Professional Documents
Culture Documents
Kurva Baku Amoksisilin: 1.6 1.8 F (X) 0.02 X + 0.05 R 0.99
Kurva Baku Amoksisilin: 1.6 1.8 F (X) 0.02 X + 0.05 R 0.99
1. Persamaan kurva baku amoksisilin dalam dapar sitrat pH= 5,0 pada panjang gelombang
maks 242 nm
y=0.0467+0.0171x
1
0.8 absorbansi larutan
0.6 amoksisilin 50,0 bpj
0.4 dalam dapar sitrat
0.2
pH= 5,0 pada berbagai
0
0 20 40 60 80 100 120 suhu dan waktu
Kadar (bpj)
Waktu
(menit) Ct 25 Ct 30 Ct 40 Ct 50 Ct 60
56.7401022 56.6229033 56.5057044
0 3 4 6 56.44710501 55.62671279
56.1541077 54.2203261 49.2393733
15 9 4 8 40.91825232 37.05068901
47.3055917 41.9730423
30 55.0993178 3 1 34.35511458 27.79197683
47.3641911 41.2698489
45 7 8 35.0583079 27.79197683 23.92441352
43.0278323 36.2302967 27.1473829
60 1 9 5 22.63522575 14.90009912
1.75389011
0 1.75299213 1.752092294 1.751642 1.7452834
4
1.74938153
15 1.73416213 1.692312517 1.611917 1.56879629
1
1.74114622
30 1.67491248 1.622970449 1.535991 1.44391944
2
1.67545012
45 1.61563288 1.544790951 1.443919 1.3788413
5
1.63374946
60 1.55907189 1.433727969 1.354785 1.17318916
7
Kurva t vs Ct 25 ° C
60
f(x) = − 0.24 x + 58.92
50 R² = 0.87
40
Ct 25°c (bpj)
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva t vs Ct 30° C
60
f(x) = − 0.36 x + 57.88
50 R² = 0.98
40
Ct 30°c (bpj)
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva t vs Ct 40
60
f(x) = − 0.49 x + 56.56
50 R² = 1
40
Ct 40°c (bpj)
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva Kurva
t vs Ct t60
vs Ct 50
60 60
50
f(x) =50 f(x)x =+ −50.77
− 0.63 0.54 x + 52.58
R² = 0.93 R² = 0.94
40 40
Ct 60°c (bpj)
Ct 50°c (bpj)
30
30
20
20
10
10
0
0 0 10 20 30 40 50 60 70
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Waktu (menit)
ORDE
SATU Kurva t vs log Ct 25
1.8
f(x) = − 0 x + 1.77
1.75 R² = 0.86
1.7
log Ct 25
1.65
1.6
1.55
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva t vs log Ct 30° C
1.8
1.65
1.6
1.55
1.5
1.45
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva t vs log Ct 40
2
1.8
1.6 f(x) = − 0.01 x + 1.77
R² = 0.98
1.4
1.2
log Ct 40
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva t vs log Ct 50
2
1.8
1.6 f(x) = − 0.01 x + 1.73
R² = 0.99
1.4
1.2
log Ct 50
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva t vs log Ct 60
2
1.8
1.6 f(x) = − 0.01 x + 1.73
R² = 0.98
1.4
1.2
log Ct 60
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (Menit)
ORDE
DUA Kurva t vs 1/Ct 25
0.03
f(x) = 0 x + 0.02
0.02 R² = 0.85
0.02
1/Ct 25
0.01
0.01
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu ( menit)
Kurva t vs 1/ Ct 30° C
0.03
0.02
0.01
0.01
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva t vs 1/ Ct 40
0.04
0.04
f(x) = 0 x + 0.02
0.03 R² = 0.95
0.03
1/Ct 40
0.02
0.02
0.01
0.01
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva t vs 1/Ct 50
0.05
0.05
0.04 f(x) = 0 x + 0.02
R² = 0.99
0.04
0.03
1/Ct 50
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Kurva t vs 1/Ct 60
0.08
0.07
0.06
f(x) = 0 x + 0.02
0.05 R² = 0.92
1/ct 60
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
PENGOLAHAN DATA
a. Perhitungan tetapan laju peruraian amoksisilin pada pH=5,0 pada tiap suhu berdasarkan
Reaksi ORDE SATU
Rumus reaksi orde satu:
Kesimpulannya adalah orde satu karena nilai r² rata rata yang paling mendekati 1
c. Berdasarkan hasil perhitungan, buatlah kurva 1/T vs log K. Kemudian hitunglah dengan
metode regresi, tentukan intercept dan slope.
Lalu hitung harga A dan Ea nya
log K
T (°C) T (K) 1/T (1/K) K (1/menit) (1/menit)
25 298 0.003356 0.00484000 -2.3151546
30 303 0.003300 0.00783020 -2.1062271
40 313 0.003195 0.01197560 -1.9217027
50 323 0.003096 0.01474000 -1.8315025
60 333 0.003003 0.02049670 -1.6883161
Kurva1/T vs log K
0.00
0.0030 0.0030 0.0031 0.0031 0.0032 0.0032 0.0033 0.0033 0.0034 0.0034
-0.50
log K (1/menit)
-1.00
-1.50
f(x) = − 1649.64 x + 3.29
-2.00 R² = 0.95
-2.50
1/T (1/K)
K = 0.005677139/ minggu
t1/2 = 0.693 x K
t1/2 25°C = 0.693 x 0.005677139
= 122.0685271
1 2.303
t90 = Log ( )×
0.9 K
1 2.303
= Log ( )×
0.9 0.005677139
= 18.56207857
t1/2= half life, waktu paruh eliminasi
t90= shelf time, waktu kadaluarsa
PEMBAHASAN
5. Mengapa pada percobaan uji stabilitas dipercepat perlu ditetapkan orde reaksi
peruraiannya?
Jawab:
Pada percobaan uji stabilitas dipercepat, perlu ditetapkan dulu orde reaksi peruraiannya.
Tujuannya agar dapat menentukan harga K yang kemudian dibuat kurva log K terhadap
1/T. grafik ini dapat diektrapolasi untuk memperoleh harga K pada suhu kamar, sehingga
dapat dipakai untuk menghitung batas kadaluwarsa obat.
6. Hal-hal apakah yang harus diperhatikan pada percobaan di atas agar dapat dijamin laju
peruraiannya tunggal?
Jawab:
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar laju peruraian tunggal adalah:
a. pH = menggunakan dapar untuk mempertahankan pH
b. Katalis = untuk mempercepat reaksi (digunakan enzim yang bisa mengoksidasi
amoksisilin)
c. Suhu = berpengaruh pada laju peruraian obat
d. Konsistensi = bentuk sediaan dapat mempengaruhi harga A
e. Konstanta laju reaksi (k) = untuk menentukan waktu paruh dan batas kadaluwarsa
f. Energi aktivasi (Ea) bahan obat
7. Mengapa harga Ea perlu ditentukan dalam percobaan di atas?
Jawab:
Energi aktivasi = energi minimal untuk mengubah reaktan jadi produk. Harga Ea perlu
ditentukan dalam percobaan ini, karena metode uji stabilitas dipercepat hanya berlaku jika
peruraian merupakan fenomena termal dengan Ea sekitar 10-30 kkal/mol, sehingga dapat
diperkirakan stabilitas obat pada suhu kamar.
Ea < 10 laju terlalu cepat
Ea > 30 laju terlalu lambat
KESIMPULAN
Bila harga K tetap/slope adalah +1/-1 maka laju peruraian dikatalisa oleh asam basa
spesifik.
Bila harga K beda/slope adalah +1/-1 maka laju peruraian dikatalisa oleh asam basa
umum.
Makin kecil harga K maka pH makin stabil.
Orde peruraian amoksisilin secara teoritis adalah orde 1.
Amoksisilin dalam bentuk larutan stabilitasnya kecil sehingga larutan memiliki batas
kadaluwarsa yang kecil.
Semakin tinggi suhu maka laju degradasi semakin besar.
Semakin lama waktu pendiaman maka laju degradasi semakin besar.
SARAN
Saat praktikum diusahakan bekerja dengan seteliti dan sekuantitatif mungkin.
Suhu pada waterbath dicek dengan termometer agar suhu sesuai dengan suhu yang
diinginkan.
Membuat tabel pengolahan data digunakan rumus pada excel agar lebih rapi dan
tertata dan meminimalisir kesalahan menghitung.
Pustaka:
1. Patrick J Sinko. Martin Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 6th edition,
page 318-353
2. Patrick J Sinko. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Edisi 5. EGC. Hal
503-504
3. Sahoo NK, Sahu M, Algarsamy V,.Srividya B and Sahoo CK. 2016..Validation of
Assay Indicating Method Development of Amoxicillin in Bulk and One of Its
Marketed Dosage Form by RP-HPLC. Ann Chromatogr Sep Tech. 2(1): 1014