1 SM PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014

Hal. 55-61

AKTIVITAS ANTIMIKROBA KOMBINASI REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU


(Piper betle) DAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) TERHADAP
Candida albicans.

Diani Kurniawati, Isworo Rukmi, Arina Tri Lunggani

Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Sains Dan Matematika, Universitas


Diponegoro Tembalang, Semarang – 50275; Telepon (024) 7474754; Fax. (024) 76480690
Email: Din.dianikurniawati@gmail.com

Abstract

Piper betle and Piper crocatum leaf extract each has proven to have antimicrobe effect
against Candida albicans, this is the reason why piper betle leaf often used as mixture of
mouthwash or vagina cleanser. This research aim is to know the antimicbial activity of
combination between stewed piper betle and piper crocatum leaf against Candida albicans.
Experimental design that used is Completely Randomized Design (CRD) factorial design with
2 factor. Combination of stewed green betel leaf and red betel leaf respectively 100% P.betle
and 0% P. crocatum; 75% P.betle and 0% P. crocatum; 50% P.betle and 50% P. crocatum;
25% P.betle and 75% P. crocatum; 0% P.betle and 100% P. crocatum. A negative control is
steril aquadest, while second factor is contact time 0, 30 and 60 minute. The variables
meansured were the growth of colonies in each treatment combination. The result showed
that combination of 100% P.betle and 0% P. crocatum; 75% P.betle and 0% P. crocatum;
50% P.betle and 50% P. crocatum; 25% P.betle and 75% P. crocatum have antimicrobial
activity is high. This result proven by absence of colony growth after treatment. The best
antimicrobial activity found on treatment with only addition of red betel at 60 minutes of
contact time.

Keywords : Piper betle, Piper crocatum, antimicrobial, Candida albicans

Abstrak

Ekstrak daun sirih hijau dan daun sirih merah masing-masing telah terbukti mempunyai
daya antimikroba terhadap Candida albicans, hal ini menjadi alasan mengapa daun sirih hijau
sering digunakan sebagai campuran obat kumur maupun pembersih vagina. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba kombinasi rebusan daun sirih hijau dan
daun sirih merah terhadap C. albicans. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, dengan 2 faktor yaitu kombinasi rebusan daun
sirih hijau dan daun sirih merah masing-masing 100% sirih hijau dan 0% sirih merah; 75%
sirih hijau dan 25% sirih merah; 50% sirih hijau dan 50% sirih merah; 25% sirih hijau dan
75% sirih merah dan 0% sirih hijau dan 100% sirih merah, sebagai kontrol negatif digunakan
akuades steril. Faktor kedua adalah waktu kontak 0, 30 dan 60 menit. Variabel yang diamati
adalah pertumbuhan koloni pada tiap kombinasi perlakuan. Hasil menunjukkan bahwa pada
kombinasi 100% sirih hijau dan:0% sirih merah; 75% sirih hijau dan 25% sirih merah; 50%
sirih hijau dan 50% sirih merah dan 25% sirih hijau dan 75% sirih merah mempunyai aktivitas
antimikroba yang tinggi. Terlihat dari tidak adanya pertumbuhan koloni setelah perlakuan.
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 55-61

Perlakuan sirih merah tanpa ada penambahan sirih hijau aktivitas terbaik terdapat pada waktu
kontak 60 menit.

Kata kunci : sirih hijau, sirih merah, antimikroba, Candida albicans

Pendahuluan

Candidiasis merupakan suatu termasuk dalam kesehatan


penyakit infeksi yang disebabkan oleh (pengobatan), karena produk alam
mikroorganisme genus Candida. Salah dianggap lebih aman, murah dan
satu penyebabnya adalah Candida memiliki efek samping yang sedikit
albicans. C. albicans merupakan flora (Lusia, 2006). Salah satu tumbuhan
normal mulut, usus, kulit dan di bawah yang dikenal sebagai antimikroba yaitu
kuku orang sehat yang bersifat daun sirih hijau (Piper betle Linn) dan
oportunistik. Candida tidak patogen sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan
pada individu sehat tetapi akan Pav).
menjadi patogen pada individu yang Daun sirih hijau (P. betle)
menderita berbagai macam kelainan merupakan salah satu tanaman obat
sistemik, atau penderita yang dirawat yang banyak tumbuh di Indonesia.
secara intensif dengan antibiotik Masyarakat Indonesia sendiri telah
spektrum luas. menggunakan daun sirih hijau (P.
Berbagai usaha dilakukan untuk betle) dalam pengobatan tradisional
menanggulangi infeksi C. albicans untuk menguatkan gigi,
antara lain dengan memberikan obat menyembuhkan luka-luka kecil di
antijamur, misalnya: nistatin, mulut, menghilangkan bau badan,
amfoterisin B, flukonazol. Nistatin menghentikan pendarahan gusi dan
efektif bila digunakan secara topikal sebagai obat kumur (Mulyanto dan
untuk mengobati infeksi C. albicans, mulyono, 2003).Masyarakat
tetapi memiliki rasa yang kurang enak menggunakan air rebusan daun sirih
sehingga kurang dapat diterima oleh hijau (P. betle) untuk membersihkan
penderita sedangkan amfoteristin B, , kemaluan kaum wanita. Cara ini
flukonazol. Nistatin efektif bila terbukti dapat merawat vagina dan
digunakan secara topikal untuk menghindari keputihan. Menurut Sari
mengobati infeksi C. albicans, tetapi dan Dewi (2006) kandungan fenol
memiliki rasa yang kurang enak (karvakrol) dan fenilpropan (eugenol
sehingga kurang dapat diterima oleh dan kavikol) di dalam minyak atsiri
penderita sedangkan amfoteristin B daun sirih hijau (P. betle) berfungsi
mempunyai efek samping kerusakan sebagai antimikroba (bakterisida dan
ginjal, sedang flukonazol mempunyai fungisida yang sangat kuat).
efek samping muntah, diare, rash, dan Daun sirih hijau mengandung air
terkadang menyebabkan gangguan (85-90%), protein (3-3.5%),
hati (Sundari, 2001). karbohidrat (0.5-6.1%), mineral (2.3-
Seiring dengan tumbuhnya 3.3%), lemak (0.4-1%), serat (2.3%),
kesadaran akan dampak buruk produk minyak esensial (0.08-0.2%), tanin
kimiawi, maka tumbuh pula kesadaran (0.1-1.3%), alakaloid (arakene),
akan pentingnya produk-produk alami vitamin C (0.005-0.01%), asam
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 55-61

nikotinik (0.63-0.89 mg/100gms), (caryofelen, kadimen estragol),


vitamin-A (1.9-2.9 mg/100gms), phenylpropane (hidroksikavicol,
Thiamine (10-70μg/100gms), eugenol, kavicol, kavibetol), phenol
riboflavin (1.9-30μg/100gms), kalsium (karvakrol), allypyrokatekol dan
(0.2-0.5%), iron (0.005-0.007), Iodine terpena (Subarnas dkk, 2007: Sudewo,
(3.4μg/100gms), Phosphorus (0.05- 2010: Manoi, 2007; Mulyanto &
0.6%), Potassium (1.1-4.6%) (Guha, Mulyono, 2003; Amalia dan Fitria, 2002
2006 dalam Pradhan et al., 2013). Allyl dalam Oktaviani 2012). Analisis
benzene compounds, chavibetol Sulistiyani dkk (2007) menunjukkan
(betelphenol; 3-hydroxy-4- bahwa minyak atsiri daun sirih merah
methoxyallylbenzene), Chavicol (p- juga mengandung golongan
allyl-phenol; 4-allyl-phenol), Estragole phenylpropane yaitu chavicol, eugenol,
(p-allylanisole; 4-methoxy- eugenol asetat.
allylbenzene), Eugenol (allylguaiacol; Tanaman sirih merah (P.
4-hydroxy-3-methoxyallylbenzene; 2- crocatum) memiliki kandungan minyak
methoxy-4-allyl-phenol), methyl atsiri seperti halnya tanaman sirih hijau
Eugenol (Eugenol methyl ether; 3,- (P. belte) yang dapat berfungsi sebagai
dimethoxy-allylbenzene) and antifungi dan bakterisida. Minyak atsiri
hydroxycatechol (2,4-dihydroxy- tanaman sirih merah (P. crocatum)
allylbenzene) (Ghosh & Bhattacharya, telah diketahui mempunyai sifat
2005 dalam Sugumaran 2011). antifungi terhadap C. albicans
Sifat antimikroba daun sirih (Sulistiyani dkk, 2007). Berdasarkan
hijau (P. betle) ini sangat bermanfaat uraian diatas maka peneliti tertarik
jika digunakan untuk mengobati infeksi untuk meneliti tentang aktifitas
mikroorganisme pathogen pada tubuh antimikroba kombinasian rebusan daun
manusia, misalnya menghambat sirih hijau (P. betle) dan daun sirih
pertumbuhan C. albicans. Beberapa merah (P. crocatum) ini terhadap C.
penelitian menyatakan daun sirih hijau albicans. Penelitian ini difokuskan pada
(P. betle) dalam bentuk rebusan, jumlah koloni C. albicans yang
perasan, infusum, minyak atsiri dan ditumbuhkan pada PDA setelah
ektrak etanol memiliki efek antifungi beberapa menit kontak dengan
terhadap C. albicans (Soemiati dan antimikroba.
Elya, 2002; Hertiani dan Indah, 2002;
Nurrokhman, 2006; Ebtasari, 2007). Bahan Dan Metodelogi
Akhir-akhir ini kerabat dekat
tanaman sirih hijau (P. betle), yakni Penelitian ini dilaksanakan di
tanaman sirih merah (P. crocatum), Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
diketahui dapat mengobati berbagai Biologi Fakultas Sains dan
macam penyakit. Kandungan kimia Matematika Universitas Diponegoro
yang terdapat pada daun sirih merah
Semarang. Bahan yang digunakan
antara lain alkaloid, saponin, flavonoid,
tannin, minyak atsiri, polifenol, kuinon,
dalam penelitian ini adalah: daun
steroid, isoprenoid, nonprotein amino sirih hijau (P. betle) dan daun sirih
acid, cyanogenic, dan isoprenoid. merah (P. crocatum), PDA, alkohol
Kandungan minyak atsiri yang terdapat dan albumin.
di daun sirih merah (C. crocatum) Metode kerja yang dilakukan
adalah golongan monoterpen (p- pada penelitian ini dimulai dari
cymene), golongan seskuiterpen sterilisasi alat dan bahan yang
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 55-61

digunakan, persiapan kultur Aktivitas antimikroba


Candida albicans, pembuatan air ditunjukkan dengan terbentuknya
rebusan daun sirih hijau dan pengurangan jumlah koloni C. albicans
pembuatan air rebusan daun sirih pada media PDA setelah kontak dengan
kombinasi rebusan. Semakin sedikit
merah, pengenceran larutan induk,
jumlah koloni menunjukkan semakin
pengkombinasian rebusan,
besar aktivitas antimikroba Hasil
pengujian aktivitas antimikroba pengujian rebusan kombinasi daun
dengan metode dilusi cair, dan sirih hijau (P. betle) dan daun sirih
menghitung koloni yang tumbuh. merah (P. crocatum) terhadap
Hasil dianalisis dengan pertumbuhan C. albicans
menggunakan Kruskal-Wallis Test menggunakan metode dilusi dapat
dan diuji lanjut dengan Mann- dilihat pada Gambar .1.
Whitney Test dengan derajat
bermakna 95% (α=0,05). T0, T1,
K0,T2,
K0,K0,
T0, K5,
38 3227

Jumlah koloni
22
Hasil

(mL)
T1, K5, 7
Penelitian ini dilakukan untuk T0,T1,
K1,
T2,
K1,
T0K1,
0,T01,
K2,
T02,
K2,T0K2,
0,T01,
K3,
T02,
K3,T0,
0K3, K4,
T01,
T02,
K4, 0 0T2, K5, 2
2K4,

mengetahui efek antimikroba dari


kombinasi rebusan daun sirih hijau (P. T0 T1 T2
Perlakuan
betle) dan sirih merah (P. crocatum)
terhadap C. albicans. Hasil
pengamatan makroskopis koloni pada Gambar. 1. Diangram batang pengujian aktivitas
antimikroba
media PDA menunjukkan ciri-ciri Keterangan: K0 = Akuades
cembung, berlipat-lipat, licin seperti K1 = 100% Sh dan 0% Sm
pasta, berwarna putih kekuningan dan K2 = 75% Sh dan 25% Sm
K3 = 50% Sh dan 50% Sm
berbau seperti asam aroma tape. K4 = 25% Sh dan 75% Sm
Pengamatan secara mikroskopis sel- K5 = 0% Sh dan 100% Sm
selnya Sel-selnya berbentuk bulat
sampai oval, membentuk pseudohifa Hasil analisis data dengan
dan membentuk blastospora. Yeast Kruskal-Wallis Test menunjukkan
membentuk pertumbuhan kecambah bahwa terdapat perbedaan nyata antar
disebut blastospora pada media perlakuan kombinasi air rebusan daun
albumin yang diinkubasi setelah 2 jam sirih hijau dan daun sirih merah,
pada suhu 30ºC yang berbentuk namun tidak terdapat beda nyata pada
seperti botol Berdasarkan ciri-ciri di lama waktu kontak. Uji lanjut dengan
atas, khamir yang digunakan menggunakan Mann Whitney Test
merupakan C. albicans. menunjukkan bahwa perlakuan
Gambar 4.3 menunjukkan kombinasi antara K0T0, K0T1, K0T2, K5T0
semakin tinggi konsentrasi rebusan tidak beda nyata namun berbeda nyata
daun sirih hijau dan semakin lama dengan perlakuan yang lain. Perlakuan
waktu kontak, semakin tinggi K1, K2 dan K3 tidak beda nyata pada
kemampuan aktivitas antimikroba, lama waktu kontak namun berbeda
yang ditunjukkan dengan pengurangan nyata dengan K4T0 dan K5 pada semua
jumlah koloni C. albicans. waktu kontak. Perlakuan K4T0 berbeda
nyata dengan K4T1, K4T2 dan K5T0.
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 55-61

Perlakuan K4T1 berbeda nyata dengan disebabkan oleh aktivitas antijamur


K5 pada semua kontak. Perlakuan K5T0 yang masih tinggi pada perlakuan K1,
berbeda nyata dengan dengan K5T2. K2, dan K3. Diantara ke tiga perlakuan
Perlakuan K5T1 dan K5T2 tidak berbeda K1, K2, dan K3 yang sebaiknya
nyata (Lampiran 03). digunakan dalam pengaplikasian
Berdasarkan hasil perlakuan K1 penelitian selanjutnya adalah
dan K5 dapat disimpulkan bahwa perlakuan K3, karena berada pada
kemampuan antijamur rebusan daun konsentrasi yang tidak terlalu tinggi
sirih hijau (P. betle) lebih tinggi dan tidak terlalu rendah. Aktivitas
dibandingkan rebusan daun sirih antijamur yang terjadi pada perlakuan
merah (P. crocatum), terlihat dari tidak kemungkinan berasal dari sinergisme
adanya pertumbuhan C. albicans pada senyawa antijamur sirih merah dan
perlakuan K1. Hasil penelitian yang sirih hijau.
didapat berbeda dengan penelitian Pengamatan mikroskopis sel C.
yang dilakukan oleh Gunawan (2010), albicans terhadap efek dari waktu
yang mengatakan bahwa ekstrak daun kontak terhadap kombinasi rebusan air
sirih merah (P. crocatum) dengan sirih tidak dilakukan, namun dari
pelarut etanol 80% memiliki daya pengamatan makroskopis koloni C.
hambat antifungi terhadap C. albicans albicans tidak terlihat adanya
lebih tinggi jika dibandingkan daya perbedaan yang nyata pada ukuran
ekstrak daun sirih hijau (P. betle). koloni dari setiap perlakuan.
Hal tersebut dikarenakan Berdasarkan penelusuran literatur
ekstraksi rebusan pada daun sirih belum ditemukan efek negatif rebusan
merah (P. crocatum) menggunakan daun sirih yang berbahaya pada
pelarut air mengakibatkan zat-zat yang manusia, namun pada pemakaian yang
terkadung dalam rebusan sirih merah berlebih dapat menimbulkan efek yang
(P. crocatum) sulit untuk negatif. Mengkonsumsi rebusan daun
dihomogenkan dengan suspensi C. sirih setiap hari akan mematikan tidak
albicans yang diinokulasikan, karena hanya bakteri jahat dalam pencernaan
bentuk rebusannya yang kental seperti tetapi juga bakteri baik (Mulyanto dan
lendir, sedangkan rebusan sirih hijau Mulyono, 2003). Mekanisme kerja
(P. betle) bentuk rebusan yang antijamur menurut Madigan et
dihasilkan lebih encer sehingga mudah al.,(2012) adalah menghambat sintesis
dihomogenkan dengan suspensi C. dinding sel, merusak fungsi membran,
albicans yang diinokulasikan. menghambat sistesis asam nukleat dan
Perbedaan ini kemungkinan menghambat sistesis protein sel jamur
disebabkan oleh perbedaan jenis sehingga sel tersebut rusak atau
pelarut yang digunakan. Etanol 80% mengalami lisis.
dapat mengekstrak senyawa-senyawa Kandungan zat antimikroba
yang bersifat polar maupun nonpolar. yang terdapat pada kombinasi rebusan
Hal ini yang menyebabkan perbedaan daun sirih hijau (P. betle) dan sirih
kandungan senyawa terlarut yang akan merah (P. crocatum) yang diduga
berpengaruh terhadap daya antijamur. memiliki efek antimikroba antara lain
Hasil perlakuan K1, K2, dan K3 karvakrol, kavikol, flavonoid, eugenol,
didapat hasil yang sama, padahal ada tanin, alkaloid, fenil propane dan
penambahan konsentrasi pada sirih saponin.
merah dan pengurangan konsentrasi Pemilihan jenis pelarut yang
pada sirih hijau. Hasil yang didapat tidak tepat untuk sirih merah (P.
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 55-61

crocatum) dapat dijadikan Nurrokhman. 2006. Efek Rebusan


pertimbangan atas kurangnya Daun Sirih Pada Peningkatan
hambatan aktivitas antijamur air Kepekaan Staphylococcus aureus
rebusan daun sirih merah (P. terhadap Ampisilin in vitro. Jurnal
crocatum) terhadap C. albicans. Dalam Kedokteran Yarsi 14 (1): 024-
suatu ekstraksi, pelarut yang berbeda 028.
akan menghasilkan ekstrak yang Oktaviani, O. 2012. Uji Banding
sifatnya berbeda pula hal ini Efektivitas Ekstra Daun Sirih
mempengarui daya antimikroba suatu Merah (Piper crocatum) dengan
bahan tersebut. Zinc Pytithione 1% Terhadap
Pertumbuhan Pityrosporum ovale
Kesimpulan pada penderita Berketombe.
Skripsi. Program studi Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan Sarjana Kedokteran Fakultas
bahwa kombinasi rebusan daun sirih Kedokteran Universitas
hijau (P. betle) dan daun sirih merah Diponegoro, Semarang.
(P. crocatum) mempunyai aktifitas Pradhan, D., K. A. Suri, D. K. Pradhan
antimikroba terhadap C. albicans. and P. Biswasroy. 2013. Golden
heart of the Nature: Piper betle L.
Journal of Pharmacognosy and
Daftar Pustaka Phytochemistry 1(6) : 147-167.
Sari. R. dan Dewi. I. 2006. Studi
Ebtasari. I. A. 2007. Uji Daya Antijamur Efektivitas sediaan gel antiseptik
Perasan dan Rebusan Daun Sirih tangan ekstrak daun sirih (Piper
(P. betle L.) terhadap Candida betle). Majalah farmasi Indonesia
albicans secara in vitro. 17(4): 163-169.
Universitas islam Indonesia, Soemiyati, A. dan Elya, B. 2002. Uji
Jogyakarta. Pendahuluan Efek Kombinasi
Hertiani, T dan Indah. P. 2002. Minyak Antijamur Infus Daun Sirih (Piper
Atsiri Hasil Destilasi Ekstrak betle L.), Kulit Buah Delima
Etanol Daun Sirih (P. betle) dari (Punica granulatum L.), dan
beberapa Daerah di Jogyakarta Rimpang Kunyit (Curcuma
dan Aktifitas Antijamur Terhadap domestica Val.) terhadap Jamur
Candida albicans. Majalah Candida albicans. Makara, seri
Farmasi Indonesia. 13 (4): 193- sains 06 (3): 149-154.
199. Subarnas, A., Susilawati, Y., dan
Lusia, O. 2006. Pemanfaatan Obat Mulyasari, E. 2007. Aktifitas
Tradisional Dengan Pertimbangan Antiimflamasi Ekstrak Etanol
Manfaat Dan Khasiatnya. Majalah Daun Sirih Merah (Piper betle
Ilmu Kefarmasian 3 (1): 01-07. Var. Rubrum) Pada Tikus Putih
Manoi, F. 2007. Sirih Merah Sebagai Jantan. Fakultas Farmasi
Tanaman Multi Fungsi. Warta Universitas Padjadjaran-
Penelitian Dan Pengembangan Jatinangor. Farmaka 5(1).
Tanaman Industri 13 (2). Sudewa, B. 2010. Basmi Penyakit
Mulyanto, R. D. dan Mulyono. 2003. Dengan Sirih Merah. Agromedia
Khasiat dan manfaat daun sirih: Pustaka, Jakarta.
Obat mujarab dari masa ke masa. Sugumaran, M., Suresh, G.M.,
AgroMedia Pustaka, Jakarta . Sankarnarayanan, K.,Yokesh, M.,
Jurnal Biologi, Volume 3 No 1, Januari 2014
Hal. 55-61

Poornima, M., and Sree, R.R.


2011. Chemical Composition and
Antimicrobial Activity of
Vellaikodi Variety of Piper betle
Linn Leaf oil against Dental
Pathogens. International journal
of PharmTech Research 3 (4):
2135-2139.
Sulistyani, N., Sasongko, H., Hertanti,
dan M., Meilana. L. 2007.
Aktivitas Minyak Atsiri Daun Sirih
Merah (Piper crocatum Ruiz and
Pav) terhadap Staphylococcus
aureus, Escherichia coli dan
Candida albicans serta
Identifikasi Komponen Kimianya.
Med Far 6 (2):33-39.
Sundari. Informasi tumbuhan obat
sebagai antijamur. Cermin dunia
kedokteran 2001:130. Available
from:
http://www.kalbe.co.id/printedc
dk/ 114

You might also like