TANGA TDAK TERUUASUR
uRMTrcR)
FT] RBS DUSTY BARING BAN PERALATAN TERROR INDUSTRY DART PEASTIR
Ea 09 INDUSTRY BANG PLAST TATA DL
PRG] 25111 DUSTRY ACA TENEARAN
pa] 2312 INDUSTRE RACK PENGAWAN
EG] Z8iiS” DUSTRY KACA TARA
6| 29121 DUSTRY PERLENGRAPAN DAN PERACATAW RUMAH TANGGA DART ENGR
FT| BSia2 MNOUSTRYALAT ALAT CABORATORIUME, FRTAMAST DAN RESBTATAN DART ECR
26] 25123 INDUSTRY KEMASAN DART RACK
[HO| BS1z0 DUSTRY BARANG tAINITEn DART RAGA
GO Ba8i1 DUSTRY BATA, MORTAR DAN SEMEN TATAN AT
251| 23619 [INDUSTRI BARANG TAHAN API DARI TANAH LIAT/KERAMIK LAINNYA
265] 2asai DUSTRY BATU BATA DARI TARA ATER
25S] 25502 INDUSTRY GENTENG DART TARA UAT/RERAUIR
254 23923 [INDUSTRI PERALATAN SANITER DARI PORSELEN —~
EG] 2920" NDUST BATA BANGUNAN DARI TANAH IAT/RORANGR BURA BATO BATA
eee ont CENTENG
256| ZapS1 DUSTRY PaSCENGRAPAN ROMAN TANGA DART PORSECEN
257] 28582 DUSTRY PERLBNGKAPAY ROMAN TANGA DART TARA WAT RERATR
255] ZR DUSTRY ATAT TABORATORIUN DAN ATAT LISTRIR] TERN DARI PORSETE
'259| 23539 [INDUSTRI BARANG TANAH LIAT/KERAMIK DAN PORSELEN LAINNYA BUKAN
Bava BANGUNA
EO] BBB NDUSTRT SEMEN
Zar] Baia NDUSTAT KAPUR
262] 23943” NDUSTRE PS
26S] B596I NOUSTRY BAAN DART SEER
26s] 25982 [NOUSTRE BARANG DART KAPUR
3e5| 0060” JNDUSTRC BATGANG DART SEMEN DAN KAPUR UNTUR RONSTRURS,-22-
KODE
no.| Sty NAMA KLU
[266 | 20984 _[INDUSTRI BARANG DARI GIPS UNTOK KONSTRUKST
[26723955 INDUSTRI BARANG DARI ASBES UNTUK KEPERLUAN BAHAN BANGUNAN
[268] 23956 INDUSTRI BARANG DARI ASBES UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI
[265 | 33557 INDUSTRI MORTAR ATAU BETON SIAP PAKAT
[270] 23959 INDUSTRI BARANG DARI SEMEN, KAPUR, GIPS DAN ASBES LAINNYA
271] 23961 INDUSTRI BARANG DARI MARMER DAN GRANIT UNTUK KEPERLUAN RUMAH
r|ANGGA DAN PAJANGAN
272) 25962 |INDUSTRI BARANG DARI MARMBR DAN GRANIT UNTUK KEPERLUAN BAHAN
IBANGUNAN
273 29963 INDUSTRI BARANG DARI BATU UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA DAN
[PAJANGAN
[274] 23865 INDUSTRI BARANG DARI MARMBR, GRANIT DAN BATU LAINNYA
275] 23990 |INDUSTRI BARANG GALIAN BUKAN LOGAM LAINNYA YIDL
276| 34101 INDUSTRI BESI DAN BAJA DASAR (RON AND STEEL MAKING)
277| 24103 |INDUSTRI PENGGILINGAN BAJA (STEEL ROLLING)
278] 24103 |INDUSTRI PIPA DAN SAMBUNGAN PIPA DARI BAJA DAN BEST
375| 24301 INDUSTRI PEMBUATAN LOGAM DASAR MULIA
'280| 24202 [INDUSTRI PEMBUATAN LOGAM DASAR BUKAN BESI
28i| 24203 INDUSTRI PENGGILINGAN LOGAM BUKAN BEST
282| 24204 INDUSTRI EKSTRUSI LOGAM BUKAN BEST
283] 24205 [INDUSTRI PIPA DAN SAMBUNGAN PIPA DARI LOGAM BUKAN BESI DAN BAJA
384 | 24206 INDUSTRI PENGOLAHAN URANIUM DAN BiuI URANIUM
285] 24310 [INDUSTRI PENGBCORAN BESI DAN BAJA
[286] 24320 [INDUSTRI PENGECORAN LOGAM BUKAN BESI DAN BAJA
[287| 25111 INDUSTRI BARANG DARI LOGAM BUKAN ALUMINIUM SIAP PASANG UNTUK
IBANGUNAN
[288] 25112 INDUSTRI BARANG DARI LOGAM ALUMINIUM SIAP PASANG UNTUK BANGUNAN
[289] 25113 INDUSTRI KONSTRUKSI BURAT SIAP PASANG DARI BAJA UNTUK BANGUNAN
[250] 25119 [INDUSTRI BARANG DARI LOGAM SIAP PASANG UNTUK KONSTROKSI LAINNYA
[291] 25120 [INDUSTRI TANGKI, TANDON AIR DAN WADA DARI LOGAM
[252] 25130 [INDUSTRI GENRATOR UAP, BUKAN KETEL PEMANAS
[253] 25200 INDUSTRI SENJATA DAN AMUNIST
[294] 25910 [INDUSTRI PENEMPAAN, PENGEPRESAN, PENCETAKAN DAN PEMBENTUKAN
LOGAM; METALURGI BUBUK
[255] 25920 [JASA INDUSTRI UNTUK BERBAGAT PENGERIAAN KHUSUS LOGAM DAN BARANG
DARI LOGAM
[236] 25931 [INDUSTRI ALAT POTONG DAN PERKAKAS TANGAN UNTUK PERTANIAN
[297] 25952 [INDUSTRI ALAT POTONG DAN PERKAKAS TANGAN PERTUKANGAN
[298] 25933 INDUSTRI ALAT POTONG DAN PERKAKAS TANGAN YANG DIGUNAKAN DALAM
RUMAH TANGGA
[259] 25934 [INDUSTRI PERALATAN UMUM
[300] "95940 INDUSTRI EMBER, KALENG, DRUM DAN WADAH SEJENIS DART LOGAM
301| 25951 [INDUSTRI BARANG DARI KAWAT
[302] 25952 [INDUSTRI PAKU, MUR DAN BAUT
303 25091 INDUSTRI BRANKAS, FILLING KANTOR DAN SEJENISNYA
[304] 25992 INDUSTRI PERALATAN DAPUR DAN PERALATAN MlJA DARI LOGAM
305] 25093 INDUSTRI KEPERLUAN RUMAH TANGGA DARI LOGAM BUKAN PERALATAN DAPUR
DAN PERALATAN MEJA
[306] 25994 [INDUSTRI PEMBUATAN PROFIL
[307] 25995 [INDUSTRI LAMPU DARI LOGAM
308] 25099 INDUSTRI BARANG LOGAM LAINNYA YTDL
[309] 26110 INDUSTRI TABUNG ELEKTRON DAN KONEKTOR ELEKTRONIK
MA