JIPK8953 A9f1cec350fullabstract PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Table of Contents

No. Title Page


1 TECHNOLOGY APPLICATION OF LIQUID SMOKE IN PROCESSING AND 1-6
PRESERVATION OF FISHERY PRODUCTS IN THE MANDANGIN ISLAND
2 IbM FOR TRADITIONAL SHRIMP FARMERS IN PANGKAH WETAN VILLAGE, 7 - 15
UJUNG PANGKAH DISTRICT, GRESIK REGION, THAT WERE NOT
HARVESTING IN CONTINUOESLY
3 TO INCREASES THE SHRIMP HARVESTING IN TRADITIONAL SHRIMP 17 - 23
FARMER IN PERMISAN VILLAGE, JABON DISTRICT, SIDOARJO REGION
THAT LOSTED HARVESTING FOR A LONG TIME BY USING BEST
MANAGEMENT PRACTISE (BMP) METHODE
4 ISOLATION AND IDENTIFICATION OF Vibrio sp. FROM TRADITIONAL 25 - 29
SEAFOOD PRODUCTS OF EASTERN SURABAYA CITY AREA
5 COMPARATIVE MORPHOLOGY OF BLOOD COCKLES IN KENJERAN AND 31 - 33
SEDATI
6 ALTERNATIVE FEED FROM VEGETABLE WASTE FOR BLACK TILAPIA 35 - 37
(Oreochromis niloticus)
7 DETECTION OF KOI HERPESVIRUS (KHV) in Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) 39 - 45
WERE INFECTED BY ARTIFICIALLY INFECTION
8 SEAWEED RED PIGMENT(Acanthophora spicifera) AS AN ALTERNATIVE IN 47 - 53
PRODUCING NATURAL DYES OF CATFISH (Clarias gariepinus) SAUSAGE
PRODUC
9 THE EFFECTIVETY Crude and Soluble Protein of Myxobolus koi SPORE 55 - 60
AGAINTS INTESTINE DIFFERENT DEGREES IN KOI (Cyprinus carpio koi)
10 PREVALENCE AND THE SURVIVAL RATE OF GOLD FISH (Cyprinus carpio 61 - 66
Linn) THAT CHALLENCED BY WHOLE PROTEIN SPORE Myxobolus koi IN
POND
11 INCREASED NUTRITIONAL VALUE POLLARD THROUGH YEAST 67 - 70
FERMENTATION TEMPE AS ARTIFICIAL FEED INGREDIENTS TILAPIA
(Oreochromis niloticus)
12 IMMUNE RESPONSE ANALYSIS OF FISH KOI (Cyprinus carpio koi) 71 - 78
VACCINATED Myxobolus koi SPORES WHOLE PROTEIN AS A VACCINE
CANDIDATE MYXOBOLUSIS
13 GIS APPLICATION TO DETERMINE CRITICAL CONDITION AND 79 - 86
REHABILITATION MODEL OF MANGROVE ECOSYSTEM IN SOUTHERN
COAST OF PAMEKASAN REGION MADURA
14 EFFECT OF RED ALGAE (Kappaphycus alvarezii) ON THE QUALITY OF 87 - 93
MACKEREL (Rastrelliger sp.)
15 INFLUENCE OF ADDITION Crude Fish Oil (CFO) IN WHITE SHRIMP 95 - 99
(Litopenaeus vannamei) FEED TO CHOLESTEROL CONTENT AND FAT
RETENTION IN MEAT
16 THE EFFECT OF RED ALGAE EXTRACT (Kappaphycus alvarezii) AGAINST THE 101 - 107
TOTAL NUMBER OF BACTERIA AND ORGANOLEPTIC VALUE OF MACKEREL
(Rastrelliger sp.)
17 IDENTIFICATION AND PREVALENCE OF HELMINTHIC GASTROINTESTINAL 109 - 114
IN CHUB MACKEREL (Scomber japonicus) IN THE FISH LANDING BASE
MUARA ANGKE, NORTH JAKARTA
No. Title Page
18 STUDIES BIOACCUMULATION OF LEAD (Pb) IN MILKFISH (Chanos chanos 115 - 120
Forskall) AT THE FISHPONDS AROUND BUNTUNG RIVER, SIDOARJO
Vol. 7 - No. 1 / 2015-04
TOC : 6, and page : 35 - 37

ALTERNATIVE FEED FROM VEGETABLE WASTE FOR BLACK TILAPIA (Oreochromis niloticus)

PAKAN ALTERNATIF DARI LIMBAH SAYURAN UNTUK IKAN NILA HITAM (Oreochromis niloticus)

Author :
Aisya Maulyna Santoso | X
Fakultas Perairan dan Kelautan
Abdul Manan | X
Fakultas Perairan dan Kelautan

Abstract

Tilapia (Oreochromis sp) is the one commodity that very popular in the public. Besides low cost, good taste, protein
content is also high. Feed is an element that is very supportive in an aquaculture operations. The main raw material in the
artificial feed is fish meal and soy flour because it has a high protein content but is relatively expensive so it needs an
alternative feed material. The purpose of this study is improve knowledge and skilled about feeding alternative production
of vegetable waste and its effect on the growth of black tilapia. Study was conducted in Freshwater Aquaculture
Management Unit which located in Kepanjen District, Malang Regency, Province of East Java started from January 20th
until February 14th 2014. Work method which used was descriptive method by collecting primary data and secondary
data. The data was collected by active participation, observation, interviewing, and study paper. The process of making
feed alternative vegetable waste composed by several stage is preparation tools and materials, counting materials,
production additives, blending, mixing, fermentation, and storage. The results of the evaluation of growth black tilapia
feeding vegetable wastes little slow because of the low protein content.

Keyword : black, tilapia, alternative, feed, waste, vegetable, ,

Daftar Pustaka :
1. M. I. Effendie, (1997). Biologi Perikanan. 92 – 93. : Yayasan Pustaka Nusatama - Yogyakarta
2. M. Firdaus, (2002). Pakan Ikan dan Udang. hal 95 : Penebar Swadaya
3. H. Handajani ; W. Widodo, (2010). Nutrisi Ikan. hal. 232-243 : UMM Press - Malang

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 2, November 2015

TEKNIK DASAR HISTOLOGI PADA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)

THE BASIC HISTOLOGY TECHNIQUE OF GOURAMY FISH (Osphronemus gourami)

Harini Citra Pratiwi dan Abdul Manan

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga


Kampus C Mulyorejo - Surabaya, 60115 Telp. 031-5911451

Abstract

Histology is science that learns about cell,organ, and body tissues in a microscopic condition.
Whereas science that learns about morbidity or patology of a tissue that’s called as histopatology. Both of
normal tissue’s structure and abnormal tissue’s stucturecan be learned by microscopic in a tissue
preparation. This preparation made through processing of tissue until the preparation coloured. Then
histology’s structure can be watched clearly so that make it easy to read.
Field Work Practice purpose (PKL) this is to know the basic histoloy technique in fish. This
Field Work Practice was held in Balai Uji Standar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan (BUSKIPM) Jl. Harapan I No. 01A Cilangkap, East Jakarta on 14th January 2013 until
14th February 2013. The method of this Field Work Practice is descriptive method by collecting data
through primary data and secondary data.
The histology technique in fish are tissue fixation, trimming (tissue selection), tissue
dehydration, the tissue block making, tissue cutting, tissue colouring, and tissue observation. From the
result got from the gourami’s tissue, there are edema and infestation of metacercaria parasites and
myxosporidia in gill normal intestine tissue, normal liver tissue, and normal spleen tissue.

Keywords : histology techniques, tissue, gouramy fish

Pendahuluan Anatomi mikro atau histologi adalah


Hampir 60% ikan merupakan spesies ilmu yang mempelajari suatu organ atau bagian
vertebrata dan mempunyai nilai ekonomis yang tubuh hewan atau tumbuhan secara cermat dan
sangat penting. Dalam perikanan, kesehatan rinci. Usaha atau cara untuk dapat mengamati,
ikan penting untuk diperhatikan dan tidak selalu mempelajari dan meneliti jaringan-jaringan
mendiagnosa penyakit ikan hanya dengan tertentu dari suatu orgnisme dapat ditempuh
melihat berdasarkan tingkah laku dan perubahan dengan jalan penyiapan spesimen histologi
fisik saja. Pemeriksaan dan pengujian lebih (Gunarso 1986 dalam Perceka,2011).
lanjut sangat dianjurkan hal ini dilakukan Pemeriksaan ini dilakukan melalui
supaya dapat mendiagnosa penyakit ikan pemeriksaan terhadap perubahan-perubahan
dengan tepat (Genten, dkk. 2009). Setya (1999) abnormal pada tingkat jaringan. Pemeriksaan ini
dalam Nuryadin (2010) menyatakan bahwa hendaknya disertai dengan pengetahuan tentang
budidaya ikan gurami tidak terlepas dari infeksi gambaran histologi normal jaringan, respon
penyakit yang dampaknya sangat merugikan jaringan terhadap etiologi dan patologi
para pembudidaya ikan gurami. komparatif terhadap hewan-hewan kelas tinggi.
Abnormalitas pada kinerja dari bagian- Kepentingan pemeriksaan histopatologi dalam
bagian tubuh ikan yang terjadi karena serangan diagnosa penyakit infeksi selain diketahui
penyakit dapat mempengaruhi struktur sel atau kemungkinan penyebab infeksinya, juga dapat
jaringan. Perubahan bentuk atau struktur pada dilakukan klasifikasi penyakit berdasarkan
bagian tubuh ikan ini secara makroskopik atau waktu dan distribusi penyakit. Dalam penentuan
kasat mata biasanya sulit untuk dilihat. penyebaran infeksi dan tingkat keberlangsungan
Perubahan struktur ini hanya dapat dilihat bila infeksi dapat dilihat dari peradangan dan
jaringan tubuh ikan tersebut diamati secara infiltrasi sel radang yang ada (Purnomo, dkk.
detail dengan menggunakan mikroskop atau 2002).
diamati secara mikroskopik. Perubahan Tujuan diadakannya studi ini adalah
histologi lebih peka dan terjadi lebih awal. Hal untuk mengetahui teknik dasar histologi pada
itu dapat memberikan penilaian yang lebih baik ikan gurami.
mengenai kesehatan ikan (Rahmana dkk, 2013).

153
Teknik Dasar Histologi......

Materi dan Metode


Studi ini dilaksanakan di Balai Uji Dehidrasi Jaringan
Standar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Dehidrasi jaringan dilakukan dengan
Keamanan Hasil Perikanan (BUSKIPM) Jakarta tujuan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang
Timur. Studi ini dilaksanakan mulai tanggal 14 terdapat dalam jaringan yang telah difiksasi
Januari sampai 14 Februari 2013. Metode kerja sehingga nantinya dapat diisi dengan parafin
yang digunakan adalah metode deskriptif atau zat lainnya yang dipakai untuk membuat
dengan teknik pengambilan data meliputi data blok preparat. Hal ini perlu dilakukan karena air
primer dan data sekunder. Pengambilan data tidak dapat bercampur dengan cairan parafin
dilakukan dengan cara observasi, wawancara, atau zat lainnya yang dipakai untuk membuat
partisipasi aktif dan studi pustaka. blok preparat. Penarikan air keluar dari
sel/jaringan dilakukan dengan cara merendam
Hasil dan Pembahasan jaringan dalam bahan kimia yang berfungsi
Persiapan Sampel sebagai dehidrator (penarik air) yang secara
Sampel yang digunakan adalah ikan progresif konsentrasinya meningkat, yakni
Gurami. Ikan gurami yang dijadikan sampel alkohol.
akan dilakukan pengujian di laboratorium
patologi karena mengalami perubahan klinis. Pembuatan Blok Jaringan
Perubahan klinis yang terjadi berupa warna Menurut Kurniasih (2008) pembuatan
tubuh dan insang pucat. Oleh karena itu, organ blok jaringan dilakukan untuk menjaga masing-
ikan gurami diambil dan segera diawetkan masing bagian dari jaringan agar tidak berubah
untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium seperti pada kondisi tahap awal pemotongan
patologi untuk dibuat preparat histologi. Tujuan dengan menggunakan alat yang disebut tissue
ikan gurami digunakan untuk proses histologi embeding (Gambar 9). Dalam proses ini
adalah untuk dilakukan diagnosa lebih lanjut digunakan cetakan anti karat atau basemold
dari perubahan klinis yang terjadi. untuk pembuatan blok paraffin yang
ditunjukkan pada gambar 10. Pada proses ini
Pengerjaan Pembuatan Preparat Histologi digunakan zat pembenam yaitu paraffin cair
Persiapan Alat dan Bahan panas dengan suhu 70ºC.
Tujuan persiapan alat dan bahan untuk
memudahkan langkah-langkah selanjutnya Pengirisan Jaringan
dalam pembuatan preparat histologi. Pengirisan jaringan adalah proses
pemotongan blok jaringan dengan
Fiksasi Jaringan menggunakan mikrotom (Gambar 11).
Fiksatif yang digunakan untuk Mikrotom merupakan alat yang digunakan
pengawetan jaringan pada ikan gurami adalah untuk memotong tipis atau irisan suatu jaringan.
larutan fiksatif bouin’s. Digunakan fiksatif Sampel jaringan berparaffin bergerak maju
bouin’s untuk ikan gurami karena memiliki secara manual menuju pisau sesuai dengan
daya penetrasi yang cepat dan merata tetapi ketebalan irisan yang diinginkan. Hasil dari
dapat terjadinya sedikit pengerutan. Proses pengirisan jaringan ini berupa pita tipis yang
fiksasi dengan larutan bouin’s dilakukan selama sangat penting karena irisan-irisan tipis ini akan
24 jam. Menurut Jusuf (2009) apabila jaringan membantu ketepatan diagnosa (Kurniasih,
direndam terlalu lama dapat menyebabkan 2008).
kerapuhan pada jaringan sehingga tidak
mungkin untuk dipotong dengan mikrotom Pewarnaan Jaringan
secara baik. Pewarnaan adalah proses pemberian
warna pada jaringan yang telah dipotong
Pemilihan Jaringan (Trimming) sehingga jaringan dapat dikenali dan
Jaringan terfiksasi dipotong memudahkan dalam pengamatan jaringan
menggunakan pisau bedah yang tajam dan steril dengan mikroskop. Pulasan (pewarna) yang
agar jaringan tidak mengalami kerusakan dalam sering digunakan secara rutin adalah pewarnaan
proses pengerjaan. Setelah dilakukan proses yang dapat digunakan untuk memulas inti dan
trimming kemudian jaringan yang telah sitoplasma serta jaringan penyambungnya yaitu
dipotong dimasukkan ke dalam casette. Cassete pulasan hematoksilin-eosin (HE). Pada pulasan
yang berisi jaringan kemudian direndam dalam HE digunakan 2 macam zat warna yaitu
aquades selama satu menit dengan tujuan untuk hematoksilin yang berfungsi untuk memulas inti
menghindari terjadinya pengkerutan pada sel dan memberikan warna biru (basofilik) serta
jaringan akibat terlalu lama terkena udara. eosin yang merupakan counterstaining

154
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 2, November 2015

a) Insang

Gambar 1. Metacercaria (a) Degenerasi vakuola (b). Infestasi Myxosporidia pada Insang Ikan Gurami.
Myxospora (c). Perbesaran 400x.

Gambar 2. Penampang insang pada ikan Gurami dengan pewarnaan H&E. Edema (a) Perbesaran 100x.

b) Usus

Gambar 3. Penampang normal organ usus ikan Gurami dengan pewarnaan H&E. Perbesaran 100x (a)
perbesaran 400x (b). Sel Goblet (SG)
hematoksilin, digunakan untuk memulas digunakan adalah mikroskop binokuler.
sitoplasma sel dan jaringan penyambung dan Jaringan yang diamati adalah insang, usus, hati
memberikan warna merah muda dengan nuansa dan limpa.
yang berbeda (Jusuf, 2009). Di lokasi PKL, Insang ikan Gurami dengan perbesaran
hematoksilin yang digunakan adalah 100x mengalami edema. Edema
hematoksilin Mayer dan counterstaining yang (pembengkakan) adalah suatu bagian yang terisi
digunakan adalah eosin. Pewarnaan tersebut cairan sehingga bagian tersebut membesar dan
biasanya digunakan pada semua jenis ikan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
termasuk ikan gurami. Selain itu pada filamen insang ikan Gurami
terjadi infeksi oleh Metacercaria.
Preparat Hasil Usus merupakan organ yang sering
Preparat yang telah diwarnai kemudian terpapar oleh agen-agen mikroba dan organ
diamati dibawah mikroskop. Mikroskop yang penting dalam hubungannya dengan penyakit.

155
Teknik Dasar Histologi......

c) Hati

Gambar 4. Penampang jaringan hati normal ikan Gurami dengan pewarnaan H&E. Perbesaran 400x

d) Limpa

Gambar 5. Struktur Limpa normal ikan Gurami dengan pewarnaan H&E perbesaran 100x (a)
perbesaran 400x (b)

Patogen dan parasit dapat masuk ke dalam usus nekropsi sampel dibutuhkan ketelitian dan hati-
melalui oral, khususnya melalui bahan makanan hati dalam pengambilan organ. Menurut
yang tercemar. Apabila terjadi infeksi, maka Junqueira (2005) organ yang diambil haruslah
limfosit akan menginvasi lapisan usus. Dalam dalam keadaan utuh dan segar. Sehingga apabila
hal ini jaringan usus ikan gurami normal. jaringan telah rusak maka tidak bisa dipakai dan
Hati merupakan kelenjar pencernaan dilanjutkan pada proses selanjutnya.
yang paling besar dan tersusun dari sel Pada tahap terakhir proses pembuatan
parenkim (hepatosit) dan jalinan serabut. preparat histologi yaitu pembacaan jaringan
Pembuluh darah arteri hati dan vena bermuara juga diperlukan ketelitian. Hal ini dibutuhkan
ke dalam hati, sedangkan saluran empedu karena pada proses pembacaan preparat
meninggalkan hati menuju usus. Dengan histologi harus dapat membandingkan bagian
pengamatan secara histologi saluran empedu, jaringan normal dan abnormal serta mengetahui
pembuluh darah vena dan arteri membentuk penyebab dari jaringan yang mengalami
segitiga kiernan (Panigoro dkk, 2007). Jaringan gangguan.
hati pada ikan gurami normal.
Limpa merupakan organ yang sangat Kesimpulan
penting bagi ikan. Darah dan substansi asing Teknik dasar histologi pada ikan
yang melewati pembuluh darah kapiler masuk gurami antara lain: Fiksasi jaringan, Pemilihan
ke rongga limpa melalui kumpulan pembuluh jaringan (trimming), Dehidrasi jaringan,
darah arteri. Substansi ini digumpalkan oleh Pembuatan blok jaringan, Pengirisan jaringan,
melano makrofaga (Mm) yang berada di sekitar Pewarnaan jaringan, dan Pengamatan jaringan.
selaput pembuluh darah arteri. Jaringan limpa
pada ikan Gurami sama dengan jaringan hati Daftar Pustaka
dan usus yaitu normal. Genten, F., Terwinghe, E and Danguy, A., 2009.
Atlas of Fish Histology. Science
Hambatan Pembuatan Preparat Histologi Publishers, Enfield, NH, USA.
Hambatan dalam proses pembuatan Departemen of Histology and
preparat histologi antara lain adalah pada tahap Biopathology of Fish Fauna Laboratory

156
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 2, November 2015

of Functional Morphology, Universite Perceka, M. L. 2011. Analisis Deskriptif


Libre de Bruxelles (U.L.B), Brussel. Kemunduran Mutu Kulit Ikan Bandeng
Junqueira, C.L and Carneiro, J. 2005. Basic (Chanos chanos) Selama Penyimpanan
Histology text and atlas. Eleventh Suhu Chilling Melalui Pengamatan
edition. United States of America. New Histologis. Skripsi. Institut Pertanian
York. Bogor. Bogor. 52hal.
Jusuf, A.A. 2009. Histoteknik Dasar. Bagian Purnomo, R., Hartono, P., dan Nirasari.
Histologi Fakultas Kedokteran. 2002. Pengelolaan Kesehatan Ikan
Universitas Indonesia. Jakarta. Budidaya Laut. Balai Budidaya Laut
Kurniasih. 2008. Histopatologi Ikan. Apresiasi Lampung.
Balai Uji Standard Karantina Ikan. Rahmana, P., Uun, Y dan Asus, M., 2013.
Pusat Karantina Ikan. Jakarta. Perubahan Struktur Mata Dan Otak
Nuryadin, 2010. Pola Larik Indukan Gurami Pada Larva Ikan Kerapu Tikus
yang resisten Terhadap Bakteri (Cromileptes altivelis) Yang Terinfeksi
Aeromonas hydrophila dengan pola Viral Nervous Necrosis (VNN) Dengan
larik DNA sampel. UPI : Bandung. Pemeriksaan Scanning Microscope
http://repository.upi.edu. Diakses pada: (SEM). Student Journal. Vol.I No.1
1 Juni 2013. pp1-10. Universitas Brawijaya.
Panigoro, N., E. Astuti I., Bahnan, M.,
Prayudha, DC., Salfira dan Wakita, K.
2007. Teknik Dasar Histology dan
Atlas Dasar-dasar Histopatologi Ikan.
Balai Budidaya Air Tawar Jambi dan
Japan International Cooperation
Agenci. Jambi.

157
Teknik Dasar Histologi......

158

You might also like