Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab


kelas V pada MI Nurul Huda I Miji dan MI Nurul Huda 2 Surodinawan Kota Mojokerto.

Muhammad Andi Isya'a*

aProgram Studi Pendidikan Agama Islam Madrasah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya
Mojokerto

*Koresponden penulis: 4ndiisya@gmail.com

Abstract
Over time, education experts have successfully created a new formula had appalling
education. Bobby DePorter one education expert has created a new and practical way to
affect the mental state of students conducted by the teacher. All were summarized in
Quantum Teaching, which means the conversion of a variety of interactions that exist
within the students into something beneficial for both the students themselves and for
others. The purpose of this development study is: it produces the product of the teaching
methods that are implemented Quantum Teaching Skills Approach process consisting of
manual teaching methods Quantum Teaching. Products Quantum Teaching learning
method has been refined based on the analysis of trial data. Based on the measures that
have been implemented can be concluded as follows. 1). Products are revised based on
test results of theoretical and empirical are: assessment experts do not indicate a revision,
but the results of the questionnaire, the revision by the student based on the questionnaire:
(1) Changing procedure of evaluation in the use of the model (2) Fix the model view or
change strategy learning. 2.) The products developed interesting for classical learning in
the classroom and independently. 3) The product of these products can ease the burden of
teachers in teaching. 4) The results of expert validation and testing, Quantum Learning
methods Teaching to develop critical thinking skills is fit for use for learning .5) products
developed can increase students' motivation, and motivation is one of the conditions of
implementation of productive learning model in the form method Quantum teaching
learning to develop critical thinking skills.
Keywords: Quantum Teaching, Arabic

A. Pendahuluan pencapaian tujuan, jika tidak tepat


aplikasinya. Oleh karena itu, penting sekali
Ibnu khaldun berkata, “Sesungguhnya
untuk memahami dengan baik dan benar
Pembelajaran itu merupakan profesi yang
tentang karakteristik suatu metode. Secara
membutuhkan pengetahuan, keterampilan,
sederhana, metode Pembelajaran bahasa Arab
dan kecermatan karena ia sama halnya
dapat digolongkan menjadi dua macam,
dengan pelatihan kecakapan yang
yaitu: pertama, metode tradisional/klasikal
memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan,
dan kedua, metode modern.
sehingga menjadi cakap dan professional.”
Penerapan metode Pembelajaran tidak akan Metode Pembelajaran bahasa Arab
berjalan dengan efektif dan efisien sebagai tradisional adalah metode Pembelajaran
media pengantar materi Pembelajaran bila bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa
penerapannya tanpa didasari dengan sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa
pengetahuan yang memadai tentang metode Arab berarti belajar secara mendalam tentang
itu. Sehingga metode bisa saja akan menjadi seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek
penghambat jalannya proses Pembelajaran, gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu),
bukan komponen yang menunjang morfem/morfologi (Qowaid as-sharf)

71
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

ataupun sastra (adab). Metode yang "Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan
berkembang dan masyhur digunakan untuk Antarkan Dunia kita ke Dunia Mereka"
tujuan tersebut adalah Metode qowaid dan (DePorter, 2001:7).
tarjamah. Metode tersebut mampu bertahan
Quantum Teaching menawarkan suatu
beberapa abad, bahkan sampai sekarang
sintesis dari hal-hal yang dicari, atau cara-cara
pesantren- pesantren di Indonesia, khususnya
baru untuk memaksimalkan dampak usah
pesantren salafiah masih menerapkan metode
pengajaran yang dilakukan guru melalui
tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-hal
perkembangan hubungan, penggubahan
sebagai berikut: Pertama, tujuan Pembelajaran
belajar, dan penyampaian kurikulum (Nata,
bahasa arab tampaknya pada aspek
2003:35). Metode pengajaran dalam bentuk
budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu
Quantum Teaching tampak lebih
sharaf. Kedua kemampuan ilmu nahwu
komprehensip dibandingkan dengan
dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat
berbagai metode pengajaran yang telah ada
untuk memahami teks/kata bahasa Arab
sebelumnya. Dengan kata lain bahwa dalam
klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda
Quantum Teaching terkandung berbagai
baca lainnya. Ketiga, bidang tersebut
macam-macam metode pengajaran yang
merupakan tradisi turun temurun, sehingga
diolah menjadi satu, seperti metode ceramah,
kemampuan di bidang itu memberikan “rasa
tanya jawab, demonstrasi, karya wisata,
percaya diri (gengsi) tersendiri di kalangan
penugasan, pemecahan masalah, diskusi,
mereka”.
simulasi, eksperimen, penemuan, dan proyek
Seiring dengan berjalannya waktu, para atau unit. Berbagai ini satu dan saling
ahli pendidikan telah berhasil membuat bersinergi membentuk Quantum Teaching.
rumusan baru yang sempat menggemparkan
Ada kecenderungan dewasa ini untuk
dunia pendidikan. Bobby DePorter salah satu
kembali pada pemikiran bahwa anak akan
pakar pendidikan berhasil menciptakan cara
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan
baru dan praktis untuk mempengaruhi
alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika
keadaan mental pelajar yang dilakukan oleh
anak mengalami apa yang dipelajarinya,
guru. Semua itu terangkum dalam Quantum
bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang
Teaching yang berarti pengubahan bermacam-
berorientasi pada penguasaan materi terbukti
macam interaksi yang ada dalam diri siswa
berhasil dalam kompetisi menggingat jangka
menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi
pendek tetapi gagal dalam membekali anak
diri siswa itu sendiri maupun bagi orang lain
memecahkan persoalan dalam kehidupan
(DePorter, dkk, 2001:5). Disinilah letak
jangka panjang
pengembangan metode pembelajaran
Quantum Teaching, yaitu menggubah Bahasa Arab merupakan salah satu mata
bermacam-macam interaksi yang ada di pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap
dalam dan di sekitar momen belajar. Karena jenjang pendidikan Madrasah di Indonesia,
itulah guru harus tahu apa yang ada pada baik pada jenjang Ibtida’iyah, Twanawiyah
siswanya. Begitu juga harus ada kerjasama aliyah, maupun Perguruan Tinggi Agama
yang solid antara guru dan siswa, bila guru Islam. Salah satu alasannya, kemampuan
berusaha membimbing dan mengarahkan berbahasa (Arab) merupakan kemampuan
siswanya, maka diharapkan siswa juga dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta
berusaha sekuat tenaga untuk mencapai hasil didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan
belajar. Dalam pelaksanaan Quantum Teaching dan teknologi. Mengingat sebagian besar
lebih menekankan pada emosioanal anak, IPTEK “terdokumentasi” dalam bentuk
sebagaimana prinsip-prinsip yang referensi yang bermedia Bahasa Arab. Sebagai
dikembangkan dalam Quantum Teaching yaitu konsekuensi dari itu. Salah satu hal yang

72
Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

sangat urgen kaitannya dengan mata pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas,
pelajaran Bahasa Arab adalah bagimana (3) penumbuhan keberanian, dan (4)
caranya agar pembelajaran Bahasa Arab di pendorong kemauan dan kemampuan
Madrasah dapat berhasil dengan baik? mengumpulkan informasi (Suparno dan
Jawaban untuk pertanyaan seperti itu tentu Yunus, 2007: 4).
banyak sekali variasinya, mengingat banyak
Rendahnya nilai keterampilan pada siswa
faktor yang berpengaruh terhadap
merupakan masalah bagi guru. Salah satu
keberhasilan pembelajaran Bahasa Arab,.
upaya pemecahan masalah tersebut adalah
Salah satunya adalah perlu adanya
dengan penggunaan media dalam
pemahaman mengenai karakteristik
pembelajarannya. Terdapat berbagai macam
pembelajaran Bahasa Arab oleh praktisi
dan jenis media pembelajaran dengan
pendidikan, khususnya guru pengampu mata
manfaat dan keunggulannya masing-masing,
pelajaran Bahasa Arab.
salah satunya yang digunakan dalam
Pembelajaran Bahasa Arab menekankan permasalahan kali ini adalah media gambar.
pada pemerolehan empat keterampilan Penggunaan media gambar dalam
berbahasa. Keempat keterampilan tersebut pembelajaran membuat pembelajaran
adalah keterampilan menyimak, berbicara, menjadi menarik, menyenangkan dan siswa
membaca dan menulis. Keempat terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu
keterampilan berbahasa disajikan secara media gambar dapat membantu siswa untuk
terpadu namun dimungkinkan untuk menentukan tema, menemukan kosakata,
memberikan penekanan pada salah satu mengungkapkan ide dan gagasan ke dalam
keterampilan, misalnya keterampilan kalimat demi kalimat sehingga membentuk
menulis. Keterampilan menulis merupakan paragraf yang padu. Apabila keterampilan
keterampilan yang bersifat produktif, artinya siswa meningkat, secara otomatis hasil/nilai
keterampilan menulis merupakan prestasi belajar Bahasa Arab khusunya juga
keterampilan yang menghasilkan yaitu akan meningkat.
menghasilkan tulisan. Menulis secara umum
Menindaklanjuti kondisi di atas yakni
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
menjadikan metode pembelajaran Quantum
penyampaian pesan (komunikasi) dengan
Teaching menjadi model pelajaran yang
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
menarik dan membantu tugas guru dalam
medianya.
meningkatkan efektivitas pembelajaran, maka
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, diperlukan suatu model pembelajaran yang
menulis merupakan kegiatan yang kompleks inovatif Pendekatan Keterampilan Proses.
karena penulis dituntut untuk dapat Salah satu model pembelajaran yang meliputi
menyusun dan mengorganisasikannya dalam serangkaian pengalaman belajar yang
formulasi ragam bahasa tulis. Di balik terencana yang disusun secara sistematis,
kerumitannya, menulis mengandung banyak operasional, dan terarah untuk membantu
manfaat bagi pengembangan mental, siswa menguasai tujuan pembelajaran yang
intelektual dan sosial siswa (Suparno dan spesifik adalah metode pembelajaran
Yunus, 2007:3). Melalui kegiatan siswa dapat Quantum Teaching.
mengkomunikasikan ide/gagasan dan
B. Rumusan Masalah
pengalamannya. Siswa juga dapat
meningkatkan dan memperluas Berdasarkan latar belakang masalah di
pengetahuannya melalui tulisan-tulisannya. atas, maka dapat di kemukakan rumusan
Di samping itu ada beberapa manfaat yang masalah sebagai berikut: Diperlukan
dapat dipetik/diperoleh dari menulis, antara perangkat pembelajaran yang menggunakan
lain: (1) peningkatan kecerdasan, (2) metode pembelajaran Quantum Teaching

73
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa melakukan pengalaman dari pelajaran dan
Arab kelas V MI Nurul Huda I Miji dan MI pengalaman yang diberikan oleh guru.
Nurul Huda 2 Surodinawan Kota Mojokerto
b) Learning to know (belajar untuk tahu),
C. Tujuan Model siswa belajar dengan pemahaman dan
pengetahuan yang berwawasan luas
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
sehingga dia mengerti.
Membuat perangkat pembelajaran yang
menggunakan metode pembelajaran Quantum c) Learning to be (belajar untuk menjadi),
Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa belajar cara membangun
Bahasa Arab kelas V MI Nurul Huda I Miji pengetahuannya dengan meningkatkan
dan MI Nurul Huda 2 Surodinawan Kota kepercayaan diri.
Mojokerto
d) Learning to live together (belajar untuk
hidup bersama), siswa belajar bagaimana
D. Kajian pustaka membangun sifat positif pada orang lain.
1. Metode pembelajaran Quantum Teaching Quantum Teaching adalah sebuah strategi
Nata (2002: 35), menjelaskan bahwa pembelajaran yang didasarkan pada beberapa
Quantum Teaching merangkaikan apa yang teori yang dihasilkan dari beberapa penelitian
paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah sebelumnya. Salah satu teori yang mendasari
paket multisensory, multi kecerdasan dan adalah teori tentang penyeimbangan
penggunaan otak kanan dan otak kiri. Teori
kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya
meningkatkan kemampuan guru untuk tersebut menjelaskan bahwa otak manusia
dibagi menjadi dua belahan, yakni belahan
mendorong murid berprestasi. Sedangkan
menurut Bobby De Porter (2005: 3), Quantum otak kanan dan belahan otak kiri. Proses
Teaching adalah sebuah strategi pembelajaran berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial,
yang bertumpu pada prinsip-prinsip dan linear dan rasional. Cara berpikir yang sesuai
untuk tugas-tugas detail dan fakta, fonetik,
teknik-teknik Quantum Learning, yang dalam
pelaksanaannya mendukung prinsip bahwa serta simbolisme. Sedangkan proses berpikir
pembelajaran adalah sebuah sistem. Hal ini otak kanan memiliki sifat acak, tidak teratur,
terlihat dari buku “Quantum Teaching: intuitif dan holistik. Cara berpikirnya sesuai
Mempraktikkan Quantum Learning di dengan cara untuk mengetahui yang bersifat
Ruang-Ruang Kelas”. Quantum Teaching nonverbal seperti perasaan dan emosi,
mampu mengorganisasi dan memadukan kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan
pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas
interaksi-interaksi yang ada di dalam dan
sekitar momen belajar atau dengan kata lain dan sosialisasi. Orang yang memanfaatkan
mengelola unsur-unsur yang terkait dengan kedua belahan otak ini cenderung seimbang
kegiatan belajar mengajar dan dalam setiap aspek hidupnya. Aspek emosi
coba disinggung oleh Quantum Teaching
memanfaatkannya untuk mencapai tujuan.
Hanya saja dalam buku tersebut tidak sehingga kedua belahan otak dapat berjalan
ditemukan teknik evaluasi yang tepat untuk bersama dalam kegiatan belajar.
model pembelajaran Quantum Teaching.

Dalam Quantum Teaching ada empat pilar 2. Hasil Belajar Bahasa Arab
pendidikan yang dibangun oleh guru kepada
Hasil belajar menurut Sudjana (2000)
siswa diantaranya, yaitu:
merupakan “suatu kompetensi atau
a) Learning to do (belajar untuk berbuat), kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa
siswa dituntut untuk mau berbuat dan setelah melalui kegiatan pembelajaran yang
dirancang/dilaksanakan oleh guru di

74
Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

Madrasah dan kelas tertentu”. ini didasari pada asumsi bahwa bahasa
adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu
Selain itu Sudjana (2000:39-40)
harus dikomunikasikan dan dilatih terus
mengemukakan bahwa: “hasil belajar siswa
sebagaimana anak kecil belajar bahasa.
dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu: 1)
faktor intern, dan 2) faktor ekstern. Faktor a. Metode Qawaid dan Terjemah
intern meliputi: motivasi belajar, minat dan
Para pakar dan praktisi pembelajaran
perhatian siswa terhadap mata pelajaran
bahasa asing sering juga menyebut metode ini
tersebut, sikap dan kebiasaan dalam belajar,
dengan metode tradisional. Penyebutan
ketekunan belajar, keadaan sosial ekonomi
tersebut berkaitan dengan sebuah cerminan
orang tua, faktor fisik dan faktor psikis
terhadap cara-cara dalam jaman Yunani Kuno
siswa.Sedangkan faktor ekstern mencakup
dan Latin dalam mengajarkan bahasa. Asumsi
aspek kualitas pembelajaran yang meliputi
dasar metode ini adalah adanya ‘logika
faktor kemampuan guru, karakteristik kelas
semesta’ (universal logic) yang merupakan
dan karakteristik Madrasah”.
dasar semua bahasa di dunia, sedangkan tata
Hasil belajar dapat ditingkatkan dengan bahasa adalah cabang logika.
jalan mengaktifkan se-mua aspek indera pada
Metode ini ditujukan kepada peserta didik
diri manusia. Menurut Wiriaatmadja,
agar, (1) lebih mempu membaca naskah
(1983:99) “seseorang yang sedang belajar
berbahasa Arab atau karya sastra Arab, dan
memperoleh hasil belajarnya sebagai berikut:
(2) memiliki nilai displin dan perkembangan
Melalui indera pengecap sebesar 1%, indera
intelektual. Pembelajaran dalam metode ini
peraba sebesar 1,5%, indera penciuman
didominasi dengan kegiatan membaca dan
sebesar 3,5%, indera pendengaran sebesar
menulis. Adapun kosakata yang dipelajari
11% dan indera penglihatan sebesar 83%”.
adalah kosakata dari tes bacaan, di mana
Dari ketiga pendapat di atas, ternyata kalimat diasumsikan sebagai unit yang
untuk meningkatkan hasil belajar, perlu terkecil dalam bahasa, ketepatan terjemahan
mengaktifkan semua aspek indera pada diri diutamakan, dan bahasa Ibu digunakan
manusia dan faktor-faktor yang dalam prose pembelajaran.
mempengaruhinya, baik faktor dari dalam
b. Metode Langsung (Mubasyarah)
individu maupun faktor dari luar individu
yang sengaja dirancang untuk meningkatkan Karena adanya ketidak puasan dengan
hasil belajar. metode qawa’id dan tarjamah, maka terjadi
suatu gerakan penolakan terhadap metode
tersebut menjelang pertengahan abad ke 19.
3. Metode Pembelajaran bahasa Arab modern Banyak orang Eropa yang merasa bahwa
buku-buku pembelajaran bahasa asing yang
Metode Pembelajaran bahasa Arab
beredar tidaklah praktis, karena tidak
modern adalah metode Pembelajaran yang
mengajarkan bagaimana berbahasa namun
berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat.
lebih memperhatikan pembicaraan tentang
Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat
bahasa. Karena itu, banyak kemudian bergulir
komunikasi dalam kehidupan modern,
ide-ide untuk meperbaharui metode tersebut.
sehingga inti belajar bahasa Arab adalah
kemampuan untuk menggunakan bahasa Berdasarkan asumsi yang ada dalam
tersebut secara aktif dan mampu memahami proses berbahasa antara Ibu dan anak, maka
ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. F. Gouin (1980-1992) mengembangkan suatu
metode yang diberi nama dengan metode
Metode yang lazim digunakan dalam
langsung (thariqah mubasyarah), sebuah
Pembelajarannya adalah metode langsung
metode yang sebenarnya juga pernah
(tariiqah al - mubasysyarah). Munculnya metode

75
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

digunakan dalam dunia pembelajaran bahasa metode- metode lain. Ketiga, Kegiatan belajar
asing sejak jaman Romawi (± abad XV). mengajar dapat terhambat oleh beberapa
Metode ini memiliki tujuan yang terfokus faktor, yakni (1) norma-norma umum yang
pada peserta didik agar dapat memiliki berlaku di tengah masyarakat, (2) suasana
kompetensi berbicara yang baik. Karena itu, yang terlalu kaku, kurang santai, dan (3)
kegiatan belajar mengajar bahasa Arab potensi pembelajar yang kurang
dilaksanakan dalam bahasa Arab langsung diberdayakan oleh guru. Metode ini
baik melalui peragaan dan gerakan. dicetuskan oleh seorang psikiatri Bulgaria
Penerjemahan secara langsung dengan bahasa yang bernama George Lozanov.
peserta didik dihindari.
Metode Sugestopedia mempunyai tujuan
c. Metode Silent Way (Guru Diam) agar peserta didik mampu bercakap-cakap
tingkat tinggi. Dalam metode ini, butir-butir
Metode ini digulirkan oleh C. Gatteno
bahasa Arab dan terjemahannya disajikan
(1972). Kendati ia mengembangkan teori dan
dalam bahasa Ibu dalam bentuk dialog.
metode pembelajaran yang terpisah dengan
Tujuan utama bukan sekedar penghafalan
teori Chomsky, namun didalamnya banyak
dan pemerolehan kebiasaan, tetapi tindakan
persamaan. Ide dasarnya adalah bahwa
komunikasi. Karena kegiatan belajar meliputi
belajar sangat bergantung pada diri (self)
peniruan, tanya jawab, dan bermain peran,
seseorang. Diri tersebut mulai berfungsi pada
maka peserta didik diharapkan bisa
waktu manusia diciptakan dalam kandungan,
metoleransi dan menerima perlakuan seperti
dimana sumber awal tenaganya dalah DNA
kanak-kanak (infantilization).
(deoxyribonu acid). Diri menerima masukan-
masukan dari luar dan mengolahnya e. Community Language Learning (Belajara
sehingga menjadi bagian dari diri itu sendiri. Bahasa Berkelompok)

Dalam penggunaan metode silent way, Metode yang dikatakan


guru lebih banyak diam, ia menggunakan merepresentasikan pendekatan Humanis ini
gerakan, gambar dan rancangan untuk diperkenalkan oleh C.A. Curren dan rekan-
memancing dan membentuk reaksi. Guru rekannya (1976). Istilah humanistis yang
menciptakan situasi dan lingungan yang dimaksudkan adalah sebagai percampuran
mendorong peserta didik “mencoba-coba” semua emosi atau perasaan seseorang dalam
dan menfasilitasi pembelajaran. Seolah hanya kegiatan belajar mengajar. Teori ini
sebagai pengamat, guru memberikan model didasarkan pada asumsi bahwa apa yang
yang sangat minimal dan membiarkan dipelajari manusia itu bersifat afektif,
peserta didik berkembang bebas, mandiri dan disamping kognitif. Jadi, peserta didik belajar
bertanggung jawab. Adapun penjelasan, bahasa adalah mengalami semua input atau
koreksi dan pemberian model sangat minim, masukan dari luar secara menyeluruh melalui
lalu peserta didik membuat generalisasi, perasaan, di samping pikiran.
simpulan dan aturan yang diperlukan sendiri.
Metode ini mempunyai tujuan yaitu
Hanya saja, di dalamnya masih digunakan
penguasaan bahasa sasaran oleh peserta didik
pendekatan struktural dan leksikal dalam
yang mendekati penutur aslinya. Mereka
pembelajaran.
belajar dalam suatu komunitas atau
d. Sugestopedia berkelompok (teman belajar dan gurunya),
melalui interaksi dengan sesama anggota
Sugetopedia merupakan metode yang
komunitas tersebut. Pembelajaran dirancang
didasarkan pada tiga asumsi. Pertama, belajar
sesuai dengan tahapan perkembangan
itu melibatkan fungsi otak manusia, baik
manusia dalam mempelajari bahasa, yakni (1)
secara sadar ataupun dibawah sadar. Kedua,
tahap tergantung sepenuhnya (bayi), (2) tahap
pembelajar mampu belajar lebih cepat dari

76
Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

sedikit lepas dari ketergantungan, (3) tahap Kegiatan belajar berupa demontrasi dan
keberadaan dalam situasi yang terpisah, (4) latihan (drill) gramatika dan struktur kalimat,
tahap dewasa, dan (5) tahap kebebasan. Peran teknik pengucapan, dan penggunaan
guru di sini adalah menciptakan situasi dalam kosakata dengan mengikuti atau menirukan
5 tahapan tersebut. guru dan informan penutur asli. Pada saat
melakukan drilling, native informant
f. Total Physical Respon
bertindak sebagai seorang drill master. Ia
Metode ini dicetuskan oleh James J. Asher, mengucapkan beberapakalimat sampai
seorang ahli psikologi dari Amerika. Metode akhirnya peserta didik menjadi hapal.
ini berpijak pada pembelajaran bahasa Gramatika diajarkan secara tidak langsung
melalui aktivitas psikomotorik. Pelajaran melalui model-model kalimat.
disampaikan pada tahap awal secara inplisit,
h. Metode Audiolingual (Sam'yyah
sementara setelah pada tahap lanjutan
Syafahiyyah)
diberkan secara eksplisit. Dalam suasana
belajar implisit, tidak dilakukan pembetulan Metode ini lebih populer diterapkan
kesalahan dan penghafalan kaidah-kaidah, karena sebab kepentingan perang. Dalam
sedangkan pada pembelajaran secara eksplisit sejarah Perang Dunia II, Amerika
merupakan kebalikannya. memerlukan personil tentara yang mahir
berbahasa asing untuk kepentingan
Metode ‘respon psikomotorik total’
ekspansinya. Oleh karena itu, metode ini
bertujuan agar peserta didik memiliki
dikenal juga dengan army method. Bahasa
kemampuan lisan pada tahap awal
yang dipelajari lebih dicurahkan pada
pembelajaran. Jadi tujuan akhirnya adalah
perhatian dalam pelafalan kata, tubian (drills)
keterampilan berbicara dasar. Pembelajaran
berkali-kali secara intensif. Mirip dengan
dengan cara menggabungkan kegiatan ber-
metode sebelumnya, tubian (drill) inilah yang
bahasa dan gerakan merupakan ciri dasar
menjadi tehnik dasar dalam pembelajaran.
dalam pembelajaran bahasa Arab. Sehingga,
Hanya saja konsentrasi tujuan lebih pada
proses pembelajaran seperti proses
penguasaan keterampilan mendengar dan
pemerolehan bahasa pada anak: bahasa yang
berbicara.
didengar oleh anak banyak berisi perintah
yang kemudian direspon dengan tindakan i. Pendekatan Komunikatif (madkhal
fisik. Di sini, guru berperan aktif ittishaly)
mengarahkan kegiatan pembelajaran; Ada dua prinsip dasar yang paling
menentukan isi kegiatan menjadi model, dan penting dalam pendekatan ini, yaitu (1)
memilih bahan-bahan pelajaran pendukung. kebermaknaan (meaningfull) dalam setiap
g. Metode Mim-Mem (Mimicry- bentuk bahasa yang dipelajari. Lalu yang
Memorization Method) ke(2), bahwa bentuk, ragam dan makna
bahasa sangat terkait dengan situasi dan
Istilah mim-mem bearasal dari singkatan
konteks berbahasa. Pendekatan komunikatif
mimicray (meniru) dan memorizattion
tidak terikat pada satu aliran linguistik atau
(menghapal), yaitu sebuah proses mengingat
disiplin ilmu tertentu saja, melainkan juga
sesuatu dengan menggunakan kekuatan
memanfaatkan apa yang menjadi kelebihan
memori. Metode yang juga sering disebut
dalam aneka ragam aliran atau disiplin ilmu
informant-drill method dalam
lain. Hal ini sangat berbeda dengan metode
penggunaannya sering menekankan latihan-
Audiolingual yang hanya merujuk pada
latihan baik dilakukan oleh selain pengajar,
landasan dasar aliran linguistik struktural dan
juga oleh seorang informan penutur asli
paham behaviorisme.
(native informant).
Pendekatan ini bertujuan agar peserta

77
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

didik memiliki kompetensi komunikatif, yaitu membekas dalam pikiran;


kemampuan menggunakan sistem bahasa
2) mendengar setengah-setengah;
secara efektif dan benar. Kelancaran
menggunakan bahasa yang acceptable 3) mendengar dengan mulai merangkai ide;
menjadi tujuan utama yang ingin di capai. 4) menyimak untuk menentukan ide pokok
Dalam pembelajaran bahasa Arab dengan dan ide-ide pendukungnya;
pendekatan komunikatif, penguasaan makna
(nosi/fikrah) sangat penting, sehingga isi 5) menyimak untuk disikapi atau dikritisi;
pelajaran disajikan dalam konteks. Sementara 6) menyimak sampai hanyut dalam
struktur bahasa diajarkan terintegrasi dalam perasaan (tadzawwuq).
pengejaran keterampilan berbahasa Arabnya.
Dalam pembelajaran istima’, dapat
Kemampuan yang diharapkan tidak hanya
diselenggarakan melalui beberapa langkah
keterampilan berbahasa, tetapi juga unsure-
sebagai berikut.
unsur kebahasaannya, seperti sharf dan
nahwu. Bahan pelajaran berupa dialog, 1) Pendahuluan, meliputi dorongan untuk
pengalaman peserta didik, latihan ungkapan, menyimak, penyampaian pentingnya
namun tubian tidak diberikan hanya bila istima’ atau penjelasan sekilas pada
dianggap perlu. Sedangkan bahasa Ibu dan peserta didiktentang materi pelajaran
terjemahan bisa digunakan sekali-kali. yang akan diberikan serta tujuan
pembelajarannya.
j. Metode eklektik (tariqah alintiqaiyyah)
2) Penyampaian materi, meliputi apa dan
Pendekatan pembelajaran di atas
bagaimana materi dapat sampai dengan
memerlukan metode pembelajaran yang
baik sesuai dengan tujuan yang telah
tepat. Plihan yang tepat adalah metode
ditargetkan. Karena itu, disini harus
eklektik, yaitu metode gabungan yang
dipikirkan betul perihal strategi
mengambil aspek-aspek positifnya baik dari
pembelajaran,
keterampilan maupun pengetahuan bahasa,
sehingga mencapai tujuaan dan hasil 3) Memperbanyak peserta didikdengan
pembelajaran yang maksimal. Metode eklektif pajanan linguistik yang dapat dilihat
dimaksud mencakup metode percakapan, untuk membantu proses memahami
membaca, latihan, dan tugas. istima’. Pajanan tersebut dapat berupa
gambar, ataupun tulisan guru sendiri
tentang daftar kata-kata baru yang sulit.
4. Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab Hal ini dimaksudkan bila peserta
a) Pembelajaran Istima’ didikditengah ditengah- tengah pelajaran
mengalami kesulitan, maka ia dapat
Istima’ adalah proses menerima melihat kembali tulisan ataupun pajanan
sekumpulan fitur bunyi yang terkandung yang ada.
dalam kosakata, atau kalimat yang memiliki
makna terkait dengan kata sebelumnya, 4) Memberikan waktu untuk diskusi
dalam sebuah topik tertentu. Istima’ mengenai materi yang telah diberikan
meskipun di kalangan tertentu hanya kepada siswa
dipahami sebatas ‘dengar’ (hearing). Akan 5) Menugaskan pada sebagian peserta
lebih tepat, kalau istima’ lebih diarahkan pada didikuntuk menyimpulkan apa yang
‘menyimak’ (auding) dengan tidak lepas telah dibicarakan
konteks. Keterampilan mendengar terdiri dari
6) Menilai perfomansi (al-ada’) bahasa
beberapa tingkatan, yaitu:
peserta didikdengan memberikan
1) mendengar bunyi-bunyi kata tanpa pertanyaan-pertanyaan yang terkait

78
Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

dengan tujuan atau isi pokok materi. mereka lihat di televisi, vcd dan lain- lain.

b) Pembelajaran Kalam 3. Tingkat lanjut (mutaqaddim)

Kalam merupakan keterampilan dasar Pada tahap ini, guru dapat meminta
yang menjadi bagian penting dalam peserta didikuntuk menceritakan hal- hal
Pembelajaran bahasa kedua. Keterampilan ini yang paling disukai atau dibenci berikut
tergolong sebagai maharat istintajiyyah alasannya. Sebab ini lebih sulit dari sekedar
(productive skill). Sebab ia menuntut adanya bercerita. Di dalamnya ada unsur analitik dan
peran aktf peserta didikagar dapat penilaian. Jadi peserta didikbenar-benar
berkomunikasi secara lisan (syafahiyyah) diarahkan pada latihan agar dapat
dengan pihak atau komunitas yang lain. mengungkap apa yang menjadi beban
Aspek keterampilan ini malah seakan paling pikirannya.
dominan di antara keterampilan-keterampilan
Keterampilan berbicara dianggap sebagai
berbahasa yang lain setelah istima’.
keterampilan yang sangat penting dalam
Dalam mengajarkan keterampilan pembelajaran bahasa Asing, karena berbicara
berbicara, hendaklah perlu diperhatikan merupakan suatu yang aplikatif dalam bahasa
tingkat kemampuan siswa. Untuk itu, guru dan merupakan tujuan awal seseorang yang
perlu dapat mengenal jenjang kemampuan belajar suatu bahasa. Hanya saja, yang perlu
kalam dan apa yang harus dilakukannya. diperhatikan dalam pembelajaran berbicara
Sehingga dia dapat menetukan sendiri materi ini agar memperoleh hasil yang maksimal
apa yang harus disampaikan sambil melihat yaitu kemampuan dari seorang guru dan
perkembangan yang terjadi. Adapun metode yang digunakannya, karena dua
tingkatan Pembelajaran kalam sebagai faktor tersebut memiliki dominasi
berikut. keberhasilan pembeajaran berbicara (al-
Bashir, tt). Hal tersebut dapat dimaklumi
Beberapa prinsip dasar dalam
mengingat guru adalah publik figur dalam
pembelajaran kalam sesuai tingkatan
kelas yang dapat mengarahkan kemana siswa
pembelajar, yaitu:
tersebut mau digiring dan diajarkan,
1. Tingkat dasar (mubtadi ’) sedangkan metode pembelajaran yang tepat
Guru dapat melempar pertanyaan yang merupakan sarana untuk mencapai keinginan
kemudian wajib dijawab oleh para siswa. Di seorang guru.
sela-sela jawaban itu, para peserta didikdapat Dan waktu yang paling tepat untuk
belajar bagaimana mengucapkan kata-kata, mengajarkan berbicara bagi seorang
menyusun kalimat dan menyampaikan pembelajar adalah pada pertama kalinya
pikiran dengan baik. Diupayakan agar guru belajar suatu bahasa. Pada saat itulah, seorang
dapat menata urutan pertanyaan sesuai guru harus mampu mengajarkan siswanya
dengan materi atau topik pelajaran secara bagaimana berbicara yang baik dan benar,
menyeluruh. karena jika seorang siswa salah dalam
2. Tingkat menengah (mutawashshith) mengungkapkan bahasa baik akan berbias
pada masa-masa selanjutnya.
Pada tingkat ini, guru dapat
mengembangkan pengkondisian belajar. Keterampilan berbicara ini meliputi
Misalnya dengan menggunakan tehnik pembelajaran berbicara (al Muhadathah) dan
bermain peran (la’b-l-dawr), bercerita tentang mengungkapkan langsung (at-Ta;bir al-
kejadian yang dialami siswa, Shafahiy) (al-Bashir, tt).
mengungkapkan kembali apa yang telah Tujuan pembelajaran berbicara:
mereka dengar di radio atau apa yang telah
1) Agar dapat mengucapkan ungkapan-

79
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

ungkapan berbahasa Arab’ dalam berbahasa adalah bahasa lisan


(ucapan). Okeh karena itu, dalam
2) Agar dapat mengucapkan ungkapan-
pembelajaran berbicara seseorang, perlu
ungkapan yang berbeda atau yang
dibimbing dan di motivasi agar ia berani
menyerupainya
mengungkapkan bahasa tersebut tanpa harus
3) Agar dapat membedakan ungkapan yang memberikan koreksi-koreksi yang bersifat
di baca panjang dan yang dibaca pendek ketat dan kaku terhadap kesalahan-kesalahan
4) Dapat menngungkapkan keinginan yang tidak prinsip yang dilalukakannya,
hatinya dengan menggunakan susunan demikian itu bukan berarti mendidik
kalimat yang sesuai dengan nahw (tata pembelaj ar untuk melakukan kesalahan dan
bahasa) membiarkannya mengungkapkan dengan
salah, akan tetapi merupakan latihan secara
5) Dapat mengungkapkan apa yang di bertahap agar tumbuh dalam dirinya
terlintas dalam fikirannya dengan keberanian untuk mengungkapkan suatu
menggunakan aturan yang benar dalam bahasa, karena tidak sedikit orang yang
penyusunan kalimat dalam bahasa Arab memiliki kemampuan tentang ilmu
6) Dapat menggunakan bagian-bagian dari kebahasaan akan tetapi ia tidak mampu
tata bahasa Arab dalam ungkapannya mengungkapkan bahasa tersebut dengan
seperti tanda mudhakkar, mu’annath, baik.
’ada, hal dan fi’il yang sesuai dengan b. Faktor Kosa Kata (al-Mufrodat)
waktu
Salah satu tujuan dari beberapa tujuan
7) Dapat menggunakan ungkapan utama pembelajaran bahasa asing adalah
kebahasaan yang sesuai dengan umur, adanya kemajuan yang dalam perkembangan
tingkat kedewasaan dan kedudukan kebahasaan seseorang (Al-Naqah, 1985).
8) Dapat menelusuri dan menggali Padahal perkembangan kebahasaan
manuskrip-manuskrip dan literatur- seseorang sebenarnya akan dapat dideteksi
literatur berbahasa Arab sedini mungkin melalui pengauasaannya
didalam mengungkapkan ha-hal yang tersirat
9) Dapat mengungkapkan ungkapan yang
dalam benaknya secara spontanitas, karena
jelas dan dimengerti tentang dirinya
ungkapan spontanitas seseorang dengan
sendiri
menggunakan bahasa asing merupakan bukti
10) Mampu berfikir tentang bahasa Arab dan bahwa dia memiliki segudang mufrodat (kosa
mengungkapkannya secara cepat dalam kata).
situasi dan kondisi apapun (Al-Naqah,
c. Faktor Tata Bahasa (al-Qowaid)
1985).
Diantara para pemerhati bahasa banyak
Di samping itu, ada beberapa faktor-faktor
yang menafikan pentingnya fungsi tata
pendukung lainnya guna memperoleh hasil
bahasa dalam mempelajari bahasa asing
yang maksimal dalam pembelajaran berbicara
bahkan diantara mereka juga mengatakan
antara lain:
bahwa pelajaran tata bahasa bukanlah hal
a. Faktor Ucapan (al-Nutq) yang memiliki urgenitas tinggi dalam
pembelajaran bahasa dan bahkan tidak di
Kemampuan seseorang mengungkapkan
butuhkan dalam pembelajaran berbicara (Al-
statu bahasa dengan ungkapan yang fasih,
Naqah, 1985). Karena tata bahasa (qawa’id)
baik dan benar merupakan tolak ukur awal
dianggapnya akan memasung kreatifitas
kemampuan seorang dalam brevaza, karena
pembelajar untuk berbicara.
yang pertama kali terdengar dan dapat
dideteksi secara langsung oleh orang lain Pendapat demikian itu bukan berarti

80
Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

benar untuk selamanya, akan tetapi sangat akan muncul. Sebab sejak tatap muka
relatif kerena kebenaran pendapat tersebut pertama, pelajaran dimulai dengan latihan
kan valid jika pembelajaran yang di maksud mengenal bunyi sebuah kata atau susunan
adalah pemula dan baru mengenal bahasa kata dalam suatu konteks kalimat tertentu,
arab sehingga ia langsung di ajarkan tata lalu peserta didikdilatih menterjemahkannya.
bahasa -yang nota bene memang harus proses Setelah peserta didikmenyusunnya -
mengahafal humus dan kaidah-kaidah tata melakukan istima’ yang baik, maka kata-kata
bahasa- maka ia akan merasa kesulitan, akan tersebut kemudian baru diberikan sebagai
tetapi jika materi tersebut diberikan bagi bacaan.
mereka yang sudah agak mahir dengan
Beberapa langkah yang dapat
seperangkat kosa kata yang mencukupi, maka
dipertimbangkan:
pembelajaran tata bahasa itu sendiri akan
menjadi sebuah kebutuhan guna mengoreksi 1) Guru membaca sekelompok kata disertai
dan mengarahkan bahasanya agar baik dan penjelasan artinya (dengan contoh,
benar. gambar, isyarat, gerak wajah, dll.). Di sini
guru dapat memastikan bahwa peserta
c) Pembelajaran Qira’ah
didiktelah mengerti.
Membaca (qira’ah) merupakan
2) Guru meminta peserta didikmembuka
keterampilan menangkap makna dalam
buku, dan membacanya lagi di depan
simbol-simbol bunyi tertulis yang terorganisir
siswa, diikuti mereka secara teliti.
menurut sistem tertentu. Alat indera
penglihatan (mata) sangat memiliki peran 3) Secara bersama-sama peserta
penting dalam proses tesebut. Namun qira’ah didikmengulang-ulang, lalu guru
(membaca) bukanlah sekedar proses kerja membagi kelas 2 atau 3 bagian dan
dari indra mata dan alat ujar saja. Tetapi ia meminta mereka mengikuti secara
juga merupakan aktivitas aqliyah, meliputi: bergantian. Setelah itu guru dapat
pola berpikir, menganalisis, menilai, problem- meminta salah satu peserta didikuntuk
solving, dsb. mengulang.

Dalam Pembelajaran ketrampilan ini, kita 4) Ketika peserta didiksedikit banyak tahu
melihat langkah Pembelajarannya sangat kosakata atau struktur kalimat yang lain,
bergantung pada perbedaan metode penyampaian teks dihentikan, lalu
penggunaan bahasa asing yang berkembang. peserta didikmembaca dalam hati
Seperti pada metode Al-Qawaid wa al- (shamitah) dalam waktu secukupnya.
Tarjamah tidak ada persoalan yang berarti 5) Setelah selesai, guru minta peserta
menyangkut bagaimana cara penyajiannya. didikuntuk melihat ke arahnya dengan
Sejak pertemuan pertama, materi ini dapat membiarkan bukunya terbuka.
diberikan. Guru dapat memulai membaca
teks-teks Arab sebagai bahasa asing, lalu 6) Tidak diperbolehkan seorang guru
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. menambah waktu bagi peserta didikyang
Lalu, guru menjelaskan sambil mengulang- terlambat atau belum selesai membaca,
ulangi bacaan bersama siswa. Dengan karena demikian itu akan memperlambat
demikian, langkahnya dapat tergambar peserta didikyang lain. Peserta didikyang
dengan jelas. terlambat masih akan dapat
menyempatkan diri membaca ketika
Akan tetapi, ketika kita melihat materi tanya-jawab berlangsung.
keterampilan ini diberikan dengan metode
lain yang lebih memberikan perhatian pada 7) Pertanyaan diberikan secara urut,
bunyi / suara, maka persoalan-persoalan sedangkan buku tetap terbuka, karena

81
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

kita tidak mengevaluasi ingatan mereka. bahasa dalam jumlah banyak yang sangat
bermanfaat dalam berinteraksi komunikatif
8) Kadangkala guru dapat meminta peserta
(Aziz, 1996).
didikmenyampaikan ide pokok bacaan
untuk mengetahui berbagai makna Merujuk pendapat Jeremy Harmer dalam
pendukung yang muncul dalam teks. bukunya The Practice Language Teaching,
yang dinukil oleh Furqon, ia mengatakan
9) Pertanyaan-pertanyaan haruslah
bahwa ada enam keterampilan yang harus
diarahkan pada jawaban singkat yang
ditekankan dalam pengajaran membaca,
memenuhi makna tanpa mengharuskan
diantaranya adalah: (Aziz, 1996).
peserta didikmenjawab dengan jawaban
yang distandartkan. 1. Keterampilan Prediktif

10) Jikalau peserta didiktidak mampu Seorang pembaca yang efisien harus
menjawab, pertanyaan dapat mampu memperkirakan apa yang akan
dilemparkan pada peserta didiklainnya. diketemuinya dalam suatu teks. Proses
memahami teks adalah proses melihat apakah
11) Bila perhatian peserta didiksudah mulai
teks tersebut sesuai dengan prediksinya.
melemah, pertanyaan-pertanyaan harus
Bagaimanapun, prediksi mereka harus terus
dihentikan. Durasi waktu yang seimbang
bergeser begitu mereka menerima beragam
dan cocok untuk penyampaian
informasi dari suatu teks tertentu.
pertanyaan sekitar 15-25 menit.
2. Mencari Informasi Tertentu
12) Peserta didikmembaca kembali teks
secara menyeluruh dengan diam Kita sering membaca teks karena hanya
(shamitah), untuk memperoleh ingin menemukan informasi tertentu dirinya,
pemahaman yang utuh. Kadangkala di menemukan satu atau dua fakta.
akhir, teks boleh dibaca dengan keras Keterampilan ini dalam pengajaran membaca
(jahriyah), dimulai dengan peserta tersebut keterampilan scanning.
didikyang paling bagus bacaannya. 3. Memperoleh Gambaran Secara Umum
13) Memberikan kesempatan pada peserta Keterampilan membaca ini bertujuan
didikuntuk membuat pertanyaan agar untuk mengetahui butir-butir utama suatu
dapat dijawab oleh siswa-peserta teks tanpa begitu memperdulikan rinciannya.
didiklainnya. Tehnik ini bisa Keterampilan semacam ini dalam pengajaran
dikembangkan dalam bentuk diskusi. membaca di sebut skimming.
c) Pembelajaran Membaca (Ta’lim al- 4. Memperoleh Informasi Rinci
Qiro’ah)
Seorang pembaca yang baik harus mampu
Aktivitas membaca menyediakan input menjadikan teks sebagai sarana memperoleh
bahasa, sama seperti menyimak.
informasi yang rinci yang terkadang
Namun demikian, ia memiliki kelebihan informasi yang ingin diraih bukan hanya
dari menyimak dalam hal pemberian butir berupa fakta, melainkan merupakan sikap
linguist yang lebih akurat. Disamping itu, atau pendapat dari seorang penulis.
pembaca yang baik bersifat otonom dan bisa Pengajaran yang memperhatikan informasi
melakukan kegiatannya sendiri di luar kelas. rinci semacam ini mengarah pada scanning
Mereka jua tetap bisa berhubungan dengan dan skimming.
bahasa sasaran melalui majalah, buku atau 5. Mengenali Fungsi dan Pola Wacana
surat kabar berbahasa sasaran. Dengan cara
seperti itu, pembelajar akan memperoleh Penutur asli bahasa Inggris misalnya, tahu
tambahan kosa kata dan bentuk-bentuk benar bila ada frasa ‘For Example’. Berarti

82
Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

akan ada contoh-contoh, atau dalam bahasa dapat dipercontohkan penulisannya secara
arab ... jJI, berarti ada contoh atau macam berulang-ulang.
yang lainnya.
d) Pembelajaran Kitabah
Mengenali frasa yang demikian ini,
Kitabah (menulis) merupakan
merupakan bagian terpenting dalam
keterampilan berbahasa yang rumit,
memahami teks.
karenanya keterampilan ini harus diurutkan
6. Menarik Makna dari Teks setelah periode pelajaran yang menekankan
pada bunyi (marhalah shawtiyyah). Marhalah
Salah satu sub keterampilan yang tidak
tersebut lebih terfokus pada aspek menyimak
kalah pentingnya dalam proses membaca,
dan bicara. Kitabah sering difahami hanya
dibandingkan dengan yang lain, dalah
sebatas mengkopi (naskh) dan mengeja
menarik makna kata-kata yang belum dikenal
(tahajju'ah), namun kitabah sebenarnya juga
melalui konteks. Keterampilan ini penting
mencakup beragam proses kognitif untuk
tidak saja karena ia bisa menambah kosa kata
mengungkap apa yang diinginkan seseorang.
siswa, tetapi juga menjaga kelangsungan
Dengan demikian keterampilan ini
proses membaca.
merupakan latihan mengatur ide- ide dan
Berikut beberapa prinsip dan langkah- pengetahuan lalu menyampaikan dalam
langkah dalam pembelajaran qira’ah, bentuk simbol-simbol huruf. Akan tetapi
daintaranya: bagaimana pelajaran kitabah itu sebenarnya
a. Cara Juz’iyyah adalah tergantung pada bagaimana pula
situasi dan kondisi belajar atau peserta
Guru mengajarkan terlebih dulu huruf- didiknya.
huruf secara terpisah, lalu dapat
mengajarkannya secara urut abjad, Diantara para pemerhati bahasa banyak
menuliskan huruf-huruf yang mirip, sampai yang menafikan pentingnya fungsi tata
menuliskannya dalam kata atau kalimat bahasa dalam mempelajari bahasa asing
dalam naskah. Cara ini kurang dapat bahkan diantara mereka juga mengatakan
membangkitkan perhatian siswa, karena bahwa pelajaran tata bahasa bukanlah hal
cenderung membutuhkan waktu lama yang memiliki urgenitas tinggi dalam
sehinggga menjadi membosankan. Jadi, pembelajaran bahasa dan bahkan tidak di
metode ini berangkat dari huruf perhuruf, butuhkan dalam pembelajaran berbicara (Al-
kata, baru kemudian penulisan dalam bentuk Naqah, 1985). Karena tata bahasa (qawa’id)
kalimat. dianggapnya akan memasung kreatifitas
pembelajar untuk berbicara.
b. Cara Kulliyyah
Pendapat demikian itu bukan berarti
Guru mengawali pelajaran menulis
benar untuk selamanya, akan tetapi sangat
dengan kalimat pendek. Hal tersebut untuk
relatif kerena kebenaran pendapat tersebut
mendorong peserta didik lebih mencurahkan
kan valid jika pembelajaran yang di maksud
perhatiannya agar lebih terkonsentrasi.
adalah pemula dan baru mengenal bahasa
Pembahasan huruf secara rinci melalui
arab sehingga ia langsung di ajarkan tata
pemberian contoh- contoh dilakukan setelah
bahasa -yang nota bene memang harus proses
analisis tulisan dalam bacaan atau kalimat
mengahafal humus dan kaidah-kaidah tata
yang ada. Jadi, metode ini bermula pada
bahasa- maka ia akan merasa kesulitan, akan
penguasaan simbol kalimat dalam bacaan,
tetapi jika materi tersebut diberikan bagi
lalu dilakukan pemusatan pembahasan dan
mereka yang sudah agak mahir dengan
analisis kata perkata yang di dalamnya
seperangkat kosa kata yang mencukupi, maka
terdapat huruf baru. Huruf baru yang ada
pembelajaran tata bahasa itu sendiri akan

83
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

menjadi sebuah kebutuhan guna mengoreksi di tulis di papan tulis dengan menggunakan
dan mengarahkan bahasanya agar baik dan kapur tulis/ pena warna warni agar lebih
benar. memudahkan siswa meniru tulisan tersebut
(Abd al-Rahman, tt).
Menulis merupakan salah satu
keterampilan penting dalam pembelajaran 2. Imla’ Manqul
bahasa Arab. Jika berbicara merupakan sarana
Untuk tahap awal, pembelajaran menulis
untuk berkomunikasi aktif dengan orang lain
yang diberikan kepada siswa adalah
sehingga ia dapat mengungkapkan perasaan
memberikan latihan meniru tulisan kalimat
dan pemikirannya dan membaca merupakan
pendek yang ada di buku atau papan tulis.
alat yang digunakan orang untuk mengetahui
sesuatu yang terjadi pada masa-masa 3. Imla’ Manzur
sebelumnya, maka menulis merupakan suatu Dalam tahap ini, pelajaran menulis yang
aktifitas untuk mengaktualisasikan diberikan melalui tugas membaca beberapa
kemampuan dirinya dan spesialisasi alinea dalam teks kemudian diperintahkan
keilmuannya kepada publik (Al-Naqah, 1985) kepada siswa untuk menulis ulang hasil
karena dari hasil tulisannya baik berupa buku bacaannya dan mengarahkan tata cara
maupun sekedar naskah opini dan makalah penulisannya yang baik.
singkat, pembaca dapat mengetahui kwalitas
4. Imla’ Ikhtibary
keilmuan yang ia miliki dari spesialisasi
keilmuannya. Dalam tahap ke tiga ini, dibutuhkan
kemampuan pendengaran yang optimal,
Ada empat hal pokok dalam pelaksanaan
kemampuan menghafal serta kemampuan
pembelajaran menulis:
menulis yang ia dengar dengan baik, karena
1) Menulis huruf Arab dalam pembelajaran ini, seorang guru
2) Menulis kata-kata dengan huruf-huruf membecakan beberapa teks Arab kemudian
yang benar disuruh tulis kepada siswa tanpa harus
melihat teks yang ada (Al-Naqah, 1985).
3) Menyusun susunan kalimat berbahasa
Arab yang dapat dipahami b. Menulis indah (Al-Khat)

4) Menggunakan susunan kalimat dalam c. Mengarang (Al-Ta’bir wa al-Insya’)


bahasa Arab tersebut dalam beberapa 1. Al-Ta’bir al-Basit (karangan sederhana)
alinea sehingga mampu mengungkapkan
2. Al-Ta’bir al-Muwajjah (karangan
inti pesan dari penulis.
terstruktur)
Untuk memperoleh hasil yang efektif dari
3. Al-Ta’bir al-Hurr (karangan bebas) (Al-
pelaksanaan pembelajaran menulis, maka
Naqah, 1985).
perlu di ketahui bahwa aktivitas menulis
yang dimaksud terbagi menjadi tiga hal, Dalam aktivitas pembelajaran menulis,
yaitu: dapat di bagi menjadi tiga ketegori utama,
yaitu menulis terkontrol, menulis terbimbing
a. Dikte (Al-Imla’), meliputi:
dan menulis bebas. Menulis terkontrol berada
1. Imla’ Hijaiy pada tahap pertama sedangkan menulis bebas
Dalam pembelajaran ini, seorang siswa pada tahap terakhir (Aziz, 1996).
disuruh untuk menulis huruf- huruf hijaiyyah a. Menulis Terkontrol
yang tersusun dalam suatu kosa kata yang
Dalam aktivitas menulis pada tahap awal
terdapat pada buku pelajarannya atau tertulis
ini, seorang siswa banyak membutuhkan
di papan tulis, dan akan lebih baik jika ketika
kontrol dari seorang guru, sehingga dengan

84
Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

demikian peranan guru dalam tahap ini lain:


masih sangat dominan.
1) Mampu menulis huruf hujaiyyah dan
Berikut ini beberapa aktivitas menulis mmengetahui hubungan harakat dengan
terkontrol yang diberikan oleh guru: bunyi
1. Kalimat Jigsaw (Jigsaw Sectences) 2) Dapat menulis kata-kata dalam bahasa
Arab dengan menggunakan huruf- huruf
Aktivitas ini mirip dengan meniru teks,
yang terpisah dan bersambung serta
hanya saja dilakukan dengan hati- hati. Siswa
mengetahui perbedaan huruf ketika di
harus mencocokkan setengah dari beberapa
awal, di tengah dan di akhir kata.
kalimat jigsaw dikertas terpisah.
3) Memahami dengan baik dan benar teori
2. Wacana berjenjang
penulisan bahasa Arab
3. Wacana cloz murni (pure cloze passages)
4) Mengetahui bentuk-bentuk tulisan (nask,
4. Wacana cloze pilihan ganda (multiple chice riq’ah, dsb)
cloze passages)
5) Mampu menulis dari kanan ke kiri
5. Menyalin dan menulis (find and copy)
6) Mengetahui tanda baca dengan baik dan
6. Menyusun kalimat (sentence combining) fungsinya
7. Menyimpulkan 7) Mampu mengaktualisasikan fikirannya
8. Telegram dalam bahasa tulisan dengan susunan
kalimat yang baik
b. Menulis Terbimbing
8) Mampu menulis sesuai dengan susunan
Berikut aktivitas menulis terbimbing:
tata bahasa Arab yang baik dan benar
1) Menggunakan gambar (picture
9) Mampu mengggunakan susunan kalimat
description)
yang sesuai dengan alur fikirannya
2) Cerita dengan gambar (picture sequence
10) Mampu mengungkapkan dengan cepat
essay)
apa yang terlintas dalam benaknya
3) Kegiatan formal (formal practice) dengan bahasa tulisan yang baik dan
benar
4) Menerangkan (making summary)

5) Menggabungkan (making connections)


E. Metode Penelitian
6) Mencatat (note writing) 1. Rancangan Penelitian
7) Membalas surat (replying to letters) Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan yang meliputi
8) Menulis ulang iklan (replying to
penelitian tahap I untuk mengembangkan
envertsements)
model dan penelitian tahap II yaitu uji coba
9) Dialog berpasangan (half dialogues) model dengan desain before - after untuk
c. Menulis Bebas mengetahui perubahan pengetahuan, sikap
dan praktek. Rancangan penelitian yang
Aktivitas menulsi bebas siswa merupakan
digunakan adalah (research and development)
aktivitas tahap terakhir yang memberikan
atau penelitian pengembangan. Penelitian ini
kebebasan kepada siswa untuk
diarahkan pada pengembangan suatu
mengaktualisasikan hasil pola pikirannya
produk keterampilan dasar praktek metode
dalam bentuk tulisan(Aziz, 1996). Secara
pembelajaran Quantum Teaching dan
umum tujuan pembelajaran menulis antara
pembelajaran kontektual dan awal

85
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

kemampuan siswa metode pembelajaran g. Hasil produk pengembangan yang


Quantum Teaching dan pembelajaran dihasilkan oleh uji coba lapangan.
kontektual dan awal kemampuan siswa
model pembelajaran dan persepsi kinestik.
Produk yang keterampilan dasar praktek 3. Uji Coba Produk
metode pembelajaran Quantum Teaching dan Model atau produk yang baik
pembelajaran kontektual dan awal memenuhi 2 kriteria yaitu: kriteria
kemampuan siswa. pembelajaran (instructional criteria) dan
kriteria penampilan (presentation criteria).
Ujicoba dilakukan 3 kali: (1) Uji-ahli (2) Uji
2. Prosedur Pengembangan
terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil
Dengan mengacu pada model sebagai pengguna produk; (3) Uji-lapangan
pengembangan (research and development) (field Testing). Dengan uji coba kualitas model
oleh Borg, W.R. dan Gall M.D dalam atau produk yang dikembangkan betul-betul
Sukmadinata (2008: 169-170) dan Ardhana teruji secara empiris.
(2002:09), dari sepuluh langkah
pengembangan, maka peneliti mengambil
tujuh langkah dalam proses ini. Hal ini 4. Subjek Uji Coba
dilakukan karena penelitian pengembangan Subyek uji coba atau sampel untuk
yang dilakukan hanya untuk satu Madrasah uji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih
saja dan menyesuaikan pada karakteristik, sampel perlu dipaparkan secara jelas.
keterbatasan waktu, tenaga serta biaya. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
Adapun langkah-langkah yang diambil dalam memilih sampel.
adalah sebagai berikut:
a) Penentuan sampel yang digunakan
a. Analisis kebutuhan dengan melakukan disesuaikan dengan tujuan dan ruang
pengamatan dan pengumpulan lingkup dan tapan penelitian
informasi pengembangan.
b. Melakukan perencanaan pembuatan b) Sampel hendaknya representatif, terkait
produk. dengan jenis produk yang akan
c. Mengembangkan bentuk produk awal, dikembangkan, terdiri atas tenaga ahli
yang selanjutnya dievaluasi oleh ahli dalam bidang studi, ahli perancangan
produk, dan sasaran pemakai produk.
d. Melakukan uji coba kelompok kecil,
menggunakan 1 Madrasah dengan 6 c) Jumlah sampel uji coba tergantung
subjek dan 3 observer. tahapan uji coba tahap awal (preliminary
field test).
e. Revisi produk pertama (sesuai dengan
hasil analisis pada uji coba kelompok
kecil). F. Analisis Data
f. Uji coba lapangan (kelompok besar), 1. Analisis Data Validasi Metode
pembelajaran Quantum Teaching mata
dilakukan pada Madrasah, dengan
pelajaran Bahasa Arab kelas V Oleh Ahli
subjek dan observer. Kemudian
Pada analisis data dari ahli dilakukan dengan
melakukan revisi produk akhir (sesuai
mengubah data bentuk huruf menjadi bentuk
dengan saran-saran dari hasil uji
angka.
lapangan utama).
Analisis dilakukan dengan membandingkan
setiap komponen yang merupakan indikator

86
Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

dengan standar skor minimum. Skor batas G. Verifikasi/Revisi Produk


minimum tersebut adalah 21. Indikator Adapun rervisi yang telah dilakukan
dengan skor 20 ke bawah harus direvisi. berdasarkan uji empirik adalah:
Analisis aspek model pembelajaran (RPP dan a. Mengubah cara evaluasi dalam
LKS) dari ahli secara lengkap dapat dilihat penggunaan model
pada tabel berikut. b. Memperbaiki tampilan model atau
Hasil analisis kualitas Metode pembelajaran mengganti strategi pembelajarannya
Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa
Arab kelas V di atas dapat disimpulkan Produk produk yang sudah direvisi
bahwa RPP/ Skenario Pembelajaran sudah dianggap valid, karena sudah melalui
layak digunakan untuk uji coba sebab skor tahapan uji coba baik secara teoretis maupun
masing-masing komponen yang merupakan empiris. Beberapa hal perlu digarisbawahi
indikator untuk Metode pembelajaran tentang produk yang telah direvisi ini adalah
Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa sebagai berikut.
Arab kelas V tidak ada yang kurang dari 3,0. a. Produk bisa digunakan untuk
Pada peilaian ini tidak ada saran revisi. pembelajaran mandiri maupun secara
Hasil analisis kualitas Metode pembelajaran klasikal
Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa b. Pembelajaran yang efektif terjadi bila
Arab kelas V di atas dapat disimpulkan hubungan guru dan siswa baik dengan
bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) sudah layak didukung media yang tepat. Sebaliknya
digunakan untuk uji coba sebab skor masing- apabila hubungan guru dan siswa tidak
masing komponen yang merupakan indikator baik, teknik mengajar apapun dengan
untuk Metode pembelajaran Quantum berbagai macam strategi bagaimanapun
Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V baiknya tidak akan berguna. (Djamarah,
tidak ada yang kurang dari 3,0. Dan tidak ada 2006:7)
saran dan komentar untuk Lembar Kerja c. Hubungan yang baik antara guru dan
Siswa (LKS) siswa serta media yang menarik
merupakan jembatan menuju kehidupan
2. Analisis Data Validasi Metode bergairah siswa, mengetahui minat
pembelajaran Quantum Teaching mata siswa, dan meningkatkan motivasi siswa
pelajaran Bahasa Arab kelas V oleh Siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Setelah diujicobakan kepada siswa selaku Hubungan yang baik ini memudahkan
pengguna langsung telah dilakukan beberapa pengelolaan kelas dan meningkatkan
penggantian seperti berikut. kegembiraan.
a. mengubah cara evaluasi dalam d. Kualitas produk yang dikembangkan
penggunaan model dapat digolongkan tinggi atau baik.
Hasil pengolahan data angket pembelajaran Kualitas ini diperoleh dari komentar
dengan menggunkan Metode pembelajaran yang disampaikan oleh peserta uji coba
Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa secara langsung maupun lewat angket.
Arab kelas V diketahui bahwa rata-rata Adapun alasan yang disampaikan sangat
pilihan siswa adalah 3.64, hal ini bervariasi diantaranya pembelajaran
dikategorikan Cukup dengan simpang baku menjadi menyenangkan, tidak
0.27. membosankan, memberi motivasi, dapat
Setelah diujicobakan kepada siswa selaku mengulang-ulang apabila belum paham,
pengguna langsung telah dilakukan beberapa dan yang jelas menciptakan suasana
penggantian seperti berikut. yang baru dengan yang biasa.
a. Memperbaiki tampilan model atau e. Manfaat lain dari penggunaan produk
mengganti strategi pembelajarannya ini adalah dapat meringankan beban

87
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

guru saat mengajar, seperti mengulang 3. Produk produk ini dapat meringankan
materi yang belum bisa dipahami, beban guru dalam mengajar.
menulis di papan tulis, maupun 4. Hasil dari validasi ahli dan uji coba,
menjawab pertanyaan siswa tentang Model pembelajaran tematik berbasis
tulisan yang belum jelas. Guru yang artikulasi untuk mengembangkan
memiliki kemampuan penguasaan kelas keterampilan berfikir kritis ini layak
yang lemah juga akan terbantu dengan digunakan untuk pembelajaran tematik.
pemanfaatan media ini. 5. Produk yang dikembangkan dapat
f. Efek psikologis dari pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa, dan
menggunakan Metode pembelajaran motivasi merupakan salah satu syarat
Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa dari terlaksananya model pembelajaran
Arab kelas V ini dapat menjadi produktif dalam bentuk model
tantangan bagi guru bidang studi mata pembelajaran tematik berbasis artikulasi
pelajaran Bahasa Arab maupun bidang untuk mengembangkan keterampilan
studi lain untuk mengembangkan sendiri berfikir kritis.
materi-materi yang lain dengan Metode
pembelajaran Quantum Teaching mata I. Saran-Saran
pelajaran Bahasa Arab kelas V. Berdasar simpulan dari penelitian ini, dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut.
H. Kesimpulan 1. Model pembelajaran tematik berbasis
Penelitian Pengembangan model artikulasi untuk mengembangkan
pembelajaran tematik berbasis artikulasi keterampilan berfikir kritis yang
untuk mengembangkan keterampilan berfikir dikembangkan bisa juga digunakan
kritis siswa kelas IV pada SDN Kedanyang sebagai tugas yang dapat diberikan pada
dan MI Nurul Huda 2 Surodinawan Kota saat guru berhalangan hadir.
Mojokerto ini telah melaksanakan langkah- 2. Produk Model pembelajaran tematik
langkah yang telah direncanakan. Langkah- berbasis artikulasi untuk
langkah yang telah dilakukan adalah (1) mengembangkan keterampilan berfikir
melakukan analisis kebutuhan; (2) kritis ini dapat dikembangkan oleh para
menentukan kompetensi dan model pendidik khususnya guru yang mengajar
pembelajaran; (3) merumuskan judul, SK, dan dengan tematik, sehingga pembelajaran
KD; (4) menyusun program produk; (5) menjadi lebih menyenangkan,
memvalidasi, uji coba produk dan merevisi. memotivasi siswa dan meningkatkan
Berdasarkan langkah-langkah yang telah ketuntasan belajar siswa. Pengembangan
dilaksanakan dapat diambil kesimpulan penelitian selanjutnya dapat dilakukan
sebagai berikut. dengan memanfaatkan Model
1. Produk yang direvisi berdasarkan hasil pembelajaran tematik berbasis artikulasi
uji teoritis maupun empiris adalah: hasil untuk mengembangkan keterampilan
penilaian para ahli tidak berfikir kritis.
mengindikasikan adanya revisi, akan
tetapi dari hasil angket, revisi oleh Siswa
berdasarkan angket: (1) Mengubah cara J. Daftar Pustaka
evaluasi dalam penggunaan model (2) Abdul, Majid, (2005). Perencanaan Pembelajaran
Memperbaiki tampilan model atau (mengembangkan kompetensi guru), Bandung.
mengganti strategi pembelajarannya. Remaja Rosdakarya
2. Produk yang dikembangkan menarik
Abd al-Rahman, tt. ‘Abd Latif al-Dihan, Mamduh
untuk pembelajaran di kelas secara
Nur al-Din ‘Abd Rabb al-Nabiy, Mudakkirah
klasikal dan secara mandiri.

88
Pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching mata pelajaran Bahasa Arab kelas V

f Tadris al-Kitabah, (Jakarta: Ma’had al-Ulum Degeng, I. N. (2000). Paradigma Baru Pendidikan
al-Islamiyah wa al-Arabiyah bi Indunisiya, tt) Memasuki Era Desentralisasi dan Demokratisasi.
Makalah Seminar Regional, di Universitas
Ahmad Abd Allah al-Bashir, tt. Mudhakkirah
PGRI Surabaya: 19 April 2000.
Ta’lim ak-Kalam, Jakarta: Ma’had al-Ulum al-
Ilsmiyah wa al-Arabiyah bi Indunisiya, 1. Dick, W. dan Carey, L. 2005. The Systematic Design
of Instruction. United States of America: Scott
Akhadiah, Sabarti, dkk. (1994). Pembinaan
Foresman and Company.
Kemampuan Menulis Bahasa Arab. Jakarta:
Erlangga Gay, LR. (1987). Research in Education. New York:
McGraw-Hill Book
Akker, J. (1999) Principles and Methods of
Development Research. Dalam Plomp, T., Haryadi & Zamzani. (1996). Peningkatan
Nieveen, N., Gustafson, K., Branch, R.M. dan Keterampilan BerBahasa Arab. Yogyakarta:
Van Den Akker, J. (eds). Design Approaches and Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tools in Education and Training. London:
Heinich, Molenda, dan Russel. (1989).
Kluwer Academic Publisher
Instructional media and the new technologiest of
Al-Naqah, M. K. (1985). Ta’lim al-Lughah al- instruction. (Third edition). USA: Macmillan,
Arabiyyah Li al-Nathiqin Bi Lughat Ukhra: inc
Ususuh, Mahakhiluh, Thuruq Tadrisih.
Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka
Makkah al-Mukarramah: Jami’at Um al-Qura.
Belajar, Yogyakarta.
Amstrong, Michael. 2004. Performance
Jujun S. Suriasumantri, (2005), Filsafat ilmu Sebuah
Management. Yogyakarta: Tugu. Publisher.
Pengantar popular, Jakarta, Pustaka Sinar
Anita Lie. (2007). Kooperatif Learning Harapan
(Mempraktikkan Cooperative Learning di. Ruang-
Mahendra, Agus (2007). Hakikat Pendidikan
ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.
Jasmani. Diambil dari: www.google.com,
Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidikan & Ilmu tersedia pada:
Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama. http://pojokpenjas.wordpress.com/
2007/11/12/hakikat-pendidikan-jasmani/.
Aristo Rahadi. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta:
Diakses pada tanggal 10 Januari
Direktorat Tenaga Kependidikan
2012Suherman (2007
Asdep Ordik Kemenegpora RI, (2006). Laporan
Miftahul Huda. (2011) Cooperative Learning
Tentang PDPJOI Tahun 2006. Jakarta:
Metode, Teknik, Struktur dan Penerapan.
Kemenegpora.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Hilgard, E.R.
Montenegro, J., Saracho, R. M., Martínez, I. M.,
(1996). Pengantar Psikologi: Jilid 2. Jakarta:
Muñoz, R. I., Ocharan, J. J., & Valladares, E.
Penerbit Erlangga.
(2006). Long-term clinical experience with pure
Aziz, Furqonul, 1996. Penngajaran Bahasa bicarbonate peritoneal dialysis solutions.
Komunikatif, Bandung: Remaja Roesda Karya, Peritoneal dialysis international, 26(1), 89-94.
Bredekamp, (1987). Developmentally Appropriatye Morrison, G., Ross, S., & Kemp, J. (2001). Design
Practice in Early Childhood. Programs Serving effective instruction. New York: John Wiley &
Children from Birth Through Age 8. Sons
Canale. M dan M. Swain. (1980). “Theoretical of Mulyani Sumantri & Nana Syaodih. (2007).
Communicative Approaches to Second Language Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Teching and Learning”. Applied Linguistics. Universitas Terbuka
London: Longman.
Nasution. (1995), Mengajar Dengan Sukses, Bumi
Collin, G. dan Dixon, H, (1991). Integrated Lerning. Aksara,. Jakarta.
Australia: Bookshelf Publishing.

89
PROGRESSA Journal of Islamic Religious Instruction Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2017

Oemar Hamalik, (1999). Kurikulum dan Inovatif. Surakarta: Yuma. Pustaka.


Pembelajaran, Bumi Aksara: Jakarta,
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
Plomp, Tj. (1994). Educational Design: Introduction. Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
From Tjeerd Plomp (eds). Educational
Suherman, Erman dkk. (2001). Strategi
&Training System Design: Introduction.
Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Design of Education and Training (in
Bandung: FMIPA UPI.
Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma.
Netherland. Faculty of Educational Science Suparman, A. 2001. Desain instruksional. Pusat
andTechnology, University of Twente antar Universitas untuk Peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional. Jakarta:
Prasetya Irawan,. (1997) Teori Belajar, Motivasi
Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi,
dan Ketrampilan Mengajar (Pekerti). Dirjen
Departemen Pendidikan Tinggi.
Dikti Depdikbud. Jakarta.
Suparno & Mohammad Yunus. (2007).
Rita C. Richey, J. D. K., Wayne A. Nelson. (2009).
Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Developmental Research: Studies of Instructional
Universitas Terbuka.
Design and Development.
Suprijono. Agus. (2009). Cooperative Learning Teori
Robert E. Slavin, (2005), Cooperative Learning:
& Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
theory, research and practice, London: Allymand
Pelajar.
Bacon.
Tarigan, Henry Guntur. (1990). Pengajaran
Ross, S. M., & Morrison, G. R. (1996). Experimental
Pragmatik. Bandung: Angkasa.
research methods. Handbook of research for
educational communications and technology: A Tessmer, Martin. (1998). Planning and Conducting
project of the association for educational Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan
communications and technology, 1148-1170. Page.

Sadtono, E. (1987). Antologi Pengajaran Bahasa van den Akker J. (1999). Principles and Methods of
Asing Khususnya Bahasa Inggris. Jakarta: Development Research. Pada J. van den Akker,
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp
Tinggi Kependidikan, Direktorat Jenderal (eds), Design Approaches and Tools in
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikaan Education and Training (pp. 1-14). Dortrech:
dan Kebudayaan. Kluwer Academic Publishers.

Santoso Giriwijoyo. (2007). Ilmu Faal Olahraga. van den Akker J., dkk. (2006). Educational Design
Bandung: FPOK UPI Bandung. Research. London and New York: Routledge.

Seels, B., & Richey, R. (1994). Instructional Wang H, Li J, Bostock RM, Gilchrist DG. (1996).
technology: The definition and domains of the field. Apoptosis: A Functional Paradigm for
Washington, DC: Association for Educational Programmed Plant Cell Death Induced by A Host-
Communications and Technology. Selective Phytotoxin and Invoked During
Development. Plant Cell 8: 375–391.
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. (1994).
Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Penerjemah Dewi S.
Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI
LPTK UNJ.
Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran

90

You might also like