Dwika Nenti Letari., Irawati Sukandar, Nyimas Natasha AS Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA

BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PINANG


KOTA JAMBI PADA TAHUN 2019
Dwika Nenti Letari.*, Irawati Sukandar**, Nyimas Natasha AS***
*Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
**Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi

ABSTRACT
Background: Diarrhea is a global problem with high mortality rates for babies. Risk factors
for diarrhea transmission are not breastfeeding infants for up to 4-6 months. Breast milk
contains nutrients as well as antibacterial and antiviral factors that protect babies against
infection. The purpose of this study was to study the relationship and discussion of exclusive
breastfeeding on the incidence of infants aged 6-12 months in the working area of Tanjung
Pinang, Jambi City in 2019.

Method: This research uses a cross sectional design, which has been done in November 2019
at Tanjung Pinang Health Center, Jambi City. The sampling technique of this study is using
accidental sampling. This research sample is mothers who have babies aged 6-12 months who
have fulfilled the inclusion and exclusion criteria. This research was conducted by interview
using a validated questionnaire.

Result: This study found that the percentage of respondents who were given exclusive
breastfeeding in the working area of Tanjung Pinang Health Center in Jambi City was 71.4%.
The percentage of respondents who experienced diarrhea in the working area of Tanjung
Pinang Health Center in Jambi City was 48.1%. the results showed that a significant
relationship between exclusive breastfeeding with the incidence of diarrhea in infants aged 6-
12 months in Tanjung Pinang Health Center in Jambi City in 2019 with a p-value of 0,000.
The result of prevalence ratio is 2,639, whether if the babies who didn’t got breastmilk have
2,639 times risk of diarrhea.

Conclusion: There is a significant relationship between exclusive breastfeeding and the


incidence of diarrhea in children aged 6-12 months.

Keywords: Diarrhea, exclusive breastfeeding, 6-12 months baby.


ABSTRAK
Latar Belakang: Penyakit diare merupakan masalah global dengan derajat kematian yang
tinggi bagi bayi. Faktor resiko penularan diare diantaranya tidak memberikan ASI secara
penuh pada bayi sampai usia 4-6 bulan. ASI mengandung zat nutrisi serta faktor anti bakteri
dan anti virus yang melindungi bayi terhadap infeksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan dan gambaran pemberian ASI eksklusif terhadap angka kejadian diere pada bayi
usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskemas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2019.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional, dilakukan pada bulan
November 2019 di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi. Teknik pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan Accidental Sampling. Sampel penelitain ini yaitu ibu-ibu yang
mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang telah divalidasi.

Hasil: Penelitian ini didapatkan persentase responden yang diberi ASI eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi sebesar 71,4%. Persentase responden yang
mengalami diare di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi sebesar 48,1%.
Didapatkan hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat kejadian
diare pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2019 dengan
nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05). Hasil Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,639, dimana bila
bayi tidak diberikan ASI eksklusif maka memiliki 2,639 kali resiko untuk terjadinya diare.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan
angka kejadian diare pada anak usia 6-12 bulan.

Kata kunci: Diare, ASI eksklusif , bayi 6-12 bulan.

PENDAHULUAN 16,8%. Kejadian diare di kota Surakarta


Diare merupakan salah satu penyakit pada tahun 2007 cukup tinggi yaitu
dengan insidensi tinggi di dunia dan sebanyak 7,06% dari total jumlah
dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar penduduk.3
kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering Berdasarkan data Dinas Kesehatan
menyebabkan kematian pada anak usia di (Dinkes) Kota Jambi tahun 2017 diketahui
bawah lima tahun (balita). Dalam satu bahwa jumlah penderita diare pada bayi
tahun sekitar 760.000 anak usia balita usia 6-12 bulan sebanyak 720 jiwa (6,7%)
meninggal karena penyakit ini. Didapatkan dengan jumlah bayi 10.721 jiwa yang
99% dari seluruh kematian pada anak tersebar di 20 Puskesmas di Kota Jambi.
balita terjadi di negara berkembang. Pada wilayah kerja Puskesmas di Kota
Kematian balita lebih sering terjadi di Jambi terdapat tiga puskesmas dengan
daerah pedesaan, kelompok ekonomi dan frekuensi kejadian diare terbanyak, yaitu
pendidikan rendah.1 Puskesmas Tanjung Pinang sebanyak
Dari penemuan kasus diare di fasilitas 1.501 kasus (14,0%), Puskesmas Putri Ayu
masyarakat pada tahun 2011 terdapat sebanyak 1.005 kasus (9,37%), Puskesmas
35,5% kasus diare yang ditangani di Olak Kemang sebanyak 882 kasus
Indonesia. Di Jawa Tengah ditemukan (8,22%). Sedangkan untuk pemberian ASI
kasus diare sebanyak 1.337.427, dan yang ekslusif usia 6-12 bulan tersebar di 20
ditangani 225.332 kasus atau sekitar
Puskesmas, pada wilayah kerja Puskesmas eksklusif masih kurang mencapai target
Tanjung Pinang Kota Jambi. dan kejadian diare tertinggi di wilayah
Penularan diare dapat dengan cara kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota
fekal-oral, yaitu melalui makanan atau Jambi menimbulkan keraguan akan
minuman yang tercemar oleh akurasitas data yang ada, karenanya perlu
enteropatogen, kontak tangan langsung diteliti dengan seksama.
dengan penderita, barang-barang yang Berdasarkan latar belakang yang
telah tercemar tinja penderita atau secara diuraikan diatas, maka penulis berminat
tidak langsung melalui lalat. Cara melakukan penelitian dengan judul
penularan ini dikenal dengan istilah 4F, “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
yaitu finger, flies, fluid, field.4 Dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 6-
Adapun faktor resiko yang dapat 12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
meningkatkan penularan enteropatogen Tanjung Pinang Kota Jambi pada Tahun
diantaranya adalah tidak memberikan ASI 2019”.
secara penuh pada bayi sampai usia 4-6
bulan, tidak memadainya penyediaan air METODE PENELITIAN
bersih, pencemaran air oleh tinja,
Penelitian ini merupakan studi potong
kurangnya sarana kebersihan, kebersihan
lintang atau cross sectional untuk
lingkungan dan pribadi yang buruk,
mengetahui adanya kejadian diare pada
penyiapan dan penyimpanan makanan
bayi umur 6-12 bulan yang diberi ASI
yang tidak higienis, serta cara penyapihan
eksklusif. Penelitian ini dilaksanakan pada
yang tidak baik.4
bulan November 2019 hingga selesai
Pemberian air susu ibu (ASI)
dengan alokasi waktu dimulai dari
merupakan cara alami untuk menjaga
pemilihan subjek penelitian sampai
nutrisi yang baik, meningkatkan daya
penelitian selesai. Penelitian ini dilakukan
tahan tubuh, serta memelihara emosi
di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi
selama masa pertumbuhan dan
tahun 2019.
perkembangan bayi. Di Indonesia,
persentase ibu yang menyusui eksklusif Populasi yang digunakan dalam
sampai dengan 6 bulan adalah 15,3%. penelitian ini adalah keseluruhan objek
Inisiasi dini menyusui kurang dari satu jam penelitian. Dalam penelitian ini populasi
setelah bayi lahir adalah 29,3%, tertinggi adalah seluruh bayi usia 6-12 bulan yang
di Nusa Tenggara Timur 56,2% dan datang ke Puskesmas Tanjung Pinang Kota
terendah di Maluku 13,0%. Berdasarkan Jambi tahun 2019. Sampel pada penelitian
data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi ini adalah semua bayi usia 6-12 bulan yang
tahun 2017 diketahui jumlah persentase datang ke Puskesmas Tanjung Pinang Kota
ibu yang menyusui eksklusif sampai Jambi pada saat penelitian di laksanakan.
dengan 6 bulan di 20 Puskesmas Kota Pengambilan sampel pada penelitian ini
Jambi adalah 58,15%, standar ASI ekslusif dilakukan dengan cara accidental
100% dan di Puskesmas Tanjung Pinang sampling Penentuan jumlah sampel
Kota Jambi baru tercapai 56,85%. minimal dalam penelitian ini
Tingginya angka kejadian diare balita menggunakan rumus Stanley Lemezhow
merupakan masalah yang penting di sebagai berikut:39
masyarakat sehingga perlu untuk
didapatkan data yang memadai. Faktor- N Z21-α/2 P(1-P)
faktor risiko yang menyebabkan diare n=
perlu digali untuk memberikan wawasan d2(N-1) + Z21-α/2 P(1-P)
dan informasi yang bermanfaat bagi
masyarakat akan pentingnya pencegahan 124,852
kejadian diare tersebut. Capaian ASI n=
2,2504 Total 77 100
Dari tabel 4.1, diatas didapatkan
n= 55,47 + 10% subjek penelitian ini sebagian besar
n= 61,017 = 61 responden perempuan yaitu sebesar 57,1% (44 bayi)
dan laki-laki sebesar 42,9% (33 bayi).
Keterangan:
n : Besar sampel minimum Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Subjek
N : Jumlah populasi Penelitian Berdasarkan Usia.
Z1-α/2 : Nilai Z untuk tingkat kepercayaan
Karakteristik Keterangan n %
(biasanya 1,96 untuk IK 95%)
1 Usia 6 Bulan 5 6,5
P : Proporsi variabel yang diteliti 7 Bulan 7 9,1
d :Presisi (marging of error dalam 8 Bulan 6 7,8
memperkirakan proporsi) 10% 9 Bulan 7 9,1
(0,1) 10 Bulan 8 10,4
Untuk mengantisipasi sampel yang 11 Bulan 11 14,3
12 Bulan 33 42,9
drop out, peneliti menambahkan 10% dari
sampel minimal sehingga total sampel
pada penelitian ini sebanyak 61 responden.
Total 77 100
Kriteria inklusi: Ibu yang memiliki bayi
usia 6-12 bulan yang datang ke Puskesmas Berdasarkan tabel 4.2, Usia sampel
Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2019. penelitian terbanyak yaitu usia 12 bulan
Kriteria eksklusi: Bayi yang menderita sebesar 42,9% (33 bayi) dan yang terendah
diare dengan penyakit lain atau penyerta yaitu usia 6 bulan yaitu sebesar 6,5% (5
lainnya, misalnya: TB, pneumonia, bayi).
mengalami kelainan kongenital dan
sebagainya, Ibu yang tidak bersedia Tabel 4.3 Pemberian ASI Eksklusif
menjadi responden. Keterangan n %
Pengolahan data dilakukan dengan ASI Eksklusif 55 71,4
cara editing, coding, entry, dan cleaning Non Eksklusif 22 28,6
data. Analisis data yang digunakan dalam Total 77 100
penelitian ini adalah univariat dan bivariat.
Berdasarkan tabel 4.3, pemberian ASI
HASIL DAN PEMBAHASAN eksklusif pada bayi di penelitian ini yaitu
sebesar 71,4% (55 bayi), dan bayi yang
Hasil Penelitian tidak ASI eksklusif yaitu sebesar 28,8%
(22 bayi).
Penelitian ini dilaksanakan di
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tabel 4.4 Kejadian Diare
dengan subjek penelitian yaitu seluruh
bayi dengan usia 6-12 bulan yang datang Keterangan n %
ke Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tidak Diare 40 51,9
Diare 37 48,1
pada periode November 2019. Subjek
penelitian berjumlah 77 sampel yang telah Total 77 100
memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan tabel 4.4, kejadian bayi
yang tidak diare pada bayi dipenelitian ini
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Subjek
yaitu sebesar 51,9% (40 bayi) dan bayi
Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin.
yang diare yaitu sebesar 48,1% (37 bayi).
Karakteristik Keterangan n %
1 Jenis Kelamin Perempuan 44 57,1 Tabel 4.5 Jumlah Kejadian Diare
Laki-laki 33 42,9 Keterangan n %
Tidak 40 51,9
1x 18 23,4 Dari uji statistik chi square didapatkan
>1x 19 24,7 nilai p-value sebesar 0,000 (< 0,05) yang
Total 77 100
berarti terdapat hubungan bermakna antara
Berdasarkan tabel 4.5, jumlah pemberian ASI eksklusif dengan
kejadian diare pada bayi dipenelitian ini penurunan kejadian diare pada bayi usia 6-
yang tidak mengalami diare sebesar 51,9% 12 bulan di Puskesmas Tanjung Pinang
(40 bayi), bayi yang mengalami diare 1x Kota Jambi tahun 2019 . Hasil Prevalence
sebanyak 23,4% (18 bayi), dan bayi yang
mengalami diare >1x sebanyak 24,7% (19
bayi).
Tabel 4.6 Frekuensi Diare
Keterangan n %
Tidak 40 51,9
1-3x/hari 27 35,1
>3x/hari 10 13,0 Ratio (PR) yang terdapat pada tabel diatas
Total 77 100 sebesar 2,639, dimana bila bayi tidak
Berdasarkan tabel 4.6, jumlah diberikan ASI eksklusif maka memiliki
frekuensi diare pada bayi selama 1-3x/hari 2,639 kali resiko untuk terjadinya diare.
sebesar 35,1% (27 bayi), dan selama
Pembahasan
>3x/hari sebesar 13,0% (10 bayi).
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Tabel 4.7 Konsistensi Diare
diketahui bahwa jumlah responden pada
Keterangan n %
Tidak 40 51,9
penelitian ini adalah sebanyak 77 orang
Cair 37 48,1 dan jumlah responden berjenis kelamin
perempuan lebih banyak sebesar 57,1%
Total 77 100 (44 bayi) dan jumlah responden berjenis
Berdasarkan tabel 4.7, Konsistensi kelamin laki-laki sebesar 42,9% (33 bayi).
diare pada bayi yang lembek dan cair Kriteria yang termasuk dalam sampel
sebesar 48,1% (37 bayi). penelitian ini adalah bayi dengan usia 6-12
Tabel 4.8 Durasi Diare bulan. Usia terbanyak pada sampel
penelitian ini yaitu usia 12 bulan sebesar
Keterangan n % 42,9% (33 bayi) dan yang terendah yaitu
Tidak 40 51,9 usia 6 bulan sebesar 6,5% (5 bayi).
<14 hari 34 44,2
≥14 hari 3 3,9 Dari data yang telah didapatkan lebih
Total 77 100 banyak ibu yang memberikan ASI ekslusif.
Berdasarkan tabel 4.8, durasi diare pada Pemberian ASI eksklusif pada bayi
bayi yang <14 hari sebesar 44,2% (34 dipenelitian ini yaitu sebesar 71,4% (55
bayi), dan yang ≥14 hari sebesar 3,9% (3 bayi), dan bayi yang tidak ASI eksklusif
bayi). yaitu sebesar 28,8% (22 bayi). Kejadian
diare pada bayi dipenelitian ini yaitu
Tabel 4.9 Hubungan Pemberian ASI sebesar 48,1% (37 bayi), dan bayi yang
Ekslusif Dengan Kejadian Diare pada Bayi tidak diare sebesar 51,9% (40 bayi).
Berdasar tabel 4.9, dapat dilihat Angka kejadian diare pada bayi usia
bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif 6-12 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif
sebesar 86,4% (19 bayi) yang mengalami lebih sedikit bila dibandingkan dengan
diare, sedangkan yang tidak ASI eksklusif bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif.
sebesar 32,7% (18 bayi). Hal ini dikarenakan ASI adalah asupan
yang aman dan bersih bagi bayi dan
mengandung antibodi penting yang ada
dalam kolostrum, sehingga sangat kecil bayi yang diberikan ASI eksklusis dengan
kemungkinan bagi kuman penyakit untuk bayi yang tidak ASI eksklusis dengan
dapat masuk ke dalam tubuh bayi.40,41 Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,639,
dimana bila bayi tidak diberikan ASI
Pada waktu lahir sampai beberapa eksklusif maka memiliki 2,639 kali resiko
bulan setelahnya, bayi belum dapat untuk terjadinya diare.
membentuk kekebalan sendiri secara
sempurna. ASI merupakan salah satu Kesimpulan
komponen yang memiliki daya tahan
tubuh yang baik, secara aktif. ASI tidak Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
hanya memiliki perlindungan yang baik dapat ditarik kesimpulan:
terhadap infeksi ataupun alergi, tetapi juga
1. Persentase responden yang diberi ASI
bisa membuat perkembangan dan
eksklusif sebesar 71,4% (55 bayi) di
pertumbuhan yang baik bagi bayi. ASI
wilayah kerja Puskesmas Tanjung
juga mengandung beberapa komponen
Pinang Kota Jambi
antiinflamasi, yang membuat bayi jarang
2. Persentase responden yang mengalami
sakit pada awal kelahiran.40,41
diare di wilayah kerja Puskesmas
Peran ASI belum mampu digantikan Tanjung Pinang Kota Jambi sebesar
oleh susu formula seperti peran 48,1% (37 bayi).
bakteriostatik, anti alergi, atau peran 3. Terdapat hubungan bermakna antara
psikososial. Pemberian ASI pada bayi pemberian ASI eksklusif dengan
tersebut dapat membantu meningkatkan kejadian diare pada bayi usia 6-12
daya tahan tubuh bayi. ASI mengandung bulan di Puskesmas Tanjung Pinang
sIgA, Limfosit T, Limfosit B, Laktoferin Kota Jambi tahun 2019 dengan nilai
yang dapat merangsang peningkatan status p-value sebesar 0,000 (<0,05).
imun pada bayi.41
Saran
Pada penelitian ini responden yang
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat
prevelensi kejadian diare pada bayi yang
di sarankan bagi semua pihak yang
mendapatkan ASI eksklusif sebesar 32,7%
bersangkutan, yaitu:
sedangkan kejadian diare pada bayi yang
tidak mendapatkan ASI eksklusif sebesar 1. Bagi petugas kesehatan Puskesmas
86,4%. Hasil penelitian ini sesuai dengan Tanjung Pinang Kota Jambi
penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Diharapkan kader-kader dan petugas
Winda Wijayanti pada tahun 2010 kesehatan lain posyandu dan
menunjukkan prevalensi kejadian diare puskesmas diharapkan dapat memberi
pada bayi yang mendapatkan ASI bimbingan dan motivasi kepada ibu
eksklusif sebesar 43,33 %. Sedangkan menyusui untuk meningkatkan
prevalensi kejadian diare pada bayi yang pemberian ASI eksklusif dengan
tidak mendapatkan ASI eksklusif sebesar menimbang ASI adalah kebutuhan
56,67%. Hal itu dikarenakan ASI adalah terbaik untuk bayi. Ibu-ibu perlu
asupan yang aman dan bersih bagi bayi dibimbing untuk perilaku hidup bersih
dan mengandung antibodi penting yang dan sehat (PHBS) lewat penyuluhan
ada dalam kolustrum, sehingga sangat tentang pencegahan diare dari faktor-
kecil kemungkinan bagi kuman penyakit faktor risiko kejadian diare.
untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi.42 2. Bagi masyarakat
Diharapkan penelitian ini bisa lebih
Hasil penelitian ini mendukung
meningkatkan pemahaman
hipotesis yang telah dicantumkan, yaitu
masyarakat tentang pentingnya
terdapat hubungan kejadian diare pada
pemberian ASI eksklusif pada bayi
sampai bayi berusia 6 bulan tanpa ada 8. Ulshen M. Manifestasi Klinis
makanan atau minuman tambahan Penyakit Saluran Pencernaan.
yang diberikan kepada bayi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak
3. Bagi peneliti selanjutnya Nelson Vol 2. Edisi 15. Jakarta:
Diharapkan penelitian ini dapat EGC; 2010. Hlm. 1273.
digunakan sebagai referensi bagi 9. Sitorus RH. Pedoman Perawatan
peneliti selanjutnya yang akan Kesehatan Anak. Bandung: Yrama
melakukan penelitian sejenis dan Widya; 2010. Hlm. 9-84.
meningkatkan informasi lebih 10. Direktorat Jendral Pengendalian
mendalam tentang faktor risiko lain Penyakit dan Penyehatan
yang mempengaruhi kejadian diare. Lingkungan. Pengendalian
Penyakit Diare. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia; 2011.
11. Suraatmaja S. Diare. Dalam:
DAFTAR PUSTAKA Kapita Selekta Gatroenterologi
Anak. Jakarta: Sagung Seto; 2010.
1. World Health Organization
Hlm. 1-22.
(WHO). Penyebab Kematian Balita
12. Kementrian Kesehatan Republik
pada Diare. Jakarta: 2009. Hlm. 10-
Indonesia. Situasi Diare di
15.
Indonesia. Jakarta: 2011. Hlm. 1-5.
2. Paramitha GW, Soprima M,
13. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan
Haryanto B. Perilaku Ibu Pengguna
Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar.
Botol Susu dengan Kejadian Diare
Jakarta: Rineka Cipta; 2011. Hlm.
pada Balita. Makara kesehatan,
114-118.
2010;14(1):46-50.
14. Suririnah. Buku Pintar Merawat
3. Kementrian Kesehatan RI. Profil
Bayi 0-12 Bulan. Jakarta:
Data Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama; 2009.
Kementrian Kesehatan RI; 2013.
Hlm. 17-220.
Hlm. 93
15. Anik Maryunani. Inisiasi Menyusui
4. Subagyo B, Santoso NB. Diare
Dini ASI Eksklusif dan
Akut. Dalam: Juffrie M, dkk. Buku
Manajemen Laktasi, Jakarta: TIM;
Ajar Gastroenterologi Hepatologi
2002. Hlm. 40-57.
Jilid 1. Jakarta: Badan Penerbit
16. Kamalia D. Hubungan antara
IDAI; 2011. Hlm. 27-87.
Pemberian ASI secara Eksklusif
5. Aldy OS, dkk. Dampak Proteksi
dengan Kejadian Diare pada Bayi
Air Susu Ibu Terhadap Infeksi. Sari
Usia 1-6 Bulan di Wilayah Kerja
Pediatri. 2009;(11):167-173.
Puskesmas Kedungwuni 1
6. Riset Kesehatan Dasar
Pekalongan pada Tahun 2010.
(RISKESDAS).
http//www.scribd.com. 2010.
http://www.litbang.depkes.go.id/sit
(Diakses pada Tanggal 12 Januari
es/download/buku_laporan/lapnas_
2019).
risk
17. Ramaiah S. ASI dan Menyusui.
esdas2010/Laporan_riskesdas_201
Jakarta: Bhuana Ilmu Popular;
0.pdf; 2010.(diakses pada 19
2011. Hlm. 18-29.
Januari 2019).
18. Munasir Z, Kurniati N. Air Susu
7. Juffrie M, dkk. Modul Pelatihan
Ibu dan Kekebalan Tubuh. Dalam:
Diare. Dalam: UKK gastro-
IDAI. Bedah ASI Kajian dari
hepatologi IDAI. Jakarta: FKUI;
Berbagai Sudut Pandang Ilmiah.
2009. Hlm. 6-11.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; http://www.idai.or.id/artikel/klinik/
2008. Hlm. 69-79. asi/nilainutrisi-air-susu-ibu.
19. Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. (diakses pada 19 Januari 2019)
Jakarta: Trubus Agriwidya; 2005. 29. American Pregnancy Association:
Hlm. 3-35. What’s in breast milk?. 2015.
20. Matondang CS, Munatsir Z, http://americanpregnancy.org/first-
Sumadiono. Aspek Imunologi Air year-oflife/whats-in-breastmilk/.
Susu Ibu. Dalam: Akib AAP, (diakses pada 20 Januari 2019)
Munasir Z, Kurniati N. Buku Ajar 30. Parks E P, Shaikhkhalil A, Groleau
Alergi-Imunologi Anak Edisi II. V, dkk. Feeding Healthy
Jakarta: Badan Penerbit IDAI; Infants,Children and Adolescents.
2008. Hlm. 189-202. Dalam : Nelson Textbook of
21. Hendarto A, Pringgadini K. Nilai Pediatrics. Edisi 20. Philadelphia:
Nutrisi Air Susu Ibu. Dalam: IDAI. Elsevier; 2016. Hlm. 286-295.
Bedah ASI Kajian dari Berbagai 31. Koletzko, Berthold, Baker. Global
Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Standard for the Composition of
Balai Penerbit FKUI; 2008. Hlm. Infanl Formula: Recommendations
46. of an ESPGHAN Coordinated
22. Chantry CJ, Howard CR, Auinger International Expert Group. 2010.
P. Full breastfeeding duration adn http://journals.lww.com/jpgn/fullte
assiciated decrease in respiratory xt/2005/11000/globalstandardforth
tract infection in US children. ecompositionofinfant.6.aspx.
Pediatrics; 2006. 117(2). 425-431. (Diakses pada 15 januari 2019).
23. Purwanti SH. Konsep Penerapan 32. Kementrian Pendidikan dan
ASI Eksklusif. Jakarta: 2004. Kebudayaan Republik Indonesia.
http://drsuparyanto.blogspot.com/2 Pentingnya ASI dan Susu Formula.
010/07/konsep-asi-eksklusif.html. Jakarta: 2010.
(diakses pada 23 Januari 2019). http//kemdiknes.go.id/index7.php?
24. Munasir Z, Kurniati N. Air Susu display=view&mod=script&cmd=b
Ibu dan Kekebalan Tubuh. Dalam: ahan%20belajar/pengetahuan
IDAI. Bedah ASI Kajian dari %20populer/view&id=185&uniq=
Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. 1422. (Diakses pada 18 Januari
Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2019).
2008. Hlm. 79-88. 33. Sjarif DR. Susu Formula Bayi.
25. Sumadiono. Imunologi Mukosa. Dalam: Seminar Ilmiah Srikandi
Dalam: Akib AAP, Munasir Z, Kesehatan Sari Husada. Jambi:
Kurniati N. Buku Ajar Alergi- 2010. Hlm. 1-14.
Imunologi Anak Edisi II. Jakarta: 34. Wahyu WB. ASI.
Badan Penerbit IDAI; 2008. Hlm. http://www.indomedia.com/bpost/1
94. 22000/18/opini/opini1.htm-
26. Moehji S. Ilmu Gizi 2. Jakarta: 10ksupplemental. (diakses pada 2
Penerbit Papas Sinar Sinanti; 2003. februari 2019)
Hlm. 78-90. 35. BKKBN. ASI Eksklusif Turunkan
27. World Health Organization: 10 Kematian Bayi.
facts on breastfeeding. 2017. http://www.pikas.bkkbn.go.id/print
https://www.who.int/features/factfi .php?tid+2&rid=136-6k-sp.
les/breastfeeding/en/. (diakses pada 20 Januari 2019).
(diakses pada 19 Januari 2019) 36. Dahlan MS. Besar Sampel dan
28. Ikatan Dokter Anak Indonesia: Cara Pengambilan Sampel dalam
Nilai nutrisi air susu ibu. 2013. Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Mangunkusumo. Jakarta. Hlm. 20-
Salemba Medika; 2009. Hlm. 4-43. 27.
37. Murti B. Desain dan Ukuran 42. Winda W. hubungan antara
Sampel untuk Penelitian pemberian asi eksklusif dengan
Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang angka kejadian diare pada bayi
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah umur 0-6 bulan di puskesmas
Mada University Press; 2010. Hlm. gilingan kecamatan banjarsari
97-103. surakarta. Surakarta: Fakultas
38. Masri SH. Diare Penyebab Kedokteran Universitas Sebelas
Kematian 4 Juta Balita Per Tahun. Maret; 2010.
2004. 43. Maharani K. hubungan antara
http://www.waspada.co.id/serbaser pemberian asi dan kejadian diare
bi/kesehatan/artikel.,php? pada bayi. Surakarta; Fakultas
artikelid=61135-75. (diakses pada Kedokteran Universitas Sebelas
19 januari 2019). Maret; 2009.
39. Syahdrajat T. Panduan Penelitian
untuk Skripsi Kedokteran dan
Kesehatan. 2018. Hlm. 28-32, 47.
40. Soetjiningsih, 2001. ASI: Petunjuk
Untuk Tenaga Kesehatan. EGC,
Jakarta.
41. Anonymus. Panduan Pelayanan
Medis Depertemen Ilmu Kesehatan
Anak RSUP Nasional DR. Cipto

You might also like