Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Tahapan Initial Public Offering (IPO)

dan Kewajiban Pasca IPO di Indonesia

Kelas: Hukum Tentang Surat Berharga dan Pasar Modal (A)

Dosen : 1. Dr. Arman Nefi, S.H., M.M.


2. Dr. Miftahul Huda, S.H., LL.M

Kelompok 27 :
Siti Geta Latiefah 1906411776
Sonya Marcellina 1906411782
Stefani Hamdani 1906411795
Sumitro Salim 1906411813
Susan Rianti Hanam 1906 411826

FAKULTAS HUKUM
MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2020
PROSES INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DALAM PASAR MODAL
INDONESIA

Kelompok 27
Siti Geta Latiefah 1906411776
Sonya Marcellina 1906411782
Stefani Hamdani 1906411795
Sumitro Salim 1906411813
Susan Rianti Hanam 1906411826
Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok

Abstract
Initial Public Offering or IPO can also be interpreted as a sale of shares by a company
to the public. Based on Capital Market Law Act Number 8/1995. Public offering is an
act of offering the stock of a particular company on a stock exchange market through
procedures from implemented regulations. IPO is often known as Go Public. It is
because after conducting an IPO, stocks are owned by the public based on the
procedures stipulated in the Capital Market Law Act and the implemented regulations.
Based on Article 70 paragraph (1) of the Capital Market Law Act, only issuers that
have approved the Registration Statement to the OJK can offer or sell stocks to the
public. In addition, there are parties involved in the IPO process such as Underwriters,
Public Accountants (Independent Auditors), Appraisals, Legal Consultants, Notaries
and the Securities Administration Bureau. As for the stages of the IPO process, there
are 4 stages which are the preparation stage, the submission stage of registration, the
stage of shares offering, and the stage of listing shares on the Stock Exchange Market.
The benefits of the IPO itself are obtaining new sources of assistance, providing
competitive advantages for business development, acquiring other companies by
financing through new stock issuers, increasing the ability of “Going Concerns”,
enhancing the company's image and increasing company value.
Keyword: Process, IPO, Capital Market, Stock Exchange.

Abstrak
Penawaran umum seringkali disebut sebagai Initial Public Offering (IPO). IPO juga
dapat diartikan sebagai suatu penjualan saham oleh suatu perseroan kepada masyarakat
umum. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(UUPM), Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh
emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam
Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaanya. IPO sering dikaitkan dengan go
public. Hal tersebut karena setelah melakukan IPO, maka akan ada kepemilikan saham
yang dimiliki oleh publik didalamnya yang dilakukan oleh emiten berdasarkan tata cara
yang diatur dalam UUPM dan peraturan pelaksananya. Pihak yang dapat melakukan
Penawaran Umum berdasarkan Pasal 70 ayat (1) UUPM hanyalah emiten yang telah
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK untuk menawarkan atau menjual
efek kepada masyarakat dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah efektif. Selain itu,

1
pihak-pihak yang terkait dalam proses IPO antara lain Penjamin Emisi (Underwriter),
Akuntan Publik (Auditor Independen), Penilai, Konsultan Hukum, Notaris dan Biro
Administrasi Efek. Adapun tahapan - tahapan proses IPO yaitu, Tahap Persiapan, Tahap
Pengajuan Pernyataan Pendaftaran, Tahap Penawaran Saham dan Tahap Pencatatan
Saham di Bursa Efek. Manfaat dari IPO sendiri antara lain untuk memperoleh sumber
pendanaan baru, memberikan keunggulan kompetitif untuk pengembangan usaha,
melakukan akusisi perusahaan lain dengan pembiayaan melalui penerbit saham baru,
peningkatan kemampuan Going Concern, meningkatkan citra perusahaan (Company
Image) serta meningkatkan nilai perusahaan (Company Value).
Kata Kunci: Proses, IPO, Pasar Modal, Bursa Efek.

Pendahuluan berdasarkan tata cara yang diatur dalam


Penawaran umum perdana seringkali UUPM dan peraturan pelaksananya.
disebut sebagai Initial Public Offering
(IPO). IPO juga dapat diartikan sebagai Mengenai harga penawaran efek
suatu penjualan saham oleh suatu (offering price) pada pasar perdana
perseroan kepada masyarakat umum. 1 ditetapkan bersama emiten dengan
Menurut Johan Arifin dalam bukunya, penjamin pelaksana emisi, sedangkan
IPO adalah penawaran perdana atas pembentukan harga efek di bursa di
suatu efek kepada masyarakat.2 dasarkan pada hukum permintaan dan
penawaran yang berlaku dalam
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
tentang Pasar Modal (selanjutnya (untuk selanjutnya disingkat dengan
disebut “UUPM”) mendefinisikan “Bapepam”).
penawaran umum.
“Penawaran Umum adalah Perumusan Masalah
kegiatan penawaran Efek yang Bertitik tolak dari latar belakang di atas,
dilakukan oleh Emiten untuk maka dirumuskan sebuah masalah yakni
menjual efek kepada masyarakat “Bagaimana tahapan Initial Public
berdasarkan tata cara yang diatur Offering (IPO) di pasar modal Indonesia
dalam Undang-Undang ini dan serta kewajiban emiten pasca Initial
peraturan pelaksanaanya.” Public Offering (IPO)?”

IPO sering dikaitkan dengan go public. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Hal tersebut terjadi karena setelah Tujuan dari penelitian ini untuk
melakukan IPO akan ada kepemilikan memperoleh data dan informasi yang
saham yang dimiliki oleh publik di berkaitan dengan proses penawaran
dalamnya yang dilakukan oleh Emiten umum perdana di pasar modal
Indonesia, yakni Untuk mengetahui
1
bagaimana proses tahapan-tahapan
E.A Koesin, Analisis Pasar Modal, Cetakan I,
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1992), hal. 65. Initial Public Offering (IPO) dalam
2
Johan Arifin dan Muhammad Fakhruddin, pasar modal di Indonesia serta
Kamus Pasar Modal, Akuntasi, Keuangan dan kewajiban emiten pasca Initial Public
Perbankan, (Jakarta: PT Elex Media Offering (IPO).
Komputindo, 1999), hal. 76.

2
Selain itu, penulisan ini diharapkan IPO merupakan salah satu cara suatu
dapat bermanfaat bagi: perseroan untuk mendapatkan dana
dengan melalui penjualan efek kepada
1. Secara teoritis, penulisan ini masyarakat. Dengan menjadi
diharapkan dapat memberikan perusahaan publik, banyak sekali
pemikiran dalam memahami teori manfaat yang dapat diperoleh
yang telah ada dan dalam praktek perusahaan, antara lain: 3
hukum pada umumnya baik di 1. Memperoleh sumber pendanaan
bidang hukum pasar modal. baru yang relative besar dan
2. Secara praktis, penulisan ini diterima sekaligus
diharapkan dapat bermanfaat untuk 2. Memberikan keunggulan kompetitif
memberikan pemikiran bagi ahli untuk pengembangan usaha;
hukum yang praktik di bidang 3. Meningkatkan citra perusahaan;
pasar modal khususnya bagi para 4. Meningkatkan nilai perusahaan
emiten yang hendak melakukan 5. Peningkatan kemampuan Going
penawaran umum di bidang pasar Concern
modal. 6. Proses Relatif mudah4
7. Pembagian dividen berdasarkan
Metode Penulisan
keuntungan
Penulisan ini menggunakan metode
8. Penyertaan masyarakat biasanya
yuridis normatif artinya penulisan
tidak masuk dalam manajemen
menekankan pada peraturan perundang-
9. Memberikan kesempatan kepada
undangan yang berkaitan dengan
masyarakat untu kturut serta
permasalahan yang dikaji dengan tujuan
memiliki saham perusahaan,
untuk menganalisis norma-norma yang
sehingga dapat mengurangi
terdapat dalam peraturan perundang-
kesenjangan social
undangan di bidang pasar modal dan
10. Emiten akan lebih dikenal oleh
perusahaan, khususnya norma-norma
masyarakat (go public merupakan
dalam bidang pasar modal.
media promosi) secara gratis
Bahan hukum yang digunakan adalah:
11. Memberikan kesempatan bagi
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-
koperasi dan karyawan perusahaan
bahan yang merupakan peraturan
untuk membeli saham
perudang-undangan.
2. Bahan hukum sekunder, yaitu
Selain mendapatkan manfaat
bahan-bahan yang berisi penjelasan
sebagaimana dijelaskan diatas, adapun
terhadap hukum primer yang
yang menjadi tujuan dilaksanakannya
diperoleh dari buku-buku, majalah,
serta karya tulis yang berkaitan
dengan permasalahan yang
dibahas.
3
Proses Penawaran Umum (IPO) Ibid., hal. 1-4.
4
1. Manfaat, Kelebihan, Kekurangan Tjitono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin,
Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya
IPO Jawab, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
2001), hal. 43.

3
IPO oleh suatu perusahaan dapat dilihat 1. Hilangnya kepemilikan sejumlah
dari 2 aspek, yaitu:5: saham lama sehingga
1. Aspek Finansial: mengakibatkan berkurangnya
a. Untuk meningkatkan kontrol pemilik lama terhadap
permodalan, memperbaiki manajemen perusahaan;
struktur keuangan perusahaan 2. Proses penawaran umum memakan
(Refinancing/Restrukturisasi banyak waktu dan biaya;
Permodalan) 3. Perusahaan yang menjadi Emiten
b. Mengurangi Cost of Fund atau perusahaan publik wajib
c. Merupakan sumber pendanaan mengumumkan besarnya laba
jangka panjang. perusahaan dan cara pembagian
2. Aspek Non Finasial: dividen.
a. Meningkatkan kepercayaan 4. Efek yang diterbitkan atau dijual
masyarakat ada kemungkinan tidak terjual
b. Meningkatkan profesionalisme seluruhnya.
c. Pemasaran perusahaan melalui
ekspansi bisnis atau perluasan 2. Pihak-Pihak Terkait dalam IPO
usaha; dan Dalam pelaksanaan sebuah IPO,
d. Investasi baru terdapat pihak-pihak yang terkait dalam
pelaksanaan IPO, antara lain:8
Dalam melakukan IPO terdapat 1. Otoritas Jasa Keuangan
beberapa kelebihan menjadi perusahaan Badan yang memiliki kewenangan
publik atau perusahaan yang untuk melakukan pembinaan,
6
mengajukan IPO, antara lain: pengaturan dan pengawasan pasar
1. Perusahaan akan menadapatkan modal di Indonesia.
tambahan dana dari hasil penjualan 2. Emiten
saham; Perusahaan yang akan memperoleh
2. Dapat meningkatkan prestise dan dana di pasar modal dengan
bonafiditas perusahaan di mata melaksanakan penawaran umum,
masyarakat; perolehan dana tersebut didapat
3. Likuiditas keuangan perusahaan dengan cara menjual efek kepada
bertambah lancar. masyarakat luas.
3. Bursa Efek9
Selain terdapat kelebihan, terdapat juga Pihak yang menyelenggarakan dan
kekurangan melakukan IPO, antara menyediakan sistem dan atau
lain:7 sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-
5
Djohan Widagdo, “IPO (Initial Public pihak lain dengan tujuan
Offering) dan Aspek Perpajakannya”, memperdagangkan efek diantara
http://djohanwidagdo.wordpress.com/2011/02/0
2/ipo-initial-public-offering-dan-aspek-
perpajakannya/ diakses tanggal 9 April 2020. 8
Rusdin, Pasar Modal, cet.1, (Bandung:
6 Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Buku Pintar Alfabet, 2006), hal. 18
9
Hukum Bisnis Pasar Modal¸ (Jakarta: M. Irsan Nasarudin dan Indra Suray, Aspek
Transmedia Pustaka, 2010), hal. 293 Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta:
7 Ibid., hal. 294. Prenada, 2006), hal. 181.

4
mereka. Pengaturan mengenai Perantara Pedagang Efek adalah
Bursa Efek diatur dalam PP Nomor aktivitas pada perusahaan efek yang
45 Tahun 1995 tentang melakukan kegiatan usaha jual-beli
Penyelenggaraan Kegiatan di efek untuk kepentingan sendiri atau
Bidang Pasar Modal. pihak lain
4. Lembaga Kliring dan Penjamin Manajer Investasi adalah pihak
Pihak yang menyelenggarakan jasa yang kegiatan usahanya mengelola
kliring dan oleh penjaminan portfolio efek untuk pada nasabah
transaksi bursa agar terlaksana atau mengelola portfolio investasi
secara teratur, wajar, dan efisien. kolektif untu ksekelompok nasabah,
Lembaga yang telah memperoleh kecuali perusahaan asuransi, dana
izin usaha sebagai lembaga kliring pension dan bank yang melakukan
dan penjaminan oleh Bapepam sendiri kegiatan usahanya
adalah PT. Kliring Penjamin Efek berdasarkan peraturan perundang-
Indonesia (PT. KPEI). Pengaturan undangan yang berlaku.
mengenai Lembaga Kliring dan Penasihat Investasi adalah pihak
Penjamin diatur dalam BAB II PP yang memberi nasihat kepada pihak
No. 45 Tahun 1995 tentang lain mengenai penjualan atau
Penyelenggaran Kegiatan di Pasar pembelian efek.10
Modal. 7. Lembaga Penunjang Pasar Modal
5. Lembaga Penyimpanan dan yang terdiri dari:
Penyelesaian 1) Biro Adminstrasi Efek
Pihak yang menyelenggarakan Pihak yang berdasarkan kontrak
kegiatan custodian sentral bagi dengan emiten melakukan
bank custodian, perusahaan efek, pencatatan pemilikan efek dan
dan pihak lain. Lembaga yang telah pembagian hak yang berkaitan
memperoleh izin usaha sebagai dengan efek.
lembaga penyimpanan dan 2) Kustodian
penyelesaian oleh Bapepam adalah Pihak yang memberikan jasa
PT. Kustodian Sentral Efek penitipan efek dan harta lain
Indonesia (PT. KSEI). berkaitan dengan efek serta jasa
6. Perusahaan Efek lain, termasuk menerima
Perusahaan yang mempunyai dividen, bunga, hak lain,
aktivitas ebagai Perantara Pedagang menyelesaikan transaksi efek,
Efek, Penjamin Emisi Efek, dan mewakili pemegang
Manajer Investasi atau gabungan rekening yang menjadi
dari ketiga kegiatan tersebut. nasabahnya.
Penjamin Emisi Efek adalah salah 3) Wali Amanat
satu aktivitas pada perusahaan efek Pihak yang mewakili
yang melakukan kontrak dengan kepentingan pemegang efek
emiten untuk melaksanakan bersifat utang.11
penawaran umum dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli
10
sisa efek yang tidak terjual. Rusdin, op. cit., hal 19.
11
Rusdin, op.cit., hal. 20.

5
8. Profesi Penunjang Pasar Modal12 Rp5.000.000.000,- (lima miliar
1) Akuntan Rupiah) dengan laporan keuangan
Akuntan yang telah auditan tahun buku terakhir
memperoleh izin dari menteri memperoleh opini Wajar Tanpa
dan terdaftar di Bapepam. Pengecualian dari akuntan publik
2) Konsultan Hukum yang terdaftar di Otoritas Jasa
Ahli hukum yang memberikan Keuangan (untuk selanjutnya
pendapat hukum kepada pihak disebut “OJK”), menjual sekurang-
lain yang terdaftar di Bapepam. kurangnya 150.000.000 (seratus
3) Penilai lima puluh juta) saham atau: (1)
Pihak yang memberikan 20% (dua puluh persen) dari jumlah
penilaian atas asset perusahaan saham yang diterbitkan
dan terdaftar di Bapepam. 2. Untuk ekuitas kurang dari
4) Notaris Rp500.000.000.000 (lima ratus
Pejabat umum yang berwenang miliar Rupiah); (2) 15% (lima belas
membuat akta autentik dan persen) dari jumlah saham yang
terdaftar di Bapepam. diterbitkan - untuk ekuitas mulai
5) Profesi lain yang ditetapkan dari Rp500.000.000.000 (lima ratus
dengan Peraturan Pemerintah miliar Rupiah) sampai dengan
Rp2.000.000.000.000 (dua triliun
3. Syarat-Syarat IPO Rupiah); (3) 10% (sepuluh persen)
Pasal 70 ayat (1) UUPM menyatakan dari jumlah saham yang diterbitkan
bahwa yang dapat melakukan 3. Untuk ekuitas lebih dari
Penawaran Umum hanyalah Emiten Rp2.000.000.000.000 (dua triliun
yang telah menyampaikan Pernyataan Rupiah) dan jumlah pemegang
Pendaftaran kepada Bapepam (sekarang saham publik sekurang-kurangnya
OJK) untuk menawarkan atau menjual 500 (lima ratus) pihak, dapat
efek kepada masyarakat dan Pernyataan menjadi perusahaan publik yang
Pendaftaran tersebut telah efektif. sahamnya diperdagangkan di Bursa

Selain syarat-syarat yang telah 4. Tahapan IPO


disebutkan pada Pasal 70 ayat (1) Proses IPO dapat dibagi menjadi 4
UUPM, terdapat juga syarat yang wajib (empat) tahap, yaitu:
dipenuhi oleh calon Emiten, antara lain: 1. Tahap Persiapan13
1. Setiap Perseroan Terbatas (PT) Dalam tahap ini, calon Emiten
yang telah beroperasi sekurang- melakukan:
kurangnya 12 bulan, memiliki 1) RUPS guna meminta persetujuan
Aktiva Bersih Berwujud RUPS;
sekurangkurangnya 2) Menunjuk Penjamin Pelaksana
Emisi (Underwriter) serta
12
Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun Lembaga dan Profesi Penunjang
1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara
Republik Indonesia (LNRI) Tahun 1995 Nomor
13
64, dan Tambahan Lembaran Negara (TLN) Bursa Efek Indonesia, op.ci., diakses tanggal
Nomor 3608, Penjelasan Pasal 65. 12 April 2020.

6
Pasar Modal untuk membantu perubahan dan/atau tambahan
mempersiapkan seluruh informasi kepada calon Emiten.
dokumen yang diperlukan, Pernyataan Pendaftaran menjadi
seperti: efektif paling lama hari ke-45
a. Anggaran dasar berikut apabila:
amandemennya yang a. OJK tidak meminta
disiapkan Notaris dan perubahaan dan/atau
disahkan oleh instansi yang tambahan informasi
berwenang; b. OJK meminta perubahaan
b. Laporan Keuangan yang dan/atau tambahan informasi,
diaudit oleh Akuntan Publik maka hari ke-45 dihitung
yang terdaftar di OJK; sejak penyerahan dokumen
c. Legal Audit dari Konsultan perubahan dan/atau tambahan
Hukum yang terdaftar di
OJK; 3. Tahap Penawaran Saham
d. Laporan Penilaian dari Setelah Pernyataan Pendaftaran
Penilai Independen yang dinyatakan efektif oleh OJK, maka
terdaftar di OJK, jika ada; calon Emiten sudah dapat
e. Prospektus Penawaran menawarkan sahamnya kepada
Umum; dan beberapa investor. Masa penawaran umum ini
dokumen lain sebagaimana dilakukan paling kurang 1 (satu)
yang diatur dalam ketentuan hari kerja dan paling lama 5 (lima)
yang berlaku. hari kerja (Peraturan Bapepam
f. Profil perusahaan serta Nomor IX.A.2 Nomor 5 huruf c).
informasi tentang rencana
IPO Apabila jumlah permintaan saham
oleh investor selama masa
2. Tahap Pengajuan Pernyataan penawaran melebihi jumlah saham
Pendaftaran14 yang ditawarkan (over subscribe),
Pada tahap ini calon Emiten yang maka dilakukan penjatahan saham
telah melengkapi dokumen- yang dilakukan selambat-lambatnya
dokumen yang diperlukan dapat 2 (dua) hari kerja setelah
menyampaikan Pernyataan berakhirnya masa penawaran
Pendaftaran ke Otoritas Jasa umum. 15 Uang pesanan investor
Keuangan (OJK). Dalam tahap yang pesanan sahamnya tidak
ini, jika OJK merasa masih ada dipenuhi harus dikembalikan
kekurangan kelengkapan (refund) kepada investor setelah
dokumen, OJK dapat meminta penjatahan.

14
Boby Hartanto, “Analisa Pengaruh Reputasi
Underwriter, Auditor, dan Auditor Spesialis
Industri Terhadap IPO Underpricing Pada 15 Dinda Nirmalasaari Tarigan, “Pengaruh
Perusahaan Yang IPO Di Bursa Efek Indonesia Manajemen Laba Terhadap Underpricing
Pada Tahun 2008-2012”, Skripsi Universitas Saham IPO dan Underperformance Pasca-IPO”,
Indonesia,2014, hal. 28. Skripsi Universitas Indonesia, 2012, hal. 24

7
Setelah selesai melakukan penjualan Emiten yang belum memenuhi
saham di pasar perdana, selanjtunya syarat-syarat agar sahamnya dapat
saham tersebut dicatatkan di Bursa dicatatkan pada Papan Utama
Efek Indonesia sampai perdagangan (Peraturan Bapepam Nomor IX.A.2
di pasar sekunder dilaksanakan Nomor 5 huruf g).
selambat-lambatnya 90 (Sembilan
puluh) hari sesudah dimulainya Selain itu terdapat syarat untuk
masa penawaran umum atau 30 (tiga melakukan pencatatan saham di
puluh) hari sesudah ditutupnya masa Bursa Efek Indonesia sebagaimana
penawaran umum tersebut ternyata dalam Surat Keputusan
tergantung mana yang lebih dahulu. Direksi PT. Bursa Efek Indonesia
No. Kep-00183/BEI/12-2018,
Apabila diringkas, maka yaitu:
kegiatan/tahap penawaran saham a. Badan hukum calon Emiten
meliputi: berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
a. Penawaran; b. Pernyataan Pendaftaran yang
b. Penjatahan; disampaikan ke OJK dinyatakan
c. Pengembalian Dana; efektif.
d. Penyerahan Saham; dan c. Memiliki Komisaris Independen
e. Pencatatan Saham/Perdagangan sekurang-kurangnya 30% dari
Saham16 jajaran anggota Dewan Komisaris,
memiliki Direktur tidak terafiliasi,
4. Tahap Pencatatan Saham di memiliki Komite Audit atau
Bursa Efek menyampaikan pernyataan untuk
Saham yang telah dijual di pasar membentuk Komite Audit paling
perdana dapat dicatatkan dan lambat 6 bulan setelah tercatat,
diperdagangkan di Bursa Efek memiliki Sekretaris Perusahaan.
Indonesia selambat-lambatnya 3 d. Nilai nominal saham sekurang-
(tiga) hari kerja setelah tanggal kurangnya Rp100 (seratus Rupiah)
penjatahan tersebut. e. Calon Emiten tidak sedang dalam
sengketa hukum yang diperkirakan
BEI membagi dua papan dapat memengaruhi kelangsungan
pencatatan, yaitu Papan Utama dan perusahaan.
Papan Pengembangan. Papan f. Bidang usaha baik langsung atau
Utama ditujukan untuk Emiten tidak langsung tidak dilarang oleh
yang nilai aktiva berwujud bersih undang-undang yang berlaku di
sekurang-kurangnya Rp. Indonesia.
100.000.000.000 (seratus milyar g. Khusus calon Emiten yang
Rupiah), sedangkan Papan bergerak dalam industri pabrikan,
Pengembangan adalah khusus bagi memiliki sertifikat AMDAL
pencatatan saham-saham yang (analisis dampak lingkungan) dan
tengah berkembang atau bagi tidak dalam masalah pencemaran
lingkungan dan calon Emiten yang
16
bergerak dalam industri kehutanan
Ibid.

8
harus memiliki sertifikat semua order yang diteirmanya ke
ecolabelling (ramah lingkungan). dalam sitem computer JATS. Di
h. Persyaratan pencatatan awal yang lantai bursa, terdapat ratusan
berkaitan dengan hal finansial terminal JATS yang menjadi
didasarkan pada laporan keuangan sarana entry order-order dari
auditan terakhir sebelum nasabah. Seluruh order yang
mengajukan permohonan masuk ke sistem JATS dapat
pencatatan. dipantau baik oleh floor trader,
petugas di kantor broker dan
Dilihat dari prosesnya, maka urutan investor. Dalam tahap ini, terdapat
perdagangan saham atau Efek lainnya komunikasi antara pihak broker
dapat dijelaskan sebagai berikut:17 dengan investor agar dapat
1. Menjadi Nasabah di Perusahaan terpenuhinya tujuan order yang
Efek disampaikan investor baik untuk
Pada bagian ini, seseorang yang beli maupun jual.
akan menjadi investor terlebih Termasuk pada tahap ini,
dahulu menjadi nasabah atau berdasarkan perintah investor,
membuka rekening di salah satu floor trader melakukan beberapa
broker atau Perusahaan Efek. perubahan order, seperti
Setelah resmi terdaftar menjadi perubahan harga penawaran, dan
nasabah, maka investor dapat beberapa perubahan lainnya.
melakukan kegiatan transaksi. 5. Transaksi terjadi
2. Order dari Nasabah Pada tahap ini order yang
Kegiatan jual beli saham diawali dimasukkan ke sistem JATS
dengan instruksi yang bertemu dengan harga yang sesuai
disampaikan investor kepada dan tercatat di sistem JATS
broker. Pada tahap ini, perintah sebagai transaksi yang telah
atau order dapat dilakukan secara terjadi, dalam arti sebuah order
langsung dimana investor datang beli atau jualtelah bertemu dengan
ke kantor broker atau order harga yang cocok.
disampaikan melalui sarana Pada tahap ini pihak floor trader
komunikasi seperti telepon atau atau petugas di kantor broker akan
sarana komnikasi lainnya. memberikan informasi kepada
3. Diteruskan ke Floor Trader investor bahwa order yang
Setiap order yang masuk ke disampaikan telah terpenuhi.
broker selanjutnya akan 6. Penyelesaian Transaksi
diteruskan ke petugas broker Tahap akhir dari sebuah siklus
tersebut yang berada di lantai transaksi adalah penyelesaian
bursa atau yang sering disebut transaksi atau sering disebut
floor trader settlement. Investor tidak otomatis
4. Masukkan order kepada JATS mendapatkan hak-haknya karena
Floor Trader akan memasukkan pada tahap ini dibutuhkan
beberapa proses seperti kliring,
17
pemindahbukuan, dan lain-lain
Agus Salim Harahap, op.cit., hal 136-137.

9
hingga akhirnya hak-hak investor Dalam melakukan IPO terdapat
terpenuhi, seperti investor yang kendala-kendala yang dihadapi oleh
menjual saham akan mendapatkan suatu perusahaan, kendala-kendala
uang, sementara investor yang yang dihadapi oleh perusahaan-
melakukan pembelian saham perusahaan yang melakukan IPO,
mendapatkan saham. Dalam BEI, yaitu pada saat penetapan harga
proses penyelesaian transaksi saham perdana pada IPO atau saat go
berlangsung selama 3 hari bursa. publik karena tidak ada harga pasar
Artinya jika melakukan transaksi sebelumnya yang dapat diobservasi
hari ini, maka hak-hak kita kaan untuk dipakai sebagai penetapan
dipenuhi selama 3 hari bursa penawaran.
berikutnya, atau dikenal dengan
istilah T+3. Selain itu kebanyakan dari
perusahaan yang akan go publik
5. Efektivitas IPO mempunyai sedikit atau sama sekali
Suatu Perseroan menjadi terbuka tidak mempunyai pengalaman terhadap
ketika perubahan anggaran dasar suatu penetapan harga ini. Sebenarnya sebuah
Perseroan telah mendapat persetujuan perusahaan yang ingin go publik harus
dari Menteri 18 , Sedangkan yang berhubungan dengan underwriter atau
menjadi pertimbangan oleh Menteri penjamin emisi. Di sini terjadi
dalam memberikan persetujuan bagi penentuan harga saham yang
perusahaan yang tertutup menjadi ditetapkan bersama antara perusahaan
terbuka yaitu: (emiten) bersama pihak penjamin
a. Efektif pernyataan pendaftaran (underwriter). Oleh karena itu
yang diajukan kepada lembaga berdasarkan Surat Keputusan (SK)
pengawas di bidang pasar modal Ketua Bapepam No. Kep
bagi Perseroan Publik; atau 01/PM/1988 Pasal 11 bahwa penjamin
b. Dilaksanakan penawaran umum emisi (Underwriter) berperan dalam
bagi Perseroan yang mengajukan penetapan harga saham di pasar
pernyataan pendaftaran kepada perdana.
lembaga pengawas di bidang
pasar modal untuk melakukan Kendala lain yang terjadi dalam
penawaran umum saham sesuai IPO adalah harga saham perdana
dengan ketentuan peraturan cenderung underpricing. Sebagiamana
perundang-undangan di bidang telah diuraikan diatas bahwa
pasar modal.19 Underpricing adalah suatu keadaan
dimana harga saham pada saat
6. Kendala IPO penawaran perdana lebih rendah
dibandingkan dengan ketika
18 diperdagangkan di pasar sekunder.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Bagi perusahaan yang mengeluarkan
Negara Republik Indonesia (LNRI) Tahun 2007 saham, apabila terjadi underpricing
Nomor 106, dan Tambahan Lembaran Negara berarti kehilangan kesempatan untuk
(TLN) Nomor 4756, Pasal 23 ayat (1). mendapatkan dana maksimal.
19
Ibid., Pasal 25 ayat (1).

10
Sebaliknya bila terjadi overpricing menjalankan kewajibannya dalam pasar
perusahaan akan berhasil menghimpun modal berarti keharusan Emiten,
dana lebih murah, sehingga akan perusahaan publik dan pihak lain
mendapatkan dana yang maksimal. tunduk kepada UUPM untuk
Kondisi Underpricing ini menyebabkan menginformasikan kepada masyarakat
terjadinya positive Initial Return (IR), dalam waktu yang tepat seluruh
Dimana keuntungan yang diperoleh informasi material mengenai usahanya
pemegang saham karena perbedaan atau efeknya yang dapat berpengaruh
harga saham yang dibeli di pasar terhadap keputusan pemodal terhadap
perdana saat IPO dengan harga jual efek yang dimaksud atau harga dari efek
yang bersangkutan di hari pertama tersebut.
dipasar sekunder. Para pemilik
perusahaan menginginkan agar dapat Investor sangat membutuhkan informasi
meminimalisir underpricing, karena dari perusahaan yang melakukan emisi
terjadinya underpricing akan di bursa efek guna mengukur nilai
menyebabkan transfer kemakmuran imbalan dan pengelolaan risiko
(wealth) dari pemilik kepada para investasinya.
investor
Dengan demikian tingkat efisiensi pasar
7. Kewajiban Emiten Pasca IPO modal ditentukan oleh ketersediaan
Setelah suatu perseroan menjadi informasi tersebut. Keterbukaan
Emiten, maka Perseroan tersebut informasi perusahaan yang menerbitkan
memiliki kewajiban untuk saham sangat dibutuhkan oleh investor.
menyampaikan informasi penting yang Prinsip keterbukaan menjadi persoalan
berbentuk laporan berkala dan laporan inti di pasar modal dan sekaligus
kejadian penting. Apabila terjadi merupakan jiwa pasar modal itu sendiri.
kelalaian dalam menyampaikan laporan Keterbukaan tentang fakta material
berkala dan laporan kerjadian penting sebagai jiwa pasar modal didasarkan
maka akan dikenakan sanksi oleh OJK. pada keberadaan prinsip keterbukaan
Disamping itu, emiten juga harus yang memungkinkan tersedianya bahan
memenuhi syarat substansial, yakni pertimbangan bagi investor, sehingga ia
informasi yang disampaikan harus secara rasional dapat mengambil
benar, lengkap dan akurat. Apabila keputusan untuk melakukan pembelian
syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka atau penjualan saham. 21
emiten atau siapa saja pihak yang
bertanggung jawab untuk Dalam Pasal 85 UUPM diatur bahwa
menyampaikan informasi akan Bursa Efek, Lembaga Kliring dan
dikenakan sanksi, karena hal ini Penjaminan, Lembaga Penyimpanan
dianggap sebagai penipuan. 20 dan Penyelesaian, Reksa Dana,
Bedasarkan Pasal 1 angka 25 UUPM, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi,
penerapan prinsip keterbukaan dalam Biro Administrasi Efek, Bank
Kustodian, Wali Amanat, dan Pihak
20
Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar
Modal, Program Pascasarjana Universitas
21
Indonesia, (Jakarta, 2001), hlm. 9. Ibid., hal. 15.

11
lainnya yang telah memperoleh izin, keuangan berkala tersebut kepada
persetujuan, atau pendaftaran dari OJK Emiten, dimana laporan
wajib menyampaikan laporan kepada disampaikan kepada OJK dan
OJK. diumumkan kepada masyarakat.

Dengan demikian, setelah OJK Laporan tersebut disusun secara


mengeluarkan pernyataan pendaftaran berkala per 3 bulan yang
efektif, Emiten berkewajiban untuk disampaikan selambat-lambatnya
menyampaikan laporan realisasi pada tanggal 15 bulan berikutnya.
penggunaan dana hasil IPO kepada Jika terjadi perubahan penggunaan
OJK. dana, makahal tersebut harus
disampaikan oleh Emiten kepada
Emiten wajib menyampaikan informasi OJK dan perubahan tersebut harus
secara lengkap dan akurat. Dikatakan mendapatkan persetujuan dari
lengkap apabila informasi yang Rapat Umum Pemagang Saham
disampaikan itu utuh, tidak ada yang (RUPS).
tertinggal disembunyikan, disamarkan
atau tidak menyampaikan apa-apa atas Ketentuan terkait laporan keuangan
fakta material. Dikatakan akurat jika lebih lanjut diatur dalam Peraturan
informasi yang disampaikan Nomor X.K.2 tentang Kewajiban
mengandung kebenaran dan ketepatan. Penyampaian Laporan Keuangan
Apabila tidak memenuhi unsur tersebut Berkala. Berdasarkan bagian 1
maka informasi dikatakan sebagai huruf c Peraturan Nomor X.K.2,
informasi yang tidak benar (Pasal 80 laporan keuangan harus disusun
ayat (1) UUPM). secara perbandingan dari periode
tahun sebelumnya dan terdiri dari:
Disamping kewajiban disclosure a. Neraca
Emiten dalam proses IPO, juga terdapat b. Laporan Laba Rugi;
kewajiban disclosure dari pihak Emiten c. Laporan Perubahan Ekuitas;
yang wajib dilakukannya setelah IPO d. Laporan Arus Kas;
dan kewajiban ini berlangsung terus e. Laporan lain serta materi
selama perusahaan yang bersangkutan penjelasan yang merupakan
masih merupakan persereon terbuka. bagian integral dari laporan
Kewajiban disclosure setelah proses keuangan jika dipersyaratkan
IPO dapat terjadi lewat instrument oleh instansi yang berwenang
disclosure sebagai berikut: sesuai dengan jenis
industrinya; dan
1. Laporan Berkala f. Catatan atas laporan keuangan.
Salah satu bentuk kewajiban
disclosure setelah IPO adalah Sebagaimana laporan tersebut
laporan berkala yang harus harus mengikut standar akuntasn
dilakukan oleh Emiten. Pasal 86 iyang berlaku, yaitu Standar
huruf a UUPM membebankan Akuntansi Keuangan yang disusun
kewajiban penyampaian laporan oleh Ikatan Akuntantis Indonesia

12
dan ketentuan Bapepam mengenai
Akuntansi. Laporan tahunan sudah
harus disampaikan kepada OJK 2. Laporan Insidentil
selambat-lambatnya 120 hari Berdasarkan Pasal 86 ayat (1)
setelah tanggal tahun tutup buku UUPM, Emiten juga dibebankan
terakhir. Laporan tersebut harus sebuah kewajiban untuk melakukan
memuat neraca laporan laba rugi, laporan insidentil perbuatan
serta laporan komitmen material. Hal ini dimaksudkan agar
diumumkan melalui dua surat Emiten melaporkan kepada OJK
kabar berbahasa Indonesia, yang dan mengumumkan kepada
salah satunya mempunyai masyarakat secepat mungkin
(paling lambat di hari kedua)
peredaran secara nasional.
setelah terjadinya kejadian material
Sedangkan laporan tengah yang diperkirakan dapat
tahunan, harus disampaikan mempengaruhi harga efek.
selambat-lambatnya 60 hari setelah
tanggal tahun buku berakhir, jika Berdasarkan Pasal 1 angka 7
disertai dengan laporan akuntan, UUPM, yang dimaksud dengan
atau selambat-lambatnya 90 hari informasi atau fakta material adalah
setelah tahun buku perusahaan informasi atau fakta penting dan
berakhir, jika disertai dengan relevan mengenai peristiwa,
laporan akuntan dalam rangka kejadian, atau fakta yang dapat
penelahaan terbatas, atau selambat- mempengaruhi harga efek pada
lambatnya 120 hari setelah tanggal Bursa Efek dan atau keputusan
tengah tahun buku perusahana pemodal, calon pemodal, atau pihak
berakhir, jika disertai dengan lain yang berkepentingan atas
laporan akuntan yang memberikan informasi atau fakta tersebut.
pendapat kewajaran laporan
keuaangan secara keseluruhan. 3. Kewajiban Public Expouse
Kewajiban Emiten untuk
Laporan tengah tahun disusun melakukan public expouse
berdasarkan prinsip-prinsip merupakan kewajiban yang diatur
akuntansi yang berlaku. Laporan oleh Bursa melalui Bagian V
tengah tahunan wajib disampaikan Peraturan Bursa Efek Indonesia
kepada masyarakat, dengan Nomor 1-E tentang Kewajiban
memuat yakni laporan neraca, Penyampaian Informasi. Public
laporan laba rugi, dan laporan expouse merupakan suatu
komitmen, sekurang-kurangnya
pemaparan umum kepada public
satu surat kabar harian berbahasa untuk menjelaskan mengani kinerja
Indonesia yang beredar secara Emiten dengan tujuan agar
nasional. informasi mengenai kinerja
perusahaan tersebut tersebar secara
merata. Kegiatan public expouse ini

13
pada umumnya diikuti oleh para dipenuhi oleh pihak Emiten. Jika
analis saham. 22 pihak Emiten lalai dalam menjalankan
kewajiban ini, maka dapat dikenakan
Dengan demikian, keterbukaan pada sanski administratif sebagaimana
masa setelah listing tercermin dalam diatur dalam Pasal 102 UUPM. Sanski
laporan berkala yang wajib administratif tersebut dapat berupa
disampaikan oleh perusahaan publik peringatan tertulis, denda, pembatasan
kepada Badan Pengawas Pasar Modal kegiatan usaha, pembekuan kegiatan
(Bapepam) dan mengumumkan usaha, pencabutan izin usaha,
laporan tersebut kepada masyarakat. pembatalan persetujuan, serta
Di samping itu, perusahaan publik pembatalan pendaftaran.
juga wajib menyampaikan laporan
secara insidentil kasus demi kasus Kesimpulan
kepada Bapepam dan mengumumkan Berdasarkan uraian yang telah
kepada masyarakat tentang adanya dijelaskan di atas, dapat disimpulkan
peristiwa material yang dapat bahwa perusahaan yang ingin
mempengaruhi harga efek selambat- melakukan Initial Public Offering
lambatnya pada akhir kerja kedua (IPO) atau penawaran umum di Pasar
setelah terjadinya peristiwa tersebut. Modal Indonesia harus melalui
beberapa proses tahapan – tahapan
Prinsip keterbukaan menjadi persoalan yang terdiri dari tahapan pertama
inti di pasar modal dan sekaligus yakni Tahap Persiapan yaitu calon
merupakan jiwa pasar modal itu Emiten terlebih dahulu mengadakan
sendiri. Keterbukaan tentang fakta RUPS untuk meminta persetujuan
material sebagai jiwa pasar modal bahwa akan dilakukannya IPO.
didasarkan pada keberadaan prinsip Tahapan kedua, yakni Tahap
keterbukaan yang memungkinkan Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
tersedianya bahan pertimbangan bagi yaitu calon Emiten melengkapi
investor, sehingga ia secara rasional dokumen – dokumen yang diperlukan
dapat mengambil keputusan untuk kemudian menyampaikan Pernyataan
melakukan pembelian atau penjualan Pendaftaran beserta dokumen yang
saham. 23 dibutuhkan kepada OJK. Tahapan
ketiga, yakni Tahap Penawaran
Kepatuhan melaksanakan prinsip Saham yaitu setelah Pernyataan
keterbukaan merupakan kunci utama Pendaftaran dinyatakan efektif oleh
dalam menciptakan Pasar Modal yang OJK, maka calon Emiten sudah dapat
adil dan efisien.Kewajiban menawarkan sahamnya kepada
keterbukaan atau kewajiban disclosure investor. Serta tahapan keempat,
sebagaimana telah diurai diatas harus yakni Tahap Pencatatan Saham di
Bursa Efek yaitu saham yang telah
22
Ibid., hal. 26-27. dijual di pasar perdana dapat
23
Munir Fuady, Pasar Modal Modern, Tinjauan dicatatkan dan diperdagangkan di
Hukum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, Bursa Efek Indonesia selambat-
1996), hal. 77.
lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah

14
tanggal penjatahan tersebut. Bursa Efek Indonesia, “Panduan Go
Selanjutnya, pasca proses Initial Public”,
Public Offering (IPO) terdapat https://www.idx.co.id/Portals/0/
kewajiban disclosure atau kewajiban StaticData/Information/ForCom
keterbukaan yang mengharuskan pany/Panduan-Go-Public.pdf,
Emiten, perusahaan publik dan pihak diakses tanggal 9 April 2020.
lain tunduk kepada Undang-Undang Darmadji, Tjitono dan Hendy M.
Pasar Modal untuk menginformasikan Fakhruddin. Pasar Modal
kepada masyarakat dalam waktu yang Indonesia Pendekatan Tanya
tepat seluruh informasi material Jawab. Jakarta: Penerbit
mengenai usahanya atau efeknya yang Salemba Empat. 2001.
dapat berpengaruh terhadap keputusan Dinda Nirmalasaari Tarigan.
pemodal terhadap efek yang dimaksud “Pengaruh Manajemen Laba
atau harga dari efek tersebut. Terhadap Underpricing Saham
IPO dan Underperformance
Emiten atau calon emiten harus Pasca-IPO”. Skripsi
berhati-hati dalam menentukan Universitas Indonesia. 2012.
Offering Price sehingga tidak terjadi Fuady, Munir. Pasar Modal Modern,
miss priced pada saat melakukan Tinjauan Hukum. Bandung: PT
Initial Public Offering di Bursa Efek Citra Aditya Bakti. 1996.
Indonesia (BEI), maka dari itu lebih Hariyani, Iswi dan R. Serfianto. Buku
baik untuk menggunakan penjamin Pintar Hukum Bisnis Pasar
emisi yang masuk kedalam Rank Top Modal. Jakarta: Transmedia
10 untuk menentukan offering price Pustaka. 2010.
terhadap tingkat underpricing. Indonesia, Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar
Daftar Pustaka
Modal, Lembaran Negara
Agus Salim Harahap. “Proses Initial
Republik Indonesia (LNRI)
Public Offering (IPO) di Pasar
Tahun 1995 Nomor 64, dan
Modal Indonesia”, Forum
Tambahan Lembaran Negara
Ilmiah Vol. 8, Nomor 2. 2011.
(TLN) Nomor 3608.
Arifin, Johan, dan Muhammad
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40
Fakhruddin. Kamus Pasar
Tahun 2007 tentang Perseroan
Modal, Akuntansi Keuangan
Terbatas, Lembaran Negara
dan Perbankan. Jakarta: PT
Republik Indonesia (LNRI)
Elex Media Komputindo. 1999.
Tahun 2007 Nomor 106, dan
Boby Hartanto. “Analisa Pengaruh
Tambahan Lembaran Negara
Reputasi Underwriter, Auditor,
(TLN) Nomor 4576.
dan Auditor Spesialis Industri
Indonesia, Peraturan Pemerintah
Terhadap IPO Underpricing
Nomor 45 Tahun 1995 tentang
Pada Perusahaan Yang IPO Di
Penyelenggaran Kegiatan di
Bursa Efek Indonesia Pada
Pasar Modal, Lembaran Negara
Tahun 2008-2012”. Skripsi
Republik Indonesia (LNRI)
Universitas Indonesia. 2014.
Tahun 1995 Nomor 86, dan

15
Tambahan Lembaran Negara
(TLN) Nomor 3617.
Koesin, E.A. Analisis Pasar Modal,
Cetakan 1. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan. 1992.
Indonesia, Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
Nomor:KEP-346/BL/2011
tentang Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala Emiten Atau
Perusahaan Publik.
M. Irsan Nasarudin dan Indra Suray.
Aspek Hukum Pasar Modal
Indonesia. Jakarta: Prenada.
2006.
Nasution, Bismar. Keterbukaan dalam
Pasar Modal, Program
Pascasarjana Universitas
Indonesia. Jakarta. 2001.
Rusdin. Pasar Modal, cet.1. Bandung:
Alfabet. 2006.
Widagdo, Djohan. “IPO (Initial Public
Offering) dan Aspek
Perpajakannya”,
http://djohanwidagdo.wordpress
.com/2011/02/02/ipo-initial-
public-offering-dan-aspek-
perpajakannya/ diakses tanggal
9 April 2020.

16

You might also like